Artahnan Aid
Program Studi Agribisnis/Jurusan SEP, Fakultas Pertanian, Universitas Lambung Mangkurat

Published : 25 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 25 Documents
Search

Manajemen Usaha Penggilingan Padi Skala Kecil di Kecamatan Kurau Kabupaten Tanah Laut Daniel Destian S; Abdussamad Abdussamad; Artahnan Aid
Frontier Agribisnis Vol 1, No 2 (2017)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v1i2.776

Abstract

Usaha jasa penggilingan padi umumnya tidak berjalan terus sepanjang tahun bisa disebut bersifat musiman, sebab gabah tidak tersedia sepanjang tahun. Kegiatan usaha jasa penggilingan padi berjalan hanya pada musim panen dan beberapa bulan setelahnya, tergantung pada besarnya hasil panen di wilayah sekitar penggilingan padi berada. Di Kecamatan Kurau ada 18 penggilingan padi yang melakukan aktivitas jasa dan penjualan ada juga yang hanya melakukan aktivitas jasa saja, penggilingan padi yang ada di Kecamatan Kurau merupakan Penggilingan padi skala kecil. Tujuan dari penelitian ini mendiskripsikan manajemen dan aktivitas usaha penggilingan, menganalisis keuntungan pengusaha penggilingan dan hambatan apa saja yang dihadapi oleh pelaku usaha penggilingan padi yang ada di Kecamatan Kurau. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Mei 2016 sampai Juli 2017 dimulai dari persiapan, pengumpulan data sampai pembuatan laporan. Data yang dikumpulkan meliputi data primer dan data sekunder. Purposive sampling adalah salah satu teknik sampling non random sampling dimana peneliti menentukan pengambilan sampel dengan cara menetapkan ciri-ciri khusus yang sesuai dengan tujuan penelitian. Maka dari itu dari jumlah populasi sebanyak 18 penggilingan padi, diambil 6 penggilingan padi sebagai sampel berdasarkan aktivitas dan kapasitas penggilingan padi.Aktivitas yang dilakukan dalam  melakukan  usaha  penggilingan padi yang ada di Kecamatan kurau meliputi pengadaan input,penjemuran,penggilingan,pengolahan beras dan manajemen usaha penggilingan padi yang ada di Kecamatan Kurau meliputi perencanaan, Pengorganisasian,pengarahan,pengawasan. Biaya yang dikeluarkan oleh penggilingan padi (jasa dan jual) lebih besar terutama untuk membeli gabah, sedangkan biaya yang dikeluarkan oleh penggilingan padi (jasa) relatif kecil karena tidak ada aktivitas pembelian gabah. Penggilingan padi memperoleh keuntungan sebesar Rp 35.519.859,- dari penjulan beras Sedangkan dari jasa penggilingan keuntungan   sebesar Rp 880.932,-.dalam satu minggu. Untuk penggilingan padi mengeluarkan biaya terbesar pada pembelian gabah. Dan untuk penggilingan padi (jasa) memperoleh keuntungan yang sangat minim, namun para pemilik memiliki pekerjaan lain yaitu sebagai petani.Kata kunci: manajemen, penggilingan padi, aktivitas, keuntungan, kecil
ANALISIS PENDAPATAN KELUARGA PETANI PADI SAWAH DI DESA BANYU HIRANG KECAMATAN GAMBUT KABUPATEN BANJAR Irma Irma; Yusuf Azis; Artahnan Aid
Frontier Agribisnis Vol 1, No 4 (2017)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v1i4.623

Abstract

Pertanian hanya diusahakan oleh keluarga untuk memenuhi kebutuhan hidup dan bisa juga menambah pendapatan keluarga. Penelitian ini bertujuan pertama mengetahui tingkat pendapatan usahatani padi sawah, kedua mengetahui total pendapatan keluarga petani yang berasal dari padi sawah dan luar padi sawah, ketiga untuk mengetahui perbandingan pendapatan perkapita keluarga padi sawah dalam satu tahun terhadap garis kemiskinan. Data yang diperlukan berupa primer dan sekunder. Jumlah sampel yang diambil 30 orang keluarga petani. Hasil penelitian ini menunjukan, penerimaan padi lokal Rp 27.785.000 per usahatani, total biaya yang dikeluarkan per usahatani Rp 17.525.956, pendapatan per usahatani Rp 19.413.211 dan keuntungan per usahatani Rp 10.259.044. Untuk penerimaan padi unggul per usahatani Rp 25.083.333, total biaya yang dikeluarkan per usahatani Rp 23.961.075, pendapatan per usahatani Rp 11.844.341 dan keuntungan per usahatni Rp 1.122.258. Total pendapatan keluarga petani padi sawah lokal berjumlah Rp 33.376.544/tahun sedangkan total pendapatan keluarga petani padi sawah unggul berjumlah Rp 27.540.592/tahun. Untuk pendapatan petani padi lokal per kapita per tahun Rp 11.125.514 dan petani padi unggul Rp 6.885.147, maka hasil tersebut berada jauh diatas garis kemiskinan yaitu Rp 2.804.880/tahun.Kata kunci: pendapatan, keluarga petani padi sawah.
ANALISIS PEMASARAN BUNGA KENANGA (Canangium odoratum) DI DESA LABUAN TABU,IKECAMATAN MARTAPURA, KABUPATEN BANJAR, KALIMANTAN SELATAN Devi Khairunnisa; Artahnan Aid; Muhammad Fauzi
Frontier Agribisnis Vol 2, No 4 (2018)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v2i4.669

Abstract

Penelitian ini bertujuan untukImengetahui saluran pemasaran, fungsi-fungsi pemasaran dan besarnya biaya, volume bunga kenanga yang dipasarkan, marjin serta keuntungan, mengetahui share petani, share lembaga, dan mengetahui hambatan pemasaran bunga kenanga di Desa Labuan Tabu. Penelitian ini dilaksanakan mulaiIdari bulan Mei 2017 sampai dengan Mei 2018. di kecamatan Martapura. Jenis data yang digunakan adalah data sekunder dan data primer. Berdasarkan hasil penelitian pemasaran bunga kenanga di desa labuan tabu memiliki tiga pola yaitu pertama dari petani ke konsumen akhir; kedua. Dari petani ke pedagang pengecer ke konsumen akhir; ketiga dari petani ke pedagang perangkai ke konsumen akhir. Sistem pemasaran yang terdiri dari biaya pemasaran yang tertinggi diantara tiga saluran adalah biaya pada saluran III yaitu sebesar Rp 6.181/kg dan biaya terkecil ada pada saluran II yaitu sebesar Rp 1.261/kg. Marjin terbesar pada saluran II yaitu sebesar Rp 18.947/kg. Sedangkan marjin terkecil terdapat pada saluran III yaitu Rp10.000/kg. Keuntungan terbesar berada pada saluran II yaitu sebesar Rp 12.766/kg, sedangkan keutungan terkecil berada pada saluran I yaitu Rp 7.716/kg. Share petani tertinggi terdapat pada saluran I yaitu sebesar 100% dan share petani terendah pada saluran II yaitu sebesar 55%.Kata Kunci: analisis pemasaran, bunga kenanga
Analisis Efisiensi Alokatif Usahatani Padi (Oryza sativa) Lokal di Lahan Rawa Pasang Surut Kecamatan Aluh-Aluh Kabupaten Banjar Susilawati Susilawati; Sadik Ikhsan; Artahnan Aid
Frontier Agribisnis Vol 3, No 2 (2019)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v3i2.786

Abstract

Provinsi Kalimantan Selatan merupakan provinsi yang memiliki lahan rawa pasang surut cukup luas yang sebagian besarnya berlokasi di Kabupaten Barito Kuala dan di Kabupaten Banjar, gabungan dari keduanya adalah 87,61% dari luasan lahan rawa pasang surut yang ada di Kalimantan Selatan. Pemanfaatan lahan marginal pada lahan pasang surut dinilai cukup potensial untuk pengembangan pertanian tanaman pangan terutama padi dengan melalui penerapan teknologi, sistem pengelolaan dan penggunaan faktor yang tepat. Tujuan dari penelitian inii yaitu untuk menganalisis jumlah penggunaan faktor produksi (luas lahan,  jumlah benih, jumlah pupuk, jumlah pestisida cair, tenaga kerja dalam keluarga and tenaga kerja luar kaluarga) pada usahatani padi lokal; untuk menganalisis pengaruh penggunaan faktor produksi (luas lahan, jumlah benih, jumlah pupuk, jumlah pestisida cair, tenaga kerja dalam keluarga and tenaga kerja luar kaluarga) pada usahatanii dengan analisis regresi linier berganda yaitu model fungsi Cobb-Douglas; dan untuk menganalisis kondisi efisiensi alokatif (efisiensi harga) faktor produksi yang digunakan petani dengan menggunakan analisis NPMxi = Pxi. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Bunipah and Desa Aluh-aluh Kecil Kecamatan Aluh-aluh Kabupaten Banjar yang ditentukan secara purposive. Sebanyak 60 orang petani padi lokal diambil sebagai sampel menggunakan metode proportioned random sampling. Dari penelitian ini menunjukkan bahwa rata-rata faktor produksi yang digunakan petani sampel yaitu pada faktor produksi luas lahan sebesar 1,54 ha/usahatani, benih 13,35 kg/usahatani,  pupuk 125,58 kg/usahatani, pestisida cair 5,12 liter/usahatani, TKDK 87,65 HOK/usahatani, dan TKLK 105,42 HOK /usahatani. Faktor produksi yang berpengaruh secara nyata pada tingkat kepercayaan (α = 0,01) adalah faktor produksi luas lahan, pestisida cair dan tinaga kerja dalam keluarga. Pada uji efisiensi alokatif menunjukkan faktor produksi luas lahan dengan nilai Ki = 2,61 yang artinya belum efisien begitu juga dengan faktor produksi pestisida cair nilai Ki = 9,55 yang artinya belum efisien karena nilai Ki > 1. Sedangkan faktor produksi tenaga kerja dalam keluarga nilai Ki = -0,305 yang artinya penggunaan faktor produksi tidak efisien karena nilai Ki < 1.Kata kunci: efisiensi alokatif, fungsi regresi linier berganda, model fungsi Cobb-Douglas
HUBUNGAN KEPEMIMPINAN KETUA KELOMPOK TANI DENGAN EFEKTIVITAS KELOMPOK TANI DIKELURAHAN CEMPAKA KOTA BANJARBARU Aida Fiteriani; Taufik Hidayat; Artahnan Aid
Frontier Agribisnis Vol 4, No 2 (2020)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v4i2.2906

Abstract

Fungsi kelompk tani baik apabila pemimpin dalam hal ini adalah ketua kelompok tani menggrakkan angggta kelompok tani untuk melakukan tujuan. Kesesuaian keadaan mampu dalam kelompok akan berjalan sesuatu dengan mencapai kepemimpinan ketua kelompok tani akan mewujdkan keefektifan kelompok tani yang dibina. Sehingga petani dapat manfaat sebagai memperolehkondis kelompok. Penelitian ini Kelurahan di Cempaka Kota Banjarbaru yaitu bagian dari yang suatu pada penelitian memusatkan menggunakan metode deskriptif masalah masa - anggota masalah sekarang/aktual dilaksanakan.  populasi pada dalam adalah penelitian ini semua anggota tani kelompok yang menggunakan teknik sampel dalam 33 tani kelompok di Kelurahan Cempaka Kota Banjarbaru. Pada penelitian ini petani penentuan efektivitas proportional stratified random sampling. Sehingga terpilih 15  kelompok pada tani sampel dengan 2 tani di setiap kelompok. Kelompok terdiri tani beberapa Kelompok dari Tani Ketua dengan Efektivitas orang Kelompok di Kelurahan Cempaka Kota Banjarbaru kelompok tingkatan kelompok yaitu pemula, lanjut, dan madya. Metode analisis ini menggunakan adalah Uji Koefisien Korelasi (rs). Spearman skor penelitian degan rata dari hasil dinyatakan bahwa Kepemimpinan Tani Rank kepemimpinan ketua tani di Kelurahan Cempaka termasuk kategori degan tinggi -rata 29,57 atau sebesar 82,13%. Efektivitas di Kelurahan Cempaka sehingga dalam kategori kelompok ttani sedang skor rata-rata 45,50 atau sebesar 75,83%. Hasil korelasi Rank Spearman menunjukan nilai rs 0,465 dengan nilai thitung (2,779) diketahui nilai thitung > dari ttabel (α = 0,05) = 2,042. Hal ini menunjukan yang bahwa terdapat kepemimpinan kelompok t diantara ani dengan hubungan signifikan ketua tani kelompok di Kelurahan Cempaka Kota Banjarbaru.
ANALISIS BREAK EVENT POINT PADA PERKEBUNAN KELAPA SAWIT PADA PT BORNEO INDO TANI KECAMATAN CINTAPURI DARUSALAM, KABUPATEN BANJAR Oni Theresya; Artahnan Aid; Usamah Hanafie
Frontier Agribisnis Vol 4, No 1 (2020)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v4i1.2621

Abstract

Kelapa sawit merupakan sektor pengekspor urutan terbesar ke lima dalam ekspor bahan indrustri. Kelapa sawit adalah tanaman unggulan bagi Indonesia dalam perdagangan Internasional. Selama musim panen, kehilangan produksi sering terjadi dalam perusahaan kelapa sawit, untuk itu perlu adanya inovasi baru dalam produksi kelapa sawit membantu dalam pembudayaan di awal dan pengamatan di akhir. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui besarnya produksi dan harga produksi dalam break event/titik impas pada perusahaan kelapa sawit. PT Borneo Indi Tani merupakan perusahan perkebunan kelapa sawit. Adapun dalam penelitian ini menggunakan data luasan penanaman sebagai tumpuan dalam pengolahan data. Luas tahun tanam (TT) 3.732,79 ha, luasan tanaman belum menghasilkan (TBM) 3.028,48 ha, luasan tanaman menghasilkan (TM) 5.446,22 ha dengan total luas lahan seluruhnya 10.000 ha. Metode yang di gunakan dalam penelitian ini yaitu metode BEP (Break Event Point) atas produksi dan atas dasar harga. Perusahan PT Borneo Indo Tani berdasarkan data yang di peroleh tahun 2010-2018 telah mencapai kondisi break event/titik impas dan telah memperoleh keuntungan. Break Event Point Produksi produksi telah terjadi tahun 2015-2018 secara berturut-turut 19.912.732,36 kg; 11.460.836,55 kg; 8.935.340,51 kg; 16.251.453,01 kg. Break Event Point harga terlah terjadi tahun 2016-2018 secara berturut-turut Rp. 1.322, Rp. 920, Rp. 820.Kata kunci: BEP produksi dan harga, perkebunan kelapa sawit, TBM, TM
Analisis Keuntungan Usaha Pengolahan Kacang Jaruk di Desa Haruyan Seberang Kecamatan Haruyan Kabupaten Hulu Sungai Tengah (Studi Kasus Usaha Kacang Jaruk Hj. Ati) Muhammad Ruzhan; Artahnan Aid; Umi Salawati
Frontier Agribisnis Vol 5, No 2 (2021)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v5i2.6007

Abstract

Industri pengolahan hasil pertanian merupakan memanfaatkan produk pertanian sebagai bahan baku untuk menyediakan alat dan jasa serta mengubah. Produk industri pengolahan hasil pertanian dapat berupa produk bahan baku indsutri ataupun berupa produk akhir yang bisa langsung dikonsumsi. Salah satu agroindustri adalah industri kacang jaruk. Berdasarkan data Dinas Perdagangan Kabupaten Hulu Sungai Tengah terdapat lima belas usaha pengolahan kacang jaruk di Kabupaten Hulu Sungai Tengah. Salah satunya usaha Kacang Jaruk Hj. Ati milik Hj. Sriyati. Penelitian ini dilaksanakan dari Juni 2020 hingga Agustus 2020. Jenis data yang digunakan merupakan data primer dan data sekunder. Hasil penelitian ini menunjukan produk kacang jaruk Hj. Ati yang hanya memiliki satu varian yaitu yang varian 250 gram. Kemudian menunjukan besarnya biaya yang dikeluarkan dalam satu periode penelitian untuk usaha pengolahan kacang jaruk yaitu biaya total sebesar Rp 897.465.970, total penerimaan Rp 1.106.265.000, keuntungan sebesar Rp 208.799.030, kelayakan usaha sebesar 1,23, dan titik impas ada 2 jenis yaitu berdasarkan unit sebesar 35.616 unit dan berdasarkan penjualan dalam rupiah sebesar Rp. 591.698.173. Hambatan yang dihadapi oleh usaha kacang jaruk Hj. Ati ialah keterbatasan modal, harga bahan penolong naik turun serta akibat dari adanya musim hujan berpengaruh pada menurunnya produksi kacang tanah dan menghambat produksi kacang jaruk.
Analisis Pemasaran Buah Naga Pada (Studi Kasus) PT Kelola Alam Subur (Kas) Kecamatan Cempaka Kota Banjarbaru Rizka Sukma Aditya; Artahnan Aid; Emy Rahmawati
Frontier Agribisnis Vol 3, No 1 (2019)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v3i1.690

Abstract

Jenis buah tropis maupun subtropis dapat tumbuh dan dihasilkan di Indonesia, karna memiliki agroekologi yang sesuai. Buah - buahan cukup potensial untuk dikembangkan dengan pertimbangan permintaanya terus meningkat. Salah satu komoditas buah yang mempunyai prospek untuk dikembangkan adalah buah naga. Bisnis buah naga di Indonesia memiliki prospek cerah. Selain cara menanamnya mudah, permintaan pasar yang juga bagus. Wajar bila masyarakat di Kalimantan Selatan, Cempaka Banjarbaru mulai membangun usaha budidaya tanaman buah naga dari skala kecil hingga besar. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Agustus 2016 sampai dengan selesai.  Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dan metode Snowball Sampling. Penelitian dilakukan untuk mengetahui saluran pemasaran, biaya, marjin, tingkat efesiensi dan kendala dalam pemasaran buah naga di PT KAS Cempaka Kota Banjarbaru. PT KAS merupakan anak perusahaan dari PT Amanah Anugerah Adi Mulia yang bergerak di bidang usaha pertanian, perkebunan serta agrowisata. Perusahaan sampai saat ini rutin memproduksi buah naga dengan berbagai macam jenis seperti jenis buah naga sabilla, super red dan mawar. Menurut hasil dari penelitian terdapat 5 saluran pemasaran di PT KAS Cempaka Kota Banjarbaru, terdiri dari produsen, pedagang besar, pedagang pengumpul dan pedagang pengecer. Efisisensi pemasaran digunakan untuk mengetahui produktivitas pemasaran, tingkat efisiensi oleh PT KAS tinggi dibandingkan biaya pemasaran yang kecil sehingga menghasilkan keuntungan yang besar. Kendala yang sering dihadapi oleh produsen, pedagang besar, pedagang pengumpul dan pedagang pengecer dilapangan adalah masalah cuaca yang berubah-ubah, untuk produsen hal ini mengakibatkan hasil produksi buah naga yang tidak menentu. Untuk pedagang besar, pedagang pengumpul dan pedagang pengecer hal ini mengakibatkan buah naga yang dipasarkan cepat membusuk.Kata kunci: pemasaran, saluran pemasaran, efisiensi, kendala
SISTEM TATANIAGA KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jaqk) DI KECAMATAN WANARAYA, KABUPATEN BARITO KUALA Gean Mirasantika; Artahnan Aid; Kamiliah Wilda
Frontier Agribisnis Vol 4, No 2 (2020)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v4i2.2911

Abstract

Peran subsektor pertanian penting dalam membangun ekonomi nasional yang diperkuat yaitu dengan meningkatan luas areal dan produksi. Salah satu komoditas yang mengalami pertumbuhan yang sanagat signifikan yaitu komoditas kelapa sawit. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi sistem tataniaga dan menganalisis magin, farmer’s share, analisis rasio keuntungan dan biaya dan efesiensi tataniaga petani pada sistem tataniaga kelapa sawit. Daerah yang digunakan sebagai tempat penelitian yaitu di Kecamatan Wanaraya Kabupaten Barito Kuala. Jenis data yang digunakan data primer dan data sekunder. Penelitian dilakukan melalui wawancara menggunakan kuisioner kepada pelaku tataniaga. Waktu penelitian dilakukan pada bulan Oktober 2019. Berdasarkan hasil penelitian sistem tataniaga kelapa sawit di Kecamatan Wanaraya memiliki tiga saluran pemasaran dengan 3,33% petani menjual langsung ke pabrik,kelapa sawit (PKS), 20% petani menjual ke pedagang pengumpul dan 76,67% menjual pada pedagang besar. Sistem pembayaran diberikan secara tunai (cash) dengan petani melaporkan timbangan yang diperoleh pada pedagang. Struktur pasar yang dihadapi pada sisitem tataniaga tersebut yaitu struktur pasar monopsoni. Dari perhitungan diperoleh margin tataniaga tertinggi terjadi pada saluran III sebesar Rp368,333/kg,  farmer’s share paling besar terdapat pada saluran I sebesar 100% dan untuk nilai rasio keuntungan dan biaya terbesar. terdapat pada saluran I sebesar Rp594/kg.
ANALISIS USAHATANI NANAS (Ananas comosus (L). Merr.) DI KECAMATAN MEKARSARI KABUPATEN BARITO KUALA Muhammad Wahyudi; Artahnan Aid; Abdussamad Abdussamad
Frontier Agribisnis Vol 2, No 4 (2018)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v2i4.665

Abstract

Kecamatan Mekarsari merupakan produksi nanas terbesar di Kalimantan Selatan, yaitu memiliki luas panen sebesar 382 ha dengan total produksi 1.527,7 ton. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui cara budidaya tanaman nanas, biaya yang dikeluarkan, penerimaan, pendapatan dan keuntungan serta mengetahui tingkat kelayakan usahatani nanas di Kecamatan Mekarsari Kabupaten Barito Kuala. Penelitan ini dilakasanakan di Kecamatan Mekarsari mulai dari bulan April hingga Agustus 2018. Adapun pemilihan Desa dalam penelitian ini adalah tiga Desa yang merupakan sentra produksi buah nanas yaitu Desa Mekarsari, Tinggiran darat, dan Jelapat 2. Sampel yang digunakan berjumlah 30 0rang petani nanas, diambil dengan menggunakan cara metode proportionated random sampling. Rata-rata total biaya usahatani nanas sebesar Rp62.056.283,33 per usahatani dan Rp53.961.985,51 per hektar. Rata-rata penerimaan usahatani nanas adalah sebesar Rp162.600.000,00 per usahatani dan Rp141.391.304,35 per hektar. Rata-rata pendapatan usahatani nanas adalah sebesar Rp139.893.383,33 per usahatani dan Rp121.646.420,29 per hektar. Sedangkan rata-rata keuntungan usahatani nanas adalah sebesar Rp100.543.716,67 per usahatani dan Rp87.429.318,84 per hektar. Berdasarkan hasil penelitian usahatani nanas layak di usahakan, karena nilai rata-rata profit rate 1,62% > 0,35% inflation rate.Kata kunci: analisis, biaya, produksi, keuntungan