cover
Contact Name
Muh. Haris Zubaidillah
Contact Email
hariszub@gmail.com
Phone
+6285249400518
Journal Mail Official
hariszub@gmail.com
Editorial Address
Desa Mihu RT 03
Location
Unknown,
Unknown
INDONESIA
Jurnal Ilmiah Kepesantrenan
ISSN : 29878020     EISSN : 29875811     DOI : https://doi.org/10.5281/zenodo.10198921
It is designed to be a useful source of information for readers interested in learning about various aspects of education in pesantren
Articles 27 Documents
KONSEP KEBAHAGIAAN MENURUT IMAM AL-GHAZALI Aulia Fitridah; Alfianoor; Ilham Asqalani
Al-Ma'had: Jurnal Ilmiah Kepesantrenan Vol. 1 No. 01 (2023): January - June 2023
Publisher : Yayasan Pondok Pesantren Rasyidiyah Khalidiyah Amuntai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5281/zenodo.10198921

Abstract

Penelitian ini bertolak dari latar belakang bahwa suatu konsep yang memiliki tujuan dan arah dari kehidupan, yaitu kebahagiaan baik di dunia maupun di akhirat menurut pandangan Imam Al-Ghazali. Rumusan permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana konsep kebahagian menurut Imam Al-Ghazali, faktor-faktor apa saja menuju kebahagian menurut Imam Al-Ghazali dan kiat-kiat kebahagian menurut Imam Al-Ghazali. Sedangkan penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsep kebahagian menurut Imam Al-Ghazali, dan untuk mengetahui faktor-faktor untuk menuju kebahagian menurut Imam Al-Ghazali serta untuk mengetahui kiat-kiat kebahagian menurut Imam Al-Ghazali. Adapun hasil dari penelitian ini adalah bahwa konsep kebahagiaan menurut Imam Al-Ghazali yaitu manusia akan bernilai sempurna apabila mampu mendisiplinkan diri dengan   sarana   kimiya’   al-sa’adah   yang   akan   menaikkan tingkatan hewan ke tingkat malaikat. Tanpa kebahagiaan maka kehidupan manusia akan menjadi buruk karena tidak disertai dengan kesadaran sebagai makhluk yang bergantung pada zat yang Maha Sempurna.  Faktor-faktor menuju kebahagiaan menurut Imam Al-Ghazali, yaitu menjadi tahapan pula dalam perjalanan menuju ma’rifatullah ataupun kebahagian yang hakiki, yaitu tobat, sabar, fakir, zuhud, tawakkal, cinta, dan ikhlas (rela). Adapun faktor utama yang dapat mengundang kebahagiaan adalah faktor yang membangkitkan cinta kepada Allah SWT. Untuk mencapai  cinta kepada Allah diperlukan tahapan-tahapan yang tidak gampang dan  memerlukan waktu yang panjang untuk mereflek diri. Kiat-kiat kebahagiaan menurut Imam Al-Ghazali, yaitu jalan menuju kebahagiaan itu adalah ilmu serta amal, seandainya memandang ke arah ilmu, niscaya melihatnya bagaikan begitu lezat. Sehingga ilmu itu dipelajari karena kemanfaatannya, niscaya juga mendapatkannya sebagai sarana menuju akhirat serta kebahagiannya dan sebagai jalan mendekatkan diri kepada Allah SWT dan ma’rifatullah. Ma’rifatullah menurut konsep Al-Ghazali adalah berupaya untuk mengenal Tuhan sedekat-dekatnya, sehingga pada  akhirnya  akan  mampu melihat Tuhan dengan hati nuraninya. Menurut al-Ghazali ma’rifatullah merupakan sumber dan puncak kelezatan beribadah yang dilakukan oleh seorang manusia di dunia ini. Dalam Tasawuf,  para ulama termasuk pula Imam Al-Ghazali menyusun suatu sistem yang dapat digunakan untuk mencapai kebahagiaan tertinggi yang tersusun dalam tiga tingkat yaitu: Takhalli, tahalli, dan tajalli. Dengan demikian, Tasawuf merupakan satu-satunya jalan yang mengantarkan seseorang menuju kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.
KONSEP PRAKTIK DAN PENANAMAN AQIDAH AKHLAKDI PONDOK PESANTREN RAUDLATUL MUTA’ALLIMINDESA TELUK HAUR KEC.HAUR GADING KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA Muhammad Al-Amin; Ahmad Humaidi; Alfianor
Al-Ma'had: Jurnal Ilmiah Kepesantrenan Vol. 1 No. 01 (2023): January - June 2023
Publisher : Yayasan Pondok Pesantren Rasyidiyah Khalidiyah Amuntai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5281/zenodo.10198880

Abstract

Permasalahan dalam penelitian ini adalah perencanaan pembelajaran Aqidah Akhlak, pelaksanaan pembelajaran dan peran Guru menerapkan karakterismatik islami terhadap murid di Pondok Pesantren Raudlatul Muta’aallimin Desa Teluk Haur Kec.Haur Gading Kabupaten  Hulu Sungai Utara. Berdasarkan perumusan masalah dalam penelitian ini maka tujuan penelitian ini adalah mendiskripsikan perencanaan pembelajaran, Peran guru dalam menerapkan karakterismatik terhadap murid dalam pembelajaran Aqidah Akhlak di Pondok Pesantren Raudlatul Muta’allimin. Jenis penelitian dalam tulisan ini termasuk penelitian lapangan dengan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara dan dokumenter. Data yang didapat kemudian diolah melalui reduksi data, display data dan verifikasi data kemudian data yang telah diolah tersebut dianalisis dengan metode diskriptif kualitatif. Setelah dilakukan analisis data terhadap data yang telah diolah, maka dapatlah penulis simpulkan bahwa perencanaan pembelajaran Aqidah Akhlak yang dimiliki guru berupa silabus dan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran), pelaksanaan pembelajaran pada kegiatan pendahuluan sudah terlaksana namun hal yang perlu dikuatkan adalah menyampaikan cakupan materi dan uraian kegiatan sesuai dengan silabus. Pada kegiatan inti sudah terlaksana namun hal yang perlu ditambahkan lagi  pada kegiatan mencoba, yaitu guru perlu menyediakan buku atau sumber lain yang berkaitan dengan materi agar murid menggali informasi dari sumber lain  selain buku pelajaran yang ada dan pada kegiatan penutup juga telah terlaksana. Adapun peran guru dalam menanamkan karakteristik terhadap murid dalam pembelajaran AqidahAkhlak yaitu dengan cara metode mengajar di dalam kelas dengan menggunakan metode ceramah dan tanya jawab, lalu dilakukan lagi dengan praktik. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang penulis lakukan di pondok pesantren Raudlatul Muta’allimin Desa Teluk Haur Kecamatan Haur Gading dapat diketahui bahwa  guru yang mengajar di dalam kelas menggunakan metode ceramah dan tanya jawab serta di lakukan praktik, adapun praktik yang dilakukan oleh murid di pondok tersebut salah satunya yaitu adab sopan santun terhadap guru-guru yang ada di pondok. Sehingga sampai saat ini mereka benar-benar mengamalkan apa yang ditanamkan prilaku karakteristik islami oleh guru.
PELETAKAN PIDUDUK DALAM ACARA PERKAWINAN MENURUT ULAMA DI DESA BARU KECAMATAN DANAU PANGGANG M. Abduh; Ahmad Humaidi; Ilham Asqalani
Al-Ma'had: Jurnal Ilmiah Kepesantrenan Vol. 1 No. 01 (2023): January - June 2023
Publisher : Yayasan Pondok Pesantren Rasyidiyah Khalidiyah Amuntai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5281/zenodo.10198950

Abstract

Penelitian ini bertolak dari latar belakang bahwa adanya tradisi pada suatu masyarakat yang mengadakan peletakan piduduk dengan maksud dan tujuan tertentu yang erat kaitannya dengan pemahaman aqidah masyarakat, sehingga diperlukan tinjauan dan pandangan ulama menyikapinya, terutama pada masyarakat desa Baru Kecamatan Danau Panggang. Rumusan permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana hukum keyakinan/akidah terhadap peletakan piduduk dalam acara  perkawinan  menurut  ulama di desa Baru Kecamatan Danau Panggang. Sedangkan penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hukum keyakinan/akidah terhadap peletakan piduduk dalam acara perkawinan menurut ulama di desa Baru Kecamatan Danau Panggang. Subjek dalam penelitian ini adalah ulama dan warga masyarakat yang melaksanakan peletakan piduduk dalam acara perkawinan di desa Baru Kecamatan Danau Panggang. Sedangkan objek dalam penelitian ini adalah peletakan piduduk dalam acara  perkawinan  menurut  ulama di desa Baru Kecamatan Danau Panggang. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, dokumenter dan wawancara, kemudian diolah melalui proses reduksi data, display data (penyajian data), dan verifikasi data (kesimpulan). Adapun hasil dari penelitian ini adalah bahwa pelaksanaan peletakan piduduk dilakukan pada saat beberapa hari menjelang acara perkawinan, yaitu pada pemasangan pelaminan yang dipakai dalam acara perkawinan. Adapun yang disediakan dalam piduduk antara lain: telur, kelapa, ketan putih, ketan merah, kopi pahit dan kopi manis, beras, nyiur, pisang talas dan air putih. Tujuan dan dampak peletakan piduduk yaitu dikarenanakan tradisi peletakkan piduduk tersebut sudah menjadi adat istiadat yang biasa dilakukan pada upacara perkawinan adat Banjar. Selain itu alasan lain dari pelaksanaan tradisi peletakkan piduduk adalah karena kepercayaan masyarakat bahwa dengan melaksanakan tradisi peletakkan piduduk dapat mencegah gangguan makhluk halus yang dapat menganggu kelancaran jalannya acara perkawinan. Pandangan ulama terhadap peletakan piduduk merupakan suatu kesyirikan besar, hal ini dikarenakan tradisi piduduk tersebut menyediakan sesajen pula bagi roh-roh halus, ghaib, jin dan syetan atau sesuatu yang dianggap dapat mendatangkan kemudharatan kalau tidak diberikan sesajen, dan akan terlindungi oleh mereka apabila disediakan piduduk.
PENDIDIKAN AQIDAH ISLAMIYAH PADA ANAK USIA DINI DI DESA HAUR GADING RT 1 DAN 2 KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA Siti Khadijah; Ramlan Thalib; Ahmad Humaidi
Al-Ma'had: Jurnal Ilmiah Kepesantrenan Vol. 1 No. 01 (2023): January - June 2023
Publisher : Yayasan Pondok Pesantren Rasyidiyah Khalidiyah Amuntai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5281/zenodo.10198956

Abstract

Pendidikan aqidah sangatlah penting diberikan terhadap anak usia dini, perbuatan yang di sengaja secara sadar akan ditiru oleh-nya, berperilaku yang bernilai dan bernorma yang akan tertanam pada anak usia dini jika dia melihat kita sebagai teladan atau sebagai contuh yang ia tiru. Anak adalah sebagai amanat orang tua, mereka masih putih cermerlang bersih dari ukiran. Jika dibiasakan dan diajarkan kearah kebaikan jadilah ia baik. Tetapi bila dibiasakan jelek atau dibiarkan dalam kejelekan, maka rusaklah ia. Untuk itu wajiblah orang tua atau wali menjaga anak dari perbuatan dosa dangan mendidik dan mengajarkan berakhlak yang bagus, menjaganya dalam berteman dan pintar dalam agama islam. Maka dari itu dalam skripsi ini dengan pertanyaan penelitian sebagai berikut : Bagaimana pendidikan keimanan, pendidikan tentang sifat-sifat yang wajib, yang mustahil dan yang jaiz bagi Allah, serta pendidikan agar senantiasa taat pada Allah dan menjauhi larangan-larangan Allah terhadap anak usia dini di desa Haur Gading Kecamatan Haur Gading Kabupaten Hulu Sungai Utara. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode observasi, wawancara dan documenter, penulis mengumpulkan data-data kadang dengan melihat secara langsung bahkan sambil bertannya terhadap orang tua yang masih menanggung anak usia dini dengan batas usia 0-6 tahun. Data pokok dalam penelitian ini adalah Pendidikan keimanan terhadap anak usia dini di Desa Haur Gading, pendidikan tentang sifat-sifat yang wajib,yang mustahil dan yang jaiz bagi Allah terhadap anak usia dini di Desa Haur Gading, dan pendidikan agar senantiasa taat pada Allah dan menjauhi larangan-larangan Allah terhadap anak usia dini di Desa Haur Gading. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pendidikan aqidah islamiyah pada anak usia dini di Desa Haur Gading Kecamatan Haur Gading Kabupaten Hulu Sungai Utara meliputi : Pertama, Pendidikan Keimanan Terhadap anak usia dini di Desa Haur Gading adalah mengenalkan tentang rukun iman kepada anak,dengan cara bercerita-cerita yang mendidik, dan dengan cara mengajak anak untuk selalu menjalani perintah Allah SWT dan menjauhi setiap larangannya, dan mengajarkan pada anak untuk selalu menjaga lisan dan perbuatannya. Kedua, pendidikan tentang sifat-sifat yang wajib, mustahil dan yang jaiz bagi Allah terhadap anak usia dini di desa Haur Gading dengan cara, menyekolahkan meraka ke TPA (taman pendidikan al-qur’an) dan mengajarkan dengan menonton  Gadget. Ketiga, pendidikan agar senantiasa taat kepada Allah dan menjauhi larangan-larangan Allah terhadap anak usia dini di desa Haur Gading adalah membiasakan anak untuk beribadah seperti shalat, puasa, memberi teladan, menegur jika ia salah, diajarkan mengerjakan yang baik dan jauhi yang buruk, serta membiasakan berperilaku yang baik-baik.
STUDI TENTANG NILAI-NILAI AKIDAH DALAM TRADISI TAHLILAN DI DESA KERAMAT KECAMATAN AMUNTAI SELATAN KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA M. Syarif; Munadi Sutera Ali; Ilham Asqalani
Al-Ma'had: Jurnal Ilmiah Kepesantrenan Vol. 1 No. 01 (2023): January - June 2023
Publisher : Yayasan Pondok Pesantren Rasyidiyah Khalidiyah Amuntai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5281/zenodo.10198978

Abstract

Penelitian ini bertolak dari latar belakang bahwa dalam pelaksanaan tradisi tahlilan mengandung nilai-nilai akidah yang dapat dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari, serta mengandung hikmah dan manfaat dari pelaksanaan tradisi tahlilan tersebut. Rumusan permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana pelaksanaan tradisi tahlilan, tujuan dari pelaksanaan tradisi tahlilan dan nilai-nilai akidah dalam tradisi tahlilan di desa Keramat Kecamatan Amuntai Selatan Kabupaten Hulu Sungai Utara. Sedangkan penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran yang konkrit tentang pelaksanaan tradisi tahlilan, tujuan dari pelaksanaan tradisi tahlilan dan nilai-nilai akidah dalam tradisi tahlilan di desa Keramat Kecamatan Amuntai Selatan Kabupaten Hulu Sungai Utara. Subjek dalam penelitian ini adalah warga masyarakat yang melaksanakan tradisi tahlilan yang ada di desa Keramat Kecamatan Amuntai Selatan Kabupaten Hulu Sungai Utara.Sedangkan objek dalam penelitian ini adalah studi tentang nilai-nilai akidah dalam tradisi tahlilan di desa Keramat Kecamatan Amuntai Selatan Kabupaten Hulu Sungai Utara. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, dokumenter dan wawancara, kemudian diolah melalui proses reduksi data, display data (penyajian data), dan verifikasi data (kesimpulan). Adapun hasil dari penelitian ini adalah bahwa studi tentang nilai-nilai akidah dalam tradisi tahlilan di desa Keramat Kecamatan Amuntai Selatan Kabupaten Hulu Sungai Utara, yaitu dapat disimpulkan sebagai berikut: Pelaksanaan tradisi tahlilan di rumah warga pada hari kematian, pada hari ketiga, ke tujuh, ke dua puluh lima, empat puluh hari, seratus hari, dan pada saat haul ataupun satu tahun setelah kematian, bisa juga dilaksanakan pada malam hari yang sebelumnya dilaksanakan shalat hadiah, kemudian dilanjutkan dengan pembacaan yasin dan tahlilan serta ditutup dengan doa arwah ataupun doa haul. Tujuan dari pelaksanaan tradisi tahlilan di antaranya mengenang keluarga yang telah meninggal dunia dan memberikan kelapangan akan kuburnya, mempererat tali silaturahmi dan kekelurgaan, untuk memberikan sedekah kepada kaum muslimin lainnya serta untuk mengingat akan kematian. Nilai-nilai akidah dalam tradisi tahlilan di antaranya keyakinan kepada Allah SWT, adanya ketentuan Allah SWT berkenaan dengan datangnya kematian, keyakinan akan sampainya pahala maupun sedekah yang diniatkan, serta keyakinan besarnya manfaat bagi yang membaca tahlil selain bernilai ibadah juga akan membuat hati tenang, selalu ingat kepada Allah SWT dan bertambah khusyu’ dalam melaksanakan ibadah.
ILMU TAJWID RIWÂYAT HAFSH ‘AN ASHIM PERSPEKTIF THÂRIQ ASY-SYATHIBY DAN THÂRIQ THAYYIBAH AN-NASYR Maskanah
Al-Ma'had: Jurnal Ilmiah Kepesantrenan Vol. 1 No. 01 (2023): January - June 2023
Publisher : Yayasan Pondok Pesantren Rasyidiyah Khalidiyah Amuntai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5281/zenodo.10198982

Abstract

Di dalam ilmu tajwid ada tiga istilah penting yang juga harus diketahui yaitu qirâah, riwâyat, dan thâriq (jalur). Istilah Thâriq (jalur) digunakan untuk menerangkan apa-apa yang dinisbatkan kepada yang menukil dari perawi. Pada thâriq yang satu dengan yang lain terdapat perbedaan. Namun tentu saja perbedaannya tidak seperti perbedaan qirâ’at ataupun riwâyat. Hal yang paling menonjol antara thâriq Syathibi dengan thâriq Thayyibah An-Nasyr terletak pada masalah  mad  munfashil. Thâriq Syathibi menetapkan tawashshuth (panjang 4 atau 5 harakat) sedangkan thâriq Thayyibah An-Nasyri menetapkan qashar (panjang 2 harakat) ketika washal. Baik “qirâ’at”, “riwâyat”, maupun “thâriq” merupakan tiga hal penting dalam ilmu tajwid. Artinya perbedaan itu harus kita kenali dan ketahui serta dipraktekkan bagi bacaan yang kita gunakan. Penetapannya bergantung pada apa yang diterima dari talaqqi kepada guru Al-Qur’an serta validitas sanadnya. Seperti itulah keabsahan bacaan Al-Qur’an sebagaimana ia diajarkan dengan metode musyâfahah bersambung secara mutawâtir. Dengan demikian tegaslah bahwa bacaan kita adalah bacaan yang benar dan bersumber dari Rasulullah Saw.
ANALISIS KRITIS INTEGRASI ILMU SEKOLAH ISLAM TERPADU: STUDI KASUS SEKOLAH ISLAM TERPADU KALIMANTAN SELATAN Nashrullah Muhammad Atha
Al-Ma'had: Jurnal Ilmiah Kepesantrenan Vol. 1 No. 02 (2023): July - December 2023
Publisher : Yayasan Pondok Pesantren Rasyidiyah Khalidiyah Amuntai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5281/zenodo.10472749

Abstract

Melalui brand integrasi ilmu agama dan ilmu umum dalam semua materi pembelajaran telah menjadikan Sekolah Islam Terpadu menjadi distigsi tersendiri sekaligus warna baru dalam pendidikan Islam modern. Tawaran integrasi telah menjadikan Sekolah Islam Terpadu memiliki daya tawaran kompentatitif dengan sekolah-sekolah mainstrem.  Penelitian ini difokuskan pada studi analisis kritis konsep integrasi ilmu di Sekolah Islam Terpadu yang berada di Kalimantan Selatan. Penelitian ini termasuk penelitian kualitatif deskriptif dengan jenis penelitian lapangan dengan pendekatan fenomenologi. Data yang telah terkumpul dalam penelitian ini dihasilkan melalui wawancara, observasi dan dokumentasi. Dari data yang telah terakumulasi selanjutnya dilakukan analisis secara induktif interaktif. Hasil dari penelitian ditemukan data: 1) Konsep integrasi ilmu masih terbatas pada internalisasi nilai-nilai Islami, baik dalam formulasi cerita maupun nasehat pada setiap materi pembelajaran. 2) Sekolah Islam Terpadu telah membentuk komunitas elitis muslim sehingga menyebabkan pendidikan Islam menjadi mahal. 3) Sekolah Islam Terpadu telah berhasil melakukan modernisasi pendidikan integratif.
Komponen Utama Kurikulum Pendidikan Islam di Lingkungan Pesantren Sebagai Pembentuk Karakter dan Keagamaan Santri Mukhlis Mukhlis
Al-Ma'had: Jurnal Ilmiah Kepesantrenan Vol. 1 No. 02 (2023): July - December 2023
Publisher : Yayasan Pondok Pesantren Rasyidiyah Khalidiyah Amuntai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5281/zenodo.10652349

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis komponen utama kurikulum pendidikan Islam di pesantren. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kepustakaan, dengan mencari dan menganalisis berbagai sumber terkait, termasuk artikel, jurnal, dan karya ilmiah lainnya. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa kurikulum pesantren terdiri dari beberapa komponen utama yang berkaitan. Pertama, komponen keagamaan, mencakup pengajaran Al-Qur'an, Hadis, Fiqih, dan Aqidah, memberikan pemahaman mendalam dalam kehidupan sehari-hari. Kedua, komponen akademik melibatkan mata pelajaran umum yang diintegrasikan dengan pendekatan Islam, memberikan wawasan holistik. Ketiga, komponen akhlak dan moralitas membentuk karakter santri melalui pengajaran etika, moralitas, dan nilai-nilai Islam dalam aktivitas dan praktik sehari-hari. Keempat, metode pengajaran tradisional seperti sorogan dan pengajian kitab kuning menjadi komponen vital dalam memastikan pemahaman mendalam dan internalisasi nilai-nilai Islam. Kelima, komponen evaluasi dan asesmen digunakan untuk mengukur pemahaman dan kemajuan santri dalam berbagai aspek pembelajaran. Studi ini menyoroti pentingnya integrasi holistik dalam kurikulum pesantren untuk mencapai tujuan pendidikan Islam yang komprehensif. Kata Kunci: Kurikulum, Pendidikan Islam, Pesantren, Karakter   Abstract This research aims to analyze the main components of the Islamic education curriculum in pesantren (Islamic boarding schools). The research method employed is a literature review, involving the search and analysis of various related sources, including articles, journals, and other scholarly works. The research findings reveal that the pesantren curriculum consists of several interconnected main components. First, the religious component encompasses the teaching of the Qur'an, Hadith, Fiqh, and Aqidah, providing a profound understanding for application in daily life. Second, the academic component involves general subjects integrated with Islamic approaches, offering a holistic perspective. Third, the moral and ethical component shapes the character of the students through the teaching of ethics, morality, and Islamic values in daily activities and practices. Fourth, traditional teaching methods like sorogan and the study of yellow books are vital components to ensure a deep understanding and internalization of Islamic values. Fifth, evaluation and assessment components are utilized to measure the students' understanding and progress in various learning aspects. Keywords: Curriculum, Islamic Education, Pesantren, Character
HATI DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN DAN HADIS Muhammad Rasyid; M. Ahim Sulthan Nuruddaroini
Al-Ma'had: Jurnal Ilmiah Kepesantrenan Vol. 1 No. 02 (2023): July - December 2023
Publisher : Yayasan Pondok Pesantren Rasyidiyah Khalidiyah Amuntai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5281/zenodo.10672633

Abstract

Hati adalah struktur jiwa tertinggi dalam manusia, melampaui akal. Fungsi utamanya adalah mencari pengetahuan kebenaran yang jauh melebihi akal, yang terbatas pada penalaran rasional. Fungsi hati ini krusial dalam pencarian pengetahuan tertinggi, namun hati yang efektif adalah hati yang bersih. Hati memiliki ciri-ciri khusus, ada yang baik dan ada yang terpengaruh oleh penyakit hati. Untuk memelihara hati yang bersih, perlu usaha dan pendidikan yang berkelanjutan, mengingat hati manusia selalu berfluktuasi dan tidak konstan. Dalam konteks pentingnya hati dalam pendidikan dan pencarian pengetahuan tinggi, berdasarkan kebenaran, penulis akan mengeksplorasi hati dalam perspektif Al-Quran dan Hadis dalam makalah ini. Hati dimaknai dua arti, arti secara fisik dan arti dalam meta fisik. Hati yang dalam makna fisik adalah gumpalan hati yang berfungsimenjadi wadah darah yang mengalir ke dalam seluruuh tubuh manusia, atau diartikan juga dengan jantung. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hati dalam makna yang sesungguhnya dikehendaki dalam Al-Qur’an adalah hati dalam makna meta fisik, merupakan bagian jiwa manusia yang sangat penting untuk mencari dan memperoleh ilmu pengetahuan yang sesunggunya, pengetahuan yang mengandung kebenaran. Definisi hati di sini adalah definisi yang sesungggunya. Kedudukan hati menurut para tokoh tasauf (sufi) sangat tinggi kedudukannya dalam struktur jiwa manusia. Hati lebih tinggi dari akal manusia. Ketika akal hanya dapat menemukan ilmu pengetahuan dalam ketinggian nalar akademik, maka hati lebih tinggi dari itu dapat mencapai tingkat pengetahuan kebenaran, dan hanya hati yang mampu mendapatkannya. Untuk memperoleh semua kebenaran itu, tidak semua hati mendapatkannya. Ada hati yang baik (selamat), dan ada hati yang tidak baik, atau hati yang rusak. Oleh karena itu, mengingat peran hati sangat penting bagi manusia, sebagai wadah untuk memperoleh penegtahuan kebenara, maka hati perlu diasah untuk tetap pada kualitas hati yang tenang, dalam mantap dalam keimanan
NILAI-NILAI FILOSOFIS DALAM TRADISI BURDAH KELILING Dewi Mustika Ayu; Syamsul Arifin; Samsul Fajeri; Muh. Haris Zubaidillah
Al-Ma'had: Jurnal Ilmiah Kepesantrenan Vol. 1 No. 02 (2023): July - December 2023
Publisher : Yayasan Pondok Pesantren Rasyidiyah Khalidiyah Amuntai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5281/zenodo.10689835

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana latar belakang terciptanya tradisi Burdah keliling, bagaimana proses pelaksanaan tradisi Burdah keliling serta apa saja nilai-nilai filosofis yang terdapat dalam tradisi Burdah keliling di Desa Habau Kec. Banua Lawas Kab. Tabalong ini. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara dan dokumenter. Teknik yang digunakan adalah metode analisis induktif.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 1) Latar belakang terciptanya tradisi Burdah keliling ini dipengaruhi dengan adanya kepercayaan masyarakat setempat bahwasanya dengan melakukan pembacaan Burdah sambil berkeliling akan mengusir segala macam bala dan marabahaya yang mungkin akan datang di desa tersebut serta diharapkan desa tersebut menjadi berkah dan hasil panen melimpah. 2) Proses pelaksanaan tradisi Burdah keliling dimulai dengan azan, kemudian tawassul, membaca qasidah Burdah sambil berkeliling desa, tahlilan pendek serta doa, nasihat/mauizah dari tokoh agama dan terakhir bagi makanan. Waktu pelaksanaannya yaitu habis sholat isya dimulai dari perbatasan desa namun, yang diambil poinnya adalah dimana tempat itu sunyi (tidak ada rumah) disitu dimulainya kegiatan dan berakhir di tempat yang sunyi (tidak ada rumah) pula.3) Nilai-nilai filosofis yang terdapat dalam tradisi ini adalah nilai akidah, nilai ibadah, nilai sosial, nilai syiar Islam, dan nilai dakwah. Nilai akidah yaitu keyakinan masyarakat Desa Habau bahwa dengan melakukan pembacaan qasidah Burdah sambil berkeliling desa dapat menghindarkan dari berbagai bala, musibah, ataupun bencana dan wabah penyakit baik di lingkungan masyarakat maupun dipersawahan. Nilai ibadah yaitu pembacaan syair qasidah Burdah karena Burdah berisi tentang puji-pujian untuk Nabi Muhammad Saw. Nilai sosial yaitu silaturrahmi yang terjalin dimasyarakat, saling mendoakan terhadap sesama, berbagi (sedekah), dan saling bergotong-royong. kemudian Nilai syiar Islam dapat dilihat dari pelaksanaan tradisi ini dimulai dengan azan. Azan merupakan salah satu syiar Islam. Terakhir nilai dakwah, yaitu dalam pelaksanaannya terdapat nasihat atau mauizah dari tokoh agama.

Page 1 of 3 | Total Record : 27