cover
Contact Name
Sutia Budi
Contact Email
sutia.budi@universitasbosowa.ac.id
Phone
+6281342239898
Journal Mail Official
pallangga.jurnal@universitasbosowa.ac.id
Editorial Address
Kampus Universitas Bosowa, Gedung A, Lt 8. Jl. Urip Sumoharjo Km. 4 Makassar Lt. 8 Gedung A Universitas Bosowa Email: pallangga.jurnal@universitasbosowa.ac.id
Location
Kota makassar,
Sulawesi selatan
INDONESIA
Pallangga: Journal of Agriculture Science and Research
Published by Universitas Bosowa
ISSN : 29874149     EISSN : 29875994     DOI : https://doi.org/10.56326/pallangga.v2i2
PALLANGGA: Journal of Agriculture Science and Research merupakan jurnal ilmiah yang mempublikasikan hasil penelitian dan hasil pemikiran termasuk pengembangan dan review bidang pertanian yang mencakup antara lain ilmu tanah, budidaya tanaman semusim, budidaya pertanian dan perkebunan, pangan olahan, rekayasa pangan, analisis pangan, mikrobiologi pangan, manajemen agribisnis, ekonomi pertanian dan sosiologi pedesaan. Bagi penulis yang memiliki artikel pada bidang ini dapat disesuaikan dengan panduan penulisan dan template kemudian disubmit secara online di website jurnal dengan melakukan registrasi terlebih dahulu.
Arjuna Subject : -
Articles 69 Documents
Analisis Pemasaran Beras Premium Pada PB Citra Lestari Di Desa Bontotallasa Kecamatan Simbang Kabupaten Maros Hermawan, Dedi; Salam, Suryawati; Fitriyah, Andi Tenri
PALLANGGA: Journal of Agriculture Science and Research Vol. 3 No. 1 (2025): PALLANGGA: Journal of Agriculture Science and Research, Januari 2025
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Bosowa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56326/pallangga.v3i1.4319

Abstract

Marketing premium rice is an important factor in the continuity ofdistribution of premium rice to consumers. This research aims to determine marketing channels, marketing costs, marketing margins, marketing profits and marketing efficiency of premium rice. This research was conducted at the PB Citra Lestari Factory in Bontotallasa Village, Simbang District, Maros Regency. Research data was analyzed using marketing channel analysis, costs, margins, profits and marketing efficiency of premium rice. The results of this research show that there are 2 marketing channels for premium rice at PB Citra Lestari in Bontotallasa Village. The marketing margin in marketing channel I is IDR 5,000 per kilogram and the margin in marketing channel II is IDR 5,500 per kilogram. Marketing channel I is the most efficient marketing channel compared to marketing channel II. Pemasaran beras premium menjadi faktor yang penting dalam kelangsungan pendistribusian beras premium sampai ke konsumen. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui saluran pemasaran, biaya pemasaran, besar margin pemasaran, keuntungan pemasaran, dan efisiensi pemasaran beras premium. Penelitian ini dilakukan pada Pabrik PB Citra Lestari di Desa Bontotallasa Kecamatan Simbang Kabupaten Maros. Data penelitian dianalisis menggunakan analisis saluran pemasaran, biaya, margin, keuntungan, dan efisiensi pemasaran beras premium. Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat dua saluran pemasaran beras premium di PB Citra Lestari yang terdapat di Desa Bontotallasa. Margin pemasaran pada saluran pemasaran I sebesar Rp 5.000,- per kilogram dan margin pada saluran pemasaran II sebesar Rp 5.500,- per kilogram. Saluran pemasaran I merupakan saluran pemasaran yang paling efisien dibandingkan dengan saluran pemasaran II.
Analisis Pemasaran Kopi Arabika Di Desa Jennetallasa Kecamatan Rumbia Kabupaten Jeneponto Adil, Muhammad; Baharuddin, Baharuddin; Fitriyah, Andi Tenri
PALLANGGA: Journal of Agriculture Science and Research Vol. 3 No. 1 (2025): PALLANGGA: Journal of Agriculture Science and Research, Januari 2025
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Bosowa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56326/pallangga.v3i1.4320

Abstract

The agricultural product from the horticultural crop sector is arabica coffee provide quite large profits for farmers because market demand continues to increase. This research aims to find out how much farmers earn from Arabica coffee farming in Jennetallasa Village, Rumbia District, and Jeneponto Regency. This research was carried out for one month, namely September to October 2023, located in Rumbia Village. The sampling in this study took the entire population of 33 peanut farmers (a saturated sample). The data analysis used is a quantitative descriptive analysis. The research results show that the average income from peanut farming is IDR. 18,472,619.83 per hectare per planting season. Produk pertanian dari sektor tanaman hortikultura adalah kopi arabika memberikan keuntungan yang cukup besar bagi petani karena permintaan pasar yang terus meningkat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui berapa besar pendapatan petani dari usahatani kopi arabika di Desa Jenetallasa Kecamatan Rumbia Kabupaten Jenneponto. Penelitian ini dilaksanakan selama satu bulan yaitu bulan September sampai dengan Oktober 2023 yang berlokasi di Desa Rumbia. Pengambilan sampel dalam penelitian ini mengambil seluruh populasi yang berjumlah 33 petani kacang tanah (sampel jenuh). Analisis data yang digunakan yaitu analisis deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah pendapatan rata-rata usahatani kacang tanah sebesar Rp. 18.472.619,83 per hektar per musim tanam.
Respon Perkecambahan Benih Kopi Arabika Coffea arabika L. Terhadap Pemberian Hormon GA3 Lolo, Andarias; Jasmin, Rahmadi; Boling, Jefferson
PALLANGGA: Journal of Agriculture Science and Research Vol. 3 No. 1 (2025): PALLANGGA: Journal of Agriculture Science and Research, Januari 2025
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Bosowa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56326/pallangga.v3i1.4388

Abstract

This research was conducted in September – November 2022 in Tiroan Village, Bittuang subdistrict, Tana Toraja district. This research aims to determine the response of Arabica coffee germination to the administration of GA3 and to determine the concentration of GA3 which has a significant effect on Arabica coffee germination. The purpose of this research is to provide references and information for future researchers regarding the response of Arabica coffee seed germination to GA3 administration and to increase insight and serve as a guide for further research. This research used a randomized block design (RBD) with a GA3 concentration factor, with four treatments, namely G0= without GA3, G1= 10 ppm GA3, G2= 20 ppm GA3, and G3= 30 ppm GA3. Each experiment was repeated three times so that there were 12 sprout tubs, each sprout tub was filled with 10 seeds. The experimental results showed that GA3 treatment had a significant effect on the speed of sprouts and the number of leaves. The G3 treatment showed the best results in all experimental parameters except germination percentage. Penelitian ini dilakukan pada September – November 2022 di Desa Tiroan, kecamatan Bittuang, kabupaten Tana Toraja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respon perkecambhan kopi arabika terhadap pemberian GA3 dan untuk mengetahui konsentrasi GA3 yang berpengaruh signifikan terhadap perkecambahan kopi arabika. Kegunaan dari penelitian ini untuk memberikan referensi dan informasi bagi peneliti selanjutnya yang menyangkut tentang respon perkecambahan benih kopi arabika terhadap pemberian GA3 dan menambah wawasan serta dijadikan pedoman untuk penelitian selanjutnya. Penelitian ini meneggunakan rancangan acak kelompok (RAK) dengan faktor konsentrsi GA3, dengan empat perlakuan yaitu G0= tanpa GA3, G1= 10 ppm GA3, G2= 20 ppm GA3, dan G3= 30 ppm GA3. Setiap percobaan diulang sebanyak tiga kali sehingga terdapat 12 bak kecambah, pada setiap bak kecambah diisi dengan 10 benih. Hasil percobaan menunjukkan bahwa perlakuan GA3 berpengaruh nyata terhadap kecepatan kecambah dan jumlah daun. Perlakuan G3 menunjukkan hasil terbaik pada semua parameter percobaan kecuali pada persentase perkecambahan.
Studi Perbandingan Biji Pepaya Carica Papaya L. Dengan Bubuk Madu Sebagai Kopi Non Kafein Marwah, Marwah H.; Abriana, Andi; Laga, Suriana
PALLANGGA: Journal of Agriculture Science and Research Vol. 3 No. 1 (2025): PALLANGGA: Journal of Agriculture Science and Research, Januari 2025
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Bosowa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56326/pallangga.v3i1.4652

Abstract

Processing non-caffeinated papaya seed coffee with a ratio of honey is one effort to utilize papaya seed waste as a drink. A drink that comes from processing papaya seeds as an alternative to non-caffeinated coffee. Papaya seed coffee has a bitter, spicy, and pungent taste, so to neutralize the bitter taste, honey powder is added and as an additional flavor element in non-caffeinated coffee. This research aims to determine the effect of the best comparison between papaya seeds and honey powder on making non-caffeinated coffee and determine the water content, ash content and organoleptic tests on the color, aroma, and taste of non-caffeinated coffee. The research treatment was a comparison of papaya seeds with honey powder (100%: 0%, 70%: 30%, 60%: 40%, 50%: 50%). Completely Randomized Design (CRD) method with three replications. The comparison treatment of papaya seeds with honey powder for non-caffeinated coffee had a significant effect on the water content, aroma, and color and had a very significant effect on the ash content, and had no real effect on the taste. The best results from non-caffeinated coffee are the comparison treatment of 50% papaya seeds: 50% honey powder in terms of water content of 4.42% and taste of 3.24 (like) and has fulfilled the instant coffee quality requirements of SNI 2983 (2014) regarding coffee quality requirements instant which states that the maximum water content contained in instant coffee is 5%. Pengolahan kopi non kafein biji pepaya dengan perbandingan madu merupakan salah satu upaya untuk memanfaatkan limbah biji pepaya sebagai minuman. Minuman yang berasal dari pengolahan biji pepaya sebagai salah satu alternatif pengganti kopi non kafein. Kopi biji pepaya memiliki rasa yang pahit, pedas, dan menyengat, sehingga untuk menetralkan rasa pahit dilakukan penambahan bubuk madu serta sebagai penambah unsur rasa dalam kopi non kafein. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perbandingan terbaik antara biji pepaya dengan bubuk madu pada pembuatan kopi non kafein dan mengetahui kadar air, kadar abu, dan uji organoleptik terhadap warna, aroma, dan citarasa kopi non kafein. Perlakuan penelitian yaitu perbandingan biji pepaya dengan bubuk madu (100%: 0%, 70%: 30%, 60%: 40%, 50%: 50%). Metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan tiga kali ulangan. Perlakuan perbandingan biji pepaya dengan bubuk madu terhadap kopi non kafein berpengaruh nyata terhadap kadar air, aroma, dan warna serta berpengaruh sangat nyata terhadap kadar abu, dan tidak berpengaruh nyata terhadap citarasa. Hasil terbaik dari kopi non kafein adalah perlakuan perbandingan biji pepaya 50%: bubuk madu 50% ditinjau dari kadar air 4,42% dan citarasa 3,24 (suka) dan telah memenuhi syarat mutu kopi instan SNI 2983 (2014) tentang syarat mutu kopi instan yang menyatakan bahwa kadar air maksimal yang terkandung didalam kopi instan adalah 5%.
Perbandingan Ubi Jalar Ungu Ipomoea Batatas L. Dengan Kacang Tanah Arachis Hypogeae L. Dalam Pembuatan Selai Khotimah, Khusnul; Fatmawati, Fatmawati; Halik, Abdul
PALLANGGA: Journal of Agriculture Science and Research Vol. 3 No. 1 (2025): PALLANGGA: Journal of Agriculture Science and Research, Januari 2025
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Bosowa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56326/pallangga.v3i1.4664

Abstract

Purple sweet potato (Ipomoea batatas L.) is one of the food ingredients that contains protein, fat, carbohydrates, water, vitamins, and minerals, as well as anthocyanin content. Peanuts contain 25-30% protein, 40-50% fat, and minerals such as calcium, phosphorus, iron and vitamins A and B. Based on this, the researcher wants to combine the use of purple sweet potatoes and peanuts as a comparison material in making jam. This study aims to determine the best treatment concentration and the effect between the comparison of purple sweet potato and peanuts in making jam on moisture content, dissolved solids, and organoleptic tests of color, aroma, taste, and texture. The research treatment was purple sweet potato with concentrations (100%, 85%, 70%, 55%) and peanuts with concentrations (0%, 15%, 30%, 45%). The research method used a Complete Random Design (CRD), with four levels of treatment and three replicates. The results of the study obtained the best treatment with a comparison (purple sweet potato 85%: peanuts 15%) reviewed from moisture content 48.31%, dissolved solids 42.94%, color 3.85 (like), aroma 3.45 (somewhat like), taste 3.93 (like), and texture 3.64 (like). Based on the results of the fingerprint of purple sweet potato jam varieties with the comparison of peanuts, there is a real effect on moisture content, dissolved solids, color, aroma, taste, and texture.  Based on SNI 3746:2008, the moisture content and dissolved solids of purple sweet potato jam compared to peanuts are not qualified. Ubi jalar ungu (Ipomoea batatas L.) yaitu salah satu bahan pangan yang mengandung protein, lemak, karbohidrat, air, vitamin, dan mineral, serta kandungan antosianin. Kacang tanah mengandung 25-30% protein, lemak 40-50%, dan mineral seperti kalsium, fosfor, besi serta vitamin A dan B.  Berdasarkan hal tersebut maka peneliti ingin memadukan pemanfaatan ubi jalar ungu dan kacang tanah sebagai bahan perbandingan pada pembuatan selai. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsentrasi perlakuan terbaik dan pengaruh antara perbandingan ubi jalar ungu dengan kacang tanah dalam pembuatan selai terhadap kadar air, padatan terlarut, dan uji organoleptik warna, aroma, rasa, dan tekstur. Perlakuan penelitian yaitu ubi jalar ungu dengan konsentrasi (100%, 85%, 70%, 55%) dan kacang tanah dengan konsentrasi (0%, 15%, 30%, 45%). Metode penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL), dengan empat taraf perlakuan dan tiga kali ulangan. Hasil penelitian diperoleh perlakuan terbaik dengan perbandingan (ubi jalar ungu 85% : kacang tanah 15%) ditinjau dari kadar air 48,31%, padatan terlarut 42,94%, warna 3,85 (suka), aroma 3,45 (agak suka), rasa 3,93 (suka), dan tekstur 3,64 (suka). Berdasarkan hasil sidik ragam selai ubi jalar ungu dengan perbandingan kacang tanah berpengaruh nyata terhadap kadar air, padatan terlarut, warna, aroma, rasa, dan tekstur.  Berdasarkan SNI 3746:2008 bahwa kadar air dan padatan terlarut selai ubi jalar ungu dengan perbandingan kacang tanah tidak ada yang memenuhi syarat.
Teh Herbal Berbahan Dasar Daun Kersen Muntingia Calabura L. Dengan Perbandingan Daun Salam Syzygium Polyanthum Nurhikmah, Nurhikmah; Halik, Abdul; Azis, Rosdiana
PALLANGGA: Journal of Agriculture Science and Research Vol. 3 No. 1 (2025): PALLANGGA: Journal of Agriculture Science and Research, Januari 2025
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Bosowa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56326/pallangga.v3i1.4686

Abstract

Cherry leaves (Muntigia calabura L.) are a plant that has benefits for protecting and maintaining body health because they contain flavonoids and saponins which act as antioxidants. Bay leaf (Syzygium polyanthum) is a herbal plant that is easy to find and is often used to lower blood sugar levels, cholesterol, blood pressure, as well as treat diarrhea and ulcers. Traditionally, bay leaves are also used to treat stomach aches. Cherry leaves and bay leaves have the potential to be processed into herbal tea products that function as antioxidants. This research aims to determine the effect of the comparison of cherry leaves and bay leaves on water content, ash content, and organoleptic tests as well as determining the best treatment concentration for herbal tea. Research treatments included concentrations of cherry leaves (70%, 60%, 50%, 40%) and bay leaves (30%, 40%, 50%, 60%). Data analysis used the Completely Randomized Design (CRD) method with four treatment levels and three replications. The research results showed that the best treatment was P1 (70% kersen leaves: 30% bay leaves) with a water content of 6.59% and an ash content of 5.95%. Panelists indicated their level of liking for the organoleptic test with an assessment of color 3.94 (liked), taste 3.48 (somewhat liked), and aroma 3.72 (liked). The research results also showed that the comparison of cherry leaves and bay leaves had a real influence on ash content and organoleptic tests in terms of color, taste and aroma, but did not have a real influence on water content. All parameters of water content and ash content meet the quality requirements for green herbal tea, namely SNI 03-4324-2014. Daun kersen (Muntingia calabura L.) adalah tanaman yang memiliki manfaat untuk melindungi dan menjaga kesehatan tubuh karena kandungan flavonoid dan saponinnya yang berperan sebagai antioksidan. Daun salam (Syzygium polyanthum) adalah tanaman herbal yang mudah ditemukan dan sering digunakan untuk menurunkan kadar gula darah, kolesterol, tekanan darah, serta mengatasi diare dan maag. Secara tradisional, daun salam juga digunakan untuk mengobati sakit perut. Daun kersen maupun daun salam memiliki potensi untuk diolah menjadi produk minuman teh herbal dengan fungsi sebagai antioksidan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perbandingan daun kersen dan daun salam terhadap kadar air, kadar abu, dan uji organoleptik serta menentukan konsentrasi perlakuan terbaik dalam teh herbal. Perlakuan penelitian meliputi konsentrasi daun kersen (70%, 60%, 50%, 40%) dan daun salam (30%, 40%, 50%, 60%). Analisis data menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan empat taraf perlakuan dan tiga ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan terbaik adalah P1 (daun kersen 70%: daun salam 30%) dengan kadar air 6,59% dan kadar abu 5,95%. Panelis menunjukkan tingkat kesukaan terhadap uji organoleptik dengan penilaian warna 3,94 (suka), citarasa 3,48 (agak suka), dan aroma 3,72 (suka). Hasil penelitian juga mengindikasikan bahwa perbandingan daun kersen dan daun salam memberikan pengaruh nyata terhadap kadar abu dan uji organoleptik dari segi warna, citarasa, dan aroma, tetapi tidak berpengaruh nyata terhadap kadar air. Semua parameter kadar air dan kadar abu memenuhi syarat mutu teh herbal hijau yaitu SNI 03-4324-2014.
Perbandingan Tepung Terigu Dengan Tepung Biji Nangka Artocarpus Heterophyllus Dalam Pembuatan Donat Izzah, Nurul; Laga, Suriana; Abriana, Andi
PALLANGGA: Journal of Agriculture Science and Research Vol. 3 No. 1 (2025): PALLANGGA: Journal of Agriculture Science and Research, Januari 2025
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Bosowa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56326/pallangga.v3i1.4743

Abstract

Doughnuts are a type of after-meal dessert made from a dough of wheat flour, sugar, milk, butter, and eggs. However, wheat flour production in Indonesia is still minimal so it still has to be imported from abroad. To reduce imported products, it is necessary to make efforts to utilize waste from jackfruit seeds to be used as flour in making donuts that have many nutrients and can reduce food waste in Indonesia. This study aims to determine the effect of wheat flour substitution with jackfruit seed flour on moisture content, protein content, and organoleptic tests on color, aroma, taste, and texture of donuts.The research treatment was the substitution of jackfruit seed flour (0%, 10%, 20%, 30%). The research parameters were water content, protein content, and organoleptic test of color, aroma, taste, and texture of donuts. Data analysis used the Complete Randomized Design (CRD) method, with three repetitions. Further tests used the Least Significant Difference Test (BNT).The results concluded that the effect of wheat flour substitution with jackfruit seed flour had a significant effect on water content, protein content, color, aroma, taste, and texture of donuts. The best treatment was obtained at 10% jackfruit seed flour substitution in terms of color 3,87(like), aroma 3,8 (like), taste 3,99 (like), texture 4,21 (like), and protein content 1,74%. Donat merupakan salah satu jenis hidangan penutup setelah makan yang terbuat dari adonan tepung terigu, gula, susu, mentega, dan telur. Namun produksi tepung terigu di Indonesia masih minim sehingga masih harus diimpor dari luar negeri. Untuk mengurangi produk impor, maka perlu dilakukan upaya pemanfaatan limbah dari biji buah nangka untuk dijadikan tepung dalam pembuatan donat yang memiliki banyak nutrisi serta dapat mengurangi limbah pangan yang ada di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perbandingan tepung terigu dengan tepung biji nangka terhadap kadar air, kadar protein, dan uji organoleptik terhadap warna, aroma, cita rasa, dan tekstur donat. Perlakuan penelitian yaitu perbandingan tepung biji nangka 0%, 10%, 20%, 30%. Parameter penelitian yaitu kadar air, kadar protein, dan uji organoleptik terhadap warna, aroma, cita rasa, dan tekstur donat. Analisis data menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL), dengan tiga kali pengulangan. Uji lanjut yang digunakan Uji Beda Nyata Terkecil (BNT). Hasil penelitian disimpulkan bahwa pengaruh perbandingan tepung terigu dengan tepung biji nangka berpengaruh nyata terhadap kadar air, kadar protein, warna, aroma, cita rasa, dan tekstur donat. Perlakuan terbaik diperoleh pada perbandingan tepung biji nangka 10% di tinjau dari warna 3,87 (suka), aroma 3,8 (suka), cita rasa 3,99 (suka), tekstur 4,21 (suka), dan kadar protein 1,74%.
Strategi Adaptasi Petani Padi Terhadap Musim Kemarau Dalam Memenuhi Kebutuhan Hidup Di Kelurahan Baji Pamai Kecamatan Maros Baru Kabupaten Maros Kala' Allo, Relfan Ruttu'; Azuz, Faidah; Nurlaela, Nurlaela
PALLANGGA: Journal of Agriculture Science and Research Vol. 3 No. 1 (2025): PALLANGGA: Journal of Agriculture Science and Research, Januari 2025
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Bosowa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56326/pallangga.v3i1.4761

Abstract

Rice farmers who play an important role in rice production face quite severe challenges due to the impact of El Nino which causes prolonged drought. This study aims to determine the adaptation strategies carried out by rice farmers in dealing with drought conditions in order to meet their basic needs. This research was conducted in Baji Pamai District, Maros Baru District, Maros Regency. The sample of this study was 20% of the population, consisting of 43 farmers who planted rice in the dry season and farmers who did not plant rice, who were selected using simple random sampling. The data analysis method used is qualitative descriptive analysis is a method used to describe or summarize data systematically and concisely. The types of data used in this study are qualitative and quantitative data. The results of the study indicate that farmers who continue to plant rice in the dry season carry out strategies such as water management, selection of rice varieties, mulching, fertilization and provision of organic materials, weather monitoring and partnerships, and training. Meanwhile, farmers who do not plant rice in the dry season carry out strategies such as crop diversification, weather monitoring and partnerships, and training. Petani padi selaku pemegang peran penting dalam produksi padi dihadapkan pada permasalahan serius imbas dari El Nino, yang mengakibatkan terjadinya kekeringan menjadi lebih panjang. Penelitian ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan hidup. Penelitian dilaksanakan di Kelurahan Baji Pamai, Kecamatan Maros Baru, Kabupaten Maros. Sampel penelitian yang digunakan adalah 20% dari jumlah populasi yaitu 43 orang yang terdiri dari petani yang menanam padi dan petani yang tidak menanam padi saat musim kemarau dengan menggunakan metode simple random sampling. Metode analisis data menggunakan analisis deskriptif kualitatif yaitu metode yang digunakan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan data secara sistematis dan ringkas. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif dan kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bagi petani yang menanam saat musim kemarau melakukan strategi berupa pengolahan air, pemilihan varietas padi, penggunaan mulsa, pemupukan dan bahan organik, melakukan monitoring cuaca dan kemitraan serta pelatihan. Bagi petani yang tidak melakukan penanaman di musim kemarau menggunakan strategi berupa diversifikasi tanam, melakukan monitoring cuaca dan kemitraan serta pelatihan.
Respon Pertumbuhan Vegetatif Tanaman Kangkung Darat Ipomoea Reptans Poir Dengan Pengaplikasian Pupuk Kompos Dan Pupuk Organik Cair Dalam Polybag Mangngampe, Wiwin Addriani; Amiruddin, Amiruddin; Maulana, Zulkifli
PALLANGGA: Journal of Agriculture Science and Research Vol. 3 No. 1 (2025): PALLANGGA: Journal of Agriculture Science and Research, Januari 2025
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Bosowa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56326/pallangga.v3i1.4764

Abstract

The aim of this research was to determine the effect of compost and liquid organic fertilizer on the vegetative growth of water spinach plants (Ipomoea reptans poir) which were crushed in plastic bags. It is hoped that this research will provide information about how to grow crops, especially kale, with the most appropriate dose of compost and liquid organic fertilizer to encourage the growth of kale plants above ground. This research was carried out in the Integrated Agricultural Systems garden of the Faculty of Agriculture, Bosowa University in Bontoramba Village, Palangga District, Gowa Regency, South Sulawesi. This study used a random factorial design of two factors and three replications, namely compost fertilizer (K) was the first factor, and liquid organic fertilizer (P) was the second factor. Not all variables observed in crushed cabbage plants were influenced by compost application; however, visually, treatments K1 (250 g/polybag) and P1 (15 cc/liter of water) gave the best results. Although the combination of compost and POC did not influence all the variables observed, the K1P1 treatment (250 g compost/polybag) gave the best results. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kompos dan pupuk organik cair terhadap pertumbuhan vegetatif tanaman kangkung (Ipomoea reptans poir) yang digerus dalam kantong plastik. Diharapkan penelitian ini akan memberikan informasi tentang cara bercocok tanam khususnya kangkung dengan dosis kompos dan pupuk organik cair yang paling tepat untuk mendorong pertumbuhan tanaman kangkung di atas tanah. Penelitian ini dilaksanakan pada kebun Sistem Pertanian Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Bosowa di Desa Bontoramba, Kecamatan Palangga, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan. Studi ini menggunakan rancangan acak faktorial dua faktor dan tiga kali ulangan, yaitu pupuk kompos (K) adalah faktor pertama, dan pupuk organik cair (P) adalah faktor kedua. Tidak semua variabel yang diamati pada tanaman kubis yang digerus dipengaruhi oleh pemberian kompos; namun, secara visual, perlakuan K1 (250 g/polybag) dan P1 (15 cc/liter air) memberikan hasil terbaik. Walaupun kombinasi kompos dan POC tidak mempengaruhi semua variabel yang diamati, namun perlakuan K1P1 (kompos 250 g/polybag) memberikan hasil terbaik.
Respon Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Melon Cucumis Melon L. Pada Pengaplikasian Serbuk Cangkang Telur Ayam Nur Syafika, Nur Syafika; Maulana, Zulkifli; Nasution, Muhammad Arif
PALLANGGA: Journal of Agriculture Science and Research Vol. 3 No. 1 (2025): PALLANGGA: Journal of Agriculture Science and Research, Januari 2025
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Bosowa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56326/pallangga.v3i1.4770

Abstract

Melon is a horticultural commodity that is widely used as a source of vitamins in diet patterns and is consumed by all levels of Indonesian society. The quantity and quality of melon production is currently still relatively low, so better cultivation techniques are needed. One of these activities is improving fertilization, by paying attention to the ingredients and dosage of fertilizer used. Currently, it is recommended that the fertilizer used should be organic. Eggshell powder is an organic fertilizer to develop superior melon varieties. The aim of this research was to determine the effect of applying chicken eggshell powder fertilizer with various treatment doses which provided the best growth and production of melon plants. The research was structured using a randomized block design (RBD), with five the treatment levels for chicken egg shell powder doses were C1, C2, C3, C4, and C5. Each treatment was repeated 3 (three) times to obtain 15 experimental plants, each experimental plant used a sample of 6 (six) plants so that there was a total of 90 plants. The research results showed that the growth of C3 melon plants (35 gr/polybag) had a significant effect at 45 DAP on these parameters number of leaves and fruit diameter. Treatment with a dose of chicken egg shell powder of 35 gr/polybag gave the best effect on the number of leaves at 45 DAP and fruit diameter. Melon merupakan salah satu komoditi hortikultura yang banyak digunakan sebagai sumber vitamin dalam pola menu makanan dan dikonsumsi semua lapisan masyarakat Indonesia. Kuantitas dan kualitas produksi melon saat ini relatif masih rendah, sehingga diperlukan upaya teknik budidaya yang lebih baik. Salah satu kegiatan tersebut adalah perbaikan pemupukan, dengan memperhatikan bahan maupun dosis pupuk yang digunakan. Saat ini dianjurkan bahan pupuk yang digunakan sebaiknya organik. Serbuk cangkang telur merupakan pupuk organik untuk mengembangkan varietas buah melon yang unggul. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pengaplikasian pupuk serbuk cangkang telur ayam dengan berbagai dosis perlakuan yang memberikan pertumbuhan dan produksi tanaman buah melon yang terbaik. Penelitian disusun menggunakan rancangan acak kelompok (RAK), dengan lima taraf perlakuan dosis serbuk cangkang telur ayam yaitu C1, C2, C3, C4, dan C5. Setiap perlakuan diulang sebanyak 3 (tiga) kali sehingga diperoleh 15 tanaman percobaan dan setiap tanaman percobaan menggunakan sampel 6 (enam) tanaman sehingga total terdapat 90 tanaman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertumbuhan tanaman melon C3 (35 gr/polybag) berpengaruh nyata pada umur 45 HST pada parameter jumlah daun dan diameter buah. Perlakuan dosis serbuk cangkang telur ayam 35 gr/polybag memberikan pengaruh terbaik terhadap jumlah daun 45 HST dan diameter buah.