Claim Missing Document
Check
Articles

Found 30 Documents
Search

AUTONOME MOLUKSCHE KERK; Upaya Mendengar Suara yang Terbungkam FAIDAH AZUZ
KENOSIS: Jurnal Kajian Teologi Vol 1, No 2 (2015): KENOSIS : JURNAL KAJIAN TEOLOGI
Publisher : IAKN Ambon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37196/kenosis.v1i2.29

Abstract

“Di Ambon AMK lahir sebagai protes terhadap kepemimpinan Indische Kerk yang hierarkis, terikat pada birokrasi dan pembiayaan pemerintah, dan kepemimpinannya berada di tangan para pendeta Belanda” (Hal. xiv).“Dengan diproklamasikannya GPM sebagai sebagai gereja yang otonom, maka gereja Maluku bebas dari intervensi Indische Kerk seperti pada masa-masa sebelumya. Melalui independensi yang telah dialami itu, GPM mengambil langkah pertama untuk melakukan persidangan Sinode yang pertama pada tanggal 7 September 1935. Indische Kerk merupakan gereja yang beraliran Protestantisme dan merupakan penerus Gereja Gereformeed (Gereja Protestan Calvinis) di era kekuasaan VOC. Meskipun gereja di Hindia Belanda telah diklaim sebagai gereja Negara sejak tahun 1815, Protestantsche Kerk in Nederlandsch-Indie atau Insdische Kerk baru dinyatakan resmi berdiri pada 30 November 1844 dalam sidang pertama Pengurus Gereja” (hal: 75, 25).
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT KELURAHAN TAMAONA KECAMATAN TOMBOLO PAO KABUPATEN GOWA MELALUI PENGOLAHAN BIJI KOPI MENJADI KOPI BUBUK Aylee Christine Alamsyah Sheyoputri; Faidah Azuz; Andi Abriana
Jurnal Dinamika Pengabdian (JDP) Vol. 7 No. 2 (2022): JURNAL DINAMIKA PENGABDIAN VOL. 7 NO. 2 MEI 2022
Publisher : Departemen Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian UNHAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20956/jdp.v7i2.20845

Abstract

Kelurahan Tamaona Kecamatan Tombolo Pao Kabupaten Gowa merupakan wilayah pengembangan agroindustri kopi. IKM Tanitimur Tamaona sebagai mitra dalam kegiatan ini masih terbilang pemula dalam mengelola kopi dan merupakan usaha yang baru dirintis, sehingga sangat membutuhkan bimbingan dan pendampingan terutama dalam pengolahan biji kopi menjadi kopi bubuk. Metode yang digunakan adalah penyuluhan atau bimbingan teori dan pelatihan atau pendampingan praktek. Pelaksanaan kegiatan pengabdian pada masyarakat terdiri dari bimbingan dan pendampingan yang bertujuan untuk memberikan pemahaman dan keterampilan kepada mitra dan petani kopi tentang pengolahan biji kopi menjadi kopi bubuk. Hasil luaran dari program pengabdian pada masyarakat ini adalah adanya peningkatan pengetahuan dan keterampilan mitra dan petani kopi dalam melakukan pengolahan biji kopi menjadi kopi bubuk, sehingga dapat meningkatkan kualitas produk kopi bubuk yang dihasilkan oleh mitra. Kelompok IKM mitra dapat menjadi percontohan bagi petani kopi lainnya untuk melakukan usaha pengolahan biji kopi menjadi kopi bubuk. Kata kunci: Biji kopi, Kopi bubuk, Agroindustri.   ABSTRACT Tamaona Village, Tombolo Pao Subdistrict, Gowa Regency is a coffee agroindustry development area. IKM Tanitimur Tamaona as a partner in this activity is still a beginner in managing coffee and is a newly initiated business, so it really needs guidance and assistance, especially in processing coffee beans into ground coffee. The method used is counseling or theoretical guidance and training or practical assistance. The implementation of community service activities consists of guidance and assistance which aims to provide understanding and skills to partners and coffee farmers about processing coffee beans into ground coffee. The output of this community service program is an increase in the knowledge and skills of partners and coffee farmers in processing coffee beans into ground coffee, so as to improve the quality of ground coffee products produced by partners. The partner IKM group can be a role model for other coffee farmers to carry out the business of processing coffee beans into ground coffee. Keywords: Coffee beans,Ground coffee, Agroindustry.
Literasi kewirausahaan pada petani kopi di Desa Benteng Alla Utara Enrekang Muhammad Ilyas Thamrin Tahir; Muhammad Hasan; Faidah Azuz
Masyarakat Berdaya dan Inovasi Vol. 3 No. 1 (2022): April
Publisher : Research and Social Study Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33292/mayadani.v3i1.90

Abstract

Pemberdayaan merupakan salah satu upaya untuk mengaktualisasikan potensi individu atau kelompok untuk menjadi sumber kemandirian. Petani kopi menjadi faktor utama dalam pengabdian masyarakat yang dilakukan oleh tim PkM Internasional di desa Benteng Alla Utara karena kualitas dan kuantitas produksi biji kopi. Permasalahan dalam pengabdian ini adalah upaya yang dilakukan untuk memberikan pembinaan agar mampu menjawab tantangan dan memanfaatkan peluang yang ada. Metode yang digunakan adalah Focus Group Discussion (FGD). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan kewirausahaan petani kopi dan keberdayaan petani kopi dalam meningkatkan produksinya. Hasil yang dicapai adalah: (1) petani kopi desa Benteng Alla Utara memiliki pengetahuan tentang kewirausahaan; (2) Petani kopi desa Benteng Alla Utara memiliki pengetahuan terkait karakter wirausaha; (3) petani kopi desa Benteng Alla Utara memiliki kemampuan membangun kerjasama kewirausahaan dengan stakeholders; dan (4) Meningkatkan kualitas dan kuantitas kopi. Pengetahuan literasi kewirausahaan akan membantu para petani kopi untuk meningkatkan produksi kopi baik secara kualitas maupun kuantitas.
Respon Petani Terhadap Kinerja Penyuluh Pertanian Di Kecamatan Messawa Kabupaten Mamasa Sulawesi Barat Nurlaela Nurlaela; Faidah Azuz
Tarjih : Agribusiness Development Journal Vol. 2 No. 01 (2022): VOLUME 2, NOMOR 01, JUNI 2022
Publisher : Program Studi Agribisnis Universitas Muhammadiyah Sinjai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47030/tadj.v2i01.428

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Respon Petani terhadap Kinerja Penyuluh Pertanian di Kecamatan Messawa Kabupaten Mamasa dan untuk mengetahui bagaimana tanggapan anggota kelompok tani terhadap kinerja penyuluh pertanian di kecamaan Messawa Kabupaten Mamasa. Penetapan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive) yaitu di kecamatan Messawa Kabupaten Mamasa Sulawesi Barat pada enam desa tersebut adalah Desa Rippung, Desa Pasapa’mambu, Desa makuang, Desa matande, Desa Sipai dan Kelurahan Messawa. Penentuan anggota kelompok tani sebagai responden secara purposive dengan jumlah responden sebanyak 36 orang anggota kelompok tani. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini berdasarkan sumbernya yaitu data primer dan data sekunder. Data penelitian dikumpulkan dengan teknik wawancara menggunakan kuesioner, observasi, dan data sekunder berupa dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa respon petani terhadap kinerja penyuluh pertanian Peran penyuluh pertanian terdiri dari 6 (enam) aspek yaitu sebagai pengarah, organisator, inisiator, motivator, fasilitator, dan agen perubahan. Dari 6 (enam) aspek peran penyuluh pertanian tersebut baik adalah sebagai pengarah (Pembimbing 66,7%), sebagai organisator (pembentukan kelompok 55,6%), sebagai inisiator (memberikan gagasan atau ide-ide baru 50%), sebagai motivator (membuat petani mau bekerja 63,9%), sebagai fasilitator (menganalisa kebutuhan kelompok tani 38,9%), dan agen perubahan (segi cara kerja 47,2%). Permasalahan yang dihadapi penyuluh pertanian saat ini adalah masalah transpor tidak ada kendaraan dinas untuk penyuluh yang sesuai dengan medan tempat penyuluh di tugaskan, tidak adanya tempat yang permanen yang dijadikan sebagi tempat penyuluhan. Permasalahan yang dihadapi petani yaitu,sulitnya petani menerima informasi yang diberikan penyuluh, fasilitas seperti alat-alat pertanian yang digunakan dalam pengelolahan usahatani masih kurang, dan terbatasnya waktu penyuluh dalam memberikan penyuluhan yang masih kurang.
Pemanfaatan Limbah Industri dan Pertanian sebagai Pakan Suplemen Ternak Sapi Bali untuk Meningkatkan Pendapatan Peternak Syarifuddin; Sri Firmiaty; Faidah Azuz; Yenny Wati; Widaryanti
Open Community Service Journal Vol. 2 No. 1 (2023): Open Community Service Journal
Publisher : Research and Social Study Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (427.641 KB) | DOI: 10.33292/ocsj.v2i1.27

Abstract

Sapi Bali (Bos indicus) merupakan ternak ruminansia salah satu plasma nutfah asli Indonesia, yang banyak dipelihara di seluruh wilayah Indonesia termasuk di pedesaan Sulawesi Selatan. Pakan basal ternak ruminansia adalah hijauan, namun terbatas ketersediaanya sepanjang tahun, terutama di musim kemarau. Kebutuhkan pakan sapi dapat juga diberikan dari limbah industri dan pertanian yang diperoleh dari lingkungan sekitar. Limbah industri berupa molasses, ampas tahu, dedak, bungkil kelapa dilengkapi garam dan mineral mix dapat diolah menjadi pakan suplemen. Molasses, ampas tahu, dedak, bungkil kelapa, garam dan mineral mix (komposis tertentu) dihomogenkan dan disatukan dengan sumber serat (perbandingan 40%:60%) selanjutnya difermentasi selama 21 hari. Pelatihan pembuatan pakan suplemen telah dilakukan kepada kelompok tani ternak Coppo Bulu di Desa Bulo, Kecamatan Pancarijang, Kabupaten Sidenreng Rappang, Sulawesi Selatan. Dengan demikian pakan akan tersedia sepanjang tahun, limbah tidak mencemari lingkungan dan PBB Bali jantan dengan pakan ini berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan adalah 0.8-1.5 kg/ekor/hari sehingga berefek positif terhadap peningkatan pendapatkan peternak. Setelah mengikuti pelatihan ini petani ternak memahami dan mampu membuat sendiri pakan tambahan, menggunakan limbah pertanian dan limbah industri.
Effect of Tarekat Khalwattiyah-Samman on Fishermen's Work on The South Coast of South Sulawesi Abdul Malik Iskandar; Syamsul Bahri; Muhammad Masdar; Nurmi Nonci; Faidah Azuz; Harifuddin Harifuddin
el Harakah: Jurnal Budaya Islam Vol 25, No 1 (2023): EL HARAKAH
Publisher : UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18860/eh.v25i1.18093

Abstract

 Coastal fishermen communities hold religious rituals as Sufism practices. One of which is Tarekat Khalwatiyah-Samman, which affects their daily work. This paper aims to identify the substance of the Khalwatiyah-Samman teachings. It deciphers the effect of this teaching on the work of fishermen on the south coast of South Sulawesi. This research is qualitative with social and empirical approaches. Data collection was done through in-depth interviews, observation, and literature study. It employed qualitative data processing and analysis. The results showed that the substance of the Khalwatiyah-Samman teachings lies in its three doctrines: the purification of the soul, the concept of the essence of God, and the concept of human essence. In addition, the influence of Khalwatiyah-Samman's teaching on the work of fishermen on the south coast of South Sulawesi is the emergence of attitudes in work such as complacency; God has determined everything, and they do not have a competitive spirit and spirit of achievement. Accordingly, the substance of the Khalwatiyah-Samman teaching is that God has determined all human actions, and humans only live it. Moreover, the effect of the Khalwatiyah-Samman teaching is to form an attitude of fatalism in fishermen or resignation. Masyarakat nelayan di wilayah pesisir memegang teguh ritual keagamaan sebagai praktik Sufisme. Salah satunya yaitu Tarekat Khalwatiyah-Samman yang berpengaruh terhadap pekerjaan sehari-hari nelayan. Tulisan ini bertujuan memahami substansi ajaran Tarekat Khalwatiyah-Samman. Penelitian ini mengungkap efek Tarekat Khalwatiyah-Samman terhadap pekerjaan nelayan di pesisir selatan Sulawesi Selatan Penelitian ini bersifat kualitatif dengan pendekatan sosial dan empiris. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara mendalam, observasi, dan studi literatur. Kajian ini menggunakan pengolahan dan analisis data kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ini substansi ajaran Tarekat Khalwatiyah-Samman terletak pada tiga doktrinnya yaitu penyucian jiwa, konsep esensi Ketuhanan dan konsep esensi manusia. Pengaruh tarekat Khalwatiyah-Samman terhadap pekerjaan nelayan di pesisir selatan Sulawesi Selatan adalah timbulnya sikap dalam bekerja seperti cepat puas, segala hal telah ditentukan oleh Tuhan, mereka tidak memiliki jiwa bersaing dan semangat berprestasi. Karena itulah substansi ajaran Khalwatiyah-Samman adalah semua perbuatan manusia telah ditentukan Tuhan dan manusia hanya menjalaninya. Adapun efek Tarekat Khalwatiyah-Samman adalah membentuk sikap fatalism pada nelayan atau kepasrahan.
PARTISIPASI PEREMPUAN DALAM MUSRENBANG: PERSPEKTIF KOMUNIKASI PEMERINTAHAN Tuty Suciaty Razak; Faidah Azuz; Suaib Ibrahim
Jurnal Pallangga Praja (JPP) Vol 2 No 2 (2020): Oktober
Publisher : Institut Pemerintahan Dalam Negeri Kampus Sulawesi Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61076/jpp.v2i2.1657

Abstract

Encouraging societies to participate in developing be placed on two discussed area that namely top downand bottom up. Musrenbang is one of the implementations top down and bottom up approaches. Womenas a important element in local society have to participating in Musrenbang. This study aims to seek (1)How participation women level in Musrenbang, (2) how women entering on the steps of participating inlocal Musrenbang. Method for collecting data is quantitative approach with descriptive analysis. Locus ofresearch in two villages, Desa Tuju and Desa Pattiro. The results are (1) women participate on Musrenbangboth kader and non kader, (2) The high participating level of women in mMsrenbang is get invitation fromlocal leader (65 percent) and the lowest level of women participating is dialog with government. (3) Bycompare women participating in two villages show that in all level, women in Desa Tuju more participatingthen women in Desa Pattiro. This study also finds that for all level, local government communication needmore booster for getting women participating in Musrenbang.
Rice Farming: Analysis of Production, Consumption, and Marketing Azuz, Faidah; Idrus, Rudiat
Agrikan Jurnal Agribisnis Perikanan Vol. 14 No. 2 (2021): Agrikan: Jurnal Agribisnis Perikanan
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Muhammadiyah Maluku Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52046/agrikan.v14i2.882

Abstract

????????????????/
Land conversion to cement factory and mining: Effect of environmental change to disaster and farmer livelihoods Harifuddin, Harifuddin; Haris, Subhan; Anriani, Haslinda B; Azuz, Faidah; Apriningsih, Apriningsih
Journal of Degraded and Mining Lands Management Vol. 11 No. 2 (2024)
Publisher : Brawijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15243/jdmlm.2024.112.5485

Abstract

Land conversion from agricultural to cement factory and mining areas has consequences for environmental change and degradation that cause disasters and sustainability farmer livelihood. This study aimed to analyze land conversion to a cement factory and mining as determinants of environmental change, environmental change as a determinant of environmental degradation, and the effect of environmental change and environmental degradation on the sustainability of farmer livelihoods. This research used a sequential explanatory design or quantitative rather than qualitative. The research sample totaled 183 respondents. Data collection used the quantitative stage using questionnaires and the qualitative stage using in-depth interviews, observation, and literature study. The results showed that land conversion to a cement factory and mining are causes of environmental change, followed by environmental degradation, such as factory smoke pollution, dust from karst mines, factory vehicle dust, and soil pollution due to coal piles. Environmental change is a cause of environmental degradation, such as crop failure, acute respiratory illness, land clearing, and flooding. The effect of environmental change and environmental degradation on the sustainability of farmer livelihoods is that almost all farmers sell their rice fields for the factory area, then buy ponds, do business, open stalls, and open photocopy businesses. No one returned to being a farmer. The conversion of agricultural land to a cement factory and mining caused a decrease in environmental functions, namely the disruption of the ecosystem chain, which caused flooding and acute respiratory disease and caused farmers to switch to non-agricultural livelihoods.
Islamic Dialectics and Local Cultural Transformation in the Matajang Community, Enrekang Regency Bahri, Syamsul; Iskandar, Abdul Malik; Harifuddin, Harifuddin; Azuz, Faidah; Madiong, Baso; Waspada, Waspada
IBDA` : Jurnal Kajian Islam dan Budaya Vol. 21 No. 2 (2023): IBDA': Jurnal Kajian Islam dan Budaya
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Islam Negeri Profesor Kiai Haji Saifuddin Zuhri Purwokerto Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24090/ibda.v21i2.7306

Abstract

This article aims to (i) describe the dialectic of Islam with local culture in the Matajang community. (2) describe the form of local cultural transformation as a result of dialectics with Islam in the Matajang community. This research is qualitative with a single case study design. The research locations are in the Matajang community which includes Labuku Village, Baringeng Village, and Tapong Village and Matakali Village. The research informants consisted of 4 traditional leaders. Data collection used in-depth interviews, observation, and literature studies. Data analysis uses a three-plot technique, namely data reduction, categorization. The results of this study are (1) the dialectic of Islam and local culture has a meeting point in the occult aspect. Both acknowledge the existence of the supernatural and it is in this aspect that Islam is accepted by the Matajang people. (2) The transformation of local ritual culture occurs in several rituals gradually, starting from changes in prayers and matra to changes in some parts of the ritual but the local aspects are still visible. The conclusion of cultural change is a form of negotiating Islamic culture with local culture because not all forms are taken, only those that are appropriate to local characteristics.