cover
Contact Name
Ihwan Amalih
Contact Email
elwaroqoh1234@gmail.com
Phone
+6281999286606
Journal Mail Official
elwaroqoh1234@gmail.com
Editorial Address
Fakultas Dakwah dan Ushuluddin Kampus Pusat Universitas Al-Amien Prenduan Pondok Pesantren Al-Amien Prenduan, Sumenep, Jawa Timur Kode Pos 69465 email : elwaroqoh1234@gmail.com
Location
Kab. sumenep,
Jawa timur
INDONESIA
El-Waroqoh : Jurnal Ushuluddin Dan Filsafat
ISSN : 25804014     EISSN : 25804022     DOI : 10.28944/el-waroqoh
El Waroqoh: Jurnal Ushuluddin dan Filsafat is a peer reviewed journal which is highly dedicated as public space to deeply explore and widely socialize various creative and brilliance academic ideas, concepts, and research findings from the researchers, academicians, and practitioners who are concerning to develop and promote the religious thoughts, and philosophies. Nevertheless, the ideas which are promoting by this journal not just limited to the concept per se, but also expected to the contextualization into the daily religious life, such as, inter-religious dialogue, Islamic movement, living Quran, living Hadith, and other issues which are socially, culturally, and politically correlate to the Islamic and Muslim community development.
Articles 85 Documents
RITUAL ROKAT PANDHABA SEBAGAI WARISAN KEARIFAN LOKAL DALAM TINJAUAN AQIDAH ISLAMIYAH (Studi Kasus di Dusun Aeng Bato Desa Kapedi Kecamatan Bluto Kabupaten Sumenep) Iskandar Zulkarnaen; Nadiatul Husna
El-Waroqoh : Jurnal Ushuluddin dan Filsafat Vol 6, No 1 (2022)
Publisher : Institut Dirosat Islamiyah Al-Amien Prenduan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.28944/el-waroqoh.v6i1.1494

Abstract

Ritual rokat pandhaba di Dusun Aeng bato  Desa Kapedi Kecamatan Bluto Kabupaten Sumenep merupakan tradisi kearifan lokal di Madura yang senantiasa dilaksanakan dan telah diwariskan secara turun-temurun. Tradisi ini tetap eksis dan bertahan meski masyarakat diterpa oleh berbagai kemajuan dan perkembangan zaman. Menurut masyarakat di dusun Aeng Bato anak pandhaba harus di ruwat atau rokat dengan melaksanakan selametan, supaya mendapatkan keselamatan dan kesejahteraan dalam hidup. Namun dialektika antara agama dan budaya ini bisa menimbulkan ketegangan. Ini karena budaya dan tradisi sering dipandang tidak sesuai dengan agama sebagai ajaran ilahi yang mutlak . oleh karena itu, penelitian ini berfokus pada prosesi pelaksanaan ritual rokat pandhaba sebagai warisan kearifan lokal di Dusun Aeng Bato Desa Kapedi serta bagaimana tinjauan akidah islam terhadap pelaksanaan ritual rokat pandhaba. Metode penelitian yang digunakan pada artikel ini adalah kualitatif deskriptif yaitu sebuah pendekatan peneltian yang menggambarkan dan menginterprestasikan objek sesuai dengan apa adanya. Dalam artikel ini data yang dihasilkan berupa data deskriptif yang digambarkan dengan detail, bukan data yang berbentuk angka-angka. Berdasarkan data yang penulis temukan, dapat disimpulkan bahwa Pelaksanaan ritual rokat pandhaba terdapat beberapa tahap. diantaranya pembukaan yang dimulai dengan mengirim al-Fatihah untuk arwah-arwah para leluhur, yang dilanjutkan dengan pembacaan tahlil dan Surah Yaasin, dilanjutkan dengan doa untuk keselamatan anak yang diruwat. Selepas doa, ada ceramah atau pengajian singkat dari Kyai yang ditunjuk. Selesai ceramah barulah memasuki acara inti, yaitu prosesi pemandian si anak yang akan diruwat dan kemudian dilanjutkan dengan prosesi penebusan. Acara rokat pandhaba diakhiri dengan doa penutup memohon keselamatan anak yang sudah diruwat dan menyebutkan harapan-harapan baik kepada anak tersebut. Acara kemudian dipungkas dengan perebutan aneka sajian oleh hadirin. Ditinjau dari aqidah Islam, rokat pandhaba merupakan ungkapan rasa syukur atas rezeki yang telah diberikan dan memohon perlindungan bagi anak pandhaba supaya senantiasa diberikan kelancaran dalam menjalani kehidupan dan senantiasa dijauhkan dari marabahaya. Sedangkan menurut tinjauan aqidah islam, radisi rokat pandhaba yang dilaksanakan oleh masyarakat di Dusun Aeng Bato Desa Kapedi Kecamatan Bluto Kabupaten Sumenep termasuk bid’ah mubahah yakni diperbolehkan karena tidak bertentangan dengan nilai-nilai atau jiwa tauhid dan moralitas aqidah Islam.
KONSTRUKSI ISLAM MODERAT DALAM TAFSIR AL-MUNÎR KARYA WAHBAH AL-ẒUHAILÎ Aprilia Dwi Larasati; Ghozi Mubarok
El-Waroqoh : Jurnal Ushuluddin dan Filsafat Vol 4, No 2 (2020)
Publisher : Institut Dirosat Islamiyah Al-Amien Prenduan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.28944/el-waroqoh.v4i2.268

Abstract

Maraknya fanatisme terhadap suatu keyakinan yang berlebihan dengan paham absolutisme yang cenderung puritanis tanpa sikap toleransi, sehingga menimbulkan sentiment negative. Penilitian ini bertujuan mendeskripsikan tentang pandangan Wahbah al-Ẓuhailî terhadap Islam moderat mengenai akidah Islam dan sosial dalam hubungan antar umat beragama. Menggunakan metode kepustakaan dan kajian kitab Tafsir al-Munîr  karya Wahbah al-Ẓuhailî dengan mengklasifikasi ayat-ayat yang berkaitan dengan tema kajian penelitian diantaranya QS al-Baqarah (2): 143, 256, 62, QS al-Kahfi (18): 29, QS. al-Kâfirûn (109): 6, QS. Al-Rûm (30): 30, QS. al-Mumtah}anah (60): 8-9, QS al-an’âm (6): 108. Adanya moderasi dalam pandangan Wahbah tentang akidah dan sosial dalam hubungan antar umat beragama meliputi; [1] kebebasan menemukan kebenaran yang tetap didasari kendali wahyu tanpa adanya pemaksaan. [2] penekanan toleransi dalam menghargai eksistensi agama lain tanpa mencampuradukkan akidah dan justifikasi membenarkan ajarannya.Kata Kunci: Islam Moderat, Wahbah al-Ẓuhailî, Tafsir al-Munîr.
KAJIAN AYAT SYIFA’ DALAM AL-QUR’AN PERSPEKTIF TAFSIR ATH-THOBARI KARYA MUHAMMAD BIN JARIR Achmad Suhaili; Moh. Hasan; Roby Azhari
El-Waroqoh : Jurnal Ushuluddin dan Filsafat Vol 6, No 1 (2022)
Publisher : Institut Dirosat Islamiyah Al-Amien Prenduan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.28944/el-waroqoh.v6i1.1018

Abstract

Islam adalah suatu ajaran wahyu yang bersumber dari Allah subhanahu wata’ala Dzat Yang Maha Suci dan Maha Mulia. Oleh karena itu al-Qur’an sebagai suatu sumber utama ajaran Islam memiliki kebenaran yang mutlak. Kebanyakan dari diri seorang manusia hanya sebatas mengakui suatu kebenaran tersebut, namun kebanyakan mereka tidak mengetahui, bahwa salah satu kebenaran al-Qur’an bisa menyembuhkan penyakit rohani dan jasmani, Untuk itu penulis tertarik meneliti kandungan ayat-ayat al-Qur’an yang berhubungan tentang pengobatan penyakit dengan menggunakan al-Qur’an. dan Penelitian ini bertujuan untuk memahami kandungan al-Qur’an sebagai obat, dan cara mengaplikasikan al-Qur’an didalam kehidupan manusia.Artikel ini menyajikan penelitian tentang al-syifa’ menurut tafsir ath-Thobari. Penelitian ini dilakukan dengan menganalisa beberapa ayat al-Qur’an yang didalamnya membahas tentang al-syifa dengan menggunakan sudut pandang Muhammad bin Jarir dalam Tafsir Ath-Thobari. Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui bagaimana al-syifa dalam al-Qur’an.Hasil penelitian mengungkapkan bahwa; Ada enam ayat-ayat syifa dalam Al-Qur’an yang dapat menyembuhkan bagi orang yang sakit. Namun penulis mengambil  tiga ayat saja yaitu: terdapat pada (Al-Qur’an Surat An-Nahl: 69), (Al-Qur’an Surat Yunus:57),(Al-Qur’an Surat Al-Israa: 82), dan Hadits maupun atsar sahabat yang berkaitan dengan ayat-ayat syifa dengan terdapat pada hadis kitab Ath-Turmudi dan Imam Anas. Berdasarkan jalur periwayatannya kedua hadis tersebut disepakati sebagai hadis yang sahih meskipun secara lafadz terdapat perbedaan namun secara makna memiliki substansi yang sama, dan Pengobatan ruqyah dengan menggunakan ayat-ayat syifa dilakukan dengan cara membacakan ayat-ayat Al-Qur’an dan ditiupkan ke pasien maupun melalui media air.
HERMENEUTIKA AL-QUR'AN; Kajian atas Pemikiran Fazlur Rahman dan Nasr Hamid Abu Zayd tentang Hermeneutika al-Qur'an Ahmadi Ahmadi
El-Waroqoh : Jurnal Ushuluddin dan Filsafat Vol 1, No 1 (2017)
Publisher : Institut Dirosat Islamiyah Al-Amien Prenduan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.28944/el-waroqoh.v1i1.137

Abstract

Tulisan ini membahas tentang keberadaan hermeneutika sebagai salah satu produk ilmu pengetahuan yang mengkaji teks yang erat kaitannya antara author, reader, dan teks itu sendiri dengan pendekatan kajian pustaka. Seiring perkembangannya hermeneutika oleh sebagian kalangan dianggap bisa mengkaji al-Qur’an sebagaimana Bibel dikaji menggunakan hermeneutika. Bagi umat Islam sendiri sudah ada Ilmu Tafsir sebagai sarana mengkaji al-Qur’an dalam berbagai aspek, dengan tata aturan ketat bagi seorang akan dianggap layak menjadi seorang mufassir. Pada artikel ini akan dibahas tentang kakrakteristik pemikiran Fazlur Rahman, Nasr Hamid Abu Zayd,  dua orang sarjana muslim yang memiliki karakteristik tersendiri dalam khazanah hermeneutika al-Qur'an.
AL-DAKHÎL DALAM TAFSÎR YÃ SÎN HAMAMI ZADAH Moh. Jufriyadi Sholeh; Fatihatur Rohmah
El-Waroqoh : Jurnal Ushuluddin dan Filsafat Vol 6, No 2 (2022)
Publisher : Institut Dirosat Islamiyah Al-Amien Prenduan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.28944/el-waroqoh.v6i2.721

Abstract

Kehidupan manusia bergantung pada hukum-hukum Alquran dan akan selalu bergantung kepadanya, serta merujuk pada keyakinan umat Islam bahwa Alquran sâlih li kulli zamân wa makân, jadi sampai sekarang Alquran tetap dikaji dan ditafsiri untuk mengatasi perkembangan peradaban dunia. Akan tetapi seiring dengan perkembangan tersebut terdapat penafsiran yang tidak sesuai dengan syarat-syarat menafsirkan Alquran, oleh karena itu muncullah term al-Dakhîl dalam penafsiran Alquran, yaitu penafsiran yang tidak memiliki landasan yang valid dalam agama dan ilmiah, baik dari Alquran, hadis{, pendapat sahabat dan tabi’in, maupun dari akal sehat yang memenuhi kriteria dan prasyarat ijtiha>d. Dengan adanya term tersebut maka akan digunakan untuk mendeteksi adanya penyusupan penafsiran dalam kitab Tafsîr Yâ Sîn karya Hamami Zadah, yang mana kitab tersebut banyak dikaji di lembaga-lembaga pendidikan Islam. Dalam penelitian ini akan berbicara mengenai bentuk-bentuk al-Dakhîl dari berbagai sumbernya (kisah Israiliyyat, Hadis Mardud, Pendapat Sahabat yang tidak valid, dan Pendapat rasio yang tidak diterima) serta dengan menjelaskan alasan atau argumen mengapa sumber-sumber tersebut ditolak. Metode yang digunakan adalah penelitian kepustakaan atau library research, kemudian pada fokus pembahasannya menggunakan metode tahlîlî yaitu meneliti sumber data sesuai dengan urutan ayat yang ada pada kitab tersebut. Serta pengkroscekkan terhadap penelitian sebelumnya yaitu Al-Dakhîl dalam Tafsîr Yâ Sîn Karya Hamami Zadah oleh Siti Zahrotul Awwaliyah. Setelah dilakukan penelitian dapat disimpulkan bahwa dalam Tafsîr Yâ Sîn ini terdapat dua bentuk al-Dakhîl. Pertama, al-Dakhîl bil-Ma’thûr yang berupa Kisah Isrâîliyyât, yaitu kisah Ashâbul Qoryah di mana pada penafsiran tersebut yang dimaksud Qoryah adalah negri Antakiyah yang mana pendapat itu sama dengan pendapat Ibnu Kasir yang menukil riwayat dari Ibn Ishaq dan dalam sanadnya terdapat perawi yang masih diperdebatkan kualitasnya yaitu Ka’ab al-Ahbar dan Wahb ibn Munabbih. Hadis Mardûd, terdapat tujuh hadis yang mana para ulama’ berbeda pendapat tentang kualitasnya akan tetapi dari ketujuh hadis tersebut tidak ada hadis yang Maqbûl. dan pendapat Sahabat yang tidak valid, yaitu penafsiran tentang orang mu’min pada hari akhir. Kedua, al-Dakhîl bil-Ra’yi yang berupa pendapat akal yang tidak dapat diterima yaitu penafsiran tentang tata surya (tempat matahari serta besarnya matahari, bumi, dan bulan), di mana penafsiran tersebut tidak sinkron dengan pengetahuan tentang tata surya yang sudah masyhur di ranah saintifik.
KISAH KHAULAH BINTI SA’LABAH DALAM AL-QUR’AN (Analisis Hermeneutika Double Movement Fazlurrahman Terhadap QS. al-Muj?dalah Ayat 1-4) Rohmah, Husnur; Sulfa, Nafilah
El-Waroqoh : Jurnal Ushuluddin dan Filsafat Vol 8, No 2 (2024)
Publisher : Institut Dirosat Islamiyah Al-Amien Prenduan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.28944/el-waroqoh.v8i2.1670

Abstract

Khaulah merupakan seorang wanita yang berani menyampaikan persoalanya kepada Rasululllah yang sekaligus mengkritik kedominanan laki-laki atas  perempuan. Berkat kebenaraniannya sehingga perempuan dapat menemukan jawaban atas permasalahan yang sama dengan yang sedang di hadapi Khaulah, untuk penulis ingin mengkaji lebih dalam mengenai Khaulah lebih tepatnya kesetaraaan gender dengan menggunakan teori double movement Fazlurrahman. Penulis menggunakan teori double movement Fazlurrahman untuk mengetahui ideal moral dalam kisah Khaulah yang sesuai dengan konsep teori double movement Fazlurrahman. Pendekatan kualitatif merupakan pendekatan yang dipilih dalam menulis artikel ini yaitu dengan menggunakan teori deskriptif-analitis tematik. Jenis dari penelitian ini adalah penelitain kepustakaan yang dilakukan dengan cara mencari jawaban rumusan masalah dari suatu penelitian dengan membaca buku, artikel atau sumber lain dari berbagai literatur. Keadilan Islam terhadap seorang perempuan terasa hingga sekarang. Seorang perempuan bisa mengenyam pendidikan dengan setinggi-tingginya, kebebasan berpolitik, berpendapat bahkan hak-hak yang lainnya. Sehingga dari rincian ayat tersebut dapat penulis tarik ideal moral atau pesan yang ingin disampaikan bahwasanya seorang wanita diperkenankan untuk menyampaikan pendapat, gugatan dan bahkan lain sebagainya. 
RITUAL TOLAK BALA’ (STUDI FENOMENOLOGI INTERPRETATIF DI BHUJUK ACCAM, KAMPUNG LAOK SABA, DESA AENGBAJA KENEK, KECAMATAN BLUTO, KABUPATEN SUMENEP) Ita Susanti; Muhtadi Abd Mun'im
El-Waroqoh : Jurnal Ushuluddin dan Filsafat Vol 4, No 1 (2020)
Publisher : Institut Dirosat Islamiyah Al-Amien Prenduan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.28944/el-waroqoh.v4i1.592

Abstract

Keselamatan ataupun kebahagiaan adalah suatu hal yang menjadi keinginan setiap orang. Namun, karena sudah menjadi suatu keniscayaan bahwa hidup tak akan selamanya dalam posisi yang nyaman, adakalanya yang namanya kesusahan dan musibah yang melanda. Dan untuk mencegah hal itu, suatu kelompok masyarakat  melakukan ritual atau upacara sebagai salah satu cara mengantisipasinya. Salah satu bentuk ritual itu ialah ritual tolak bâlâ’. Sehingga, ritual tolak bâlâ’ menjadi suatu hal yang tak terpisahakan dalam kehidupan mereka dan menjadi suatu bagian yang vital dalam bagi mereka. Permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah bagaimana ritual tolak bâlâ’ yang dilaksanakan di Bhujuk Accâm, Kampung Laok Saba Desa Aengbaja Kenek Kecamatan Bluto Kabupaten Sumenep dalam rangka ingin mengungkap secara detail bagimana ritual tolak bâlâ’ tersebut, yang dijabarkan dalam dua fokus yaitu bagaimana dinamika ritual Tolak Bâlâ’ di Bhujuk Accâm, Kampung Laok Sabâ, Desa Aengbaja Kenek, Kecamatan Bluto, Kabupaten Sumenep? bagaimana makna keselamatan pada ritual tolak bâlâ’ bagi masyarakat Kampung Laok Sabâ mengenai tradisi Tolak Bâlâ’ di Bhujuk Accâm, Kampung Laok Sabâ, Desa Aengbaja Kenek, Kecamatan Bluto, Kabupaten Sumenep? Untuk mengetahui lebih dalam tentang fenomena ritual tolak bâlâ’ ini, maka peneliti menggunakan pendekatan penelitian kualitatif lapangan. Adapun metode yang digunakan adalah metode wawancara, observasi, dan dokumentasi. Hasil pertama yang ditemukan dalam penelitian ini adalah bahwa ritual tolak bâlâ’ yang ada di kampung Laok Sabâ ini ialah dinamika ritual yang dikandungnya antara lain : dinamika agama, dinamika budaya, dan dinamika sosial. Yang kedua, makna keselamatan dalam ritual tolak bâlâ’ di kampung Laok Sabâ antara lain : iman kepada Allah sebagai sumber keselamatan, terhindar dari bencana, malapetaka dan musibah, terciptanya ketentraman dan kesejahteraan lingkungan dan timbul rasa senang.
ANALISIS SEMANTIK KATA ‘ABID DAN ‘IBAD DALAM AL-QUR’AN Uhlusul Qomariyah; Moh. Jufriyadi Sholeh
El-Waroqoh : Jurnal Ushuluddin dan Filsafat Vol 7, No 2 (2023)
Publisher : Institut Dirosat Islamiyah Al-Amien Prenduan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.28944/el-waroqoh.v7i2.1542

Abstract

Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui bagaimana analisis kajian semantik atas makna kata ‘Abid dan ‘Ibad di dalam Al-Qur’an, serta perbedaan dari kedua kata tersebut. Secara spesifik penelitian ini akan mengungkap pandangan dunia Al-Qur’an terhadap kosa kata atau istilah-istilah kunci di dalamnya sehingga dapat memunculkan pesan-pesan yang dinamik dari kosa kata Al-Qur’an dan bisa diambil manfaatnya untuk dijadikan tambahan perluasan ilmu pengetahuan.". Adapun pendekatan yang digunakan yaitu kualitatif dengan jenis kepustakaan (library research) dan metode yang digunakan adalah deskriptif-analitif dengan Analisis teori semantik yaitu mencari istilah kunci dalam Al-Qur’an, mengetahui makna dasar, makna relasional, historitas kata dan kemudian di akhiri dengan berusaha menyingkap pandangan dunia Al-Qur’an(Weltanschauung). Adapun hasil dari penelitian ini menyatakan bahwa kata ‘Abid dan ‘Ibad memiliki makna dasar Hamba, Budak, Manusia, Hamba Sahaya,Orang,  dan makna relasional yaitu bermakna Hamba, Budak, Ibadah, Penyembah, Taat, Tobat, Aniaya, Al-Riqab, Al-Nas, Al-Amat, Al-Fata, Malakat dengan menghasilkan Weltanschauung bahwa kata ‘Abid dan ‘Ibad berasal dari akar kata yang sama yaitu “‘abdun”, kata ‘Abid dan ‘Ibad di dalam Al-Qur’an sekilas diterjemahkan dengan kata  yang sama yaitu “hamba-hamba” akan tetapi pemaknaan dan penggunaannya berbeda, di mana kata ‘Abid memiliki konotasi negatif yaitu menyifati orang-orang kafir yang bermaksiat kepada Allah dan bergelimang dosa sehingga mendapatkan siksaan dari Allah. Sedangakan kata ‘Ibad memiliki konotasi positif yaitu menyifati hamba-hamba yang senantiasa taat dan beribadah kepada Allah atau kalaupun berdosa mereka menyadari akan kesalahannya dan bertobat sehingga mendapatkan balasan kenikmatan dari Allah swt. 
FITNAH WANITA DALAM AL-QUR’AN (STUDI KOMPARATIF ANTARA TAFSIR AL-QURṬUBI DAN TAFSIR AN-NÛR) Zaimil Anam; Agus Kharir
El-Waroqoh : Jurnal Ushuluddin dan Filsafat Vol 5, No 1 (2021)
Publisher : Institut Dirosat Islamiyah Al-Amien Prenduan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.28944/el-waroqoh.v5i1.294

Abstract

Pada zaman modern ini, banyak pria yang tercoreng kehormatannya akibat tergoda oleh wanita. Wanita yang banyak menjadi fitnah bagi para kaum pria yaitu wanita yang mengumbar-umbar auratnya. Dalam syari’at Islam, wanita wajib menutup auratnya, yaitu seluruh tubuh, dari ujung kepala sampai ujung kaki atau lebih sempurna lagi dengan menggunakan kaos kaki, dan yang diperbolehkan nampak hanya wajah dan kedua telapak tangan. Rasulullah SAW menegaskan bahwasanya wanita merupakan fitnah yang paling berat dari pada fitnah-fitnah lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui fitnah wanita dalam Al-Qur’an dengan menggunakan tafsir Al-Qurṭubi dan tafsir An-Nûr sebagai sumber primernya. Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif, dengan jenis penelitian pustaka, dan untuk metode analisis datanya, menggunakan metode deskriptif-analitik. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa fitnah kaum wanita menurut Imam Al-Qurṭubi itu lebih berat dibandingkan dengan fitnah-fitnah lainnya. Menurut Hasbi, fitnah wanita disebut pertama kali sebelum fitnah-fitnah yang lain, karena wanita memang menjadi tumpuan pandangan dan jiwa manusia. Tidak dapat diragukan, bahwa kecintaan para pria kepada perempuan mempunyai pengaruh besar terhadap perkembangan umat manusia, dan dengan kecintaan antara kedua makhluk berlawanan jenis itulah terpelihara kelangsungan hak-hak (kehidupan) umat manusia. Kedua mufasir ini memiliki banyak persamaan dalam memahami dan menafsirkannya, akan tetapi yang menjadi perbedaan dari keduanya adalah dari segi penafsirannya.
KEISTIMEWAAN ZAITUN DALAM AL-QUR’AN (Kajian Tafsir Saintifik Perspektif Fakhr Al-Dîn Al-Râzî Dalam Kitab Tafsîr Al-Kabîr Aw Mafâtîh Al-Ghaib) Kamalia, Nabiila; Amalih, Ihwan
El-Waroqoh : Jurnal Ushuluddin dan Filsafat Vol 7, No 1 (2023)
Publisher : Institut Dirosat Islamiyah Al-Amien Prenduan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.28944/el-waroqoh.v7i1.1224

Abstract

ABSTRAKZaitun merupakan buah yang sering disebutkan dalam Al-Qur’an dan hadits. Di dalam Al-Qur’an ia  disebutkan sebanyak  7 kali dalam ayat yang berbeda. Disebutkan sebanyak 5 kali dengan kata Zaitun, satu kali dengan kata Shajarah Mubârokah dan satu kali dengan kata Shajaratan Takhruju Min ṭurisaynai yang menunjukkan makna Zaitun. Zaitun adalah buah sangat istimewa bagi kaum muslimin, ia mengandung berbagai macam komponen yang berkhasiat bagi kesehatan, terutama minyaknya. Apa yang terkandung dalam minyak Zaitun tidak didapati dalam  jenis minyak lain. Dari uraian di atas, maka penulis ingin mengupas lebih jauh mengenai zaitun dan keistimewaan-keistimewaannya dalam Al-Qur’an prespektif  Fakhr Al-Dîn Al-Râzî. Peneliti memilih tokoh ini karena Fakhr Al-Dîn Al-Râzî adalah dikenal sebagai mufassir yang terkenal dengan penafsirannya di bidang tafsir saintifik, maka fokus penelitian ini adalah bagaimana Zaitun dalam Al-Qur’an prespektif Fakhr Al-Dîn Al-Râzî, dan bagaimana keistimewaan Zaitun menurut Al-Qur’an dan sains prespektif Fakhr Al-Dîn Al-Râzî. Penelitian yang peneliti lakukan ini merupakan penelitian kualitatif pustaka. Dalam analisis ini peneliti menggunakan metode analisis deskriptif, yaitu teknik analisa data yang dilakukan dalam rangka mencapai pemahaman terhadap sebuah fokus kajian yang kompleks, dengan cara memisahkan tiap-tiap bagian dari keseluruhan fokus yang dikaji. Adapun hasil dari penelitian ini, bahwa Zaitun dalam Al-Qur’an menurut Al-Râzî adalah zaitun yang pohonnya tumbuh di Thursinai, dan dijuluki sebagai pohon yang diberkati karena pohonnya berumur Panjang dan tidak tumbuh di timur ataupuna barat. Pohon ini tidak memerlukan perawatan manusia sebagaimana tanaman lain. Buahnya juga mempunyai banyak manfaat. Bisa dimakan langsung ataupun di kupas, perasannya menghasilkan minyak yang baik untuk kesehatan. Minyaknya dapat dikonsumsi sebagai lauk dan dapat dijadikan obat, selain itu minyaknya dapat menjadi bahan bakar pelita. Sedangkan keistimewaan zaitun menurut Al-Râzî dan Sains adalah : 1.Allah bersumpah dengan Zaitun, 2. Allah memuji pohon Zaitun sebagai pohon yang diberkati, 3. Zaitun merupakan bagian dari nikmat yang Allah berikan,4.Zaitun merupakan makanan, lauk dan obat, 5.Pohon Zaitun adalah pohon yang berumur Panjang, 6. Minyaknya jernih, bening dan bercahaya, 7. Minyak Zaitun sangat bermanfaat untuk kesehatan dan kecantikan.