cover
Contact Name
Alfian Rokhmansyah
Contact Email
alfian.rokhmansyah@gmail.com
Phone
+62541-7809033
Journal Mail Official
fib@unmul.ac.id
Editorial Address
Jalan Ki Hajar Dewantara, Kampus Gunung Kelua, Kec. Samarinda Ulu, Kota Samarinda, Kalimantan Timur, Indonesia 75123
Location
Kota samarinda,
Kalimantan timur
INDONESIA
Prosiding Seminar Nasional Sastra, Bahasa, dan Seni (Sesanti)
Published by Universitas Mulawarman
ISSN : 26852756     EISSN : 27769992     DOI : -
Seminar Nasional Sastra, Bahasa, dan Seni (Sesanti) merupakan seminar nasional yang diselenggarakan oleh Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Mulawarman. Seminar ini dimulai pada tahun 2019 dan dilaksanakan setiap dua tahun sekali. Ruang lingkup seminar ini khususnya kajian-kajian bidang kebudayaan, seperti kajian bahasa, kajian sastra, dan kajian seni.
Articles 82 Documents
Proceeding Cover
Prosiding Seminar Nasional Bahasa, Sastra, dan Seni (Sesanti) Prosiding Seminar Nasional Bahasa, Sastra, dan Seni (Sesanti) 2019
Publisher : Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Editorial (Pra-isi) Prosiding
Prosiding Seminar Nasional Bahasa, Sastra, dan Seni (Sesanti) Prosiding Seminar Nasional Bahasa, Sastra, dan Seni (Sesanti) 2019
Publisher : Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

TRANSFORMASI MUSIK TINGKILAN KUTAI DALAM KONTINUITASNYA DI ERA GLOBALISASI (SEBUAH PENDEKATAN ETNOMUSIKOLOGIS) Asril Gunawan; Mursalim; Fahrurazi
Prosiding Seminar Nasional Bahasa, Sastra, dan Seni (Sesanti) Prosiding Seminar Nasional Bahasa, Sastra, dan Seni (Sesanti) 2019
Publisher : Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Musik tingkilan adalah jenis kesenian yang penyajiannya terdiri dari pemain gambus, gendang (Babon) dan penyanyi (pantun). Penyajian musik tingkilan biasanya selalu disertai dengan nyanyian pantun dan saling berbalas pantun antara pemain gambus dengan penonton. Selanjutnya, kesenian musik tingkilan perlahan-lahan mengalami penurunan dikarenakan bahwa musik tingkilan dianggap kurang menarik dan monoton. Kurangnya minat masyarakat terhadap musik tingkilan tidak terlepas dari faktor globalisasi. Oleh karena itu, pengaruh globalisiasi secara tidak langsung memberikan pengaruh besar terhadap kontinuitas musik tingkilan Kutai. Seiring perkembangan zaman, musik tingkilan telah mengalami perubahan dengan cara bertransformasi. Proses transformasi dianggap mampu memberikan pengaruh penting terhadap perubahan bentuk dan kreativitas pelaku seniman melalui inovasi musik tingkilan. Adapun transformasi musik tingkilan perkembangannya kini disebut dengan Congkil atau keroncong tingkilan. Perubahan bentuk penyajian di atas adalah contoh kecil tentang bagaimana kontinuitas musik tingkilan dapat bertransformasi. Artinya musik tingkilan dapat berkembang bilamana dapat berjalan seiring dengan nilai-nilai transformasi yang melekat didalamnya.
PENCIPTAAN SANGKU KERAMIK DENGAN ORNAMEN GAMBAR WAYANG KHAS BALI I Wayan Mudra; I Gede Mugi Raharja; I Wayan Sukarya
Prosiding Seminar Nasional Bahasa, Sastra, dan Seni (Sesanti) Prosiding Seminar Nasional Bahasa, Sastra, dan Seni (Sesanti) 2019
Publisher : Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penciptaan sangku keramik dengan memnafaatkan gambar wayang khas Bali sebagai budaya tradisi, masih sangat jarang dilakukan oleh pencipta keramik di Bali maupun di Indonesia pada umumnya. Budaya tradisi sangat penting diangkat dalam upaya menghadirkan karya-karya keramik berkarakter Indonesia, di tengah menjamurnya karya-karya keramik bernuansa asing di Indonesia. Tujuan penulisan ini adalah untuk menjelaskan: proses pembentukan, proses pembakaran, proses ornamen dan fungsi penciptaan karya sangku keramik yang menerapkan objek ornamen wayang khas Bali. Penelitian penciptaan ini menggunakan metode diskriptif kualitatif dengan teori pengmbilan data purposive sampling. Metode penciptaan merujuk pada metode penciptaan SP. Gustami yaitu eksplorasi, improvisasi, dan perwujudan. Teknik pengambilan data dilakukan dengan teknik observasi, wawancara dan dokumentasi, analisis karya dengan kualitatif dan hermeneutik. Hasil penelitian menunjukkan: proses pembuatan sangku keramik ini menggunakan teknik putar, pembakaran karya melalui tiga tahapan yaitu pembakaran bisquit, pembakaran glasir 1250oC dan pembakaran ornamen mencapaisuhu 1250oC; penerapanornamen dilakukan dengan teknik lukis; dan fungsi karya sangku keramik ini yaitu sebagai benda hias, sebagai benda fungsi pakai, dan souvenir. Kesimpulannya adalah penelitian penciptaan sangku keramik ini merupakan tahapan yang cukup panjang mulai dari tahap pembentukan sampai tahap pembakaran akhir. Gambar wayang khas Bali sebagai ornamen pada penciptaan sangku keramik ini merupakan penciptaan yang cukup langka, juga sebagai upaya pelestarian budaya tradisi dan juga mendukung upaya penciptaan kriya keramik berkarakter Indonesia.
TOPENG IRENG DAN MEMORI BUDAYA: STUDI KASUS TRANSMIGRAN JAWA DI SAMARINDA Bayu Arsiadhi Putra; Aris Setyoko; M. Natsir
Prosiding Seminar Nasional Bahasa, Sastra, dan Seni (Sesanti) Prosiding Seminar Nasional Bahasa, Sastra, dan Seni (Sesanti) 2019
Publisher : Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini mengeksplorasi hubungan antara kesenian topeng ireng dan memori budaya dalam komunitas transmigrasi Jawa di Samarinda. Penelitian ini juga melihat sejauh mana warisan budaya Jawa dan identitas ditransmisikan kepada generasi ketiga, yang lahir dan besar di Samarinda. Wawancara secara mendalam pada generasi pertama transmigran menunjukan bahwa kesenian digunakan untuk mengingat, mencegah ingatan terlupakan dan meneruskannya kepada generasi selanjutanya. Sementara generasi ketiga menciptakan praktik topeng ireng mereka sendiri dan ruang yang menghubungkan mereka dengan kebudayaan di Jawa dan di mana pun. Perkembangan teknologi menjadi alternatif bagi generasi muda untuk menemukan kesenian topeng ireng dari Jawa, dan menciptakan memori mereka sendiri untuk kesenian ini.
IDENTITAS JAWA DALAM BABAD DIPONEGORO Bani Sudardi; Istadiyantha
Prosiding Seminar Nasional Bahasa, Sastra, dan Seni (Sesanti) Prosiding Seminar Nasional Bahasa, Sastra, dan Seni (Sesanti) 2019
Publisher : Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Babad Diponegoro merupakan bagian dari sejarah Jawa. Sejarah Jawa ini sudah berlangsung ribuan tahun. Diponegoro adalah tokoh sejarah Jawa abad 19 ketika Pulau Jawa dikuasai Belanda dan Diponegoro melawan Belanda sampai akhirnya tertangkap dengan cara licik, yaitu diajak berdamai lalu ditangkap ketika sedang diadakan perundingan. Karya ini sudahdiakui dunia dengandimasukkan UnescoPBBsebagai“memoryof the world” pada taun 2013. Babad Diponegoro merupakan babad yang unik karena 3 hal: (1) Babad ditulis langsung oleh Pangeran Diponegoro, (3)BabadtentangdiriPangeranDiponegoro,dan(3)ditulis dilokasiyang jauh dari konteks budaya Jawa, yaitu di Manado. Babad ini memiliki aspek identitas lokal dan juga menggetarkan jiwa estetis pembacanya Kajian menunjukan bahwa Pangeran Diponegoro adalah sosok Pangeran yang sangat menjaga identitas. Identitas mayor Diponegoro adalah identits muslim, tetapi ia masih memiliki trace identitas dari masa sebelumnya meskipun sangat jauh yaitu iden titas keturunan Majapahit dari Brawijaya. Dalam menggambarkan peralihan dari Hindu ke Islam, digambarkan sebagai bentuk perkawinan antara Raja Majapahit yang Hindu dengan putri Islam dari Champa. Keturunan dan saudara-saudara inilah yang kemudian menjadi perintis Islamisasi di Jawa. Hal ini menjadi identitas Diponegoro sebagai muslim dengan nenek moyang Raja Hindu.
POLA KETAHANAN NASIONAL DALAM PERAYAAN ERAU PEMBENTUK KARAKTER BANGSA Ulum Janah; Rosdiana
Prosiding Seminar Nasional Bahasa, Sastra, dan Seni (Sesanti) Prosiding Seminar Nasional Bahasa, Sastra, dan Seni (Sesanti) 2019
Publisher : Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Simbol Ketahanan Nasional dalam perayaan Erau merupakan bagian dari nilai-nilai yang terkandung dalam undang-undang di Kesultanan Kutai yaitu Panji Selaten dan Braja Niti. Dalam undang-undang tersebut, falsafah pancasila banyak termuat dan menjadi pedoman keberlangsungan hidup masyarakat di Tanah Kutai. Perayaan Erau salah satu aktivitas budaya yang banyak memperlihatkan bagaimana nilai-nilai pancasila sebagai ketahanan nasional dipertahankan. Melalui kajian Semiotika Peirce dan tambahan kajian Ketahanan Nasional, penelitian ini bertujuan untuk menelaah pola- pola ketahanan nasional dalam perayaan Erau. Semiotika Peirce digunakan untuk melihat simbol-simbol ketahanan nasional dalam beberapa rangkaian adat dalam perayaan Erau. Sementara itu, Ketahanan Nasional untuk melihat pola-pola atau bentuk-bentuk kegiatan yang menjadi aplikasi ketahanan nasional itu sendiri. Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan pendekatan Semiotika Peirce serta Hakekat Ketahanan nasional itu sendiri. Penelitian dilakukan langsung ke lapangan saat Erau. hasil yang didapat dalam perayaan Erau terdapat pola ketahanan nasional baik dari sosial budaya maupun pendidikan. Pola-pola tersebut menjadi bagian dari kehidupan masyarakat sekitar dalam memotivasi terpeliharanya kebudayaan sebagai identitas serta bentuk filter bagi keberlanjutan suatu kelompok serta menjadi kesadaran penuh bagi keutuhan suatu bangsa.
ETIKA DALAM HUBUNGAN ANTAR MANUSIA PADA BEBERAPA TARIAN DAYAK KENYAH Surya Sili; Irma Surayya Hanum; Ian Wahyuni
Prosiding Seminar Nasional Bahasa, Sastra, dan Seni (Sesanti) Prosiding Seminar Nasional Bahasa, Sastra, dan Seni (Sesanti) 2019
Publisher : Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Suku Dayak Kenyah sebagai salah satu suku di Kalimantan Timur, dikena l memiliki jenis tarian yang sarat dengan nilai etika dan moral. Nilai etika dan moral ini merupakan kekayaan budaya Indonesia yang belum banyak didokumentasikan sehingga penelitian ini dilakukan. Studi kualitatif dengan pendekatanantropologi budaya dalam penelitian ini dimaksudkan untuk menggali dan mendokumentasikan nilai etika dan moral yang terkandung pada tarian Dayak Kenyah seperti kancet Lamada Lasan, kancet Nyelamasakay, kancet Lasan Leto, kancet Ajai, kancet Enggang, kancet Pambung Tawai, kancet Anyam Tali, kancet Hudog, kancet Pang Pakai dan kancet Leleng. Data dikumpulkan melalui wawancara dan observasi terhadap informan di desa Pampang, Samarinda, seperti pemuka adat dan penari serta studi dokumen yang relevan, seperti jurnal penelitia n, arsip, dan berita atau opini. Hasil penelitian menunjukkan tarian suku Dayak Kenyah sarat mengandung nilai moral/etika sesuai pandangan eudemonisme, utilitarianisme dan deontologi. Nilai moral/etika yang ditemukan sebagai berikut: (1) Keyakinan akan kelancaran acara rutin (kancet Lamada Lasan); (2) Keramah-tamahan kepada tamu (kancet Nyelemasakay); (3) Persahabatan (kancet Lasan Leto); (4) Perjuangan, persatuan dan kekompakan (kancet Papatai); (5) Perdamaian (Kancet Enggang); (6) Kepemimpinan dan gotong royong (Kancet Pamong Pawai); (7) Persatuan (kancet Anyam Tali); (8) Kepercayaan akan eksistensi roh jahat pada keberhasilan kegiatan pertanian, ada ritual pengusiran roh jahat tersebut. (kancet Hudoq); (9) Keberanian, kekompakan dan ketangkasan serta kebahagiaan (kancet Pang Pakai); dan (10) Suka cita/kebahagiaan (kancet Leleng).
PEMANFAATAN MEDIA SOSIAL UNTUK MEMBANGUN PELINDUNGAN BUDAYA LOKAL (Seni Tutur Aceh PM TOH) Erlinda
Prosiding Seminar Nasional Bahasa, Sastra, dan Seni (Sesanti) Prosiding Seminar Nasional Bahasa, Sastra, dan Seni (Sesanti) 2019
Publisher : Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pemanfaatan media sosial dalam upaya pelestarian dan penguatan budaya lokal yang dilakukan oleh petutur Aceh dalam menjaga Seni tutur Aceh (PM TOH). Harapan dapat dijadikan sebagai pembelajaran oleh muda dan mudi di seluruh pelosok Indonesia dalam upaya menjaga budaya lokal. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan instrumen penelitian, Observasi, wawancara dan dokumen. Populasi dalam penelitian adalah masyarakat Aceh dan sampelnya adalah tiga orang seniman Aceh yang aktif melakukan pertunjukan hikayat PM TOH di Banda Aceh dan satu orang seniman Aceh yang aktif melakukan pertunjukan di seluruh Indonesia dan luar Negeri. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa, dari sekian banyak Seni tutur Masyarakat Aceh, ada daerah-daerah tertentu yang budaya seni Tutur dipertahankanolehmasyarakatAcehdanadapulayangditinggalkan. Seni tutur Aceh (PM TOH) dewasa ini mendapatkan perhatian khusus oleh para pemuda Aceh sehingga menjadi populer dan terus berkembang hingga ke ibukota Indonesia. Kepopuleran seni tutur PM TOH akibat dari tepatnya pemanfaatan media sosial seperti Instagram, facebook dan you tube oleh seniman tutur Aceh dalam mempromosikan pertunjukan budaya lokal. Media sosial mempunyai fungsi penting dalam peningkatan promosi dan daya tarik masyarakat akan seni tutur Aceh yang dulunya seni ini sangat populer dan dinanti oleh masyarakat. Masuknya Era Milenial membawa manfaat tersendiri bagi seni dan budaya di Aceh. Khususnya seni tutur PM TOH.
IDENTITAS LOKAL DALAM BATIK PARANG SUKOWATI Nanang Rizali; Bani Sudardi
Prosiding Seminar Nasional Bahasa, Sastra, dan Seni (Sesanti) Prosiding Seminar Nasional Bahasa, Sastra, dan Seni (Sesanti) 2019
Publisher : Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sragen merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Jawa Tengah, memiliki banyak potensi daerah dan sumber daya alamnya. Salah satu potensi wisata unggulan berupa Museum sangiran yang menjadi identitas utama dengan tagline city branding nya “The Land of Java Man”. Di samping Museum Purbakala Sangiran, terdapat juga waduk kedung Ombo, kawasan pemandian air panas Bayanan, dan wisata makam Pangeran Samudro di gunung Kemukus. Di sektor perindusterian dan perdagangan Pemerintah daerah Sragen mengembangkan zona industri mebel dan kawasan industri batik. Sebagai benda budaya, batik merupakan bagian melekat dari kebudayaan nasional dan menjadi identitas bangsa Indonesia. Batik telah tumbuh dan berkembang dalam berbagai dimensi melalui lintasan ruang dan waktu dalam kehidupan masyarakatnya. Sejak awal abad ke 20 an, penggunaan batik tradisional tampak semakin berkurang dan kini batik berada dalam semangat zaman dimana aspek kreativitas menjadi faktor yang dominan. Selain terdapat kemungkinan yang meliputi bahan baku, zat warna dan prosesnya hingga pengembangan fungsinya. Berbagai fihak telah berupaya untuk mengeksplorasi batik yang dapat diaplikasikan dab dimanfaatkan dalam beragam kepentingan, di antaranya sebagai ekspresi menyampaikan identitas lokal. Batik dengan motif bentuk gading gajah purba yang terdapat di museum Sangiran digunakan sebagai identitas pencitraan kota yang didasarkan pada ikon utama dari Kabupaten Sragen. Dalam perkembangannya jenis batik ini dikenal dengan Batik sangiran yang memiliki ciri khas tersendiri, yang kemudian sekarang dikenal dengan batik Parang Sukowati. Adanya dukungan dab kebijaksanaan Pemda dalam mengembangkan potensi wisata dan kerajinan batik adalah sebagai upaya pencitraan identitas kota Sragen. Dengan demikian diharapkan dapat menumbuhkan rasa bangga masyarakat terhadap keberadaan potensi wisata Situs Museum Sangiran, sekaligus mengembangkan kerajinan batik sebagai daya bangsa Indonesia.