cover
Contact Name
Sisko
Contact Email
siskochiko@gmail.com
Phone
+6287854261279
Journal Mail Official
sttborneo1@gmail.com
Editorial Address
Jl.Prof. M.Yamin No. 3 Kota Baru, Pontianak Selatan
Location
Kota pontianak,
Kalimantan barat
INDONESIA
ICHTUS: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristiani
ISSN : 27751740     EISSN : 27751759     DOI : -
Core Subject : Religion,
ICHTUS: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristiani adalah jurnal yang menerbitkan artikel ilmiah yang berkualitas tentang Teologi dan Pendidikan Kristiani yang diterbikan oleh. Semua naskah melalui proses peer-review dan pemeriksaan plagiarisme. Hanya Naskah yang original yang akan diterima untuk diterbitkan. Jurnal ini diterbitkan dua kali setahun oleh Sekolah Tinggi Teologi Borneo yaitu Bulan Mei dan Desember. Adapun ruang lingkup dari Jurnal ICHTUS: 1. Teologi Biblika (Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru) 2. Teologi Sistematika 3. Teologi Praktika 4. Misiologi 5. Pendidikan Kristiani di Keluarga, Sekolah, dan Masyarakat
Arjuna Subject : Umum - Umum
Articles 55 Documents
Studi Teologi Pernikahan dalam Kitab Hosea: Refleksi bagi Pernikahan Kristen Saat Ini Fida Tronika Matang; Sugeng Surjana Adi
ICHTUS: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristiani Vol. 3 No. 2 (2022): November
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Borneo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.63830/70vmqf82

Abstract

Abstract: A solid marriage is built on the foundation of mutual trust, love and fidelity; therefore,what God has joined together, man must not separate (Matthew 19:6). This means that for believers,marriage is something holy because God created marriage and binds husband and wife throughsacred promises in marriage before God and His people. The relationship between husband and wifedescribes the relationship between God and man. Hosea was a prophet sent by God to convey God'sWord to the Israelites experiencing a moral decline. God told Hosea to marry a harlot (Hosea 1:2),because Hosea's marriage would be a valuable lesson for the Israelites who were unfaithful. Hoseawas the first prophet to compare God's union with the Israelites based on the covenant made atMount Sinai, with marriage or marriage. Marriage is a binding agreement (covenant) between a manand a woman, a marriage vow is not just a contract, which means that a marriage promise that hasbeen made before God and His church cannot be canceled by humans, there is no reason to divorceeven if there is a reason whatever. Three (3) parties hold the promise in marriage, including husband,wife and God. Husband and wife must have the commitment to maintain and maintain thehousehold ark that has been built on the foundation of Christ in a holy marriage bond so that theycan avoid divorce.Keywords: book of Hosea, marriage, Christian marriageAbstrak: Pernikahan yang kokoh dibangun di atas dasar saling percaya, mengasihi dan kesetiaan,karena itu, apa yang dipersatukan oleh Allah, tidak boleh diceraikan oleh manusia (Matius 19:6).Yang berarti bahwa bagi orang percaya, pernikahan adalah sesuatu yang kudus sebab Tuhan yangmenciptakan pernikahan dan mengikat suami istri melalui janji suci dalam pernikahan di hadapanTuhan dan umat-Nya. Hubungan suami istri menggambarkan hubungan antara Allah dan manusia.Hosea merupakan seorang nabi yang diutus Allah untuk menyampaikan Firman Allah kepadaBangsa Israel yang mengalami kemerosotan moral. Allah berbicara kepada Hosea untuk pergi,mengawini perempuan sundal (Hosea 1:2), sebab pernikahan Hosea akan menjadi pelajaran yangberharga bagi bangsa Israel yang tidak setia. Hosea merupakan nabi pertama yang membandingkanpersatuan Allah dengan bangsa Israel berdasarkan perjanjian yang diikat digunung Sinai, denganpernikahan atau perkawinan. Pernikahan merupakan perjanjian yang mengikat (covenant) antaralaki-laki dan perempuan, janji pernikahan bukan sekedar kontrak, yang artinya bahwa janjipernikahan yang telah diucap dihadapan Allah dan jemaat-Nya, tidak dapat dibatalkan olehmanusia, tidak ada alasan untuk bercerai walau dengan alasan apa pun. Yang memegang janji dalampernikahan ada tiga (3) pihak, diantaranya adalah suami, istri dan Tuhan. Pasangan suami dan istriharus memiliki komitmen untuk memelihara dan menjaga bahtera rumah tangga yang telahdibangun diatas dasar Kristus dalam satu ikatan pernikahan kudus agar dapat terhindar dariperceraian.Kata kunci: kitab Hosea, pernikahan, pernikahan Kristen
Strategi Gereja dalam Meningkatkan Kehadiran Jemaat di Ibadah Raya: Studi pada Gereja Persekutuaan Pemberitaan Injil Kristus Getsemani Kemayo, Kalimantan Barat Astriana Wati
ICHTUS: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristiani Vol. 3 No. 2 (2022): November
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Borneo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.63830/gc6rnk64

Abstract

Abstract: This research discusses the pattern of church services in increasing congregation attendanceat religious services at the PPIK Getsemani Kemayo church, West Kalimantan, to increasecongregations who have never been active again attending church. decreased congregationattendance, and what are the service patterns that the church employs in increasing churchattendance at church services. This paper departs from the problem that the author has found sincecoming to serve the congregation in Kalimantan. decreased. The method used is descriptivequalitative research by collecting data through interviews, empirical data, and literature such asbooks and journal articles. The results obtained from this research are that the church must have apattern of service that can provide Congregational attendance. The church service pattern methodproposed by this author is very effective and significant in motivating the congregation to see thevarious problems experienced by the congregation, especially in worship at the church. Thus, thepattern used so far needs to be a breakthrough because this will determine attendance. Congregationto worship at church.Keywords: church; congregation; presence; service patternAbstrak: Penelitian ini membahas mengenai pola pelayanan gereja dalam meningkatkan kehadiranjemaat pada ibadah raya yang ada di gereja PPIK Getsemani Kemayo Kalimantan Barat untukmeningkatkan kembali jemaat yang tidak pernah aktif lagi datang di gereja untuk itu penelitian inibertujuan untuk mengetahui apa saja yang menjadi faktor penyebab jemaat mengalami penurunankehadiran jemaat serta apa saja pola pelayanan yang gereja terapkan dalam meningkatkan kehadiranjemaat di gereja dalam ibadah raya.Tulisan ini berangkat pada permasalahan yang ditemukanpenulis sejak datang melayani jemaat dikalimantan.tingkat kehadiran jemaat dalam beribadah sangatminim, akibatnya pertumbuhan iman jemaat juga akan semakin menurun.Metode penelitian yangdigunakan adalah metode penelitian deskriptif kualitatif yaitu dengan pengumpulan data melaluiwawancara, data empiris, literatur seperti buku dan artikel jurnal.Hasil yang didapatkan daripenelitian ini adalah gereja harus memiliki pola pelayanan yang dapat meningkat kehadiranjemaat.Dengan metode pola pelayanan gereja yang dikemukakan penulis ini sangat efektif dansignifikan dalam memotivasi jemaat untuk dapat melihat berbagai permasalahan yang dialamijemaat khusunya dalam beribadah di gereja.Dengan demikian, pola digunakan selama ini perlumenjadi terobosan karena hal ini akan menentukan kehadiran jemaat dalam beribadah ke gereja.Kata kunci: gereja; jemaat; kehadiran; pola pelayanan
Bisnis Paulus Dadiana
ICHTUS: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristiani Vol. 4 No. 1 (2023): Mei
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Borneo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.63830/zq9x4z31

Abstract

Abstract: Pastors, evangelists, and church instution needs money to support his ministry. Paul business tent to support his ministry. Pastors, evangelists, and church can also do business to support these ministry. But everything must be done in God and for the glory of God.Keywords: business, ministry, churchAbstrak: Pendeta, penginjil, dan lembaga gereja membutuhkan uang untuk menunjang pelayanannya. Paulus berbisnis tenda untuk membiayai pelayanannya. Pendeta, penginjil, dan gereja dapat juga berbisnis untuk membiayai pelayanannya. Semuanya harus dilakukan di dalam Tuhan dan untuk kemuliaan Tuhan.Kata kunci: bisnis, pelayanan, gereja
Pengaruh Penggunaan Sarana Belajar Terhadap Pelajaran PAK Rodianus
ICHTUS: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristiani Vol. 4 No. 1 (2023): Mei
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Borneo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.63830/20zhre79

Abstract

Abstract: The effect of the use of teaching aids in learning such as LCD projectors, reference books, computers, and so on can encourage students 'memory, train students' imagination, the atmosphere of students is more active in learning, arouse students 'optimism in learning, can affect students' attention in learning , mastery of the class can be controlled properly so that this varied learning model can influence the achievement of effective learning goals. The purpose of this paper is to find out what tools can be used to increase the value of students in the subject of Christian Religious Education and find out the influence of teaching aids on increasing the value of students on the subject of Christian Religion.Keywords: Use of facilities, learning, lesson Christian educationAbstrak: Pengaruh penggunaan sarana dalam belajar seperti, LCD Proyektor, buku referensi, computer, dan sebagainya dapat mendorong daya ingat siswa, melatih daya imajinasi siswa, suasana siswa lebih aktif dalam belajar, membangkitkan rasa optimis siswa dalam belajar, dapat mempengaruhi perhatian siswa dalam belajar, penguasaan kelas dapat dikendalikan dengan baik sehingga model belajar yang bervariasi ini dapat mempengaruhi tercapainya tujuan belajar yang efektif. Adapun tujuan dalam penulisan ini adalah untuk mengetahui sarana apa saja yang dapat di gunakan untuk meningkatkan nilai siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Kristen dan mengetahui pengaruh sarana apa saja yang dapat dipakai terhadap peningkatan nilai siswa pada mata pelajaran Agama Kristen.Kata kunci: Pengaruh, sarana belajar, pelajaran, Pendidikan Agama Kristen
Kepemimpinan Jhon Calvin Yang Transformatif Ali Matius
ICHTUS: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristiani Vol. 4 No. 1 (2023): Mei
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Borneo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.63830/1qwqv122

Abstract

Abstract: Calvin is a Transformative leader who brings many changes. The liberator of the people from wrong ideas (heresy), in which he also refers to himself as the reformer, a reformed theological architect. if Luther was the soldier who launched the opening shot of the Reformation, Calvin was the main expert who consolidated the results of Protestant progress. He tried to reform not only the doctrine and organization of the church, as did Luther, but also the socio-political order in accordance with the word of God. Calvin proved that he was a "complete leader" with strong characters, more comprehensive knowledge, and more special, and social and technical skills that were very reliable in his leadership. Proof of his reliability as a leader and realized by training / developing, education is celebrated as a center of education, thus giving birth to a new generation / leader. The superiority of Calvin's leadership is proven by the presence of new leaders who emerge and lead excellence in continuing his leadership. Calvin proved to be a smart, creative and effective shepherd. This can be seen in Calvin building a healthy and neatly arranged organization. This greatly supports the continuity of the institution / organization it leads. Calvin applies the science of leadership, management and administration well. So as to produce effective service performance and bring success to the church he leads. Calvin proves that the implementation of tasks is effective by delegating leadership tasks to the right people and with a definite system. And can be monitored, also evaluated.Keywords: Transformative Leader, Complete leader, Strong Characters, Comprehensive KnowledgeAbstrak: Calvin adalah pemimpin yang Transformatif yang membawa banyak perubahan. Pembebas umat dari faham yang salah (ajaran sesat), di mana Ia pun merujuk kepada diri-Nya sebagai sang reformator, seorang arsitek theologia reformasi. apabila Luther adalah prajurit yang meluncurkan tembakan pembukaan Reformasi, maka Calvin adalah pakar utama yang mengonsolidasikan hasil-hasil kemajuan Protestan. Ia berusaha mereformasi bukan hanya doktrin dan organisasi gereja, seperti yang dilakukan oleh Luther, tetapi juga tatanan sosial-politik sesuai dengan firman Allah. Calvin membuktikan bahwa diri-Nya adalah "Pemimpin lengkap" dengan karakter yang tangguh, memiliki pengetahuan yang komprehensif, dan khas lebih, serta kecakapan sosial dan teknis yang sangat andal dalam kepemimpinan-Nya . Pembuktian keandalan-Nya sebagai pemimpin dan diwujudkan dengan melatih/mengembangkan, para pendidikan di jenewa sebagai pusat pendidikan, sehingga melahirkan generasi /pemimpin baru. Keunggulan kepemimpinan Calvin ini terbukti dengan adanya pemimpin baru yang muncul dan memimpin secara unggul dalam meneruskan kepemimpinan-NyaKata kunci: Pemimpin Transformatif, karakter, pengetahuan
Penginjilan Lintas Budaya Hinadaka, Jon Jusuf
ICHTUS: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristiani Vol. 4 No. 1 (2023): Mei
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Borneo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.63830/tfm5pm22

Abstract

Abstract: strategy used for the approaching of a culture is not proffing that there is a standard pattern or method which used for evangelism. In the aplication of evangelism, every methods or pattens are always flexible. It depends on the tribe or culture which being the target of the evangelism itself. The objective of the church is to make all nations to be the disciple of Christ and to teach all disciples to obey the words of God (Mathew 28:19-20). The Gospel will be preached to the end of the world (Act 1:8). “So that at the name of Jesus every knee shall bow in heaven and on earth and under the earth, and every tongue confess: “Jesus Christ is Lord,” to the glory of God, the Father”. That is the aim of cross cultural evangelism.Keywords: Evangelism, Contextualization and Social ServiceAbstrak Sejarah penginjilan gereja untuk misi lintas budaya dalam pola-pola maupun strategi yang dipakai bagi pendekatan terhadap suatu budaya tertentu, tidak menunjukkan adanya suatu pola atau metode-metode baku yang dipakai secara khusus dalam penginjilan.Setiap metode atau pola selalu fleksibel dalam aplikasinya tergantung kepada suku atau budaya yang menjadi fokus atau tujuan misi itu sendiri. Tugas gereja adalah menjadikan semua bangsa menjadi murid Kristus dan mengajarkan murid Tuhan untuk dapat melakukan firman Tuhan. (Mat. 28:19-20). Injil Kristus diberitakan sampai ke ujung bumi (Kis. 1:8). “supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan ada di bawah bumi, dan segala lidah mengaku: “Yesus Kristus adalah Tuhan,” bagi kemuliaan Allah, Bapa!” inilah tujuan dari penginjilan lintas budaya tersebut.Kata Kunci: Penginjilan, Kontekstualisasi dan Pelayanan Sosial
Pendidikan Karakter:Model Pembinaan Karakter Anak Oleh Guru-guru Sekolah Minggu Simatauw, Marfy
ICHTUS: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristiani Vol. 4 No. 1 (2023): Mei
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Borneo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.63830/saxdth85

Abstract

Abstract: This journal article aims to analyze the pattern of character building for children carried out by Sunday school teachers in teaching children of this age to have a good personality from an early age and have good character and noble character in increasing faith in God. The importance of keeping this journal is due to problems in raising children in Sunday school related to bad children's characters such as; lack of politeness, not wanting to be regulated, stealing, uttering dirty words, in association with the community, this is a challenge for teachers in fostering children at school.The character development of children implemented by Sunday school teachers plays a very important role in educating children at an early age, because children at this age if nurtured properly and regularly can have very good impact changes such as; have good morals, be polite, love one another and fear God according to the word of God, II Timothy 3:16 "All writings that are inspired by God are useful for teaching, for stating mistakes, for correcting behavior and for educating people in the truth."Keywords: Education, Character, Sunday School, ChildAbstrak Tulisan jurnal ini bertujuan untuk menganalisis pola pembinaan karakter anak yang dilakukan oleh guru-guru sekolah minggu dalam mengajar kepada anak usia ini mempunyai kepribadian yang baik sejak dini dan berkulitas serta berakhlak mulia dalam meningkatkan iman kepada Tuhan. Pentingnya membuat jurnal ini, disebabkan karena permasalahan dalam pembiaan anak di sekolah minggu yang berhubungan dengan karakter anak yang tidak baik seperti; kurangnya sikap sopan santun, tidak mau diatur, mencuri, mengucapakan kata-kata yang kotor, dalam pergaulan dilingkungan masyarakat, hal inilah yang menjadi tantangan bagi guru-guru dalam pembinaan anak-anak di sekolah.Pembinaan karakter anak yang diterapkan oleh guru sekolah minggu sangat berperan penting dalam mendidik anak-anak pada usia dini, karena anak pada usia ini jika dibina secara baik dan teratur dapat menghasilkan dampak perubahan yang sangat baik seperti; memiliki moral yang baik, bertatakrama, saling mengasihi dan takut akan Tuhan sesuai dengan firman Tuhan, II Timotius 3:16 “Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakukan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran.”Kata Kunci: Pendidikan, Karakter, Sekolah Minggu, Anak
Strategi Pemuridan Tuhan Yesus Sebagai Model Pelayanan Guna Meningkatkan Pertumbuhan Gereja Suryanto
ICHTUS: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristiani Vol. 4 No. 1 (2023): Mei
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Borneo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.63830/6yraz853

Abstract

Abstract:The discipleship strategy of the Lord Jesus as a service model to increase growth in the Indonesian Methodist Church Imanuel Denpasar congregation. The purpose of writing is to explain the application of the discipleship model of the Lord Jesus. What is meant by growth in the Indonesian Methodist Church Imanuel Denpasar congregation is the increase in the number of church visitors on a regular basis from congregation members who are no longer enthusiastic about coming to church, people who were previously unchurched, or at least those who have not visited church for a long time because they do not have a church to visit every Sunday, or maybe they are an Atheist, maybe they also come from another faith.The type of research used is based on qualitative methods, namely data collected by observation and interviews. This research uses descriptive techniques, namely describing, or describing in sentences.The research uses qualitative research methods based on literature (library research). The author collects data from the literature that talks about the pattern of Jesus' ministry, especially Jesus' task which is to seek and save sinners. Data collection, also obtained from observation or observation of symptoms that occur in the lives of believers.The research found that discipleship is very good and very necessary, namely so that the congregation not only makes itself a listener, but also prepares the congregation to become an actor of the truth in the Bible. Through the discipleship of the Lord Jesus, the disciples are growing towards a good maturity of faith. With the implementation of discipleship for the congregation, the visible results are reflected in their daily life behavior. Such as diligent worship, diligent Bible reading, prayer, perseverance in hope, and care for others.Keywords: Discipleship model, JesusAbstrak:Strategi pemuridan Tuhan Yesus sebagai model pelayanan guna meningkatkan pertumbuhan di gereja Methodist Indonesia jemaat Imanuel Denpasar. Tujuan penulisan adalah untuk memaparkan penerapan model pemuridan Tuhan Yesus. Yang dimaksud pertumbuhan di gereja Methodist Indonesia jemaat Imanuel Denpasar yakni pertambahan jumlah pengunjung gereja secara tetap dari anggota jemaat yang sudah tidak semangat untuk datang kegereja, orang-orang yang sebelumnya tidak bergereja, atau setidaknya mereka yang sudah lama tidak mengunjungi gereja karena tidak memiliki gereja yang dikunjungi setiap Minggunya, atau mungkin mereka adalah seorang Atheis, mungkin juga mereka berasal dari iman yang lainJenis penelitian yang digunakan yaitu berdasarkan metode kualitatif yakni data yang dikumpulkan dengan observasi dan wawancara. Penelitian ini menggunakan teknik deskriptifyaitu menguraikan, atau memaparkan dalam kalimat.Penelitian menggunakan metode penelitian kualitatif berdasarkan kepustakaan (library research). Penulis mengumpulkan data-data dari pustaka yang berbicara mengenai pola pelayanan Yesus, khususnya tugas Yesus yang diemban-Nya yakni mencari dan menyelamatkan yang berdosa. Pengumpulan data, juga diperoleh dari observasi atau pengamatan terhadap gejala yang terjadi dalam kehidupan orang percaya.Penelitian ditemukan bahwa, pemuridan sangat baik dan sangat diperlukan, yaitu agar jemaat bukan saja menjadikan dirinya sebagai pendengar saja, melainkan juga disiapkan jemaat untuk menjadi pelaku pelaku kebenaran yang ada di dalam Alkitab. Melalui pemuridan Tuhan Yesus murid-murid semakin hari bertumbuh kearah kedewasaan iman yang baik. Dengan diadakannya pemuridan bagi jemaat maka hasil yang terlihat, yaitu terpancar dalam perilaku kehidupannya sehari-hari. Seperti rajin beribadah, rajin membaca Alkitab, berdoa, bertekun dalam pengharapan, dan peduli terhadap sesamanya.Kata kunci: Model pemuridan, Yesus
Pentingnya Peran Orang Tua dalam Membimbing Anak Belajar dari Rumah untuk Meningkatkan Prestasi Anak Pada Masa Pandemi Covid-19 di Sekolah Dasar Negeri 04 Jelemuk Manday Ita Kristina; Daya, Maswati
ICHTUS: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristiani Vol. 4 No. 2 (2023): November
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Borneo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.63830/mq14vk53

Abstract

Abstract: Tus people have a very important role in guilding their children to leam. One of the roles of parents in the succes of their childrens education is to provide sculptures, especially attention to childrens learning activities at home. Learning at home will be meaningful and good if supported by the capacity of teachers and parents who are ready to face changes in the way of teaching and learning during the pandemic parents must be able to find ways to guide children in learning at home so that food is good for childrens learning achievement at school there are many thing that parents can do to show attention to their work, including helping children in dealing with learning difficulties, parents can ask questions and listening to the difficulties faced by children in learning. Especially at this time children need special attention and guindance and parents who are very careful, children can feel the progress in the learning process that is carried out. Jar of Farias’s child is factor that originates and is the child’s early life and there is also a factor that originates from and early lags in elms child.Keywords: The role of the tux person, presto belajat guindance, and covid-19.Abstrak: Orang tua memiliki peran yang sangat penting dalam membimbing anaknya belajar. Salah satu dari peran orang tua terhadap keberhasilan pendidikan anaknya adalah dengan memberikan perhatian, terutama perhatian pada kegiatan belajar anak dirumah. Belajar dirumah akan bermakna dan berhasil jika didukung oleh kapasitas guru dan orang tua yang siap menghadapi perubahan cara belajar-mengajar dimasa pandemi. Orang tua harus dapat menemukan cara untuk membimbing anak dalam belajar dirumah sehingga memberi pengaruh terhadap prestasi belajar anak disekolah. Banyak hal yang dapat dilakukan orang tua untuk menunjukkan perhatian kepada anaknya diantaranya, membantu anak dalam mengatasi kesulitan belajar orang tua dapat menanyakan dan mendengarkan kesulitan yang dihadapi anak dalam belajar. Apalagi pada masa sekarang ini anak perlu mendapatkan perhatian dan bimbingan yang khusus dari orang tua supaya anak dapat merasakan adanya perkembangan dalam proses belajar yang dilakukan. Banyak faktor yang mempengaruhi prestasi belajar anak. Fakror-faktor yang berasal dari dalam diri anak (Intern) dan ada pula faktor yang berasal dari luar diri anak (Ekstern).Kata Kunci: Peran orang tua, bimbingan, prestasi belajar, dan covid-19.
Peran Guru Pendidikan Agama Kristen dalam Pembentukan Karakter Kristiani Siswa di SMA Kristen Abdi Wacana Pontianak Daniel Eka Pratama
ICHTUS: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristiani Vol. 4 No. 2 (2023): November
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Borneo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.63830/0hf17a29

Abstract

Abstract: This study aims to determine the extent of the role of PAK teachers in the formation of the Christian character of students at Abdi Wacana Christian High School and to find out the application of the formation of Christian character education to students at Abdi Wacana Christian High School Pontianak. This research was conducted on awareness of the importance of the role of Christian Religious Education teachers in the formation of the Christian character of students at Abdi Wacana Christian High School Pontianak. This study uses a qualitative method because this method uses data in the form of words or narratives. The data was taken through interview techniques with respondents who were considered to be able to provide accurate information as needed in this study. The findings of the data obtained from this study are first, the formation of Christian character has been implemented in every class. Second, the school's role in shaping Christian character has been carried out in accordance with the vision and mission, motto and in accordance with the character of Christ, which includes loving, forgiving, caring, humble, patient, sincere, willing to share, obedient, and respect each other. Third, the role of the Christian religious education teacher is very important in the application of the formation of Christian character in accordance with the character of Christ. The Christian religious education teacher at Abdi Wacana Christian High School Pontianak has carried out his role in educating students according to and leading to the character of Christ. This role is carried out by means of Spiritual coaching through worship twice a month, acting and exemplifying attitudes not only as a teacher but also as a friend, motivator, and agent of change for his students.Keywords: Christian Religious Education Teacher, Christian Character FormationAbstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana peran guru PAK dalam pembentukan karakter Kristiani Siswa di SMA Kristen Abdi Wacana dan mengetahui penerapan pembentukan pendidikan karakter Kristiani siswa di SMA Kristen Abdi Wacana Pontianak. Penelitian ini dilakukan atas kesadaran pentingnya peran guru Pendidikan Agama Kristen dalam pembentukan karakter Kristiani siswa di SMA Kristen Abdi Wacana Pontianak. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif karena metode ini menggunakan data yang berupa kata atau narasi. Data tersebut diambil melalui teknik wawancara terhadap responden yang dinilai dapat memberikan informasi yang akurat sebagaimana yang dibutuhkan dalam penelitian ini. Temuan data yang diperoleh dari penelitian ini adalah pertama, pembentukan karakter kristiani sudah diterapkan di setiap kelas. Kedua, peran sekolah dalam membentuk karakter kristiani telah dilaksanakan sesuai dengan visi-misi, motto dan sesuai dengan karakter Kristus, yang mencakup mengasihi, mengampuni, peduli, rendah hati, sabar, tulus hati, mau berbagi, taat, dan saling menghargai.Ketiga, peran guru Pendidikan agama Kristen sangat penting dalam penerapan pembentukan karakter kristen yang sesuai dengan karakter Kristus. Guru Pendidikanagama Kristen di SMA Kristen Abdi Wacana Pontianak telah melakukan perannya dalam mendidik para naradidik sesuai dan mengarah kepada karakter Kristus. Peran tersebut dilakukan dengan cara pembinaan Rohani melalui Ibadah dua kali dalam satu bulan, bertindak dan meneladani sikap-sikap tidak hanya sebagai pengajar tetapi juga sebagai sahabat, motivator, dan agen perubahan bagi naradidiknya.Kata Kunci: Guru Pendidikan Agama Kristen, Pembentukan Karakter Kristiani