cover
Contact Name
Adek Cerah Kurnia Azis
Contact Email
adek_peros@yahoo.com
Phone
+6285278021981
Journal Mail Official
gorgajurnalsenirupa@unimed.ac.id
Editorial Address
Jl. Willem Iskandar / Pasar V, Medan, Sumatera Utara – Indonesia Kotak Pos 1589, Kode Pos 20221
Location
Kota medan,
Sumatera utara
INDONESIA
Gorga : Jurnal Seni Rupa
ISSN : 23015942     EISSN : 25802380     DOI : https://doi.org/10.24114/gr.v9i1
Core Subject : Education, Art,
Gorga : Jurnal Seni Rupa terbit 2 (dua) kali setahun pada bulan Juni dan Desember, berisi tulisan/artikel hasil pemikiran, hasil penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat yang ditulis oleh para pakar, ilmuwan, praktisi (seniman), dan pengkaji dalam disiplin ilmu kependidikan, kajian seni, desain, dan pembelajaran seni dan budaya.
Articles 806 Documents
PENGARUH MORDAN TAWAS DAN TUNJUNG TERHADAP HASIL ECO PRINT DAUN SELEDRI (Apium Graveolens L ) PADA BAHAN KATUN Raudhatun Nisa; Adriani Adriani
Gorga : Jurnal Seni Rupa Vol. 12 No. 2 (2023): Gorga : Jurnal Seni Rupa
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/gr.v12i2.55507

Abstract

Every plant can be a source of natural dyes because they contain natural pigments. In addition to being a dye, leaves containing dyes can also be utilized from the leaf bones and leaf surfaces to become textile motifs. The motive of this research is to delineate the color direction, clarity of the motif figure, fastness to washing, and the impact of mordant on eco print result. Good of the studies is experimental research and the data is primary data. The use of alum mordant on cotton for celery leaf eco print produces Dark Brown color, while the color of the leaf bone has Canary Yellow nuances, the use of arbor mordant on cotton for celery leaf eco print produces Soft Brown color, while the color of the leaf bone has Golden Sundance and Calm Shell Pink nuances. There is no difference due to the effect of the using alum and arbor mordant at the consequences celery leaf eco print on cotton material on the clarity of the leaf motif shape. There™s no difference because of  the effect of the use of alum mordant on color fastness on washing the results of celery leaf eco print on cotton material, There™s a difference because of  the effect of the use of arbor mordant on color fastness on washing the results of celery leaf eco print on cotton material, the average value of the first, second, and third washes decreases towards color fastness on washing the results of celery leaf eco print on cotton material.Keywords: Eco print, celery leaves, mordant. AbstrakSetiap tumbuhan bisa menjadi sumber pewarna alami karena mengandung pigmen alami. Selain sebagai pewarna tetapi daun yang mengandung pewarna juga bisa digunakan dari tulang daunnya dan permukaan daunnya buat sebagai motif tekstil. Tujuan penelitian ini buat menggambarkan arah warna, ketajaman macam-macam motif, ketahanan berkurang terhadap pencucian, dan pengaruh mordan terhadap hasil eco print. Jenis penelitian ini adalah pencarian eksperimen dan datanya yaitu data primer. Penggunaan mordan tawas pada bahan katun untuk eco print daun seledri menghasilkan warna dark brown, sedangkan warna tulang daun memiliki nuansa canary yellow, penggunaan mordan tunjung pada bahan katun untuk eco print daun seledri menghasilkan warna soft brown, sedangkan warna tulang daun memiliki nuansa golden sundance dan calm shell pink. Tidak ada perbedaan akibat pengaruh penggunaan mordan tawas dan tunjung pada hasil eco print daun seledri bahan katun terhadap ketajaman jenis motif daun. Tidak ada perbedaan akibat pengaruh penggunaan mordan tawas terhadap ketahanan berkurang warna pada pencucian hasil eco print daun seledri pada bahan katun. Ada perbedaan akibat pengaruh menggunakan mordan tunjung pada ketahanan berkurang warna pada pencucian hasil eco print daun seledri pada bahan katun, nilai rata-rata pencucian pertama, kedua, dan ketiga semakin menurun pada ketahanan berkurang warna pada pencucian eco print daun seledri pada bahan katun.Kata Kunci: Eco print, daun seledri, mordan. Authors:Raudhatun Nisa : Universitas Negeri PadangAdriani : Universitas Negeri Padang References: Adriani, A., & Atmajayanti, C. Pengaruh Mordan Tunjung dan Kapur Sirih terhadap Hasil Ecoprint Daun Iler (coleus scutellarioides linn. Benth). Gorga: Jurnal Seni Rupa, 12(1), 230-236. https://jurnal.unimed.ac.id/2012/inde .php/gorga/article/view/44599Arif, W. F. (2019). Uji Coba Warna Daun Sirih Merah Dengan Teknik Pounding dan Steam. Jurnal Seni Rupa, 7(2), 73-80.Fatihaturahmi, F., & Novrita, S. Z. (2019). Pengaruh Perbedaan Mordan Tawas Dan Kapur Sirih Terhadap Hasil Pencelupan Ekstrak Daun Sawo Menggunakan Bahan Sutera. Gorga‰: Jurnal Seni Rupa, 8(1), 237-242. https://doi.org/10.24114/gr.v8i1.13606.Heruka, S., & Widihastuti, W. D. (2018). Pengaruh Jenis Zat Fiksasi terhadap Ketahanan Luntur Warna pada Kain Katun, Sutera dan Satin Menggunakan Zat Warna dari Kulit Ubi Ungu (Ipomoea Batatas L.). Jurnal Fesyen: Pendidikan dan Teknologi, 7(7).Irianingsih, T. (2018). Pemanfaatan Ecoprint Dalam Pengembangan Produk Tekstil. Jurnal Teknologi dan Manajemen Agroindustri, 7(2), 1-8.Majidah, D. (2014). Daya Antibakteri Ekstrak Daun Seledri (Apium graveolens L.) Terhadap Pertumbuhan Streptococcus Mutans Sebagai Alternatif Obat Kumur.Masyitoh, F., & Ernawati, E. (2019). Pengaruh Mordan Tawas Dan Cuka Terhadap Hasil Pewarnaan Ecoprint Bahan Katun Menggunakan Daun Jati (Tectona Grandis). Gorga: Jurnal Seni Rupa, 8(2), 387-391. https://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/gorga/article/view/15630Nintasari, R., & Amaliyah, R. (2016). Ekstraksi Pewarna Alami dari Daun Jambu Biji (PsidiumxguajavaxL.) Menggunakan Beberapa Macam Mordan. Jurnal Pendidikan Teknik Kimia, 4(1), 23-28.Poespo, B. S. (2005). Sejarah Perkembangan Batik di Indonesia. Penerbit Kanisius.Putri, L. A., Adriani, A., & Novrita, S. Z. (2015). Perbedaan Mordanting terhadap Hasil Pencelupan Zat Warna Alam Air Limbah Penirisan Getah Gambir pada Sutera Menggunakan Mordan Tunjung (Feso4). Journal of Home Economics and Tourism, 9(2).Raina. (2011). Ensiklopedia. Tumbuhan Obat. Untuk Kesehatan. Yogyakarta: Absolut Jogya.Rahmadani, D., Sugito, S., & Azis, A. C. K. (2023). Ornamen Melayu Ditinjau dari Ketepatan Warna, Modifikasi Motif, Repetisi, dan Kerumitan Motif. Educraf: Journal Of Craft Education, Craft Design And Creative Industries, 2(2), 70-77.Salsabila, B., & Ramadhan, A. (2018). Kajian Teknik Ecoprint Sebagai Pewarnaan Kain Secara Alami. Jurnal Teknik Textil, 3(3), 228-237.Simanungkalit, Y. S., & Syamwil, R. (2020). Teknik Ecoprint Dengan Memanfaatkan Limbah Mawar (Rosa Sp.) Pada Kain Katun. Fashion and Fashion Education Journal, 9(2), 90-98.Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.Sulistiami, N., & Fathonah, A. S. (2013). Pewarnaan Alami Kain Sutra Dengan Menggunakan Pewarna Alam Dan Mordan. Jurnal Teknik Kimia Indonesia, 12(1), 26-32.Syafitri, R., Adriani, A., & Novrita, S. Z. (2015). Perbedaan Perbandingan Larutan Celup (Vlot) Terhadap Hasil Pencelupan Bahan Sutra Menggunakan Ekstrak Kelopak Bunga Rosella (hibiscus sabdariffa l) Dengan Mordan Tawas (al2 (so4) 3). Journal of Home Economics and Tourism, 10(3).
KAJIAN ESTETIKA PERUPA MUDA LUKISAN RIDHA NURSAFITRI BERJUDUL: HEDONISME DALAM PANDANGAN HIDUP MINANGKABAU Vidella Miranda Lestamega
Gorga : Jurnal Seni Rupa Vol. 13 No. 1 (2024): Gorga : Jurnal Seni Rupa
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/gr.v13i01.51562

Abstract

In this modern era, everyday human life is interfered with and filled with programs of technological progress and entertainment, which can change people's perspective on life with the introduction of more modern foreign culture. From this, Ridha Nursafitri as a Fine Arts student who cares about her culture (Minangkabau) chose to visualize phenomena that are happening in her environment into a painting because this is considered an interesting issue to be used as a reminder for the community packaged in the form of a work of art. visual. This becomes interesting to research based on the rare idea of art lovers who examine the meaning of paintings that relate to culture and social environmental phenomena in society. The purpose of this painting is to educate the Minangkabau people regarding awareness in responding to the current era regarding traditional Minangkabau culture which is starting to be abandoned and is in danger of being replaced by a more modern culture. This research uses a qualitative approach with descriptive research type. The subject used in this research is a painting by a young artist Ridha Nur Safitri, S.Pd. entitled "Hedonism". The sampling technique uses purpoosive sampling so that the data obtained by researchers finds the meaning of Minangkabau cultural issues behind paintings based on phenomena in the artist's environment. The analysis techniques used include data presentation, data reduction, as well as drawing conclusions and verifying through artists. The results of this research reveal the social phenomena of society and youth in the modern era from the perspective of current Minangkabau culture which has begun to be abandoned through aesthetic studies.Keywords: Culture, Aesthetics, hedonism, PaintingAbstrakPada era modern saat ini kehidupan manusia sehari-hari diinterverensi dan dipadati oleh program-program kemajuan teknologi, hiburan, yang dapat merubah cara pandang hidup manusia dengan masuknya kebudayaan asing yang lebih modern. Dari hal tersebut Ridha Nursafitri sebagai mahasiswa Seni Rupa yang peduli dengan kebudayaannya (Minangkabau) memilih untuk memvisualisasikan fenomena yang sedang terjadi dalam lingkungannya ke dalam sebuah karya seni lukisan karena hal ini dianggap isu menarik untuk dijadikan sebuah pengingat bagi masyarakat yang dikemas dalam bentuk karya seni visual. Ini menjadi menarik untuk diteliti berdasarkan ide yang jarang penikmat seni yang mengkaji makna lukisan yang bersinggungan dengan kebudayaan dan fenomena lingkungan sosial masyarakat. Tujuan penulisan ini untuk mengedukasi masyarakat Minangkabau mengenai kesadaran dalam menyikapi zaman saat ini terkait kebudayaan tradisional Minangkabau yang sudah mulai ditinggalkan terancam digantikan oleh kebudayaan yang lebih modern. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Subjek yang digunakan dalam penelitian ini adalah lukisan dari seorang perupa muda Ridha Nur Safitri, S.Pd. dengan karya yang berjudul œHedonisme. Teknik pengambilan sampel menggunakan purpoosive sampling agar data yang diperoleh peneliti menemukan makna isu kebudayaan Minangkabau dibalik karya lukis berdasarkan fenomena di lingkungan seniman. Teknik analisis yang digunakan yaitu meliputi penyajian data, reduksi data, serta penarikan simpulan dan verifikasi melalui seniman. Hasil dari penelitian ini mengungkapkan fenomena sosial masyarakat dan remaja pada era modern dalam perspektif kebudayaan Minangkabau saat ini yang sudah mulai ditinggalkan melalui kajian estetika.Kata Kunci: Kebudayaan, Estetika, hedonisme, LukisanAuthorsVidella Miranda Lestamega : Institut Seni Indonesia YogyakartaReferencesDarsono, SK. (2007). Estetika. Bandung : Rekayasa SainsFranz Magnis-Suseno, Etika Dasar; Masalah-masalah pokok Filsafat Moral. Yogyakarta: Kanisius. 1987.Nessya Fitryona, Dwi Mutia Sari, & Maltha Kharisma. (2023). Kajian figure anak kecil dalam lukisan Zirwen Hazry. Jurnal Seni Rupa, 12(02), 1“9. https://doi.org/10.24114/gr.v12i2.49598Asra Ilal Khairi, & Abdul Hafiz. (2022). Kajian estetika lukisan realis kontemporer Drs. Irwan, M.Sn. yang berjudul diujung tanduk. Gorga¯: Jurnal Seni Rupa, 11(1). https://doi.org/10.24114/gr.v11i1.34129Hendi Linggarjati. (2015). Hendra Buana dan seni lukis kaligrafinya (kajian biografi dan estetika). Journal Of Contemporary Indonesian Art, 1(01), 1“10. https://doi.org/10.24821/jocia.v1i1.1745 Muhadjir, Noeng. 1998. Metodologi Penelitian Kualitatif Pendekatan Positivistik, Rasionalistik, Phenomenologik, dan Realisme Metaphisik Telaah Studi Teks dan Penelitian AgamaMoleong, Lexy J. 2000. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.Soemardjo, Jakob. (2000), Filsafat Seni, Penerbit ITB, Bandung.Sepriadi, Antonius. 2010. Pengaruh Gaya Hidup yang Hedonisme dengan Pelanggaran Kode Etik UNILA pada Mahasiswa Lampung Angkatan 2007-2009. Lampung : Universitas Lampung (UNILA).Bangkit Sanjaya, & Yossi Pransiska Ayu Citra. (2022). Fenomena aku setelah pandemi covid-19 sebagai ide penciptaan karya seni lukis. Gorga¯: Jurnal Seni Rupa, 11(1), 1“7. https://doi.org/10.24114/gr.v11i1.33867
BATIK TULIS DIWO DI KABUPATEN KEPAHIANG (STUDI KASUS DI USAHA SUMBER HAYATI) Sherena Asrofah Maysara; Yuliarma Yuliarma
Gorga : Jurnal Seni Rupa Vol. 13 No. 1 (2024): Gorga : Jurnal Seni Rupa
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/gr.v13i01.57035

Abstract

This research focuses on the typical batik craft art of Kepahiang Regency, namely Diwo batik, which experienced extinction by developing and recreating motifs that have become characteristic. Currently, there are still many people in Kepahiang who do not know or know about this batik, both in terms of the shape of the motif, color and the process of making it. Diwo batik which features cultural motifs and natural products of kepahiang which are beautiful and have meaning in each motif as well as the technique and coloring rocess of Diwo batik, namely written batik with dab remasol coloring. The aim of this research is to explain motif designs, color combinations, tecniques and prosses in dyeing hand-written batik at Sumber Hayati. The method used is a qualitative descropty collecting data from primary sources such as written documents and audio recordings, as well as secondary data obtained from literature studies. Data collection methods include direct observation, interviews, and documentation. The next stage involves technical data evaluation and analysis, which includes data collection, data reduction, data presentation, and conclusion deducation. The resul of the research are 1) the form of the Diwo batik motifs in Sumber hayati is inspired by: (a) naturalist form (stabik motif and bunga kembang empat motif), (b) geometric motif (selempang emas motif), (c) decorative motif (ucuk rebung motif), and script mog letter motifs), 2) color combination, namely (a) contrast color  combinations, (b) momochromatic color combinations, (c) triad color combinations, and 3) techniques and processes for dyeing diwo batik using the technique  remasol dab.Keywords: batik diwo, motifs, color, technique, processAbstrakPenelitian ini mengangkat tentang seni kerajinan batik khas Kabupaten Kepahiang yaitu batik Diwo yang sempat mengalami kepunahan dengan cara mengembangkan dan mengkreasikan kembali motif-motif yang memang sudah menjadi ciri khas. Masyarakat Kepahiang pun saat ini masih banyak yang belum mengenal dan mengetahui tentang batik ini, baik dari bentuk motif, warna dan proses pembuatannya. Batik Diwo yang mengangkat motif budaya dan hasil alam kepahiang yang indah dan memiliki makna pada setiap motifnya serta teknik dan proses pewarnaan batik Diwo yaitu batik tulis dengan pewarnaan colet remasol. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjelaskan desain motif, kombinasi warna, teknik dan proses dalam pewarnaan batik tulis di Sumber Hayati. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif, dengan pengumpulan data dari sumber primer seperti dokumen tertulis dan rekaman audio, serta data sekunder yang diperoleh dari studi pustaka. Metode pengumpulan data meliputi observasi langsung, wawancara, dan dokumentasi. Tahap berikutnya melibatkan evaluasi dan analisis data secara teknis, yang mencakup pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan deduksi kesimpulan. Hasil penelitian yaitu 1) bentuk motif batik Diwo di Sumber Hayati terinspirasi dari: (a) bentuk naturalis (motif stabik dan motif bunga kembang empat), (b) motif geometris (motif selempang emas), (c) motif dekoratif (motif pucuk rebung), dan motif aksara (motif huruf rikung), 2) kombinasi warna yaitu (a) kombinasi warna kontras, (b) kombinasi warna monokromatik, (c) kombinasi warna triad, dan 3) teknik dan proses pewarnaan batik tulis diwo dengan menggunakan teknik colet remasol.Kata Kunci: batik diwo, motif, warna, teknik, proses.Authors:Sherena Asrofah Maysara : Universitas Negeri PadangYuliarma : Universitas Negeri PadangReferencesFAISAL RAFANDI, D., Ajusril, S., & Erwin, A. (2017). Studi Tentang Batik Kaganga Kabupaten Rejang Lebong Provinsi Bengkulu. Serupa The Journal of Art Education, 4(2).Hadaf, A., Adriani, A., & Novrita, S. Z. (2016). Motif dan Pewarnaan Batik Tulis di Dusun Giriloyo Desa Wukirsari Kecamatan Imogiri Kabupaten Bantul Provinsi Daerah Istimewa YOGYAKARTA (Studi Kasus di Industri Batik Sri Kuncoro). Journal of Home Economics and Tourism, 11(1).Isfi, Y. P., & Novrita, S. Z. Proses Pewarnaan Anyaman Mansiang Di Jorong Taratak Kubang Kabupaten Lima Puluh Kota. Gorga: Jurnal Seni Rupa, 10(2), 559.Kuwala, R. N., & Novrita, S. Z. Ragam Hias Motif Batik Tanah Liek Dharmasraya (Studi Kasus di Kerajinan Batik Tanah Liek Citra). Gorga: Jurnal Seni Rupa,11(1), 8-15.Lubis, P. R., & Novrita, S. Z. (2021). Ragam Motif Batik Indragiri Hulu Di Kabupaten Indragiri Hulu Provinsi Riau. Jurnal Pendidikan, Busana, Seni dan Teknologi, 3(3), 109-117.Suhaini, Y., & Adriani, A. Proses Pewarnaan Batik Di Kecamatan Lunang Pesisir Selatan (Studi Kasus Di Rumah Batik Dewi Busanaa Lunang). Gorga: Jurnal Seni Rupa, 11(1), 220-224.Susanto, K., Erwin, M. S., & Minarsih, M. S. (2015). Bentuk, Fungsi dan Makna Motif Batik Bungo di Kecamatan Pelepat Ilir Kabupaten Muara Bungo. Serupa The Journal of Art Education, 3(2).Veriza, S., Rafia, R., & Nurjannah, N. (2023). Nilai-nilai Pendidikan Islam Dalam Pembelajaran Life Skill di PKBM Az-Zahra Kepahiang (Doctoral dissertation, Institut Islam Negeri Curup).Wulandari, Ari (2011), Batik Nusantara (Makna Filosifis, Cara Pembuatan & Industri.. Yogyakarta. Penerbit CV Andi Offset.Yuliarma, Y. (2016). The Art of Embroidery Designs: Mendesain Motif Dasar Bordir dan Sulaman. Jakarta: GramediaYuliarma, Y. (2003). Studi tentang Desain Hiasan pada Bordir di Industri Kerajinan Kecamatan Tilatang Kamang Kabupaten Agam Sumatera Barat.Yuliarma, Y. Kombinasi Warna Sulaman Suji Cair pada Produk Selendang di Daerah Koto Gadang Sumatera Barat. Jurnal Kajian Seni, 9(1), 98-115.Yuliarma, Y. Philosophical Meaning Of Pariangan Batik Motifs as an Effort to Preserve Minangkabau Culture. Gondang 7, no 2 (2023): 570-579
DESAIN DAN MAKNA BUSANA PENGHULU DI NAGARI TARAM KECAMATAN HARAU KABUPATEN LIMA PULUH KOTA Yulianda Fitri; Weni Nelmira
Gorga : Jurnal Seni Rupa Vol. 13 No. 1 (2024): Gorga : Jurnal Seni Rupa
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/gr.v13i01.50115

Abstract

AbstractThe clothes of the Minangkabau traditional rulers are traditional clothes that have been passed down from generation to generation. This research aims to describe the penghulu clothing in Nagari Taram, Harau District, Lima Puluh Kota Regency, which includes the design of the penghulu clothing in terms of the occasion of use and the meaning contained in the penghulu clothing. The method used in this research is a qualitative descriptive method. The types of data are primary and secondary data, data collection techniques through observation, interviews and documentation. The instrument in this study was the researcher himself. Data analysis techniques performed in data collection are data reduction models, data presentation, and conclusion drawing. The results of this research are that the headman's clothing in Nagari Taram seen from the occasion of use, there are three aleks (parties) where the headman wears different clothes for each alek. Clothing at the Alek Balambang Urek (Big Party) consists of black roomy clothes with loose designs wearing sibar and kikik on the left and right sides, sarawa gadang. The complement of the headman's clothing consists of deta bakaruik, salempang, sisampiang, cawek (belt), keris, stick, tarompa (sandals). The clothing for the Alek Bakabuang Batang (Medium Party) consists of taluak balango shirt, sarawa batiak jao, complementary clothing consists of balilik skullcap and bugis sarong. Clothing for Alek Bapangkeh Pucuak (Small Party) consists of batik clothes, basic trousers, complementary clothing consisting of balilik skullcap. The clothing worn by the headman in Nagari Taram, Harau District, Lima Puluh Kota Regency has a function as a symbol and meaning that reflects the personal behavior of a headman and is a source of pride for the local community.Keywords: design, meaning, penghulu™s attire AbstrakBusana penghulu adat Minangkabau merupakan busana adat yang diwariskan turun temurun. Penelitian ini bertujuan guna mendeskripsikan busana penghulu di Nagari Taram Kecamatan Harau Kabupaten Lima Puluh Kota yang meliputi desain busana penghulu ditinjau dari kesempatan pemakaian dan makna yang terkandung dalam busana penghulu. Metode yang dipergunakan penelitian ini yakni deskriptif kualitatif. Jenis data berupa data primer serta sekunder, teknik pengumpulan data dengan observasi, wawancara serta dokumentasi. Instrumen dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri. Teknik analisis data yang dilakukan dalam pengumpulan data yaitu dengan model reduksi data, penyajian data, serta penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini yaitu busana penghulu di Nagari Taram ditinjau dari kesempatan pemakaian ada tiga alek (pesta) dimana penghulu memakai busana yang berbeda pada setiap aleknya. Busana pada Alek Balambang Urek  (Pesta Besar) terdiri dari, baju hitam lapang dengan desain longgar memakai sibar dan kikik pada sisi kiri dan kanan, sarawa gadang. Pelengkap dari busana penghulu terdiri dari deta bakaruik, salempang,  sisampiang, cawek (ikat pinggang), keris, tungkek (tongkat), tarompa (sandal). Busana pada Alek Bakabuang Batang (Pesta Menengah) terdiri dari baju taluak balango dengan desain longgar, sarawa batiak jao, pelengkap busana terdiri dari kopiah balilik dan  kain sarung bugis. Busana pada Alek Bapangkeh Pucuak (Pesta Kecil) terdiri dari baju batik, celana dasar, pelengkap busana terdiri dari kopiah balilik. Busana yang dipakai penghulu di Nagari Taram Kecamatan Harau Kabupaten Lima Puluh Kota memiliki fungsi sebagai lambang dan makna yang mencerminkan tingkah laku pribadi seorang penghulu dan menjadi kebanggaan identitas bagi masyarakat setempat.Kata Kunci: desain, makna, busana penghuluAuthor:Yulianda Fitri : Universitas Negeri PadangWeni Nelmira : Universitas Negeri Padang References:Elpalina, S., Agustina, A., Azis, A. C. K., & Syukri, A. (2023). Bentuk Pakaian Adat di Batipuah Baruah Tanah Datar. Gorga Jurnal Seni Rupa, 12(1), 168-173.Efi, A. (2006). Benda Budaya Alat Kebesaran Minangkabau: Lambang dan Makna. (Disertasi Universitas Negeri Padang).Ernawati., Izwerni. & Weni, N. ( 2008). Tata busana Jilid I, II, dan III. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan.Hakimy, I. (2001). Rangkaian Mustika Adat Basandi Syarak di Minangkabau. Bandung: PT. Remaja  Rosdakarya.Hamid, A. (2023). œBusana  Penghulu Di Nagari Taram. Hasil Wawancara Pribadi: 4 Mei 2023, Taram.https://doi.org/10.24036/jh.v11i1.619https://doi.org/10.24114/gr.v12i1.45337Icuk., Febriandi. (2023). œ Busana Penghulu Di Nagari Taram. Hasil Wawancara Pribadi: 23 Maret 2023, Taram.Iriani, Z. (2012). Malam Bakuruang (Berkurung) Dalam Perkawinan Alek Gadang Di Kenagarian Salayo Kecamatankubung Kabupaten Solok. Humanus Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Humaniora, 11(1),12-17.Marthala, A. E. (2014). Penghulu Dan Filosofi Pakaian Kebesaran Konsep Kepemimpinan Tradisional Minangkabau. Bandung: Humaniora.Rachmadi., Fandy, F., Rafi, K., Willy, S. & Arif, R. (2023). œBentuk Dan Makna Busana Penghulu Di Nagari Taram. Hasil Wawancara Pribadi: 24 April 2023, Taram.Yuliarma. (2016). The Art of Embroidery Designs. Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia.
DESIGNING ENGGANG BUNGAS JEWELRY AS A CULTURAL EXPRESSION OF THE DAYAKNESE IN KALIMANTAN Anisa Anisa; Nurul Fitriana Bahri
Gorga : Jurnal Seni Rupa Vol. 13 No. 2 (2024): Gorga : Jurnal Seni Rupa
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/gr.v13i2.62888

Abstract

The Dayak tribe is a tribe with a very diverse cultural heritage and customs in Kalimantan. The Dayak tribe is known to have a variety of decorative arts with symbols and motifs adapted from the uniqueness of Kalimantan's nature, one of which is the Hornbill (rhinoplax vigil) symbol on its traditional jewelry. Traditional Dayak jewelry is often used in traditional ceremonies and daily activities. However, traditional jewelry derived from Hornbills has begun to be abandoned and replaced by modern-style jewelry. Therefore, it is necessary to introduce the cultural value of the Hornbill symbol to the young generation of the Dayak tribe so that cultural preservation can be expressed and its existence can be maintained. This research aims to design Hornbill motif jewelry that is integrated with contemporary touches and adaptation of traditional elements as a form of cultural expression of the Dayak tribe in Kalimantan. The design method used is the Design Thinking method with a descriptive qualitative approach, the data collection technique used is literature study and observation. The results of this research are in the form of a design of Enggang Bungas jewelry consisting of bracelets, ear cuffs, and necklaces. This research can contribute to the preservation of Dayak culture and become a form of media for cultural expression in Kalimantan.
KAJIAN BENTUK, FUNGSI DAN KREATIVITAS RUMAH RAJUT SYAFIR KOTO LAWEH Hendra, Hendra; Harissman, Harissman; Nofrial, Nofrial; Ferawati, Ferawati; Zam, Riswel
Gorga : Jurnal Seni Rupa Vol 12, No 2 (2023): Gorga : Jurnal Seni Rupa
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/gr.v12i2.28909

Abstract

The hand-knitting craft "Shafir Knitting Home" located in Nagari Koto Laweh, X Koto District Tanah Datar. This craftbusiness was started in 2016 and produces a variety of knitted products. The products that made have a variety of shapes and functions. This study aims to influence the existence of the Syafir Knitting House for the development of West Sumatra knitting crafts. Along with the times and changes in people's tastes, Syafir's Knitting House also always strives to improve the quality and quantity of the products it produces. To review more about the products produced, an approach is used using the theory of form and function so that it can be analyzed regarding the diversity of product forms and functions. The data was obtained using a qualitative approach to obtain a variety of information regarding the shape and function of the products produced. The products produced are in the form of simple accessories such as bracelets, small dolls, tissue holders and others. However, as time goes by, the products produced are also increasingly diverse, such as knitted jackets, knitted bags with Minangkabau motifs and wall hangings and this is of course Syafir's Knitting house's response to market tastes. To analyze the product that produced, Clive Bell's form theory and function theory proposed by Feldman are used. The results of the data analysis in the field can be seen how the character forms, functions and creativity of the craftsmen at Syafir's Knitting house. From this analysis it can be concluded that Syafir's knitting craft is transformed into products that adapt to the needs of the community.Keywords: syafirknitting, shape, function, creativity. AbstrakKerajinan rajut tangan “Rumah Rajut Syafir”, merupakan sentra kerajinan rajut yang berada di Nagari Koto Laweh Kecamatan X Koto Kabupaten Tanah Datar. Usaha yang dirintis tahun 2016 dan menghasilkan beragam produk rajutan. Produk yang dihasilkan memiliki keberagaman bentuk dan fungsi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari keberadaan Rumah Rajut Syafir bagi perkembangan kriya rajut Sumatera Barat. Seiring dengan perkembangan zaman dan perubahan selera masyarakat, Rumah Rajut Syafir juga selalu berupaya untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas produk yang dihasilkannya. Untuk mengulas lebih jauh mengenai produk yang dihasilkan, maka digunakan pendekatan dengan menggunakan teori bentuk dan fungsi sehingga dapat dianalisa mengenai keberagaman bentuk dan fungsi produk. Data diperoleh dengan pendekatan kualitatif untuk mendapatkan beragam informasi terkait bentuk dan fungsi produk yang dihasilkan. Produk yang dihasilkan berupa aksesoris sederhana seperti gelang, boneka kecil, tempat tisu dan lainnya. Namun seiring berjalannya waktu, produk yang dihasilkan juga semakin beragam seperti jaket rajut, tas rajut dengan motif khas Minangkabau dan hiasan dinding dan hal ini tentunya merupakan  respon rumah Rajut Syafir terhadap selera pasar. Untuk menganalisis produk yang dihasilkan maka digunakan teori bentuk Clive bell dan teori fungsi yang dikemukakan oleh Feldman. Hasil dari analisis data di lapangan dapat dilihat bagaimana karakter bentuk, fungsi dan kreativitas dari pengrajin di rumah Rajut Syafir. Dari analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa kerajinan Rajut Syafir bertransformasi menghasilkan produk yang menyesuaikan dengan kebutuhan masyarakat.Kata Kunci: rajut syafir, bentuk, fungsi, kreativitas. Authors:Hendra : Institut Seni Indonesia PadangpanjangHarissman : Institut Seni Indonesia PadangpanjangNofrial : Institut Seni Indonesia PadangpanjangFerawati : Institut Seni Indonesia PadangpanjangRiswel Zam : Institut Seni Indonesia Padangpanjang References:Ardianti, S. R., & Affanti, T. B. (2021). Pemanfaatan Teknik Tapestri Pada Rompi Dengan Bahan Renda. Gorga : Jurnal Seni Rupa, 10(2), 487-494. https://doi.org/10.24114/gr.v10i2.28231.Feldman, E. B. (1967). Art As Image And Idea. England: Prentice Hall Inc Englewood Cliffs.Ferawati, F., Hendra, H., & Akmal, A. (2021).PELATIHAN RAJUT UNTUK SOUVENIR DI DESA WISATA KUBU GADANG. Batoboh: Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat, 6(2), 178-189. http://dx.doi.org/10.26887/bt.v6i2.2061.Gie, T. L. (2004). Filsafat Keindahan. Yogyakarta: Pusat Belajar Ilmu Berguna.Gustami, S. (2003). Metode Pendekatan dalam Kajian Seni. Rupa. Yogyakarta: UPT UNNES PRESS.Hanafi, H., Suryanti, S., & Hendra, H. (2020). Kerajinan Rajut Sebagai Produk Cendramata Di Nagari Tuo Pariangan. Jurnal Abdimas Mandiri, 4(1), 35–41. https://doi.org/10.36982/jam.v4i1.1043.Hendra, H. (2018). Eksistensi Kerajinan Perak Koto Gadang Sumatera Barat. Corak, 7(2), 149–162. https://doi.org/10.24821/corak.v7i2.2680.Hendra, H., & Agustin, D. (2022). Eksistensi Tenun Songket Halaban Kabupaten Lima Puluh Kota. Gorga : Jurnal Seni Rupa, 11(1), 202-211. https://doi.org/10.24114/gr.v11i1.28908.Hendra, H., & Sari, Y. K. (2021). Karakteristik Motif Sulaman Selendang Koto Gadang Sumatera Barat. Gorga : Jurnal Seni Rupa, 10(2), 396-406. https://doi.org/10.24114/gr.v10i2.27776.Hendra, I. Q. (2020). Pelatihan Desain Gerabah Dengan Teknik Batik DI SMKN1 Kecamatan Luak Kabupaten 50 Kota. Batoboh, 5(2), 124-138. https://doi.org/10.26887/bt.v5i2.1296.Homby, A. J. C. (1995). Oxford Advance Learners 5th Edition. England: Oxford University Press.Kamal, M. N. (2020). Kerajinan Perak Tinjauan Pada Proses Dan Makna Simbolis Ornamen Di Home Industry Di Koto Gadang. Gorga : Jurnal Seni Rupa,9(2),409-418. https://doi.org/10.24114/gr.v9i2.21229.Kartika, Darsono Sony. (2004). Seni Rupa Modern (pertama). Bandung:  Rekayasa Sains.Koentjaraningrat, K. (1967). Pengantar Ilmu Antropologi. Bandung: Aksara Baru.Nawawi, H. (1990). Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.Rachmawati, Y. dan E. K. (2005). Strategi Pengembangan Kreativitas Pada Anak Usia Taman Kanak Kanak. Depdikbud. Jakarta: Prenanda Media Grup.Soedarsono, R. (1999). Metodologi Penelitian Seni Pertunjukan Dan Seni Rupa. Yogyakarta: Masyarakat Seni Pertunjukan Indonesia.Stenberg, R. J., Kaufman J.C., & P. J. E. (2002). The Creativity. Psychology Press.
STUDI TENTANG BUSANA PENGANTIN PRIA ADAT BASANDIANG DUO DI NAGARI AIR BANGIS KABUPATEN PASAMAN BARAT Dini Amira; Puji Hujria Suci
Gorga : Jurnal Seni Rupa Vol. 13 No. 1 (2024): Gorga : Jurnal Seni Rupa
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/gr.v13i01.58665

Abstract

Each region has its own characteristics of bridal clothing which are generally not known to many people. Nagari Air Bangis West Pasaman Regency has the traditional basandiang duo groom™s clothing. The traditional Basandiang Duo wedding attire is unique in men™s clothing designs, with gold sprinkling which has its own meaning. The purpose of the research is to describe the design and meaning of the Basandiang Duo traditional groom™s outfit. The exploration technique is subjective spellbinding strategy. Primary data and secondary data are the two categories of data. Techniques for gathering data through interviews, observation, and documentation. The information investigation procedure utilized is enlightening subjective examination with information decrease steps, information show, check and ends. The results showed that in terms of absolute clothing and complementary traditional groom clothing basandiang duo there are designs and meanings. Absolute clothing such as 1) Batabua suit means that a man is able to provide a living to his wife, 2) White shirt symbolizes a man™s heart that is clean and internally ready to face exposure in the household, 3) Rent a loose Lambuak means that a man™s steps are light in his affairs, 4) Kain Sasempang means the simplicity of a man, 5) Cawek means perseverance. Clothing complements such as 1) Deta symbolizes a leader fol his wife, 2) kaluang laca means a man can see certain situations and conditions, 3) Tali Liwuang symbolizes the Minangkabau kingdom of Darul Qara, 4) Dagger whose placement is tilted to tha left means a man must think twice before acting. 5) Shoes symbolize equality of degree and equality of vision and mission between husband and wife. For the design on traditional groom™s clothing decoration basandiang duo in the form of the pleats and other decorations totaling seven means an understanding of a man who can control and clean his seven outer and seven inner.Keywords: design, meaning, groom™s clothesAbstrakMasing-masing daerah mempunyai karakteristik pada busana pengantin yang secara umum belum banyak diketahui oleh banyak orang. Nagari Air Bangis Kabupaten Pasaman Barat memiliki busana pengantin adat basandiang duo. Busana Pengantin adat Basandiang duo memiliki keunikan pada desain busana pria, yaitu salah satunya desain jas dengan taburan emas yang memilik makna tersendiri.. Tujuan penelitian adalah untuk mendeskripsikan desain dan makna busana pengantin pria adat basandiang duo. Metode penelitian menerapkan metode deskripif kualitatif. Data primer dan data sekunder ialah jenis data yang digunakan. Pengumpulan data menggunakan teknik pengamatan, interview, dan dokumentasi. Dengan langkah reduksi data, penyajian data, verifikasi dan penarikan kesimpulan maka analisis deskriptif kualitatif dapat digunakan untuk analisis data. Penelitian ini menyatakan hasil bahwa dilihat dari busana mutlak dan pelengkap busana pengantin pria adat basandiang duo terdapat desain dan makna. Busana mutlak seperti 1) Jas Batabua bermakna bahwa seorang, pria sudah mampu memberikan nafkah kepada istrinya, 2) Kemeja warna putih menjadi lambang hati pria yang bersih dan siap secara bathin menghadapi terpaan didalam rumah tangga, 3) Sewa Lambuak yang longgar bermakna agar langkah kaki pria ringan dalam urusannya, 4) Kain Sasempang bermakna kesederhanaan seorang pria, 5) Cawek bermakna keistiqomahan. Pelengkap busana seperti 1) Deta melambangkan seorang pemimpin untuk istrinya, 2) Kaluang Laca bermakna seorang pria dapat melihat situasi dan kondisi tertentu, 3) Tali Liwuang melambangkan kerajaan minangkabau darul qara, 4) Keris yang peletakannya miring ke kiri bermakna seorang pria harus berpikir dua kali sebelum bertindak, 5) Sepatu melambangkan persamaan derajat dan persamaan visi dan misi antara suami dengan istrinya. Untuk desain hiasan busana pengantin pria adat basandiang duo berupa lipitan dan hiasan lainnya yang berjumlah tujuh bermakna pemahaman tentang seorang pria yang bisa mengendalikan dan membersihkan tujuh zahirnya dan tujuh batinnya.Kata Kunci: desain, makna, busana pengantin pria Authors:Dini Amira : Universitas Negeri PadangPuji Hujria Suci : Universitas Negeri PadangReferencesErnatip, E., Chrystyawati, E., Refisrul, R., Maryetti, M., & S, R. (2004). Arti Simbolik Ragam Hias pada Peralatan Upacara Perkawinan di Nagari Air Bangis Kabupaten Pasaman. CV. Faura Abadi.Ernawati, & dkk. (2008). Tata Busana Jilid I,II, dan III. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan.Febrina, F., Yasnidawati, Y., & Idrus, Y. (2013). Studi Busana Pengantin Tradisional di Alam Surambi Sungai Pagu. Journal of Home Economics and Tourism, 4(2). https://ejournal.unp.ac.id/index.php/jhet/article/view/2476Hayati, A., & Nelmira, W. (2022). Studi Tentang Sulaman Benang Emas Memakai Kaca Dan Cermin Pada Pelaminan Di Desa Naras I Kota Pariaman. Gorga¯: Jurnal Seni Rupa, 11(2), 338. https://doi.org/10.24114/gr.v11i2.37683Ibrahim, A., Djafri, Bafiman, B., Yanis, M., Alimunar, A., Ilyas, M., & Akbar, R. (2017). Pakaian Adat Tradisional Daerah Sumatera Barat. Jurnal Sains Dan Seni ITS, 6(1), 51“66. http://repositorio.unan.edu.ni/2986/1/5624.pdf%0Ahttp://fiskal.kemenkeu.go.id/ejournal%0Ahttp://dx.doi.org/10.1016/j.cirp.2016.06.001%0Ahttp://dx.doi.org/10.1016/j.powtec.2016.12.055%0Ahttps://doi.org/10.1016/j.ijfatigue.2019.02.006%0Ahttps://doi.org/10.1Marthala, A. E. (2015). Pakaian Pengantin Dalam Perkawinan Masyarakat Minangkabau Padang. Humaniora, 53(9), 158.Novrita, S. Z., & Pratiwi, M. (2022). Makna Motif Batik Di Kabupaten Solok Selatan Studi Kasus Pada Sanggar Azyanu Batik 1000 Rumah Gadang. Gorga¯: Jurnal Seni Rupa, 11(2), 628.  Ernatip, E., Chrystyawati, E., Refisrul, R., Maryetti, M., & S, R. (2004). Arti Simbolik Ragam Hias pada Peralatan Upacara Perkawinan di Nagari Air Bangis Kabupaten Pasaman. CV. Faura Abadi.Ernawati, & dkk. (2008). Tata Busana Jilid I,II, dan III. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan.Febrina, F., Yasnidawati, Y., & Idrus, Y. (2013). Studi Busana Pengantin Tradisional di Alam Surambi Sungai Pagu. Journal of Home Economics and Tourism, 4(2). https://ejournal.unp.ac.id/index.php/jhet/article/view/2476Hayati, A., & Nelmira, W. (2022). Studi Tentang Sulaman Benang Emas Memakai Kaca Dan Cermin Pada Pelaminan Di Desa Naras I Kota Pariaman. Gorga¯: Jurnal Seni Rupa, 11(2), 338. https://doi.org/10.24114/gr.v11i2.37683Ibrahim, A., Djafri, Bafiman, B., Yanis, M., Alimunar, A., Ilyas, M., & Akbar, R. (2017). Pakaian Adat Tradisional Daerah Sumatera Barat. Jurnal Sains Dan Seni ITS, 6(1), 51“66. http://repositorio.unan.edu.ni/2986/1/5624.pdf%0Ahttp://fiskal.kemenkeu.go.id/ejournal%0Ahttp://dx.doi.org/10.1016/j.cirp.2016.06.001%0Ahttp://dx.doi.org/10.1016/j.powtec.2016.12.055%0Ahttps://doi.org/10.1016/j.ijfatigue.2019.02.006%0Ahttps://doi.org/10.1Marthala, A. E. (2015). Pakaian Pengantin Dalam Perkawinan Masyarakat Minangkabau Padang. Humaniora, 53(9), 158.Novrita, S. Z., & Pratiwi, M. (2022). Makna Motif Batik Di Kabupaten Solok Selatan Studi Kasus Pada Sanggar Azyanu Batik 1000 Rumah Gadang. Gorga¯: Jurnal Seni Rupa, 11(2), 628. https://doi.org/10.24114/gr.v11i2.39652Ramadhan, M. S., Yulianti, K. N., & Ananta, D. (2022). Inovasi Produk Fashion Dengan Menerapkan Karakter Visual Chiaroscuro Menggunakan Teknik Cetak Tinggi Cukil Kayu Block Printing. Gorga¯: Jurnal Seni Rupa, 11(1), 192. https://doi.org/10.24114/gr.v11i1.33052Refisrul, & dkk. (204 C.E.). Tatakrama Suku Bangsa Minangkabau di Nagari Air Bangis Kabupaten Pasaman Provinsi Sumatera Barat. Proyek Pengkajian dan Pemanfaatan Sejarah dan Tradisi.Werdini, H. P., & Puspaneli, P. (2023). Pengembangan Media Moodboard Busana Pesta pada Mata Pelajaran Desain Busana oleh Siswa Kelas XI di SMK N 03 Payakumbuh. Jurnal Pendidikan Tambusai, 7, 14312“14316. https://www.jptam.org/index.php/jptam/article/view/8666Yuliarma. (2016). The Art Of Embroidery Designs. Kepustakaan Populer Gramedia.Yunus, R. ., Efi, A., & Yuliarma, Y. (2014). Studi tentang Busana Pengantin Tradisional Kurai Bukittinggi. Journal of Home Economics and Tourism, 6(2).Yusmerita, Y., Aryati, Y., & Suci, P. H. (2023). Application of environment learning models to the results of motive design in decorative design courses. JPPI (Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia), 9(2), 999. https://doi.org/10.29210/020232862
STRATEGI PERANCANGAN DESAIN MOTIF SEBAGAI IDENTITAS BORDIR TASIKMALAYA Tione Afifaya Dumamika; Rani Asisah; Fathan Aldhitama; Riksa Belasunda
Gorga : Jurnal Seni Rupa Vol. 12 No. 2 (2023): Gorga : Jurnal Seni Rupa
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/gr.v12i2.50990

Abstract

Embroidery is a form of handicraft that is done manually and by machine to decorate textile surfaces. One of the largest embroidery producing areas in Indonesia is Tasikmalaya, because embroidery has been passed down from generation to generation since ancient times and is a source of livelihood for the local community. Tasikmalaya is one of the cities in the Creative KaTa (Creative District/City) with superior handicraft products that have the potential to go global, if the right design assistance is carried out. This is because the actors are creative and always try to create something innovative. To keep up with the times, the Tasikmalaya embroidery industry is currently being influenced by modernity in every aspect, starting from the work process, motifs, and product variations. However, this is also a factor in the loss of the identity of Tasikmalaya embroidery. To overcome these problems researchers used data collection methods, namely observation, interviews, semantic differential scales, questionnaires, and literature. The design research approach method used is design thinking to produce a design innovation in the craft sector, which can later help the embroidery industry in Tasikmalaya. The results of this study aim to produce motif designs that can strengthen the identity of Tasikmalaya embroidery. The solutions provided by researchers can describe Tasikmalaya's identity, can be implemented, and are expected to help overcome existing problems in the Tasikmalaya embroidery industry.Keywords: embroidery, identity, Tasikmalaya, design thinking. Abstrak:Bordir merupakan salah satu bentuk kerajinan tangan yang dikerjakan secara manual dan mesin untuk menghias permukaan tekstil. Salah satu daerah penghasil kerajinan bordir terbesar di Indonesia adalah Tasikmalaya, karena kerajinan bordir dilakukan secara turun temurun sejak zaman dahulu dan merupakan sumber mata pencaharian masyarakat setempat. Tasikmalaya termasuk salah satu kota dalam KaTa Kreatif (Kabupaten/kota Kreatif) dengan keunggulan hasil produk kerajinannya yang berpotensi mendunia, jika dilakukan pendampingan desain yang tepat. Hal ini dikarenakan para pelakunya yang kreatif dan selalu berusaha untuk menciptakan sesuatu yang inovatif. Untuk mengikuti perkembangan zaman, industri bordir Tasikmalaya saat ini mendapat pengaruh kemodernan pada setiap aspeknya mulai dari proses pengerjaan, bentuk motif, dan variasi produk. Namun, hal ini juga yang menjadi salah satu faktor hilangnya identitas bordir Tasikmalaya. Untuk mengatasi permasalahan tersebut peneliti menggunakan metode pengumpulan data yaitu observasi, wawancara, skala diferensial semantik, kuesioner, dan literatur. Metode pendekatan penelitian desain yang dilakukan adalah design thinking untuk menghasilkan sebuah inovasi desain pada bidang kriya, yang nantinya dapat membantu industri bordir di Tasikmalaya. Hasil penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan rancangan desain motif yang dapat memperkuat identitas bordir Tasikmalaya. Solusi yang diberikan peneliti dapat menggambarkan identitas Tasikmalaya, dapat diimplementasikan, dan diharapkan dapat membantu mengatasi permasalahan yang ada di industri bordir Tasikmalaya.Kata Kunci: bordir, identitas, Tasikmalaya, design thinking. Authors:Tione Afifaya Dumamika : Universitas TelkomRani Asisah : Universitas TelkomFathan Aldhitama : Universitas TelkomRiksa Belasunda : Universitas Telkom References: Bankah, M. K. P., Ciptandi, F., & Viniani, P. (2021). Potensi Pengembangan Produk Kerajinan Anyaman Khas Tasikmalaya Rajapolah Dengan Metode: Design Thinking. eProceedings of Art & Design, 8(6). https://openlibrarypublications.telkomuniversity.ac.id/index.php/artdesign/article/view/17177.Brown, T. (2008). Design thinking. Harvard business review, 86(6), 84. https://scholarshare.temple.edu/handle/20.500.12613/125.Bunyamin, B. (2002). Lambang Kota Tasikmlaya (Patent No. 1). Tasikmalaya: Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.Buzan, T. (2008). Buku Pintar Mind Map. In The Buzan Organisation (6th ed.). Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.Ciptandi, F. (2021). Peluang Adaptasi Kriya terhadap Perkembangan Teknologi. http://digilib.isi.ac.id/10252/1/Fajar Ciptandi_Materi Seminar Nasional FSR ISIYK 2021.pdf.Darusman, Y. (2019). The local wisdom of Tasikmalaya embroidery in the creative economy for the modern era (study in Tasikmalaya City, West Java). International Journal of Innovation, Creativity and Change, 9(1), 278-294.Diskominfo Jawa Timur. (2010). Industri Kreatif, Kerajinan Berbasis Budaya. Jawa Timur: Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Timur. https://kominfo.jatimprov.go.id/berita/22371.Kemenparekraf RI. (2022). KaTa Kreatif: Mengenal Produk Kriya Tasikmalaya yang Mendunia. Jakarta: Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia. https://www.kemenparekraf.go.id/ragam-ekonomi-kreatif/kata-kreatif-mengenal-produk-kriya-tasikmalaya-yang-mendunia.Kemenperin RI. (2023). Kinerja Ekspor Kerajinan Naik, Kemenperin Terus Perluas Pasar IKM. Kementerian Perindustrian Republik Indonesia. https://kemenperin.go.id/artikel/23896/Kinerja-Ekspor-Kerajinan-Naik,-Kemenperin-Terus-Perluas-Pasar-IKM-.Kight, K. (2011). A Field Guide to Fabric Design (C. Bix (ed.)). USA: C&T Publishing.Loita, A., & Husen, W. R. (2018). Variasi Bentuk dan Makna Motif di Sentra Bordir Kecamatan Kawalu Kota Tasikmalaya. Jurnal Pendidikan Dan Kajian Seni, 3(2), 166“179.Pemerintah Kota Tasikmalaya. (2022). Tasikmalaya: KUMKM Tasikmalaya.Setiawan, A. (2020). Kerancang Bukittinggi, Sehelai Karya Seni Bernilai Tinggi.  INDONESIA.GO.ID: Portal Informasi Indonesia. https://indonesia.go.id/kategori/keanekaragaman-hayati/2079/kerancang-bukittinggi-sehelai-karya-seni-bernilai-tinggi?lang=1.Setiawan, I., Lasmiyati, Harsono, T. Di., Gufron, A., Nirmala, W., & Madiyo. (2019). Potensi Budaya di Kota Tasikmalaya. Bandung: BPNB Jawa Barat. http://katalog.kemdikbud.go.id//index.php?p=show_detail&id=525891.Soewardikoen, D. W. (2021). Metodologi Penelitian Desain Komunikasi Visual (B. Anangga & F. Maharani (eds.); 1st ed.). Yogyakarta: PT Kanisius.Sofyan, A. N., Sofianto, K., Sutirman, M., & Suganda, D. (2019). Seni Bordir Tasikmalaya dalam Konstelasi Estetik dan Identitas. Patanjala¯: Jurnal Penelitian Sejarah Dan Budaya, 11(1), 81. https://doi.org/10.30959/patanjala.v11i1.476.Sumarto, S. (2019). Budaya, Pemahaman dan Penerapannya. Jurnal Literasiologi, 1(2), 144“159. https://doi.org/10.47783/literasiologi.v1i2.49.Swarnadwitya, A. (2020). Design Thinking: Pengertian, Tahapan dan Contoh Penerapannya. Jakarta: BINUS University. https://sis.binus.ac.id/2020/03/17/design-thinking-pengertian-tahapan-dan-contoh-penerapannya/. 
PERANCANGAN APLIKASI MOBILE œTEMAN TIROID SEBAGAI MEDIA SELF-MONITORING UNTUK PASIEN TIROID Zulfah Hasanah; Banung Grahita
Gorga : Jurnal Seni Rupa Vol. 13 No. 1 (2024): Gorga : Jurnal Seni Rupa
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/gr.v13i01.55538

Abstract

According to research from the Health Research and Development Agency of the Ministry of Health of the Republic of Indonesia in 2013, Indonesia is the country with the highest rate of thyroid disorders in Southeast Asia. There are more than 1.7 million Indonesians who suffer from goiter, which can be caused by hyperthyroidism, hypothyroidism, or euthyroidism. Currently, there is still no mobile health application specifically available for thyroid in Indonesia that supports monitoring activities for thyroid patients, even though Indonesia is the third-ranked country in the global use of health applications. Based on this potential, this research proposes designing a thyroid health mobile application to assist in monitoring the health of thyroid patients. A deep understanding of these needs was used to create a mobile application interface design that can support self-monitoring activities for thyroid patients. The Design Thinking method is used in this research because it provides a user-centered approach that focuses on an in-depth understanding of users where the process of empathizing and defining is used to identify user needs through a qualitative approach with questionnaires and direct interviews with thyroid patients who are actively undergoing treatment, at this stage. defining the discovery of non-medical needs of thyroid patients related to emotional support, information support, and also practical support, from these needs features were created at the ideate stage that could support these needs, namely designing medication reminder features, treatment schedules, symptom tracking and archive checking. The final stage is testing carried out to test the usability of the application. The role of main features in self-monitoring activities include the medication reminder feature and schedule checking as a reminder of the medication schedule which allows users to set medication reminders according to the type of medication, name of the medication, interval between taking the medication, and the duration of the reminder according to medical instructions and schedules. Doctor visits, symptom tracker as a daily symptom record, and a health archive feature used to record and store health files make it easier for patients to store laboratory files. This research shows that non-medical support, in this case practical support, can support thyroid patients' self-monitoring activities very well and can help them in managing treatment activities.Keywords: Mobile Health Apps, Self-monitoring, UI/UX Design.AbstrakMenurut Riset Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia tahun 2013, Indonesia merupakan negara dengan tingkat gangguan tiroid tertinggi di Asia Tenggara. Ada lebih dari 1,7 juta masyarakat Indonesia yang mengalami penyakit gondok, yang dapat disebabkan oleh hipertiroid, hipotiroid, maupun eutiroid. Saat ini, masih belum tersedianya aplikasi kesehatan mobile khusus tiroid di Indonesia yang mendukung kegiatan monitoring pasien tiroid, padahal Indonesia merupakan negara dengan peringkat ketiga global pemanfaatan aplikasi kesehatan. Berdasarkan potensi tersebut, penelitian ini mengajukan perancangan aplikasi mobile kesehatan tiroid untuk membantu dalam memonitoring kesehatan pasien tiroid. Pemahaman mendalam terhadap kebutuhan ini digunakan untuk menciptakan rancangan antarmuka aplikasi mobile yang dapat mendukung kegiatan self-monitoring untuk pasien tiroid. Metode Design Thinking digunakan dalam penelitian ini karena memberikan pendekatan user-centered yang fokus pada pemahaman mendalam terhadap pengguna dimana proses emphatize dan define yang digunakan untuk mengidentifikasi kebutuhan pengguna melalui pendekatan kualitatif dengan kuesioner dan wawancara langsung kepada pasien tiroid yang sedang aktif melakukan pengobatan, pada tahap define ditemukan kebutuhan non-medik pasien tiroid terkait dukungan emosional, dukungan informasi dan juga dukungan praktis, dari kebutuhan tersebut dibuat fitur-fitur pada tahap ideate yang dapat mendukung kebutuhan tersebut yakni perancangan fitur pengingat obat, jadwal pengobatan, tracking gejala dan arsip pemeriksaan. Tahap akhir yaitu testing dilakukan untuk menguji usabilitas aplikasi. Perancangan fitur utama dalam kegiatan self-monitoring meliputi fitur pengingat obat dan jadwal pemeriksaan sebagai reminder jadwal minum obat yang memungkinkan pengguna mengatur reminder obat sesuai dengan jenis obat, nama obat, jarak waktu minum obat, serta durasi waktu pengingat yang disesuaikan dengan instruksi medis dan jadwal kunjungan Dokter, tracker gejala sebagai catatan gejala harian dan fitur arsip kesehatan yang digunakan untuk mencatat dan menyimpan file kesehatan memudahkan pasien dalam menyimpan berkas file laboratorium. Penelitian ini menunjukan bahwa dukungan non-medik dalam hal ini dukungan praktis (practical support) dapat mendukung kegiatan self-monitoring pasien tiroid dengan sangat baik serta dapat membantu mereka dalam mengatur aktivitas pengobatan.Kata Kunci: Aplikasi Kesehatan Mobile, Self-monitoring, UI/UX Design.Authors:Zulfah Hasanah : Institut Teknologi BandungBanung Grahita : Institut Teknologi Bandung References:Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. (2013). Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas 2013). Jakarta: Lembaga Penerbit Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan.Creswell, J. W. (2014). A Concise Introduction to Mixed Methods Research. Michigan: SAGE Publications, Inc.Crosby, H., Pontoh, V., & Merung, M. (2016, Januari). Pola kelainan tiroid di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado periode Januari 2013 - Desember 2015. Jurnal e-Clinic (eCl), 4(1), 430-437.Farosa, A. W., & Irfansyah. (2023). Perancangan Mobile Apps Kamus Sebagai Media Dokumentasi Bahasa Isyarat Khas Bandung Dengan Peraga Animasi 3d. Goga: Jurnal Seni Rupa.Haynes, R. B., Mcdonald, H. P., & Garg, A. X. (2002, December 11). Helping patients follow prescribed treatment: clinical applications. JAMA(22), 2880-2883. https://doi.org/10.1001/jama.288.22.2880Kaharuddin, R., Permatasari, H., & Fitriyani, P. (2022, februari). Penggunaan Aplikasi M-health Dalam Perubahan Gaya Hidup Pasien Gagal Jantung di Masyarakat. Jurnal keperawatan jiwa (jkj), 10(1), 111-120.Kemenkes. (2022, Oktober 12). Kementrian Kesehatan: Direktotst Jendral Pelayanan Kesehatan. Retrieved November 2023, from Mengenal Penyakit Gondok dan Apa yang Menyebabkannya: https://yankes.kemkes.go.idLee, S. (2022, Februari 8). Hyperthyroidism and Thyrotoxicosis Treatment & Management. Retrieved Agustus 2023, from Medscape: https://emedicine.medscape.comMiller, N. H., Hill, M., Kotkke, T., & Ockene, I. (1997, Februari 18). The Multilevel Compliance Challenge: Recommendations for a Call to Action. Circulation, 95(4), 1085-1090. https://doi.org/10.1161/01.CIR.95.4.1085Moleong, J. (2017). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.Mushcab, H., Kernohan, W. G., Wallace, J., Harper, R., & Martin, S. (2017, January). Self-Management of Diabetes Mellitus with Remote Monitoring: A Retrospective Review of 214 Cases. International Journal of E-Health and Medical Communications, 8(1), 52-61.Nasution, W. S. (2021). UI/UX Design Web-Based Learning Application Using Design Thinking Method. ARRUS Journal of Engineering and Technology, 1(1), 18-27.Nielsen, J. (2012, Januari 3). Usability 101: Introduction to Usability. Retrieved Maret 2023, from Nielsen Norman Group: https://www.nngroup.comNorman, D. (2013). The Design of Everyday Things. Cambridge, Mass., New York: MIT Press.Pusparisa, Y. (2020, Oktober 13). Indonesia Peringkat ke-3 Global Memanfaatkan Aplikasi Kesehatan. Retrieved Maret 2023, from Katadata Media Network: https://databoks.katadata.co.idRizaty, M. A. (2022, Januari 17). KJumlah Unduhan Aplikasi Kesehatan & Kebugaran Global (Q1-2018 - Q4-2021). Retrieved Maret 2023, from Katadata media Network: https://databoks.katadata.co.idSharfina, Z., & Santoso, H. B. (2016). An Indonesian adaptation of the System Usability Scale (SUS). nternational Conference on Advanced Computer Science and Information Systems (ICACSIS), 145-148. https://doi.org/10.1109/ICACSIS.2016.7872776Swarnadwitya, A. (2020, Maret 17). Design Thinking: Pengertian, Tahapan dan Contoh Penerapannya. Retrieved Desember 2023, from Binus University; School of Information System: https://sis.binus.ac.idTim Brown. (2008). Design Thinking. Massachusetts: Harvard Business School Publishing Corporation.Viandarisa, N., Suriadi, & Djoko, P. (2022). Penggunaan Mobile Health Berbasis Smartphone untuk Meningkatkan Self Management pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2: Literature Review. Jurnal UNTAN, Vol 7(1), 1-18.World Health Organization . (2011). mHealth: new horizons for health through mobile technologies: second global survey on eHealth. Switzerland : WHO Press.Yunitawati, D., & Latifah, L. (2016, Juni). AKecemasan Dan Gangguan Fungsi Tiroid Pada Wanita Usia Subur. Media Gizi Mikro Indonesia, 7(2), 107-116. 10.22435/mgmi.v7i2.6017.107-116. 
ANALISIS MANAJEMEN PRODUKSI USAHA KONVEKSI DI MUTHIA KONVEKSI TANJUNG BERINGIN PASAMAN Azzahra Fujiatul Mardatillah; Puji Hujria Suci
Gorga : Jurnal Seni Rupa Vol. 13 No. 1 (2024): Gorga : Jurnal Seni Rupa
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/gr.v13i01.57958

Abstract

Muthia Convection is a convection business located in Tanjung Beringin, Pasaman Regency. Convection business involves mass production of clothing. In addition, good and proper business management is needed to achieve broader business prospects in the modern era like today. This research aims to describe in detail about production planning, production process, as well as quality supervision and control at Muthia Convection. The research method used is qualitative method with descriptive approach, data obtained by conducting interviews and observations. The data analysis technique used is the interactive model, which includes data reduction, data presentation, and conclusion drawing. The results show that the planning system at Muthia Convection has not been carried out optimally and efficiently, the production process is carried out based on received orders, and the marketing system applied is still traditional by spreading information through word of mouth. Muthia Convection plans production with a focus on received orders, producing various types of clothing such as school uniforms, office uniforms, and sports shirts. They use a piece-rate wage system for employees and have initial capital from bank loans. Production is done around 3-4 months before the year change or new academic year. Muthia Convection conducts supervision during the production process, including supervision of labor, product quality, cleanliness, and timeliness. Quality control is carried out to ensure that the products meet the established standards, through stitch inspections and finishing processes.Keywords: convection, planning, quality controlAbstrakMuthia Konveksi merupakan usaha konveksi yang berada di Tanjung Beringin Kabupaten Pasaman yang memproduksi pakaian secara massal. Selain itu dibutuhkan manajemen usaha yang baik dan benar untuk dapat mencapai prospek bisnis yang lebih luas di era modern seperti saat ini. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan secara detail mengenai perencanaan produksi, proses produksi, serta pengawasan dan pengendalian kualitas pada Muthia Konveksi. Metode penelitian yang digunakan yaitu kualitatif dengan pendekatan deskriptif, data diperoleh dengan melakukan wawancara dan observasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah model interaktif, yang mencakup reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem perencanaan pada Muthia Konveksi belum dilakukan secara optimal dan efisien, proses produksi dilakukan berdasarkan pesanan yang telah diterima, serta sistem pemasaran yang diterapkan masih tradisional dengan menyebarkan informasi melalui mulut ke mulut. Muthia Konveksi melakukan perencanaan produksi dengan fokus pada pesanan yang diterima, menghasilkan berbagai jenis pakaian seperti seragam sekolah, seragam kantor, dan kaos olahraga. Muthia Konveksi melakukan perencanaan produksi dengan fokus pada pesanan yang diterima, menghasilkan berbagai jenis pakaian seperti seragam sekolah, seragam kantor, dan kaos olahraga. Mereka menggunakan sistem upah borongan untuk karyawan dan memiliki modal awal dari pinjaman bank. Produksi dilakukan sekitar 3-4 bulan sebelum masa pergantian tahun atau tahun ajaran baru. Muthia Konveksi melakukan pengawasan selama proses produksi berlangsung, termasuk pengawasan tenaga kerja, mutu produk, kebersihan, dan ketepatan waktu. Pengendalian kualitas dilakukan untuk memastikan produk sesuai dengan standar yang telah ditetapkan, melalui pemeriksaan jahitan dan proses finishing.Kata Kunci: konveksi, perencanaan, pengawasan, pengendalian kualitas Authors:Azzahra Fujiatul Mardatillah : Universitas Negeri PadangPuji Hujria Suci : Universotas Negeri PadangReferencesAssauri, S. (2013). Management marketing. Jakarta: Rajawali Pers.Dariyatmo, D. (2023), œSistem Pemasaran Muthia Konveksi. Hasil Wawancara Pribadi: 15 Mei 2023, Muthia Konveksi.Ernawati, W. N. (2008). Tata Busana SMK Jilid 2. Padang: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan.Gasperz, V. (2005). Total Quality Management. Jakarta: Gramedia Pustaka UtamaHidayah, N., & Yasnidawati, Y. (2019). Penyesuaian Pola Dasar Busana Sistem Indonesia Untuk Wanita Indonesia Dengan Bentuk Badan Gemuk. Gorga: Jurnal Seni Rupa, 8(1), 222-230.Indriastuti, B. (2009). Kajian Tentang Pengelolaan Usaha Pada Industri Kecil Konveksi Di Desa Tempusari Kecamatan Ngawen Kabupaten Klaten. Skripsi Malang: Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang.Nafila, W. (2014). Pengaruh Peletakan Pola Terhadap Hasil Jadi Blus Circular Drape Menggunakan Kain Lycra Metode Pattern Magic Stretch Fabric. Jurnal Tata Busana, 3(3).Sinulingga, S. (2009). Perencanaan & Pengendalian Produksi. Yogyakarta : Graha Ilmu.Sudaryono, S. (2017). Pengantar Manajemen Teori dan Kasus. Yogyakarta: CAPSSuhemi, R. (2016). Manajemen Produksi dan Pemasaran Sirup Markisa (Studi Kasus CV. Citra Sari) Kelurahan N Mangasa Kecamatan Tamalate Kota Makassar. Sosial Ekonomi.Supriyanto, S. (2009). Business Plan Sebagai Langkah Awal Memulai Usaha. Jurnal Ekonomi dan Pendidikan, 6(1), 73-83.Wihandira. N. W. (2023) The Production Process of the Convection Business in Nagari Batu Taba Ampek Angkek District West Sumatera. TEKNOBUGA: Jurnal Teknologi Busana dan Boga, 11(11),  38-49.