Claim Missing Document
Check
Articles

Found 25 Documents
Search

Film Indie “Tanda Tanya (?)”, Representasi Perlawanan, Pembebasan, dan Nilai Budaya Belasunda, Riksa; Sabana, Setiawan
PANGGUNG Vol 26, No 1 (2016): Nilai dan Identitas Seni Tradisi dalam Penguatan Budaya Bangsa
Publisher : LP2M ISBI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26742/panggung.v26i1.161

Abstract

ABSTRACT The study was conducted in an effort to learn more about  the notion that indie film as a representation  of resistance  against restrictions as well as a representation  of liberation  and democratization  of post-reform  media. Aa well as an effort to find out more about  how the free interpretation   of audience’s  on the film’s text. The case study  conducted through  the research object  indie film “Tanda  Tanya (?)”.  A qualitative  research  approach  to cultural studies through  interdisciplinary   research  method hermeneutic  phenomenology with descriptive inter- pretative techniques. The film’s text is a representation  of resistance  on the socio-political condi- tion of the New Order  period are influenced  by: (a) reform euphoria that created  freedom; (b) the expression  of which is contrary to the narrative  of nation  hegemony; (c) circulation  of audio- visual media; (d) highlighted  the efforts  of local identity  and local-global dialectic.  In relation to the interpretation   of the text contained cultural values; radical relativity  and the plurality. Keywords: indie film, film’s text, resistance and liberation, cultural values     ABSTRAK Penelitian dilakukan sebagai upaya untuk mengetahui lebih jauh anggapan bahwa film indie sebagai representasi perlawanan atas pembatasan sekaligus sebagai representasi pembebasan dan demokratisasi media pasca reformasi. Juga sebagai upaya untuk mengetahui lebih jauh bagaimana interpretasi bebas penonton atas teks film. Studi kasus dilakukan lewat obyek penelitian film indie “Tanda Tanya (?)”. Merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan cultural studies melalui metode penelitian interdisiplin fenomenologi hermeneutik dengan teknik deskriptif interpretatif. Teks film ini merupakan representasi perlawanan atas kondisi sosial-politik masa Orde Baru yang dipengaruhi oleh: (a) euforia reformasi yang menciptakan kebebasan; (b) ekspresi yang bertentangan dengan narasi hegemoni negara; (c) sirkulasi media audio-visual; (d) upaya menonjolkan identitas lokal dan dialektika lokal-global. Dalam kaitannya dengan interpretasi teks terdapat nilai- nilai budaya; relativitas radikal dan nilai pluralitas. Kata kunci:  film indie, teks film, perlawanan dan pembebasan, nilai-nilai budaya
Konstruksi Relasi Gender Suku Bugis pada Karakter Emma dalam Film Athirah (2016) Diansyah, Nurul Mutia; Belasunda, Riksa; Hendiawan, Teddy
Jurnal Penelitian Pendidikan Vol 18, No 3 (2018): PENGEMBANGAN MUTU PENDIDIKAN
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/jpp.v18i3.15007

Abstract

Film yang mengangkat budaya suku Bugis dan kental tentang relasi gender adalah film Athirah yang menceritakan tentang ketegaran perempuan Bugis dalam keluarga sangat berharga. Isu perempuan tidak pernah habis dibicarakan terkait dengan kesetaraan maupun ketidakadilan gender dan paham patriarki di Indonesia bahwa kekuasaan laki-laki yang menentukan keputusan kehidupan perempuan. Pola relasi gender terdiri dari kekuasaan dan status, komunikasi non verbal, serta pembagian kerja. Penelitian ini bertujuan untuk memahami konstruksi relasi gender dan mitos suku Bugis dalam karakter Emma pada mise en scene film Athirah. Penelitian ini menggunakan kualitatif, pendekatan cultural studies dengan menggunakan analisis semiotika Roland Barthes untuk menganalisis objek yang diteliti. Adapun hasil dari penelitian ini ialah relasi gender dalam film Athirah dikontruksi oleh budaya dari segi ideologi patriarki dan ideologi feminisme. Kesimpulannya adalah konstruksi relasi gender dalam film Athirah ini tersusun dari budaya, ekonomi, serta lingkungan fisik suatu tempat yang saling berkaitan.
Representasi hubungan keluarga dalam teks film indie "We Need to Talk about Mom" Riksa Belasunda; Mohamad Tohir; Teddy Hendiawan
ProTVF Vol 5, No 2 (2021): September 2021
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/ptvf.v5i2.26833

Abstract

Komunitas film indie di Bandung berkembang di berbagai lingkungan dan kalangan termasuk dari lingkungan sekolah-sekolah dan kampus-kampus, serta umum. Terdapat beberapa masalah di seputar komunitas film indie dan karya film indie di Bandung, pertama; masalah bagaimana gagasan dan pesan disampaikan dalam karya film indie, kedua; diperlukan upaya lebih jauh untuk dapat memahami, memaknai, dan mengapresiasi teks film indie. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui bagaimana nilai-nilai keluarga direpresentasikan dalam film “We Need to Talk about Mom” melalui kajian akademis. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode penelitian hermeneutika Paul Ricoeur dengan teknik deskriptif interpretatif berdasarkan tahapan pemahaman; semantik, reflektif, dan eksistensial. Data penelitian berasal dari peserta Bandung & Santos Film Festival 2017. Jenis film yang diteliti terdiri dari film dokumenter, fiksi, dan eksperimental dengan genre; drama, fantasi, horror, komedi, dan pertualangan. Film indie “We Need to Talk about Mom” yang menjadi sampel objek penelitian dari dua puluh sembilan film indie lainnya, bergenre film fiksi drama. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini pertama; Film indie “We Need to Talk about Mom” membangun kesadaran mengenai nilai-nilai “kebersamaan” dalam sebuah keluarga melalui dialog, akomodasi, negosiasi, dan perlawanan. Kedua; Makna eksplisit digambarkan lebih pada penyelesaian masalah antara anak dan ayah dengan berbagai perbedaan pandangan (world view), pola gaya hidup, dan nilai-nilai. Ketiga; Makna implisit merupakan relasionalitas sebagai bentuk aktualisasi dan eksistensi dari kedua tokoh, sedangkan makna reflektif merupakan simbolisasi gaya ungkap kreator, yang merepresentasikan persoalan cinta, gender, dominasi, dan maskulinitas.
Hibriditas Medium pada Film Opera Jawa Karya Garin Nugroho sebagai Sebuah Dekonstruksi Riksa Belasunda; Acep Iwan Saidi; Iman Sudjudi
Journal of Visual Art and Design Vol. 6 No. 2 (2014): ITB Journal of Visual Art and Design
Publisher : ITB Journal Publisher, LPPM ITB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5614/itbj.vad.2014.6.2.3

Abstract

Di tengah penyeragaman ide, gagasan, pesan, dan estetika pada film-film nasional, menarik menjadikan film Opera Jawa karya Garin Nugroho sebagai obyek penelitian sekaligus menjadi alasan kenapa penelitian ini dilakukan. Penelitian ini sebagai upaya peningkatan peran aktif produktif penonton dalam memahami dan memaknai teks film. Dengan fokus bagaimana pesan dan makna tersebut dibaca melalui elemen-elemen visual teks film yang dikonstruksi oleh keragaman penggunaan medium. Penelitian dilakukan dengan pendekatan estetika posmodern melalui metode semiotika dengan teknik deskriptif interpretatif. Membongkar struktur kode bahasa film, melalui analisis struktur dramatik naratif dan unsur pembentuk film, yang berkaitan dengan aspek non-verbal berupa tanda-tanda elemen visual dan gerak pada shot film. Elemen-elemen tersebut dikonstruksi oleh pilihan medium ungkap yang menjadi gaya ungkap (ekspresi) sineas dalam menyampaikan pesannya. Ekspresi sineas dalam menyampaikan ide gagasan, dan konsep tersebut, berupa idiom estetik parodi, dengan pelencengan makna, eksplorasi medium (hibriditas medium), dan gaya ungkap, sebagai kritik atau sindiran atas bentuk yang dijadikan rujukan. Lewat film ini, Garin Nugroho melakukan dekonstruksi terhadap tokoh-tokoh, ruang, pesan dan makna, serta narasi dari epik Ramayana karya Walmiki yang menjadi rujukannya. Merefleksikan persoalan gender, feminisme, dominasi maskulinitas, dominasi kekuasaan, pertentangan kelas, dan kapitalisme. Kata kunci: hibriditas medium; semiotika film postmodern; dekonstruksi.In the midst of the ideas, concepts, messages, and aesthetics uniformity at national films, it is interesting to make Opera Jawa movie by Garin Nugroho the object of study. That is the reason why the study was conducted. The research was an effort to improve the audience's productive and active role in understanding and interpreting the subtitles by focusing on how to read the message and meaning through subtitles constructed by the diversity of the medium use. The study conducted with the postmodern aesthetic approach through semiotic method with descriptive interpretive technique dismantles the structure of the film code language through the analysis of narrative and dramatic structure-forming elements of the film. It deals with aspects such as non-verbal signs of visual elements and movement in the film shot. These elements are constructed by the medium expression choice of the filmmaker in delivering his message. The filmmaker delivers his criticism or satire through swerved meaning and medium exploration (medium hybridism). Through this film, Garin Nugroho deconstructed the figures, space, message and meaning, as well as the narrative of the epic Ramayana by Walmiki as a reference. It reflects gender issues, feminism, masculinity domination, class warfare, and capitalism.Keywords: medium hybridity; postmodern films Semiotics; deconstruction.
Film Indie “Tanda Tanya (?)”, Representasi Perlawanan, Pembebasan, dan Nilai Budaya Riksa Belasunda; Setiawan Sabana
PANGGUNG Vol 26, No 1 (2016): Nilai dan Identitas Seni Tradisi dalam Penguatan Budaya Bangsa
Publisher : LP2M ISBI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (453.628 KB) | DOI: 10.26742/panggung.v26i1.161

Abstract

ABSTRACT The study was conducted in an effort to learn more about  the notion that indie film as a representation  of resistance  against restrictions as well as a representation  of liberation  and democratization  of post-reform  media. Aa well as an effort to find out more about  how the free interpretation   of audience’s  on the film’s text. The case study  conducted through  the research object  indie film “Tanda  Tanya (?)”.  A qualitative  research  approach  to cultural studies through  interdisciplinary   research  method hermeneutic  phenomenology with descriptive inter- pretative techniques. The film’s text is a representation  of resistance  on the socio-political condi- tion of the New Order  period are influenced  by: (a) reform euphoria that created  freedom; (b) the expression  of which is contrary to the narrative  of nation  hegemony; (c) circulation  of audio- visual media; (d) highlighted  the efforts  of local identity  and local-global dialectic.  In relation to the interpretation   of the text contained cultural values; radical relativity  and the plurality. Keywords: indie film, film’s text, resistance and liberation, cultural values     ABSTRAK Penelitian dilakukan sebagai upaya untuk mengetahui lebih jauh anggapan bahwa film indie sebagai representasi perlawanan atas pembatasan sekaligus sebagai representasi pembebasan dan demokratisasi media pasca reformasi. Juga sebagai upaya untuk mengetahui lebih jauh bagaimana interpretasi bebas penonton atas teks film. Studi kasus dilakukan lewat obyek penelitian film indie “Tanda Tanya (?)”. Merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan cultural studies melalui metode penelitian interdisiplin fenomenologi hermeneutik dengan teknik deskriptif interpretatif. Teks film ini merupakan representasi perlawanan atas kondisi sosial-politik masa Orde Baru yang dipengaruhi oleh: (a) euforia reformasi yang menciptakan kebebasan; (b) ekspresi yang bertentangan dengan narasi hegemoni negara; (c) sirkulasi media audio-visual; (d) upaya menonjolkan identitas lokal dan dialektika lokal-global. Dalam kaitannya dengan interpretasi teks terdapat nilai- nilai budaya; relativitas radikal dan nilai pluralitas. Kata kunci:  film indie, teks film, perlawanan dan pembebasan, nilai-nilai budaya
IMPELEMENTASI DAN PEMANFAATAN TEKNOLOGI UNTUK PROMOSI UNESCO GLOBAL GEOPARK CILETUH PALABUHANRATU SUKABUMI Periyadi .; Dewi K. Soedarsono; Novian Denny Nugraha; Uke Kurniawan; Nurwulan Fitriyanti; Riksa Belasunda; Diah Agung Esfandari
Charity : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 2 No 1 (2019): Charity - Jurnal Pengabdian Masyarakat
Publisher : PPM Universitas Telkom

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25124/charity.v2i1.2133

Abstract

Kawasan pariwisata Unesco Global Geopark Ciletuh (UGG) Palabuhanratu merupakan manajemen pengelolaan kawasan yang menyerasikan keragaman geologi, hayati, dan budaya, melalui prinsip konservasi, edukasi, dan pembangunan yang berkelanjutan di 8 kecamatan di Sukabumi, 74 desa, luas ± 126 hektar [1]. Sepanjang Geopark memiliki banyak destinasi wisata seperti : air terjun (curug), pantai, pegunungan, pulau, keanekaragaman biota hayati dan hewan, wisata budaya dengan kearifan lokal yang masih terjaga seperti adanya desa kasepuhan atau desa adat Sinar Resmi, Cipta Mulya, dan Cipta Gelar. Geopark yang berada di sepanjang pantai selatan Sukabumi tersebut , merupakan salah satu geopark terpanjang di dunia, dan sedang diupayakan menjadi salah satu kawasan yang di akui oleh Unesco ; Untuk itu diperlukan sistem infrastruktur pariwisata yang terintegrasi dari aspek ekonomi, tekonologi , komunikasi, promosi dan sumber daya. Dengan pendekatan pemberdayaan masyarakat ini diharapkan pariwisata dapat terbantu dengan dilakukan : Pengaplikasian sistem informasi guide berbasis deteksi lokasi, Pelatihan pemanfaatan media komunikasi sosial media untuk pariwisata, Perancangan Dan Perancangan Environtmental Graphic Design (EGD) Terpadu serta perancangan maskot pariwisata di Kabupaten Sukabumi. Kegiatan tersebut akan dilakukan di Geopark Information Center yang melibatkan dinas pariwisata kabupaten sukabumi, pengelola Unesco Global Geopark, masyarakat setempat yang diundang, komunitas, dan pelajar sekolah . Hal ini dilakukan agar semua komponen yang telah disebutkan dapat berkontribusi dalam memajukan pariwisata di wilayah Unesco Global Geopark Ciletuh Palabuhanratu
Hidroponik Sebagai Strategi Penguatan Masyarakat Ekonomi Digital di Pesantren Miftahul Falah Bandung Ahmad Almaarif; Riksa Belasunda; Irfan Dwi Rahadianto; Mohamad Tohir; Rd. Rohmat Saedudin; Angelia Lionardi; Nina Nursetia Ningrum
Abdiformatika: Jurnal Pengabdian Masyarakat Informatika Vol. 2 No. 1 (2022): Mei 2022 - Abdiformatika: Jurnal Pengabdian Masyarakat Informatika
Publisher : Indonesian Scientific Journal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25008/abdiformatika.v2i1.145

Abstract

Pesantren dalam perkembangannya menjadi salah satu pilar dalam struktur pendidikan Indonesia. Tidak hanya mengajarkan pendidikan agama, pesantren juga mengajarkan pendidikan umum dan membentuk karakter santri agar siap menghadapi tantangan setelah lulus. Karena hal inilah pesantren menjadi tujuan bagi banyak orang tua sebagai tempat untuk anaknya bersekolah. Namun bencana Pandemi Covid-19 telah mengubah preferensi tersebut karena kekhawatiran terhadap penyebaran virus. Hal ini berdampak pada kondisi keuangan pesantren yang kebanyakan bergantung pada iuran santri. Sebagai salah satu strategi untuk mengatasi masalah ini, hidroponik jadi alternatif solusi. Hidroponik tidak hanya membantu perekonomian pesantren, namun juga memberikan kesempatan kepada pengurus pesantren dan santri untuk terjun langsung ke dunia entrepreneur. Perkembangan dunia usaha saat ini juga memaksa pengurus dan santri untuk memperkenalkan branding produk dan pemasaran melalui digital. Berdasarkan alternatif ini, ada beberapa kegiatan yang dilakukan pada Pesantren Miftahul Falah yaitu pendampingan budidaya hidroponik, pembuatan branding serta potensi untuk pemasaran digital untuk hasil produk hidroponik.
PELATIHAN DAN PENDAMPINGAN PEMBUATAN KONTEN DAN FOTO PRODUK UNTUK MENINGKATKAN PENJUALAN HASIL HIDROPONIK DI PONDOK PESANTREN MIFTAHUL FALAH Nina Nursetia Ningrum; Angelia Lionardi; Irfan Dwi Rahadianto; Mario Mario; Mohamad Tohir; Riksa Belasunda; Rd. Rohmat Saedudin; Ahmad Almaarif; Adityas Adityas
Prosiding COSECANT : Community Service and Engagement Seminar Vol 2, No 2 (2022)
Publisher : Universitas telkom

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (739.138 KB) | DOI: 10.25124/cosecant.v2i2.18653

Abstract

Pondok Pesantren Miftahul Falah merupakan pondok pesantren yang berlokasi di Jl. Gedebage Selatan No.115, Kel.Derwati Kec.Rancasari, Bandung, Jawa Barat, menjadi sebuah lembaga resmi yang bernama Yayasan Pendidikan Islam Miftahul Falah. Dalam pengembangannya hingga saat ini, YPI Miftahul Falah telah mendirikan Pondok Pesantren Putra Putri, Majlis Ta’lim, Madrasah Diniyah, Madrasah Ibtidaiyah, Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah. Pengabdian masyarakat saat ini adalah seri ketiga di Pondok Pesantren Miftahul Falah. Pengabdian masyarakat seri pertama, tim PKM Telkom University telah melakukan kegiatan dengan tema SDGs Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi, dimana tim PKM merancang paket bertanam hidroponik di Pesantren Miftahul Falah. Pada pengabdian masyarakat kedua, tim PKM merancang website dan melakukan rebranding pada kemasan produk guna mempromosikan hasil pertanian hidroponik yang dihasilkan sehingga lebih menarik bagi khalayak untuk membeli. Perancangan tersebut memberikan manfaat bagi masyarakat mitra yang dapat membantu meningkatkan pendapatan ekonomi diluar wawasan di lingkungan pesantren. Berdasarkan survei dan wawancara yang dilakukan kepada pengurus, solusi yang paling baik adalah dengan memasarkan hasil tanaman hidroponik dari program pengabdian masyarakat sebelumnya menggunakan media sosial media. Berdasarkan permasalahan di atas, setidaknya ada 2 kegiatan sebagai solusi yangditawarkan dalam bentuk pengabdian masyarakat yang akan dilaksanakan periode 2- 2022 ini yaitu pengembangan dan pembuatan konten sosial media produk hidroponik pesantren dan pelatihan produksi foto produk untuk hidroponik pesantren. Setelah kedua kegiatan tersebut terealisasikan, akan dilakukan evaluasi dan pelaporan untuk mengukur keberhasilan dan tepat sasar guna kegiatan abdimas ini.Kata Kunci: foto produk, hidroponik, konten, pondok pesantren
FEMINISME DALAM BUDAYA MINANGKABAU PADA FILM SERIAL MUSIKAL NURBAYA Anggi Ayu Lestari; Riksa Belasunda; Ardy Aprilian Anwar
eProceedings of Art & Design Vol 10, No 2 (2023): April 2023
Publisher : Telkom University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Film Serial Musikal Nurbaya merupakan film yang menjelaskan mengenaidiskriminasi yang terjadi pada kaum perempuan Minangkabau, tentu hal ini sangatbertentangan di dalam kebudayaan Minangkabau yang menganut sistem matrilineal,dimana perempuan adalah figur sentral dalam keluarga maupun masyarakat. Kondisiseperti ini mendorong munculnya kelompok feminisme dalam film tersebut untukmengembalikan kedudukan perempuan Minangkabau. Tujuan dilakukannya penelitian iniadalah untuk mengetahui feminisme yang terjadi dalam budaya Minangkabau sertapenentangan terhadap diskriminasi yang dialami kaum perempuan dalam lingkup budayaMinangkabau pada Serial Musikal Nurbaya. Metode yang digunakan pada penelitian iniadalah metode analisis semiotika Roland Barthes untuk menemukan unsur feminismedalam film Serial Musikal Nurbaya. Sumber data dalam penelitian ini adalah unsursinematik yaitu mise en scene dan unsur naratif pada film Serial Musikal Nurbaya yangdimulai dari Episode 1 sampai 6 dan didukung oleh studi pustaka serta wawancara untukmendapatkan informasi yang berkaitan dengan penelitian. Adapun hasil dari penelitianini feminisme dalam budaya Minangkabau terjadi dikarenakan adanya sistem patriarkiyang memicu terjadinya dominasi kekuasaan terhadap perempuan.Kata Kunci: Serial Musikal Nurbaya, feminisme, budaya Minangkabau
Brand Communication through Logos in the F&B Industry: A Case Study of Lakeside Fit+ Using Peirce’s Triadic Model Panji Wirayudha, Rahmat; Belasunda, Riksa; Wirasari, Ira
Jurnal ISO: Jurnal Ilmu Sosial, Politik dan Humaniora Vol. 4 No. 1 (2024): June
Publisher : Penerbit Jurnal Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53697/iso.v4i1.1666

Abstract

This study explores the strategic deployment of visual elements in the Lakeside Fit+ logo using Peirce's Triadic Model within the competitive food and beverage (F&B) industry. By analyzing how symbols, icons, and indexes such as leaf and fruit illustrations, the cup and straw, hand holding and emphatically pointing, black color, and the typographies, communicate health, freshness, and accessibility, the research elucidates the logo's effectiveness in connecting with health-conscious consumers. The methodology leveraged qualitative visual content analysis to decode these elements, offering insights into how they align with the brand's identity and consumer perceptions. The findings reveal that each component of the logo synergistically reinforces Lakeside Fit+'s commitment to quality and wellness, resonating well with the target audience. Future research is recommended to expand this analysis by comparing the visual branding strategies of other competitors. This research not only contributes to semiotic studies in marketing but also provides actionable insights for enhancing corporate brand communication in the F&B sector.