cover
Contact Name
Adek Cerah Kurnia Azis
Contact Email
adek_peros@yahoo.com
Phone
+6285278021981
Journal Mail Official
gorgajurnalsenirupa@unimed.ac.id
Editorial Address
Jl. Willem Iskandar / Pasar V, Medan, Sumatera Utara – Indonesia Kotak Pos 1589, Kode Pos 20221
Location
Kota medan,
Sumatera utara
INDONESIA
Gorga : Jurnal Seni Rupa
ISSN : 23015942     EISSN : 25802380     DOI : https://doi.org/10.24114/gr.v9i1
Core Subject : Education, Art,
Gorga : Jurnal Seni Rupa terbit 2 (dua) kali setahun pada bulan Juni dan Desember, berisi tulisan/artikel hasil pemikiran, hasil penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat yang ditulis oleh para pakar, ilmuwan, praktisi (seniman), dan pengkaji dalam disiplin ilmu kependidikan, kajian seni, desain, dan pembelajaran seni dan budaya.
Articles 799 Documents
KARAKTERISTIK DESAIN HIBRIDA PADA KOMIK 7 WONDERS KARYA METALU Fenny Rahmawati Lubis; Dwi Budiwiwaramulja
Gorga : Jurnal Seni Rupa Vol 9, No 2 (2020): Gorga : Jurnal Seni Rupa
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/gr.v9i2.20161

Abstract

AbstrakKomik Jepang menjadi salah satu kiblat untuk referensi dalam membuat komik khususnya komik manga. Tidak sedikit komik Indonesia yang sangat kental dengan unsur manga hingga sulit membedakan komikus Jepang dengan komikus Indonesia bila hanya di lihat dari bentuk visualnya. Selain menggarap style gambar manga jepang, tak sedikit komikus-komikus Indonesia yang menghibridakan karakteristik pada desain karakter visual Indonesia. Sepeti pada salah satu komik Indonesia yaitu komik 7 Wonders. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui identitas dari desain karakter visual yang di hibrida pada salah satu komik Indonesia yaitu komik 7 Wonders. Penelitian ini menggunakan pendekatan metode deskriptif kualitatif yaitu dengan menguraikan masing-masing objek yang akan diteliti. Hasil temuan penelitian ini menunjukkan bahwa karakter yang memiliki unsur hibrida paling menonjol adalah pada karakter bidadari 7 Wonders. Desain karakter visual pada karakter tujuh bidadari 7 Wonders telah mengalami deformasi dan pengabungan dua atau lebih identitas visual, baik pada busana maupun pada karakter figurnya. Identitas hibrida pada desain karakter visual yang digunakan di busana tujuh bidadari 7 Wonders yaitu berasal dari Indonesia, Jepang, Arab, Turki, India, Inggris era Victoria dan Romawi Kuno.Kata Kunci: desain karakter, hibrida, komik, busana.AbstractJapanese comics become one of the mecca for reference in making comics, especially manga comics. Not a few Indonesian comics are so thick with manga elements that it is difficult to distinguish Japanese comics from Indonesian comics if only viewed from their visual form. In addition to working on the style of Japanese manga drawings, not a few Indonesian comic artists have displayed characteristics on Indonesian visual character designs. A case in one of the Indonesian comics that is 7 Wonders comics. This study aims to determine the identity of a hybrid visual character design in one of the Indonesian comics, namely the 7 Wonders comics. This study uses a qualitative descriptive method approach that is by describing each object to be studied. The findings of this study indicate that the characters that have the most prominent hybrid elements are the 7 Wonders angel characters. The visual character design of the seven Wonders 7 nymphs has been deformed and the combination of two or more visual identities, both in fashion and in the character figure. The hybrid identity in the visual character design used in the fashion of the seven Wonders 7 nymphs is originating from Indonesia, Japan, Arabia, Turkey, India, the Victorian era and Ancient Rome.  Keywords: character design, hybrids, comics, clothing 
ANALISIS ASPEK DESAIN DAN KAIDAH PADA MUSABAQAH KHATTIL QUR’AN ( MKQ ) GOLONGAN DEKORASI DI KABUPATEN ASAHAN TAHUN 2012 Suha riadi
Gorga : Jurnal Seni Rupa Vol 1, No 1 (2012): Gorga : Jurnal Seni Rupa
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/gr.v1i1.292

Abstract

Dalam sejarahnya, Asahan cukup dikenal dalam budaya seni Islamnya baik tingkat Lokal, Nasional  bahkan Internasional. Kabupaten tersebut pencetus lahirnya MTQ (Musabaqah Tilawatil Qur’an)  di Sumatera Utara pada Tahun 1946 tepatnya di daerah Kampung Bunga. MTQ terbagi menjadi beberapa cabang  yakni Musabaqoh Hifdzil Qur’an (MHQ), Musabaqoh Syarhil Qur’an (MSQ), Musabaqoh Fahmil Qur’an (MFQ), Musabaqoh Khottil Qur’an (MKQ). MKQ merupakan lomba menuliskan ayat-ayat Al-Qur’an dalam berbagai jenis Kaligrafi Arab yang memiliki nilai keindahannya baik dari segi kaidah huruf maupun desain ragam hiasnya. Salah satu tujuannya adalah mempertahankan dan menggali potensi generasi muda Muslim untuk menuliskan ayat-ayat Al-Quran dalam nuansa kaligrafi Arab diberbagai media. Dalam kegiatannya dapat dibagi menjadi 3 golongan yaitu Golongan Naskah, Golongan Hiasan Mushaf dan Golongan Dekorasi. Hasilnya terbentuk di atas media kertas bagi golongan Naskah dan Hiasan Mushaf. edangkan di atas media triplek bagi golongan Dekorasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah kaligrafer Asahan mampu menggunakan prinsip desain dalam MKQ golongan dekorasi. Kemudian menggunakan Metode deskripsi kualitatif  yang di mana populasinya sebanyak 25 karya keseluruhan dari golongan dekorasi dan sampel di ambil keseluruhan karya dari populasi dengan teknik Total Sampling terdiri dari 25 karya yang terciptakan. Setelah diadakan observasi maka penulis mengumpulkan data dan menyerahkan ke pada tim penilai untuk dinilai. Hasil temuan menyatakan bahwa masih banyak ditemukan karya peserta yang kurang memahami standarisasi MKQ golongan Dekorasi. Bahkan diantaranya ada yang membuat di luar standart tersebut. Hasil yang di peroleh dalam karya dengan Jumlah nilai rata-rata keseluruhan karya peserta terdiri dari 25 karya dan dari segi aspek desain dengan nilai 80 predikat Baik kemudian jika dari aspek kaidah dengan nilai 74 predikat Cukup Baik. Kata Kunci :, Aspek  Desain, Aspek Kaidah, MKQ
VISUALISASI KARAKTER FEMINIM DALAM KARYA GRAFIS KOMPUTER BERTEMA ROBOT SRI JUITA GINTING
Gorga : Jurnal Seni Rupa Vol 1, No 2 (2012): Gorga : Jurnal Seni Rupa
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/gr.v1i2.391

Abstract

ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menjelaskan proses penciptaan karya grafis Komputer Illustrasi Digita. Skripsi ini menguraikan tentang pembuatan karya yang diciptakan dalam tugas akhir. Proses penciptaan karya akan dijelaskan mulai dari proses awal sampai dengan selesai., Karya yang dianalisis sebanyak 7 buah, yang akan dibahas secara terperinci mulai dari unsur garis, warna, bentuk, tekstur, ruang hingga makna yang ada di dalam setiap karya . Hasil penelitian menunjukkan bahwa setiap proses yang dilakukan dapat berjalan dengan baik. Pada setiap karya yang ditampilkan juga sudah mengandung unsur feminim. Bentuk-bentuk robot yang dapat ditampilkan dalam karya grafis komputer tersebut adalah robot humanoid, dengan tampilan unsur robot pada bagian tangan dan kaki. Dari tanggapan apresiator secara keseluruhan karya sudah sangat baik, dengan  nilai rata-rata 4, dan konvensi penilaian A (sangat baik). Kata Kunci: Grafi Komputers, visualisasi, robot, feminim.
PERUBAHAN TARI GANDAI PADA MASYARAKAT MUKOMUKO PROVINSI BENGKULU Marfinetri Elyadi; Lora Gustia Ningsih
Gorga : Jurnal Seni Rupa Vol 8, No 2 (2019): Gorga : Jurnal Seni Rupa
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/gr.v8i2.14674

Abstract

AbstrakTari gandai merupakan sebuah tari tradisi yang ada di Mukomuko provinsi Bengkulu. Tari ini berasal dari cerita rakyat Malin Deman dan Puti Bungsu, Malin Deman merupakan manusia bumi dan Puti Bungsu merupakan manusia langit. Tari ini awalnya ditarian untuk menghibur Puti Bungsu yang berpisah dengan Malin Deman. Tari ini di tarian oleh beberapa penari perempuan secara berpasang-pasangan. Gerakan tari Gandai di ambil dari gerakan satwa yang mengambarkan kekecewaan  malin deman yang ditinggal oleh Puti Bungsu. Pada saat ini tarian ini sudah berubah menjadi tari untuk hiburan dalam acara-acara perkawinan ataupun acara pesta rakyat di Kabupaten Mukomuko. Tari ini memiliki Sembilan gerak  sesuai dengan lobang pada serunai gandai. Serunai gandai merupakan alat musik  pengiring dalam tarian gandai. pada saat ini tari gandai sudah mengalami perubahan, baik dari segi bentuk tari maupun dari segi fungsi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengungkap bagaimana perubahan tari Gandai pada masyarakat Mukomuko Provinsi Bengkulu metode yang digunakan adalah metode kualitatif, pengumpulan data dilakukan melalui observasi dan mengamati tari Gandai tradisi dan kreasi.Kata Kunci: tari gandai, perubahan, Mukomuko.AbstractGandai dance is a traditional dance in mukomuko, Bengkulu province. This dance comes from the folklore Malin Deman and Puti Bungsu, Malin Deman is an earth man and the youngest Puti Bungsu is a celestial man. This dance was originaly danced to entertain Puti Bungsu who parted ways with Malin Deman. This dance is danced by several female dancers in pairs. The Gandai dance movement was taken from the animal movement which depicted the disappointment of Malin Deman who was left by the youngest Puti. At this time the dance has turned into a dance for entertainment in weddings or folk parties in Mukomuko District. This dance has nine movements inaccordance with the hole in yhe smart alley. The clever grun is a musical instrument accompaniment in smart dance. At this time the smart dance has undergone changes, both in terms of dance form and in terms of dance form and in terms of function. The purpose of this study was to reveal how the change of smart dance in the Bengkulu Province Mukomuko community method used was a qualitative method, data collection was carried out through observation and observing the traditional dance of tradition and creation.  Keywords: gandai’s dance, change, Mukomuko. 
ANALISIS ORNAMEN PADA SOLU BOLON DI MUSEUM HUTA BOLON SIMANINDO DITINJAU DARI SEGI FUNGSI, TEKNIK PENERAPAN DAN WARNA ORNAMEN Wansix Sidauruk; Sri Wiratma
Gorga : Jurnal Seni Rupa Vol 5, No 1 (2016): Gorga : Jurnal Seni Rupa
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/gr.v5i1.4083

Abstract

Solu Bolon merupakan perahu besar di kawasan Museum Huta Bolon Simanindo.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui fungsi, teknik penerapan dan warna ornamen pada Solu Bolon. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif yang terkumpul melalui survey, observasi, wawancara dan dokumentasi yang dideskripsikan dalam bentuk karya tulis ilmiah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa fungsi ornamen Solu Bolon zaman sekarang hanya sebagai penghias saja sedangkan zaman dahulu berfungsi sebagai penangkal setan dan kegembiraan. Sedangkan teknik aplikasi ornamen adalah dengan cara dilukis (Dais) dan diukir (Uhir/Lontik). Selanjutnya mengenai warna yang diterapkan pada ornamen yakni putih, merah, dan hitam. Berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan nantinya mampu menjadi sumber informasi yang bermanfaat tentang sanggar lukis yang ada di Sumatera Utara khususnya daerah Tanjung Morawa. Kata Kunci : Ukir/lontik, Solu Bolon, gorga dais.
PENGEMBANGAN PRODUK RAGA DAYANG MENJADI TAS ROTAN KONTEMPORER Arthur A. Sembiring; Andar Bagus Sriwarno; Dian Widiawati
Gorga : Jurnal Seni Rupa Vol 9, No 1 (2020): Gorga : Jurnal Seni Rupa
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/gr.v9i1.16916

Abstract

AbstrakRaga dayang adalah salah satu dari sekian banyak produk kerajinan tradisional Karo. Raga dayang merupakan produk kerajinan anyaman rotan. Desa Kuta Male adalah salah satu desa perajin raga dayang. Produk ini merupakan produk pelengkap dalam pernikahan adat Suku Karo. Dahulu, merupakan sarana bawa bagi perempuan Karo bila bepergian maupun berbelanja. Sekarang ini, masyarakat Karo pada umumnya sudah tidak lagi memiliki produk tradisional ini. Jumlah perajinnya semakin berkurang. Hal ini dapat berdampak pada tradisi menganyam rotan di Kabupaten Karo lambat laun menuju kepunahan. Tidak adanya inovasi desain yang sesuai dengan perkembangan zaman merupakan faktor penyebab kepunahan tersebut. Pengembangan produk raga dayang menjadi tas rotan kontemporer bertujuan untuk mengangkat kembali keterampilan perajin raga dayang dan salah satu budaya lokal masyarakat Karo dalam gaya desain kontemporer. Metode penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah kualitatif deskriptif melalui pendekatan eksperimental dan ATUMICS. Metode kualitatif deskriptif digunakan untuk mengolah data awal hingga peneliti menemukan teknik/cara menganyam, corak anyaman, ornamen, bentuk dasar, dan cara pembuatan raga dayang, setelah itu peneliti menggunakan metode ATUMICS dalam melakukan pengembangan desain. Selanjutnya desain-desain tersebut diujicoba (eksperimental) sehingga menghasilkan purwarupa (prototype). Hasil penelitian menunjukkan raga dayang dapat dikembangkan menjadi produk rotan alternatif dengan ciri khas ornamen Karo.Kata Kunci: pengembangan, raga dayang, anyaman, rotan.AbstractRaga Dayang is one of the many traditional Karo craft products. Raga Dayang is a rattan wicker craft product. Kuta Male Village is one of the village craftsmen Raga Dayang. This product is a complementary product in the traditional wedding of Karo people. Previously, it was a means of carrying for Karo women when traveling or shopping. Nowadays, Karo people in general are no longer having this traditional product. The number of craftsmen is decreasing. It has an impact on the tradition of weaving rattan in Karo district gradually towards extinction. The absence of design innovations that are in accordance with the times is a factor in the extinction. The development of Raga Dayang products into contemporary rattan bags aims to revive the skills of the Raga Dayang craftsmen and one of the local cultures of the Karo people in a contemporary design style. The research method used in this research is descriptive qualitative through an experimental approach and ATUMICS. Descriptive qualitative method is used to process preliminary data until the researcher finds the weaving techniques, patterns of weaving, ornaments, basic shapes, and how to manufacture the Raga Dayang, after that researchers use the ATUMICS method in conducting design development. Furthermore, the designs were tested (experimental), resulting in prototypes. The results showed Raga Dayang can be developed into an alternative rattan product with the characteristic of Karo ornaments. Keywords: development, raga dayang, woven, rattan..
BAKAWUAH: SEBUAH KARYA SENI YANG BERANGKAT DARI TRADISI MAKAN BAKAWUAH DI NAGARI ANDALEH BARUAH BUKIT KEDALAM WUJUD KARYA TARI Endang Wahyuni; Susasrita Loravianti; Martion Martion
Gorga : Jurnal Seni Rupa Vol 7, No 2 (2018): Gorga : Jurnal Seni Rupa
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/gr.v7i2.11002

Abstract

AbstrakKarya tari yang berjudul “Bakawuah” merupakan sebuah karya seni yang berangkat dari tradisi Makan Bakawuah yang terdapat di daerah nagari Andaleh Baruah Bukit. Tradisi Makan Bakawuah merupakan ungkapan rasa syukur kepada allah SWT. Makan Bakawuah dilakukan Setelah musim panen padi berakhir, masyarakat  setempat merayakan masa panen dengan makan bersama yang di sebut dengan makan Bakawuah yang bertujuan untuk menjaga kebersamaan serta sebagai pusat informasi pertanian. Tetapi, pada zaman sekarang makan Bakawuah yang dilakukan oleh masyarakat Jorong Andaleh sudah mulai memudar yang berpengaruh pada interaksi masyarakat satu sama lain. Semua ini terjadi karena perkembangan teknologi yang berdampak terhadap kelangsungan hidup masyarakat yang tidak lagi bekerja dengan cara bersama-sama. Adanya pengaruh teknologi mesin bajak sawah memberikan dampak terhadap dunia pertanian sehingga interaksi sesama mereka mulai berkurang. Metode penggarapan dilakukan pengumpulan data-data yang terkait dengan ide dan garapan, riset lapangan, wawancara, serta membaca buku-buku yang terkait dengan tradisi makan bakawuah. Kemudian dilanjutkan dengan proses penciptaan antara lain persiapan awal turun kelapangan, eksplorasi, improvisasi, komposisi/pembentukan, evaluasi serta persiapan pertunjukan. Untuk melahirkan dalam sebuah koreografi, pengkarya menggunakan tema non literer yang menggambarkan kehidupan dan perjuangan yang menggunakan tipe dramatic. Kata Kunci: koreografi tari, makan bakawuah, budaya, teknologi AbstractThe dance entitled "Bakawuah" is a work of art that departs from the tradition of makan bakawuah that can be found in the area of Nagari Andaleh Baruah Bukit. The tradition of makan bakawuah is an expression of gratitude to Allah SWT. After the rice harvest season ends the local community celebrates the harvest by eating together, called makan bakawuah, which aims to maintain togetherness and functions as the centre for agricultural information. However, nowadays the makan bakawuah tradition that is performed by the people of. Jorong Andaleh has begun to fade, affecting interaction of the community with each other. All of this has happened because of technological developments that have had an impact on the survival of people who no longer work in a communal way. Rice paddy plow machines and technology has had an impact on the world of agriculture, so much so that interaction between the farmers and community has began to diminish. The methods used to collect data included, collecting data relating to the ideas and work, field research, interviews, and reading books related to the tradition of makan bakawuah. This was then proceed by the creative processes, including the initial preparation of the fieldwork, exploration, improvisation, composition, performance evaluation and preparation. To create this choreography, the artist used non-literary themes that describe life and struggles of the dramatic tupe. Keywords: dance choreography, makan bakawuah, culture, technology  
MOTIF BURUNG ENGGANG GADING PADA PAKAIAN ADAT DAYAK KANAYATN KALIMANTAN BARAT Iwan Pranoto; Stepanus Adi Pratiswa; Nala Nandana Undiana
Gorga : Jurnal Seni Rupa Vol 9, No 2 (2020): Gorga : Jurnal Seni Rupa
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/gr.v9i2.18928

Abstract

AbstrakRagam hias merupakan sebuah ciri khas produk kebudayaan yang terdapat di berbagai daerah, seperti di Kalimantan Barat terdapatnya stilasi ragam hias burung enggang yang memiliki makna serta filosofi pandangan masyarakat setempat terhadap ragam hias tersebut dalam kehidupan sehari-harikhususnya bagi suku Dayak Kanayatn di Kabupaten Landak, Kalimantan Barat.  Karya seni yang berkembang pada masyarakat ini memiliki keterkaitan dengan fenomena sosial yang banyak menggunakan bahasa simbol dan lambang dalam mengaplikasikannya pada kehidupan sehari-hari. Simbol dan lambang yang dipakai masyarakat suku Dayak Kanayatn khususnya pada pakaian adat terdapat motif hias burung enggang, yang memiliki makna-makna kehidupan, kesuburan, keberanian. Karya seni motif hias pada pakaian adat suku Dayak Kanayant mengacu pada simbol, ikon, indeks, rheme, decising, argument, qualising, sensing, dan legising serta tanda dan penanda yang digunakan dan sintakis dari objek motif burung enggang serta semantik yang terdapat dalam motif burung enggang dan pragmatik yang memberi pesan kepada pembaca. Sebuah pesan yang dimiliki oleh motif hias burung enggang pada pakaian suku Dayak Kanayatn ini akan dilihat dari beberapa bagian terdiri dari bagian kepala, badan, dan kaki, setiap bagian ini tidak lepas dari unsur-unsur seni rupa yang menjadi simbol dan makna bagi masyarakat suku Dayak Kanayatn.Kata Kunci: dayak, motif, burung, enggang, pakaian.AbstractDecorative variety is a characteristic of products that exist in various regions such in Kalimantan Barat includes stylized ornamentation of burung enggang which has meaning and philosophy the views of local people on decoration in daily life,especially for Dayak Kanayatn tribe in Landak, Kalimantan Barat. Arts developed at this society hasa relationship with social phenomena that many use the language of symbols and symbols used Dayak Kanayatn tribe community specifically on traditional clothing there is a enggang gading ornamental,  which is have meanings of life fertility, courage. Decoratife on traditional tribal clothing Dayak Kanayatn on symbols, icons, indeks, rheme, decising, argument, qualising, sensing, and legising, binders and markings used as well the syntax of enggang gading motif objects as well the semantics which give a message to the reader. A Message from the burung enggang ornamental on the Dayak Kanayatn tribe clothing will be, viewed from several parts consisting of the head, body, and legs,each of these parts can not be separated from fine art which are symbols for the Dayak Kayatan.Keywords: dayak, ornament, burung, enggang, clothing. 
KESESUAIAN POLA CELANA (PANTALON) SISTEM ALDRICH UNTUK PRIA DEWASA BERTUBUH IDEAL INDONESIA Hanifatul Zikra; Adriani Adriani
Gorga : Jurnal Seni Rupa Vol 8, No 1 (2019): Gorga : Jurnal Seni Rupa
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/gr.v8i1.12849

Abstract

AbstrakPola pantalon sistem Aldrich belum diketahui apakah cocok untuk pria dewasa bertubuh ideal di Indonesia. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan kelemahan, cara memperbaiki, dan penyesuaian pola pantalon sistem Aldrich  pada bentuk tubuh pria ideal di Indonesia. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian terapan. Objek penelitian yaitu pola pantalon sistem Aldrich yang diuji cobakan pada pria dewasa bertubuh ideal di Indonesia dengan tinggi 173 cm, berat 64 kg. Instrumen penelitian yang digunakan adalah angket memakai skala likerts. Penilaian dilakukan oleh 5 orang panelis, yaitu yang terampil dan ahli Busana Pria. Teknik analisis data yang digunakan adalah statistik deskriptif berupa perhitungan rumus persentase menggunakan Microsoft excel. Hasil penelitian menunjukkan pola pantalon sistem Aldrich mempunyai kelemahan pada bagian : 1)lingkar pinggang, 2)lingkar panggul, 3)kupnat belakang, 4)kantong samping. Kelemahan  diperbaiki pada pola dan celana sehingga menghasilkan pola pantalon sistem Aldrich yang sesuai untuk pria dewasa bertubuh ideal Indonesia. Kata Kunci: kesesuaian, pantalon, Aldrich, pria ideal.AbstractThe pattern of Aldrich's pantaloon system is unknown whether it is suitable for ideal adult men in Indonesia. The purpose of this study was to describe weaknesses, to fix , and adjust the pattern of Aldrich's pantaloon system on the ideal male body shape in Indonesia. The type of research used is applied research. The object of the research is the pattern of Aldrich system pantaloon tested on ideal adult male in Indonesia with a height 173 cm, weight 64 kg. The instrument research used was questioner by using a Likerts scale. The assessment was carried out by 5 panelists, as well as people who have expertise and skilled menswear. The data analysis technique used is descriptive statistics in the form of calculating the percentage formula using Microsoft excel. The results showed the pantaloon pattern of the Aldrich system had weaknesses in the part: 1) waist circumference, 2) pelvic circumference, 3) a rear dart, 4) side pocket. The weaknesses were fixed on the pattern and pants to produce Aldrich system pantaloon pattern that is suitable for Indonesian ideal adult men. Keywords: suitability, pantaloon, Aldrich, ideal men.
TANGGAPAN MASYARAKAT KARO DI BERASTAGI TERHADAP PERUBAHAN AYO-AYO PADA BANGUNAN OBJEK WISATA TAHURA Mhd. Try Adhitia; Nelson Tarigan
Gorga : Jurnal Seni Rupa Vol 6, No 1 (2017): Gorga : Jurnal Seni Rupa
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/gr.v6i1.11021

Abstract

ABSTRAK Latar Belakang penelitian ini adalah untuk mengetahui perubahan apa saja yang terjadi pada ayo-ayo bangunan objek wisata Tahura dan pendapat masyarakat Karo di Berastagi terhadap perubahan tersebut. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perubahan bentuk, warna dan ornamen ayo-ayo pada bangunan objek wisata Tahura serta pendapat masyarakat Karo di Berastagi terhadap perubahan tersebut.Populasi yang diambil dalam penelitian ini adalah 1 bangunan objek wisata Tahura dan sampel yang diambil sebanyak 4 bidang ayo-ayo. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dan teknik pengumpulan data menggunakan kajian pustaka, observasi lapangan dan dokumentasi, serta wawancara dengan menguraikan perbandingan antara objek yang diteliti dengan sumber-sumber buku dan pendapat ahli, lalu wawancara sebagai cara untuk mengambil tanggapan masyarakat terhadap objek yang diteliti. Ayo-ayo pada bangunan objek wisata Tahura mengalami perubahan pada bahan, bentuk, warna dan ornamen. Perubahan tersebut sudah terlalu jauh dari ayo-ayo yang asli. Hasil temuan peneliti menunjukkan bahwa, perubahan ayo-ayo pada bangunan Tahura tidak hanya terjadi secara umum saja, tetapi secara detail juga. Perubahan tersebut mengakibatkan pengetahuan untuk ayo-ayo yang asli semakin kabur.  Kata Kunci : Tanggapan Masyarakat, Perubahan.

Page 9 of 80 | Total Record : 799