cover
Contact Name
Hanifah Hikmawati
Contact Email
hanifah@iaingawi.ac.id
Phone
+6285731628908
Journal Mail Official
almabsut@iaingawi.ac.id
Editorial Address
Krajan Selatan, Rt.03/Rw.13, Watualang, Kecamatan Ngawi, Kabupaten Ngawi
Location
Kab. ngawi,
Jawa timur
INDONESIA
Al-Mabsut: Jurnal Studi Islam dan Sosial
ISSN : 20893426     EISSN : 2502213X     DOI : 10.56997/almabsut
Al-Mabsut : Jurnal Studi Islam dan Sosial is a journal managed by IAI Ngawi. In addition, the Al-Mabsut journal has two printed and online versions (ISSN:2089-3426 - E-ISSN: 2502-213X). Al-Mabsut is a journal that contains the study of Islamic and Social sciences. Studies that concentrate on the Islamic sciences (Aqidah, Sufism, Tafsir, Hadith, Usul Fiqh, Fiqh and so on) and also contain studies of politics, economics, law, education, history, culture, health, science and technology associated with Islam both in its normative dimensions (as doctrines and teachings) as well as in its historical dimensions (Muslim culture, Muslim communities, Islamic institutions and so on. Currently, Al-Mabsut journal gets SINTA 5 Accreditation based on Certificate Number 85/M/KPT/2020. All manuscripts submitted to the editorial board will be reviewed by the reviewer and the selection of manuscripts is based on considerations of writing quality, originality, and contribution to science.
Articles 318 Documents
PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS “PROBLEM SOLVING” DI SD DALAM PERSPEKTIF PENDEKATAN SAINTIFIK Erif Ahdhianto; Al Darmono
Al-Mabsut: Jurnal Studi Islam dan Sosial Vol 12 No 1 (2018): MARET
Publisher : Institut Agama Islam Ngawi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56997/almabsut.v12i1.322

Abstract

ABSTRAKArtikel ini bertujuan untuk mengajak para guru sekolah dasar untuk membahas proses pembelajaran matematika berbasis problem solving dalam perspektif pendekatan saintifik. Pemecahan masalah (Problem Solving) merupakan suatu kemampuan berpikir tingkat tinggi yang dapat dikembangkan melalui pembelajaran matematika di sekolah dasar. Kemampuan pemecahan masalah sangat penting dikuasai oleh siswa sekolah dasar dalam perspektifpendekatan saintifik.Melalui problem solving, guru-guru dapat meningkatkan pola pikir dan kreatifitas siswa dalam pemecahan masalah matematika dengan menerapkan pendekatan saintifik pada kurikulum 2013.Dalam pembelajaran matematika guru dapat menerapkan pendekatansaintifik melalui mengamati, menanya, mencoba, menalar dan menyajikan, sehingga guru-guru khususnya guru matematika dapat menerapakan pemecahan masalah (problem solving)dalam perspektif pendekatan saintifik untuk pembelajaran matematika di Sekolah Dasar.    Kata Kunci:Problem solving, Pendekatan Scientific, Pembelajaran matematika
PENYIMPANGAN PERILAKU TOKOH DALAM NOVEL “LELAKI TERINDAH” KARYA ANDREI AKSANA (Telaah Sosiologi Dan Psikologi) Eko Prasetyo
Al-Mabsut: Jurnal Studi Islam dan Sosial Vol 12 No 2 (2018): SEPTEMBER
Publisher : Institut Agama Islam Ngawi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56997/almabsut.v12i2.327

Abstract

AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan (1) Tokoh dan penokohan dalam novel “Lelaki Terindah” Karya Andrei Aksana. (2) Latar sosial tokoh dalam novel “Lelaki Terindah” karya Andrei Aksana dari pandangan sosiologi, dan (3) Perilaku menyimpang tokoh utama dalam novel “Lelaki Terindah” karya Andrei Aksana  dari pandangan psikologi. Metode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah metode pengumpulan data yang bersifat non interaktif. Metode non interakitif ini meliputi kuisioner, mencatat dokumen atau arsip (content analysis), dan juga observasi tak berperan. Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif kualitatif. Sumber data yang digunakan adalah  novel “Lelaki Terindah” karya Andrei Aksana dan buku-buku sosiologi dan psikologi yang terkait. Hal ini bertujuan untuk mengungkap  kepribadian  Rafky  dan Valent sebagai  tokoh  dalam  novel  Lelaki  Terindah dan  faktor yang menyebabkan dua tokoh  tersebut  memiliki  kelainan  seksual,  yakni menjadi homoseksual. Berdasarkan tujuan tersebut, metode yang digunakan untuk mengetahui kepribadian dan  faktor  penyebab  Rafky  dan  Valent  menjadi  homoseksual  adalah  metode sosiologi sastra dan psikologi  sastra. Hasil yang dapat disimpulkan dari penelitian ini adalah (1) Analisis unsur instrinsik mengenai tokoh peneliti menemukan bahwa, tokoh utama novel  “Lelaki Terindah” karya Andrei Aksana ini adalah Rafky dan Valent. Adapun tokoh bawahannya yang berperan membangun, mengembangkan dan mampu menimbulkan konflik terhadap tokoh utama terhadap jalan ceritanya adalah Janita, Rhea, Kinan, Raina,  Kahfi,  Dokter  Julian,  gadis  penghibur  di  Thailand,  dan  petugas wanita counter penerbangan di bandara. (2) Latar sosial tentang kaum minoritas khususnya homoseksual dan, (3) Penerapan pola asuh kurang tepat kedua orang tua baik Rafky maupun Valent yang menyebabkan mereka menjadi  homoseksual. Tuntutan yang berlebihan kepada anak membuat anak merasa tidak nyaman dan pola asuh yang benar dalam pertumbuhan dan perkembangan seorang anak. Jika salah satu orang tua tidak ada dan pola asuh yang diberikan salah, maka akan menyebabkan pertumbuhan dan perkembangan anak menjadi tidak wajar. Anak akan memiliki kepribadian dan perilaku  seksual yang berbeda dari anak normal lainnya. Kata kunci:  perilaku menyimpang, Novel Lelaki Terindah, sosiologi, psikologi.
IMPLEMENTASI KEPEMIMPINAN MANAJEMEN MUTU TERPADU DI SMA MUHAMMADIYAH 2 NGAWI Sadiran Sadiran
Al-Mabsut: Jurnal Studi Islam dan Sosial Vol 12 No 2 (2018): SEPTEMBER
Publisher : Institut Agama Islam Ngawi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56997/almabsut.v12i2.330

Abstract

AbstrakDalam perspektif Total Quality Management atau Manajemen Mutu Terpadu (selanjutnya disebut MMT), peningkatan mutu lembaga harus berasal dari pimpinan, sebagaimana diungkapkan oleh Edward sallis, “leadership and commitment to quality must come from the top. all model of quality emphasize that without the drive of senior management quality inisiative will be short-lift. (Kepemimpinan dan komitmen terhadap mutu harus datang dari atas. Seluruh tokoh mutu menekankan bahwa tanpa dukungan dari manajemen senior, maka sebuah inisiatif mutu tidak akan bertahan hidup).    Penerapan Manajemen Mutu Terpadu (MMT) dalam pendidikan sejak lama telah diawali dari negara-negara maju, seperti Amerika (1990), jepang dan negara-negara maju lainnya. Meski pada awalnya banyak dari pakar pendidikan yang meragukan tentang keberhasilan MMT di dunia pendidikan, namun keraguan ini tertepis setelah adanya hasil dengan meningkatnya mutu pendidikan dengan penerapkan MMT. Penelitian yang penulis laksanakan di SMA Muhammadiyah 2 Ngawi menunjukkan hasil tentang Implementasi Kepemimpinan Manajemen Mutu Terpadu melalui beberapa tahap sebagai berikut: (1) Perumusan Konsep Mutu Terpadu di SMA Muhammadiyah 2 Ngawi meliputi perumusan visi, misi dan tujuan sekolah. (2) Mengidentifikasi urusan-urusan (fungsi-fungsi) untuk mencapai tujuan. (3) Menentukan alternative langkah-langkah pemecahan masalah yang dihadapi. (4) Menyusun rencana program peningkatan mutu. (5) Sosialisasi Konsep Mutu Terpadu Kepada seluruh pegawai. (6) Penerapan pada pelayanan (service), proses (process), produk (product), Sumber daya manusia (human resourcess), lingkungan. (7) Penerapan strategi peningkatan mutu pendidikan sekolah standar nasional di SMA Muhammadiyah 2 Ngawi meliputi standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan.Kata Kunci :  Kepemimpinan Manajemen Terpadu, Mutu Pendidikan Sekolah.
INSTRUMEN DAKWAH MENURUT JALALUDDIN RAKHMAT Mudrik Al Farizi
Al-Mabsut: Jurnal Studi Islam dan Sosial Vol 12 No 2 (2018): SEPTEMBER
Publisher : Institut Agama Islam Ngawi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56997/almabsut.v12i2.331

Abstract

Abstrak Islam sebagai agama dakwah mewajibkan setiap pemeluknya untuk berdakwah sesuai dengan kemampuan yang dimiliki. Lebih jelasnya setiap anak Adam yang beragama Islam (muslim) tak terkecuali, sesungguhnya adalah juru dakwah yang mengemban tugas untuk menjadi teladan moral di tengah masyarakat yang kompleks dengan persoalan-persoalan kehidupan. Tugas dakwah yang demikian berat dan luhur itu mencakup pada dua aspek yaitu amar ma’ruf dan nahi munkar (mengajak pada kebaikan dan mencegah dari kemunkaran). Dalam buku Agama dan Analisis Sosial, Roland Roberston mengatakan bahwa agama adalah benteng moralitas bagi umat, karena lewat agama diatur bagaimana menjalin hubungan yang baik dengan sesama manusia dan antar umat manusia dengan Tuhanya. Seperti juga dalam agama Islam, agama adalah petunjuk bagi manusia agar manusia senantiasa terkontrol dalam tingkah laku yang luhur, saling menghormati, memahami, mengasihi, dan mencintai kehidupan sesama.Jalaluddin lebih mendahulukan akhlak ketimbang yang lain. Pertama adalah, bahwa perhatian umat terhadap fiqih sudah terlalu dalam. Banyak organisasi keagamaan didirikan atas dasar fiqih. Sebagai contoh beberapa organisasi keagamaan di Indonesia seperti Nahdatul Ulama, Muhammadiyah, Persatuan Islam, al-Irsyad, dan lain-lain banyak dilatarbelakangi oleh perbedaan pemahaman fiqih pada pendirinya. Kedua, kebenaran yang ditawarkan fiqih, seperti yang diklaim sejumlah pengikut fanatiknya, lebih bersifat tunggal (meskipun fiqih sendiri sejatinya bersifat plural). Paradigma fiqih menganjurkan untuk menunggalkan mazhab. Dari sinilah tercipta kristalisasi pendapat ulama fiqih yang mengarah pada pengkudusan dan sakralisasi pemikiran (taqdis al-afkar). Fiqih diangkat dari pendapat para ulama ke satu tingkat sejajar dengan al-Quran dan Sunnah. Fiqih yang sangat manusiawi serkarang memiliki status ilahi—suci, tak boleh dibantah, dan pasti benar. Dari situ muncullah keinginan untuk menyatukan mazhab. Ketiga, (akibat dari dua faktor pertama) muncul pertentangan dan perpecahan di kalangan umat Islam akibat dari ketatnya pola pemahaman fiqih di antara mereka. Sakralisasi pemikiran ulama fiqih berujung pangkal pada munculnya perseteruan hebat antara kelompok umat (Islam) yang satu dengan yang lain. Kata Kunci : Dakwah dan Jalaludin Rakhmat
MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNINGDENGAN PENILAIAN PORTOFOLIO UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBUAT PERENCANAAN PEMBELAJARAN BAGI CALON GURU PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR Dhian Dwi Nur Wenda; Al Darmono
Al-Mabsut: Jurnal Studi Islam dan Sosial Vol 13 No 1 (2019): MARET
Publisher : Institut Agama Islam Ngawi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56997/almabsut.v13i1.332

Abstract

AbstrakKemampuan dalam membuat perencanaan pembelajaran merupakan salah satu kemampuan utama yang harus dimiliki oleh para calon guru. Penelitian ini dilakukan sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan kemampuan calon guru khususnya guru di sekolah dasar dalam membuat perencanaan pembelajaran. Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas.Sesuai dengan karakteristik dari penelitian tindakan kelas, penelitian ini dilakukan secara bersiklus yang masing masing siklus terdiri dari empat tahapan di antaranya; perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Subjek yang digunakan dalam penelitian ini adalah mahasiswa PGSD semester V pada program studi pendidikan guru sekolah dasar di Universitas Nusantara PGRI Kediri dengan jumlah 23 mahasiswa. Hasil tindakan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa ada peningkatan kemampuan calon guru dalam membuat perencanaan pembelajaran. Hal ini dapat dilihat dari kemampuan rata-rata calon guru dalam membuat perencanaan pembelajaran sebelum diberikan tindakan secara klasikal rata-rata mencapai 67,91. Sedangkan kemampuan calon guru setelah dilakukan tindakan nilai klasikal rata-rata mencapai 81,30. Berdasarkan hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran Problem Based Learning dengan penilaian portofolio dapat meningkatkan kemampuan calon guru dalam membuat perencanaan pembelajaran. Kata kunci: Problem Based Learning Berbasis, penilaian portofolio, perencanaan pembelajaran 
INTEGRATING LOCAL WISDOM IN LANGUAGE TEACHING Arif Ma'mun Rifa'i
Al-Mabsut: Jurnal Studi Islam dan Sosial Vol 13 No 1 (2019): MARET
Publisher : Institut Agama Islam Ngawi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56997/almabsut.v13i1.334

Abstract

AbstractThis paper aims to describe local wisdom integrated in language teaching. Currently, the demand of mastering English is undeniable, because the world to be aware of English as international language. Teaching English is not only as if teaching word, structure and pronunciation but also teaching English means teaching culture and the values contained in language. Exorbitant sadness for a local value to be lost because of foreign values, therefore, in language teaching in Indonesia needs variety of ways to filter from gnawing at foreign values. In fact, teachers may need some efforts and procedures in integrating local wisdom in English language teaching where as foreign language in Indonesia. The ways are: Local wisdom can be got from local area or district. Approach is category involving a set of assumptions dealing with the nature of language teaching, focusing on how to select texts or material which are suitable for use with the student. Materials include some points leastwise namely: achieve impact, help learners develop confidently, provide relevant content, expose learners to authentic use of language, provide opportunities for authentic language use, take into account individual differences, and encourage learners’ involvement. Reflective reflects what teachers did then developed for next cycles.Keywords : integrate, local wisdom, language teaching,
PENDIDIKAN DINIYAH DI ERA GLOBALISASI Hasbi Indra
Al-Mabsut: Jurnal Studi Islam dan Sosial Vol 13 No 1 (2019): MARET
Publisher : Institut Agama Islam Ngawi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56997/almabsut.v13i1.335

Abstract

AbstractDiniyah Education in Society or in Islamic Boarding Schools (pesantren)one of a pillar urgent for the National Education Systems. The diniyah education a part of national system of education that a measurement quality of national of education. This time national education including its diniyah education are face thechallengspositive effects or negative effects. The reseach of purposes how to know the development of its and how the affects of the nation ini competation era. The cahallengs are holds face, therefore, this educations shoulds be readiness alumni have deep-knowledge, skills  and the institution shoulds to manage with professional management. The aimsof this study is to understand how the diniyah education prepare these students to face the globalization of challenges. It is conducted qualitatively using the data derived from the relevant literatures. Key words: diniyah education, challenges, globalization 
PENGEMBANGAN MANAJEMEN SISTEM INFORMASI PONDOK PESANTREN (Pemberdayaan Santri Pondok Pesantren Al-Mahrusiyah Lirboyo Kediri) Musyafa Fathoni; Kadi Kadi; Nu'man Hakiem
Al-Mabsut: Jurnal Studi Islam dan Sosial Vol 13 No 1 (2019): MARET
Publisher : Institut Agama Islam Ngawi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56997/almabsut.v13i1.336

Abstract

AbstractFor educational institutions that have many students such as the Pesantren Al Mahrusiyah Lirboyo, implementing computerized management information system is a necessity and importance. By using traditional management, official board and madrasah administrators difficult to submit reports to the kiyai as the top leader of pesantren. These difficulties include delays in data collection and inaccurate data analysis. To manage around 3791 santri located in three different places, pesantren al mahrusiyah lirboyo requires an appropriate computer-based Management Information System and in accordance with the pesantren learning culture. By using Research and Development (R & D) methods this empowerment program produces several things; First, changes in the data processing paradigm through information technology literacy which includes (1) Information Literacy, (2) Computer Literacy, (3) Internet Literacy, and (4) digital literacy. Second, changes in the flow of data management. Third, the realization of an integrated computer-based management information system for pesantren.Keywords: Management Information Systems, Islamic Boarding Schools, Literacy
REALITAS KONSTRUKSI SOSIAL: KEKUASAAN KIAI DALAM MENGONSTRUKSI KELUARGA SAKINAH PADA MASYARAKAT NGAWI Mudrik Al Farizi
Al-Mabsut: Jurnal Studi Islam dan Sosial Vol 13 No 1 (2019): MARET
Publisher : Institut Agama Islam Ngawi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56997/almabsut.v13i1.337

Abstract

AbstrakSakinah sebagai salah satu kebudayaan yang terlahir di tengah dinamika sosial memiliki dua dimensi secara simultan: obyektif dan subyektif. Masyarakat sebagai instrumen dalam menciptakan realitas obyektif, secara terus-menerus membangun obyektifitas sakinah melalui proses eksternalisasi. Pada saat yang bersamaan, proses tersebut juga mempengaruhi kesadaran subyektif mereka melalui momen internalisasi. Sakinah sebagai kebudayaan dalam masyarakat merupakan konsep yang sedang terbentuk; ia bukan sebuah realitas kebudayaan yang final. Masa depan konstruksi keluarga sakinah akan selalu bergantung pada proses dialektis yang dilakonkan oleh instrumen-instrumen pembentuknya (kiai dan masyarakat). Proses dialektis dalam konstruksi realitas ini termanifestasikan dalam tiga momen: eksternalisasi, obyektifikasi, dan internalisasi. Mayoritas Kiai memandang bahwa keteladanan keluarga sakinah yang direpresentasikan kiai akan memiliki dampak yang lebih kuat daripada dakwah melalui retorika yang biasanya mudah dilupakan; tak berbekas. Argumentasi yang disampaikan kiai biasanya merujuk pada falsafah lisan al-hal afs}ah} min lisan al-maq. Keteladanan seperti ini bagi mereka adalah sebuah amanah yang dibebankan Allah. Kiai (atau biasa juga disebut ulama) yang secara struktural adalah pewaris nabi memang sangat pantas untuk mengemban dan mewarisi tugas nabi: menjadi uswah hasanah. H}ujjah-h}ujjah seperti inilah yang memotivasi mereka untuk menjadi garda depan sekaligus uswah untuk membumikan sakinah dalam institusi keluarga. Kiai bersama masyarakat menciptakan sebuah produk konsep sakinah yang berlangsung secara terus-menerus, sepanjang eksternalisasinya masih berlangsung. Pada tahapan momen ini kiai dan masyarakat membayangkan bahwa konsep sakinah benar-benar kenyataan di luar dirinya.Kiat-kiat dalam kosntruksi keluarga sakinah seolah telah terpisah dari masyrakat, bahkan kiai. Nilai sakinah yang digambarkan kiaisebagai tatanan keluarga yang saling menghormati, mengerti peran dan tanggung jawab dalam keluarga, mengedepankan musyawarah, dan  menyelesaikan konflik keluarga dengan win-win solution sungguh telah menjadi kenyataan obyektif . Kata Kunci : konstruksi sosial, kiai, keluarga sakinah.
PEMBINAAN ANAK YATIM DAN DHUAFA MELALUI PROGRAM PENDIDIKAN SANGGAR GENIUS DI LAZNAS YATIM MANDIRI CABANG YOGYAKARTA Nafi' Mukharomah
Al-Mabsut: Jurnal Studi Islam dan Sosial Vol 13 No 1 (2019): MARET
Publisher : Institut Agama Islam Ngawi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56997/almabsut.v13i1.338

Abstract

AbstrakArtikel ini membahas tentang pembinaan yang telah diberikan kepada anak yatim dan dhuafa dalam bentukprogram pendidikan yang bernama Sanggar GENIUS.Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif.Lokasi penelitian bertempat di LAZNAS Yatim Mandiri Yogyakarta yang beralamat di Jl. Ireda No. 119, Keparakan, Mergangsan, Daerah Istimewa Yogyakarta.Sasaran dari program ini adalah anak-anak yatim dan dhuafa karena salah satu masalah krusial di antara merekayaitu kurang memperhatikan pendidikannya. Program bimbingan belajar Sanggar GENIUS ini mencari tempat di kawasan yang terbilangbanyak anak yatim dan dhuafanya, karena program ini adalah amanah dari donator yang menyisihkan sebagian hartanya ke LAZNAS Yatim Mandiri. Jadi, program ini tidak dipungut biaya atau gratis namun tetap berkualitas.Berikut adalah rumusan permasalahan yang berguna untuk memudahkan pemaparan. Pertama, bagaimana implementasi program Sanggar GENIUS di Yatim Mandiri Yogyakarta. Kedua, bagaimana bentuk-bentuk pembinaan yang dilakukan guru GENIUS selama proses pembelajaran. Subjek penelitian dilakukan dengan carapurposive. Sumber data penelitian ini diperoleh dari sumber data primer dan data sekunder.Instrumen pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi, dan dokumentasi.Pemeriksaan keabsahan data penelitian dengan triangulasi. Analisis data dalam penelitian ini sesuai dengan model Miles dan Huberman, yaitu: reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan program Sanggar GENIUS dilaksanakan sebanyak tiga kali dalam seminggu, dimana anak binaan dari tiap sanggar dibimbing oleh satu guru GENIUS. Bentuk-bentuk pembinaan yang dilakukan melalui program Sanggar GENIUS tersebut adalahpembinaan dalam pembelajaran matematika, pendampingan belajar mandiri, dan akhlakul karimah. Kata Kunci: Pembinaan, anak yatim, dhuafa, program pendidikan