cover
Contact Name
Hanifah Hikmawati
Contact Email
hanifah@iaingawi.ac.id
Phone
+6285731628908
Journal Mail Official
almabsut@iaingawi.ac.id
Editorial Address
Krajan Selatan, Rt.03/Rw.13, Watualang, Kecamatan Ngawi, Kabupaten Ngawi
Location
Kab. ngawi,
Jawa timur
INDONESIA
Al-Mabsut: Jurnal Studi Islam dan Sosial
ISSN : 20893426     EISSN : 2502213X     DOI : 10.56997/almabsut
Al-Mabsut : Jurnal Studi Islam dan Sosial is a journal managed by IAI Ngawi. In addition, the Al-Mabsut journal has two printed and online versions (ISSN:2089-3426 - E-ISSN: 2502-213X). Al-Mabsut is a journal that contains the study of Islamic and Social sciences. Studies that concentrate on the Islamic sciences (Aqidah, Sufism, Tafsir, Hadith, Usul Fiqh, Fiqh and so on) and also contain studies of politics, economics, law, education, history, culture, health, science and technology associated with Islam both in its normative dimensions (as doctrines and teachings) as well as in its historical dimensions (Muslim culture, Muslim communities, Islamic institutions and so on. Currently, Al-Mabsut journal gets SINTA 5 Accreditation based on Certificate Number 85/M/KPT/2020. All manuscripts submitted to the editorial board will be reviewed by the reviewer and the selection of manuscripts is based on considerations of writing quality, originality, and contribution to science.
Articles 318 Documents
SANKSI PIDANA ANAK DALAM PERSPEKTIF UNDANG-UNDANG PENGADILAN ANAK DAN HUKUM ISLAM Sya'idun Sya'idun
Al-Mabsut: Jurnal Studi Islam dan Sosial Vol 12 No 1 (2018): MARET
Publisher : Institut Agama Islam Ngawi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56997/almabsut.v12i1.288

Abstract

AbstrakBagi anak-anak tidak berlaku hukuman qisas, hukuman hudud, melainkan adalah ta’zir. Tidak diterapkannya qisas dan hudud karena anak-anak belum mukalaf, sedangkan ta’zir diterapkan dengan syarat bersifat hukuman untuk pendidikan/pengajaran. Kedua konsep hukum tersebut terdapat persamaan dan perbedaan antara Undang-undang Pengadilan Anak dengan aturan kejahatan anak dalam hukum Islam. Persamaan yaitu hukuman yang diberikan adalah sifatnya mendidik. Pemberian hukuman di Indonesia, penjara merupakan pilihan terakhir bagi pidana anak dan pemberiannya separuh hukuman bagi orang dewasa. Penjara dengan bahasa yang dipakai sekarang Lembaga Pemsyarakatan Anak (lapas anak), memiliki dua fungsi yaitu pendidikan sekaligus penjeraan. Oleh sebab itu menjadi harapan kepada hakim Pengadilan Negeri jika anak pelaku kejahatan ringan dan usianya masih muda jika masih dapat dididik diluar lapas seharusnya hakim memberi kesempatan anak tersebut memperbaiki kesalahannya tanpa masuk penjara. Anak diserahkan kembali kepada orang tua dan pengasuhnya dengan syarat-syarat tertentu, dititip kelembaga sosial anak. Jadi memasukkan anak ke lembaga pemasyarakatan harus dijadikan sebagai perbaikan paling terakhir bagi anak. Hukum Islam, dalam hal ini hukuman penjara sudah dikenal semenjak Rasulullah, hal serupa ditemukan di masa Umar dan sahabat lainnya. Para ulama mazhab menjustifikasi penjara sebagai salah satu bentuk hukuman ta’zir. Hanya saja tidak ditemukan suatu dalil anak-anak dipenjara. Pendapat yang menyatakan adanya penjara bagi anak diperoleh dari ulama kontemporer seperti Abu Zahrah dan Abdul Qadir Audah. Ini menunjukkan bentuk hukuman bagi anak masuk kepada lapangan fiqih. Kata kunci : sanksi pidana, anak, Undang-undang Pengadilan Anak dan Hukum Islam
URGENSI MAQASHID SYARI’AH DALAM PENGEMBANGAN HUKUM ISLAM Lina Nur Anisa
Al-Mabsut: Jurnal Studi Islam dan Sosial Vol 12 No 1 (2018): MARET
Publisher : Institut Agama Islam Ngawi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56997/almabsut.v12i1.294

Abstract

Abstrak       Seorang mujtahid tidak dikatakan mampu menetapkan hukum dalam Islam sebelum ia dapat memahami benar tujuan Alloh dalam menetapkan perintah-perintah dan larangan-Nya. Bahasan maqashid al syari’ah bertujuan untuk mengetahui tujuan-tujuan yang hendak dicapai oleh perumusnya dalam mensyariatkan hukum. Untuk itu maqashid al syari’ah harus diketahui dan dipahami oleh para mujtahid dalam rangka mengembangkan pemikiran hukum secara umum dan menjawab persoalan-persoalan hukum kontemporer yang kasusnya tidak disebut secara eksplisit oleh al-Qur’an dan Sunnah, karena Maqashid al syari’ah menjadi tolak ukur bagi para mujtahid untuk mengetahui apakah suatu ketentuan hukum masih bisa diterapkan pada suatu kasus atau tidak layak lagi dterapkan karena tujuan hukum atau illat yang mendasarinya tidak seperti semula lagi. Serta seorang mujtahid dalam meng-istinbath dan menerapkan hukum Islam pada obyeknya harus senantiasa mengacu kepada maqashid al-syari’ah, karena konsep dari maqashid al syari’ah adalah memberi ruang yang luas untuk mengadaptasikan syari’ah kedalam dunia yang modern, serta dapat membantu dalam melakukan perubahan.Kata Kunci: Maqashid Syari’ah, Madzhab, Petunjuk jalan Perubahan
GENDER DALAM PENDIDIKAN PESANTREN Anik Faridah
Al-Mabsut: Jurnal Studi Islam dan Sosial Vol 12 No 1 (2018): MARET
Publisher : Institut Agama Islam Ngawi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56997/almabsut.v12i1.295

Abstract

AbstrakPendidikan pesantren dan gender adalah dua hal yang selalu menarik untuk diperbincangkan, sebab penggagas pendidikan untuk perempuan adalah melalui didirikannya Madrasah diniyah yang diselenggarakan di lembaga pendidikan pesantren, sehingga kini, kita bisa  melihat kiprah perempuan disegala sector, sekarang perempuan sudah mulai memiliki jabatan dan kedudukan, baik dalam ranah kultural maupun structural, serta kontribusi gerakan perempuan Islam di Indonesia kini juga mulai patut diperhitungkan. Dalam arti, jika dahulu ada anggapan bahwa perempuan adalah orang kedua, maka sekarang anggapan tersebut sudah  tidak relevan lagi.Namun jika kita telisik lagi, munculnya tokoh-tokoh perempuan di arena public bahkan hanya sering terdengar sebagai ikon persamaan kesempatan, dan bukan sebagai manifestasi yang konsisten dari kebijakan berbasis kesetaraan gender.Pada titik inilah “bias gender” dirasakan masih kental ditemukan dalam berbagai segmen kehidupan masyarakat.Dinamika kesetaraan gender melalui pendidikan dan pengajaran di Pesantren (bahkan di sekolah umum), merupakan isu –isu yang yang selalu hangat untuk didiskusikan.Untuk itu itu diperlukan tolak ukur yang jelas untuk dapat melihat persoalan pokok secara lebih jelas.Karena itu, isu eksistensi perempuan (Islam) di Indonesia, khususnya isu terhadap kesetaraan gender melalui pendidikan dan pengajaran di sekolah (terutama di pesantren).Belakangan muncul secara signifikan dan menarik, terutama bila dibanding dengan gerakan para kaum laki-laki.Dalam bebrapa aktivitasnya, gerakan perempuan berada dibawah bayang-bayang dimana organisasi tersebut dilahirkan.Permasalahan tersebut dapat diperluas lagi dengan mempertanyakan tentang kedudukan dan peran yang telah dimainkan kaum perempuan, terutama dilingkungan lembaga pendidikan pesantren di Nusantara. Keywords: pesantren, pendidikan dan gender
MANAJEMEN PENDIDIKAN PESANTREN (Telaah Sistem Perencanaan, Pengelolaan dan Pelaksanaan Pendidikan Pesantren) M. Luthfi Afif Al-Azhari
Al-Mabsut: Jurnal Studi Islam dan Sosial Vol 12 No 1 (2018): MARET
Publisher : Institut Agama Islam Ngawi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56997/almabsut.v12i1.298

Abstract

AbstrakPesantren merupakan institusi pendidikan keagamaan tertua di Indonesia. Keberadaannya menjadi bagian penting dari dinamika sejarah dan perkembangan peradaban bangsa. Sebagian ahli mengenal kebanyakan pesantren nusantara dengan model sistem pendidikan berbasis tradisi. Di satu sisi, arus ini menjadi semacam prinsip dan ideologi yang seyogyanya dipertahankan orisinalitasnya. Namun di sisi yang lain, progresifitas dalam berbagai lini menjadi keniscayaan dalam rangka pemenuhan hajat kemanusiaan yang semakin dan terus berkembang dan juga sebagai wujud kesiapan warga pesantren untuk bersaing dengan masyarakat global. Oleh karena alasan kedua, maka pesantren membutuhkan manajemen pendidikan yang terbarukan disesuaikan dengan kebutuhan zaman dan utamanya menjadi jembatan akan pencapaian visi “al-muhafadzah ‘ala al-qadim al-shalih wal-akhdzu bi al-jadid al-ashlah”. Artikel ini mendiskusikan berbagai hal yang memungkinkan bagi pesantren untuk selain menjadi poros utama dalam pembentukan karakter bangsa juga memberikan kontribusi positif untuk menjawab tantangan perkembangan dan kemajuan zaman. Manajemen tersebut meliputi optimalisasi sumber daya manusia, sarana dan prasarana, serta sistem pelaksanaan sistem pendidikan pesantren. Kata Kunci: Manajemen, Pendidikan Pesantren, Perencanaan, Pengelolaan
IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN BERORIENTASI PADA STANDAR PROSES KURIKULUM 2013 DI SDI AS-SALAM MALANG Abdul Aziz Binsa
Al-Mabsut: Jurnal Studi Islam dan Sosial Vol 12 No 1 (2018): MARET
Publisher : Institut Agama Islam Ngawi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56997/almabsut.v12i1.299

Abstract

ABSTRAKProses pembelajaran dikatakan bermutu dan berkualitas jika proses pembelajaran berlangsung sesuai dengan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan dalam standar proses kurikulum 2013. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengetahui perencanaan pembelajaran berorientasi pada standar proses kurikulum 2013 (2) mangatahui pelaksanaan pembelajaran berorientas pada standar proses kurikulum 2013 (3) mengetahui penilaian pembelajaran berorientasi pada standar proses kurikulum 2013 di SD Islam As-Salam Malang. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif. Berdasarkan hasil penelitian ini ditemukan bahwa; Perencanaan Pelaksanaan dan Penilaian secara umum dapat dikatan memenuhi standar proses yaitu dengan dilaksanakan berbagai Ketentuaan yang sesuai pedoman kurikulum 2013. Kata kunci : Implementasi Pembelajaran, Standar Proses
ANALISIS PERAN GURU PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MEMBANGUN SELF EFFICACY PATRIOTISME PESERTA DIDIK Abdinur Batubara; Irfan Dahnial; Dian Vitaloka
Al-Mabsut: Jurnal Studi Islam dan Sosial Vol 12 No 2 (2018): SEPTEMBER
Publisher : Institut Agama Islam Ngawi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56997/almabsut.v12i2.304

Abstract

ABSTRAKAbstrak : Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan peran pendidikan kewarganegaraan dalam membangun self efficacy patriotisme peserta didik melalui model pengajaran yang tepat. Proses penelitian menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif. Alat pengumpulan data menggunakan tehnik observasi. Populasi penelitian adalah peserta didik SD Al-Wasliyah 2 Medan dengan sampel adalah kelas 5. Dengan mennggunakan model pengajaran yang tepat yaitu dengan model Pembelajaran PKn berbasis Nilai serta dengan pendekatan Problem Solving dengan menggunakan Conflict Resolution dapat menjadi faktor imperative untuk membangun self efficacy sikap patriotisme peserta didik. Penelitian ini sangat bermanfaat dalam upaya membangun efikasi diri patriotisme peserta didik melalui peran guru.Kata Kunci : Pendidikan Kewarganegaraan, Self efficacy, Patriotisme, Probelm solving, dan conflict ressolution.
MORALITAS DAN TINDAKAN EKONOMI ( TELAAH GERAKAN SHOLAT SUBUH BERJEMAAH DAN SARAPAN PAGI GRATIS DI MASJID AGUNG KAB. NGAWI JAWA TIMUR ) Hamdani Hamdani
Al-Mabsut: Jurnal Studi Islam dan Sosial Vol 12 No 2 (2018): SEPTEMBER
Publisher : Institut Agama Islam Ngawi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56997/almabsut.v12i2.305

Abstract

AbstrakGerakan shalat subuh berjemaah merupakan fenomena keberagamaan masyarakat Indonesia dewasa ini. Melaksanakan shalat bagi umat islam adalah kewajiban sesuai dengan tuntunan Al-quran dan Hadist. Apalagi shalat subuh yang notabene shalat yang paling besar pahalanya jika dilaksanakan secara berjemaah. Namun, pelaksanaan shalat subuh berjemaah menjadi fenomena menarik karena dibumbui dengan aktifitas ekonomi dan gerakan sosial yang mempunyai tujuan politik tertentu.Gerakan Shalat shubuh yang dilaksanakan di Masjid Agung Kabupaten Ngawi misalnya, terdapat beberapa kegiatan sampingan seperti kajian subuh dengan tema tafsir dan hadist Nabi Saw, Sarapan pagi Gratis bagi jemaah, Gerakan berinfaq, sedekah dan cek kesehatan gratis. Corak gerakan semacam ini identik dengan gerakan salah satu ormas Islam yang berpaham fundamentalisme keagamaan di Indonesia. Sehingga pola gerakan semacam ini perlu disikapi sebagai bentuk pemahaman baru dalam aktifitas keagamaan masyarakat.  Kata Kunci : gerakan shalat subuh, gerakan sosial, sarapan pagi
PARADIGMA SISTEM PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA Sugito Muzaqi; Luluk Muasomah
Al-Mabsut: Jurnal Studi Islam dan Sosial Vol 12 No 2 (2018): SEPTEMBER
Publisher : Institut Agama Islam Ngawi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56997/almabsut.v12i2.306

Abstract

AbstrakParadigma adalah suatu citra fundamental dari pokok permasalahan dari suatu ilmu. Oleh karenanya paradigma pendidikan menjadi kunci utama yang akan mengarahkan perilaku ilmiah untuk menyelidiki, dan menemukan solusi pemecahan masalah di dalamnya. Paradigma pendidikan islam merupakan suatu pokok permasalahan ilmu yang menggariskan berbagai macam pernyataan, kaidah pertanyaan dan penafsiran yang diperoleh dari jawaban yang sudah dipelajarinya. Paradigma pendidikan Islam di Indonesia dibagi menjadi tiga bagian pokok yaitu: 1)  pendidikan Islam menjadi intelektual komitmen yang menjadi suatu citra fundamental dari pokok permasalahan suatu ilmu; 2)  pendidikan Islam seharusnya dikembangkan dari pemikiran pendidikan Islam yang ditelorkan para ‘ulama, pemikir (intelegensia) dan filosof Muslim; 3) Integrasi antara ilmu dan agama memungkinkan bagi kita menemukan sebuah paradigma milik kita sendiri “Pendidikan (Agama) Islam”.Kata kunci: paradigma, sistem, pendidikan Islam
PERKEMBANGAN HUKUM WARIS ISLAM DI IRAK Mahsun Fuad
Al-Mabsut: Jurnal Studi Islam dan Sosial Vol 12 No 2 (2018): SEPTEMBER
Publisher : Institut Agama Islam Ngawi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56997/almabsut.v12i2.307

Abstract

AbstrakMetode pembaharuan hukum waris di Irak adalah kodifikasi, yaitu mengundangkan beberapa prinsip-prisnip dasar dalam hukum waris Islam tradisional dari madzhab Ja’fari. Namun dalam detail-detail prakteknya, pengadilan memberikan kebebasan kepada para pihak untuk memilih hukumnya ssendiri/sesuai dengan madzhab yang dianutnya. Pemberlakuan prinsip-prinsip dasar hukum waris madzhab Ja’fari dalam undang-undang Status Personal di Irak adalah lebih disebabkan oleh kondisi sosio-politik di Irak sejak tahun 1963, yang dikuasai oleh Partai Ba’ats yang beraliran sosialis. Namun secara eksplisit ia menunjuk syari’at Islam sebagai sumber perundang-perundangannya dalam lingkungan hukum keluarga.Kata Kunci: Hukum waris Islam, Irak, Mazhab Ja’fari
GAGASAN KESEJAHTERAAN DALAM PERSFEKTIFAL-QUR`AN: APLIKASI METODE TAFSIR TAHLĪLI DALAM PENAFSIRAN KONTEMPORER Muhamad bin Abdullah Alhadi
Al-Mabsut: Jurnal Studi Islam dan Sosial Vol 12 No 2 (2018): SEPTEMBER
Publisher : Institut Agama Islam Ngawi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56997/almabsut.v12i2.308

Abstract

ABSTRAKAl-Qur`an diyakini sebagai pedoman yang mengatur berbagai aspek kehidupan termasuk kehidupan sosial kemasyarakatan. Tulisan ini berupaya menjawab bagaimana kah pesan dan isyarat Al-Qur`an berkenaan dengan penyelenggaraan kesejahteraan sosial?Penafsiran kontemporer atas al-Qur`an dengan instrumen akal tentu saja ada kekurangan, keterbatasan dan kemungkinan munculnya kecenderungan ‘melegalisasi’masalah-masalah sosial yang timbul seiring dengan perkembangan ilmu dan adanya potensi kearah pemaksaan ayat-ayat al-Qur`an untuk tunduk pada teori-teori dan kondisi kekinian. Karena itu lahirnya beragam metode penafsiran adalah untuk membumikan Al-Qur`an dalam kehidupan manusia, menjadikan ajaran-ajaran Al-Qur`an menjadi lebih praktis dan pragmatis, termasuk salah satunya metode analisis (tahlīli).Meskipun kerap dituduh subyektif, metode tahlīli untuk membahas satu ayat sebagaimana diaplikasikan dalam tulisan ini mampumengungkappesan isyarat Al-Qur`an yang muncul dalam kehidupan sosial kemasyarakatan.Gagasan kesejahteraan dengan fokus pembahasan tentangbekerja maksimal, kreatif, inovatif dan inventif akanmemberikan nilai yang berarti dan berdampak secara ekonomi dan sosial guna meraih kesejahteraan bagi setiap individu, dalam bingkai keluarga, masyarakat dan dalam suatu negeri. Kata Kunci: Kesejahteraan, Konsep Bekerja, Tafsir Tahlīli