cover
Contact Name
Rokiy Alfanaar
Contact Email
rokiy.alfanaar@mipa.upr.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
bohr@upr.ac.id
Editorial Address
Jl. Hendrik Timang, Gedung Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Palangka Raya Kampus UPR Tunjung Nyaho Palangka Raya, Kalimantan Tengah
Location
Kota palangkaraya,
Kalimantan tengah
INDONESIA
Bohr: Jurnal Cendekia Kimia
ISSN : -     EISSN : 26935705     DOI : https://doi.org/10.36873/bohr
Bohr: Jurnal Cendekia Kimia menerima artikel ilmiah dari bidang kimia dan terapannya baik berupa artikel hasil penelitian, review sistematik, dan komunikasi singkat. Bidang yang ditertima antara lain adalah: Kimia Analitik Kimia Anorganik Kimia Fisika Kimia Organik Biokimia Kimia Lingkungan Kimia Komputasi
Articles 32 Documents
Sintesis Magnesium Ferrat (MgFeO4) Sebagai Oksidator Untuk Penurunan Intensitas Warna Pada Air Gambut Di Kota Palangka Raya Ribka Uli Pakpahan; Rasidah Rasidah; Lilis Rosmainar
Bohr: Jurnal Cendekia Kimia Vol 2 No 02 (2024): Bohr: Jurnal Cendekia Kimia Vol 02 No 02
Publisher : Program Studi Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Asam humat, humin, terutama asam fulvat merupakan senyawa organik penyebab air gambut berwarna kuning hingga merah kecoklatan yang sulit terdegradasi dan berbahaya bagi manusia. Upaya untuk menurunkan intensitas warna air gambut dapat menggunakan oksidator magnesium ferrat (MgFeO4). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat kemampuan oksidator MgFeO4. dalam mendegradasi senyawa fulvat penyebab air berwarna. Pembuatan oksidator MgFeO4 dibagi menjadi dua tahapan yaitu sintesis FeO42- menggunakan 40 mL NaOCl 5,25%, 3 g NaOH, 1 mL FeCl3, Fe(NO3)3 dan Fe2(SO4)3 sebagai prekursor Fe3+. Tahap kedua sintesis MgFeO4 menggunakan 30 mL larutan Mg(NO3)2 0,3 M dan larutan Na2FeO4 melalui reaksi pertukaran kation Mg2+ dan Na+ menghasilkan padatan MgFeO4 berwarna putih. Hasil penelitian menunjukkan larutan Na2FeO4 berwarna ungu kehitaman yang menandakan Fe3+ telah teroksidasi menjadi Fe6+ serta menghasilkan padatan MgFeO4 berwarna putih. Karakterisasi UV-Vis menunjukkan bahwa λmaks Na2FeO4 bersumber senyawa FeCl3 yaitu 510 nm, Fe(NO3)3 yaitu 510 nm, dan Fe2(SO4)3 sebesar 505 nm. Puncak tertinggi XRD pada 2θ memperlihatkan MgFeO4 bersumber dari senyawa FeCl3 pada 31,77o. MgFeO4 yang bersumber dari senyawa Fe(NO3)3 memiliki puncak tertinggi pada 15,03o dan NaNO3 pada 2θ = 66,31o, serta MgFeO4 bersumber dari senyawa Fe2(SO4)3 memiliki puncak tertinggi pada 31,74o yang masih mengandung pengotor yaitu NaNO3 pada 2θ = 66,10o. Berdasarkan hasil degradasi senyawa fulvat pada air gambut ditunjukkan bahwa MgFeO4 dari senyawa FeCl3 dapat menurunkan intensitas warna sebesar 92,9%, MgFeO4 dari senyawa Fe(NO3)3 dapat menurunkan intensitas warna sebesar 92,5% serta MgFeO4 dari senyawa Fe2(SO4)3 dapat menurunkan intensitas warna sebesar 95,9%. Kesimpulannya, MgFeO4 berpotensi sebagai salah satu oksidator yang dapat menurunkan intensitas warna pada air gambut
Analisis kondisi Optimum Senyawa Kalsium Ferrat (CaFeO4) Sebagai Oksidator Untuk Penurunan Intensitas Warna Pada Air Gambut di Kota Palangka Raya Lilis Rosmainar; Midun Efendi Patar Sihombing; Stevin Carolius Angga
Bohr: Jurnal Cendekia Kimia Vol 2 No 02 (2024): Bohr: Jurnal Cendekia Kimia Vol 02 No 02
Publisher : Program Studi Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Air gambut telah melarutkan senyawa organik yang menyebabkan air berubah warna menjadi coklat. Artinya, air gambut tidak bisa dijadikan sumber air untuk kebutuhan sehari-hari. Asam humat, asam fulvat, dan humin merupakan senyawa organik yang menyebabkan perubahan warna air gambut. Salah satu langkah alternatif yang dapat dipilih dan dianggap aman untuk mengolah air gambut menjadi air bersih adalah penggunaan zat pengoksidasi. Oksidator adalah salah satu zat atau senyawa kimia yang dapat dimanfaatkan untuk mengoksidasi zat organik penyebab warna pada air gambut menjadi bentuk yang lebih aman bagi lingkungan melalui reaksi oksidasi. Ion besi (Fe6+), biasa disebut ferrat (FeO42-) dalam senyawa kalsium ferrat, merupakan oksidator kuat yang dipilih dan digunakan dalam penelitian ini. Kalsium ferrat (CaFeO4) dari senyawa FeCl3 dapat menurunkan intensitas warna air gambut dari Sungai Sebangau di bagian permukaan air sebesar 90,63% pada pH 10, sedangkan dibagian tengah sungai sebangau dapat diturunkan intensitas warna air gambut sebesar 88,88% pada pH 12. Sedangkan dibagian dasar Sungai Sebangau dapat diturunkan intensitas warna air gambut sebesar 79,74% pada pH 12. Kemampuan ion besi (Fe3+) yang dihasilkan setelah reaksi oksidasi tidak berjalan optimal pada kondisi sangat basa yang menyebabkan terjadinya interaksi tolak menolak antara ion OH- atau muatan negatif bahan organik dengan oksidator CaFeO4. Sehingga mengurangi efisiensi penyisihan senyawa organik dalam air gambut.
Sintesis Zeolit dari Abu Layang sebagai Media Lepas Lambat Senyawa Kalium Yohana M. Nababan; Lilis Rosmainar; Stevin Carolius Angga
Bohr: Jurnal Cendekia Kimia Vol 3 No 01 (2024): Bohr: Jurnal Cendekia Kimia Vol 03 No 01
Publisher : Program Studi Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abu layang merupakan salah satu limbah anorganik yang dapat dijadikan sebagai bahan dasar untuk mensintesis zeolit. Abu layang yang diperoleh dari PLTU Kalimantan Tengah dianalisis dengan menggunakan X-Ray fluorescence (XRF) agar diketahui kandungan silika (SiO2) dan alumina (Al2O3). Sintesis zeolit dari abu layang batubara dilakukan dengan metode hidrotermal. Aktivasi dilakukan pada abu layang dengan cara direfluks menggunakan HCl dengan konsentrasi 1 M. Proses peleburan dilakukan dengan menambahkan NaOH ke dalam abu layang aktivasi dengan perbandingan 1:1 dan di-furnace dengan suhu 550oC selama 1 jam selanjutnya disintesis dengan menambahkan natrium aluminat ke dalam leburan dan di-stirrer dengan suhu ruangan selama 12 jam kemudian dihidrotermal dalam autoklaf dengan suhu 100oC selama 24 jam. Zeolit yang disintesis dikarakterisasi dengan menggunakan X-Ray Fluoresence (XRF), Fourier Transform Infrared Spectroscopy (FTIR) dan X-Ray Diffractometer (XRD). Hasil XRF menunjukkan bahwa intensitas SiO2 dan Al2O3 lebih besar dari senyawa lainnya, sedangkan hasil FTIR menunjukkan adanya gugus fungsi dan jenis vibrasi antar atom dalam zeolit dan hasil XRD pada zeolit ini adalah tipe zeolit A. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat kinerja zeolit dalam mengadsorpsi senyawa kalium yang ditinjau dari parameter konsentrasi optimum. Zeolit yang dihasilkan mampu menyerap senyawa kalium dari larutan KCl sebesar 97,3398% dan uji desorpsi dengan larutan asam sitrat dan akuades lebih dominan akuades dalam proses desorpsi (slow release).
Sintesis Asam Humat-Fe3O4 dari Gambut Kalimantan Tengah sebagai Adsorben Magnetik Limbah Zat Warna Congo Red: Sintesis Asam Humat-Fe3O4 dari Gambut Kalimantan Tengah sebagai Adsorben Magnetik Limbah Zat Warna Congo Red Abdullah Muzaki Al Mukhtar; I Nyoman Sudyana; Lilis Rosmainar
Bohr: Jurnal Cendekia Kimia Vol 2 No 02 (2024): Bohr: Jurnal Cendekia Kimia Vol 02 No 02
Publisher : Program Studi Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Gambut merupakan daerah dengan akumulasi bahan organik yang sama atau kurang dari 35%. Salah satu bahan organik tersebut adalah asam humat yang digunakan dalam sintesis adsorben bersama magnetit untuk mengadsorpsi congo red. Isolasi asam humat berhasil dilakukan dengan metode IHSS. Karakterisasi menggunakan FTIR, XRD dan UV-Vis digunakan untuk mengetahui keberhasilan dari sintesis AH-Fe3O4. Hasil spektra FTIR dari asam humat menunjukkan serapan pada gugus -OH atau -NH amina dan amida (3300 cm-1), C-H alifatik (2920 cm-1), -C=O dari gugus COOH (1705 cm-1), serta C=C aromatik (1607 cm-1). Hasil diffraktogram dari asam humat menunjukkan puncak 2q dari rentang 10-30° berbentuk tonjolan lebar yang mengindikasikan bentuk amorf dengan puncak pada rentang 32° dan 45° yang menunjukkan adanya pengotor yaitu SiO2. Sintesis AH-Fe3O4 berhasil dilakukan dengan metode kopresipitasi dan dikarakterisasi dengan XRD yang menunjukkan diffraktogram sesuai dengan JCPDS 19-0629 dan mengindikasikan bahwa asam humat tidak memengaruhi struktur kristal dari Fe3O4. AH-Fe3O4 diaplikasikan pada congo red dengan hasil optimum pada variasi 1,8 : 1 : 1,2 (AH : Fe2+ : Fe3+) dengan basa pengendap sebesar 15%. Uji isoterm adsorpsi dilakukan untuk mengetahui model isoterm dari AH-Fe3O4. Hasil yang didapat menunjukkan bahwa AH-Fe3O4 mengikuti model isoterm Langmuir sehingga adsorpsi terjadi secara kemisorpsi monolayer.
Analisis LCMS (Liquid Chromatography Mass Spectrometry) dan Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak n-Heksana Daun Sawang Hijau dengan Metode DPPH. Septiani, Nanda; Nugroho, Wahyu; Toepak, Erwin Prasetya
Bohr: Jurnal Cendekia Kimia Vol 3 No 02 (2025): Bohr: Jurnal Cendekia Kimia Vol 03 No 02
Publisher : Program Studi Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Antioxidant, n-hexane, Sawang Hijau, LCMS Sawang hijau (Cordyline fruticosa (L.) A. Chev) merupakan jenis tanaman hias yang banyak digunakan sebagai obat tradisional dan ritual ibadah umat Kaharingan suku Dayak di Kalimantan. Tanaman Sawang hijau diketahui mengandung berbagai macam senyawa antioksidan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui senyawa metabolit sekunder dalam ekstrak daun sawang hijau yang dimaserasi menggunakan pelarut n-heksana dan aktivitas antioksidan dari ekstrak tersebut. Metode yang digunakan adalah analisis senyawa metabolit sekunder dengan LCMS dan uji aktivitas antioksidan dengan metode peredaman radikal bebas DPPH, yang dibandingkan dengan vitamin C dan diukur dengan spektrofotometer UV-Vis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak sawang hijau menghasilkan 0,0125% rendemen senyawa kimia dan diduga mengandung senyawa golongan steroid, flavonoid, dan alkaloid. Aktivitas antioksidan ekstrak daun sawang hijau sebesar 181,25 ppm yang berarti memiliki aktivitas antioksidan yang tergolong lemah, sementara vitamin C sebesar 24,99 ppm, yang berarti memiliki aktivitas antioksidan yang tergolong kuat. Daun sawang hijau yang diekstrak dengan pelarut n-heksana pada penelitian ini diduga dapat menarik senyawa metabolit sekunder berupa senyawa golongan flavonoid.
Review: Pemanfaatan Membran Zeolit dan Metal-Organic Frameworks (MOFs) dalam Pemisahan Karbon Dioksida: A Review: Utilization of Zeolite and Metal-Organic Frameworks (MOFs) Membrane in the Separation of Carbon Dioxide Eka Miranda Silaban; Ni Wayan Septia Sametri; Riandy Putra
Bohr: Jurnal Cendekia Kimia Vol 3 No 01 (2024): Bohr: Jurnal Cendekia Kimia Vol 03 No 01
Publisher : Program Studi Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Teknologi membran yang menggunakan zeolit dan MOFs telah terbukti memiliki selektivitas yang tinggi dalam pemisahan CO2 dari campuran gas. Dalam review artikel ini, kami melakukan tinjauan literatur tentang penggunaan kedua teknologi tersebut dalam pemisahan gas CO2. Kami menyoroti penelitian terbaru yang menunjukkan kemampuan zeolit dalam meningkatkan selektivitas membran terhadap CO2 dan integrasi MOFs dalam membran untuk meningkatkan kinerja pemisahan gas. Metodologi penelitian pada tinjauan literatur ini menggunakan data sekunder dari penelitian-penelitian terdahulu. Hasil tinjauan ini menunjukkan bahwa kedua teknologi tersebut memiliki potensi besar dalam pemisahan gas CO2 dan menjadi solusi yang efektif untuk tantangan lingkungan yang terkait dengan gas CO2. Tinjauan ini memberikan wawasan yang komprehensif tentang potensi zeolit dan MOFs dalam pemisahan gas CO2, serta pentingnya pengembangan lebih lanjut dalam bidang ini untuk mengatasi perubahan iklim.
Adsorpsi Zat Warna Metil Jingga oleh Karbon Aktif dari Apu-Apu (Salvinia molesta): Kesetimbangan dan Termodinamika Lidya Tesalonika; Muhammad Hasanul Haq; Risfa Aliya Al-Hadi; Marvin Horale Pasaribu
Bohr: Jurnal Cendekia Kimia Vol 3 No 01 (2024): Bohr: Jurnal Cendekia Kimia Vol 03 No 01
Publisher : Program Studi Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tanaman apu-apu (Salvinia molesta) merupakan tumbuhan paku yang memiliki pertumbuhan yang cepat dan dapat mengganggu ekosistem perairan. Untuk mengurangi dampak negatif tersebut, penelitian ini dilakukan untuk mempelajari kesetimbangan dan termodinamika adsorpsi zat warna metil jingga oleh karbon aktif dari tanaman apu-apu. Penelitian ini dilakukan dengan mengaktifkan karbon aktif dari tanaman apu-apu dengan konsentrasi basa NaOH 0,5 M dan 1 M. Uji termodinamika-kesetimbangan adsorpsi dilakukan dengan mereaksikan karbon aktif dengan metil jingga pada variasi konsentrasi 20, 40, 60, 80, 100, dan 120 ppm menggunakan metode batch. Konsentrasi akhir analit dianalisis menggunakan spektrofotometer UV-Vis. Hasil analisis menunjukkan bahwa proses adsorpsi mengikuti model isoterm Freundlich, dengan nilai R2 sebesar 0,932 untuk konsentrasi NaOH 0,5 M dan 0,9714 untuk konsentrasi NaOH 1 M. Energi bebas Gibbs yang diperoleh sebesar 9,89 kJ/mol dan 15,3620 kJ/mol. Tetapan kesetimbangan adsorpsi yang diperoleh yaitu 5,386×10-3 mg/g dan 2,086×10-3 mg/g untuk adsorben karbon aktif teraktivasi NaOH 0,5 M dan 1 M berturut-turut. Berdasarkan hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa proses adsorpsi zat warna metil jingga oleh karbon aktif dari tanaman apu-apu merupakan jenis adsorpsi fisika.
Perkembangan Pemanfaatan Material Organologam Sebagai Katalis Dalam Pembuatan Biodiesel Akhmad Damsyik; Wita Amelia Natalia; Puja Ipah2; Nova Pebriani; Florens Br Siringo-ringo; Marvin Horale Pasaribu
Bohr: Jurnal Cendekia Kimia Vol 3 No 01 (2024): Bohr: Jurnal Cendekia Kimia Vol 03 No 01
Publisher : Program Studi Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Seiring dengan perkembangan zaman kebutuhan energi di berbagai bidang kehidupan terus bertambah sejalan dengan pertumbuhan ekonomi. Sumber minyak bumi semakin menipis dan isu lingkungan semakin mendapat perhatian global. Hal ini mendorong upaya mencari bahan bakar alternatif yang berkelanjutan dan ramah lingkungan. Biodiesel adalah bahan bakar alternatif yang berasal dari minyak nabati atau lemak hewan yang diproduksi melalui reaksi transesterifikasi atau esterifikasi dengan alkohol rantai pendek. Reaksi ini membutuhkan katalis untuk mempercepat laju reaksi dan meningkatkan yield biodiesel. Katalis yang digunakan dapat berupa katalis homogen atau heterogen, yang dapat berupa senyawa organologam. Senyawa organologam telah berperan penting dalam sintesis organik. Katalis berperan signifikan dalam transesterifikasi minyak nabati. Berbagai contoh senyawa organologam yang digunakan sebagai katalis pada produksi biodiesel seperti Organometallic Complexes of Tin, Nickel (II) complexes, dan Zinc Carboxylate Metal. Artikel review ini mengulas berbagai penelitian yang telah dilakukan mengenai sintesis, karakterisasi, dan aplikasi senyawa organologam sebagai katalis dalam produksi biodiesel, serta tantangan dan prospek pengembangan senyawa organologam sebagai katalis dalam produksi biodiesel
Ethnochemistry and Cultural Harmony: Exploring Traditional Tools Mandau and Garantung in the Ritual of Mampakanan Sahur and Mamapas Lewu Krissilvio, Eka Jhonatan; Sametri, Ni Wayan Septia; Pertiwi, Nia Hana; Hulu, Dominique Futty Stephanie; Oktavia, Tantri; Prianus, Okta; Suma, Joy Angel Aria; Natalia, Nasa; Tesalonika, Lidya; Andhita, Naswa Ayu
Bohr: Jurnal Cendekia Kimia Vol 3 No 02 (2025): Bohr: Jurnal Cendekia Kimia Vol 03 No 02
Publisher : Program Studi Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Praktik Mampakanan Sahur suku Dayak di Kalimantan Tengah mencerminkan harmoni budaya dengan penggunaan alat tradisional Mandau dan Garantung. Penggunaan logam dalam pembuatan Mandau dan Garantung terkait dengan aspek kimia, seperti proses pembuatan besi dan karakteristik resonansi bunyi kuningan. Penelitian etnokimia ini bertujuan untuk menggali pengetahuan dan kearifan lokal, serta mempromosikan pelestarian budaya dan potensi sumber daya alam. Metodologi penelitian dilakukan dengan pendekatan etnografi, melibatkan observasi partisipatif, wawancara, dan pengumpulan data kualitatif. Analisis data kualitatif digunakan untuk mengidentifikasi produk budaya dan nilai-nilai kearifan lokal yang terkait dengan penggunaan logam dalam Mandau dan Garantung. Hasil penelitian ini memberikan wawasan yang berharga tentang hubungan antara budaya, logam, dan kearifan lokal pada suku Dayak di Kalimantan Tengah
Analysis of Metal Content in Various Traditional Tools of the Dayak Tribe in Sampit Haq, Muhammad Hasanul; Al-Hadi, Risfa Aliya; Dewi, Syahrani Riana; Rahayu, Triani; Fahmiati, Kamelia; Lestari, Tri Safta Karya Fuji
Bohr: Jurnal Cendekia Kimia Vol 3 No 02 (2025): Bohr: Jurnal Cendekia Kimia Vol 03 No 02
Publisher : Program Studi Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kalimantan tengah merupakan wilayah yang memiliki sumber daya alam berupa logam yang melimpah. Mayoritas suku di Kalimantan Tengah menggunakan berbagai perpaduan logam dalam alat sehari-hari mereka. Suku tersebut adalah suku Dayak. Suku Dayak terbagi menjadi berbagai macam golongan. Ada suku Dayak yang tinggal di hutan, ada yang tinggal di sekitar aliran sungai, dan ada suku yang tinggal di daerah pesisir. Masing-masing suku tersebut memiliki keunikan tersendiri dalam kehidupan sehari-hari. Artikel ini akan fokus membahas penggunaan logam dalam peralatan suku Dayak Ngaju yang berada di daerah Sampit, Kalimantan Tengah. Metode yang digunakan dalam membuat artikel ini adalah dengan metode observasi lingkungan ke Museum Balanga yang berada di Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah, dan wawancara kepada pihak Museum Balanga mengenai peralatan logam tradisional yang ada di museum. Dari hasil wawancara dan observasi didapati berbagai macam peralatan yang menggunakan logam-logam yang berbeda

Page 3 of 4 | Total Record : 32