cover
Contact Name
Aditya Aziz Fikhri
Contact Email
aditfreedom11@gmail.com
Phone
+6281362059403
Journal Mail Official
jurnalyayasansukma@gmail.com
Editorial Address
Kota Adm. Jakarta Barat, DKI Jakarta, Indonesia.
Location
Kota adm. jakarta barat,
Dki jakarta
INDONESIA
Sukma: Jurnal Pendidikan
Published by Yayasan Sukma
ISSN : 25485105     EISSN : 25979590     DOI : -
Core Subject : Education,
SUKMA: Jurnal Pendidikan is an academic journal bi-annually published in Indonesia. It covers issues related to education in general: teacher, student, school management, curricula, teaching methods, teaching evaluations, education best practices, learning materials, et cetera.
Arjuna Subject : Umum - Umum
Articles 97 Documents
Relationships Social Environment and Self-Efficacy of Learning Results of Bugis Bridal Processes Meli Sabet; Dwi Atmanto; Jenny Sista Siregar; Jarudin Wastira
Sukma: Jurnal Pendidikan Vol. 5 No. 1 (2021)
Publisher : Yayasan Sukma Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32533/05102.2021

Abstract

The purpose of this study was to determine the relationship between social environment and self-efficacy on learning outcomes of Bugis bridal make-up. Using a quantitative approach with a correlation test. Purposive sampling technique is carried out by taking the subject not based on strata, random or regional but based on the existence of a specific goal, namely by involving 34 students who are following the subject of Bugis bridal make-up. Based on the results of the Pearson correlation test, it was shown that the relationship between social environment variables and learning outcomes of Bugis bridal make-up was obtained as ⍴-Value <Sig. 0.05 means it can be concluded that there is a relationship. The results of the correlation test for variable X2, namely ρ-value 0.247> 0.05, means that there is no significant relationship, while for the correlation test between social-environmental variables on self-efficacy it is obtained ρ-Value 402> Sig. 0.05, it can be concluded that the social environment variable has no significant relationship to the self-efficacy variable. that the social environment variables and self-efficacy together on learning outcomes of Bugis bridal make-up have no significant relationship because of ρ-Value 0.675> Sig. 0.05. This means that the social environment and self-efficacy cannot shape students to improve learning outcomes of Bugis bridal make-up.
Persepsi Mahasiswa Terhadap Pembelajaran Daring Pada Masa Pandemi Covid-19 Melalui Aplikasi Teams Meeting: Studi Kasus di UPBJJ UT Jember Kabupaten Probolinggo Hesti Herminingsih
Sukma: Jurnal Pendidikan Vol. 5 No. 1 (2021)
Publisher : Yayasan Sukma Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32533/05104.2021

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi mahasiswa terhadap pembelajran daring dengan menggunakan Aplikasi Microsoft Teams Meeting pada masa Pendemi Covid-19 di Universitas Terbuka. Subjek penelitian adalah mahasiswa Program Studi Agribisnis Kelompok Belajar di Kabupaten Probolinggo yang berjumlah 48 orang. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar mahasiswa dapat mengikuti pembelajaran daring dengan baik. Sebagian besar mahasiswa menyatakan sangat menyukai pembelajran daring karena dapat mengikuti perkuliahan di rumah dengan suasana santai.  Beberapa hal yang tidak disukai adalah boros pemakaian kuota internet dan akses sinyal yang sulit.  
Kebijakan Pendidikan Kewirausahaan dalam Menumbuhkan Kesadaran Bela Negara bagi Generasi Muda Susetya Herawati
Sukma: Jurnal Pendidikan Vol. 4 No. 2 (2020)
Publisher : Yayasan Sukma Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32533/04204.2020

Abstract

Kebangkitan Nasional yang dimulai dengan berdirinya Boedi Oetomo pada tanggal 20 Mei 1908, berlanjut pada Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928 adalah sebuah kesadaran dari kaum muda terdidik yang bangkit dengan semangat persatuan, kesatuan, dan nasionalisme, serta kesadaran untuk memperjuangkan kemerdekaan Republik Indonesia. Kemerdekaan tersebut saat ini diisi oleh generasi muda melalui peran sertanya dalam pembangunan. Mencintai negara bangsa dan daerahnya dengam melakukan pembangunan melalui nilai-nilai budaya lokal sebagai wujud dari kesadaran bela negara. Pendidikan kewirausahaan menjadi salah satu upaya pemuda untuk dapat mengembangkan dirinya sesuai minat, bakat dan potensi untuk menjadi pemuda yang mandiri secara ekonomi. Kesadaran bela negara melalui kewirausahaan dengan mengutamakan nilai -nilai budaya lokal tersebut dapat dilakukan dengan menerapkan konsep Dynamic Governance (thinking ahead, thinking again dan thinking across) yang oleh Ki Hadjar Dewantara direpresentasikan dalam berkarya yang produktif melalui cara Niteni, Niroke dan Nambahi. Keberhasilan Pendidikan kewirausahaan sebagai bagian dari belanegara merupakan perwujudan dari sila ke lima Pancasila keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Penerapan The Fifth Discipline pada Pendidikan di Indonesia Saat Pandemi Covid-19 Lestari Moerdijat
Sukma: Jurnal Pendidikan Vol. 4 No. 2 (2020)
Publisher : Yayasan Sukma Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32533/04201.2020

Abstract

Pembelajaran secara daring menuntut guru berinovasi dalam melakukan pembelajaran, hal ini menjadi salah satu solusi agar pembelajaran tetap berjalan dan siswa mampu mengikuti pembelajaran. Oleh karena itu guru menggunakan metode pembelajaran E-Learning yang memanfaatkan teknologi dan komunikasi. Di masa pademic Covid-19 ini dengan menggunakan pembelajaran jarak jauh dan memanfaatkan kemajuan teknologi seperti ini, disiplin ilmu sangat penting dan berpengaruh terhadap perkembangan pendidikan, karena disiplin ilmu mengambarkan suatu perkembangan dalam peserta didik. Sebagaimana dikemukakan oleh Peter Senge (1992) bahwa untuk menjadi organisasi pembelajar, organiasi dapat mengaplikasikan lima disipin ilmu yang sering dikenal dengan The Fifth Discipline, yaitu penguasaan pribadi, membagi visi, model mental, berfikir sitem, dan pembelajaran kelompok. Kelima dimensi dari Peter Senge tersebut perlu dipadukan secara utuh, dikembangkan dan dihayati oleh setiap anggota organisasi dan diwujudkan dalam perilaku sehari-hari.
Learning Organization Membangun Komunitas Pembelajar Di Sekolah: Pengalaman Sekolah Sukma Bangsa Marthunis Marthunis
Sukma: Jurnal Pendidikan Vol. 4 No. 2 (2020)
Publisher : Yayasan Sukma Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32533/04203.2020

Abstract

Organisasi sebenarnya dapat dipandang sebagai makhluk hidup (organism) yang keberadaannya sangat ditentukan oleh kemauan dan kemampuannya untuk bertahan (survive) dalam menghadapi persaingan dengan para pesaingnya. Dalam konteks ini, sekolah sebagai sebuah entitas organisasi sejatinya senantiasa harus belajar, dalam rangka mempertahankan eksistensinya di tengah perubahan zaman yang begitu cepat. Sekolah perlu mendorong terbentuknya komunitas pembelajar (learning community) di dalamnya yang secara sukarela memiliki kemauan untuk terus belajar dan berkembang meningkatkan kapasitas yang muaranya adalah kolektifivitas tim dalam mewujudkan sebuah organisasi pembelajar (learning organization). Upaya dalam memanifestasikan organisasi pembelajar dapat ditempuh dengan menginternalisasikan 5 Pilar: Personal Mastery, Shared Vision, Mental Model, Team Learning, dan System Thinking. Thinking as a whole, berpikir dan memandang bahwa entitas sekolah adalah sebuah perangkat jejaring yang saling terkait dan terhubung antara satu elemen dan lainnya merupakan modal utama sebuah sekolah untuk membangun komunitas pembelajar di dalamnya.
Objek Material dan Objek Formal Pada Lagu Bertema Covid-19 Indah Wigati Putri; Markhamah Markhamah
Sukma: Jurnal Pendidikan Vol. 5 No. 1 (2021)
Publisher : Yayasan Sukma Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32533/05103.2021

Abstract

Filsafat merupakan induk dari seluruh ilmu yang memiliki objek material dan objek formal. Lirik sebuah lagu ialah sebagai sebuah bentuk puisi yang disebutkan menjadi karya sastra yang indah yang didalamnya dapat bermanfaat membuat motivasi, hiburan pagi penyanyi maupun pendengarnya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memaparkan dan menjelaskan bentuk dari objek material dan objek formal dalam lagu bertemakan pencegahan COVID-19. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif yang pengumpulan datanya dilakukan dengan teknik simak catat dan dianalisis dengan reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil dari penelitian ini diketahui dalam lagu bertema pencegahan virus corona terdapat bentuk objek material antara lain yang ditemukan bentuk Virus Corona, tangan, hidung, mulut, mata, masker, air, madu, batu, empedu. Objek formalnya dari beberapa objek material yang ada tersebut terdapat beberapa sudut pandang ilmu seperti ilmu kesehatan, ilmu ekonomi, ilmu agama, ilmu biologi, ilmu geografi, ilmu kimia
Implementasi Pendidikan Humanis Pada Pembelajaran Perhiasan di SMK Negeri 9 Surakarta Puji Hastutiningsih; Indah Wigati Putri; Endang Fauziati
Sukma: Jurnal Pendidikan Vol. 5 No. 1 (2021)
Publisher : Yayasan Sukma Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32533/05105.2021

Abstract

Pendidikan humanisme berpandangan pentingnya akan penekanan emosi maupun perasaan, terbuka akan komunikasi, serta nilai yang ada dalam diri peserta didik dibandingkan hanya perkembangan kualitas kognitif. bertujuan untuk menjelaskan serta memaparkan mengenai bentuk dan faktor pendukung dan penghambat penerapan pendidikan humanis pada pembelajaran perhiasan di SMK 9 Surakarta.Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu penelitian kualitatifmenggunakan metode riset lapangan. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara triangulasi yang dilakukan dengan menggunakan observasi, wawancara dan dokumentasi dari sumber yang sama. Hasil penelitian ini adalah konsep pendidikan humanis dalam pembelajaran perhiasan di SMKN 9 Surakarta adalah   pengembangan   dari   konsep   pendidikan   humanis   Ki   Hajar Dewantara dan  Paulo  Friere. Implementasi pendidikan humanis pada pembelajaran perhiasan di SMKN 9 Surakarta terwujud dalam beberapa aspek. Faktor pendukung pendidikan humanis pada pembelajaran perhiasan di SMKN 9 Surakarta antara lain peserta didik nyaman dan senang dalam pembelajaran, pembelajaran sesuai keinginan peserta didik, dan potensi peserta didik dapat dikembangkan. Faktor penghambatnya antara lain jika peserta didik tidak berangkat sekolah, maka kelompoknya terkendala dalam diskusi karena tidak lengkap dan peserta didik yang memaksakan diri mengikuti materi pembelajaran yang tidak diingikan, maka materi pembelajaran tersebut tidak dapat dipahami oleh peserta didik tersebut.
Kita Tahu, Kita Siaga, Kita Belajar Muchlisan Putra
Sukma: Jurnal Pendidikan Vol. 5 No. 1 (2021)
Publisher : Yayasan Sukma Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32533/05101.2021

Abstract

Artikel yang berjudul “Kita Tahu, Kita Siaga, Kita belajar” ini ditulis bertujuan untuk meningkatkan kewaspadaan guru, siswa, dan masyarakat terhadap penyebaran virus covid-19 di kalangan Sekolah Sukma Bangsa Pidie dan masyarakat Pidie pada umumnya. Metode yang diterapkan untuk pengelolaan risiko bencana adalah sistem pembelajaran jarak jauh dengan penerapan metode society, family and friendly. Metode ini dilaksanakan di SMA Sukma Bangsa Pidie untuk melindungi siswa dari virus dan memastikan proses pembelajaran tetap berlangsung dengan aman dan murah. Setiap proses pembelajaran diselipkan proses mitigasi dan kesiapsiagaan bencana di dalamnya. Hasilnya, siswa dapat memahami mayoritas pembelajaran dan belum ada siswa dan masyarakat sekitar SMA Sukma Bangsa Pidie yang terpapar virus covid-19. Siswa mengetahui sistem mitigasi terhadap covid-19, mampu bersiap siaga dalam menghadapi pandemi ini, dan terus belajar untuk keberlanjutan proses pendidikan. Hal itu terlihat dari proses pembelajaran yang dapat berlangsung dengan baik dan siswa mampu mendeskripsikan permasalahan yang dihadapi dan solusi yang ditawarkan.
Mathematical Communication and Social Skills of The Students through Pair Check Type Cooperative Learning Models Esti Farokah; Widodo Winarso
Sukma: Jurnal Pendidikan Vol. 5 No. 2 (2021)
Publisher : Yayasan Sukma Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32533/05201.2021

Abstract

Lack of students 'social skills makes students' mathematics learning less optimal. The learning model that is carried out is often not maximizing the learning process-oriented towards mathematical communication skills. This makes the teacher strive for a learning method or strategy to foster students' social skills and mathematical communication skills. The Pair Check method is one of the learning methods expected to train and improve students' social skills and mathematical communication skills. The subjects of this study were 24 students of class VII B MTs Riyadlul Ulum Bendungan. The results showed that: (1) students social skills had a percentage of 74.05% with the "most" criteria, which means that most of the students had quite good social skills. At the same time, students' mathematical communication skills have a percentage of 49.55% in the less category. (2) the application of the pair check method can improve students' social skills and mathematical communication. This can be seen from the post-tests average value, which is greater than the pretest, namely pretest < posttest or 13.88 < 19.58. (3) the application of the pair check method has implications for the social skills and mathematical communication skills of students at MTs Riyadlul Ulum Bendungan. This can be seen from the results of the questionnaire and the test results after the pair check method was applied. It was better than the questionnaire results, and the test results before the pair check method were applied
Manajemen Organisasi Pendidikan: Studi tentang Yayasan dan Sekolah Sukma Bangsa di Aceh Lestari Moerdijat; Hendrawan Supratikno; Gracia Shinta S. Ugut; Khoiruddin Bashori; Rudy Pramono
Sukma: Jurnal Pendidikan Vol. 5 No. 1 (2021)
Publisher : Yayasan Sukma Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32533/05106.2021

Abstract

Manajemen organisasi dengan learning organization telah terbukti berhasil meningkatkan kapasitas dan perubahan sistem, namun belum begitu banyak penelitian yang memfokuskan diri tentang implementasi learning organization pada organisasi yang baru terbentuk dan membentuk manajemen organisasinya. Penelitian tentang Yayasan dan Sekolah Sukma Bangsa di Aceh ini memfokuskan diri pada hal tersebut. Penelitian konsern dengan 3 hal yaitu learning organization, knowledge creation dan dynamic capability pada sekolah Sukma yang didirikan di Aceh dengan latar belakang konflik dan bencana alam yang terjadi sejak 2000-2004. Penelitian ini menyimpulkan bahwa learning organization (LO) tidak dapat berdiri sendiri. Keberadaannya yang sering terhubung sebagai referensi bagi subyek penelitian ini (baik informan kunci, narasumber dan partisipan aktif) menempatkannya dalam tataran strategis dalam manajemen organisasi. Konsep LO di Yayasan Sukma yang sering ditemukan dalam penelitian adalah sub konsep personal mastery diikuti oleh mental model, system thinking. Kemudian shared vision dan terakhir adalah team learning. Kemudian, pada konsep knowledge creation dalam model socialization externalization collaboration internalization (SECI) yang sering ditemukan adalah sub konsep socialization diikuti oleh eksternalisasi, kombinasi dan terakhir adalah internalisasi. Selanjutnya pada konsep dynamic capabilities (DC) di Yayasan Sukma yang sering diperlihatkan adalah sub konsep transforming  yang diikuti oleh sensing. 

Page 5 of 10 | Total Record : 97