cover
Contact Name
Ardhita Listya Fitriani
Contact Email
kespera@unkaha.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
kespera@unkaha.ac.id
Editorial Address
Jl. Kompol R.Soekanto No.46 Kelurahan Sambiroto, Kecamatan Tembalang, Kota Semarang, Jawa Tengah 50276
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
KESPERA
ISSN : 28094710     EISSN : 28094710     DOI : https://doi.org/10.34310/e9s6cs44
Core Subject : Health,
Kespera: Journal of Community Service, published by the Karya Husada Semarang University Journal Unit with registered number P-ISSN 2809-5375 (Print) and E-ISSN 2809-4710 (Online). This is a biannual refereed journal concerned with community engagement practices and processes. Focus and Scope It provides a forum for academics, practitioners and community representatives to explore innovative efforts; critically examine emerging issues, trends, challenges and opportunities; and report impact studies in the areas of public service, outreach, engagement, extension, engaged research, community-based research, community-based participatory research, action research, public scholarship, service learning, and community service. This journal is a peer-reviewed online journal that dedicated to high-quality research publications focused on research and its implementation This journal will be published in one year, starting with Volume 1 Number 1 in 2021, it will be published twice, namely in April and October.
Articles 17 Documents
Mengatasi Dismenorhe Dengan Exercises dan Nutrisi pada Remaja Poppy Fransisca; Ni Nyoman MA; Isy Royhanaty; Heni Wijayanti; Fitra Adi Prayoga; Najib Alfatnan Hartanto; Anita Komul
Kelompok Studi Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 3 No. 2 (2023): Volume 3 No 2: Oktober 2023
Publisher : University of Karya Husada of Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34310/cg1zrv95

Abstract

Abstrak   Menstruasi dapat didefinisikan sebagai pendarahan berkala dari rahim yang terjadi setiap bulan dan sepanjang kehidupan reproduksi aktif seorang wanita. Salah satu permasalahan kesehatan yang dapat timbul bagi kesehatan reproduksi remaja saat menstruasi adalah dismenore atau nyeri saat menstruasi/dismenorhe. Dismenore (dismenore) mempunyai dampak yang cukup besar pada remaja putri karena mengganggu aktivitas sehari-hari, kesulitan berkonsentrasi pada materi yang disampaikan dalam proses pembelajaran tidak diterima dengan baik, meminta izin untuk pulang atau sekadar masuk ke kamarnya untuk beristirahat. Masalah yang harus di tangani adalah pengetahuan remaja tentang dismenorhe yang masih kurang serta belum tersedianya peer konselor untuk memfasilitasi konsultasi teman sebaya di lingkungan mitra sebagai pusat sarana pelayanan kesehatan dasar. Pengadian Kesehatan ini dilakukan dengan memberikan edukasi tentang exercises dan nutrisi untuk mengatasi dismenorhe. Target luaran dari kegiatan ini adalah penyusunan artikel dan booklet. Pengadian Kepada Masyarakat ini dapat meningkatkan pengetahuan remaja tentang mengatasi dismenorhe dengan exercises dan nutrisi pada remaja.   Kata Kunci : dismenorhe; exercises; nutrisi; remaja putri   Abstract    Menstruation can be defined as periodic bleeding from the uterus that occurs every month and throughout a woman's active reproductive life. One of the health problems that can arise for adolescent reproductive health during menstruation is dysmenorrhea or pain during menstruation. Dysmenorrhea has quite a big impact on young women because it interferes with daily activities, difficulty concentrating on the material presented in the learning process is not well received, and permission to go home or just go to their room to rest. The problem that must be addressed is the lack of adolescent knowledge about dysmenorrhea and the unavailability of peer counselors to facilitate peer consultations in partner environments as centers for basic health services. This health service is carried out by providing education about exercises and nutrition to treat dysmenorrhea. The target output of this activity is the preparation of articles and booklets. This community service can increase teenagers' knowledge about dealing with dysmenorrhea through exercises and nutrition for teenagers.   Keywords: dysmenorrhea, exercises, nutrition, teenagers
TEKNIK PIJAT BAYI SEBAGAI UPAYA PREVENTIF BATUK DAN  PILEK PADA BALITA DI POSYANDU DESA SUMBERTLASE Muhidayati, Wiwik; Titik Nuriyanti; Nur Azizah; Suci Arsita Sari; Agus Ari Afandi
Kelompok Studi Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 3 No. 2 (2023): Volume 3 No 2: Oktober 2023
Publisher : University of Karya Husada of Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34310/aa8jmx46

Abstract

Abstrak Balita memiliki sistem kekebalan tubuh yang rendah sehingga rentan terhadap berbagai infeki diantaranya ISPA. Infeksi Saluran Nafas Atas adalah Infeksi yang disebabkan oleh virus atau bakteri disaluran pernafasan atas atau bawah. Manifestasi klinis ISPA adalah batuk dan pilek pada anak usia kurang dari 5 tahun. Metode yang dilakukan  secara sistematis yaitu melalui diskusi dan demonstrasi tentang pijat bayi kepada orangtua balita. Media yang digunakan adalah demonstrasi dari fasilitator mengenai teknik pijat bayi. Peserta Teknik Pijat pada bayi adalah ibu-ibu yang memiliki bayi usia 1 – 5 tahun di Desa Sumbertlase dan didampingi oleh kader dan pemateri, Kegiatan dilakukan selama selama 30 menit, dan evaluasi selama 15 menit. Evaluasi dilakukan dengan pertanyaan dan diminta untuk mempraktekan kembali cara melakukan teknik pijat bayi untuk batuk dan pilek pada bayi. Sehingga bisa sekaligus diobservasi apakah peserta memahami materi dan demontrasi yang telah dipraktekan. Hasil dari pendampingan yang dilakukan Sebagian besar ibu bisa menerapkan Teknik pijat bayi pada balita sebagai Upaya preventif pencegahan batuk dan pilek sebelum datang ke tenaga kesehata.   Abstract Toddlers have a low immune system so they are susceptible to various infections, including ISPA. Upper Respiratory Tract Infection is an infection caused by viruses or bacteria in the upper or lower respiratory tract. The clinical manifestations of ARI are coughs and colds in children aged less than 5 years. The method used systematically is through discussions and demonstrations about baby massage to parents of toddlers. The media used is a demonstration from the facilitator regarding baby massage techniques. Participants in Massage Techniques for babies are mothers who have babies aged 1 – 5 years in Sumbertlase Village and are accompanied by cadres and presenters. The activity is carried out for 30 minutes, and the evaluation is for 15 minutes. The evaluation is carried out by asking questions and being asked to practice how to carry out baby massage techniques for coughs and colds in babies. So it can be observed at the same time whether the participants understand the material and demonstrations that have been practiced The results of the assistance provided by most mothers were able to apply baby massage techniques to toddlers as a preventive measure to prevent coughs and colds before coming to health workers.
PEMBERDAYAAN KADER DALAM MENINGKATKAN PENGETAHUAN IBU HAMIL UNTUK PERSIAPAN PERSALIANAN GENTLE BIRTH DI PUSKESMAS KARANGAYU Qomariyah; Widya Mariyana; Linda Pramisinta; Kristina Maharani
Kelompok Studi Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 3 No. 2 (2023): Volume 3 No 2: Oktober 2023
Publisher : University of Karya Husada of Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34310/9p4t5712

Abstract

Abstrak   Gentlebirth adalah salah satu cara untuk mempersiapkan ibu hamil saat kehamilan. Gentlebirth bukan hanya memandang ibu bersalin dari segi fisiologis tetapi memandang ibu bersalin sebagai klien secara holistik sebagai makhluk biospsikososial dan kultural. Kemampuan komunikasi bidan mutlak diperlukan, design dari tempat praktik yang dibuat seperti bersalin di rumah merupakan daya tarik sendiri dari klien (Kamalifard et al., 2017). Data Puskesmas Karang Ayu sebesar 65 ibu hamil menjalani proses persalian secara Secsio Sesaria sedangkan 62% dari jumlah persalinan yang ada. Pencapaian Persalinan Normal di Puskesmas Karang Ayu masih rendah. Rendahnya pencapaian Persalinan Gentle Birth di Puskesmas Karang Ayu sangat dipengaruhi oleh kondisi ibu yang bekerja diluar rumah atau bekerja kantoran yang membuat tidak bisa menyusui bayinya. Disamping itu pengetahuan ibu terhadap Persalinan Gentle Birth masih kurang memahami penting dan manfaat Persalinan Gentle Birth. Hasil monitoring di kelas ibu hamil, kader sudah mampu dengan baik melakukan penyuluhan tentang Gentle Birth guna meningkatkan keberhasilan Gentle Birth dan melakukan pencatatan hasil sesuai dengan lembar monitoring yang diberikan. Rencana tindak lanjut yaitu Kader menjadi penggerak bagi peningkatan penerapan persalinan secara Gentle Birth guna meningkatkan keberhasilan persalinan secara Gentle Birth. Mengajak masyarakat untuk mendukung persalinan secara Gentle Birth.   Kata kunci : Ibu hamil, Genthle Birth, pemberdayaan kader   Abstract Gentlebirth is one way to prepare pregnant women during pregnancy. Gentlebirth not only views birthing mothers from a physiological perspective but views birthing mothers as clients holistically as biopsychosocial and cultural beings. Midwives' communication skills are absolutely necessary, the design of the practice area which is made to look like giving birth at home is what attracts clients (Kamalifard et al., 2017). Karang Ayu Health Center data shows that 65 pregnant women underwent a cesarean delivery process, whereas 62% of the number of births occurred. Achievement of Normal Delivery at Karang Ayu Community Health Center is still low. The low achievement of Gentle Birth delivery at the Karang Ayu Community Health Center is greatly influenced by the condition of mothers who work outside the home or work in an office which makes them unable to breastfeed their babies. Apart from that, mothers' knowledge of Gentle Birth Delivery still lacks understanding of the importance and benefits of Gentle Birth Delivery. The results of monitoring in the pregnant women's class, the cadres are able to provide counseling about Gentle Birth in order to increase the success of Gentle Birth and record the results according to the monitoring sheet provided. The follow-up plan is for Cadres to become the driving force for increasing the implementation of Gentle Birth deliveries in order to increase the success of Gentle Birth deliveries. Inviting the public to support Gentle Birth. Keywords: Pregnancy, Gentle birth, peoples
Stunting Penyuluhan Mengenai Penerapan Feeding Rules untuk Cegah Stunting pada Balita di Wilayah Meteseh Boja Kabupaten Kendal Soraya, Desi; Qomariyah; Kristina Maharani
Kelompok Studi Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 3 No. 2 (2023): Volume 3 No 2: Oktober 2023
Publisher : University of Karya Husada of Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34310/727r2c52

Abstract

Abstrak   Pemberian makan pada anak sering kali menjadi masalah bagi ibu, keluhan orang tua saat datang ke pelayanan Kesehatan masih beranggapan bahwa solusi sulit makan adalah pemberian vitamin/suplemen sehingga mereka seringkali meminta untuk di resepkan vitamin penambah nafsu makan. Sulit makan berkepanjangan berakibat menurunnya asupan kalori yang dibutuhkan sehingga dapat memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak. Dampak sulit makan pada awalnya berpengaruh terhadap berat badan (tetap/dapat turun) kemudian akan memengaruhi tinggi badan serta status gizi. Peseta yang hadir berkisar 40 orang dalam kegiatan ini dilaksanakan tanggal 19 Agustus 2023, saat sosialisasi para peserta mengisi daftar hadir dan menerima satu lembar leaflet yang dibuat oleh tim pengabdian. Isi leaflet tersebut penyebab sulit makan, pengertian feeding rules, mengatur pola feeding rules, jadwal, lingkungan, dan prosedur.Kegiatan penyuluhan mengenai penerapan feeding rules untuk cegah stunting pada balita dalam meningkatkan pengetahuan, sikap dan motivasi bagi ibu yang memiliki balita. Kegiatan ini dapat dilanjutkan sendiri oleh para masyarakat terutama ibu yang memiliki balita setelah kegiatan pengabdian selesai. Adapun potensial untuk melakukan penyuluhan dan mengingatkan kembali yaitu para kader kesehatan, bidan, bagian gizi puskesmas yang antusias berpartisipasi untuk mencegah terjadinya stunting pada anak dengan penerapan feeding rules pada keluarga balita.   Kata Kunci : Sulit Makan; Feeding Rules; Stunting   Abstract   Feeding children is often a problem for mothers, parents complain when they come to health services that they still think that the solution to difficulty eating is giving vitamins/supplements, so they often ask to be prescribed appetite-enhancing vitamins. Prolonged difficulty eating results in a decrease in the required calorie intake which can affect the child's growth and development. The impact of difficulty eating initially affects body weight (fixed/can decrease) and then affects height and nutritional status.Around 40 participants attended this activity which was held on August 19 2023, during the socialization the participants filled out the attendance list and received a leaflet made by the service team. The contents of the leaflet are causes of difficulty eating, understanding feeding rules, setting feeding rules, schedules, environment and procedures.Outreach activities regarding the application of feeding rules to prevent stunting in toddlers to increase knowledge, attitudes and motivation for mothers of toddlers. This activity can be continued by the community, especially mothers with toddlers, after the service activity is completed. The potential for conducting outreach and reminding children is that health cadres, midwives, and nutrition departments at community health centers are enthusiastic about participating in preventing stunting in children by implementing feeding rules for families of toddlers.   Keywords: Difficulty Eating; Feeding Rules; Stunting
PENERAPAN PENDIDIKAN KESEHATAN COLD THERAPY DALAM MENGURANGI NYERI LUKA PERINEUM PADA IBU NIFAS DI WILAYAH PUSKESMAS ROWOSARI Ardhita Listya Fitriani; Indah Wulan; Novita Sari; Sa'adah Mujahidah; Meylina Nur Fadila; Wilda Putri Hati Nurani
Kelompok Studi Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 3 No. 2 (2023): Volume 3 No 2: Oktober 2023
Publisher : University of Karya Husada of Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34310/fgfeba72

Abstract

Abstrak   Ibu  menyakini  bahwa  melahirkan  merupakan suatu pengalaman yang mendalam, memberi makna yang  berarti  bagi  wanita,  keluarga  dan  masyarakat. Periode  postpartum  menyebabkan  stress  emosional terhadap  ibu  primipara,  bahkan  lebih  menyulitkan bila  disertai  dengan  perubahan  fisik  yang  hebat, sehingga  perlu  diciptakan  suatu  proses  persalinan yang alami dengan kemungkinan trauma seminimal mungkin, termasuk tindakan episiotomi. Nyeri pasca episiotomi menyebabkan kemampuan mobilitas ibu lebih sedikit, memicu timbulnya stress post partum dan  memicu  ibu  takut  untuk  melakukan  perawatan personal hygienenya sehingga perawatan episiotomi kurang  maksimal.  Selama  beberapa  hari  setelah pelahiran, permukaan jalan lahir merupakan daerah yang   rentan   terhadap   bakteri   patogen   sehingga rawan infeksi. Pengabdian ini dilakukan dengan menerapkan pendidikan kesehatan cold therapy  dalam mengurangi nyeri luka perineum pada ibu nifas  untuk penurunan nyeri luka. Kegiatan dilaksanakan di aula Puskesmas Rowosari Semarang pada tanggal 05 Januari menggunakan media audiovisual dan demonstrasi cold therapy diikuti oleh 8 ibu nifas. Penilaian ketrampilan berupa observasi menggunakan instrument penilaian cold therapy dan cheklist dilakukan sebelum dan sesudah kegiatan. Hasil observasi awal menunjukkan nilai ketrampilan ibu nifas dengan cold therapy yaitu nilai 25-40, setelah diberikan pendidikan kesehatan, ketrampilan semua ibu nifas meningkat dengan nilai 75-90. . Kata Kunci: Nyeri Ibu Nifas; Cold therapy; Luka Perineum   Abstract Mothers believe that giving birth is a profound experience, providing significant meaning for the woman, family and society. The postpartum period causes emotional stress for primiparous mothers, even more difficult if accompanied by great physical changes, so it is necessary to create a natural birth process with minimal possible trauma, including episiotomy. Post-episiotomy pain causes the mother's ability to move less, triggers post-partum stress and makes the mother afraid to carry out personal hygiene care so that episiotomy care is less than optimal. For several days after birth, the surface of the birth canal is an area that is susceptible to pathogenic bacteria, making it prone to infection. This service is carried out by implementing cold therapy health education in reducing perineal wound pain in postpartum mothers to reduce wound pain. The activity was carried out in the hall of the Rowosari Health Center in Semarang on January 5 using audiovisual media and cold therapy demonstrations attended by 8 postpartum mothers. Skills assessment in the form of observations using cold therapy assessment instruments and checklists is carried out before and after the activity. Initial observation results showed that the skill score of postpartum mothers with cold therapy was 25-40, after being given health education, the skills of all postpartum mothers increased with a score of 75-90 . Keywords: Postpartum Maternal Pain; cold therapy; Perineal Wounds
IMPLEMENTASI ONE HUSBAND ONE CLIENT UNTUK MENINGKATKAN KEPATUHAN IBU HAMIL MENGKONSUMSI TABLET FE DI DESA LANGENHARJO Ulin Nafiah; Tri Ari P; Naila Nihayatin Ni’mah; Lulu’ Fitri Nurhidayah Syafa’ati
Kelompok Studi Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 3 No. 2 (2023): Volume 3 No 2: Oktober 2023
Publisher : University of Karya Husada of Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34310/eb1z8941

Abstract

Abstrak Zat Besi merupakan tablet mineral yang diperlukan tubuh untuk pembentukan sel darah merah atau hemoglobin. Unsur Fe merupakan unsur paling penting untuk pembentukan sel darah merah. Zat besi secara alamiah didapatkan dari makanan. Jika manusia kekurangan zat besi pada menu makanan yang dikonsumsinya sehari-hari, dapat menyebabkan gangguan anemia gizi (kurang darah). Tablet zat besi (Fe) sangat dibutuhkan oleh wanita hamil, sehingga ibu hamil diharuskan untuk mengonsumsi tablet Fe minimal sebanyak 90 tablet selama kehamilannya. Tujuan dari pengabdian kepada masyarakat ini untuk meningkatkan pengetahuan suami ibu hamil mengenai anemia dan pencegahan anemia, meningkatkan pendampingan suami terhadap ibu hamil yang mengkonsumsi tablet Fe dan meningkatkan kepatuhan ibu hamil mengonsumsi tablet Fe. Kegiatan dilakukan pada tanggal 19-23 Februari 2022 dengan tiga agenda, pemberian penyuluhan pada hari pertama, observasi, dan evaluasi. Pendidikan kesehatan dilaksanakan di desa Langgenharjo, Kecamatan Margorejo, Kabupaten Pati. Sasaran kegiatan adalah ibu hamil dan suami ibu hamil. Metode yang digunakan pada kegiatan ini berupa pendampingan dan pendidikan kesehatan menggunakan media leaflet. Hasil: Kegiatan pendampingan telah dilaksanakan dan mendapat respon yang baik dari ibu hamil dan suami ibu hamil. Terjadi kenaikan pengetahuan suami ibu hamil setelah dilakukan pendampingan serta terjadi peningkatan kepatuhan ibu hamil mengkonsumsi tablet Fe setelah dilakukan pendampingan.   Kata kunci : pendidikan kesehatan, kepatuhan, one husband one client, anemia   Abstract Iron (Fe) tablets are mineral tablets needed by the body for the formation of red blood cells or hemoglobin. Fe is the most important element for the formation of red blood cells. Iron is naturally obtained from food. If humans lack iron in the diet they consume daily, it can cause nutritional anemia (lack of blood). Iron (Fe) tablets are needed by pregnant women, so pregnant women are required to take at least 90 tablets of Fe during pregnancy. The purpose of this community service is to increase the knowledge of pregnant women's husbands about anemia and prevention of anemia, increase husband's assistance to pregnant women who consume Fe tablets and improve pregnant women's adherence to Fe tablets. The activity was carried out on 19-23 February 2022 with three agendas, providing counseling on the first day, observation, and evaluation. Health education was carried out in Langgenharjo village, Margorejo sub-district, Pati district. The target of the activity is pregnant women and husbands of pregnant women. The method used in this activity is in the form of mentoring and health education using leaflet media. Results: Mentoring activities have been carried out and received a good response from pregnant women and pregnant women's husbands. There was an increase in the knowledge of pregnant women's husbands after mentoring and an increase in the compliance of pregnant women taking Fe tablets after mentoring.   Keywords: health education, compliance, one husband one client, anemia  
Upaya Pengendalian Tekanan Darah Pada Lansia Hipertensi Di Kelurahan Kramas Sonhaji; Fery Agusman MM; Rizki Kurniawan; Imelzy Riana Potempu
Kelompok Studi Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 4 No. 1 (2024): Edisi April 2024
Publisher : University of Karya Husada of Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34310/kespera.v3i2.38

Abstract

Abstrak   Hipertensi merupakan suatu penyakit yang tidak bisa diobati namun bisa dikontrol. Umumnya penatalaksanaan hipertensi dengan metode farmakologi sedangkan non farmakologi jarang dilakukan. Tujuan kegiatan pengabdian ini untuk membantu lansia hipertensi dalam upaya menngendalikan tekanan darah. Pelaksaan kegiatan berupa pemberian edukasi kesehatan tentang hipertensi dan pemberian terapi ROP, dimana pendekatan yang dilakukan yaitu metode pendekatan pada lansia. Kegiatan ini dilakukan di Balai RW 01 Kelurahan Kramas Kota Semarang pada tanggal 5 november 2023. Peserat kegiatan yaitu 30 lansia hipertensi. Hasil pengukuran tekanan darah pada lansia hipetensi mengalami penurunan yaitu nilai rata-rata tekanan darah sebelum yaitu 150-89 mmHg menjadi 141/82 mmmHg setelah pemberian terapi ROP. Terapi ROP diharapkan dapat menjadi salah satu langkah alternatif bagi lansia dalam mengontrol atau mengurangi tekanan darah.   Kata Kunci: Hipertensi, lansia, relaksasi otot progresif Abstract   Hypertension is a disease that cannot be treated but can be controlled. Generally, hypertension is managed using pharmacological methods, while non-pharmacological methods are rarely used. The aim of this service activity is to help hypertensive elderly in their efforts to control blood pressure. Carrying out activities in the form of providing health education about hypertension and providing ROP therapy, where the approach used is an approach to the elderly. This activity was carried out at Hall RW 01, Kramas Village, Semarang City on November 5 2023. Participants in the activity were 30 hypertensive elderly people. The results of blood pressure measurements in elderly people with hypertension decreased, namely the average blood pressure value before was 150-89 mmHg to 141/82 mmmHg after giving ROP therapy. It is hoped that ROP therapy can be an alternative step for the elderly in controlling or reducing blood pressure.   Keywords: Elderly, hypertension, progressive muscle relaxation
Pengaruh Latihan Fisik Terhadap Penurunan Nyeri Haid Pada Remaja Putri Puput Kurnia Sari; Arisda Candra Satriwati; Aulia; Niken Wahyu Hidayati; Sitti Sarti
Kelompok Studi Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 4 No. 1 (2024): Edisi April 2024
Publisher : University of Karya Husada of Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34310/kespera.v3i2.39

Abstract

Abstrak Haid atau menstruasi merupakan sebagai pendarahan berkala dari rahim yang terjadi setiap bulan dan sepanjang kehidupan reproduksi aktif seorang wanita. Salah satu permasalahan kesehatan yang dapat timbul bagi kesehatan reproduksi remaja saat menstruasi adalah dismenore atau nyeri saat menstruasi/dismenorhe. Dismenore (dismenore) mempunyai dampak yang cukup besar pada remaja putri karena mengganggu aktivitas sehari-hari, kesulitan berkonsentrasi pada materi yang disampaikan dalam proses pembelajaran tidak diterima dengan baik, meminta izin untuk pulang atau sekadar masuk ke kamarnya untuk beristirahat. Masalah yang harus di tangani adalah pengetahuan remaja tentang dismenorhe yang masih kurang serta belum tersedianya peer konselor untuk memfasilitasi konsultasi teman sebaya di lingkungan mitra sebagai pusat sarana pelayanan kesehatan dasar. Pengadian Kesehatan ini dilakukan dengan memberikan edukasi tentang latihan fisik untuk mengatasi nyeri dismenorhe. Target luaran dari kegiatan ini adalah penyusunan artikel. Pengadian Kepada Masyarakat ini dapat meningkatkan pengetahuan remaja tentang mengatasi nyeri haid dengan latihan fisik pada remaja.   Kata Kunci : nyeri haid;latihan fisik; remaja putri   Abstract Menstruation can be defined as periodic bleeding from the uterus that occurs every month and throughout a woman's active reproductive life. One of the health problems that can arise for adolescent reproductive health during menstruation is dysmenorrhea or pain during menstruation. Dysmenorrhea has quite a big impact on young women because it interferes with daily activities, difficulty concentrating on the material presented in the learning process is not well received, and permission to go home or just go to their room to rest. The problem that must be addressed is the lack of adolescent knowledge about dysmenorrhea and the unavailability of peer counselors to facilitate peer consultations in partner environments as centers for basic health services. This health service is carried out by providing education about exercises and nutrition to treat dysmenorrhea. The target output of this activity is the preparation of articles and booklets. This community service can increase teenagers' knowledge about dealing with dysmenorrhea through exercises and nutrition for teenagers.   Keywords: dysmenorrhea, exercises, teenagers
Pengoptimalan Skrining Tumbuh Kembang Bayi Balita pada Kader Kesehatan Kelurahan Tandang Fauziah Winda Gurnita; Novita Sari; Fitria Hikmatul Ulya
Kelompok Studi Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 4 No. 1 (2024): Edisi April 2024
Publisher : University of Karya Husada of Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34310/kespera.v3i2.40

Abstract

Abstrak Indonesia termasuk di antara 36 negara di dunia yang memberi 90 persen kontribusi masalah gizi dunia. Dari hasil Riset kesehatan dasar (Riskesdas), persentase status gizi balita pendek (pendek dan sangat pendek) di Indonesia Tahun 2013 adalah 37,2%, jika dibandingkan tahun 2010 (35,6%) dan tahun 2007 (36,8%) tidak menunjukkan penurunan/ perbaikan yang signifikan. Deteksi dini tumbuh kembang balita merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas anak dan merupakan salah satu program dari Kemenkes RI. Presiden RI telah mencanangkan Gerakan Nasional Pemantauan Tumbuh Kembang Anak. Pada beberapa kasus keterlambatan tumbuh kembang, ditemukan sejak awal oleh kader. Dengan alasan inilah diharapkan kader dapat melakukan deteksi dini tumbuh kembang pada anak, sehingga apabila ada anak yang terdeteksi mengalami gangguan tumbuh kembang dapat segera dilakukan intervensi dan dirujuk. Oleh karena itu sangat penting untuk dilakukan upaya pemberdayaan kader dalam stimulasi, deteksi dini atau screening, dan intervensi dini tumbuh kembang pada anak. Alat yang dapat digunakan dalam mendeteksi dini kelainan tumbuh kembang yang dapat digunakan oleh kader diantaranya adalah Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP), kuesioner ini sangat sederhana dan mudah dilakukan oleh masyarakat. Kata Kunci: tumbuh kembang; bayi; balita; KPSP Abstract Indonesia is among 36 countries in the world that contribute 90 percent to the world's nutritional problems. From the results of basic health research (Riskesdas), the percentage of nutritional status of short (short and very short) toddlers in Indonesia in 2013 was 37.2%, compared to 2010 (35.6%) and 2007 (36.8%) not showed a significant decrease/improvement. Early detection of toddler growth and development is an effort to improve the quality of children and is one of the programs of the Indonesian Ministry of Health. The President of the Republic of Indonesia has launched a National Movement for Monitoring Child Growth and Development. In some cases, growth and development delays are discovered early on by cadres. For this reason, it is hoped that cadres can carry out early detection of growth and development in children, so that if a child is detected to be experiencing growth and development disorders, intervention can be carried out immediately and referred. Therefore, it is very important to make efforts to empower cadres in stimulation, early detection or screening, and early intervention in children's growth and development. Tools that can be used to detect early growth and development abnormalities that can be used by cadres include the Pre-Developmental Screening Questionnaire (KPSP), this questionnaire is very simple and easy for the community to do. Keywords: growth and development; new born; toddler; child development pre-screening questionnaire
Penyuluhan Kader Posyandu dan Deteksi Dini Stunting pada Balita dalam Upaya PencegahanStunting Di Desa Wonorejo Kecamatan Tlogowungu Kabupaten Pati Dwi Puji Astuti; Yeni Rusyani; Ratna; Luluk Dermawan
Kelompok Studi Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 4 No. 1 (2024): Edisi April 2024
Publisher : University of Karya Husada of Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34310/kespera.v3i2.41

Abstract

Abstrak Stunting adalah salah satu masalah gizi kronis yang mayoritas terjadi pada balita di Indonesia. Prevalensi stunting di Indonesia masih sangat tinggi yaitu mencapai 32,8% pada balita. Salah satu faktor yang menyebabkan terjadinya stunting antara lain kurangnya pengetahuan ibu tentang kesehatan dan gizi sebelum, saat hamil dan setelah melahirkan sehingga dapat menyebabkan  berkurangnya dalam pengasuhan anak. Salah satu Kecamatan Tlogowungu Kabupaten Pati yang cukup banyak masalah stunting adalah Desa Wonorejo. Pengabdian masyaraka ini menggunakan metode penyuluhan kader posyandu dan deteksi dini stunting melalui pengukuran berat badan dan tinggi badan pada balita. Hasil deteksi dini stunting pada balita didapatkan sebanyak 10 responden mengalami gizi kurang (83,3%) dan 2 responden normal (16,7%). Gizi kurang karena ada 2 faktor yaitu faktor internal antara lain usia, jenis kelamin dan jumlah asupan gizi balita sedangkan faktor eksternal seperti pola asuh orang tua, faktor ekonomi keluarga dan kondisi lingkungan tempat tinggal. Oleh karena itu sebagian besar kader belum sepenuhnya memahami pentingnya stunting sehingga pengukuran berat badan dan tinggi badan tidak rutin dilaksankan pada saat kegiatan posyandu. Kesimpulan: Kader posyandu harus mengukur berat badan dan tinggi badan secara rutin setiap bulan dan mencatat pengukurannya di KMS serta dari pihak puskesmas juga diharapkan rutin untuk memantau dan membina kader. Kata Kunci: balita, kader, stunting   Abstract Stunting is a chronic nutritional problem that mostly occurs in toddlers in Indonesia. The prevalence of stunting in Indonesia is still very high, reaching 32.8% among children under five. One of the factors that causes stunting includes the mother's lack of knowledge about health and nutrition before, during pregnancy and after giving birth, which can lead to reduced child care. One of the Tlogowungu sub-districts, Pati Regency which has quite a lot of stunting problems is Wonorejo Village. This community service uses the method of counseling posyandu cadres and early detection of stunting through measuring body weight and height in toddlers. The results of early detection of stunting in toddlers showed that 10 respondents were malnourished (83.3%) and 2 respondents were normal (16.7%). Malnutrition is caused by 2 factors, namely internal factors including age, gender and the amount of nutritional intake of toddlers, while external factors such as parenting patterns, family economic factors and living environmental conditions. Therefore, most cadres do not fully understand the importance of stunting, so weight and height measurements are not routinely carried out during posyandu activities. Conclusion: Posyandu cadres must measure their weight and height regularly every month and record their measurements in the KMS and the puskesmas is also expected to routinely monitor and develop cadres.   Keywords: toddlers, cadres, stunting

Page 1 of 2 | Total Record : 17