cover
Contact Name
Mirsa Umiyati
Contact Email
mirsa.umiyati2@gmail.com
Phone
+6281237083338
Journal Mail Official
mirsa.umiyati2@gmail.com
Editorial Address
Jl. Terompong No. 24, Sumerta Kelod, Kec. Denpasar Timur., Kota Denpasar
Location
Kota denpasar,
Bali
INDONESIA
RETORIKA: Jurnal Ilmu Bahasa
Published by Universitas Warmadewa
ISSN : 24069019     EISSN : 24430668     DOI : 10.22225
Core Subject : Education,
RETORIKA: Jurnal Ilmu Bahasa, 2406-9019 (Print ISSN), 2443-0668 (Electronic ISSN) is the Journal of Linguistics who published research articles and of theoretical articles in linguistic science which published by Linguistic Department, Postgraduated Program, Universitas Warmadewa. The journal is published twice a year every April and October published by Warmadewa Press. This journal encompasses original research articles, review articles, and short communications, including: Morphology Syntax Phonology Semantic Pragmatic Language Typology Discourse Analysis Translation Comparative Linguistics History Linguistic Anthropology Linguistic Ecology Applied Linguistic Language Learning
Articles 340 Documents
Morfologi Kultural Dan Nilai Budaya Dalam Gawe Beleq Di Bayan Lombok Utara Serta Relevansinya Terhadap Pembelajaran Muatan Suharmin Harmin
RETORIKA: Jurnal Ilmu Bahasa Vol. 2 No. 2 (2016): October 2016
Publisher : Magister of Linguistic, Postgraduated Program, Universitas Warmadewa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1000.616 KB) | DOI: 10.22225/jr.2.2.66.364-383

Abstract

Penelitian ini membahas tentang proses morfologis bahasa Sasak dialek Bayan dalam upacara Gawe Beleq dan Nilai-nilai yang terkandung dalam gawe beleq serta relevansinya terhadap pembelajaran muatan lokal di SMA, Lombok Utara. Adapun masalah dalam penelitian ini adalah (1) bagaimanakah bentuk-bentuk dan proses morfologis leksikon dalam upacara adat gawe beleq?  dan (2) nilai-nilai budaya apasajakah yang terdapat dalam upacara gawe beleq?. Penelitian ini bersifat deskriftif kualitatif yaitu mengungkapkan fenomena kebahsaan yang terjadi dalam upacara adat gawe beleq. Adapun pengumpulan data dalam penelitian ini dengan metode observasi, simak dan cakap. Metode analisis data dilakukan dengan mendeskripsikan secara langsung hasil temuan  dan menyimpulkan  berdasarkan data yang di peroleh. Bentok-bentuk leksikon yang terdapat dalam adat gawe beleq ini terjadi adanya perubahan dari bentuk dasar menjadi morfem atau kata yang terjadi perubahan makna setelah terjadinya proses morfologis. Adapun nilai-nilai yang terkandung dalam adat gawe beleq yaitu adanya nilai-nilai yang berhubungan dengan alam, hubungan manusaia dengan sesame manusia dan hubungan manusia dengan Tuhan.Kata Kunci : leksikon, morfologi, etnolinguistik dan gawe beleq
Category Of Complement And Semantic Role Of Single Argument In Balinese Syntactic Constructions I Nyoman Kardana; I Made Beni Wrihatnala; Made Sri Satyawati
RETORIKA: Jurnal Ilmu Bahasa Vol. 2 No. 2 (2016): October 2016
Publisher : Magister of Linguistic, Postgraduated Program, Universitas Warmadewa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (803.279 KB) | DOI: 10.22225/jr.2.2.67.384-393

Abstract

This study aims to analyze and describe the word category of complement and semantic roles of single argument found in syntactic constructions with complement in Balinese language. Data of this study was collected from Balinese speaking informants living in the city of Denpasar, Bali. The data was supported by those obtained from Balinese story books. The data was collected by observation method completed with recording and note taking techniques. The collected data was analyzed based on theory of semantic role proposed by Van Valin and LaPolla, 1997 and by I Saeed, 1997. The result shows that complement in Balinese can be filled in by noun, adjective, numeral, and verb. The verb predicate of constructions with complement are mostly intransitive verb with ma- but in few data of intransitive verb with N- are also found. Then, the semantic roles of single argument in constructions with complement are agent, experiencer, patient, and recipient. Key words: complement, semantic role, argument, intransitive, transitive.
Analysis On Cooperative Principle And Politeness Principle In Guest Complaining At X Hotel In Kuta-Bali Sayit Abdul Karim
RETORIKA: Jurnal Ilmu Bahasa Vol. 2 No. 2 (2016): October 2016
Publisher : Magister of Linguistic, Postgraduated Program, Universitas Warmadewa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (993.355 KB) | DOI: 10.22225/jr.2.2.68.394-408

Abstract

Language plays an important role in human life as a medium of communication. The communication between sender and receiver is the activity of conveying ideas, messages, attitude, and mood of both speakers and hearers. This paper attempts to analyze cooperative principle (CP) and politeness principle (PP) in guest complaining at x hotel in Kuta-Bali through a series of conversation at the front desk. The data were gathered from guest’s conversation record book from one of the hotels in Kuta-Bali. The conversations have been transcribed into a written text. The intended data were identified, classified, and then separately analyzed based on cooperative and politeness principle. A qualitative descriptive analysis was employed to analyze CP and PP in the guest complaining as in line with the theories which are proposed by Grice and Leech. The results of analysis show that the receptionist carefully observed both CP and PP, but the guest’s responses might not necessarily comply with those principles for some reasons.  Keywords: Cooperative principle, maxim, speech acts, politeness principle, pragmatics.
Matriks Fungsi Morfem Sesenggakan Bahasa Bali: Kajian Ekolinguistik Gede Wirianta; Mirsa Umiyati
RETORIKA: Jurnal Ilmu Bahasa Vol. 2 No. 2 (2016): October 2016
Publisher : Magister of Linguistic, Postgraduated Program, Universitas Warmadewa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1136.792 KB) | DOI: 10.22225/jr.2.2.69.409-426

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjelaskan (1) jenis morfem leksikon alam yang digunakan dalam sesenggakan, (2) dimensi praksis sosial dari sesenggakan yang mengandung leksikon biotik dan abiotik, dan (3) matriks fungsi morfem dari sesenggakan. Data penelitian ini diperoleh dari buku yang berjudul Basita Paribasa karangan W. Simpen AB. Data yang dikumpulkan adalah berupa sesenggakan yang mengandung leksikon biotik dan abiotik. Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan, terdapat tiga temuan dalam analisis ini yaitu (1) jenis morfem dari leksikon biotik dan abiotik meliputi root (akar) dan base (dasar) (2) dimensi praksis yang terdiri dari dimensi biologis  yang ditunjukkan oleh penggunaan leksikon alam seperti buka klesihe (seperti trenggiling) dalam sesenggakan. Dimensi ideologis dapat diketahui dari konsep orang jahat yang ditanamkan berdasarkan pengalaman individu. Dimensi sosiologis diketahui dari penggunaan buka klesih (seperti trenggiling) untuk mengibaratkan orang jahat. (3) matriks fungsi morfem mengacu pada hubungan teks terhadap dimensi-dimensi tertentu yang meliputi hubungan inter-tekstual yang menjelaskan pemaknaan sosial dan individu, ekstra-tekstual yang menjelaskan hubungan teks dengan konteksnya, dan intra-tekstual yang menjelaskan hubungan antar unsur-unsur tekstual yang terlibat. Kata Kunci: sesenggakan (ibarat), jenis morfem, dimensi praksis sosial, matriks fungsi morfem
PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBAHASA INDONESIA MELALUI METODE DRAMA PADA SISWA KELAS VIIC SMP DHARMA PRAJA juni ardianta
RETORIKA: Jurnal Ilmu Bahasa Vol. 3 No. 1 (2017): April 2017
Publisher : Magister of Linguistic, Postgraduated Program, Universitas Warmadewa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (655.191 KB) | DOI: 10.22225/jr.3.1.84.47-61

Abstract

Indonesian language skills are not only necessary in front of the class, upfront teacher or in front of friends. This capability is also used in all human activites daily, especially in conditions of formal. Student should be able to use the relevant Indonesian from early. Indonesian language skills VIIC grade students at the beginning of the assessment (Pretest) 86% is still below the minimum completeness criteria. Therefore in order grades VIIC can improve the ability to speak Indonesian the method used in this study is a drama that is formal. Of formal methods of drama students’ creativity in choosing diction and grammar with relevant Indonesian will increase. Improvement gained VIIC grade students in improving the relevant Indonesian language skills through drama methodes, namely by 93%. It shows that the method of formal drama is very effective in improving the relevant Indonesian language in class VIIC SMP Dharma Praja. Keywords: the ability to speak Indonesian and methods of drama
ANALISIS IKLAN RUMAH SPA DAN SALON KECANTIKAN DI KECAMATAN UBUD Adi Indra Brata
RETORIKA: Jurnal Ilmu Bahasa Vol. 3 No. 1 (2017): April 2017
Publisher : Magister of Linguistic, Postgraduated Program, Universitas Warmadewa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2637.594 KB) | DOI: 10.22225/jr.3.1.91.16-29

Abstract

Abstrak Judul penelitian ini adalah analisis iklan rumah spa dan salon kecantikan di kecamatan Ubud. Penelitian ini membahas tentang struktur wacana, unsur verbal dan unsur nonverbal yang terdapat pada iklan yang digunakan oleh rumah spa sebagai media promosi. Penelitian ini menggunakan teori wacana oleh Van Dijk (2009) dan teori semiotik oleh Pierce (2007). Sumber data pada penelitian ini adalah iklan yang dipajang dipinggir jalan yang berada di kecamatan Ubud. Dalam pengumpulan data, penulis menggunakan metode penelitian lapangan dengan menggunakan teknik dokumentasi dan pencatatan. Data yang telah terkumpul kemudian dianalisa menggunakan metode hermeutika dan teknik analisis data kualitatif berdasarkan ruang lingkup permasalahannya. Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan, terdapat tiga temuan dalam analisis ini yaitu, (1) Enam iklan rumah spa tersebut memiliki strukur makro yang lengkap, sedangkan pada tatanan superstrukur, ada beberapa iklan yang memiliki superstruktur iklan kurang lengkap, pada tatanan struktur mikro setiap iklan memiliki unsur semantik dan sintaksis, namun ada beberapa iklan yang memiliki unsur retoris seperti. (2) Enam iklan yang dianalisis pada penelitian ini memiliki makna verbal yang dianalisis melalui strukur makro dan mikro yang merupakan bagian struktur wacana pada iklan. (3) Enam iklan yang dianalisis pada penelitian ini memiliki makna nonverbal yang diungkapkan melalui tanda yang terdapat pada iklan tersebut berupa ikon, indeks dan simbol. Kata kunci: Wacana dan teks, iklan, semiotik, verbal, nonverbal
CAMPUR KODE DALAM LIRIK LAGU “KIS BAND” Dwi Setiadi
RETORIKA: Jurnal Ilmu Bahasa Vol. 3 No. 1 (2017): April 2017
Publisher : Magister of Linguistic, Postgraduated Program, Universitas Warmadewa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (960.737 KB) | DOI: 10.22225/jr.3.1.92.1-15

Abstract

ABSTRAK Penelitian ini membahas tentang penggunaan bahasa campur kode di dalam lirik lagu Kis Band. Tujuan penelitian ini adalah untuk 1) bagaimanakah bentuk-bentuk campur kode berdasarkan tata tingkat perangkat kebahasaan dan berdasarkan unsur bahasa serapan dalam lirik lagu dari Kis Band, 2) unsur-unsur apa saja yang dicampur dalam lirik lagu dari Kis Band, dan 3) faktor apa sajakah yang memengaruhi terjadinya campur kode pada lirik lagu dari Kis Band. Penelitian ini dilaksanakan dengan berlandaskan pada teori campur kode oleh Muysken (2000) dan Ju (2009). Desain penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data penelitian ini antara lain: teknik rekaman, wawancara, dan observasi. Data penelitian ini dianalisis dengan menggunakan metode agih. Penyajian hasil analisis data menggunakan metode formal dan informal. Hasil analisis data menunjukkan bahwa 1) jenis-jenis campur kode yang digunakan dalam lirik lagu Kis Band adalah insersi, alternasi, dan leksikalisasi kongruen; 2) unsur-unsur yang dicampur dalam lirik lagu Kis Band adalah kata seperti playboy, frasa seperti jadi pemenang, kata yang terintegrasi secara morfologis dengan prefiks bahasa Bali nge- seperti ngekiss dan klausa lari dari kenyataan, dan 3) faktor-faktor yang mempengaruhi campur kode yang terjadi di dalam lirik lagu Kis Band antara lain 1) persepsi tentang latar belakang bahasa bicara, 2) dominasi bahasa, 3) sikap bahasa, dan 4) motivasi psikolinguistik untuk mengisi kesenjangan leksikal, dan pencampuran dalam kata atau frasa yang sering diakses. Kata Kunci: campur kode, lirik lagu, faktor campur kode
STRUKTUR, FUNGSI SOSIAL, MAKNA ISTILAH DAN KONSEP SASTRA TATTWA PADA TEKS TUTUR ANGGASTYA PRANA Adi Subawa
RETORIKA: Jurnal Ilmu Bahasa Vol. 3 No. 1 (2017): April 2017
Publisher : Magister of Linguistic, Postgraduated Program, Universitas Warmadewa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (854.874 KB) | DOI: 10.22225/jr.3.1.93.30-46

Abstract

Abstrak Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan dua buah teori yaitu, (1) teori Analisis Wacana dan (2) teori Sosiologi Sastra, termasuk dengan melakukan sejumlah pendekatan seperti (1) pendekatan Filologis yang digunakan untuk mendeskripsikan naskah berupa lontar dan (2) pendekatan budaya, dimana pendekatan ini berfungsi dalam menunjang teori Sosiologi Sastra. Dalam proses pengumpulan data digunakan metode pustaka, yaitu metode pengumpulan data yang lebih banyak dilakukan di perpustakaan. Ketika melakukan analisis data, metode yang digunakan adalah metode hermeneutika atau sederhananya disebut penafsiran.Pada Bab IV dalam tesis ini menyajikan deskripsi naskah dan teks Tutur Anggastya Prana seperti (1) kategori lontar, (2) jumlah lembar, (3) jumlah halaman, dsb. Dengan pendekatan Filologis, naskah dan teks disempurnakan dengan menggabungkan sejumlah data yang serupa dari penyalin yang berbeda, dan juga dilakukan standarisasi teks. Kemudian pada Bab V, struktur teks berupa (1) struktur makro, (2) superstruktur, dan struktur mikro. Pada Bab VI menjelaskan fungsi sosial teks bagi masyarakat Bali seperti (1) profil penyalin naskah, (2) tradisi ritual keagamaan, (3) estetika religius, dan (4) kritik pranata sosial. Selanjutnya pada Bab VII disajikan makna istilah dan konsep-konsep sastra tattwa dari teks sebagai sebuah wacana. Kesimpulan dan saran terdapat pada Bab VIII yang merupakan intisari dari tesis ini. Penulis menyarankan agar para peneliti sastra selanjutnya dapat mengupas makna-makna karya sastra, sastra tradisional Bali khususnya secara lebih luas dan mendalam, agar ilmu pengetahuan masa lampau dapat dinikmati kembali oleh anak dan cucu. Kata kunci: Tutur Anggastya Prana, wacana, sastra, tattwa
TELAAH BUKU TEKS PEGANGAN GURU DAN SISWA PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS VII BERBASIS KURIKULUM 2013 sahrul sahrul asri
RETORIKA: Jurnal Ilmu Bahasa Vol. 3 No. 1 (2017): April 2017
Publisher : Magister of Linguistic, Postgraduated Program, Universitas Warmadewa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (861.741 KB) | DOI: 10.22225/jr.3.1.94.70-82

Abstract

ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kualitas buku teks pegangan guru dan pegangan siswa “Bahasa Indonesia: Wahana Pengetahuan” kelas VII. Salah satu aspek yang memiliki peranan penting dalam pembelajaran di sekolah adalah keberadaan buku teks pelajaran. Dalam hal ini, kualitas buku teks pelajaran yang dijadikan sumber pembelajaran turut menentukan hasil pencapaian tujuan pembelajaran. Pengabaian telaah buku teks berarti mengabaikan mutu pembelajaran juga. Telah banyak diberitakan pada media massa mengenai kasus buku teks yang mencoreng dunia pendidikan khususnya pada jenjang pendidikan dasar. Salah satu kebijakan pemerintah dalam implementasi kurikulum 2013 adalah penggunaan buku pegangan siswa dan dilengkapi oleh buku pegangan guru. Buku tersebut disusun dan didistribusikan oleh pemerintah pusat. Penyusunan buku teks tersebut diduga kurang maksimal akibat terburu-burunya penerapan kurikulum 2013. Pendekatan pada penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Data dalam penelitian ini adalah terkait kualitas, keterbacaan, dan keselarasan buku teks. Data bersumber dari buku teks pegangan guru dan siswa BIWP kelas VII. Teknik pengumpulan data melalui teknik wawancara dan dokumentasi. Sedangkan teknik penganalisisan data menggunakan teknik analisis isi melalui coding, klasifikasi, dan deskripsi. Berdasarkan telaah yang telah dilakukan, hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas buku teks pegangan guru dan buku teks pegangan siswa termasuk pada kategori cukup. Hal ini disebabkan karena terdapat beberapa komponen/subkomponen yang tidak memenuhi standar sebagaimana yang telah ditetapkan oleh BSNP. Kata kunci: telaah, buku teks guru, buku teks siswa, kurikulum 2013
EKOLOGI PENAMAAN KELURAHAN DI KOTA MATARAM imam subayil
RETORIKA: Jurnal Ilmu Bahasa Vol. 3 No. 1 (2017): April 2017
Publisher : Magister of Linguistic, Postgraduated Program, Universitas Warmadewa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (833.923 KB) | DOI: 10.22225/jr.3.1.95.83-92

Abstract

Abstrak Masalah utama yang dikaji pada penelitian ini adalah mengidentifikasi bentuk dan makna penamaan kelurahan di Kota Mataram. Pendekatan deskriptif merupakan pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini. Pendekatan deskriptif digunakan untuk membuat deskripsi atau gambaran, lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai data, sifat-sifat serta hubungan fenomena-fenomena yang diteliti. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Metode ini digunakan ketika menghimpun dan menganalisa data tentang nama kelurahan di kota Mataram yang penamaannya berdasarkan ekologi. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode observasi, simak, cakap, wawancara, dan rekam. Teknik analisis data dilakukan dengan mengumpulkan nama-nama kelurahan di Kota Mataram yang penamaannya berdasarkan ekologi dan menganalisis bentuk dan makna penamaannya. Berdasarkan pengamatan dan analisis data mengenai lingkungan biotic dan abbiotik ditemukan bahwa masyarakat Mataram menamai entitas atau objek yang berupa tempat/institusi yakni kelurahan yang ada di sekeliling mereka berdasarkan hal-hal berikut, yakni (1) Penamaan Berdasarkan Persamaan Sifat/Tingkah Laku, (2) Penamaan Berdasarkan Tempat/lahan tumbuh, (3) Penamaan Berdasarkan Kondisi, (4) Penamaan Berdasarkan Jumlah, (5) Penamaan berdasarkan Penemu/Pemilik Pertama, (6) Penamaan Berdasarkan Proses, (7) Penamaan Berdasarkan Bentuk, (8) Penamaan Berdasarkan Jumlah, (9) Penamaan Berdasarkan Ciri Fisik, (10) Penamaan Berdasarkan Manfaat/Fungsi, (11) Penamaan Berdasarkan Sifat, dan (12) Penamaan berdasarkan Arah. Kata kunci : Penamaan, Ekolinguistik, Bentuk, dan Makna

Page 6 of 34 | Total Record : 340