cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
Jurnal Geodesi Undip
Published by Universitas Diponegoro
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Science,
Jurnal Geodesi Undip adalah media publikasi, komunikasi dan pengembangan hasil karya ilmiah lulusan Program S1 Teknik Geodesi Fakultas Teknik Universitas Diponegoro.
Arjuna Subject : -
Articles 839 Documents
ANALISI KESESUAIAN PERUBAHAN PENGGUNAAN TANAH TERHADAP RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) DI KOTA SALATIGA TAHUN 2003,2008, DAN 2013 Bekti Noviana; Sawitri Suprayogi; Bandi - Sasmito
Jurnal Geodesi UNDIP Volume 4, Nomor 4, Tahun 2015
Publisher : Departement Teknik Geodesi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1106.363 KB)

Abstract

ABSTRAK Penggunaan tanah di Indonesia saat ini terus mengalami perubahan. Pertumbuhan penggunaan tanah di setiap wilayah melalui pemerintah daerah telah memiliki kebijakan rencana tata ruang untuk mengatur wilayah masing-masing. Rencana tata ruang daerah tersebut mengatur penggunaan tanah di setiap daerahnya, rencana tersebut di harapkan dapat mengendalikan penggunaan tanah di suatu daerah agar tetap seimbang penggunaan tanahnya.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana penggunaan tanah di wilayah Kota Salatiga dalam kurun waktu 10 tahun yaitu pada tahun 2003, 2008 dan 2013. Melalui analisis dilakukan untuk mengetahui seberapa besar arah perubahan penggunaan tanah, ketersediaan tanah untuk pengembangan, dan kesesuaian penggunaan tanah terhadap RTRW (rencana tata ruang wilayah).Berdasarkan analisis yang telah di lakukan di dapatkan hasil bahwa, penggunaan tanah di kota salatiga yang terbesar pada kategori tanah pertanian sebesar 57,31% dengan penggunaan tanah terbesar yaitu tanah pekarangan. Untuk penggunaan tanah non pertanian sebesar 42,69% dengan penggunaan tanah tertinggi yaitu pemukiman. Kesesuaian penggunaan tanah di Kota Salatiga terhadap RTRW hanya sebesar 60% sisanya merupakan arahan pengembangan dan penggunaan tanah yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang wilayah.Kata Kunci : Kesesuaian , Penggunaan Tanah,  Rencana Tata Ruang Wilayah Landuse  in indonesia continues to changing rapidly. Growth of the landuse in each region through local government has had a policy of spatial planning to regulate their respective areas. Regional spatial plans that regulate landuse in each region is expected to control the landuse in the area to stay balanced.This study aims to determine the condition of land use in Salatiga in the past 10 years, since 2003 -2013 using 2003, 2008 and 2013 land use analysis. The analysis was conducted to determine how big the direction of land use change, availability of land for development, landuse suitability of spatial plans.Based on the analysis that has been done in the results that landuse in salatiga still contained in the category of agricultural land amounted to 57.31% with the use of a ground as a larger landuse, and non-agricultural landuse amounted 42.69% with the use of a residential as the highest landuse. The direction of landuse change is agricultural land into non-agricultural by landing the biggest changes as industrial and residential. Suitability of landuse in Salatiga on RTRW (spatial plan) only 60% remaining the direction of the development and landuse isn't in accordance with the spatial plan. Keywords : Landuse, Spatial Planning, suitability of landuse *) Penulis, Penanggung Jawab
ANALISIS PENGARUH PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN AKIBAT PERPINDAHAN FASILITAS PUBLIK TERHADAP ZONA NILAI TANAH DI KECAMATAN BOYOLALI KABUPATEN BOYOLALI Putri, Erni Dwi Hapsari; Sudarsono, Bambang; Bashit, Nurhadi
Jurnal Geodesi Undip Vol 8, No 1 (2019)
Publisher : Jurusan Teknik Geodesi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1093.731 KB)

Abstract

Kabupaten Boyolali memiliki terminal sebagai fasilitas publik yang berada di Desa Siswodipuran. Namun, pada tahun 2017 sesuai dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Boyolali, fasilitas publik yang semula di Desa Siswodipuran dipindahkan ke Desa Penggung. Selain itu, Kecamatan Boyolali dilewati pembangunan jalan tol Semarang-Solo yang dilakukan oleh PT Jasa Marga (Persero). Seiring dengan bertambahnya waktu, Kecamatan Boyolali mengalami peningkatan jumlah penduduk. Hal tersebut mempengaruh peningkatnya aktifitas masyarakat sehingga mengakibatkan terjadinya perubahan penggunaan lahan berupa pemukiman dan perubahan harga/nilai tanah. Metode pada  penelitian ini  menggunakan metode tumpang susun (overlay) yang merupakan salah satu analisis dari SIG. Tahapan selanjutnya itu dilakukan analisis perubahan penggunaan lahan terhadap zona nilai tanah yang dikaitkan dengan pengaruh perpindahan terminal dan pembangunan jalan tol Semarang-Solo di Kecamatan Boyolali. Hasil penelitian ini menunjukkan terjadi perubahan penggunaan lahan pada tahun 2013 – 2018. Kenaikan penggunaan lahan tertinggi terdapat pada permukiman sebesar 1%, dan kenaikan terendah terdapat pada industri sebesar 0,37%. Penurunan penggunaan lahan tertinggi terdapat pada sawah sebesar 1,28% dan terendah pada kebun  sebesar 0,29%. Perubahan zona nilai tanah terdapat kenaikan pada zona 3 di Desa Penggung, terjadi kenaikan 1.183,08%. Faktor yang mempengaruhi kenaikan adalah dekat dengan fasilitas publik yaitu pembangunan terminal baru dan pasar Penggung, selain itu dekat dengan jalan nasional, pada zona 3 perubahan penggunaan lahan dari kebun menjadi pemukiman dan kebun menjadi terminal baru. Pembuatan jalan tol melewati zona 12, 13, 19, 30, 33, 36, 39, dan 40 pada peta ZNT 2018, yang mengalami kenaikan perubahan kenaikan terbesar pada zona 38 pada tahun 2013 berubah menjadi zona 39 pada tahun 2018, naik sekitar 994,87%. Faktor yang mempengaruhi kenaikan karena merupakan permukiman padat penduduk, dekat dengan jalan utama, dan adanya pembangunan jalan tol, selain itu terjadi perubahaan penggunaan lahan dari permukiman menjadi jalan tol. Zona lainnya mengalami kenaikan tetapi tidak begitu besar karena daerah exit tol. Kenaikan nilai NIR per m2 terendah terjadi pada zona 14 sebesar 24% dan mengalami perubahan penggunaan lahan kebun menjadi industri.
PEMBUATAN APLIKASI SEBARAN LOKASI KOS BERBASIS WEBGIS MENGGUNAKAN GOOGLE MAP API (Studi Kasus: Area Kampus Universitas Diponegoro) Alfien Rahmenda; Moehammad Awaluddin; Arief Laila Nugraha
Jurnal Geodesi UNDIP Volume 6, Nomor 1, Tahun 2017
Publisher : Departement Teknik Geodesi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (830.929 KB)

Abstract

ABSTRAK Tempat Kos merupakan sarana tempat tinggal yang sangat penting bagi  mahasiswa pendatang atau perantau yang berasal dari lain kota, provinsi maupun negara. Tempat kos selama ini di cari oleh mahasiswa dengan cara manual yaitu bertanya kepada beberapa orang di sekitar. Di area kampus Universitas Diponegoro Semarang data mengenai tempat indekost belum tersimpan dengan baik, kalau pun ada itu masih belum terkini serta belum berbentuk pelayanan umum, dengan memanfaatkan sistem informasi geografis berbasis web atau yang biasa disebut WebGIS ini mahasiswa dapat mengetahui informasi mengenai kos.Untuk mengetahui informasi mengenai tempat kos di sekitar kampus Universitas Diponegoro, diperlukan  data spasial berupa koordinat lokasi tempat kos serta data non spasial yang berisi informasi mengenai tempat kos seperti nama kos, alamat, jumlah kamar, serta fasilitas-fasilitas yang di sediakan oleh pemilik tempat kos, kemudian dalam pembuatannya website ini  menggunakan struktur website HTML, bahasa pemrograman (Javascript, dan PHP), MySQL sebagai pembuat database, serta menggunakan peta dasar Google Map.             Hasil dari penelitian ini adalah sebuah aplikasi WebGIS  yang berisi data informasi tempat kos serta website dengan alamat tembalangkost.com yang berisi fitur-fitur berupa daftar kos beserta informasinya, fitur pencarian kos, fitur peta kos dan jalur navigasi menuju tempat kos dan fitur download peta persebaran kos yang telah di integrasi dengan Google Map API sehingga dapat dilihat oleh semua orang. Setelah dilakukan pengujian usability pada web tersebut, didapatkan hasil untuk komponen efektivitas sebesar 3,25, komponen kemudahan pengguna sebesar 3,415, dan komponen kepuasan pengguna 3,386 dari rentang skala 1-5 sehingga mendapatkan kriteria “cukup baik” Kata Kunci : Webgis, Tempat Kos, Universitas Diponegoro. ABSTRACTAeria of t   Boarding house is a place to stay which is very important for student who come from outside cities, provinces,or countries. So far, students looked for boarding house using manual method by asking some people around. At Universitas Diponegoro campus area, data about boarding house location still not yet stored properly, even if the data is present, the data is not updated properly and also not available for public, using the web-based geographic information system commonly stated as WebGIS, students can get information about boarding houses.                    To find information about a boarding houses around Universitas Diponegoro campus area, spatial data such as boarding house location coordinates, and non-spatial data that contains information about a boarding house such as boarding house name, address, number of rooms, and facilities that are provided by the owner of a boarding house, then in the making of this website, using HTML website structure, programming languages (Javascript, and PHP), MySQL as the database maker, as well as using the base map of Google map.                    Results from this study is a WebGIS application that contains the data information as well as a boarding house with the address tembalangkost.com website that contains features such as rooming list and their information, the search feature kos, kos map features and navigation path towards boarding and download features spread map kos which has been in integration with Google Map API so it can be seen by everyone. After testing the usability on the web, the result for the effectiveness of the components of 3,25, a component of the user ease of 3,415 and 3,386 user satisfaction component of the scale range 1-5 so to get the criteria of "good enough" Keywords :  WebGIS, Boarding Houses, Diponegoro University
ANALISIS PENGUKURAN BATIMETRI DAN PASANG SURUT UNTUK MENENTUKAN KEDALAMAN KOLAM PELABUHAN ( Studi Kasus: Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya) Yose Rinaldy N; Arief Laila Nugraha; Sawitri Subiyanto
Jurnal Geodesi UNDIP Volume 3, Nomor 4, Tahun 2014
Publisher : Departement Teknik Geodesi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1041.865 KB)

Abstract

ABSTRAKPelabuhan Tanjung Perak merupakan salah satu pelabuhan pintu gerbang di Indonesia, yang menjadi pusat distributor barang ke kawasan timur Indonesia, khususnya untuk provinsi Jawa Timur. Perkembangan lalu lintas perdagangan dan bertambahnya arus transportasi maka dilakukan usaha pengembangan fasilitas-fasilitas khususnya yang berkaitan dengan keselamatan navigasi kapal. Dalam hal ini dilakukan analisis pengukuran batimetri dan pengamatan pasang surut di perairan pelabuhan Tanjung Perak untuk menentukan kedalaman kolam pelabuhan secara berkala.            Data pasang surut selama 29 piantan dianalisis dengan metode admiralty dan pengukuran kedalaman kolam pelabuhan ditentukan berdasarkan draft (sarat kapal) kapal maksimum yang direncanakan. Kedua data tersebut akan dikombinasikan terhadadap ruang kebebasan bruto sebesar 7% dari draft maksimum, dikarenakan pelabuhan Tanjung Perak didesain terlindung dari gelombang. Dengan memperhitungkan gerak osilasi kapal karena pengaruh alam seperti gelombang, angin, dan pasang surut; kedalaman kolam pelabuhan adalah 1,1 kali draft kapal pada muatan penuh di bawah elevasi muka air rencana.            Dasar perairan dari tiap kolam pelabuhan Tanjung Perak, rata-rata bermorfologi flat to almost flat (rata/hampir rata) dengan nilai kelerengan berkisar 1,278-1,547 % serta memiliki kedalaman 2,980-20,06 m. Sedangkan tipe pasang surut perairan pelabuhan Tanjung Perak adalah pasang surut harian tunggal (diurnal tide); dengan nilai datum yang didapat sebagai berikut: MSL 1,68 m, LLWL -0,22 m, HHWL 3,58 m, dan Z0 1,33 m dengan selisih muka air laut tertinggi dan terendah sebesar 2,46 m.   Perairan kolam pelabuhan dibagi atas 5 bagian sesuai dengan desain kolam pelabuhan yang dibangun condong terlindung terhadap gelombang. Tiap kedalaman kolam pelabuhan I, II, III, IV, dan V yang dibutuhkan dengan acuan bobot kapal maksimum secara berturut-turut adalah sebesar  7,5589 m; 6,5638-7,5589 m; 9,5063 m; 8,0511 m; dan 6,5638-8,5326 m. Dimana data karakteristik kapal telah ditentukan dari pihak PT. PELINDO yang diizinkan beroperasi di tiap kolam pelabuhan. Kemudian berdasarkan data batimetri yang telah dikoreksi pasang surut, kolam pelabuhan I yang berada di bawah 7,5 m; harus dilakukan pengerukan. Untuk kolam pelabuhan II yang berada di bawah  6,5 m; harus dilakukan pengerukan. Pada data kedalaman kolam pelabuhan III yang berada di bawah 9,5 m harus dilakukan pengerukan. Pada data kedalaman kolam pelabuhan III yang berada di bawah 8 m harus dilakukan pengerukan. Pada data kedalaman kolam pelabuhan yang berada di bawah 6,5 m harus dilakukan pengerukan.Kata Kunci:   batimetri, pasang surut, admiralty, kolam pelabuhan, datum, draft  ABSTRAKPort of Tanjung Perak port is one of the gates in Indonesia, which became the center of the distributor of goods to eastern Indonesia, especially to the province of East Java. The development of trade and increasing traffic flow then made efforts to develop transportation facilities, especially with regard to the safety of navigation of the ship. In this case analysis bathymetry measurements and observations in the tidal waters of the port of Tanjung Perak port to determine the depth of the pool on a regular basis.            Tidal data for 29 piantan analyzed by methods admiralty and port pool depth measurement is determined based on the draft (laden ship) ships planned maximum. These data will be combined gross weight to freedom space for 7% of maximum draft, as the port of Tanjung Perak designed sheltered from the waves. Consider the oscillatory motion with the ship because environmental influences such as waves, wind, and tides; port pool depth is 1.1 times the full load draft of the ship below the water table elevation plans.            Bottom waters of each pool Tanjung Perak harbor, have morphologies average flat to almost flat (flat / nearly flat) with values ranging from 1.278 to 1.547% slope and has a depth of 2.980 to 20.06 m. While the type of tidal waters of Tanjung Perak port is a single daily tidal (diurnal tide); with the datum value obtained as follows: 1.68 m MSL, LLWL -0.22 m, 3.58 m HHWL, and Z0 by a margin of 1.33 m lau face highs and lows of 2.46 m.            Water pools on 5 shared port with the appropriate port built design an insulated tilt against the waves. Each port pool depth I, II, III, IV, and V are required in a row is at 7.5589 m; 6.5638 to 7.5589 m; 9.5063 m; 8.0511 m; and from 6.5638 to 8.5326 m with a maximum boat weight mold was determined from the PT. PELINDO to operate in every port pool.Then based on bathymetric data has been corrected tidal for port pool I that is between 3.830 to 7.5 m; should be dredging. For the port pool II bathymetric data between 2.220 to 6.5 m; should be dredging. For the port pool III between 1.260 to 9.5 m should be dredging. In depth data for port pool IV be between 1.26 to 8 m should be dredging. The last for port pool V between 3.78 to 6.5 m should be dredging.Keywords: bathymetry, tidal, admiralty method, port pool, georeference, draft
ANALISIS REGRESI LINIER TERHADAP POLA HISTOGRAM SPEKTRAL ALGORITMA NDVI, EVI DAN LSWI UNTUK MENGESTIMASI TINGKAT PRODUKTIVITAS PADI (Studi Kasus : Kabupaten Demak, Jawa Tengah) Kurnia Wisnu Aziz; Yudo Prasetyo; Abdi Sukmono
Jurnal Geodesi UNDIP Volume 7, Nomor 1, Tahun 2018
Publisher : Departement Teknik Geodesi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (701.455 KB)

Abstract

ABSTRAKBeras merupakan salah satu bahan makanan pokok bagi sebagian besar masyarakat Indonesia. Jumlah penduduk yang terus bertambah membuat permintaan beras semakin meningkat. Namun luas sawah semakin menurun. Pemerintah Indonesia ingin mewujudkan swasembada beras pada tahun 2017. Beberapa program ketahanan pangan dilaksanakan untuk mencapainya. Salah satunya adalah memprediksi atau memperkirakan produksi dan konsumsi beras. Kabupaten Demak merupakan salah satu kabupaten yang menjadi penyangga pangan nasional. Hal tersebut terbukti dengan capaian pada tahun 2015, produksi padi yang mencapai 653.547 ton gabah kering giling (GKG).Teknologi penginderaan jauh dapat dimanfaatkan untuk memperoleh kecepatan dan ketepatan informasi dalam bidang pertanian. Dalam hal ini penginderaan jauh berperan dengan memanfaatkan citra satelit Landsat 8 multitemporal untuk mengestimasi produktivitas padi dengan algoritma NDVI (Normalized Difference Vegetation Index), EVI (Enhanced Vegetation Index) dan LSWI (Land Surface Water Index). Metode pemodelan estimasi produktivitas padi dalam penelitian ini akan dibangun berdasarkan analisis regresi linier berganda antara produktivitas padi dan indeks vegetasi.Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa algoritma NDVI dan LSWI merupakan kombinasi regresi linier berganda terbaik dalam estimasi tingkat produktivitas padi yang menghasilkan koefisien determinasi sebesar 0,639. Validasi persamaan model regresi terhadap data Dinas Pertanian Kabupaten Demak memiliki selisih sebesar 45,742 Kw/Ha dengan tingkat RMSE 8,394 Kw/Ha. Model yang terbentuk dapat berlaku pada subround kedua yaitu masa panen bulan Mei hingga Agustus.Kata Kunci : EVI, LSWI, NDVI, Produktivitas Padi ABSTRACTRice is one of the main foods for most Indonesians. The increasing population makes rice demand more and more. But the area of rice field decreased. The Indonesian government wants to realize rice self-sufficiency by 2017. Several food security programs are implemented to achieve it. One of them is predicting or estimating rice production and consumption. Demak Regency is one of the districts that become the national food support. This is prove with the achievements in 2015, rice production was reach 653,547 tons of dry milled grain (GKG).Remote sensing technology can be utilized to obtain the speed and accuracy of information in agriculture. In this case remote sensing acts by utilizing multilayered Landsat 8 satellite images to estimate the productivity of rice with NDVI algorithms (Normalized Difference Vegetation Index), EVI (Enhanced Vegetation Index) and LSWI (Land Surface Water Index) .The method of estimating rice productivity in this study will based on multiple linear regression analysis between rice productivity and vegetation index.The results of this research indicate that NDVI and LSWI algorithm is the best combination of linear regression in estimation of rice productivity level which produce coefficient of determination equal to 0.639. Validation of regression model equation to Demak District Agriculture Department data has difference 45,742 Kw / Ha with RMSE 8,394 Kw / Ha. The model can be applied in the second subround that is the harvest of May to August.Keywords: EVI, LSWI, NDVI, Rice Productivity
ANALISIS PENGARUH PERKEMBANGAN INDUSTRI BATIK TERHADAP NILAI TANAH DI KECAMATAN TIRTO KABUPATEN PEKALONGAN Muhammad Fitrianto; Sawitri Subiyanto; Andri Suprayogi
Jurnal Geodesi UNDIP Volume 5, Nomor 1, Tahun 2016
Publisher : Departement Teknik Geodesi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1135.817 KB)

Abstract

ABSTRAKPekalongan sudah lama kita kenal dengan istilah world city of batik atau kota batik. Permintaan batik di Pekalongan yang saat ini sangat besar sehingga menimbulkan banyaknya usaha batik yang bermunculan. Dan oleh sebab itu di Pekalongan khususnya di kabupaten Pekalongan industri batik mempunyai potensi yang besar untuk  berkembang nantinya. Dengan adanya perkembangan industri batik tersebut di Kabupaten Pekalongan khususnya di Kecamatan Tirto sendiri mengakibatkan perubahan nilai tanahakibat adanya aktifitas industri batik tersebut.                Penelitian ini awalnya dilakukan pembuatan peta zona nilai tanah Kecamatan Tirto dengan menggunakansoftware Aplikasi Pengolahan Data ArcGis 10.2 untuk pembuatanpeta ZNT berdasarkan Harga Pasar Tahun 2009 dan 2014 dan pembuatanpeta ZNT berdasarkan NJOP Tahun 2009 dan Tahun 2014  . Langkah selanjutnya untuk pembuatan peta perubahan harga tanah menggunakan software ArcGis 10.2dan untuk nilai dari variabel-variabel dimasukkan pada software SPSS untuk mendapatkan hasil yang selanjutnya dilakukan analisis.Hasil penelitian menunjukkan total luas perubahan penggunaan lahan di Kecamatan Tirto dalam kurun waktu tahun 2009 ke tahun 2014 adalah 136,579 ha. Perubahan penggunaan lahan terbesar terjadi pada penggunaan lahan tegalan menjadi perumahan dengan luas sebesar 115,415 ha.Berdasarkan hasil korelasi Kendall's tau, ada hubungan yang signifikan antara perubahan nilai tanah dengan perkembangan industri batik dan begitu pula berdasarkan hasil korelasi Spearman's Rho terdapat juga hubungannya yang signifikan artinya semakin tinggi omset dari industri batik maka nilai tanah akan memiliki nilai yang tinggi pula dan melalui uji regresi linear, pengaruh adanya perkembangan industri batik terbukti memengaruhi perubahan nilai tanah di Kecamatan Tirto. Besarnya konstribusi pengaruh perkembangan industri batik terhadap perubahan nilai tanah sebesar 58,5%; R2 =0,585; β=0,001;p<0,01.Kata Kunci : Kecamatan Tirto, industri batik, perubahan nilai tanah ABSTRACTPekalongan was long known to us as the world city of batik or batik city. Request of batik in Pekalongan that is currently so great that raises a large number of batik business are popping up. And therefore in particular in Pekalongan batik of Pekalongan Regency has a great potensial in Pekalongan Regency, especially inits own momentarily TirtoLand values due to the batik industry activities.This research was originally done making zone map the value soil Sub Tirto using ArcGis Data Processing software application for the creation of a map of ZNT 10.2 based on market price in 2009 and 2014 and the making ofa map based on NJOP ZNT in 2009 and 2014. The next step for the creation on land price changes using the map softwareArcGis 10.2 and for the values of the variables included in the SPSS software to get results that are subsequently carried out the analysis.The result showed the total area land use change in district irto within years 2009 to 2014 is 136,579 ha. Based on the result of the correlation of Kendall’s know. Thre is a significant relationship between changes in land values with the development of batik industry and sois based on the correlation result Spearman’s Rho  there is also a significant relationhipmeans the higher turnover of batik industry the value soil will have a higher value and through linear regression test, influenceof the existence of the batik industry proven development influenced the change in the value of land in district Tirto. The magnitude of the contribution of  industrial development to the influence of batik to changes the value soil amounted to 58,5%; R2 =0,585; β=0,001;p<0,01.Keywords :Tirto District, batik industry, changes in the value of land *) Penulis, Penanggungjawab
PEMBUATAN PETA POTENSI LAHAN MENGGUNAKAN METODE FUZZY ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS ( STUDI KASUS : KECAMATAN TUGU DAN KECAMATAN NGALIYAN KOTA SEMARANG) Ary Nurhidayati Sugianto; Andri Suprayogi; Moehammad Awwaluddin
Jurnal Geodesi UNDIP Volume 8, Nomor 4, Tahun 2019
Publisher : Departement Teknik Geodesi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1205.682 KB)

Abstract

ABSTRAKKota Semarang merupakan kota metropolitan terbesar ke-5 se-Indonesia. Perkembangan wilayah yang semakin pesat, menyebabkan terjadinya alih fungsi lahan. Alih fungsi lahan menyebabkan pembangunan yang tidak sesuai peruntukan lahannya dan menimbulkan kerawanan terhadap bencana. Pembangunan harus mengacu kepada Perda RTRW agar lebih fokus dan terarah. Selain itu, pembangunan juga harus memperhatikan kondisi fisik lahan. Pembuatan peta potensi lahan perlu dilakukan, agar dapat digunakan sebagai acuan pembangunan dimasa yang akan datang. Penelitian ini menggunakan metode penilaian, pembobotan, dan tumpang tindih (overlay). Pembobotan pada setiap parameter menggunakan metode Fuzzy Analytical Hierarchy Process dan pengolahan di ArcGIS menggunakan metode Weighted Overlay. Evaluasi kesesuaian potensi lahan dengan RTRW dan lahan existing menggunakan metode intersect.  Hasil persentase untuk potensi ketiga peruntukan (permukiman, pertanian, dan industri) adalah 89,54% dan mendominasi wilayah penelitian. Hasil perbandingan evaluasi antara lahan existing dan rencana 2011-2031 pada permukiman adalah luas kelas Sangat Sesuai (S1) meningkat cukup banyak, yaitu 262,734 Ha pada permukiman existing menjadi 279,664 Ha pada permukiman rencana. Pada pertanian adalah luas kelas Sesuai (S2) menurun sangat drastis, yaitu 2185,672 Ha pada pertanian existing menjadi 575,859  Ha pada pertanian rencana. Pada industri adalah luas kelas Sangat Sesuai (S1) menurun cukup drastis, yaitu 205,794 Ha pada industri existing menjadi 159,15  Ha pada industri rencana. Kata Kunci : Fuzzy AHP, Kondisi Fisik Lahan, Potensi Lahan, Weighted Overlay.        ABSTRACTSemarang is the 5th largest metropolis of Indonesia. The rapid development of the region, causing land-function over. Rather than land function causes development that is not suitable for the grounds and raises the insecurity of disasters. Development should refer to Perda RTRW to be more focused and directed. In addition, development should also pay attention to the physical condition of land. The creation of potential land map needs to be done, so it can be used as a reference for future development. The research uses a method of skoring, weighted, and overlay. The Weighted parameters of each parameter are using the Fuzzy Analytical Hierarchy Process method and the processing in ArcGIS using an overlay method. Evaluate potential land suitability with RTRW and existing land using the Intersect method.  The percentage result for the third potential allocation (settlements, farms, and industries) is 89,54% and dominates the research area. The results of the comparison of the evaluation between the existing land and 2011-2031 plan in the settlement is the size of the class very suitable (S1) increased quite a lot, namely 262,734 Ha in the existing settlement to 279,664 Ha on the settlement of the plan. On the farm is an area of appropriate class (S2) decreased very drastically, namely 2185,672 Ha on existing farms to 575,859 Ha on agricultural plans. In the industry is an area of very suitable class (S1) decreased quite drastically, namely 205,794 Ha in the existing industry to 159,15 Ha on the plan industry. Keywords: Fuzzy AHP, land physical condition, potential land, Weighted Overlay.
PERANCANGAN INFRASTRUKTUR DATA SPASIAL DAERAH (IDSD) DENGAN MENGGUNAKAN MICROSOFT ACCSESS DAN MICROSOFT VISUAL BASIC (STUDI KASUS : KOTA MAKASSAR) Arlina .; Andri Suprayogi; Sutomo Kahar
Jurnal Geodesi UNDIP Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012
Publisher : Departement Teknik Geodesi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (933.898 KB)

Abstract

Sistem Informasi Geografis (SIG) di Makassar sudah dimulai sejak beberapa tahun yang lalu. Tetapi dalam pelaksanaannya terdapat banyak hambatan karena Infrastruktur SIG-nya belum disiapkan (data, standar teknis, jaring kerja organisasi, sumber daya manusia). Hal ini dikarenakan minimnya informasi tentang data spasial ditiap wilayah. Untuk itu diperlukan model yang baku atau standar dalam penyimpanan maupun pengelolaan  data spasial, sehingga  para  pengguna tidak perlu melakukan proses konversi yang cukup rumit sebelum menggunakan data spasial tersebut. Tujuan dari pembuatan infrastruktur data spasial daerah adalah dapat membantu menyelesaikan permasalahan diatas sehingga memungkinkan berbagai macam pengguna di tiap wilayah mengakses dan memperoleh data secara efisien dan efektif sesuai dengan standarisasi IDSN yang telah ditetapkan. Untuk itu dihasilkan suatu program infrastruktur data spasial daaerah yang memanfaatkan program microsoft accsess dan microsoft visual basic 6.0 yang dilakukan dengan menggunakan kontrol data peta dan pendekatan pemrograman. Dengan pendekatan ini, maka dapat diintegrasikan data dan metadata peta sehingga dapat dilakukan proses pencarian (penelusuran) data peta, manipulasi data (seperti: menambah, mengubah, mengurutkan (sorting) data, dan menghapus data peta) serta penyajian hasil akhir  baik dalam bentuk softcopy maupun hardcopy.   Kata Kunci : Infrastruktur Data Spasial Daerah (IDSD), Peta, MICROSOFT ACCESS, MICROSOFT VISUAL BASIC
DESAIN APLIKASI PETA DESA KATONSARI, KECAMATAN DEMAK, KABUPATEN DEMAK BERBASIS WEBGIS Muhammad Bagus Salim; Arief Laila Nugraha; Moehammad Awaluddin
Jurnal Geodesi UNDIP Volume 7, Nomor 2, Tahun 2018
Publisher : Departement Teknik Geodesi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1136.012 KB)

Abstract

ABSTRAKDesa dipandang sebagai titik awal pemberdayaan potensi daerah, penyelesaian masalah dalam masyarakat, dan komunitas terkecil yang harus diperhatikan kesejahteraannya. Pemetaan desa merupakan implementasi Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2011 tentang Informasi Geospasial dan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang desa. Namun pada kenyataannya, masih banyak desa di Indonesia yang belum memiliki peta desa dan/atau belum memiliki peta desa yang layak dan sesuai dengan Peraturan Kepala Badan Informasi Geospasial (PERKA BIG) Nomor 3 Tahun 2016 tentang spesifikasi teknis penyajian peta desa, seperti halnya Desa Katonsari di Kecamatan Demak, Kabupaten Demak yang belum memiliki peta desa yang sesuai dengan PERKA BIG Nomor 3 Tahun 2016. Data yang dibutuhkan untuk membuat peta Desa Katonsari ini adalah data citra satelit dan data survei lapangan. Peta Desa Katonsari dibuat dengan mendigit citra satelit melalui aplikasi ArcGIS, lalu menambahkan data survei lapangan yang kemudian dikonversi menjadi data spasial. Geodatabase yang didapatkan dari digitasi ini kemudian dilakukan topologi untuk mengeliminasi kesalahan pada fitur-fiturnya. Geodatabase yang sudah ditopologi kemudian diunggah ke ArcGIS Online sebagai hosted feature layer agar data peta Desa Katonsari tersebut dapat diakses secara online. Pada ArcGIS Online dibuat Web Map yang tampilan simbologinya disesuaikan dengan PERKA BIG Nomor 3 Tahun 2016. Web Map tersebut merupakan peta yang akan ditampilkan pada Web Mapping Application yang dibuat menggunakan Web App Builder pada ArcGIS Online. Web Mapping Application yang diberikan nama Peta Desa Katonsari kemudian disematkan pada website Desa Katonsari yang dibuat menggunakan platform pengembangan web berbasis cloud yaitu www.wix.com. Hasil dari penelitian ini adalah sebuah website Desa Katonsari yang di dalamnya terdapat aplikasi Peta Desa Katonsari yang berbasis webGIS. Alamat website tersebut adalah www.desakatonsari.com. Setelah dilakukan pengujian efisiensi dan kebergunaanpada web tersebut, didapatkan hasil untuk komponen efisiensi sebesar 89, dan komponen kebergunaan sebesar 86 dari rentang skala 40-100 sehingga mendapatkan kriteria “Sangat Efisien” dan “Sangat Berguna”.
KADASTER 3D UNTUK PENGOPTIMALAN PENDAFTARAN TANAH TERHADAP PENGGUNAAN HAK MILIK ATAS SATUAN RUMAH SUSUN (HMASRS) (Studi Kasus : Best Western Star Hotel and Apartement, Semarang) Rezky Yudhaseno; Sutomo Kahar; Arwan Putra Wijaya
Jurnal Geodesi UNDIP Volume 4, Nomor 1, Tahun 2015
Publisher : Departement Teknik Geodesi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (941.864 KB)

Abstract

ABSTRAK            Meningkatnya kegiatan pembangunan khususnya di wilayah perkotaan menyebabkan orientasi pembangunan mengarah secara vertikal pada pemanfaatan ruang baik diatas maupun dibawah permukaan tanah. Atas hal tersebut, aspek keruangan menjadi hal yang sangat penting dalam bangunan bersusun. Sudah saatnya pemetaan kadastral dua dimensi yang diterapkan pada bangunan bersusun dikembangkan ke arah tiga dimensi. Dimana pendekatan Kadaster 3 Dimensi memberikan kemudahan bagi pengguna untuk memilih posisi virtual dalam peta, keakuratan yang lebih baik dalam menginterpretasikan peta, serta dapat menampilkan bentuk yang lebih perpektif. Dapat menggambarkan keadaan yang sebenarnya secara lengkap terhadap bidang tanah dan hak-hak lain, sehingga dapat mempermudah dalam memberikan status hukum dan memberikan informasi yang lengkap terhadap bidang tanah dan pemanfaatan ruang baik diatas maupun dibawah permukaan tanah. Di Indonesia, Konsep Pendekatan Kadaster 3 Dimensi diperkuat dengan dikeluarkannya Undang-Undang No. 20 tahun 2011 tentang Rumah Susun. Dalam undang-undang ini mengatur tentang kepemilikan bukan hanya pada bidang tanah, tetapi juga status kepemilikan atas ruang dengan adanya Hak Milik Atas Satuan Rumah Susun (HMASRS).            Dalam penelitian ini menggunakan Pendekatan konsep model Hybrid Cadastre dengan alternatif Registration of Physical Object, yang mana sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 1997. Dalam peraturan ini menjelaskan bahwa HMASRS merupakan salah satu obyek Pendaftaran Tanah, yang pada saat ini kegiatan pendaftaran tanah terhadap HMASRS masih dilakukan dengan pendekatan secara 2 dimensi, hanya dengan informasi yang terbatas dan aspek keruangan belum dapat terpenuhi. Sehingga pembentukan Kadaster 3 Dimensi untuk Pengoptimalan Pendaftaran Tanah sangat tepat dalam menyediakan informasi yang lengkap dan memberikan kepastian hukum terhadap obyek HMASRS.Kata Kunci : Hak Milik Atas Satuan Rumah Susun (HMASRS), Kadaster 3 Dimensi, Pendaftaran Tanah ABSTRACTIncreased development activities especially in the urban areas, causes the development orientation to focus vertically on the use of the space both above and under the land surface. Therefore, the spatial aspect is becomes very important in building of stack houses. It’s time for cadastral mapping are applied to the two-dimension (2D) composite building developed into a three-dimension (3D). Which the 3D Cadastre approach makes it easy for users to choose a virtual position in the map, better accuracy for interpreting the map, and can display a more perspectives of the object. Can depict the real condition completely of the land and other rights, so that it makes to providing legal status and provide detailed information of the land and the use of space both above and under the land surface. In Indonesia, the concept of 3D Cadastre approach reinforced by the issued of the law number 20 year 2011 about the stack houses. In this law, regulating the proprietary not only of the land, but also the proprietary of the space by having proprietary right of stack houses unit (hak milik atas satuan rumah susun). In this research uses the concept approach Hybrid Cadastre models with alternative Registration of Physical Object, which is relevant to Government Rule number 24 year 1997. In this rule, explain that HMASRS is one of the Land Registration, which the activity of land registry to HMASRS is still carried out with two-dimension (2D), only with limited information and spatial aspects can not accomodated. So that the formation of three-dimension (3D) cadastre for optimization of the land registry is very appropriate in providing the complete information and provide the legal certainty of HMASRS object. Key Words : Proprietary Right Of Stack Houses Unit (HMASRS), Three-Dimension Cadastre, Land Registry

Page 2 of 84 | Total Record : 839


Filter by Year

2012 2024


Filter By Issues
All Issue Vol 13, No 2 (2024): Jurnal Geodesi Undip Vol 13, No 1 (2024): Jurnal Geodesi Undip Vol 12, No 4 (2023): Jurnal Geodesi Undip Vol 12, No 3 (2023): Jurnal Geodesi Undip Vol 12, No 2 (2023): Jurnal Geodesi Undip Vol 12, No 1 (2023): Jurnal Geodesi Undip Vol 11, No 4 (2022): Jurnal Geodesi Undip Vol 11, No 3 (2022): Jurnal Geodesi Undip Vol 11, No 2 (2022): Jurnal Geodesi Undip Vol 11, No 1 (2022): Jurnal Geodesi Undip Vol 10, No 4 (2021): Jurnal Geodesi Undip Vol 10, No 3 (2021): Jurnal Geodesi Undip Volume 10, Nomor 2, Tahun 2021 Volume 10, Nomor 1, Tahun 2021 Volume 9, Nomor 4, Tahun 2020 Volume 9, Nomor 3, Tahun 2020 Volume 9, Nomor 2, Tahun 2020 Volume 9, Nomor 1, Tahun 2020 Volume 8, Nomor 4, Tahun 2019 Volume 8, Nomor 3, Tahun 2019 Volume 8, Nomor 2, Tahun 2019 Vol 8, No 1 (2019) Volume 7, Nomor 4, Tahun 2018 Volume 7, Nomor 3, Tahun 2018 Volume 7, Nomor 2, Tahun 2018 Volume 7, Nomor 1, Tahun 2018 Volume 6, Nomor 4, Tahun 2017 Volume 6, Nomor 3, Tahun 2017 Volume 6, Nomor 2, Tahun 2017 Volume 6, Nomor 1, Tahun 2017 Volume 5, Nomor 4, Tahun 2016 Volume 5, Nomor 3, Tahun 2016 Volume 5, Nomor 2, Tahun 2016 Volume 5, Nomor 1, Tahun 2016 Volume 4, Nomor 4, Tahun 2015 Volume 4, Nomor 3, Tahun 2015 Volume 4, Nomor 2, Tahun 2015 Volume 4, Nomor 1, Tahun 2015 Volume 3, Nomor 4, Tahun 2014 Volume 3, Nomor 3, Tahun 2014 Volume 3, Nomor 2, Tahun 2014 Volume 3, Nomor 1, Tahun 2014 Volume 2, Nomor 4, Tahun 2013 Volume 2, Nomor 3, Tahun 2013 Volume 2, Nomor 2, Tahun 2013 Volume 2, Nomor 1, Tahun 2013 Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012 More Issue