cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
Jurnal Geodesi Undip
Published by Universitas Diponegoro
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Science,
Jurnal Geodesi Undip adalah media publikasi, komunikasi dan pengembangan hasil karya ilmiah lulusan Program S1 Teknik Geodesi Fakultas Teknik Universitas Diponegoro.
Arjuna Subject : -
Articles 839 Documents
ANALISIS PERUBAHAN LUAS DAN KERAPATAN HUTAN MENGGUNAKAN ALGORITMA NDVI (Normalized Difference Vegetation Index) DAN EVI (Enhanced Vegetation Index) PADA CITRA LANDSAT 7 ETM+ TAHUN 2006, 2009, DAN 2012 (Studi Kasus: Kabupaten Kendal, Provinsi Jawa Tengah) Bahtiar Ibnu Lonita; Yudo Prasetyo; Haniah Haniah
Jurnal Geodesi UNDIP Volume 4, Nomor 3, Tahun 2015
Publisher : Departement Teknik Geodesi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (702.293 KB)

Abstract

ABSTRAKHutan pada dasarnya mempunyai fungsi sebagai penyangga bagi sistem kehidupan, beberapa diantaranya sebagai penyimpaan cadangan air dan oksigen. Saat ini hutan mengalami perubahan yang sangat memprihatinkan dan semakin parah dalam hal kerusakannya. Kerusakan hutan dalam jangka panjang akan mengakibatkan terganggunya ekosistem hutan dan kehidupan yang ada di sekitarnya. Pemantauan hutan secara berkala dapat digunakan untuk menekan laju kerusakan hutan. Teknologi penginderaan jauh memberikan solusi untuk pemantauan hutan dalam skala luas, salah satunya dengan memanfaatkan sensor multispektral pada citra satelit Landat 7 ETM+ dengan berbagai macam algoritma pemrosesan indeks vegetasi. Penelitian ini menggunakan algoritma NDVI dan EVI untuk melakukan pemantauan perubahan hutan dan Kabupaten Kendal sebagai studi kasusnya. Berdasarkan pengolahan data pada periode tahun 2006 sampai tahun 2009 luas hutan Kabupaten Kendal mengalami penurunan baik dari NDVI maupun EVI yaitu sebesar 8.88% untuk NDVI dan 9.12% untuk EVI. Sedangkan pada periode tahun 2009 sampai tahun 2012 luas hutan mengalami kenaikan antara lain 1.25% pada metode NDVI dan 0.48% pada metode EVI. Berdasarkan uji ketelitian yang dilakukan, pada metode NDVI mempunyai tingkat ketelitian sebesar 81,08% sedangkan pada metode EVI mempunyai tingkat ketelitian sebesar 72,97% dalam pemantauan hutan di Kabupaten Kendal. Berdasarkan uji statistik, kedua metode mempunyai korelasi yang sangat kuat dan searah dengan nilai korelasi sebesar 0,997, dan pengujian hipotesis bahwa luas hutan yang didapatkan oleh metode NDVI dan EVI berbeda secara signifikan.Kata Kunci : EVI, Hutan, Indeks Vegetasi, NDVI, dan Penginderaan jauh. ABSTRACTForest basically has a function as a buffer for the living system, some of them as a backup storage of water and oxygen. The forest has been a very alarming change and getting severely damage. Forest destruction in the long term will disrupt in forest ecosystems and the life that exists around it. Regular forest monitoring can be used to reduce the forest destruction. Remote sensing technology provides solution for monitoring forests in wide scale, one of them by utilizing multispectral sensors on Landsat 7 ETM+ satellite imagery with a variety of vegetation index processing algorithms. This study using NDVI and EVI algorithm for monitoring changes in forest and Kendal Regency as a case study. Based on data processing in the period 2006 to 2009 Kendal forest area has decreased from both the NDVI and EVI among 8.88% for NDVI and 9.12% for EVI. Whereas in period from 2009 to 2012 forest area has increased, an estimate 1.25% in the NDVI method and 0.48% in the EVI method. Based on the accuracy test, the NDVI method has accuracy rate of 81.08% and the EVI method has about 72.97% accuracy rate for forest monitoring in Kendal Regency. Based on statistical tests, both methods have a very strong correlation and the direction with the correlation value is 0.997, and testing the hypothesis that wide of forest obtained by the method of NDVI and EVI has a significant difference.Keywords : EVI, Forest, NDVI, Remote Sensing, and Vegetation Index.    *) Penulis PenanggungJawab
ANALISIS PENGARUH ANGIN MONSUN TERHADAP PERUBAHAN CURAH HUJAN DENGAN PENGINDERAAN JAUH (STUDI KASUS: PROVINSI JAWA TENGAH) Fitra S Pandia; Bandi Sasmito; Abdi Sukmono
Jurnal Geodesi UNDIP Vol 8, No 1 (2019)
Publisher : Departement Teknik Geodesi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (758.146 KB)

Abstract

Indonesia merupakan negara yang berperan besar terhadap kontribusi curah hujan di dunia, yaitu sebesar 50 gr/cm2. Sebagai negara maritim, variabilitas curah hujan di Indonesia sangat dipengaruhi oleh aktivitas angin monsun. Aktivitas angin monsun yang mempengaruhi di wilayah Indonesia termasuk Provinsi Jawa Tengah adalah angin monsun barat (Asia) dan angin monsun timur (Australia). Angin monsun Asia mempengaruhi variabilitas curah hujan pada saat musim hujan dan angin monsun Australia berpengaruh terhadap variabilitas curah hujan pada saat musim kemarau. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh angin monsun terhadap variabilitas curah hujan di Provinsi Jawa Tengah. Data yang digunakan ialah angin zonal NCEPReanalysis pada level ketinggian 850 milibar hourly dan curah hujan TRMM hourly dari tahun 1998 – 2017. Metode pengolahan data penelitian menggunakan bahasa pemrograman untuk mendapatkan indeks monsun Asia,  indeks monsun Australia, angin zonal dan curah hujan di Provinsi Jawa Tengah. Indeks monsun yang digunakan untuk melihat variabilitas angin zonal dan curah hujan ialah Western North Pasific Monsoon Index (WNPMI) dan Australian Monsoon Index (AUSMI). Hasil penelitian yang diperoleh berupa peta sebaran angin zonal dan curah hujan untuk melihat pengaruh dari angin monsun berdasarkan indeks WNPMI dan AUSMI. Kecepatan angin zonal pada saat normal rata-rata sebesar -5,211 m/s (musim hujan) dan +4,682 (musim kemarau). Pada saat WNPMI – AUSMI Kuat mengakibatkan kenaikan sebesar 0,410 m/s dan 0,515 m/s, sedangkan pada saat WNPMI – AUSMI Lemah mengakibatkan penurunan sebesar 0,443 m/s dan 0,724 m/s. Intensitas curah hujan pada saat keadaan normal sebesar 98,208 mm/hr (musim hujan) dan 32,831 mm/hr (musim kemarau). Pada saat WNPMI Kuat – Lemah dan AUSMI Lemah mengakibatkan kenaikan sebesar 5,944 mm/hr, 7,548 mm/hr dan 14,310 mm/hr, sedangkan pada saat AUSMI Kuat mengakibatkan penurunan sebesar 2,214 mm/hr. Korelasi antara angin zonal dan curah hujan pada saat normal, WNPMI – AUSMI Kuat – Lemah sebesar -0,902, -0,836, -0,955, -0,941 dan -0,956. Berdasarkan koefisien korelasi menunjukkan bahwa adanya pengaruh angin zonal dan curah hujan yang sangat kuat dimana setiap kenaikan kecepatan angin zonal mengakibatkan penurunan curah hujan dan penurunan kecepatan angin zonal mengakibatkan kenaikan curah hujan.
HITUNGAN KECEPATAN PERGERAKAN STASIUN SUGAR AKIBAT PROSES INTERSEISMIK GEMPA MENTAWAI 2007 Sajagat, Much. Jibriel; Awaluddin, Moehammad; Yuwono, Bambang Darmo
Jurnal Geodesi UNDIP Volume 5, Nomor 4, Tahun 2016
Publisher : Departement Teknik Geodesi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1005.66 KB)

Abstract

ABSTRAKKepulauan Mentawai merupakan salah satu wilayah di sebelah barat daya Sumatera-Indonesia yang memiliki aktivitas seismik yang tinggi. Tercatat dari sejarah kegempaan di pantai barat Pulau Sumatera, di daerah ini telah terjadi gempa dengan magnitude besar pada tahun 1833 (magnitude 8.7), tahun 2000 (magnitude 7.9) dan pada 12 September 2007 dengan magnitude gempa utama 8.5, diikuti gempa besar lain pada hari yang sama dengan magnitude 7.9. Gempa bumi yang diikuti tsunami pada 25 Oktober 2010 terjadi di Kepulauan Mentawai terutama di daerah Pulau Pagai Selatan dengan magnitude 7.7. Melihat data dan fakta tersebut maka perlu adanya penelitian lebih lanjut untuk menghitung nilai kecepatan pergeseran (velocity rate) segmen Kepulauan Mentawai.Penelitian ini menggunakan data pengamatan stasiun SuGAr dengan jumlah sebanyak sembilan stasiun. Stasiun SuGAr yang digunakan diantaranya adalah BSAT, LAIS, LNNG, NGNG, MKMK, PRKB, PPNJ, PSKI, dan SLBU dengan data pengamatan dari bulan Maret tahun 2006 s.d. bulan September tahun 2007. Titik ikat IGS yang digunakan yaitu BAKO, COCO, DGAR, KUNM, HYDE dan PIMO. Pengolahan data menggunakan software ilmiah GAMIT 10.6.  Penelitian ini bertujuan untuk menghitung nilai velocity rate periode tahun 2006 s.d. 2007 dari data pengamatan stasiun GPS SuGAr. Selanjutnya nilai  velocity rate di hilangkan dari efek nilai pergeseran sesar Sumatra dan rotasi blok Sunda untuk mendapatkan nilai velocity rate pada stasiun GPS SuGAr akibat proses interseismik gempa Mentawai 2007.Dalam penelitian ini menghasilkan nilai kecepatan pergeseran (velocity rate) periode tahun 2006 s.d. 2007 serta nilai kecepatan pergeseran (velocity rate) akibat proses interseismik gempa Mentawai tahun 2007. Untuk vektor kecepatan pergeseran horizontal pada periode tahun 2006 s.d. 2007 semua stasiun mengarah ke timur laut, dengan besaran rata-rata Vhor = 0.04567 ± 0.0089 m/tahun dan pergeseran vertikal mengarah ke atas/up dengan nilai Vver = 0.008456 ± 0.001983 m/ptahun. Untuk vektor kecepatan pergeseran akibat proses interseismik gempa Mentawai tahun 2007 semua stasiun mengarah ke timur laut, dengan besaran rata-rata Vhor = 0.02738 ± 0.0089  m/tahun dan pergeseran vertikal mengarah ke atas/up dengan nilai Vver = 0.008456 ± 0.001983 m/tahun.Kata Kunci : GAMIT, Interseismik, Stasiun SuGAr, Vektor kecepatan Pergeseran. ABSTRACT                    Mentawai Islands ia located on south-west side of Sumatra. Indonesia which has seismic activities and considered to be the highest seismic activities. History recorded that in the western coast of Sumatra occured great earthquakes in 1833 (magnitude 8.7), in the 2000 (magnitude 7.9) and September 12, 2007 with 8.5 on the main earthquake followed by another big earthquake with 7.9 magnitude. Earthquake followed by tsunami in october 25 2010 occured on Mentawai Islands particularly on South Pagai Island with 7.7 magnitude. Looking at the data and the fact that the need for further research to calculate the value of the shift speed ( velocity rate) of Mentawai Islands segment.This research uses SuGAr station observation data with the total of nine stations. SuGAr stations that used in this research including BSAT, LAIS, LNNG, NGNG, MKMK, PRKB, PPNJ, PSKI, and SLBU with observation data from March 2006 until September 2007. Bundle point IGS that used including BAKO, COCO, DGAR, KUNM, HYDE and PIMO. Data processing using science software GAMIT 10.6. The purpose of this research is to calculate the value of velocity rate between 2006 and 2007 from SuGAr GPS station observation data. Moreover, the value of velocity rate is eliminated from Sumatra fault shifting value effect and Sunda block rotation to gain velocity rate value on SuGAr GPS station in the result of Mentawai earthquake interseismic process in 2007.In this research resulting the value of velocity rate in between 2006 and 2007 also the value of shifting velocity rate in causes of interseismic earthquake in Mentawai on 2007. For horizontal shifting velocity vector in the period of 2006 until 2007 all stations were facing north east, with the average of Vhor = 0.04567 ± 0.0089 m/year and vertical shifting facing up with the amount of Vver = 0.008456 ± 0.001983 m/year. For shifting velocity vector in the result of interseismic earthquake process in Mentawai on 2007 all stations were facing to north east,with the average Vhor = 0.02738 ± 0.0089 m/year and vertical shifting facing up with the amount of Vver = 0.008456 ± 0.001983 m/year.Keywords : GAMIT, Interseismic, SuGAr Stations, Velocity Rate.*)  Penulis, PenanggungJawab
ANALISIS KETELITIAN TITIK KONTROL HORIZONTAL PADA PENGUKURAN DEFORMASI JEMBATAN PENGGARON MENGGUNAKAN SOFTWARE GAMIT 10.5 Ayu Nur Safi'i; Bambang Sudarsono; Moehammad Awaluddin
Jurnal Geodesi UNDIP Volume 3, Nomor 3, Tahun 2014
Publisher : Departement Teknik Geodesi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (821.562 KB)

Abstract

Abstrak Jembatan merupakan salah satu prasarana untuk menunjang kelancaran transportasi di darat. Kebanyakan jembatan mengalami kerusakan infrastruktur yang disebabkan oleh keadaan alam, proses kimiawi dalam komponen jembatan, bencana alam, kerusakan pemakaian yang berlebihan maupun menua. Dengan perkembangan teknologi pemetaan dan teknologi komputer/informatika yaitu adanya kemunculan alat ukur GPS memungkinkan dibuat sistem monitoring/ pengamatan secara berkala supaya didapatkan data yang akurat mengenai pergerakan struktur maupun deformasi yang terjadi pada suatu jembatan. Selama ini untuk mengetahui informasi mengenai struktur dan perubahan dimensi jembatan belum banyak dilakukan karena memerlukan biaya yang tidak sedikit.Dalam penelitian ini, metode pengukuran deformasi yang digunakan adalah metode pengukuran dengan alat ukur GPS. Karakteristik deformasi yang dikaji meliputi posisi dan besar pergeseran. Software yang digunakan untuk pengolahan data GPS adalah Scientific Software GAMIT.Ketelitian dari pengukuran dengan hasil simpangan baku pada absis X berkisar antara 0,96 mm sampai 1,37 mm, sedangkan untuk simpangan baku pada ordinat Y berkisar dari 1,05 mm sampai dengan 1,53 mm. Besar Pergeseran untuk easting dan northing sebesar ± 2 mm ke arah kuadran II pada bulan Februari- April 2014, sedangkan untuk bulan Februari-Mei 2014 terjadi pergesaran sebesar  ± 2-3 mm ke arah kuadran II . Kata Kunci : Jembatan, Deformasi, GPS, GAMIT                                 AbstractBridge is one of the infrastructures to support transportation continuity on land. Most bridges have an infrastructure damage caused by natural circumstances, chemical processes in the bridge components, natural disaster, and damage of excessive wear or aging. With the development of mapping technology and computer technology / informatics, namely the emergence of GPS measuring devices which allows system monitoring / observation at regular intervals in order to obtain accurate data on the movement and deformation structures that occur on a bridge.Until now, the attempt to find out information about the structure and dimensions change of the bridge has not commonly done yet since itrequires a lot of cost.In this study, deformation measurement method used is the method of measurement with GPS measuring devices. Deformation characteristics examined include the shifts value and positions. Software used for processing GPS data is Scientific Software GAMIT.The standard deviation results that showed the accuracy of the measurements on the X abscissa ranged from 0.96 mm to 1.37 mm, whereas for the Y ordinate ranges of 1.05 mm to 1.53 mm. The shift value to easting and northing is ± 2 mm toward quadrant II in February -April 2014, while in February - May 2014 occurred a shift of ± 2-3 mm toward quadrant II. Keyword: Bridge, Deformation, GPS, GAMIT
ANALISIS PERUBAHAN KUALITAS PERAIRAN DANAU RAWA PENING PERIODE 2013, 2015 DAN 2017 DENGAN MENGGUNAKAN DATA CITRA LANDSAT 8 MULTITEMPORAL Dewinta Heriza; Abdi Sukmono; Nurhadi Bashit
Jurnal Geodesi UNDIP Volume 7, Nomor 1, Tahun 2018
Publisher : Departement Teknik Geodesi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (822.766 KB)

Abstract

ABSTRAKDanau Rawa Pening adalah danau yang yang terletak di Kabupaten Semarang, Jawa Tengah yang di kelilingi oleh Kecamatan Ambarawa, Bawen, Tuntang dan Banyubiru. Salah satu faktor penyebab permasalahan pada danau Rawa Pening adalah tingkat kualitas perairan sehingga menyebabkan pendangkalan, penyusutan luas, persebaran vegetasi air (eceng gondok) serta tekanan sedimentasi. Parameter fisik yang digunakan untuk menilai kualitas air adalah dengan menggunakan konsentrasi Total Suspended Solid (TSS), luas sebaran vegetasi air dan kecerahan. Penelitian ini menggunakan algoritma terpilih yang didapatkan dari uji regresi pendugaan algoritma dengan data validasi lapangan. Pendugaaan algortima menggunakan algortima dari Syarif Budhiman, Parwati, dan Nurahida Laila, sedangkan pendugaan tingkat kecerahan dilakukan dengan menggunakan algoritma Doxaran. Analisis klasifikasi tutupan lahan dilakukan dengan menggunakan metode klasifikasi terbimbing secara multitemporal. Algoritma TSS terpilih yang diperoleh dari hasil pengujian algoritma adalah algortima Parwati dimana memiliki nilai koefisien korelasi sebesar 0,825 dengan koefisien determinasi sebesar 68%. Kualitas perairan danau Rawa Pening mengalami perubahan pada tingkat TSS, kecerahan dan luas sebaran vegetasi air. Persentase kualitas fisik perairan danau Rawa Pening pada tahun 2013 pada kondisi tercemar berat sebesar 1,2 %, pada tahun 2015 sebesar 0% dan pada tahun 2017 sebesar 0,1 %. Status trofik danau Rawa Pening termasuk dalam golongan rusak hipertrofik. Persentase kecerahan pada danau Rawa Pening pada kondisi hipertrofik dengan transparasi 0-0,5 m pada tahun 2013 adalah sebesar 35,3%, tahun 2015 sebesar 0,07% dan pada tahun 2017 sebesar 46,56%. Kualitas perairan danau Rawa Pening berdasarkan luas sebaran vegetasi air mengalami kenaikan dikarenakan penurunan jumlah kenaikan persentase vegetasi air sebesar 31,28% dari persentase vegetasi air pada tahun 2013 sebesar 51,6%.Kata Kunci          : Danau Rawa Pening, Kecerahan, Total Suspended Solid, Vegetasi air ABSTRACTRawa Pening Lake is a lake located in Semarang regency, Central Java surrounded by Ambarawa, Bawen, Tuntang and Banyubiru Districts. One of the factors causing problems in Rawa Pening lake is water quality level causing siltation, wide shrinkage, water vegetation spread (water hyacinth) and sedimentation pressure. Physical parameters used to assess the quality of water is to use the concentration of Total Suspended Solid (TSS), the extent of the spread of water vegetation and water brightness. This research uses the selected algorithm obtained from regression test of algorithm estimation with field validation data. Estimation of algortima using algortima from Syarif Budhiman, Parwati, and Nurahida Laili, while the prediction of brightness level is done by using Doxaran algorithm. The analysis of land cover classification is done by using multitemporal guided classification method. Selected TSS algorithm obtained from algorithm test result is Parwati algortima which has correlation coefficient value of 0.825 with determination coefficient of 68%. The quality of the waters of Rawa Pening lake has changed at TSS level, brightness and wide distribution of water vegetation. The percentage of physical quality of the waters of Rawa Pening in 2013 in the condition of heavy polluted by 1.2% in 2015 by 0% and in the year 2017 of 0.1%. Trophic status of Rawa Pening lake is included in hypertrophic fault class. The percentage of brightness in Rawa Penig in hypertrophic conditions with transparency 0-5 m in 2013 was 35.3%, by 2015 by 0.07% and by 2017 by 46.56%. The quality of the Rawa Pening waters watershed based on the widespread distribution of water vegetation increased due to the decrease in the percentage of water vegetation percentage increase by 31.28% of the percentage of water vegetation in 2013 by 51.6%Keywords: Brightness, Rawa Pening Lake, Total Suspended Solid, Water Vegetation
PENGAMATAN DEFORMASI SESAR KALIGARANG DENGAN GPS TAHUN 2015 Fathullah, Amal; Awaluddin, Moehammad; Haniah, Haniah
Jurnal Geodesi UNDIP Volume 4, Nomor 4, Tahun 2015
Publisher : Departement Teknik Geodesi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (791.044 KB)

Abstract

ABSTRAKKegiatan tektonik di Kota Semarang menyebabkan terbentuknya sesar. Di selatan Semarang terdapat sesar naik (thrust fault). Sesar ini dipotong oleh sesar mendatar yang berarah barat laut- tenggara atau timur laut - barat daya, diantaranya sesar Kaligarang. Sesar Kaligarang berada di lembah sungai kaligarang. Sungai Kaligarang membelah wilayah Semarang pada arah hampir utara – selatan.Untuk mengetahui kondisi deformasi dari Sesar Kaligarang maka dilakukan pengamatan secara berkala. Pengamatan dilakukan pada titik- titik kontrol yang telah ada dengan menggunakan GPS Dual Frequency. Pengukuran titik-titik kontrol dilakukan dengan metode statik, dan pengamatan dilakukan selama 7-8 jam. Data pengamatan diolah dengan scientific software, yaitu GAMIT 10.5. Hasil dari pengolahan data dengan GAMIT 10.5. adalah koordinat geosentris, kemudian koordinat ditransformasikan ke koordinat toposentrik dengan koordinat origin data koordinat tahun 2014 untuk titik kontrol lama dan untuk titik baru menggunakan koordinat pengamatan Maret 2015 sebagai origin. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk  mengetahui tipe sesar dan laju geser dari Sesar Kaligarang.Hasil dari penelitian ini adalah terjadinya pergeseran yang signifikan dari masing – masing titik pengamatan dengan pergeseran terbesar mencapai  0,132 m/tahun, sehingga dapat disimpulkan bahwa pada Sesar Kaligarang terjadi deformasi. Menurut hasil dari penelitian ini tipe Sesar Kaligarang adalah sesar geser menganan. Nilai dari slip rate dan locking depth dari Sesar Kaligarang belum bisa ditentukan karena nilai pergeseran terlalu besar dengan  kecepatan pergeseran sesar antara 1,1 mm/tahun hingga 26,5 mm/tahun pada bidang di sebelah barat sesar, sedangkan untuk bagian  timur sesar memiliki kisaran kecepatan pergeseran antara 7,9 mm/tahun hingga 10 mm/tahun.Kata Kunci : GAMIT 10.5, GPS, Locking depth, Sesar Kaligarang, , Slip rate    ABSTRACTTectonic activity in Semarang  led to the formation of the fault. In the South of Semarang, there is sesar (thrust fault). These faults are cut by flattening the west trending fault sea- southeast or northeast - southwest, including  Kaligarang fault . Kaligarang river divides the area of Semarang on North - South direction virtually.To determine the condition of deformation of Fault Kaligarang then conducted observations periodically. The observation is done at existing control point using GPS Dual Frequency. Measurement of control points is done with static methods, and observations made during the 7-8 hours. Observation data processed with scientific software, namely GAMIT 10.5. The results of data processing by Gamit 10.5. is a geocentric coordinates, and the coordinates are transformed into coordinates with the coordinates origin toposentrik coordinate data in 2014 for the old control point and for a new point using the coordinate observations in March 2015 as the origin. The purpose of this research is to know the fault type and Fault rate slide from Kaligarang.The results of this research is the occurrence of a significant displacement from each observation point with the greatest displacement  reaches 0,132 m/year, so it can be concluded that at Fault Kaligarang occured deformation. According to the results of this research type of Fault Kaligarang is right-lateral strike slip fault. The value of the slip rate and locking depth of Sesar Kaligarang can not be determined because of a displacement in values large to speed displacement fault between 1,1 mm/year to 26.5 mm/year in the field of fault to the West, while the eastern part of the fault to have a range of speeds displacement between 7.9 mm/year up to 10 mm/year.Keywords:  GAMIT 10.5, GPS,  Kaligarang Faul, Locking depth t, Slip rate *)Penulis, Penanggungjawab
EVALUASI KETERSEDIAAN RUANG TERBUKA HIJAU (Studi Kasus: Kecamatan Semarang Utara, Kota Semarang) Aysha Puspa Pertiwi; Moehammad Awaluddin; nurhadi Bashit
Jurnal Geodesi UNDIP Volume 8, Nomor 3, Tahun 2019
Publisher : Departement Teknik Geodesi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (992.016 KB)

Abstract

ABSTRAK Kota Semarang merupakan ibu kota dari Provinsi Jawa Tengah. Hal ini membuat Kota Semarang menjadi salah satu kota paling berkembang di Pulau Jawa sehingga perkembangan dan pertumbuhan tersebut telah mengakibatkan berkurangnya ruang terbuka hijau dan memberikan dampak menurunnya kualitas lingkungan perkotaan sehingga diperlukan upaya untuk menjaga dan meningkatkan kualitas lingkungan melalui penyediaan ruang terbuka hijau yang memadai.Penelitian ini memanfaatkan data yang dihasilkan Pengindraan Jauh yaitu Pleiades 1-B kemudian diolah dengan Sistem Informasi Geografis (SIG) sehingga setiap jenis Ruang Terbuka Hijau (RTH) dapat diketahui persebarannya secara spasial dan dihitung luasannya dan dapat dipetakan berdasarkan data spasial yang telah didapatkan. Hasil analisis secara spasial tersebut kemudian dianalisis kesesuaiannya menurut Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 7 Tahun 2010 tentang Penataan Ruang Terbuka Hijau.Hasil analisis menyatakan bahwa keadaan eksisting dari Ruang Terbuka Hijau di Kecamatan Semarang Utara yaitu 318,909 ha sedangkan target Ruang Terbuka Hijau pada Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 7 Tahun 2010 adalah ±512,613 ha, sehingga dapat disimpulkan keadaan eksisting dari Ruang Terbuka Hijau di Kecamatan Semarang Utara belum memenuhi target yang telah dibuat pada peraturan. Pemerintah dan masyarakat perlu mempertahankan serta harus menambah lagi Ruang Terbuka Hijau mengingat pentingnya fungsi dari keberadaannya.
APLIKASI FOTOGRAMETRI JARAK DEKAT UNTUK PEMODELAN 3D CANDI GEDONGSONGO Akhmad Didik Prastyo; Sawitri Subiyanto; Andri Suprayogi
Jurnal Geodesi UNDIP Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012
Publisher : Departement Teknik Geodesi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (268.466 KB)

Abstract

Close range photogrammetry is a one of photogrammetry applications. It can be used for the object measurement that is less than 100 meters. It also usualy used in 3D modeling of buildings, vehicles or bridges. In this final task, close range photogrammetry method was used for 3D modeling of 1st temple in Gedong Songo Temple using non-metric digital camera. Initially, the camera must through of calibration process to determine the camera internal parameters. The process of calibration and data processing in this final task are using PhotoModeler Scanner v.6 software. Phase of buildings modeling contain of marking and referencing, calculating and 3D modeling, transformation of 3D coordinate and visualization of 3D models. The final results in this research is 3D model of 1st Temple in Gedong Songo Temple. Testing of the results in 3D modelling processing was done by comparing the 3D model coordinates refernced to Electronic Total Station measurement and comparison with the distance of the measuring tape. The average value of the ratio of the coordinate error is 0.087 meters and the average distance error of comparison with the measuring tape is 0.099 meters.   Keyword: Close range photogrammetry, Building Modeling, Temple, Non-Metric Digital Camera, PhotoModeler Scanner V.6.
ANALISIS STRATEGI PENGOLAHAN BASELINE GPS BERDASARKAN JUMLAH TITIK IKAT DAN VARIASI WAKTU PENGAMATAN Ikbal, Muhammad Chairul; Yuwono, Bambang Darmo; Amarrohman, Fauzi Janu
Jurnal Geodesi UNDIP Volume 6, Nomor 1, Tahun 2017
Publisher : Departement Teknik Geodesi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1016.349 KB)

Abstract

ABSTRAK Pemanfaatan GPS dalam penentuan posisi titik-titik di permukaan bumi sudah memasyarakat. Namun, pemahaman masyarakat terkait hal tersebut belum begitu baik sebagaimana mestinya, terutama pemahaman terhadap ketelitian hasil yang diperoleh dan faktor-faktor yang dapat mempengaruhinya. Beberapa faktor yang harus diperhitungkan dalam perencanaan strategi pengamatan pada survei GPS antara lain: metode pengamatan, waktu saat pengamatan, lamanya waktu pengamatan, dan pengikatan ke titik tetap.Untuk mengetahui strategi terbaik dalam pengolahan Baseline GPS maka dilakukan penelitian ini. Penelitian ini berfokus pada analisis strategi pengolahan baseline GPS berdasarkan jumlah titik ikat dan variasi waktu pengamatan. Pada penelitian ini akan membandingkan akurasi koordinat dari titik pengamatan yang dihasilkan oleh pengikatan dengan jumlah titik ikat yaitu 3 CORS BIG, 4 CORS BIG dan stasiun IGS dengan variasi waktu pengamatan yaitu 12 jam, 18 jam, dan 24 jam. Pengolahan data menggunakan perangkat ilmiah GAMIT 10.6.Hasil dari penelitian ini adalah Jumlah titik ikat dan variasi waktu berpengaruh dalam mereduksi kesalahan dan bias dalam pengolahan GPS. Terdapat peningkatan ketelitian berdasarkan strategi pengolahan yang diikat dengan stasiun CORS BIG yaitu strategi I dan II ke titik ikat stasiun IGS yaitu strategi III, IV dan V. Peningkatan ketelitian dengan titik ikat stasiun CORS BIG dengan stasiun IGS sebesar 30 mm. peningkatan ketelitian koordinat berdasarkan titik ikat stasiun IGS rata-rata sebesar 0.5 mm dan untuk titik ikat stasiun CORS BIG rata-rata sebesar 1mm.Kata Kunci: GPS, GAMIT, Baseline, Titik Ikat, Variasi Waktu Pengamatan ABSTRACT The use of GPS in the determination of position points on the surface of the land has been implemented widely. But, the understanding of the meantime is not as good as it should be, especially understanding of precision the results and the factors that can influence it. Several factors to be reckoned with in planning strategy observations on the survey GPS among others : method observation, the time when observation, length of time observation, and tying to a fixed point.This study was conducted to determine the best strategy in the processing baseline GPS. This research focus on analysis strategy baseline processing GPS based on the number of point connective and variation time observation . This research  will compare accuracy coordinates from the point of observation produced by fastening with the number of point connective consisting of 3 CORS BIG, 4 CORS BIG and CORS IGS with variations time observation that is 12 hours, 18 hours, and 24 hours. Data processing using scientific software GAMIT 10.6.The result of this research is the sum point connective and variation time influence in reduce error and bias in processing GPS. There has been increasing precision based on the processing that fastened to a station CORS BIG namely strategy I and II to a point connective station IGS namely model III, IV and V. An increase in precision with a point connective station CORS BIG to a station IGS by up to 30 mm. Increase precision coordinates based on point connective station IGS an average of 0.5 mm and to point connective station CORS BIG an average of 1 mm.Keywords: GPS, GAMIT, Baseline, number of point connective, variation time observation
KLASIFIKASI TUTUPAN LAHAN MENGGUNAKAN METODE SEGMENTASI BERBASIS ALGORITMA MULTIRESOLUSI (Studi Kasus Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat) Virgus - Arisondang; Bambang - Sudarsono; Yudo - Prasetyo
Jurnal Geodesi UNDIP Volume 4, Nomor 1, Tahun 2015
Publisher : Departement Teknik Geodesi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (771.832 KB)

Abstract

ABSTRAKSaat ini informasi ketersediaan sumber daya lahan dapat diperoleh dari data citra penginderaan jauh. Perkembangan dari metode identifikasi objek mengarah pada metode klasifikasi berbasis objek, salah satunya adalah metode segmentasi.Metode ini berfungsi untuk membentuk segmen objek dan mengetahui efektifitas dan ketelitian klasifikasi tutupan lahan secara otomatis di wilayah Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat. Penelitian ini menggunakan data citra satelit ALOS AVNIR-2 tanggal akuisisi 27 September 2008 menggunakan algoritma Multiresolution Segmentation dengan parameter skala 50, bentuk 0,3 dan kekompakan 0,5. Pengolahan data citra diawali dengan penggabungan layer, koreksi geometrik, dan pemotongan citra. Proses berikutnya adalah segmentasi citra, penentuan populasi objek, dan klasifikasi NearestNeighbor menggunakan perangkat lunak eCognition Developer 8.9. Hasil klasifikasi diuji dengan penilaian akurasi (accuracyassessment) dan validasi objek menggunakan aplikasi GoogleEarth.Metode segmentasi ini menghasilkan 5.350 segmen yang diklasifikasikan ke dalam lima kelas, yaitu badan air sebanyak 372 segmen, lahan terbangun sebanyak 2.051 segmen, lahan terbuka sebanyak 1.013 segmen, vegetasi sebanyak 812 segmen, dan objek yang tertutup oleh awan dan bayangan sebanyak 1.102 segmen. Luas masing-masing objek adalah badan air seluas 7.680,109 hektar, lahan terbangun seluas 41.261,562 hektar, lahan terbuka seluas 18.334,655 hektar, vegetasi seluas 18.916,952 hektar, dan luas objek yang tertutup awan dan bayangan adalah 8.647,324 hektar. Hasil penilaian akurasi menghasilkan nilai akurasi keseluruhan 99,962% dan nilai akurasi Kappa 99,948%.Sebagai kesimpulan metode segmentasi ini menghasilkan tingkat efektifitas dan akurasi yang tinggi didukung oleh resolusi spasial citra yang baik.Kata kunci: algoritma multiresolusi, ALOS AVNIR-2, eCognition, segmentasi, tutupan lahan. ABSTRACKNowadays the information about land resources should be extracted by remote sensing image data. Object identification method development has tendency to classification method based on object, one of the methods is segmentation.This method has a function to make a segment of object and determine effective and accuracy through landcover classification in Purwakarta Regency, West Java. This research uses satellite image data of ALOS AVNIR-2 which is acquired in September 27, 2008, using Multiresolution Segmentation algorithm with scale parameter 50, shape 0,3, and compactness 0,5. The process of image data begins with layer stacking, geometric correction, and image cropping. The next process are running image segmentation, population deciding, and Nearest Neighbor classification using eCognition Developer 8.9. The result of classification has been tested by accuracy assessment and object validation using Google Earth.             This method produces 5.350 segments classified into five classes, those are 372 segments of water body, 2.051 segments of manmade object, 1.013 segments of open field, 812 segments of vegetation, and 1.102 segments of object that covered with cloud and shadow. The width of each object is 7.680,109 hectares of water body, 41.261,562 hectares of manmade object, 18.334,655 hectares of open field, and 8.647,324 hectares of object that covered by cloud and shadow. The result of accuracy assessment has produces a value 99,962% of overall accuracy and 99,948% of Kappa accuracy. As a conclusion, this segmentation method has a good effective and accuracy supported by good image spatial resolution.Keywords: ALOS AVNIR-2, eCognition, landcover, multiresolution algorithm, segmentation.

Page 4 of 84 | Total Record : 839


Filter by Year

2012 2024


Filter By Issues
All Issue Vol 13, No 2 (2024): Jurnal Geodesi Undip Vol 13, No 1 (2024): Jurnal Geodesi Undip Vol 12, No 4 (2023): Jurnal Geodesi Undip Vol 12, No 3 (2023): Jurnal Geodesi Undip Vol 12, No 2 (2023): Jurnal Geodesi Undip Vol 12, No 1 (2023): Jurnal Geodesi Undip Vol 11, No 4 (2022): Jurnal Geodesi Undip Vol 11, No 3 (2022): Jurnal Geodesi Undip Vol 11, No 2 (2022): Jurnal Geodesi Undip Vol 11, No 1 (2022): Jurnal Geodesi Undip Vol 10, No 4 (2021): Jurnal Geodesi Undip Vol 10, No 3 (2021): Jurnal Geodesi Undip Volume 10, Nomor 2, Tahun 2021 Volume 10, Nomor 1, Tahun 2021 Volume 9, Nomor 4, Tahun 2020 Volume 9, Nomor 3, Tahun 2020 Volume 9, Nomor 2, Tahun 2020 Volume 9, Nomor 1, Tahun 2020 Volume 8, Nomor 4, Tahun 2019 Volume 8, Nomor 3, Tahun 2019 Volume 8, Nomor 2, Tahun 2019 Vol 8, No 1 (2019) Volume 7, Nomor 4, Tahun 2018 Volume 7, Nomor 3, Tahun 2018 Volume 7, Nomor 2, Tahun 2018 Volume 7, Nomor 1, Tahun 2018 Volume 6, Nomor 4, Tahun 2017 Volume 6, Nomor 3, Tahun 2017 Volume 6, Nomor 2, Tahun 2017 Volume 6, Nomor 1, Tahun 2017 Volume 5, Nomor 4, Tahun 2016 Volume 5, Nomor 3, Tahun 2016 Volume 5, Nomor 2, Tahun 2016 Volume 5, Nomor 1, Tahun 2016 Volume 4, Nomor 4, Tahun 2015 Volume 4, Nomor 3, Tahun 2015 Volume 4, Nomor 2, Tahun 2015 Volume 4, Nomor 1, Tahun 2015 Volume 3, Nomor 4, Tahun 2014 Volume 3, Nomor 3, Tahun 2014 Volume 3, Nomor 2, Tahun 2014 Volume 3, Nomor 1, Tahun 2014 Volume 2, Nomor 4, Tahun 2013 Volume 2, Nomor 3, Tahun 2013 Volume 2, Nomor 2, Tahun 2013 Volume 2, Nomor 1, Tahun 2013 Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012 More Issue