cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
Jurnal Geodesi Undip
Published by Universitas Diponegoro
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Science,
Jurnal Geodesi Undip adalah media publikasi, komunikasi dan pengembangan hasil karya ilmiah lulusan Program S1 Teknik Geodesi Fakultas Teknik Universitas Diponegoro.
Arjuna Subject : -
Articles 839 Documents
ANALISIS PENENTUAN ZONA KERENTANAN GERAKAN TANAH DENGAN METODE STORIE (STUDI KASUS KABUPATEN WONOGIRI) Wahyu Darmawan; Andri Suprayogi; Hana Sugiastu Firdaus
Jurnal Geodesi UNDIP Volume 7, Nomor 4, Tahun 2018
Publisher : Departement Teknik Geodesi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (972.948 KB)

Abstract

Kabupaten Wonogiri adalah salah satu daerah yang termasuk rawan terjadinya kejadian gerakan tanah di Jawa Tengah. Berdasarkan dari data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Wonogiri, pada tahun 2014 – 2017 terjadi banyak kejadian gerakan tanah. Kejadian yang paling banyak terjadi di tahun 2015 dan 2016 dengan 289 dan 240 kali kejadian gerakan tanah pada tahun tersebut. Analisa dan pengetahuan mengenai tingkat kerentanan gerakan tanah diperlukan untuk mendukung upaya mitigasi gerakan tanah di Kabupaten Wonogiri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kerentanan gerakan tanah dan persebarannya di daerah Kabupaten Wonogiri dengan mengggunakan metode Storie. Parameter karakteristik fisik wilayah yang berupa tataguna lahan, kelerengan, jenis tanah, curah hujan dan data geologi digunakan sebagai parameter masukan dalam perhitungan Indeks Storie. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kabupaten Wonogiri terdapat empat tingkat kerentanan gerakan tanah yakni rendah (110,615 Ha), sedang (136374,163 Ha), tinggi (47690,164 Ha), dan sangat tinggi (894,399 Ha). Berdasarkan hasil survei dan validasi di lapangan mengenai kejadian gerakan tanah yang dilakukan mulai tahun 2018, terdapat 50 lokasi kejadian gerakan tanah yang disurvei. Berdasarkan dari 50 lokasi yang telah disurvei, 41 lokasi termasuk dalam tingkat kerentanan gerakan tanah tinggi dan 9 lokasi termasuk dalam tingkat kerentanan gerakan tanah sedang. Kejadian yang paling banyak dari hasil survei adalah di Kecamatan Selogiri dan Kecamatan Karangtengah.
ANALISIS PENENTUAN NILAI EKONOMI KAWASAN MENGGUNAKAN TCM (TRAVEL COST METHOD) DAN CVM (CONTINGENT VALUATION METHOD) DENGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (Studi kasus: Taman Kyai Langgeng Kota Magelang) Alfonsus Bima Samudra; Yudo Prasetyo; Sawitri Subiyanto
Jurnal Geodesi UNDIP Volume 6, Nomor 3, Tahun 2017
Publisher : Departement Teknik Geodesi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1154.908 KB)

Abstract

ABSTRAKIndonesia adalah negara yang mempunyai banyak tempat wisata yang menarik untuk dikunjungi. Kota Magelang adalah salah satu kota yang menjadi tujuan bagi para wisatawan untuk melakukan kunjungan. Salah satu tempat wisata yang menjadi ujung tombak kota Magelang adalah Taman Kyai Langgeng. Dengan adanya objek wisata yang banyak maka diperlukan juga pengelolaan yang ekstra. Berdasarkan hal tersebut maka diperlukan pembuatan Zona Nilai Ekonomi Kawasan (ZNEK) untuk mengetahui nilai total ekonomi dan manfaat berdasarkan keinginan untuk membayar (willingness to pay) wisatawan dan masyarakat yang memperoleh manfaat dari Taman Kyai Langgeng.Metode yang digunakan dalam penelitian adalah Travel Cost Method (TCM) untuk mendapatkan nilai kegunaan (UV) dan Contingent Valuation Method (CVM) untuk mendapatkan nilai bukan kegunaan (NUV). Data yang digunakan adalah 70 responden untuk TCM dan 70 responden untuk CVM yang dilakukan dengan menyebar kuisioner dengan metode sampel aksidential dimana siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data. Metode pengolahan data yang digunakan adalah analisis regresi linear berganda dan menghitung nilai total ekonomi menggunakan perangkat lunak maple 17. Serta dilakukan juga pengujian asumsi klasik (normalitas, heteroskedastisitas, multikolinieritas dan autokorelasi), validitas dan reliabilitas menggunakan SPSS 17.Hasil uji asumsi klasik dari penelitian ini menunjukkan semua data berdistribusi normal, tidak mengalami heteroskedastisitas, tidak memiliki multikolinieritas dan terbebas dari autokorelasi. Sedangkan hasil uji validitas dan reliabilitas menunjukkan hasil valid dan reliable pada model yang digunakan. Hasil dari perhitungan nilai total ekonomi didapatkan nilai total kegunaan sebesar Rp. 695.572.615.400, nilai total bukan kegunaan sebesar Rp. 16.095.842.250. Sehingga diperoleh nilai total ekonomi Taman Kyai Langgeng sebesar Rp. 711.668.457.650. Nilai total ekonomi menghasilkan peta zona nilai ekonomi kawasan, yang dapat digunakan untuk evaluasi nilai kawasan Taman Kyai Langgeng.Kata Kunci: Contingent Valuation Method, Regresi Linear Berganda, Travel Cost Method, Zona Nilai Ekonomi KawasanABSTRACTIndonesia is a country that has a lot of amazing place for tourist destination.  One of them in Magelang, Central Java named Taman Kyai Langgeng. As a tourist destination is need to managed it better. Based on it, it’s need to reseach  Zone of Economic Value to the Area (ZNEK).  We use this to know the total economic value and benefit  based on willingnes to pay by visitor and benefit to people around these place.The method used in the reseach are Travel Cost  Method (TCM) that purpose to get Usability Value(UV) and Contigent Valuation Method (CVM) that purpose to get Non-Usability Value (NUV). The data used 140 respondents, 70 to TCM and 70 respondents  to CVM by distributing  questionnaires with an accidental sample method whereby anyone who meets the researcher and deems appropriate as a data source. Data procesing method used is Multiple Linear Regression Analysis and calculate the total economic value using Maple 17 software. And also doing clasical  assumption testing (ie. Normality, heteroscedasticity, multicolinearity and autocorrelation) validity and reliability using SPSS 17.The result of the reseach using clasical assumption testing indicated that all data are normal distribution, no heteroscedasticity , have no multicolinearity and independent of autocorelation. The result using validity and reliability test are valid and reliable. And the result of calculation of total economic value are Rp. 714.668.457.650 that consist of  Usabiliy Value(UV) Rp. 695.572.615.400, Non-Usability Value(NUV) rp. 16.095.842.250. Total economic value produces a zone of economic value map, that can be used to evaluate the value.Keywords:  Contingent Valuation Method, Multiple Linear Regression, Travel Cost Method, Zone Of The Economic Value Of The Area
PEMODELAN GEOID LOKAL KOTA SEMARANG BERDASARKAN MODEL GEOPOTENSIAL GLOBALGRACE Risa Ayu Miftahul Rizky; Bambang Darmo Yuwono; Moehammad - Awaluddin
Jurnal Geodesi UNDIP Volume 4, Nomor 2, Tahun 2015
Publisher : Departement Teknik Geodesi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1055.9 KB)

Abstract

Abstrak                Pemodelan geoid Semarang dilakukan dengan metode gravimetrik.Tiga komponen gelombang yang digunakan dalam metode gravimetrik yaitu komponen gelombang panjang, menengah, dan pendek.Komponen gelombang panjang diperoleh dari model geopotensial global EGM2008, GGM03C, dan GIF48 dengan degree maksimum 360.Komponen gelombang menengah diperoleh dari data gayaberat teristris, sedangkan komponen gelombang pendek diperoleh dari data topografi atau terrain. Hasil pengolahan pada GRAVSOFT menunjukkan nilai undulasi gravimetrik sebesar 24,902 meter hingga 25,596 meter untuk model EGM2008; 25,417 meter hingga 25,036 meter untuk model GGM03C; dan 23,746 meter hingga 24,442 meter untuk model GIF48. Evaluasi Model geopotensial global GRACE dilakukan dengan membandingkan pola undulasi geoid lokal Kota Semarang dengan pola undulasi geoid regional Pulau Jawa, serta mengurangkan undulasi gravimetrik dengan undulasi geometrik. Pola undulasi geoid lokal Kota Semarang memiliki kesesuaian dengan pola undulasi geoid regional Pulau Jawa.Nilai selisih terkecil Undulasi Lokal Kota Semarang dihasilkan oleh model GGM03C dengan selisih nilai sebesar 1,482 meter, sedangkan selisih terbesar dihasilkan oleh model GIF48 dengan selisih nilai sebesar 2,691 meter.Kata kunci: Undulasi geoid lokal, metode gravimetrik, EGM2008, GGM03C, GIF48 Abstract                Semarang geoid models determined by gravimetric method. The wavelength components used in the gravimetric method is long-wavelength, medium-wavelength, and short-wavelength. The long-wavelength component obtained from global geopotential model EGM2008, GGM03C, and GIF48 with maximum degree 360. The medium-wavelength component derived from terrestrial gravity, and the short-wavelength component obtained from the topography or terrain. Data processing in the GRAVSOFT shows the undulations gravimetric value of 24.902 meters to 25.596 meters from the EGM2008 models; 25.417 meters to 25.036 meters from the GGM03C models; and 23.746 meters to 24.442 meters from the GIF48 models.GRACEglobal geopotential model evaluation is done by comparing the local geoid undulation pattern of Semarang with the regional geoid undulation pattern of Java, also subtracting the gravimetric undulation and the geometric undulation. The local geoid undulation pattern of Semarang have conformity with the regional geoid undulation pattern of Java. The highest accuracy of the geoid undulation of Semarang generated by the GGM03C model with an error value of 1.48 meters, the lowest accuracy generated by the GIF48 model with an error value of 2.691 meters.Keywords: undulation, local geoid, gravimetric method, EGM2008, GGM03C, GIF4
ANALISIS PERKEMBANGAN WISATA DI KOTA SEMARANG BERDASARKAN NILAI FREKUENSI KUNJUNGAN DARI TAHUN 2015-2017 DENGAN PENDEKATAN TRAVEL COST METHOD DAN CONTINGENT VALUATION METHOD MENGGUNAKAN SIG (STUDI KASUS : LAWANG SEWU DAN GOA KREO) SELLI ANGELITA BR SITEPU; Sawitri Subiyanto; Nurhadi Bashit
Jurnal Geodesi UNDIP Volume 7, Nomor 4, Tahun 2018
Publisher : Departement Teknik Geodesi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1235.506 KB)

Abstract

Kota Semarang adalah  kota metropolitan terbesar kelima di Indonesia. Salah satu kota paling berkembang di Pulau Jawa adalah Kota Semarang yang memiliki objek wisata yang berpotensi dan berkembang.  Lawang Sewu dan Goa Kreo merupakan objek wisata yang mempunyai potensi untuk dikembangkan. Lawang Sewu merupakan salah satu tujuan wisata Kota Semarang dengan lokasi strategis berada di pusat kota dilengkapi keindahan gedung bersejarah. Goa kreo merupakan sebuah wisata cagar alam dengan keunikan tersendiri bagi wisatawan yang berkunjung. Kedua wisata tersebut memiliki nilai potensi wisata yang dapat menunjang pengembangan Kota Semarang. Berdasarkan hal tersebut diperlukan analisis arah perkembangan kedua objek wisata tersebut serta peta Zona Nilai Ekonomi Kawasan (ZNEK) untuk mengetahui seberapa besar keinginan seseorang untuk memberikan nilai fungsi ekonomi kawasan dan masyarakat sekitar yang memperoleh manfaat dari kawasan tersebut. Penelitian tugas akhir ini menggunakan pendekatan metode Travel Cost Method (TCM) dan Contingent Valuation Method (CVM) untuk mengetahui nilai WTP (Willingness To Pay) yang diberikan demi pengembangan wisata. Metode penarikan sampel (responden) adalah non probability sampling dengan teknik sampling insidental yaitu untuk responden yang secara kebetulan ditemui di lokasi wawancara. Pengolahan data yang digunakan adalah analisis regresi linear berganda kemudian perhitungan untuk menentukan nilai penggunaan langsung (DUV) dan untuk menentukan nilai keberadaan (EV) dengan menggunakan perangkat lunak Maple 17. Hasil dari penelitian tugas akhir ini berupa Peta Zona Nilai Ekonomi Kawasan dengan nilai surplus konsumen sebesar Rp. 35.169.196,- untuk Lawang Sewu dan Rp. 2.749.931,- untuk Goa Kreo. Nilai WTP sebesar Rp. 39.459,- untuk Lawang Sewu dan Rp. 39.557,- untuk Goa Kreo. Faktor yang mempengaruhi frekuensi kunjungan pada wisata Lawang Sewu adalah umur, pendidikan, pendapatan dan lama kunjungan. Faktor-faktor yang mempengaruhi frekuensi kunjungan Goa Kreo adalah total cost, umur, lama kunjungan dan alternatif lokasi.
PEMETAAN POTENSI BENCANA ALIRAN LAVA GUNUNG SINABUNG MENGGUNAKAN CITRA ASTER GDEM Polin Mouna Togatorop; Sawitri Subiyanto; Arwan Putra Wijaya
Jurnal Geodesi UNDIP Volume 5, Nomor 2, Tahun 2016
Publisher : Departement Teknik Geodesi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1245.49 KB)

Abstract

ABSTRAK Indonesia merupakan negara dengan jumlah penyebaran gunung api yang sangat banyak dan tersebar pada jalur ring of fire dansalah satunya adalah gunung Sinabung. Banyak gunung api di Indonesia, Gunung Sinabung ini sangat menarik karena pada sekitar tahun 1600an pasif tidak meletus.Kemudian aktif dan meletus pada tahun 2010 dan hingga sekarang tahun 2016 masih tetap erupsi. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan proses mitigasi bencana gunung api dengan memetakan aliran lava serta menentukan kawasan rawan bencana erupsi gunung api. Sehingga didapat kawasan dengan tingkat kerentanan yang paling tinggi sampai rendah berdasarkan parameter kepadatan penduduk, jarak dari sumber letusan, dan tutupanlahan.                Pemetaan aliran lava ini menggunakan citra ASTER GDEM kemudian diolah menggunakan ArcGIS dengan toolsanalisis hidrologi. Aliran lava merupakan pola aliran air yang didapat sesuai dengan sifat kegunungapian gunung Sinabung.Kemudian aliran lava ini dibuffering untuk analisis potensi dan tingkat kerentanan pada kawasan Sinabung.                Hasil dari penelitian ini yaitu berupa kawasan rawan bencana disekitar kawasan gunung Sinabung yang terlanda aliran lava terdiri dari 45 Desa yang tersebar di 5 Kecamatan di Kabupaten Karo, Sumatera Utara. Kawasan tersebut terbagi dalam tiga zona bahaya , yaitu KRB III (tinggi) dengan luas wilayah 80,012 Km2, KRB II (sedang) dengan luas wilayah 73,092 Km2, KRB I (rendah) dengan luas wilayah 83,695 Km2. Dari 5 kecamatan ini juga terdapat kawasan dengan tingkat kerentanan masing – masing yaitu pada tingkat kerentanan sangat rendah 3206,934 ha, rendah 2856,671 ha, sedang 4727,821 ha, tinggi 3015,143 ha, dan sangat tinggi 1678,429 ha.Kata Kunci: Gunung Sinabung, Kawasan Rawan Bencana, Risiko, Kerentanan, dan Lava ABSTRACT                 Indonesia is a country with the deployment of volcanoes spreading in the ring of fire line and one of them is Sinabung Volcano. Though there many volcanoes exist in Indonesia, Sinabung volcano is one of the very interesting volcanoes as since early 1600’s it was passive and did not nevererupt. It has suddenly actived and erupted in 2010 and it is still erupting even now. This research aims to make a mitigation process of disasters by mapping the lava flows and determining the areas with the prone-eruption volcanoes. Thus, it can be obtained the areas with the highest to the lowest vulnerability levelbased on the parameters of population density, distance from the source of the eruption and land cover.This lava flows mapping uses ASTER GDEMimage which is then processed using the hydrologic analysis tools of ArcGIS. The lava flows are the pattern of water flows obtained by suitabling with the volcanologist of the Sinabung volcano. Then, this lava flows are buffered to know a potential analysis and the vulnerability level of Sinabung Volcano.The research shows that a prone-eruption area is around the area that was devastated by the Sinabung volcano lava  flows consist of 45 villages that are divided into 5 sub-districts in Karo, North Sumatra. The region is divided into three prone zones, that is KRB III (high), KRB II (medium), and KRB I (low) with the areas are about 80,012km2, 73,092 km2 and 83.695 km2, respectively. In 5 districts of the areas also include the vulnerability level, that is a very low, low, medium, high and very high with the areas are about 3206,934 ha, 2856,671 ha, 4727,821 ha, 3015,143 ha and 1678,429 ha, respectively.Keywords: Sinabung Volcano, Disater-Prone Areas, Risky, Vulnerability, and Lava *) Penulis Penanggung Jawab
SISTEM INFORMASI FASILITAS KESEHATAN DAN PENUNJANGNYA BERBASIS SIG DAN CARRYMAP (STUDI KASUS KABUPATEN BOYOLALI, JAWA TENGAH) Try Jokosantoso; Bambang Sudarsono; LM Sabri
Jurnal Geodesi UNDIP Volume 9, Nomor 1, Tahun 2020
Publisher : Departement Teknik Geodesi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (765.547 KB)

Abstract

ABSTRAKKabupaten Boyolali terdiri atas 19 kecamatan dan 267 desa/kelurahan merupakan salah satu dari 35 kabupaten/kota di Jawa Tengah dengan jumlah penduduk ± 974.579 jiwa pada tahun 2017 (BPS Kabupaten Boyolali) dan luas wilayah ± 101.510,20 Ha (www.boyolali.go.id). Kebutuhan pelayanan kesehatan khususnya bagi masyarakat menengah ke bawah sangat dibutuhkan apalagi dengan jumlah penduduk Kabupaten Boyolali yang cukup besar sehingga perlu diperhatikan oleh instansi atau dinas terkait.Persebaran sarana fasilitas kesehatan di Kabupaten Boyolali masih tersebar di pelosok daerah sehingga jarang diketahui oleh masyarakat baik masyarakat setempat maupun luar daerah tersebut. Hal tersebut berakibat masih sulitnya memperoleh informasi fasilitas kesehatan yang lebih mendukung selain yang terdapat di daerah masing-masing. Peran teknologi saat ini memungkinkan masyarakat dalam mengakses internet, namun untuk beberapa daerah masih terkendala dalam memperoleh konektivitas yang lancar.Berdasarkan uraian yang telah disebutkan sebelumnya, melatarbelakangi penulis dalam membuat sebuah aplikasi informasi sebaran fasilitas kesehatan di Kabupaten Boyolali yang bisa diakses walaupun tanpa konetivitas internet menggunakan aplikasi CarryMap.Berdasarkan analisis yang dilakukan dengan metode buffer untuk seluruh fasilitas puskesmas dapat melayani sebanyak 89 % dari jumlah penduduk Kabupaten Boyolali sehingga masih perlu ditingkatkan sebanyak 11 %. Seluruh fasilitas klinik dapat melayani 36 % dari jumlah penduduk Kabupaten Boyolali sehingga perlu ditingkatkan lagi sebanyak 64 %, namun untuk seluruh rumah sakit sudah melayani 100%  untuk cakupan satu kabupaten. Hasil dari aplikasi yang dibuat menggunakan aplikasi CarryMap dapat dijalankan pada platform desktop pc dan smartphone. Ketelitian presisi dari aplikasi adalah 2,015 meter. Uji usability didasarkan dari hasil penyebaran kuesioner dengan jumlah responden sebanyak 20 orang. Hasil uji usability tersebut antara lain komponen efektifitas dengan nilai 85, komponen efisiensi dengan nilai 80, dan komponen kepuasan dengan nilai 79,5.Kata Kunci : CarryMap, Fasilitas Kesehatan, Kabupaten Boyolali  ABSTRACTBoyolali Regency consists of 19 sub-districts and 267 villages is one of 35 regencies / cities in Central Java with a population of ± 974,579 inhabitants in 2017 (BPS Boyolali Regency) and an area of ± 101,510.20 Ha (www.boyolali.go .id). The need for health services, especially for the middle to lower class is very much needed especially with the population of Boyolali Regency which is large enough so that it needs to be considered by the relevant agencies or agenciesThe distribution of health facilities in Boyolali Regency is still scattered in remote areas so that it is rarely known by the community both local and outside the area. This results in the difficulty of obtaining information on health facilities that are more supportive than those found in their respective regions. The current role of technology enables the public to access the internet, but in some areas it is still constrained in obtaining smooth connectivity.Based on the description previously mentioned, the background of the author in making an information application of the distribution of health facilities in Boyolali Regency that can be accessed even without internet connectivity using the CarryMap application. Based on the analysis conducted by the buffer method for all puskesmas facilities, it can serve as much as 89% of the population of Boyolali Regency so that it still needs to be increased by 11%. All clinical facilities can serve 36% of the population of Boyolali District so that it needs to be increased again by 64%, but for all hospitals already serving 100% for the coverage of one district. The results of applications created using the CarryMap application can be run on desktop pc and smartphone platforms. The precision of application precision is 2,015 meters. Usability test is based on the results of the distribution of questionnaires with the number of respondents as many as 20 people. The usability test results include an effectiveness component with a value of 85, an efficiency component with a value of 80, and a satisfaction component with a value of 79.5.
PEMBUATAN APLIKASI PENGOLAH KOMPONEN PASUT METODE PERATAAN KUADRAT TERKECIL BERBASIS WEB Agung Setiawan; Andri Suprayogi; Arief Laila Nugraha
Jurnal Geodesi UNDIP Volume 2, Nomor 3, Tahun 2013
Publisher : Departement Teknik Geodesi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (278.976 KB)

Abstract

Pengamatan pasang surut laut merupakan fungsi dari lamanya waktu pengamatan dan mempunyai cara pengamatan yang disesuaikan dengan teknik pengambilan data yang akan digunakan. Teknik pengambilan data secara oseanografik dilakukan di tepi pantai dimana data pengamatan pasang surut berupa ketinggian permukaan laut yang diambil dengan interval waktu tertentu.Dalam penulisan tugas akhir ini akan dikaji penentuan konstanta harmonik pasut laut menggunakan web (Web Based) sebagai sarana untuk mengeksekusinya, dengan metode analisis harmonik teknik kuadrat terkecil (least square). Karena kemampuan web based dapat menjalankan aplikasi berbasis web dimanapun kapanpun tanpa harus melakukan penginstalan program merupakan kelebihan dari aplikasi ini.Setelah menyelesaikan tugas akhir ini, maka didapat kesimpulan telah dibangunnya aplikasi yang memudahkan pengguna khususnya untuk menghitung konstanta komponen-komponen pasut yang nantinya dapat digunakan untuk menghitung Mean Sea Level, Higher High Water Level, Lower Low Water Level, atau keperluan lain yang berhubungan dengan survei Hidrografi. Hasil dari penelitian ini nantinya dapat digunakan untuk keperluan navigasi kapal, sebagai landasan penanggulangan rob atau sebagai pengambilan keputusan yang berkaitan dengan survei hidrografi lainnya.Kata Kunci : Pasang surut, kuadrat terkecil, Web based
ANALISIS HASIL DIGITALISASI SURAT UKUR PADA SISTEM GEO KKP DI KANTOR PERTANAHAN KOTA SEMARANG (Studi Kasus : Kel. Karangroto Dan Kel. Genuksari, Kec. Genuk) Irfan Baharudin; Sawitri Subiyanto; Fauzi Janu Amarrohman
Jurnal Geodesi UNDIP Volume 6, Nomor 4, Tahun 2017
Publisher : Departement Teknik Geodesi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (580.446 KB)

Abstract

ABSTRAK Sebagai satu-satunya instansi pemerintah yang bergerak di bidang pertanahan, Badan Pertanahan Nasional (BPN) memiliki peran penting untuk menjamin adanya kepastian hukum bagi seluruh rakyat Indonesia atas tanah yang dimilikinya. Segala permasalahan seperti sertifikat ganda, tanah ditelantarkan pemiliknya, pembebasan lahan, sengketa tanah dan sebagainya harus diselesaikan oleh BPN.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas data surat ukur (SU) baik spasial maupun tekstualnya yang sudah terdigitalisasi ke web GeoKKP. Selain itu juga mengetahui perbandingan pengerjaan digitalisasi SU pada Kelurahan Karangroto dan Kelurahan Genuksari. Data yang diperlukan pada penelitian ini yaitu hasil digitalisasi SU Kelurahan Genuksari dan Kelurahan Karangroto, batas administrasi kelurahan se-Kota Semarang, citra satelit resolusi tinggi Kota Semarang, dan data fisik SU tahun. Metode penelitian ini dengan membandingkan data fisik SU dengan data hasil digitalisasinya, dan dilakukan validasi ke lapangan dengan mengukur bidang menggunakan RTK serta mengukur titik GCP untuk rektifikasi.Hasil dari penelitian ini untuk kualitas pemetaan bidang, terjadi pergeseran pada titik berat tiap bidang yang divalidasi dengan rata-rata pergeseran untuk nilai X sebesar 1,920 m dan nilai Y sebesar 2,716 m. Sedangkan untuk RMS citra base map untuk pekerjaan GeoKKP didapat hasil sebesar 0,543 piksel. Sedangkan untuk perbandingan hasil digitalisasi SU secara keseluruhan Kelurahan Genuksari masih lebih baik dibanding Kelurahan Karangroto dalam hal kesesuaian luas, lokasi pada citra, Nomor Induk Bidang, hak atas tanah dan tahun penerbitan SU dengan data fisik SU.  Persentase kesesuaian data pada Kelurahan Genuksari mencapai 77 %, sedangkan  pada Kelurahan Karangroto hanya 53 %. Meskipun begitu, pada masing-masing kelurahan diperlukan perbaikan data agar lebih sesuai dengan data fisik SU.
ANALISIS TINGKAT PRODUKTIVITAS PADI BERDASARKAN METODE NDVI (NORMALIZED DIFFERENCE VEGETATION INDEX) DAN LSWI (LAND SURFACE WATER INDEX) MENGGUNAKAN CITRA LANDSAT TAHUN 2007 DAN 2009 ( Studi Kasus : Kabupaten Karanganyar,Jawa Tengah ) Ariescha Eko Yuniarto; Yudo Prasetyo; Haniah Haniah
Jurnal Geodesi UNDIP Volume 4, Nomor 3, Tahun 2015
Publisher : Departement Teknik Geodesi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (945.032 KB)

Abstract

ABSTRAK Padi merupakan salah satu sumber bahan makanan pokok sebagian besar masyarakat Indonesia. Perkiraan hasil panen padi dilakukan dengan mempertimbangkan parameter luas dan poduktivitas tanaman padi. Luas tanah sawah diperoleh dari proses analisis citra satelit Landsat dengan memanfaatkan metode klasifikasi terbimbing. Produktivitas tanaman padi dihitung berdasarkan data survei ubinan yang dilakukan pada beberapa titik sampel yang diambil secara acak. Berdasarkan parameter luas lahan sawah hasil klasifikasi dan nilai produktivitas padi maka diketahui nilai produksi padi di kabupaten Karanganyar. Total hasil panen berdasarkan analisis citra satelit sebesar 219.839,256 ton pada tahun 2007 dan 227.088,717 ton pada tahun 2009. Pada citra Landsat dilakukan transformasi indeks vegetasi berdasarkan algoritma NDVI (Normalized Difference Vegetation Index) dan LSWI (Land Surface Water  Index) untuk mengetahui tingkat persebaran indeks vegetasi di kabupaten Karanganyar. Persebaran nilai indeks vegetasi hasil transformasi NDVI dan LSWI digunakan untuk mendeskripsikan nilai produktivitas. Produktivitas padi dipengaruhi oleh nilai indeks vegetasi dimana penurunan nilai NDVI atau peningkatan nilai LSWI akan meningkatkan nilai produktivitas padi. Kata kunci : Produktivitas padi; Normalized Difference Vegetation Index; Land Surface Water  Index; citra Landsat ABSTRACT Paddy is one of staple foods for the most Indonesian peoples. Crop yield  estimation is done by considering the parameters of area oand poductivity of paddy. The area of paddy filed is derived by analysis of Landsat’s satellite image using the supervised classification method. Productivity of paddy is calculated based on survey ‘ubinan’ data at some random samples point. the parameters of area and poductivity of paddy then the amount of crop yield is known in Karanganyar’s regency. The amount of crop yield based on the analysis of satellite image is 219.839,256 ton in 2007 and 227.088,717 ton in 2009. In the Landsat image is applied the transformation of vegetation index based on NDVI (Normalized Difference Vegetation Index) and LSWI ( Land Surface Water Index) algorithm to determine the level of vegetation index distribution in Karanganyar’s regency. The distribution of vegetation index based on NDVI and LSWI transformation use to describe the value of productivity. Productivity of paddy deppend by vegetation index value that the decrease of NDVI or the increase of LSWI value will increse the value of paddy’s productivity.  Keywords :Paddy’s productivity; Normalized Difference Vegetation Index; Land Surface Water  Index; Landsat images        *) Penulis, Penanggungjawab
ANALISIS HASIL PENGOLAHAN TITIK PENGAMATAN CORS BIG MENGGUNAKAN ULTRA RAPID, RAPID DAN FINAL EPHEMERIS UNTUK PENGAMATAN DEFORMASI Khairuddin Khairuddin; Bambang Darmo Yuwono; Moehammad Awaluddin
Jurnal Geodesi UNDIP Vol 8, No 1 (2019)
Publisher : Departement Teknik Geodesi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (574.024 KB)

Abstract

Survey  Global Navigation Satellite System (GNSS) adalah suatu metode penentuan koordinat titik dengan menggunakan teknologi satelit yang memiliki ketelitian tertentu. Selain itu terdapat pula teknologi CORS (Continuously Operating Reference Station) yang juga berbasis GNSS dan berwujud jaring kerangka geodetik yang pada tiap titiknya memiliki receiver. Jaringan CORS dibangun dengan tujuan untuk menjaga tingkat akurasi dan presisi dari kerangka dasar geodetik di seluruh wilayah Indonesia dan juga untuk membantu berbagai macam kegiatan ilmiah maupun praktis dilapangan seperti survei deformasi. Pengamatan deformasi menggunakan CORS biasanya membutuhkan final ephemeris IGS untuk memperoleh hasil yang akurat, tetapi latency update final ephemeris IGS membutuhkan 12 sampai 18 hari dari waktu terakhir pengamatan data. Penelitian ini menggunakan tiga strategi dalam pengolahan data yaitu: Strategi I menggunakan final ephemeris (IGF), strategi II menggunakan rapid ephemeris (IGR) dan strategi III menggunakan ultra rapid ephemeris (IGU). Titik pengamatan dalam penelitian ini menggunakan stasiun CSEM, CPBL, CMGL,CPKL. Titik ikat global menggunakan :  XMIS, BAKO, DARW, PIMO, PBRI, HYDE, COCO. Hasil pengolahan koordinat dengan menggunakan final ephemeris dan rapid ephemeris tidak memiliki perbedaan secara signifikan, hal sama juga berlaku terhadap hasil pengolahan menggunakan final ephemeris dan ultra rapid ephemeris. Arah pergeseran vektor setiap stasiun CORS BIG di Jawa Tengah bergerak ke arah tenggara pada seluruh strategi yang diterapkan. Resultan keceptan horizontal masing-masing stasiun pada semua strategi relatif sama. Pada stasiun CSEM nilai resultan kecepatan horizontal berkisar 0,02540 m/tahun sampai 0,02545 m/tahun. Untuk stasiun CMGL nilai resultan kecepatan horizontal berkisar 0,02652 m/tahun sampai 0,02677 m/tahun. Nilai resultan kecepatan horizontal stasiun CPKL berkisar 0,02229 m/tahun sampai 0,02304 m/tahun. Kemudian nilai resultan kecepatan horizontal stasiun CPBL berkisar 0,02582 m/tahun sampai 0,02600 m/tahun.

Page 5 of 84 | Total Record : 839


Filter by Year

2012 2024


Filter By Issues
All Issue Vol 13, No 2 (2024): Jurnal Geodesi Undip Vol 13, No 1 (2024): Jurnal Geodesi Undip Vol 12, No 4 (2023): Jurnal Geodesi Undip Vol 12, No 3 (2023): Jurnal Geodesi Undip Vol 12, No 2 (2023): Jurnal Geodesi Undip Vol 12, No 1 (2023): Jurnal Geodesi Undip Vol 11, No 4 (2022): Jurnal Geodesi Undip Vol 11, No 3 (2022): Jurnal Geodesi Undip Vol 11, No 2 (2022): Jurnal Geodesi Undip Vol 11, No 1 (2022): Jurnal Geodesi Undip Vol 10, No 4 (2021): Jurnal Geodesi Undip Vol 10, No 3 (2021): Jurnal Geodesi Undip Volume 10, Nomor 2, Tahun 2021 Volume 10, Nomor 1, Tahun 2021 Volume 9, Nomor 4, Tahun 2020 Volume 9, Nomor 3, Tahun 2020 Volume 9, Nomor 2, Tahun 2020 Volume 9, Nomor 1, Tahun 2020 Volume 8, Nomor 4, Tahun 2019 Volume 8, Nomor 3, Tahun 2019 Volume 8, Nomor 2, Tahun 2019 Vol 8, No 1 (2019) Volume 7, Nomor 4, Tahun 2018 Volume 7, Nomor 3, Tahun 2018 Volume 7, Nomor 2, Tahun 2018 Volume 7, Nomor 1, Tahun 2018 Volume 6, Nomor 4, Tahun 2017 Volume 6, Nomor 3, Tahun 2017 Volume 6, Nomor 2, Tahun 2017 Volume 6, Nomor 1, Tahun 2017 Volume 5, Nomor 4, Tahun 2016 Volume 5, Nomor 3, Tahun 2016 Volume 5, Nomor 2, Tahun 2016 Volume 5, Nomor 1, Tahun 2016 Volume 4, Nomor 4, Tahun 2015 Volume 4, Nomor 3, Tahun 2015 Volume 4, Nomor 2, Tahun 2015 Volume 4, Nomor 1, Tahun 2015 Volume 3, Nomor 4, Tahun 2014 Volume 3, Nomor 3, Tahun 2014 Volume 3, Nomor 2, Tahun 2014 Volume 3, Nomor 1, Tahun 2014 Volume 2, Nomor 4, Tahun 2013 Volume 2, Nomor 3, Tahun 2013 Volume 2, Nomor 2, Tahun 2013 Volume 2, Nomor 1, Tahun 2013 Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012 More Issue