cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Perikanan
Published by Universitas Diponegoro
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Agriculture,
Arjuna Subject : -
Articles 221 Documents
PENGARUH KOMBINASI TEPUNG BIJI NANGKA (Artocarpus heterophyllus Lamk.) DAN TEPUNG TAPIOKA TERHADAP SIFAT FISIK DAN KIMIA PASTA IKAN KURISI (Nemipterus sp.) Fajar, Rahmadian; Riyadi, Putut Har; Anggo, Apri Dwi
Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Perikanan Vol 5, No 4 (2016): Wisuda Periode Bulan Oktober 2016
Publisher : Jurusan Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (378.969 KB)

Abstract

Pasta Ikan merupakan salah satu produk diversifikasi perikanan yang memiliki nilai ekonomis tinggi. Banyak metode yang dilakukan untuk meningkatkan tekstur produk pasta ikan, misalnya penambahan tepung. Tepung merupakan bahan yang paling sering ditambahkan ke dalam pasta ikan untuk memperbaiki tekstur produk. Tepung biji nangka dan tepung tapioka mempunyai nilai amilopektin yang tinggi dan kemampuan mengikat air yang baik sehingga mempunyai kemampuan untuk meningkatkan kekuatan gel. Tujuan  penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan tepung biji nangka dan tepung tapioka terhadap kualitas pasta ikan kurisi dan mengetahui konsentrasi tepung biji nangka dan kualitas terbaik dari pasta ikan kurisi. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental dengan rancangan acak lengkap (RAL) dengan 4 taraf perlakuan dan masing-masing terdiri dari 3 ulangan. Perlakuan yang diujikan adalah K(terigu 10%), A(tapioka 10%, biji nangka 0%), B(tapioka 5%, biji nangka 5%), C (tapioka 0%, biji nagka 10%) dengan parameter uji gel strength, hedonik, kadar air, kadar protein, derajat putih, uji lipat dan organoleptik ikan segar. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa perbandingan tepung tapioka dan tepung biji nangka memberikan pengaruh nyata (P<5%) terhadap kenampakan, kekuatan gel, kadar air, kadar protein, dan uji lipat, perbandingan tepung tapioka dan tepung biji nangka tidak berpengaruh nyata .(P>5%) terhadap aroma, tekstur, rasa, dan derajat putih. Perbandingan tepung tapioka 5% dan tepung biji nangka 5%  memberikan pengaruh terbaik pada pasta ikan kurisi dengan nilai gel strength (3627,90 ± 151,97 g.cm), nilai hedonik (6,57±0,22), nilai kadar air (73,78±0,14%), nilai kadar protein (15,84±0,11%), nilai derajat putih (71,96±0,33), dan nilai uji lipat (4,73±0,47).
PENGARUH CARA KEMATIAN DAN TAHAPAN PENURUNAN KESEGARAN IKAN TERHADAP KUALITAS PASTA IKAN MAS (Cyprinus carpio) Herawati, Diah Putri; Darmanto, Y S; Romadhon, -
Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Perikanan Volume 3, Nomor 3, Tahun 2014
Publisher : Jurusan Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (507.831 KB)

Abstract

Mempertahankan mutu ikan selain menurunkan suhu lingkungan juga menjaga agar ikan tidak mengalami stress sebelum mati atau mematikan ikan secepat mungkin setelah ditangkap. Upaya tersebut dapat memperpanjang masa rigor mortis ikan. Masalah ini penting dalam kualitas ikan sebagai bahan baku pembuatan pasta ikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh cara kematian ikan yang berbeda terhadap kekuatan gel pasta ikan mas dan uji lipat, uji gigit, hedonik serta kadar air, pH, derajat putih dan kadar protein. Hasil penelitian pendahuluan di dapatkan pengambilan daging ikan dengan perlakuan dimatikan langsung tahap pre rigor pada jam 1 setelah ikan dimatikan, rigor pada jam ke-11 dan post rigor pada jam ke-17 setelah ikan dimatikan; ikan yang dibiarkan menggelepar sampai mati tahap pre rigor pada jam 1 setelah ikan mati, rigor pada jam ke-10 dan post rigor pada jam ke-14 setelah ikan mati. Konsentrasi tepung tapioka terpilih yaitu 10%. Hasil penelitian utama di dapatkan nilai gel strength berkisar 885, 02 – 1181,89 g.cm; nilai pH berkisar 6,68 – 6,91; nilai derajat putih berkisar 66,16% - 68,76%; nilai kadar protein berkisar 10,31% - 13,63% dan nilai kadar air berkisar 71,03% - 73,16%. Pasta ikan mas memiliki nilai uji lipat 2,17 – 4,63 dan uji gigit  4,27 – 8,16. Nilai uji hedonik yang terdiri dari kenampakan, aroma, rasa dan tekstur berkisar 5,37 – 7,03. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa cara kematian ikan mas yang berbeda yaitu dimatikan langsung memberikan pengaruh nyata terhadap nilai gel strength, pH, derajat putih, kadar protein, kadar air serta uji lipat dan uji gigit dan hedonik dibandingkan dengan ikan mas yang mati menggelepar. The effort to maintain the fish quality can be done  reducing environmental temperature and also keeping the fish in order to avoid stress before dying on kill the fish as soon as possible after it is caught. The effort can extend the time of fish rigor mortis. This problem is important in the fish quality as a material in processing fish paste. The objective of this study are to know the effect of different ways to fish mortality gel strength and folding test, teeth cutting test, hedonic as well as moisture content, pH, and protein content of whiteness. The result of preliminary research are gotten by taking fish meat with direct kill treatment pre rigor at 1st hours and let lying down till die, rigor at 11th hours for direct kill treatment and 10th hours let lying down till die, and post rigor at 17th hours for direct kill treatment and 14th hours let lying down till die. The choosen the tapioca starch consentration is 10%. The result of main research are gel strength values range 885.02-1181.89 g.cm; pH values range 6.68-6.91; the whiteness range from 66.16% - 68.76%; protein content values range from 10.31% - 13.63% and the water content range from 71.03% - 3.16%. The carp paste has a folding test 2.17-4.63 and teeth cutting test 4.27 - 8.16. Hedonic values test which consist of appearance, odour, flavor and texture range from 5.37 - 7.03. Based on result of the research concluded that the effect of different ways to fish mortality carp is direct kill treatment significantly affect on the value of gel strength, pH, whiteness, protein content, moisture content, folding test, teeth cutting test, and hedonic compared with carp let lying down till die.
PENGARUH PERBEDAAN KONSENTRASI KARAGENAN TERHADAP MUTU BAKSO UDANG (Litopenaeus vannamei) Nugroho, Setyo Adi; Dewi, Eko Nurcahya; Romadhon, -
Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Perikanan Volume 3, Nomor 4, Tahun 2014
Publisher : Jurusan Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (365.202 KB)

Abstract

Udang termasuk jenis Crustacea dan merupakan hasil perikanan yang digemari oleh masyarakat dunia karena lezat dan berprotein tinggi. Bakso merupakan salah satu produk olahan daging yang populer di Indonesia ataupun di beberapa Negara asia lainnya. Karagenan  merupakan  polisakarida  yang  diekstraksi  dari  beberapa spesies  rumput  laut  atau  alga merah (rhodophyceae). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh perbedaan karagenan pada pengolahan bakso udang terhadap kandungan mutu bakso udang berdasarkan uji fisik dan uji kimia,mengetahui perbandingan prosentase terbaik antara tepung tapioka, daging udang, karagenan pada pengolahan bakso udang, dan mengetahui apakah bakso udang yang dihasilkan sudah memenuhi standar mutu bakso. Penelitian ini bersifat eksperimental laboratoris dengan rancangan percobaan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Perlakuan yang diterapkan adalah perbedaan konsentrasi karagenan 0%, 1% dan 2%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi karagenan yang berbeda tidak memberikan perbedaan nyata (P>0,05) terhadap uji sensori, tetapi memberikan perbedaan sangat nyata (P<0,01) terhadap gel strength. Nilai tertinggi berdasarkan uji sensori kenampakan 8,07, citarasa 7,03 dan tekstur 8,4 pada konsentrasi karagenan 2%. Untuk penambahan karagenan yang terbaik adalah 2% dengan hasil uji gel strength 130,78 gF, nilai uji lipat 2,53, nilai uji gigit 7,5 dan hasil pengujian kimiawi yaitu kadar air 74,27%, kadar protein 18,89% dan kadar lemak 0,22%. Pembuatan bakso daging udang dengan penambahan konsentrasi karagenan 2% memiliki kualitas yang paling baik dibandingkan perlakuan lainnya. Shrimp including the type of crustacean and fishery is favored by the world community as a delicious and high protein. Meatballs is one of the popular processed meat products in Indonesia or in some other Asian Countries. Carrageenan is a polysaccharide extracted from several species of seaweed or red algae (Rhodophyceae). The purpose of this study was to determine the effect of different carrageenan on processing shrimp meatballs to shrimp meatballs quality content based on physical test and chemical test, determine the percentage ratio between the best tapioca flour, shrimp meat, shrimp meatballs carrageenan on processing, and determine whether the resulting shrimp meatballs meet quality standards meatballs. This study is an experimental laboratory with experimental design completely randomized design (CRD). Treatment applied is the difference carrageenan concentration of 0%, 1% and 2%. The results showed that different concentrations of carrageenan did not give significant differences (P> 0.05) on the sensory test, but it gives a very noticeable difference (P <0.01) against gel strength. The highest value of 8.07 based on tests of sensory appearance, flavor and texture 7.03 8.4 at a concentration of 2% carrageenan. For the addition of carrageenan is best to 2% by the results of gel strength test 130.78 gF, folding test value of 2.53, 7.5 and the bite test score results of chemical testing that the water content of 74.27%, 18.89% protein content and fat content of 0.22%. Making meatballs shrimp with the addition of 2% carrageenan concentration has the most excellent quality compared to other treatments.
STABILITAS KLOROFIL a DAN b EKSTRAK MAKROALGA JENIS Caulerpa racemosa DENGAN pH YANG BERBEDA PADA PENYIMPANAN SUHU RUANG Pratomo, Agung; Ma’ruf, Widodo Farid; Dewi, Eko Nurcahya
Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Perikanan Vol 2, No 2 (2013) : Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Perikanan
Publisher : Jurusan Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Caulerpa racemosa adalah rumput laut yang banyak mengandung pigmen klorofil dan karotenoid. Pigmen klorofil yang berasal dari bahan-bahan alami disebut sebagai pewarna alami. Kelemahan dari pigmen yang akan dijadikan tujuan komersial adalah tidak stabilnya warna yang dihasilkan bisa disebabkan oleh perubahan pH sehingga intensitas warnanya sering berkurang akibat perlakuan lama penyimpanan. Tujuan penelitian ini adalah mengkaji pengaruh perbedaan pH asam, netral, basa dengan lama penyimpanan pada suhu ruang terhadap stabilitas pigmen klorofil a dan klorofil b pada Caulerpa racemosa. Materi yang digunakan adalah makroalga Caulerpa racemosa yang diambil dari pantai Jepara yang kemudian diekstrak dengan aseton P.A. Metode penelitian yang digunakan yaitu eksperimental laboratories dengan dua tahap penelitian, penelitian utama menggunakan split plot in time. Analisa kuantitatif dengan spektrofotometer UV-Vis, dan uji stabilitas pigmen dengan perlakuan perbedaan pH dengan lama penyimpanan.            Hasil penelitian Pendahuluan didapatkan bahwa penyimpanan kandungannya hilang 50% selama 5 Hari. Dengan nilai awal rata-rata SD klorofil a 4,51±0,08 menjadi 1,94±0,01 dan klorfil b 3,46±0,14 menjadi 1,24±0,03. Pada penelitian utama didapatkan nilai yang paling stabil adalah pada pH 10 terjadi penurunan pada hari ke-1  1%, pada hari ke-2 14%, pada hari ke-3 13%, pada hari ke-4  17%, dan pada hari ke-5 21%.
KARAKTERISTIK SABUN CAIR DENGAN PENAMBAHAN KOLAGEN IKAN AIR LAUT YANG BERBEDA Nauli, Asti Permata; Darmanto, Yudhomenggolo Sastro; Susanto, Eko
Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Perikanan Volume 4, Nomor 4, Tahun 2015
Publisher : Jurusan Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (369.394 KB)

Abstract

Pemanfaatan tulang ikan menjadi kolagen dapat diaplikasikan ke dalam sabun cair yang bermanfaat bagi kesehatan kulit manusia. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui kualitas sabun cair kolagen dengan bahan baku kolagen tulang ikan laut berbeda antara lain ikan Kurisi (Nemipterus nematoporus), ikan Tenggiri (Scomberomorus plumierii), dan ikan Kakap (Lutjanus altifrontalis). Metode penelitian yang digunakan bersifat eksperimental laboratoris dengan rancangan percobaan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Perlakuan yang diterapkan terhadap jenis kolagen tulang ikan yang berbeda masing-masing tiga kali pengulangan. Parameter yang diamati adalah pH, hedonik, kestabilan busa, alkali bebas, dan viskositas. Data dianalisis menggunakan analisa ragam (ANOVA). Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan bahan baku kolagen tulang ikan yang berbeda berpengaruh nyata (p<0,05) terhadap nilai pH, hedonik, alkali bebas, kestabilan busa dan viskositas. Karakteristik dari sabun cair dengan kolagen ikan Kurisi sebagai berikut pH 10,77; alkali bebas 0,031%; kestabilan busa 84,90%; serta viskositas 922,83 cPs. Selain itu karakteristik dari sabun cair dengan kolagen ikan Tenggiri sebagai berikut pH 10,94; alkali bebas 0,070%; kestabilan busa 66,44; dan viskositas 962,33 cPs. Sedangkan pada sabun cair dengan penambahan kolagen ikan Kakap sebagai berikut pH 10,87; alkali bebas 0,060%; kestabilan busa 84,57; dan viskositas 932,66 cPs. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh hasil terbaik yaitu pada sabun cair dengan penambahan kolagen tulang ikan Kurisi. Utilization of fish bone into collagen can be applied to liquid soap that is beneficial for health human skin. The purpose of the study was to knowing the quality of liquid soap with collagen added from marine fish bone, namely Threadfin - Bream fish (Nemipterus nematoporus), Mackerel fish (Scomberomorus plumierii) and Red Snapper (Lutjanus altifrontalis). The used methods was experimental laboratoris with Complete Random Design (CRD). All treatments were done in triplicate. All treatment were analyzed for pH, sensory, foam stability, free alkaline and viscosity. The results showed that the different raw materials of fish bone collagen on liquid soap significantly (p<0,05) different to pH, hedonik, free alkaline, foam stability and viscosity. The characteristics of Threadfin - Bream fish collagen liquid soap were pH 10.77; alkali-free 0.031 %; the stability of foam 84.90%; and viscosity has 922.83 cPs. Moreover the characteristics of liquid soap with Mackerel bone collagen were pH of 10.94; free alkaline 0.070%; foam stability 66.44; and viscosity 962.33 cPs. Meanwhile the characteristics liquid soap with Red Snapper collagen added were pH 10.87; free alkaline 0.060%; foam stability 84.57; and viscosity 932.66 cPs. Based on the results obtained, the best results was liquid soap with Threadfin - Bream fish bone collagen.
EFEKTIVITAS LIDAH BUAYA (Aloe vera) DI DALAM MEREDUKSI FORMALIN PADA FILLET IKAN BANDENG (Chanos chanos Forsk) SELAMA PENYIMPANAN SUHU DINGIN P, Annisa Fadhilah; Ma'ruf, Widodo Farid; Rianingsih, Laras
Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Perikanan Vol 2, No 4 (2013) : Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Perikanan
Publisher : Jurusan Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (138.307 KB)

Abstract

Formalin is widespread used among the public, especially the fishermen and fish sellers. Saponin compound can reduce formaldehyde levels in fish flesh. Aloe vera contains high saponin compounds for approximately 5.651% per 100 grams. This research used  milkfish fillet which are soaked in formalin solution and then soaked in the a solution of aloe vera added. The experimental design used was a completely randomized design (CRD) with 2x4 factorial. This experiment used two factors ((fish fillet soaked with aloe vera (L1) and fish fillet without soaked aloe vera (L0)) each factors consists of 4 levels of storage time (0, 3, 6, and 9 days) at chilled temperature. The parameter used are formaldehyde test, total colonies of bacteria, the moisture content, pH value, and organoleptic test. The result from experiment showed that the best concentration is 20% with the best soaking time is 60 minutes observed by the decreasing of formaldehyde content and organoleptic value. The result from main experiment showed that the different between treatment from aloe vera concentration and storage time gives significant effect (P<0,05) on organoleptic value, TPC, pH and moisture content. But, no interaction between two treatment (vera concentration and storage time) not there is significant effect on moisture content and pH value. 
PENGARUH PENYAMAKAN KOMBINASI MIMOSA (Tanning) DENGAN KONSENTRASI ZIRKONIUM YANG BERBEDA (Retanning) TERHADAP KUALITAS FISIK KULIT IKAN NILA Cahyo, Septian Dwi; Agustini, Tri Winarni; Sumardianto, Sumardianto
Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Perikanan Vol 5, No 3 (2016): Wisuda Periode Bulan Agustus 2016
Publisher : Jurusan Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (476.491 KB)

Abstract

Penyamakan kombinasi adalah penyamakan dengan menggunakan beberapa jenis bahan penyamak.Tujuan dari penelitian ini adalah mendapatkan konsentrasi terbaik dan mengetahui pengaruh penyamakan kombinasi mimosa dengan zirkonium terhadap kualitas fisik kulit ikan nila.Materi yang digunakan dalam penelitian adalah kulit ikan nila yang diperoleh dari limbah fillet ikan PT. Aquafarm, Semarang. Bahan penyamak yang digunakan adalah mimosa dan zirkonium komersil. 4 Perlakuan yaitu : 20% mimosa pada setiap perlakuan dengan zirkonium 0%, 2,5%, 5%, dan 7,5%. Penelitian menggunakan desain percobaan Rancangan Acak Lengkap dengan tiga kali pengulangan. Data dianalisis menggunakan analisa ragam (ANOVA) dan ditunjukkan uji Beda Nyata Jujur (BNJ). Hasil penelitianmenunjukkan bahwa kombinasi bahan penyamak mimosa (tanning) dengan zirkonium (retanning) memberikan pengaruh yang nyata terhadap kualitas fisik kulit ikan nila. Konsentrasi yang memberikan efektifitas terbaik adalah pada perlakuan K1 dengan K2. Perlakuan K1 : kombinasi 20% mimosa + 2,5% zirkonium merupakan perlakuan yang memberikan efektifitas terbaik pada nilai kekuatan tarik sebesar 1242,26±1,99 N/cm2 dan suhu kerut kulit ikan nila samak sebesar 87,33±1,16 oC. Perlakuan K2 : kombinasi 20% mimosa + 5% zirkonium merupakan perlakuan yang memberikan efektifitas terbaik pada nilai kemuluran sebesar 12,8±0,28 % dan kekuatan sobek kulit ikan nila samak sebesar 290,59±6,85 N/cm. Efektifitas terbaik ini dapat dilihat dari selisih nilai antara perlakuan pada setiap parameter uji. Kedua perlakuan tersebut sudah memenuhi persyaratan standar mutu kulit ular air tawar (SNI 06-4586-1998).
PEMANFAATAN AIR REBUSAN KEPALA UDANG PUTIH (Penaeus merguiensis) SEBAGAI FLAVOR DALAM BENTUK BUBUK DENGAN PENAMBAHAN MALTODEKSTRIN Meiyani, Diah Nur Aisyah Tri; Riyadi, Putut Har; Anggo, Apri Dwi
Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Perikanan Volume 3, Nomor 2, Tahun 2014
Publisher : Jurusan Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (325.54 KB)

Abstract

Udang merupakan salah satu komoditas perikanan yang bernilai gizi tinggi. Sebagian besar udang eksport tanpa kepala. Pemanfaatan kepala udang menjadi flavor alami dengan cara direbus dan disaring kaldunya. Sehingga menghasilkan flavor alami. Tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui nilai kadar asam glutamat yang terdapat pada flavor kaldu kepala udang putih bubuk. Bahan yang digunakan adalah kepala udang putih (Penaeus merguiensis) dan bahan pengikat dekstrin dengan konsentrasi 0%, 2,5%, 5% dan 7,5%. Hasil penelitian menunjukkan nilai asam glutamat berkisar 36,85%. kisaran nilai kadar protein sebesar 48,95%. Nilai kadar air semua sampel dengan penambahan dekstrin 9,39%-5,91%. Kisaran nilai kadar lemak meningkat sebesar 0,2%-0,33%. Nilai karbohidrat mengalami kenaikan semua sampel yaitu sebesar 3,44%-23,70%. Nilai kelarutan mengalami peningkatan setelah ditambah dekstrin semua sampel yaitu sebesar 77,02%-98,76%. Nilai pH semua sampel memiliki rata-rata sebesar 6% - 6,9%. Nilai uji hedonik yang terdiri dari uji aroma, dan  rasa juga menunjukkan rata-rata nilai yang sama dengan kisaran nilai sebesar 7,15%-7,43%. Shrimp is one of fisheries commodity which have high nutrient content. Most shrimp export commodity is in head and skin off. Utilization the natural flavor of the boiled shrimp head material processing and taken broth. Its broth produces natural flavor. This study investigated glutamic acid value in flavor of white shrimp head broth powder.  Material used in this research were white shrimp head (Penaeus merguiensis) and dextrin binder material 0%, 2,5%, 5%, and 7,5%. Results of this research showed higher glutamic acid value and protein content, respectively 36,88% and 48,95%. All samples showed water content 9,39% to 5,91%, fat 0,2% to 0,33%, carbohydrate value 3,44% to 23,70%, solubility value 77,02% to 98,76%, pH value 6% to 6,9%. Hedonic score had same average to all samples, were 7,15% to 7,43%.
KARAKTERISTIK KULIT IKAN KAKAP PUTIH (Lates calcarifer) SAMAK DENGAN KOMBINASI BAHAN PENYAMAK ALUM DAN MIMOSA Andini, Lucky; Dewi, Eko Nurcahya; Anggo, Apri Dwi
Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Perikanan Vol 7, No 1 (2018): JANUARI 2018
Publisher : Jurusan Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (218.738 KB)

Abstract

Tanning agent merupakan salah satu faktor yang memegang peranan penting dalam proses penyamakan kulit ikan. Penyamakan kombinasi alum dengan mimosa dapat menyempurnakan kekurangan tanning agent pada proses penyamakan. Alum merupakan bahan penyamak dengan daya samak rendah, sedangkan mimosa memiliki ketahanan terhadap panas yang rendah sehingga penggabungan keduanya diharapkan dapat meningkatkan kualitas kulit samak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan bahan penyamak alum dan mimosa terhadap kualitas fisik kulit ikan Kakap Putih tersamak. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) Faktorial dengan dua faktor dan tiga ulangan, yaitu: konsentrasi alum (0%; 3%; 6%; 9%) dan mimosa (20%; 25%). Parameter yang diuji yaitu uji kekuatan tarik, kekuatan sobek, kemuluran, dan suhu kerut. Data analisis menggunakan analisa sidik ragam (ANOVA). Uji Beda Nyata Jujur (BNJ) dilakukan untuk mengetahui perbedaan antara perlakuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyamakan kombinasi berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap kualitas fisik berdasarkan parameter uji. Perlakuan konsentrasi 6% alum-25% mimosa merupakan yang optimal dengan kriteria: nilai kekuatan tarik (2308,49 N/cm2), kekuatan sobek (347,03 N/cm), kemuluran (54,50%), dan suhu kerut (85oC).
MUTU NATA DE SEAWEED (Gracilaria Sp) DENGAN PENAMBAHAN SARI BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi) DAN UREA PADA KONSENTRASI DAN JUMLAH YANG BERBEDA Yanto, Supri; Agustini, Tri Winarni; Dewi, Eko Nurcahya
Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Perikanan Vol 2, No 1(2013) : Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Perikanan
Publisher : Jurusan Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Nata de seaweed is one of foods gelling products resulted from seaweed fermentation. Theaddition of bilimbi extract and urea are important factor to control pH and nitrogen resourcefor growing of A. xylinum in nata’s medium. The aims of research were to determine the bestconsentration by the addition of bilimbi as pH control substances and urea as nitrogenresources at different concentration to the nata de seaweed Gracilaria Sp. The research usingCompletely Randomized Factorial 2x2 design. The first factor is bilimbi extract with level of(3% and 4%) and the second factor is urea with level of (1 g and 1.5 g). The best treatment isthe addition of extract b. wuluh 3% and 1 g of urea with the quality characteristics of pH(4.07), yield (93.33 g), fiber content (0.93%), moisture content (95.06%), elasticity (1.26 mm/ g / s), sugar (6.05%), as well as preference test is fairly like to the product (appearance =6.4; flavor = 6.6; texture = 6). Examinations of F-test (ANOVA) showed that the addition ofextract bilimbi (3% & 4%) and urea (1 g and 1.5 g) gave a very significant (p<0,01) effect onthe yield, actual pH and moisture content of product and not significant (p>0,05) effect to thelevels of sugar, elasticity and fiber content.

Page 5 of 23 | Total Record : 221