cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Perikanan
Published by Universitas Diponegoro
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Agriculture,
Arjuna Subject : -
Articles 221 Documents
PENGARUH LAMA FERMENTASI KECAP ISI PERUT IKAN MANYUNG (Arius thalassinus) DENGAN PENAMBAHAN PAPAIN TERHADAP JUMLAH SENYAWA KIMIA DAN KOLONI BAKTERI Purnamasari, Dyah Ayu; Ibrahim, Ratna; Rianingsih, Laras
Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Perikanan Vol 2, No 3 (2013) : Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Perikanan
Publisher : Jurusan Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kecap ikan merupakan produk hasil proses fermentasi yang dibuat dari ikan maupun limbah ikan (isi perut). Kendala pada pembuatan kecap ikan umumnya membutuhkan waktu yang lama dan rasa produknya sangat asin. Proses fermentasi bahan pangan dapat dipersingkat dengan penambahan enzim pencernaan. Penelitian bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh lama fermentasi (1, 4, 8 dan 12 hari) kecap isi perut ikan Manyung dengan penambahan enzim papain 5% terhadap jumlah senyawa kimia, dan koloni bakteri. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai pH, TVBN, total N, kadar garam dan total koloni bakteri berbeda sangat nyata (P<0,01) diantara perlakuan. Selama proses fermentasi kecap isi perut ikan Manyung dengan penambahan enzim papain 5% menunjukkan  nilai TVBN, total N, dan log TPC cenderung mengalami kenaikan secara nyata seiring dengan bertambahnya waktu fermentasi, sedangkan nilai pH dan kadar garam mengalami penurunan.  Nilai TVBN, total N dan total koloni bakteri produk pada akhir fermentasi 12 hari masing-masing 41,33mgN/100g; 1,2213 g N/100 ml; 3,37x105   cfu/ml. Nilai total N produk masih lebih rendah dibandingkan dengan nilai total N kecap ikan standar industri di Thailand kualitas premium. 
PENGARUH KOLAGEN TULANG IKAN AIR TAWAR YANG BERBEDA TERHADAP KARAKTERISTIK FISIK DAN KIMIA SABUN MANDI PADAT Harris, May Valdi; Darmanto, Yudhomenggolo Sastro; Riyadi, Putut Har
Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Perikanan Volume 5, Nomor 1, Tahun 2016
Publisher : Jurusan Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (507.232 KB)

Abstract

Kolagen tulang ikan air tawar mempunyai fungsi mengikat air sehingga dapat memperbaiki sifat fisik dan kimia sabun mandi padat. Tujuan Penelitian ini adalah mengetahui pengaruh kolagen tulang ikan Nila (Oreochromis niloticus), ikan Lele (Clarias batrachus), dan ikan Patin (Pangasius sp) terhadap kualitas fisik dan kimia sabun mandi padat. Metode penelitian yang digunakan bersifat Eksperimental Laboratoris dengan rancangan percobaan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Perlakuan yang dilakukan adalah penambahan jenis kolagen tulang ikan air tawar yang berbeda ke dalam sabun mandi padat masing-masing tiga kali pengulangan. Parameter yang diamati adalah kadar air, kadar alkali bebas, pH, stabilitas busa, kekerasan, dan hedonik. Data analisis menggunakan analisa ragam (ANOVA). Pembuatan sabun padat dilakukan dengan penambahan kolagen konsentrasi terbaik 3%. Hasil  menunjukkan bahwa penggunaan kolagen tulang ikan air tawar yang berbeda berpengaruh nyata (p<0.05) terhadap nilai stabilitas busa, kekerasan, pH, kadar air, dan kadar alkali bebas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan kolagen tulang ikan Nila, Lele, dan Patin mempunyai pengaruh yang berbeda nyata (p<0.05) terhadap kadar air, kadar alkali bebas, pH, stabilitas busa, kekerasan, dan hedonik sabun mandi padat. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh produk terbaik yaitu sabun mandi padat dengan penambahan kolagen tulang ikan lele yang memiliki kadar air 13%; kadar alkali bebas 0,26%; pH 9,80; stabilitas busa 50,12%; kekerasan 4,127 mm/dtk; dan hedonik paling disukai. Freshwater fish bone collagen has function to bind water so that can improve the physical and chemical properties of solid soap. The purpose of this research was know the effect of bone collagen from Nile Tilapia (Oreochromis niloticus), catfish (Clarias batrachus), and catfish (Pangasius sp) to the quality of bath soap. The used method was experimental laboratory with experimental design complete random design (CRD). The treatment were addition of different types of freshwater fish bone collagen to solid bath soap, each treatment was repeated in triplicates. The parameters observed were foam stability, hardness, pH, water content, content of free alkali, and hedonic. Data analysis using analysis of variance (ANOVA). Solid soap was made with 3% freshwater fish collagen addition. The results of this research showed that the addition of freshwater collagen gave significant different (p<0,05) on water contenct, free alkali content, pH, foam stability, hardness and hedonic solid soap. Based on the results obtained the best was solid soap with addition of Catfish collagen has water content 13%; free alkali content 0,26%; pH 9,30, foam stability 50,12%; hardness 4,127 mm/s and the most preferred hedonic.
PENGARUH KADAR GARAM TERHADAP KANDUNGAN HISTAMIN, VITAMIN B12 DAN NITROGEN BEBAS TERASI IKAN TERI (Stolephorus sp) Romawati, Marita Dwi; Ma'ruf, Widodo Farid; Romadhon, Romadhon
Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Perikanan Volume 3, Nomor 1, Tahun 2014
Publisher : Jurusan Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (101.989 KB)

Abstract

Terasi is a fish paste which is a solid condiment and spesific aromafrom fermented shrimp. Salt in making terasi is contributeto prevent the damage of product by microorganism. The purpose of this research was to determine the effect of different salt concentrationsfor the content of histamine, vitamin B12 and free nitrogen fromanchovy terasi (Stolephorus sp.).The material used in this researchwerefresh anchovy (Stolephorussp.) and salt. Theparameter tested in this reseacrh are organoleptic, moisture content, aw, pH, histamine, vitamine B12 and free nitrogen . The research method used was experimental field. Analysis data in this research used an analysis of variance (ANOVA).The results of the research showed, organoleptic value of terasi with salt concentrations 2%, 8,5%, 15%, is 7,64£m£7,90; 8,08£m£8,62 and 7,74£m£7,96respectively,it indicated safe for consumption. Terasi with 2% salt concentration of histamine contain 31,13 mg/100g, B12 vitamin 31,44 mg/kg and 1,78% free nitrogen. Terasi with the salt concentration of histamine contain 8,5%, 25,46mg/100g, B12 vitamine 35,81 mg/kg and 2.29% free nitrogen. Terasi with 15% salt concentration of histamine containing 22,85 mg/100g, B12 vitamine 36,18 mg/kg and 2,70% free nitrogen. Salt concentrationhas different effects on histamine and B12 vitaminecontent and hasnot influence free nitrogen.
PENGARUH PERENDAMAN BERBAGAI JENIS JERUK TERHADAP KANDUNGAN LOGAM BERAT TIMBAL (Pb) DAN KROMIUM (Cr) PADA KERANG HIJAU (Perna viridis Linn) Hilmi, Muhammad Zuhal; Swastawati, Fronthea; Anggo, Apri Dwi
Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Perikanan Vol 6, No 2 (2017): Periode Wisuda Bulan April 2017
Publisher : Jurusan Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (409.654 KB)

Abstract

Kerang hijau (Perna viridis Linn) merupakan filter feeder sehingga dapat mengakumulasi logam berat seperti timbal dan kromium yang dapat diturunkan dengan menggunakan senyawa asam sitrat yang terkandung di dalam jeruk. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh larutan jeruk terhadap penurunan kandungan timbal dan kromium pada kerang hijau. Metode penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK). Penelitian pendahuluan didapatkan waktu terbaik larutan jeruk nipis yaitu 25 menit dengan konsentrasi sebesar 25%, kemudian digunakan dalam penelitian utama dengan perlakuan konsentrasi perendaman 25% dan lama perendaman 25 menit dan kontrol dengan pengulangan 3 kali. Metode analisa yang digunakan yaitu analisa kadar timbal, kromium, protein, air, pH dan asam sitrat. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa perbedaan lama waktu perendaman dalam larutan jeruk memberikan pengaruh nyata (p<0,05) terhadap penurunan kandungan timbal, penurunan terendah terjadi pada perendaman dengan larutan jeruk purut dari 1,755 ppm menjadi 1,142 ppm yaitu 0,613 ppm (34,9%), sedangkan penurunan tertinggi terjadi pada perendaman larutan jeruk nipis dari 1,755 ppm menjadi 0,844 ppm yaitu 0,911 ppm (51,9%). Penurunan kandungan kromium terendah terjadi pada perendaman dengan larutan jeruk purut dari 1,098 ppm menjadi 0,492 ppm yaitu 0,606 ppm (55,19%) sedangkan penurunan tertinggi terjadi pada perendaman dengan larutan jeruk nipis dari 1,098 ppm menjadi 0,438 ppm yaitu 0,66 ppm (60,1%). Perbedaan jenis jeruk juga memberikan pengaruh nyata (p<0,05) terhadap kadar protein, kadar air dan pH. Hasil uji organoleptik terhadap kenampakan, bau dan tekstur tidak memberikan pengaruh nyata akan tetapi untuk rasa memberikan pengaruh nyata. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa jeruk nipis yang paling efektif dalam penurunan kandungan timbal dan kromium.
PENGARUH PENGGUNAAN BIOAKTIVATOR EM4 DAN PENAMBAHAN TEPUNG IKAN TERHADAP SPESIFIKASI PUPUK ORGANIK CAIR RUMPUT LAUT Gracilaria sp. Sundari, Irma; Ma'ruf, Widodo Farid; Dewi, Eko Nurcahya
Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Perikanan Volume 3, Nomor 3, Tahun 2014
Publisher : Jurusan Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (557.066 KB)

Abstract

Setiap tahun ribuan hektar lahan yang subur berkurang akibat penggunaan pupuk kimia, namun pada era sekarang ini, penggunaan pupuk organik makin meningkat sejalan dengan berkembangnya pertanian anorganik. Salah satu kekayaan alam yang dapat diolah menjadi pupuk organik adalah Gracilaria sp. karena mengandung unsur makro dan mikro mineral serta zat pengatur tumbuh yang dibutuhkan oleh tanaman. Penggunaan bioaktivator EM4 selama fermentasi dapat mempersingkat waktu dekomposisi bahan organik menjadi unsur yang dibutuhkan oleh tanaman, selain itu limbah industri perikanan yang diolah menjadi tepung ikan juga berpotensi sebagai pupuk organik karena mengandung unsur nitrogen dan fosfor yang tinggi sehingga dapat meningkatkan kualitas pupuk. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan bioaktivator EM4 dan penambahan tepung ikan terhadap kandungan C-organik, nitrogen, fosfor, dan kalium, pH dan kandungan bakteri patogen dalam pupuk organik cair. Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 3 taraf perlakuan yaitu kontrol (A), penambahan EM4 (B), dan penambahan EM4+tepung ikan (C) masing-masing tiga kali ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan EM4 dan tepung ikan memberikan pengaruh yang nyata (P<0,05) terhadap kadar C-organik (A=12,480%; B=8,660%; C=14,760%), kadar nitrogen (A=0,350%; B=1,530%; C=4,660%), kadar fosfor (A=0,340%; B=0,360%; C=0,490%), kadar kalium (A=0,575%; B=0,694%; C=0,405%), pH (A=5,5; B=5,1; C=7,2) dan kandungan bakteri patogen E. coli dan Salmonella pada semua perlakuan adalah negatif.  Thousand hectares of fertile soil are decreasing due to the use of chemical fertilizer every year, but the use of organic fertilizers is increasing in line with development of inorganic agriculture. Gracilaria sp. is one of natural assets that can be processed into organic fertilizers because it contains macro and micro mineral elements and growth regulator which are necessary for plants. EM4 bio activator usage can shorten decomposition time of organic substances into necessary substances for the plants. Furthermore, the waste of fishery industry processed into fish flour can be potential organic fertilizer because it contains high nitrogen and phosphorus so that it can increase fertilizer qualities. This research aims to know the effect of EM4 bioactivator usage and fish flour addition towards C-organic, nitrogen, phosphorus, potassium, pH, and pathogen bacteria contents in liquid organic fertilizer. In this research, the writer uses Completely Randomized Design (CRD) with three levels of treatments which are controlling (A), adding EM4 (B), and adding EM4 and fish flour (C) in three experiments repeatedly. The results of this research showed that EM4 and fish flour additions giving significant effects (P<0,05) towards the contents of C-organic (A = 12.480%; B = 8.660%; C = 14.760%), the contents of nitrogen (A = 0.350%; B = 1.530%; C = 4.660%),  the contents of phosphorus (A= 0.340%; B = 0.360%; C = 0.490%), the contents of potassium (A = 0.575%; B = 0.694%; C = 0.405%), the contents of pH (A= 5.5; B = 5.1; C = 7.2),  and the contents of E. coli and Salmonella pathogen bacteria were negative.
UJI BIOAKTIFITAS EKSTRAK Gelidium sp. TERHADAP BAKTERI Escherichia coli dan Staphylococcusaureus winarno, sigit; ma'ruf, widodo farid; Dewi, Eko Nurcahya
Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Perikanan Vol 2, No 1(2013) : Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Perikanan
Publisher : Jurusan Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Gelidium sp. is a kind of macro algae species which it’s bioactive content was studied.The aim of this study were to determined of the content of bioactive compounds and thepotential extract of Gelidium sp. as antibacterial of E. coli and S.aureus and to determined theeffect of the different concentration of the solvent. The result showed that the best extractionof Gelidium sp. us methanol extract. The result of this study showed that the highestantibacterial activity indicated by widest inhibitory zone on S. aureus (6,67±0,58 mm),compared with E. coli (4,67 ± 0,58 mm). The highest inhibitory zone was found atconcentration 13 mg/ml. The result of phytochemical screening test indicated that there arethe compounds of alcaloid, steroid and triterpenoid.
PENGKAYAAN KUALITAS MI KERING DENGAN PENAMBAHAN TEPUNG DAGING IKAN LELE DUMBO (Clarias gariepinus) SEBAGAI SUMBER PROTEIN Zuhri, Nur Muttaqien; Swastawati, Fronthea; Wijayanti, Ima
Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Perikanan Volume 3, Nomor 4, Tahun 2014
Publisher : Jurusan Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (257.529 KB)

Abstract

Mi merupakan produk makanan yang paling banyak dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia, tingginya konsumsi mi tidak diimbangi dengan kandungan nilai dan kualitas gizi yang seimbang dan tercukupi, sehingga perlu adanya pengkayaan atau peningkatan kualitas gizi pada produk mi. Ikan lele dumbo (Clarias gariepinus) merupakan salah satu komoditas perikanan yang cukup populer di masyarakat dan memiliki nilai ekonomis tinggi. Ikan lele dapat digunakan sebagai sumber protein dalam pembuatan mi kering untuk meningkatkan nilai gizi produk. Tepung daging ikan lele mempunyai kandungan protein yang cukup tinggi dan kandungan asam amino lisin tinggi sedangkan asam amino pembatas dari tepung terigu adalah lisin. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh konsentrasi tepung daging ikan lele dumbo terhadap karakteristik produk mi kering. Penelitian ini menggunakan desain percobaan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 5x perlakuan penambahan berbagai macam konsentrasi dan dilakukan 3x pengulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor penambahan konsentrasi berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap lisin, tensile strength, kadar protein, kadar abu, kadar lemak dan nilai hedonik. Interaksi antar perlakuan berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap asam amino lisin, tensil strength, kadar protein, abu, lemak, kenampakan dan warna. Sedangkan dengan air dan karbohidrat tidak berpengaruh nyata (P>0,05). Perlakuan konsentrasi terbaik yaitu 20% dilihat dari kandungan asam amino lisin (34,19 mg/g), kadar protein (17,52 %), kadar lemak (2,30%). Perlakuan konsentrasi 5% paling baik diterapkan dan paling disukai oleh panelis dengan asam amino lisin (17,85 mg/g), tensile strength (0,103 N/mm2), kadar protein (10,95%), air (10,42%), abu (1,6%), lemak (1,78%) dan karbohidrat (76,15%).  Noodles is a product of the most widely consumed by the people of Indonesia, the high consumption of noodles are not offset by the value of the content and quality of nutrition are balanced and would be sure, so the need for enriched or nutrient in the product quality improvement noodles.African catfish (Clarias gariepinus) is the one commodity that is quite popular in the community and has a high economic value. Catfish can be used as a source of protein in the manufacture of dry noodles to improve the nutritional value of the product. Flour meat catfish has a fairly high protein content and a high content of the amino acid lysine as the limiting amino acid of wheat flour is lysine. The purpose of this study was to determine the effect of concentration of African catfish fish meat meal on the characteristics of dry noodles. This study uses experimental design completely randomized design (CRD) with 5x treatment of a wide range of concentrations and the addition is done 3x repetition. The results showed that the addition of factor concentrations significantly (P<0.05) to lysine, tensile strength, protein content, ash content, fat content and hedonic value. The interaction between treatment significantly (P<0.05) against the lysine amino acid levels, tensile strength, protein content, ash, fat, appearance and color. While with water and carbohydrates are not significant (P˃0,05). The best treatment concentration of 20% in terms of the amino acid lysine content (34.19 mg / g), protein content (17.52%), fat content (2.30%). Treatment concentration of 5% is best used and most preferred by the panelists with the amino acid lysine (17.85 mg / g), tensile strength (0,103 N / mm 2), protein content (10.95%), water (10.42, ash (1.6%), fat (1.78%) and carbohydrate (76.15%).
PENGARUH PERBEDAAN METODE PEMBEKUAN TERHADAP KUALITAS KEPITING BAKAU (SCYLLA SERRATA) CANGKANG LUNAK Dewi, Bidari Mara; Agustini, Tri Winarni; Dewi, Eko Nurcahya
Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Perikanan Vol 2, No 2 (2013) : Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Perikanan
Publisher : Jurusan Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Salah satu produk ekspor dari kepiting bakau yang telah dikembangkan adalah kepiting bakau (Scylla serrata) cangkang lunak atau biasa disebut kepiting soka. Salah satu cara agar kepiting soka sampai ke tangan konsumen dalam keadaan tidak busuk adalah dengan cara dibekukan. Unit pengolahan pembekuan kepiting soka kebanyakan belum menggunakan metode pembekuan yang tepat, sehingga produk kepiting soka yang dihasilkan kurang berkualitas dari segi organoleptik maupun segi kandungan kimianya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kualitas kepiting soka berdasarkan parameter kimia dan parameter fisika yang mengalami perlakuan metode pembekuan yang berbeda. Kepiting beku dengan empat metode pembekuan yang berbeda didapatkan hasil bahwa sampel dengan metode contact plate freezing merupakan kepiting soka beku dengan kualitas terbaik bila dilihat dari kadar protein larut garam sebesar 7,21% ± 0,75 , nilai drip loss sebesar 12,85 % ± 0,44, nilai pH 6,97, dan dilihat dari struktur daging yang lebih rapat dengan ukuran 5 μm. Hasil pegujian tersebut berbeda sangat nyata dengan metode chest freezing yaitu metode terburuk dengan nilai protein larut garam sebesar 5,09 ± 0,31 %, niali drip loss 32,78 % ± 0,66, nilai pH 6,47, dan struktur daging yang lebih renggang dengan ukuran 15µm.
PENGARUH PENAMBAHAN MIKROALGA Spirulina platensis DAN MIKROALGA Skeletonema costatum TERHADAP KUALITAS SOSIS IKAN BANDENG (Chanos chanos Frosk) Iqbal, Muhamad; Ma'ruf, Widodo Farid; Sumardianto, -
Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Perikanan Volume 5, Nomor 1, Tahun 2016
Publisher : Jurusan Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (394.26 KB)

Abstract

Perkembangan konsumsi masyarakat terhadap pangan semakin meningkat. Pengkayaan produk pangan menjadi poros utama yang harus dilakukan untuk mengatasi masalah penyediaan pangan yang memiliki kandungan gizi tinggi, menyehatkan, dan diterima konsumen. S. platensis dan S. costatum yaitu mikroalga yang memiliki kandungan protein dan betakaroten yang tinggi yang diperlukan oleh tubuh. Saat ini makanan cepat saji seperti sosis ikan menjadi pilar untuk menarik masyarakat mengkonsumsinya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh perbedaan penambahan mikroalga terhadap kualitas sosis ikan. Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah ikan bandeng (Chanos-chanos Forsk), mikroalga S. platensisdan mikroalga S. costatum, dengan desain percobaan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 3 perlakuan yaitu penambahan mikroalga S. platensis 10%, penambahan mikroalga S. Costatum 10% dan tanpa penambahan mikroalga dalam subtitusi dengan tepung tapioka dilakukan 3 kali pengulangan. Parameter pengujian yaitu kadar protein, kadar betakaroten, stabilitas emulsi, kekuatan gel, aktivitas air (aw) dan sensori. Data dianalisis menggunakan ANOVA, dilanjutkan uji BNJ untuk data parametrik sedangkan Kruskal-Wallis untuk data non-parametrik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbedaan penambahan mikroalga berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap kadar protein, kadar betakaroten, stabilitas emulsi, kekuatan gel, aktivitas air (aw) dan sensori. Sosis ikan dengan penambahan mikroalga S. platensis 10% memiliki hasil terbaik dari semua parameter yang diujikan dibandingkan dengan  penambahan mikroalga S. costatum 10% dan kontrol. The development of human consumption on foods is increasing. Therefore, food enrichment is becoming the main focus to overcome the problems on food security that are high in nutritional value, quality, healthy, and acceptable to consumers. S. platensis and S. costatum are two kinds of microalgae that contain high protein and beta-carotene needed by human body. Nowadays, people have their preferences on fast food, such as fish sausage, which is favorable to consume. This research aims to figure out the impact of the difference in microalgae addition on the quality of fish sausage. The materials used in this research were milkfish (Canos-canos Forks), two kinds of Microalgae: S. platensis and S. costatum. The experiment design used was completely randomized design that consists of three different treatments: the addition of 10% S. platensis, the addition of 10% S. costatum, and without the addition of any Microalga in subtitution of the starch in thriplicates. The experimental parameters were protein levels, beta-carotene levels, emulsion stability, gel strength, water activity (aw) and sensory test. The data is analyzed using ANOVA, followed by Honestly Significant Difference (HSD) test on parametric data, meanwhile Kruskal-Wallis was used on non-parametric data. The result showed that the different in the addition of microalgae has a significantly impact (P<0,05) on; protein levels, beta-carotene levels, emulsion stability, gel strength, water activity (aw) and sensory test. Fish sausage with the addition of 10% S. platensis produced the best result of all the tested parameters, when compared to those with the addition of 10% S. costatum and without the addition of any microalga (control).
PURIFIKASI PASCA PANEN KERANG DARAH (Anadara granosa) DENGAN METODE PERENDAMAN DILENGKAPI BAHAN PENJERNIH AIR Aprianita, Heny; Ma’ruf, Widodo Farid; Riyadi, Putut Har
Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Perikanan Vol 2, No 4 (2013) : Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Perikanan
Publisher : Jurusan Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kerang darah bersifat filter feeder sehingga berpotensi tercemar logam berat dan mikrobiologi yang berbahaya bagi pengkonsumsi. Keamanan pangan berupa sanitasi kekerangan perlu ditingkatkan dengan menggunakan purifikasi metode perendaman dilengkapi arang aktif, zeolit dan sinar UV. Penelitian ini bertujuan mengetahui efektifitas purifikasi pasca panen kerang darah terhadap penurunan kadar Cd, Pb, kandungan TPC dan Escherichia coli. Penelitian ini bersifat experimental laboratories. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK). Variabel yang diukur adalah Cd, Pb, TPC, Escherichia coli dan pH. Hasil penelitian menunjukan bahwa perendaman selama 24 jam memberikan pengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap kandungan Cd (68,33%), Pb (54,61%), TPC (25,66% ) serta  E.coli (99,95%), sedangkan nilai pH tidak berbeda nyata (P>0,05). Berdasarkan hasil penelitian lama perendaman kerang darah dengan menggunakan purifikasi mempunyai dampak positif terhadap penurunan logam berat Cd dan Pb serta TPC dan E.coli, dengan waktu efektif perendaman selama 24 jam. Semakin lama waktu perendaman maka semakin rendah kadar logam berat dan bakterinyaKata kunci : kerang darah, cadmium, plumbum, purifikasi, perendaman.

Page 4 of 23 | Total Record : 221