cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Perikanan
Published by Universitas Diponegoro
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Agriculture,
Arjuna Subject : -
Articles 221 Documents
ANALISA KUALITAS GEL SURIMI DARI JENIS IKAN BERBEDA DENGAN PENAMBAHAN ASAM TANAT TEROKSIDASI Anggritasari, Bernadeta Vina; Darmanto, Y S; Agustini, Tri Winarni
Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Perikanan Vol 2, No 2 (2013) : Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Perikanan
Publisher : Jurusan Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penambahan asam tanat pada surimi diharapkan mampu untuk meningkatkan kualitas gel surimi. Salah satu paramater penentuan kualitas gel surimi adalah kekuatan gel. Tujuan penelitian adalah mengetahui total protein dan kadar air surimi dari bahan baku ikan yang berbeda untuk menentukan jumlah asam tanat 0,05% teroksidasi yang akan ditambahkan dan mengetahui efek penambahan 0,05% asam tanat teroksidasi dari total protein surimi untuk jenis ikan yang berbeda terhadap derajat putih, gel strength, pH,  uji lipat, dan uji gigit. Bahan penelitian menggunakan ikan belanak, selar kuning, kuwe dan bawal tawar yang diberi perlakuan penambahan asam tanat teroksidasi 0,05%. Efek penambahan asam tanat 0,05% dari total protein masing-masing surimi menunjukkan pengaruh nyata terhadap nilai kekuatan gel, nilai uji lipat dan uji gigit serta pada derajat putih dengan perlakuan terbaik adalah surimi ikan Belanak.
ANALISA TATA LETAK PABRIK PENGALENGAN RAJUNGAN (Portunus pelagicus) DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE WINQSB Zulkarnain, Ahmad Zakki; Dewi, Eko Nurcahya; Riyadi, Putut Har
Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Perikanan Volume 4, Nomor 2, Tahun 2015
Publisher : Jurusan Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (370.961 KB)

Abstract

Pengaturan tata letak fasilitas mencoba memanfaatkan luas area untuk penempatan mesin, kelancaran gerakan perpindahan material, penyimpanan material dan sebagainya, agar diperoleh tata letak pabrik yang effektif dan effisien. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan usulan tata letak dengan menggunakan metode CRAFT dan memanfaatkan software WinQSB yang terdiri dari koordinat tata letak awal, jarak antar departemen dan frekuensi perpindahan barang. Agar proses produksi lebih effektif dan produktivitas pabrik meningkat. Hasil penelitian menghasilkan usulan layout yang lebih effektif dan effisien dengan total cost 12617.50 m dibandingkan dengan total cost tata letak awal sebesar 14717.50 m. Hasil tersebut didapat dengan menukarkan 2 departemen yaitu departemen sortasi dan print kaleng dengan menggunakan metode CRAFT yang memanfaatkan software WinQSB. Usulan tata letak software WinQSB juga menghasilkan konsep penyederhanaan yang meliputi nilai Efifisiensi waktu 98% sudah dapat menghantarkan rajungan dalam kualitas produk yang baik dan nilai effisiensi pekerja 92% sudah mengacu pada SSOP dan GMP, sehingga layak dilakukan pada industri perikanan. Dari analisa didapatkan bahwa tata letak software WinQSB lebih effektif dan effisien, dibandingkan dengan tata letak awal. The layout setting of facilities in a factory was tried to use the area for the machines arrangement and the smooth movement displacement of materials, storing materials, the layout of the factory land can be more efficiently. This experiment was aimed to get the layout recommendation with CRAFT method and WinQSB software that consists of initial coordinate layout, the distance between departments, and the material displacement frequency. To get the efficient processing and factory productivity increase. The results showed that layout recommendation with total cost 12617.50 m is more efficient than the initial layout 14717.50 m. That results is obtained by exchanged of 2 departments which are sortation deparment and can printing department by using CRAFT method and WinQSB software. WinQSB software layout recommendation also produce effective simply concept, because efficiency value of time are 98% can lead to a better quality of the products and efficiency value of workers 92% it has refered to SSOP and GMP, so that proper to do in the fisheries industry. From analysis above can be concluded that the layout setting that used WinQSB software are more effective and efficient compared to the initial layout.
KAJIAN SENYAWA BIOAKTIF EKSTRAK GONAD BULU BABI (Diadema setosum) DENGAN PELARUT BERBEDA Prastyo, Handito Aji; Ma’ruf, Widodo Farid; Wijayanti, Ima
Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Perikanan Vol 2, No 3 (2013) : Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Perikanan
Publisher : Jurusan Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Gonad D. setosum mengandung α tokoferol, fenolik dan pigmen seperti karotenoid. Senyawa-senyawa tersebut diduga adalah suatu senyawa yang termasuk senyawa bioaktif. Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah gonad D. setosum segar yang diperoleh dari perairan Pulau Panjang, Jepara yang diekstrak dengan pelarut yang berbeda (n-heksan, etil asetat, dan metanol). Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan perlakuan tiga jenis pelarut yang berbeda tingkat kepolaran. Penelitian utama yang dilakukan adalah uji kadar fenolik total, kadar tokoferol dan karotenoid dan parameter pendukungnya adalah uji aktivitas antioksidan dengan metode DPPH. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbedaan jenis pelarut berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap aktivitas antioksidan, kadar fenolik total dan kadar karotenoid pada pelarut metanol. Perlakuan pelarut n-heksan dan etil asetat tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap aktivitas antioksidan, kadar fenolik total dan kadar karotenoid. Kadar fenolik sebesar 20,62 mg GAE/g sampel, kadar karotenoid 0,95 µ mol/g sampel dan tokoferol sebesar 110,14 ppm. Ekstrak dengan pelarut etil asetat kadar fenolik sebesar  12,00 mg GAE/g sampel, kadar karotenoid 0,52 µ mol/g sampel dan tokoferol 51,13 ppm. Nilai terkecil senyawa bioaktif adalah ekstrak n-heksan kadar fenolik sebesar  8,47 mg GAE/g sampel, kadar karotenoid 0,49 µ mol/g sampel dan tokoferol 45,98 ppm. Hasil aktivitas antioksidan ditunjukkan dengan nilai IC50 ekstrak metanol, etil asetat, dan n-heksan masing-masing adalah 3241,125; 8185,047; dan 9318,435 ppm.
PENGARUH PERBANDINGAN KONSENTRASI TEPUNG TAPIOKA (Manihot uttilissima) DAN TEPUNG KENTANG (Solanum tuberosum) TERHADAP KUALITAS BAKSO IKAN LELE (Clarias batrachus) Rahussidi, Muhamad Akbar; Sumardianto, Sumardianto; Wijayanti, Ima
Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Perikanan Vol 5, No 3 (2016): Wisuda Periode Bulan Agustus 2016
Publisher : Jurusan Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (363.77 KB)

Abstract

Ikan lele berpotensi diolah menjadi bakso ikan yang terbuat dari lumatan daging dan bahan pengisi beserta bahan tambahan berupa bumbu yang diproses dengan perebusan. Bakso ikan memiliki spesifikasi mutu yang mengutamakan gel strength dan sensori, sehingga perlu adanya penambahan gelling agent pada bakso, seperti tepung kentang. Tujuan  penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh perbandingan tepung tapioka dan tepung kentang terhadap bakso ikan lele dan mengetahui perbandingan konsentrasi tepung tapioka dan tepung kentang terbaik pada bakso ikan lele. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 5 taraf perlakuan dan masing-masing terdiri dari 3 ulangan. Perlakuan yang diujikan adalah K(tapioka 10%, kentang 0%), A(tapioka 7,5%, kentang 2,5%), B(tapioka 5%, kentang 5%), C(tapioka 2,5%, kentang 7,5%), D(tapioka 0%, kentang 10%) dengan parameter uji gel strength, sensori, kadar air, kadar protein dan uji lipat. Perbandingan konsentrasi tepung kentang 5% dan tepung tapioka 5% (B) memberikan pengaruh terbaik pada bakso ikan lele dengan nilai gel strength (2532,91±344,11 g.cm), nilai sensori (7,66±0,33), nilai kadar air (64,68±0,38%), nilai kadar protein (10,19±0,31 %), dan nilai uji lipat (4,70±0,44). Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa perbandingan tepung tapioka dan tepung kentang memberikan pengaruh nyata (P<0.05) terhadap kenampakan, tekstur, gel strength, kadar air, kadar protein dan uji lipat. Sedangkan perbandingan tepung tapioka dan tepung kentang tidak berpengaruh nyata .(P>0.05) terhadap bau dan rasa.
PENGARUH LAMA PEREBUSAN DAN KONSENTRASI LARUTAN JERUK NIPIS (Citrus aurantifolia) TERHADAP KADAR TIMBAL (Pb) DAN KADMIUM (Cd) PADA KERANG DARAH (Anadara granosa) Sari, Kartika Anjar; Riyadi, Putut Har; Anggo, Apri Dwi
Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Perikanan Volume 3, Nomor 2, Tahun 2014
Publisher : Jurusan Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (211.813 KB)

Abstract

Kerang darah merupakan salah satu hasil laut yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat dan memiliki sifat menetap (Filter feeders). Cara hidup dari kerang darah yang menetap menyebabkan banyaknya kandungan logam berat yang terdapat dalam tubuhnya. Pada penelitian ini dilakukan cara mereduksi logam berat dalam tubuh kerang dengan menggunakan bahan sekuestran asam sitrat yang ada dalam buah jeruk nipis. Tujuan dari penelitian ini mengetahui pengaruh perbedaan lama waktu perebusan dan konsentrasi larutan jeruk nipis terhadap kadar kadmium dan timbal pada kerang darah. Rancangan percobaan yang digunakan adalah RAL (Rancangan Acak Lengkap) pola Faktorial 2x3 dengan perlakuan lama waktu perebusan kerang darah(0, 15, 30 dan 45 menit)dan konsentrasi larutan jeruk nipis 1:1. Parameter yang diukur adalah kadar kadmium, timbal, kadar air, pH, kadar abu, kadar asam sitrat, dan nilai organoleptik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lama waktu perebusan yang berbeda memberikan pengaruh yang nyata (P<0,05) terhadap kadar kadmium (59,33%; 60,67%; 63,33%), kadar timbal (29,67%; 44,39%; 69,67%), kadar air (8,94%; 8,82%; 8,72%), kadar abu (1,28%; 1,24%; 1,14%), kadar asam sitrat (4,33%; 7,19%; 11,60%), dan nilai pH (5,96; 5,12; 5,07). Hasil parameter uji organoleptik memberikan pengaruh yang nyata (P<0,05) terhadap tekstur namun tidak memberikan pengaruh yang nyata (P>0,05) terhadap kenampakan, rasa dan bau. Berdasarkan hasil penelitian dilihat dari banyaknya penurunan kadar kadmium dan timbal, maka dapat disimpulkan bahwa perebusan selama 30 menit dan konsentrasi larutan jeruk nipis 1:1 pada kerang darahmerupakan pengaruh perlakuan yang paling efektif untuk kualitas organoleptik kerang darah. Blood cockle is one of the many seafood consumed by the community and has settled (Filter feeders). The behaviour of blood cockle as filter feeder caused a large number of deposits that settled the heavy metals contained in its body. This research was conducted on how to reduce heavy metals in blood cockle using sequestran citric acid in lime. The purpose of this research is to know the influence of the difference boiling time and lime extract concentrationtoled and cadmium levelof blood cockle. Experimental design used is Completing Randomised Design using Factorial pattern 2x3 with the factor of boiling time treatment blood cockle (0,15,30 and 45 minutes) and the concentration of lime extract was 1:1. The parameters measured include the levels of cadmium, lead, water content, pH, ash levels, levels of citric acid, and organoleptic. The results showed that different boiling time gives a significant influence (P < 0.05) on the levels of cadmium (59.33%; 60.67%; 63.33%), levels of lead (29.67%; 44.39 69.67%;%), moisture content (8.94%; 8.82%; 8.72%), ash levels (1.28% 1.24%; 1.14%), citric acid levels (4.33%; 7.19%; 11.60%), and the value of pH (5.96; 5.12; 5.07). based on organoleptic-test the results showed significant influence (P<0.05) on the texture but provides no significant (P>0.05) on the appearance, taste and smell. Based on the research results reduction of cadmium and lead level, it can be concluded that the boiling time for 30 minutes and lime extract concemtration of blood cockle was 1:1 the most effective treatment while keeping the blood cockle for its organoleptic quality.
PEPTIDA BIOAKTIF UNTUK PENURUNAN TEKANAN DARAH DARI HIDROLISA LIMBAH PERIKANAN : KAJIAN PUSTAKA Riyadi, Putut Har
Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Perikanan Vol 7, No 1 (2018): JANUARI 2018
Publisher : Jurusan Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (329.246 KB)

Abstract

Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah di atas normal (kronis) yang terjadi dalam jangka waktu yang lama. Saat ini telah banyak diciptakan obat-obatan sebagai upaya untuk mencegah morbiditas dan mortalitas hipertensi. Penggunaan obat antihipertensi tersebut mahal dan memiliki efek samping yang beragam, seperti batuk kering dan mengganggu fungsi ginjal.  Di sisi lain, limbah perikanan seperti kulit, tulang, sirip, kepala, jeroan, daging merah, telur dan ekor dapat dirubah menjadi FPH dengan aktifitas ACEi dan antihipertensi. Beberapa penelitian telah melaporkan bahwa peptide ACEi dari limbah perikanan mempunyai hasil hidrolisis yang optimal dengan enzim dari subtrat mikroba misalnya alcalase, neutrase, thermolysin. Perbedaan dampak dari ACEi berhubungan dengan perbedaan sekuens peptida dan berat molekul. Sekuens peptide ACEi terdiri dari asam amino hydrophobic (proline) dan asam amino aliphatic (isoleucine dan leucine) pada N terminal.
PENGARUH PERBEDAAN TEKANAN PADA IKAN MUJAIR (Oreochromis mosambicus) PRESTO DENGAN ALAT ”TTSR” ( Tekanan Tinggi Suhu Rendah ) Istanto, Ferry; Surti, Titi; Anggo, Apri Dwi
Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Perikanan Volume 3, Nomor 4, Tahun 2014
Publisher : Jurusan Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (455.126 KB)

Abstract

Ikan mujair merupakan jenis ikan konsumsi air tawar. Presto  ikan  adalah  bentuk  pengolahan dengan  garam  dan  bumbu  serta  melalui  proses pemanasan  dan  tekanan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh perbedaan tekanan pada waktu pemasakan menggunakan alat ”TTSR”,dan mengetahui kualitas ikan mujair dengan adanya variasi tekanan dalam proses pemasakan ikan mujair presto tersebut melalui uji kekerasan dan uji proximat terhadap daging ikan mujair yang melalui pemasakan. Perlakuan yang diterapkan adalah perbedaan tekanan pemasakan yaitu 1 atm, 2 atm, dan 3 atm dengan waktu pemasakan yang sama yaitu 30 menit. sedangkan parameter yang diamati adalah organoleptik, kekerasan tulang, kadar protein, lemak, dan air. Catatan perubahan suhu, waktu, dan tekanan pada penelitian ini menunjukan bahwa dengan “TTSR” tekanan yang digunakan bisa lebih tinggi dari autoclave yaitu mencapai 3 atm, namun dengan suhu yang lebih rendah dari pemasakan dengan alat autoclave yaitu 95°C. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tekanan saat pemasakan menggunakan alat “TTSR” memberikan perbedaan nyata (P≤0,05) terhadap parameter mutu yang diamati. uji kekerasan tulang mujair presto dengan proses pemasakan menggunakan tekanan 2 atm selama 30 menit dengan suhu (90 oC) menghasilkan tulang yang lunak 7.86 gf dan kandungan proximat yang lebih baik dari pemasakan menggunakan tekanan lain. Tekanan pemasakan terbaik yang digunakan untuk memasak ikan mujair presto menggunakan alat “TTSR” adalah 2 atm. Tilapia fish is a freshwater fish commercial. Presto is a form of processing fish with salt and spices through a process of heating and pressure. The purpose of this study was to determine the effect of pressure difference during cooking using the tool "TTSR", and knowing the quality of tilapia fish with the variation of pressure in the process of cooking tilapia fish presto through hardness test and test proximat the tilapia fish meat through cooking. Treatment applied is the difference in pressure cooking time is 1 atm, 2 atm, 3 atm and the same time is 30 minutes, while the parameters measured were sensory, hedonic and violence, levels of protein, fat, and water. Note change of temperature, time, and pressure on these studies show that the "TTSR" used pressure can be higher than 3 atm autoclave is reached, however, with lower temperatures than cooking by means of an autoclave is 95 ° C. The results showed that records changes in temperature, time, and pressure on these studies show that the "TTSR" used pressure can be higher than the autoclave is up to 3 atm, but with a lower temperature of cooking by means of an autoclave is 95 ° C. The results showed that pressure cooking time using the tool "TTSR" gave significant differences (P <0.05) on the bone tenderness with tilapia presto cooking process using 2 atm pressure for 30 minutes with the temperature (90 ° C) resulted in soft bone 7.86 kgf and content proximat better than other presure cooking. Pressure cooking best used for cooking tilapia fish presto using the tool "TTSR" is 2 atm.
PENYAMAKAN KULIT IKAN NILA, GURAME, KAKAP PUTIH DAN ANALISA KUALITAS FISIKNYA Intansari, Winda; darmanto, YS; Swastawati, Fronthea
Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Perikanan Vol 2, No 1(2013) : Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Perikanan
Publisher : Jurusan Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The purpose of the research was to determine the effect of different types of fish skin is Nila(K1), Gouramy (K2) and White Snapper (K3) to the physical quality chrome tanned fishskins, in order to obtain optimum results and can be set to produce fish skin leather.Experimental design used was Randomized Block Design (RBD) with three types of fish skintreatment. Parameter tests include tensile strength, elongation at break and softness test. Thedata were analyzed using ANOVA, continued with Honesty Significant Difference Test andLeast Significant Difference at the level of 95% and 99% (α 0.05 and 0.01). Results showedthat K1 and K2 exert a significantly different (p <0.05) on the tensile strength. K1, K2 andK3 were highly significant (p < 0.01) against elongation at break. The softness test ontreatment K1, K2 and K3 were not significantly different (p < 0.05). The experimental resultsshow that the tensile strength of the tanned skin K1, K2, and K3 respectively 1302.71 ±91.89; 1065.23 ± 108.93; 1240.83 ± 39.32 N/cm2. The elongation at break skin test of K1,K2, and K3 respectively 58.51 ± 1.07; 80.01 ± 1.55; 44.46 ± 1.52%. the softness test of K1,K2, and K3 respectively 4.30 ± 0.19; 4.93 ± 0.26; 4.33 ± 0.26 mm. Based on the results of research concluded that K1, K2, and K3 could potentially be used as a raw material oftanning leather and end product. The optimum fish skin leather and in accordance with SNI06-4593-1998 was K1.
PENGARUH LAMA PERENDAMAN NaOH PADA PROSES PENGHILANGAN LEMAK TERHADAP KUALITAS GELATIN TULANG IKAN NILA (Oreochromis niloticus) Wijaya, Otto Andi; Surti, Titi; Sumardianto, -
Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Perikanan Volume 4, Nomor 2, Tahun 2015
Publisher : Jurusan Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (368.107 KB)

Abstract

Gelatin merupakan salah satu bahan yang semakin luas penggunaannya, baik untuk produk pangan maupun produk non pangan. Tulang ikan merupakan salah satu limbah industri fillet ikan beku. Tulang dapat digunakan sebagai bahan baku pembuatan gelatin, karena tulang mengandung kolagen. Natrium hidroksida (NaOH) diketahui dapat mengikis minyak dan lemak. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh perendaman larutan NaOH terhadap kualitas gelatin ikan nila (Oreochromis niloticus) serta untuk mengetahui konsentrasi dan lama perendaman terbaik larutan NaOH yang ditambahkan pada proses degreasing pembuatan gelatin ikan nila. Metode yang digunakan pada penelitian pendahuluan adalah dengan cara pembuatan gelatin tulang ikan nila menggunakan konsentrasi NaOH 0,2 %, 0,4 % dan 0,6 % lama perendaman 3 hari. Hasil dari penelitian pendahuluan didapatkan konsentrasi terbaik 0,6 % melalui pengujian kadar lemak dan kekuatan gel. Penelitian utama menggunakan konsentrasi 0,6% lama perendaman 0 hari, 2 hari, 3 hari dan 4 hari. Analisis data menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan aplikasi SPSS 17.0. Uji lanjut menggunakan metode Beda Nyata Jujur (BNJ). Hasil terbaik yang didapatkan dalam penelitian ini adalah gelatin dengan perendaman NaOH konsentrasi 0,6 % dengan lama perendaman 4 hari, dengan kriteria mutu: kadar lemak 0,64 %; kekuatan gel 86,47 bloom; viskositas 12,17 cP; kadar protein 84,37 %; dan derajat putih 79,93 %. Gelatin is one of ingredients that is widely used, both for food product and non-food products. Fish bone is one of the waste frozen from fish fillets industry. Bones can be used as a raw material for producting gelatin, because it contains collagen. Natrium hydroxide (NaOH) is able to remove oils and fats. The purpose of this study was to knowing the effects of NaOH solution soaking time to the quality of gelatin from tilapia (Oreochromis niloticus) and to knowing the best  concentration and soaking time of NaOH solution in degreasing process. The method used in the preliminary study was a way of making gelatin from tilapia bone using different NaOH concentrations namely 0.2%, 0.4% and 0.6% soaking time during 3 days. The results of the preliminary study showed that the best concentration was 0.6%. The main research using 0.6% of NaOH with different soaking times i.e. 0 days, 2 days, 3 days and 4 days. The data analysis using Completely Randomized Design (CRD) with SPSS 17.0. Application than it was analyzed with Honestly Significant Difference Test (HSDT). The best results of this study was gelatin with soaking of 6% NaOH for 4 days, with quality criteria: the fat content (0.64%); gel strength (86.47 bloom); viscosity (12.17 cP); protein content (84.37%); and whiteness (79.93%).
ANALISA FISIK EDIBLE FILM DARI KOMPOSIT SEMIREFINED KARAGENAN DAN LILIN LEBAH (Beeswax) DENGAN SORBITOL SEBAGAI PLASTICIZER Subiyanto, Edy; Ma’ruf, Widodo Farid; Agustini, Tri Winarni
Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Perikanan Vol 2, No 3 (2013) : Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Perikanan
Publisher : Jurusan Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Edible film adalah lapisan tipis yang terbuat dari bahan yang dapat dikonsumsi dan berfungsi sebagai barrier  terhadap transfer massa. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah mengetahui pengaruh komposit dari konsentrasi semirefinedd  karagenan dan lilin lebah (Beeswax) yang berbeda dengan penambahan sorbitol sebagai  plastiscizer terhadap karakteristik derajat degradeble dari edible film dan mengetahui hasil kelarutan dari edible film.Materi yang digunakan adalah semirefined karagenan yang didapatkan di Semarang. Uji fisik edible film yang dilakukan adalah uji tensile strength, persen pemanjangan (elongasi), kelarutan, ketebalan, dan kadar air. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode eksperimental laboratoris. Rancangan percobaan yang digunakan yaitu menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Perlakuan yang dilakukan ada 3 yaitu A1 : 2% SRC; 1% Plasticicer; 0,3% Beeswax, A2 : 3% SRC; 1% Plasticicer; 0,3% Beeswax dan A3 : 4% SRC; 1% Plasticicer; 0,3% Beeswax, dengan 3 kali ulangan. Data tersebut diuji normalitas dan homogenitasnya kemudian dianalisis dengan sidik ragam atau analysis of varians (ANOVA) dan hasil yang diperoleh kemudian dilanjut dengan uji Beda Nyata Jujur (BNJ).Hasil uji fisik edible film yang diperoleh pada pengujian kuat tarik edible film yaitu 0.9549 N/mm2 – 4.8654 N/mm2, perlakuan A1 dan A2, A2 dan A3 berbeda nyata (p<0.05), sedangkan perlakuan A1 dan A3 menunjukkan berbeda sangat nyata (p<0.01). Pengujian persen pemanjangan (elongasi) didapatkan nilai 0.6077% - 0.7370%, perlakuan A1, A2, A3 menunjukkan tidak berbeda nyata (p>0.05). Pengujian kelarutan didapatkan hasil 20.11% - 21.17%, perlakuan A1, A2, A3 menunjukkan tidak berbeda nyata (p>0.05). Pengujian ketebalan didapatkan hasil 0.065 mm – 0.399 mm, perlakuan A1 dan A2, A1 dan A3 tidak berbeda nyata (p>0.05), perlakuan A1 dan A3 menunjukan berbeda nyata (p<0.05). Pengujian kadar air didapatkan hasil 51.49% - 44.62%, perlakuan A1 dan A2, A1 dan A3 berbeda nyata (p<0.05), sedangkan perlakuan A2 dan A3 menunjukkan tidak berbeda nyata (p>0.05).Kesimpulan dari penelitian ini yaitu perbedaan konsentrasi SRC pada edible film dengan komposit lilin lebah (beewax), dan sorbitol sebagai plasticizer terhadap karakteristik derajat degradeble tidak memberikan pengaruh pada pengujian kelarutan, persen pemanjangan (elongasi), serta ketebalan dan memberikan pengaruh pada pengujian kuat tarik serta kadar air. Berdasarkan hasil yang telah diperoleh, kelarutan pada edible film belum dapat digunakan sebagai bahan pengemas, tetapi pada kuat tarik edible film yang dihasilkan baik.

Page 8 of 23 | Total Record : 221