cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Perikanan
Published by Universitas Diponegoro
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Agriculture,
Arjuna Subject : -
Articles 221 Documents
PENGARUH PERBEDAAN LAMA PERENDAMAN DALAM ASAP CAIR TERHADAP PERUBAHAN KOMPOSISI ASAM LEMAK DAN KOLESTEROL BELUT (Monopterus albus) ASAP Budiarti, Ikhtiar Dian Seni; Swastawati, Fronthea; Rianingsih, Laras
Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Perikanan Volume 5, Nomor 1, Tahun 2016
Publisher : Jurusan Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (457.829 KB)

Abstract

Belut merupakan salah satu jenis ikan air tawar yang potensial untuk dikembangkan sebagai teknologi usaha pada bidang perikanan di masa mendatang. Konsumsi belut terus meningkat dari tahun ke tahun, meskipun kandungan kolesterol pada belut sangat tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh lama perendaman dalam asap cair tempurung kelapa terbaik yang disinyalir dapat menurunkan kadar kolesterol pada belut asap. Materi yang digunakan pada penelitian ini adalah Belut Sawah (Monopterus albus), garam, dan air. Metode penelitian yang digunakan yaitu eksperimental laboratoris. Rancangan Percobaan yang digunakan yaitu Rancangan Acak Lengkap yang terdiri dari 4 perlakuan perbedaan lama perendaman dalam asap cair yaitu 0 menit, 15 menit, 25 menit, dan 35 menit dengan pengulangan 3 kali. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan ANOVA dan perbedaan diantara perlakuan diuji dengan Uji Beda Nyata Jujur. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa perbedaan lama perendaman pada produk belut asap dapat menurunkan nilai kadar kolesterol dan air, serta meningkatkan nilai kadar protein, lemak, abu, dan karbohidrat.  Perbedaan lama perendaman dalam asap cair mampu memberikan perbedaan yaitu  perendaman dalam asap cair 15-35 menit pada belut asap terhadap kontrol (0 menit) memberikan perbedaan yang nyata dengan nilai kolesterol 71,10-7,95 (mg/100 g), kandungan asam lemak jenuh miristat 4,66-2,09 (% w/w), asam palmitat 20,79-25,66 (% w/w), asam stearat 12,69-25,43 (% w/w), asam lemak tak jenuh oleat 10,1-10,6 (% w/w), linoleat 7,28-9,1 (% w/w), EPA 0,52-0,84 (% w/w), kadar protein 45,34-50,78%, lemak 3,15-3,83%, air 43,42-35,96%, abu 5,47-8,76%, dan karbohidrat 0,25-0,59%. Secara umum produk belut asap ini memiliki kenampakan menarik, utuh dan rapi, warna mengkilat, rasa dan bau amis yang tersamarkan dengan tambahan asap cair sangat terasa, gurih, spesifik ikan asap, dan tekstur dagingnya kompak, tidak keras dan mudah dikonsumsi yang merupakan ciri khas produk ikan asap. Eel is a type of fish which is potential to be adopted into new fishery technology in the future. Demands of eel keep increasing over the past few years. This market potency is promising in or outside the nation. However, the consumption of eel is still continues to increase from year to year, even though cholesterol content in the eel is very high. The purpose of this research was to figure out the impact of diiping time in coconut shell liquid smoke to decreasing cholesterol content in the smoked eel. The material used in this research were swam eel (Monopterus Albus), salt, and water with experimental laboratory research method. The experimental were used complete random draft which was consists of 4 treatments of difference dipping time in liquid smoke, which were 0, 15, 25, and 35 minutes in triplicates. The data were analyzed using ANOVA and the different between every treatment tested with Honest Different Real Test. The result showed that the different dipping time in liquid smoke in smoked eel product tends to decrease cholesterol content, water, and increase protein, fat, ash, and carbohydrate. The difference long immersion in liquid smoke between 15-35 minutes in smoked eel towards the control (0%) implied a significant difference with 5% confidence interval Cholesterol value 71,10-7,95 (mg/100 g). The content of saturated fatty were acids myristic 4,66-2,09 (% w/w), palmitic acid 20,79-25,66 (% w/w), stearic acid 12,69-25,43 (% w/w). However, unsaturated fatty acids oleic 10,1-10,6 (% w/w), linoleic 7,28 -9,1 (% w/w),  EPA 0,52-0,84 (% w/w), Protein 45,34-50,78%, fat 3,15-3,83%, water 43,42-35,96%, ash 5,47-8,76%, and carbohydrate 0,25-0,59%. Generally, this smoked eel product had an interesting appereance, complete, and well-shaped, shining color, putridtaste and odor which can be distracted by adding liquid smoke. It was really tasty specific smoked fish and with complete texture of meat, soft, and consumeable are the characteristics of smoked fish products.
PENGARUH PERBEDAAN PENAMBAHAN KONSENTRASI ZnCl2 DALAM EKSTRAK KASAR PIGMEN KLOROFIL RUMPUT LAUT Sargassum sp. TERHADAP STABILITASNYA Nurusholah, Titin; Ma'ruf, Widodo Farid; Ibrahim, Ratna
Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Perikanan Volume 3, Nomor 1, Tahun 2014
Publisher : Jurusan Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (267.53 KB)

Abstract

Rumput laut Sargassum sp. mengandung pigmen antara lain klorofil a, klorofil b, karoten, fukosantin, dan xantofil. Klorofil bersifat mudah terdegradasi. Berbagai upaya telah dilakukan untuk mempertahankan stabilitas pigmen klorofil. Berkaitan dengan masalah tersebut, maka perlu dilakukan penelitian tentang pengaruh perbedaan penambahan konsentrasi ZnCl2 dalam ekstrak kasar pigmen klorofil rumput laut Sargassum sp. terhadap stabilitasnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh lama penyimpanan (0, 24, 48, 72, 96, 120, 144, dan 168 jam) ekstrak kasar pigmen klorofil rumput laut Sargassum sp. terhadap stabilitasnya dan mengetahui pengaruh perbedaan penambahan konsentrasi ZnCl2 (0, 25, 50, dan 75 ppm) dalam ekstrak kasar pigmen klorofil rumput laut Sargassum sp. terhadap stabilitasnya. Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah rumput laut Sargassum sp. Variabel yang diamati adalah kandungan klorofil a, klorofil b, dan nilai pH. Penelitian ini dilakukan dengan metode percobaan laboratoris dengan menggunakan pola percobaan split plot in time dengan rancangan dasarnya acak kelompok. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbedaan penambahan konsentrasi ZnCl2 selama penyimpanan 7 hari menghasilkan kandungan klorofil a dan b yang paling stabil yaitu pada konsentrasi 25 ppm dengan kandungan klorofil a sebesar 11,74 mg/l pada jam ke-0 dan 9,87 mg/l pada jam ke-168; sedangkan kandungan klorofil b sebesar 11,57 mg/l pada jam ke-0 dan 10,22 mg/l pada jam ke-168. Nilai pH pada penambahan konsentrasi ZnCl2 sebanyak 25 ppm sebesar 5,15 pada jam ke-0 dan 4,46 pada jam ke-168. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa lama penyimpanan dan penambahan perbedaan konsentrasi ZnCl2 dalam ekstrak kasar pigmen klorofil rumput laut Sargassum sp. mempengaruhi stabilitasnya.
PENGARUH PERBEDAAN KONSENTRASI GARAM PADA IKAN PEDA KEMBUNG (Rastrelliger sp.) TERHADAP JUMLAH BAKTERI PENGHASIL ASAM SEBAGAI PENGHAMBAT PERTUMBUHAN Staphylococcus aureus dan Escherichia coli Siswanto, Arik; Sumardianto, Sumardianto; Romadhon, Romadhon
Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Perikanan Vol 6, No 2 (2017): Periode Wisuda Bulan April 2017
Publisher : Jurusan Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (593.013 KB)

Abstract

Ikan kembung (Rastrelliger sp.) merupakan ikan yang paling sering digunakan untuk pembuatan ikan peda. Salah satu penyebab kegagalan proses pembuatan ikan peda adalah bakteri pengganggu. Garam dapat bertindak sebagai selektor bakteri penggangu dan sebagai pengawet. Metode penelitian yang digunakan yaitu menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan perlakuan penambahan konsentrasi garam 20%, 25%, dan 30% pada proses pembuatan ikan peda. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan one-way ANOVA dan perbedaan diantara perlakuan diuji dengan Uji Beda Nyata Jujur (BNJ). Hasil penelitian menunjukan bahwa perbedaan konsentrasi berpengaruh nyata (p<0,05) dengan Jumlah BAL yaitu 20% log 5,26, 25% log 6,6, dan 30% log 6,57, diketahui juga BAL dari isolat 25%  terbukti memiliki sifat antagonistik terhadap bakteri lain. Hasil untuk pengujian pH tidak memberikan pengaruh nyata akan tetapi pengujian kadar garam memberikan pengaruh nyata terhadap perlakuan. Berdasarkan hasil dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa BAL isolat 25% memiliki sifat antagonistik serta penggunaan kadar garam 30% memberikan pengaruh pertumbuhan BAL tertinggi setelah inkubasi 48 jam.
PENGARUH CARA KEMATIAN DAN TAHAPAN PENURUNAN KESEGARAN IKAN TERHADAP KUALITAS PASTA IKAN NILA (Oreochromis niloticus) Wibowo, Imam Restu; Darmanto, YS; Anggo, Apri Dwi
Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Perikanan Volume 3, Nomor 3, Tahun 2014
Publisher : Jurusan Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (343.403 KB)

Abstract

Kualitas produk hasil perikanan dipengaruhi oleh kesegaran ikan. Pengolahan merupakan salah satu cara untuk mempertahankan daya awet dan juga meningkatkan nilai ekonomis ikan. Pasta ikan merupakan salah satu alternatif penganekaragaman produk berbasis produk gel. Pasta ikan merupakan makanan yang berasal dari bahan baku lumatan daging ikan yang ditambahkan dengan tepung, garam dan berbagai jenis sayuran. Cara kematian ikan dan tahapan penurunan kesegaran ikan dapat mempengaruhi kualitas produk daging yang berdampak pada kualitas produk, sehingga bahan baku menjadi salah satu faktor untuk menghasilkan produk olahan yang baik. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pengaruh cara kematian dan tahapan penurunan kesegaran ikan terhadap kualitas pasta ikan nila. Bahan baku yang digunakan adalah ikan nila hidup yang dimatikan dengan kisaran panjang total 20-30 cm, kisaran berat 250- 300 gr/ekor. Rancangan percobaan yang digunakan pada penelitian ini adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) pola faktorial 2x3,dengan dua perlakuan kematian yaitu dimatikan langsung dan dibiarkan menggelepar. Penelitian utama dilakukan dalam dua tahap yaitu tahap I mengamati fase penurunan kesegaran ikan (pre rigor mortis, rigor mortis, dan post rigor mortis, sedangkan tahap dua adalah pembuatan pasta ikan dari masing perlakuan tersebut. Hasil penelitian utama di dapatkan perlakuan kematian ikan menunjukkan berbeda nyata (P<0,05) terhadap gel strength, kadar air, kadar protein, derajat putih dan pH. Tahapan penurunan kesegaran ikan yaitu pre rigor mortis, rigor mortis danpost rigor mortis menunjukkan hasil berbeda nyata (P<0,05) terhadap gel strength, kadar air, kadar protein, derajat putih dan pH. Pasta ikan memiliki mutu yang lebih baik dengan perlakuan dimatikan langsung dalam kondisi pre rigor mortis. The quality of fish products were influenced by the freshness of fish. Processing was aimed to maintain self-life and increase the economic value of fish. Fish paste was one of an alternative product diversification that based on gel. Fish paste was a food that is derived from fish grind meat raw materials and added with flour, salt and various kinds of vegetables. Fish mortality methods and decline phases of fish freshness could affect the quality of the meat and product, good raw materials would produce good product. The purpose of this study was to determine the effect of killing methods and decline stages of fish freshness on quality of fish paste made from Tilapia. The material were used in this study was fresh tilapia fish lengthed 25-28 cm and weighted 250-300g.The experimental design of main research that used is experimental laboratories with Random Block Design (RBD) 2x3 factorial with two treatment kill is turned off direct be left flounder with stage decline freshness is pre rigor mortis, rigor mortis and post rigor mortis. The main study was conducted in two phases: the first phase observed decrease in the freshness of the fish (pre rigor mortis, rigor mortis, and post-rigor mortis, while the second stage is the manufacture of fish paste from the respective treatment. The main research result obtained indicate treatment of mortality significantly different (P<0,05) to the gel strength, kadar air, kadar protein, derajat putih and pH.  Different stages of the decline of fish freshness showed significant result (P<0,05) to the gel strength, kadar air, kadar protein, derajat putih and pH. Improve the quality of fish better with fish kill flounder treatment in a state of pre rigor mortis.
ANALISIS KUANTITATIF DAN STABILITAS -KAROTEN PADA BIOMASSA PASTA DAN SERBUK DARI MIKROALGA Porphyridium cruentum DAN FORMULASINYA PADA EFFERVESCENT arkham, muhammad nur; agustini, tri winarni; cahyono, bambang
Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Perikanan Vol 2, No 1(2013) : Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Perikanan
Publisher : Jurusan Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Porphyridium cruentum was microalgae which has -carotene compound.Supplement drinks was favored by the consumers in the form of effervescent. The purpose ofthis study is the quantity of -carotene compounds in the microalgae P.cruentum in pastesand powders biomass during storage at different temperatures, to know the making ofeffervescent from the formulations for characteristics. The results for quantitative andstability analysis of -carotene from pastes biomass was better in cold storage by observationday-0, the 5 and the 10 are 0.026 ± 0.001, 0.023 ± 0000 g/100g, for powder biomass also incold storage 0.022 ± 0.001, 0.018 ± 0000 g/100g, and 0.015 ± 0.001. The best effervescentformulation added from powder biomass was 4% with the comparison the controls 0%, thetested of water content 6.52% ± 0.20, pH 5.21 ± 0.03, 2.10 minutes dissolved time andhedonic value of testing of appearance 7,2; colour 7,4; aroma 7,3; and flavor 7,4
PENGARUH PENGASAPAN DENGAN VARIASI KONSENTRASI LIQUID SMOKE TEMPURUNG KELAPA YANG BERBEDA TERHADAP KUALITAS IKAN BANDENG (Chanos chanos Forsk) ASAP Megawati, Maulina Tiara; Swastawati, Fronthea; Romadhon, -
Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Perikanan Volume 3, Nomor 4, Tahun 2014
Publisher : Jurusan Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (177.196 KB)

Abstract

Pengasapan dengan liquid smoke memiliki kelebihan dibandingkan metode tradisional, diantaranya menghasilkan ikan asap bertekstur dan bercita rasa lebih baik, aroma asap lebih konsisten, suhu pengasapan dapat dikontrol, sehingga dapat mencegah kerusakan protein dan menghasilkan produk berkualitas lebih baik. Tujuan penelitian ini adalah memproduksi ikan bandeng asap menggunakan liquid smoke dengan konsentrasi berbeda, kemudian mengalisis kualitasnya sehingga diperoleh konsentrasi terbaik. Ikan bandeng, diperoleh dari pasar Rejomulyo, Semarang. Rancangan percobaan menggunakan RAL. Perlakuan yang diberikan konsentrasi 0%, 1%, 3%, 5%. Dengan parameter ketersediaan lisin, fenol, protein larut garam, kadar proksimat (kadar protein, lemak, air). Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan konsentrasi liquid smoke tempurung kelapa yang berbeda berpengaruh nyata (p < 0,05) terhadap nilai  ketersediaan lisin, fenol, protein larut garam, nilai proksimat (kadar protein, lemak, air). Berdasarkan hasil penelitian kadar ketersediaan lisin antara 0.71% - 1.02%; fenol 24.24 ppm - 53.36 ppm dan protein larut garam 10.39% - 12.96%; nilai air 55.92% - 39.96%; nilai protein 34.36% - 37.18%; nilai lemak 5.09% - 6.09%. Berdasarkan uji organoleptik, nilai terbaik pada konsentrasi 5% dengan nilai 8.66 ≤ m ≤ 8.88. Kesimpulannya adalah pengasapan dengan variasi konsentrasi liquid smoke tempurung kelapa yang berbeda dapat mempengaruhi kualitas fisik, kimia dan organoleptik ikan asap. Liquid smoke some ie: advantages compare to traditional methods, produce better texture and flavor, more consistent smoke aroma, curing temperature can be controlled so its able to prevent proteins damage and produce better quality products. The purpose of this research was to determine production of smoked milkfish with different concentration, and then comparing quality and to observe the best concentration of them. Milkfish was obtained from Rejomulyo fish market, Semarang. Experimental design was Completely Randomized Design. Treatment was the differences of liquid smoke concentration 0%, 1%, 3%, and 5%. With parameters availability lysine, phenol, salt soluble proteins, proximate (protein, fat, water). The results showed that the addition of liquid smoke from coconut shell concentrations were significantly different (p<0.05) to the value of lysine avaibility, phenol, salt-soluble proteins, proximate (levels protein, fat, water). Based on this research the availability of lysine levels between 0.71% - 1.02%; ppm phenol 24.24 - 53.36 ppm soluble salt and protein 10:39% - 12.96%; water value 55.92% - 39.96%; protein value of 34.36% - 37.18%; value of 5,09% fat - 6:09%. Based on organoleptic test, the best value at smoked that 5% concentration of liquid smoke with a value of 8.66 ≤ m ≤ 8.88. The conclusion this research smoking with various concentration of coconut shell liquid smoke could affect to the physical, chemical and organoleptic characteristics  of smoked fish.
KARAKTERISTIK TEPUNG KALSIUM DARI CANGKANG KERANG SIMPING (Amusium pleuronectes) DENGAN WAKTU PEMANASAN YANG BERBEDA Harjuno, Ida; Agustini, Tri Winarni; Anggo, Apri Dwi
Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Perikanan Vol 2, No 3 (2013) : Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Perikanan
Publisher : Jurusan Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pemanfaatan cangkang kerang simping masih perlu dioptimalkan. Cangkang kerang simping mengandung beberapa mineral yang cukup tinggi, khususnya kalsium sehingga berpotensi untuk dijadikan sebagai sumber kalsium. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perbedaan lama waktu pemanasan autoklaf terhadap karakteristik fisika dan kimia tepung cangkang kerang simping. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan lama waktu pemanasan autoklaf memberikan pengaruh yang nyata (p<0,05) terhadap daya larut dan rendemen dan memberikan pengaruh yang sangat nyata (p<0,01) terhadap derajat putih dan densitas kamba. Perlakuan tersebut tidak memberikan pengaruh yang nyata (p>0,05) terhadap daya serap air serta parameter kimia. Perlakuan lama waktu pemanasan autoklaf 90 menit menghasilkan tepung cangkang kerang simping dengan daya larut tertinggi (0,0035 g/ml), dengan kadar Ca (35,375%), abu (83,94%), derajat putih (84,55%), daya serap air (149,005%) dan densitas kamba (1,28 g/ml).
POTENSI ANTIBAKTERI EKSTRAK LAMUN Thalassia hemprichii PADA FILLET IKAN LELE (Clarias batracus) SELAMA PENYIMPANAN DINGIN Ulina, Gerda Vernia Bali; Sumardianto, -; Romadhon, -
Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Perikanan Volume 5, Nomor 1, Tahun 2016
Publisher : Jurusan Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (495.566 KB)

Abstract

Ikan merupakan komoditi yang mudah mengalami pembusukan terutama disebabkan oleh bakteri. Pembusukan dapat dihambat dengan penyimpanan suhu dingin, tetapi umur simpan daging relatif pendek. Penggunaan antibakteri dari bahan alami dapat menjadi alternatif salah satunya adalah lamun Thalassia hemprichii yang diketahui memiliki kandungan senyawa aktif seperti flavonoid, alkaloid, tanin, dan fenol yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri. Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah lamun T.hemprichii, metanol, NA, larutan BFP dan fillet ikan lele. Metode penelitian yang digunakan adalah experimental laboratories dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) split plot in time terdiri dari dua faktor perlakuan yaitu konsentrasi (0%, 1% dan 1,5%) sebagai petak utama (main plot) dan lama simpan (0, 4 dan 8 hari) sebagai anak petak (sub plot) dengan tiga kali ulangan. Parameter yang diamati adalah pH, TPC, TVB dan nilai organoleptik. Data parametrik dianalisa dengan uji ANOVA dan untuk mengetahui perbedaan antar perlakuan dilakukan uji Beda Nyata Jujur, sedangkan data non-parametrik menggunakan uji Kruskal Wallis. Hasil penelitian didapatkan konsentrasi yang efektif dalam menghambat pertumbuhan bakteri yaitu 1% dengan nilai TPC hingga hari ke-8 sebesar 5,03x10-5. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan ekstrak T.hemprichii yang berbeda tidak memberikan pengaruh nyata (P<0,05) sementara itu lama penyimpanan memberikan pengaruh nyata (P>0,05) terhadap nilai pH, TPC, TVB dan nilai organoleptik keseluruhan fillet ikan lele selama 8 hari penyimpanan pada suhu dingin. Fish is a commodity which is easy to spoil caused by bacteria. It can be retarded at low temperature storage, however, its shelf-life is short. Antibacterial compunds from natural materials could be retarded fish spoilage. One of them is Thalassia hemprichi which is contained bioactive compounds such as flavonoids, alkaloids, tannins and phenols that can inhibit the growth of bacteria. The material used in this study were Thalassia hemprichii, methanol, NA, BFP solution and catfish fillets. The method used was experimental laboratory using Completely Randomized Design (CRD) split plot in time with different seagrass extract concentrations (0%, 1% and 1.5%) as main plot and storage time (0, 4 and 8 days) as sub plot in triplicates. Measured parameters were pH, TPC, TVB and sensory value. Parametric data were analyzed by ANOVA and to find out the differences among the treatments the honestly significant different were applied, meanwhile non-parametric data by Kruskal Wallis test. The result showed that the most effective concentration to inhibit the bacteria was 1% with TPC value prolonged shelf-life to 8th day (5.03 x 10-5). The results showed that the different concentration of Thalassia hemprichii extract not significantly affect to the treatment (P<0.05), however storage time significantly affect (P>0.05) to pH, TPC, TVB and sensory of the catfish fillet up to 8th  days of storage.
STABILITAS EKSTRAK KASAR PIGMEN KLOROFIL, BETA KAROTEN, DAN CAULERPIN ALGA HIJAU (Caulerpa racemosa) PADA SUHU PENYIMPANAN YANG BERBEDA Fajar, Ahmad; Ibrahim, Ratna; Dewi, Eko Nurcahya
Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Perikanan Volume 3, Nomor 1, Tahun 2014
Publisher : Jurusan Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (90.791 KB)

Abstract

Caulerpa racemosa termasuk jenis alga hijau yang terdapat di perairan Indonesia. Kandungan senyawa bioaktif dalam rumput laut yang sangat berguna adalah pigmen klorofil dan beta karoten. Caulerpa racemosa mengandung pigmen klorofil a, klorofil b, beta karoten dan caulerpin. Pigmen sangat labil terhadap suhu. Penggunaan suhu 4°C dapat mempertahankan klorofil kacang hijau selama 18 hari, sedangkan pada suhu 20 °C terjadi degradasi klorofil hingga mencapai 50%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penyimpanan ekstrak kasar pigmen klorofil, beta karoten, dan caulerpin Caulerpa racemosa pada suhu 0oC, 5 oC, 10 oC dan 30 oC terhadap stabilitasnya serta mengetahui suhu optimum penyimpanan yang dapat menjaga stabiltas ekstrak kasar pigmen klorofil, beta-karoten serta senyawa caulerpin Caulerpa racemosa selama penyimpanan 48 jam. Ekstraksi klorofil menggunakan metode maserasi dengan pelarut yang berbeda. Penelitian dilakukan dengan metode percobaan laboratoris menggunakan pola percobaan split plot in time dengan rancangan dasarnya acak kelompok. Sebagai main plot adalah lama waktu penyimpanan (0 dan 48 jam) dan sebagai sub plot adalah suhu penyimpanan (0oC, 5 oC, 10 oC, dan 30 oC). Pengukuran nilai absorbansi dilakukan pada jam ke-0 dan jam ke-48. Penyimpanan ekstrak kasar pigmen dari Caulerpa racemosa pada suhu dingin selama 48 jam menyebabkan penurunan kadar klorofil, beta karoten dan caulerpin lebih rendah secara sangat nyata dibandingkan pada suhu ruang. Sedangkan nilai pH ekstrak kasar klorofil dan caulerpin naik secara sangat nyata. Tetapi tidak ada perubahan yang nyata pada nilai kecerahan ekstrak kasar klorofil dan beta karoten. Suhu penyimpanan ekstrak kasar pigmen dari Caulerpa racemosa yang optimum selama 48 jam adalah pada suhu 0°C dimana masih mengandung klorofil (83,6%), beta karoten (93,4%), dan caulerpin (72,9%).
KARAKTERISTIK NASI ANALOG TEPUNG MOCAF DENGAN PENAMBAHAN TEPUNG RUMPUT LAUT Gracilaria verrucosa DAN TIGA JENIS KOLAGEN TULANG IKAN Spiraliga, Regina Religia; Darmanto, Y S; Amalia, Ulfah
Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Perikanan Vol 6, No 1 (2017): Wisuda Periode Bulan Januari 2017
Publisher : Jurusan Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (564.391 KB)

Abstract

Nasi analog dengan penambahan tepung rumput laut untuk memperkaya serat telah benyak dilakukan dan mendapatkan hasil yang baik. Nasi analog rumput laut masih memiliki kekurangan, yaitu rendahnya kandungan protein sehingga belum mampu melebihi protein beras sosoh. Nasi analog formulasi tepung mocaf dengan penambahan tepung rumput laut dan kolagen tulang ikan diharapkan dapat menghasilkan nasi kaya serat, tinggi protein, dan rendah IG. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui: pengaruh penambahan kolagen terhadap komposisi proksimat nasi analog formulasi tepung mocaf dan rumput laut, nilai Indeks Glikemik (IG) dan Beban Glikemik (BG) dari nasi analog kolagen terbaik, dan jenis kolagen tulang ikan terbaik berdasarkan hasil uji. Materi penelitian adalah tepung mocaf, tepung tepung rumput laut Gracilaria verrucosa, dan Kolagen tulang ikan Nila, Bandeng, dan Hiu, dengan desain percobaan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Data nonparametrik dianalisis dengan Kruskal-Wallis, sedangkan data parametrik dianalisis menggunakan ANOVA dan uji lanjut BNJ. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nasi analog rumput laut dengan penambahan kolagen tulang ikan Bandeng 5% (GKB) memiliki nilai hedonik terbaik (2,653 ≤ μ ≤ 3,047); kadar abu tertinggi (1,535 ± 0,189 %); kadar protein tertinggi (1,792±0,044 %); kadar lemak terendah (1,043 ± 0,019 %); dan kadar serat pangan tertinggi (5,356 ± 0,111 %), dengan IG 53,564 ± 21,495 yang termasuk kategori rendah dan memiliki beban glikemik (BG) 13,927 yang termasuk kategori sedang.

Page 9 of 23 | Total Record : 221