cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota surabaya,
Jawa timur
INDONESIA
Inspirasi Manajemen Pendidikan
  • inspirasi-manajemen-pendidikan
  • Website
ISSN : -     EISSN : 22528253     DOI : -
Core Subject : Education,
Arjuna Subject : -
Articles 381 Documents
IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI PENGELOLAAN BANK SAMPAH DI SMP NEGERI 1 LAMONGAN Puspitasari, Veni
Inspirasi Manajemen Pendidikan Vol 6, No 1 (2018): Inspirasi Manajemen Pendidikan
Publisher : Inspirasi Manajemen Pendidikan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

MANAJEMEN SISTEM PEMBAYARAN KUPON LAYANAN KANTIN SEHAT DI SMP  NEGERI 1 SURABAYA Fatmawatiningsih, Indasa
Inspirasi Manajemen Pendidikan Vol 6, No 1 (2018): Inspirasi Manajemen Pendidikan
Publisher : Inspirasi Manajemen Pendidikan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

MANAJEMEN SISTEM PEMBAYARAN KUPON LAYANAN KANTIN SEHAT Di SMP  NEGERI 1 SURABAYA   Indasa Fatmawatiningsih 13010714021   Jurusan Manajemen Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Surabaya indasa.fatmawati@gmail.com   Syunu Trihantoyo Jurusan Manajemen Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Surabaya aboutsyunu@gmail.com   Abstrak Pengelolaan Kafetaria Sekolah dapat mencapai sasaran yang diharapkan salah satunya dengan adanya bentuk layanan di kantin menurut Koesmintardjo yang meliputi self service system, wait service system, dan tray service system. Sistem pembayaran Kupon pada Layanan Kantin Sehat merupakan inovasi baru dari bentuk pelayanan di Kantin.. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan dan menganalisis proses perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi dalam mendukung penerapan sistem pembayaran kupon pada layanan kantin sehat di SMP Negeri 1 Surabaya. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan rancangan penelitian studi kasus. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi partisipasi pasif, wawancara dan dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan cara mengkondensasi data, penyajian data, dan verifikasi data. Kemudian pengecekkan keabsahan data dilakukan dengan kredibilitas, transferabilitas, dependabilitas, dan konfirmabilitas. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) perencanaan sistem pembayaran kupon pada layanan kantin sehat diterapkan dengan tujuan meningkatkan kejujuran siswa dan memberikan keadilan antara sekolah dengan pedagang di kantin, adanya penerapan layanan kantin sehat dan kerjasama antara sekolah dengan LBB Ganesa Operation sebagai bentuk kompensasi merupakan salah satu alasan dterapkannya sistem pembayaran kupon. (2) pelaksanaan sistem pembayaran kupon dilaksanakan secara sistematis mulai dari kegiatan pembagian jumlah kupon oleh pengelola kupon kepada petugas kupon yang akan dijual, kegiatan penjualan kupon oleh petugas kupon di kantin, kegiatan siswa dalam membeli kupon sebelum membeli makanan, dan kegiatan terakhir kegiatan penyetoran oleh pedagang kepada pengelola kupon baik berupa kupon maupun uang dengan sistem pemotongan hasil sebesar 10% sebagai bentuk kontribusi terhadap sekolah. (3) evaluasi sistem pembayaran kupon layanan kantin sehat berupa evaluasi internal oleh sekolah dan evaluasi eksternal oleh Dinas Kesehatan dan Puskesmas yang dilakukan dalam bentuk mengawasi langsung proses jalannya sistem pembayaran kupon di kantin, serta dalam bentuk rapat dan sosialisasi yang dilakukan di awal semester dan akhir semester.   Kata kunci: Sistem Pembayaran Kupon, Layanan Kantin Sehat   MANAGEMENT OF COUPON PAYMENT SYSTEM HEALTHY CARE SERVICES IN SMP NEGERI 1 SURABAYA   Abstract Management the cafetaria schools can reach the goal of expected one of them is by the forms of services in the canteen according to Kusmintardjo which includes self service system, wait service system, and try service system. The payment system at services canteen healthy is new innovation from the types of services in the canteen. As for the purpose of this research is to explain and analyze the planning process, the implementation and evaluation in supports the implementation of the payment system coupon at canteen health services junior high schools 1 Surabaya. The study adopted qualitative approaches to the study cases. Technique data collection use observation participation passive, interviews and documentation. Data Analysis done by means of condensing data, presentation of data, and verification of data. Then check validity of data was undertaken with credibility, transferability, dependability, and confirmability. The result of this research shows that (1), feel that te payment system planning at the office of a weighted average coupon on the services bill of health on sunday applied at the canteen but only with the aim of enhancing honesty of students and infuse the fairness between schools with traders in the canteen, the application of services the canteen healthy and cooperation between schools with LBB Ganesa Operation as a form of compensation is one of the reasons implementation the payment system coupons. (2) the implementation of the payment system carried out systematically starting from activities the distribution of total coupons by the coupons to the officer coupons that will be sold, the sales activity by the coupon voucher in the canteen, students activity in purchasing voucher before buying foods, and the last activities by the payment to the managements in coupons and coupon money as a resultas of cutting 10% as a contribution to school.  (3) evaluation of healthy canteen voucher service payment system in the form of internal evaluation by school and external evaluation by Dinas Kesehatan and Puskesmas conducted in the form of direct supervision of the process of running the coupon payment system in canteen, and in the form of meeting and socialization conducted at the beginning of semester and end of semester.   Keywords: the payment system coupons, canteen halthy services   PENDAHULUAN Manajemen Layanan Khusus Sekolah berperan aktif dalam penunjang pelaksanaan kegiatan belajar dan pembelajaran peserta didik baik secara langsung maupun tidak langsung. Layanan Khusus di sekolah ditujukan untuk peserta didik dapat melengkapi usaha pencapaian tujuan pendidikan di sekolah. Keberhasilan pencapaian tujuan penddikan diantaranya harus ditunjang dengan pusat sumber belajar, pusat kesehatan sekolah, bimbingan sekolah dan kantin sekolah (Rohiat, 2010: 28). Kantin sekolah merupakan bagian integral sekolah yang secara tidak langsung dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan makanan bagi warga sekolah.   Sebagai sebuah institusi pedidikan, sekolah berperan penting dalam usaha promosi kesehatan. Hal ini disebabkan karena sebagian besar anak usia sekolah menghabiskan 4-8 jam sehari berada di lingkungan sekolah khususnya sekolah yang menerapkan full day school yang mana menghabiskan waktu lebih banyak di sekolah. Jumlah anak usia 7-12 tahun pada 2012 adalah 26.636.660 jiwa dan lebih dari 90% aktif belajar di sekolah. Untuk kelompok usia <15 adalah 70.656.132 jiwa dan sekitar 85% aktif di sekolah (Pusat Data dan Informasi, 2012). Berdasarkan data tersebut bahwasanya sekolah memiliki peluang yang besar untuk menciptakan pola hidup sehat yaitu melalui pelaksanaan layanan kantin sehat di sekolah. Adanya kantin sekolah yang sehat diharapkan siswa tidak akan jajan diluar sekolah selama jam sekolah serta mendapatkan asupan makanan yang sehat. Sebagai satuan pendidikan, sekolah bertanggungjawab dalam melaksansakan proses pembelajaran  termasuk menjaga dan melaksanakan kesehatan jasmani dan rohani peserta didik melalui layaan kantin sehat di sekolah sehingga tidak hanya bertugas dalam mengembangkan ilmu pengetahuan,keterampilan dan si siswa saja (Mulyasa, 2011: 52) . Berdasarkan pernyataan tersebut bahwasanya dengan diterapkan pelayanan kantin sehat di sekolah akan menciptakan manusia yang sehat dan secara tidak langsung mendukung siswa dalam menggapai ilmu sehingga menjadi manusia yang cakap, cerdas dan kreatif. Pernyataan tersebut di dukung oleh UU Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003 pasal 3 tentang Tujuan Pendidikan Nasional yang menjelaskan bahwa “Pendidikan Nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”. Berdasarkan pernyataan tersebut, sebuah teori menyatakan bahwa “Pelaksanaan program kafetaria sekolah dapat diterapkan dengan jenis layanan kafetaria yang meliputi sistem pelayanan dimana pembeli melayani sendiri (Self service system), sistem pelayanan dimana pembeli menunggu dilayani petugas kantin sesuai dengan pesanan (Wait service system), sistem pelayanan dimana pembeli dilayani petugas kantin dan penyajian makanannya dengan menggunakan baki atau nampan (Tray service system) (Kusmintardjo, 1993: 60). Penerapan layanan kantin di sekolah dengan menggunakan sistem pembayaran melalui kupon merupakan salah satu inovasi baru bentuk pelayanan di kantin sekolah yang sudah diterapkan oleh beberapa sekolah di Indonesia. dengan memanfaatkan kupon sebagai alat pembayaran untuk membeli makanan dan minuman. Siswa sebelum membeli makanan harus menukarkan uang dengan kupon yang sudah disediakan oleh petugas kantin sebelum digunakan untuk membeli makanan yang diinginkan siswa. Penerapan sistem pembayaran melalui kupon dalam layanan kantin sehat memiliki beberapa tujuan diantaranya yaitu pertama meningkatkan kejujuran dan kesabaran siswa dalam membeli di kantin, kedua memberikan keadilan dan kemudahan kepada pedagang dalam membayar sewa stand, ketiga meminimalisir siswa jajan diluar sekolah yang mana jajanan di luar sekolah belum tentu higenis dan sehat bagi siswa. Keempat memudahkan penjual dan warga sekolah dalam bertransaksi di kantin. Dimana tujuan tersebut secara tidak langsung juga mendukung terlaksananya program kantin sehat disekolah. Sekolah sebagai satuan pendidikan untuk dapat memerankan peranan penting dalam mempromosikan hidup sehat. pesan promosi kesehatan dapat disampaikan di sekolah memungkinkan siswa untuk mengembangkan sikap dan keterampilan. Dengan mengptimalkan beberapa faktor-faktor pendukung diantaranya adalah faktor-faktor personal, lingkungan di dalam sekolah maupun sekitar sekolah, sumber daya yang tersedia, siswa dan warga sekolah” (Faiza Mahren dalam jurnalnya Food Sold in and Around the School: Is it Worth the Students’ Pocket money?, 2010) Berdasarkan data dan pernyataan tersebut dapat yang menjelaskan mengenai pentingnya penerapan layanan kantin sehat disekolah serta pentingnya bentuk pelayanan di kantin yang baik dan efektif bagi siswa. secara tidak langsung mendukung jalannya kantin sehat sehingga dapat disimpulkan bahwa dengan adanya penerapan kantin sehat dan lingkungan sehat di sekolah dapat mendukung siswa dalam pembiasaan pola hidup sehat yakni dengan terbiasa memilih dan makan makanan yang sehat selain itu penerapan sistem pembayaran melalui kupon merupakan salah satu upaya sekolah untuk mendukung pelaksanaan layanan kantin sehat itu sendiri agar berperan secara optimal serta memberikan sistem pelayanan yang baik, efektif dan efisien bagi siswa maupun sekolah. Salah satu keistimewaan dan keunikan yang menjadi perhatian peneliti bahwasanya SMP Negeri 1 Surabaya konsisten melaksanakan layanan kantin sehat dengan menggunakan bentuk pelayanan sistem pembayaran melalui kupon yang mana bentuk kupon yang digunakan mencakup pecahan Rp.1.000,. Rp.2.000,. dan Rp5.000 rupiah. Sistem pembayaran melalui kupon merupakan inovasi baru dalam bentuk layanan pada kantin sekolah serta belum semua sekolah melaksanakan sistem pembayaran melalui kupon. Sistem pembayaran kupon pada layanan kantin sehat di lembaga ini diterapkan untuk memberikan keadilan kepada pedagang dalam membayar stand dan mempermudah pengaturan penyewaan stand antara penjual dan pihak sekolah. selain itu Sistem pembayaran melalui kupon diterapkan untuk mempermudah pelayanan di kantin antara penjual dan siswa. Hal laian yang mendasari diterapkannya sistem pembayaran kupon pada layanan kantin sehat yaitu untuk meningkatkan kejujuran siswa, guru dan pedagang. Lembaga ini juga bekerjasama dengan puskesmas setempat untuk melakukan pengawasan dan evaluasi keamanan pangan kantin sekolah. Penerapn sistem pembayaran kupon dilaksanakan atas kerjasama dengan Lembaga Bimbingan Belajar. Sistem Pembayaran kupon pada layanan kantin sehat ini secara tidak langsung mendukung penerapan layanan kantin sehat dan kemungkinan juga berkontribusi dalam pengembangan sekolah Atas dasar itulah, peneliti tertarik untuk mengkaji Manajemen sistem pembayaran melalui kupon pada layanan kantin sehat di SMP Negeri 1 Surabaya. Keefektifan penerapan sistem pembayaran kupon tidaklah lepas dari adanya suatu proses manajemen yang baik, Berdasarkan latar belakang diatas, maka fokus dalam penelitian ini adalah sebagai berikut  : Perencanaan sistem pembayaran kupon layanan kantin sehat di SMP Negeri 1 Surabaya Pengorganisasian sistem pembayaran kupon layanan kantin sehat di SMP Negeri 1 Surabaya Evaluasi sistem pembayaran kupon layanan kantin sehat di SMP Negeri 1 Surabaya METODE Penilitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan rancangan penelitian studi kasus Peneliti berpandangan bahwa untuk mengungkap substansi dan makna kebenaran dalam penelitian ini diperlukan pengamatan yang mendalam dengan latar alami (natural setting). Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian seperti perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dll., secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah dengan berusaha mengkonstruksi realitas dan memahami makna dari permasalahan  yang ada. (Moleong ,2011:6). Penjelasan tersebut sesuai dengan konteks dan fokus penelitian yang ingin menganalisis tentang Manajemen Sistem Pembayaran Kupon Layanan Kantin Sehat di sekolah dengan membangun dan memahami makna yang ada. Pemilihan studi kasus berkaitan dengan penyesuaian dan kondisi permasalahan yang terjadi di lapangan karena berupa satu permasalahan dan untuk mempertahankan keutuhan dari objek yang diteliti (Ulfatin, 2015:25). Penelitian dilaksanakan di SMP Negeri 1 Surabaya adalah Sekolah Menengah Pertama yang terletak di Jl. Pacar No. 4-6 Kelurahan Ketabang, Kecamatan Genteng Kota Surabaya. Menurut Moleong (2012:168). Pada penelitian ini peneliti berperan sebagai instrumen kunci peneliti yaitu sebagai pengumpul data. Menurut Lofland dan lofland (Moleong, 2012:157)  mengatakan bahwa “Sumber data utama dalam melakukan sebuah penelitian kualitatif adalah berupa kata-kata dan tindakan dan selebihnya dapat berupa dokumen arsip dan lainnya”. Sumber data dalam penelitian ini dibagi menjadi sumber data person yang diperoleh dari informan, place yang diperoleh dari tempat penelitian, dan paper yang diperoleh dari dokumen atau catatan dari hasil penelitian. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan teknik wawancara, observasi pasif, dan studi dokumentasi. Data yang baik adalah data yang valid dan dapat dianalisis oleh karena itu, maka diperlukan teknik-teknik untuk menggali dan mengumpulkan data tersebut. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang telah ditetapkan (Sugiyono, 2014:308). Kegiatan dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah penuh. Adapun dalam analisis data tersebut meliputi data reduction, display dan conclusion drawing/ verification. (Miles dan Hibermen (dalam Sugiyono, 2014:246) Sedangkan Menurut Sugiyono (2014: 270) mengungkapkan bahwa dalam pengujian keabsahan data metode kualitatif menggunakan teknik. Teknik meliputi credibility (kredibilitas), transferability (Transferabilitas), dependability  (reliabilitas), dan confirmability (objektivitas). HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil temuan penelitian di SMP Negeri 1 Surabaya berdasarkan tiga fokus penelitian, (1) Perencanaan sistem pembayaran kupon layanan kantin sehat di SMP Negeri 1 Surabaya; (2) Pelaksanaan sistem pembayaran kupon layanan kantin sehat di SMP Negeri 1 Surabaya; (3) Evaluasi sistem pembayaran kupon layanan kantin sehat di SMP Negeri 1 Surabaya yaitu: Perencanaan sistem pembayaran kupon layanan kantin sehat di SMP Negeri 1 Surabaya Sistem pembayaran kupon diterapkan untuk mengoptimalkan layanan kantin sehat dalam mendukung jalannya program sekolah sehat. Adapun kantin sehat di SMP Negeri 1 Surabaya yaitu terdapat logo dari Dinas Kesehatan sebagai kantin sekolah terdaftar terdapat tempelan nilai gizi makanan yang dijual pada etalase masing-masing pedagang, terdapat spanduk yang bertuliskan kantin bebas 5P, ruangan kantin yang bersih dan rapi. Sistem pembayaran kupon diterapkan dengan tujuan meningkatkan kejujuran siswa, guru dan pedagang, memberikan keadilan bagi pedagang dalam sistem pembayaran sewa stand. Sistem pembayaran kupon diterapkan karena adanya kerjasama dengan LBB Ganesa Operation (GO) sebagai bentuk kompensasi, yang mana GO sebagai pihak yang mencetak dan menyediakan kupon.  Tahapan awal mula pengadaan kupon dimulai dari  bapak Wawan selaku wakil kepala sekolah yang menghubungi pihak LBB untuk dibuatkan beberapa kupon yang meliputi pecahan Rp. 1.000,. Rp. 2.000,. dan Rp. 5.000 atas kesepakatan kepala sekolah. kupon didistribusikan kepada yang mengurusi kupon. pembentukan jadwal petugas kupon yang bertugas untuk menjual kupon setiap harinya. bentuk pengontrolannya sekolah membuat form bukti penyerahan kupon sebagai bentuk pelaporan yang mana dari tahun ke tauhun selalu ada perbaikan. Pada kegiatan perencanaan ini sistem pembayaran kupon melibatkan kepala sekolah, petugas kupon (guru),  petugas piket, staf TU (pengelola kupon), Penanggungjawab Kantin itu sendiri dan juga stakeholder sekolah yang memiliki peran berbeda-beda lainnya. Kegiatan tersebut dilaksanakan atas keputusan bersama dan musyawarah bersama antara stakeholder yang berkaitan, siswa, dan pedagang/penjual di kantin. Pada perencanaan sistem pembayaran kupon belum adanya peraturan secara tertulis terkait dengan sistem kerja sistem pembayaran kupon seperti juknis dan juklak melainkan hanya perjanjian kesepakatan antara sekolah dan pedagang terkait dengan sistem layanan kantin sehat dan sistem sewa stand.   Pelaksanaan Sistem Pembayaran Kupon Layanan Kantin Sehat di SMP Negeri 1 Surabaya Pelaksanaan sistem pembayaran kupon layanan kantin sehat dilakukan di awali dengan pembagian jumlah kupon kepada petugas penjual kupon di ruang TU oleh pengelola kupon, petugas kupon yang berjaga pada istirahat pertama maupun istirahat kedua harus us sudah berada di kantin sebelum siswa datang, kemudian petugas kupon harus melayani siswa yang ingin membeli kupon, setelah kegiatan istirahat selesai baik petugas kupon dan pedagang menyetorkan hasil yang diperoleh kepada bagian pengelola kupon. Petugas kupon  yang bertugas berjualan kupon maupun petugas pihet yang bertugas mengontrol jalannya kantin sudah diatur dan terjadwal, baik itu pada istirahat pertama dan kedua. Adapun petugas kupon yang bertugas adalah ibu guru yang diberi tugas untuk berjualan kupon. Pelaksanaan sistem pembayaran kupon di kantin dilmulai pukul 09.00 sampai 09.30 wib sedangkan istirahat kedua jam 11.30 sampai 12.30 WIB yaitu menyesuaikan jam istirahat di kantin. Siswa dalam membeli kupon/ menggunakan kupon disesuaikan berdasarkan kebutuhan makananan yang diinginkan pada saat itu dalam arti membeli kupon setiap hari sebesar Rp 10.000 sampai Rp 20.000, namun disisi lain terdapat juga siswa yang membeli kupon untuk satu bulan yaitu sebesar Rp 300.000,. Pelaksanaan Sistem pembayaran kupon diakhiri dengan kegiatan penyetoran yang dilakukan oleh pedagang daln petugas kupon yang bertugas. Petugas kupon selesai berjualan harus menyetorkan hasil penjualan kupon kepada bagian pengelola kupon begitupun Pedagang wajib menyetorkan hasil kupon yang diperoleh setiap harinya untuk ditukarkan dalam bentuk kupon dengan  pemotongan 10% dari hasil pemasukan tersebut sesuai dengan form yang sudah disediakan oleh sekolah. Sistem pembayaran kupon merupakan bentuk pelayanan baru di kantin dimana Siswa diwajibkan menukarkan atau membeli kupon terlebih dahulu sebelum membeli makanan pada petugas kupon ketika jam istirahat.  Selain merupakan sebuah inovasi bentuk pelayanan di kantin, penerapan sistem pembayaran kupon juga memudahkan siswa dalam memperoleh kembalian uang kecil ketika membeli, siswa tidak perlu menunggu terlalu lama ketika membeli hanya untuk menunggu kembalian. Selain itu siswa lebih disiplin dan sabar dalam membeli kupon, meningkatkan kejujuran siswa , serta pedagang lebih dipermudah dalam membayar  stand. Pada Pelaksanaan sistem pembayaran kupon terdapat beberapa kendala dan permasalahan diantaranya masih adanya siswa yang  terkadang  menggunakan uang untuk membeli, penjual yang tidak jujur dan terbuka apabila menerima uang dari siswa,  jumlah pemasukan yang kurang dari pengeluaran, banyaknya kupon seribu dan duaribu yang hilang, kupon banyak yang sudah tidak layak pakai (rusak). Kendala-kendala tersebut secara tidak langsung mempengaruhi penurunan penjualan kupon dan penurunan pendapatan dari beberapa pedagang. sehingga pada bagian pengelola kupon (TU) harus menghitung ulang dikarenakan seringnya ketidaksesuaian antara jumlah kupon yang terjual dengan pemasukan yang diperoleh yang menyebabkan pemasukan lebih rendah dari pengeluaran. Penanggungjawab kantin, kepala sekolah maupun staf terkait selalu berupaya untuk meminimalisir dan mengatasi kendala yang terjadi dengan selalu menghimbau siswa agar selalu jujur dengan menukarkan kupon terlebih dahulu sebelum membeli, begitupun pedagang juga dihimbau agar selalu jujur dan menyetorkan semua pemasukan yang diperoleh baik itu kupon maupun uang sehingga tujuan dari sistem pembayaran kupon itu sendiri yaitu memberikan keadilan dan meningkatkan kejujuran itu dapat tercapai dengan baik. bahkan sanksi terkadang juga diberikan kepada yang sudah beberapa kali melanggar. Kontribusi dari hasil pendapatan kupon masuk kedalam khas sekolah nantinya dapat digunakan untuk membiayai kegiatan yang tidak tercover oleh BOS Evaluasi Sistem Pembayran Kupon Layanan Kantin Sehat di SMP Negeri 1 Surabaya Kegiatan evaluasi dilakukan secara rutin atau berkala baik secara internal yaitu oleh kepala sekolah, pengelols kantin serta staf terkait lainnya maupun eksternal eksternal oleh Dinaskesehatan dan Puskesmas setempat Kegiatan evaluasi baik pengawasan, maupun penilaian dilakukan dalam bentuk mengawasi langsung proses jalannya sistem pembayaran kupon di kantin , serta dalam bentuk rapat dan sosialisasi yang dilakukan di awal semester dan akhir semester Pengawasan dari Dinas kesehatan dan Puskesmas setempat dilakukan secara berkala yaitu tiga bulan sekali. Kegiatan meliputi mengecek kondisi kantin, dan mengevaluasi kondisi kantin. Evaluasi oleh Dinas kesehatan dilakukan ketika ada lomba (event) sedangkan Puskesmas secara rutin. Evaluasi sistem pembayaran kupon meliputi adanya sistem pelaporan dari bagian administrasi kupon kepada bendahara sekolah yang dilakukan setiap satu minggu sekali sehingga pengelolaan kupon tetap terkontrol dengan baik PENUTUP Simpulan Berdasarkan hasil pembahasan yang telah dipaparkan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1.     Perencanaan Sistem Pembayaran Kupon Sistem Pembayaran kupon dilaksanakan sejak tahun 2015 dengan tujuan meningkatkan kejujuran siswa, guru, dan penjual itu sendiri serta memberikan keadilan bagi penjual dalam membayar uang sewa stand dengan sistem pemotongan 10% Penerapan Sistem pembayaran kupon untuk mengoptimalkan layanan kantin sehat di sekolah, selain itu adanya kerjasama dengan LBB Ganesa Operation sebagai bentuk kompensasi dan kontribusi GO terhadap sekolah berupa pengadaan kupon atas permintaan kepala sekolah. Kegiatan perencanaan melibatkan kepala sekolah, penanggungjawab kantin, pengelola kupon dan pedagang 2.     Pelaksanaan Sistem Pembayaran Kupon pada Layanan Kantin Sehat di SMP Negeri 1 Surabaya a.       Kegiatan pelaksanaan dilakukan secara sistematis dari kegiatan penjualan kupon di kantin oleh petugas kupon sampai kegiatan penyetoran hasil pendapatan oleh pedagang.   b.       Sistem pembayaran kupon merupakan bentuk pelayanan baru di kantin yang memberikan manfaat dan keuntungan bagi sekolah, pedagang maupun siswa.  c.        Pada Pelaksanaan sistem pembayaran kupon masih terdapat beberapa kendala dan permasalahan diantaranya masih adanya siswa dan pedagang yang kurang jujur, terbuka dan kurang bertanggungjawab dalam menggunakan kupon    3. Evaluasi Sistem Pembayaran kupon Layanan   kantin sehat di SMP Negeri 1 Surabaya Evaluasi dilakukan seara rutin atau berkala, baik evaluasi internal oleh sekolah maupun evaluasi eksternal oleh Dinas kesehatan dan Puskesmas setempat, meliputi mengecek kondisi kantin, dan mengevaluasi kondisi kantin. Sedangkan kegiatan evaluasi baik pengawasan, maupun penilaian oleh sekolah dilakukan dalam bentuk mengawasi langsung proses jalannya kegiatan sistem pembayaran kupon di kantin oleh staf terkait yang dilakukan setiap hari dengan selalu mengawasi dan menghimbau siswa maupun pedagang yang tidak jujur dalam menggunakan kupon. bentuk evaluasi lainnya yaitu rapat dan sosialisasi yang dilakukan di awal semester dan akhir semester oleh Ibu kepala sekolah.   Saran Bagi Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Surabaya dalam pengambilan keputusan sekolah dan pelaksanaan kegiatan salah satunya dengan  mengoptimalkan layanan kantin sehat melalui sistem pembayaran kupon hendaknya bersifat mengikat dan fleksible dengan ditetapkannya peraturan tertulis terkait dengan tata tertib dan tata cara sistem pembayaran kupon sehingga dengan begitu sanksi terhadap yang melanggar bisa lebih mengikat Masih adanya kendala dalam pembagian jadwal petugas kupon Kepala sekolah dalam membuat kebijakan khsusnya dalam pengambilan keputusan hendaknya mengupayakan adanya staf khusus sebagai petugas kupon bukan guru sehingga tidak mengganggu tugas utama guru dalam mengajar Bagi Penanggungjawab Kantin Penanggungjawab kantin sebagai bagian yang berpengaruh terhadap efektifitas layanan kantin sehat hendaknya meningkatkan kegiatan pengawasan lebih intensif lagi sehingga ketidakjujuran yang terjadi terhadap siswa maupun penjual/pedagang dalam menggunakan kupon tidak terulang lagi. Adanya ketidaksesuaian jadwal petugas kupon penanggungjawab hendaknya mengatur kembali jadwal petugas kupon sehingga tidak mengganggu jalannya tugas utama guru serta pelaksanaan sistem pembayaran kupon pada jam istirahat tetap berjalan efektif. Sebagai bagian yang juga bertanggungjawab terhadap pengelolaan kupon, adanya kupon yang sudah tidak layak pakai dan adanya beberapa kupon yang hilang dapat dijadikan bahan evaluasi dalam memperbaiki dan memperbaharui kupon yang rusak maupun kupon yang hilang. Sehingga kegiatan sistem pembayaran kupon dapat berjalan secara efektif dan efisien. Bagi Penjual Penjual/pedagang sebagai salah satu subjek yang dapat memberikan pengaruh yang baik terhadap siswa khususnya dalam melayani siswa di kantin hendaknya lebih menaati peraturan yang sudah ditetapkan oleh sekolah. dengan tetap memberikan pelayanan yang jujur dan higenis sehingga pelaksanaan kantin sehat dapat berjalan efektif. Bagi Siswa Adanya kendala-kendala yang terjadi pada pelaksanaan sistem pembayaran kupon dan upaya-upaya yang sudah di lakukan oleh penanggungjawab kantin dapat dijadikan sebagai bentuk evaluasi diri agar lebih bertanggungjawab dalam menjaga kupon dan lebih jujur dalam menggunakan kupon. Bagi Peneliti lain Upaya-upaya yang telah dilakukan oleh SMP Negeri 1 Surabaya dalam melaksanakan layanan kantin sehat dengan menerapkan bentuk layanan berupa sistem pembayaran kupon dapat diterapkan di sekolah lain tentu dengan disesuaikan dengan kondisi yang berbeda yaitu dengan menyesuaikan sumber daya yang ada.   DAFTAR PUSTAKA Adhisty, Zeviara. 2014. Penilaian Kantin Sehat Pangan Jajanan Anak Sekolah di Kota Depok. Skripsi. Bogor: Institut Pertanian Bogor dalam repository.ipb.ac.id diakses pada tanggal 23 Januari 2018 pukul 14.00 wib. Azizah, Imroatul. 2010. Manajemen Layanan Perpustakaan Sekolah” (Studi kasus di SD Negeri 1 Sidotopo Surabaya). Skripsi. Jurusan Manajemen Pendidikan. UNESA. Barnawi & Arifi, M. 2014. Manajemen Sarana dan Prasarana Sekolah. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media. Engkoswara. 2010. Administrasi Pendidikan. Bandung: Alfabeta Faizah, Niswatul. 2015. Praktik Jual Beli di Kantin Kejujuran SMP 13 Surabaya Dalam Perspektif Hukum Islam. Tesis. Surabaya: Universitas Islam Negeri Sunan Ampel dalam digilib.uinsby.ac.id diakses pada tanggal 23 Januari 2018 pukul 14.30 wib Famelia, Layla Ulfa. 2011. Manajemen Laboratorium IPA (studi kasus di SMA Al- Hikmah Surabaya). Skripsi. Jurusan Manajemen Pendidikan. UNESA. Imron, Ali. 2016. Penguatan Manajemen Peserta Didik yang Berfokus pada Pembentukan Karakter Hidup Sehat agar Survie di Era Global, (Online), (http://ap.fip.um.ac.id/wp-content/uploads/2016/03/36-Ali-Imron.pdf, dikses pada 04 Januari 2016) Ismaya, Bambang,. S.Ag., M.Pd. 2015. Pengelolaan Pendidikan. Bandung: PT Refika Aditama. Kamus Besar Bahasa Indonesia Tentang Pengertian Kupon Kurniadin, Didin & Machali, Imam, 2012. Manajemen Pendidikan: Konsep dan Prinsip Pengelolaan Pendidikan. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media. Kusmintardjo. 1993. Pengelolaan Layanan Khusus di Sekolah:Jilid II. Depdikbud IKIP Malang. Libai, dkk. 2014. Hygienic food handling intention. An application of the Theory of Planned Behavior in the Chinese cultural context. (online), Vol 42, pages 172-180, (http://www.sciencedirect.com/science/journal/09567135/42, diunduh pada 25 februari 2017) Mahren, Faiza., dkk. 2010. Food Sold in and Around the School: Is it Worth the Students’ Pocket money?, (online), Vol 1, No 3 (http://search.proquest.com/openview, diakses pada 05 Maret 2017) Moleong, Lexy J. 2012. Metode Penelitian Kualitatif (edisi revisi). Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Mulyono. 2008. Manajemen Administrasi dan Organisasi Pendidikan. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media. Mulyasa. 2012. Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Mustari, Mohamad. 2014. Manajemen Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Falah, Nurul. 2010. Administrasi Pendidikan. Bandung: PT Refika Aditama. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun 2015 Tentang Penumbuhan Budi Pekerti Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan Indonesia. 2012. Data Penduduk Sasaran Program Kesehatan 2011-2014. Jakarta: Kementrian Kesehatan Nasional Rohiat. 2010. Manajemen Sekolah Teori Dasar dan Praktik. Bandung: PT Refika Aditama. Rohman, Muhammad. 2015. Manajemen Pendidikan ”Analisis dan Solusi terhadap Kinerja Manajemen Kelas dan Strategi Pengajaran yang Efektif”. Jakarta: PT. Prestasi Pustakaraya Sediaoetama, Achmad Djaeni. 2005. Ilmu Gizi. Dian Rakyat Rosso, Joy Miller Del dan Arlianti, Rina. 2009. Investasi untuk Kesehatan dan Gizi Sekolah di Indonesia. Jakarta : BEC-TF Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif, kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta. Suharsaputra, Uhar. 2010. Administrasi Pendidikan. Bandung: PT Refika Aditama. Sukarna. 2011. Dasar-dasar Manajemen. Bandung: Mandar Maju   Suparlan. 2008. Membangun Sekolah Efektif. Yogyakarta: Hikayat Publishing. Suteki, Mega. 2013. Manajemen Layanan Khusus Kantin di SMP Negeri 1 Diwek Jombang.Skripsi. Jurusan Manajemen Pendidikan. UNESA. Tiffani, Lisa. 2016. Manajemen Layanan Khusus Bimbingan dan Konseling di SMK 2 Krian Sidoarjo. Skripsi. Jurusan Manajemen Pendidikan. UNESA. Torang, Syamsir. 2013. Metode Riset Struktur dan Perilaku Organisasi. Bandung: Alfabeta Ulfatin, Nurul. 2013. Metode Penelitian Kualitatif dibidang Pendidikan. Malang: Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Malang. Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional   Undang-Undang No. 23 Tahun 1999 Tentang Bank Indonesia Wibowo, Agus. 2012. Pendidikan Karakter: Strategi Membangun Karakter Bangsa Berperadaban. Yogyakarta: Pustaka Belajar. Zulkarnain, Wildan. 2016. Layanan Khusus Peserta Didik sebagai Penguat Manajemen Pendidikan. Malang: Universitas Negeri Malang Zubaedi. 2011. Desain Pendidikan Karakter. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
KOMPARASI KOMPETENSI PESERTA DIDIK PADA PENDIDIKAN SISTEM GANDA SMK PROGRAM 4 TAHUN DI SMKN 5 SURABAYA DENGAN SMK PROGRAM 3 TAHUN DI SMKN 2 SURABAYA Damayanti, Riski
Inspirasi Manajemen Pendidikan Vol 6, No 1 (2018): Inspirasi Manajemen Pendidikan
Publisher : Inspirasi Manajemen Pendidikan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

KEGIATAN EKSTRAKURIKULER INTEGRATIF SEBAGAI WAHANA PENINGKATAN PRESTASI NON AKADEMIK PESERTA DIDIK DI SMA NEGERI 1 NGANJUK KUSUMA W, SEPTYKA
Inspirasi Manajemen Pendidikan Vol 6, No 1 (2018): Inspirasi Manajemen Pendidikan
Publisher : Inspirasi Manajemen Pendidikan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

KEGIATAN EKSTRAKURIKULER INTEGRATIF SEBAGAI WAHANA PENINGKATAN PRESTASI NON AKADEMIK PESERTA DIDIK DI SMA NEGERI 1 NGANJUK Septyka Kusuma Wardany Jurusan Manajemen Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Surabaya Adilacandra49@gmail.com   Mudjito Ak Jurusan Manajemen Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Surabaya Ak.mudjito@gmail.com   Abstrak Abstrak: Pembentukan kepribadian peserta didik tidak dapat dilakukan hanya dengan aktivitas kurikuler melainkan juga aktivitas ekstrakurikuler. Ekstrakurikuler adalah kegiatan di luar pembelajaran kelas yang diikuti oleh peserta didik sesuai dengan bakat dan minat masing-masing dengan tujuan mengasah bakat peserta didik serta menjadi wadah mengekspresikan kemampuan peserta didik yang berpotensi mencetak prestasi. Tujuan penelitian ini adalah: (1) Mendeskripsikan bentuk-bentuk program ekstrakurikuler di SMA Negeri 1 Nganjuk; (2) Mengidentifikasikan prestasi non akademik peserta didik di SMA Negeri 1 Nganjuk pada tahun ajaran 2015 sampai dengan tahun 2017; (3) Mendeskripsikan pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler sebagai wahana peningkatan prestasi non akademik peserta didik di SMA Negeri 1 Nganjuk. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data dengan cara wawancara, observasi, dan studi dokumentasi. Teknik untuk mengecek keabsahan data dengan menggunakan uji kredibilitas, uji transferabilitas, uji dependabilitas, dan uji konfirmabilitas. Sedangkan teknik analisis data menggunakan kondensasi data, penyajian data, dan penrikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Bentuk-bentuk kegiatan ekstrakurikuler di SMA Negeri 1 Nganjuk meliputi: (a) kegiatan harian meliputi latihan rutin secara integratif; (b) kegiatan tahunan meliputi kegiatan gabungan ekstrakurikuler. (2) Peningkatan prestasi yang signifikan dari tahun ajaran 2015/2016 sampai 2016/2017 sebagai umpan balik untuk sekolah dalam evaluasi manajemen kurikulum dan manajemen kesiswaan. (3) pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler Pelaksanaan kegiatan tidak lepas dari proses manajemen yang telah dilakukan sebelumnya. Baik mengenai siapa saja yang terlibat, lokasi kegiatan, jadwal kegiatan, anggaran dana, serta proses monitoring yang dilakukan. Kata kunci: ekstrakurikuler, prestasi non akademik   INTEGRATIVE EXTRACURRICULAR ACTIVITIES AS A WAY TO INCREASE NON ACADEMIC ACHIEVEMENTS OF PARTICIPANTS IN SMA NEGERI 1 NGANJUK  Abstract Abstract : The formation of the personality of learners can not be done only with curricular activities but also extracurricular activities. Extracurricular are activities outside the classroom learning followed by learners in accordance with their talents and interests that aim to sharpen talents the learners have as well as a container to express the learner’s ability to potentially score achievements. The purpose of this study were: (1) To describe the forms of extracurricular programs in SMA Negeri 1 Nganjuk; (2) To identify the students’ non-academic achievements in SMA Negeri 1 Nganjuk in 2015 until 2017; (3) To describe the implementation of extracurricular activities as a vehicle for improving the students’ non-academic achievement in SMA Negeri 1 Nganjuk. This research used qualitative approach. The techniques used in data collection were by conducting interview, observations, and documentation study. Techniques in checking the validity of data were by using credibility test, transferability test, dependability test, and conformability test. While the data analysis techniques used data condensation, data presentation, and made the conclusion. The results showed that: (1) The kinds of extracurricular activities in SMA Negeri 1 Nganjuk include: (a) the daily activities consisting of integrative routine exercises; (b) the annual activities include the combined-activities of extracurricular. (2) Significant achievement improvement from the 2015/2016 academic year to 2016/2017 as feedback for schools in the evaluation of curriculum management and student management. (3) the implementation of extracurricular activities. Implementation of activities inside extracurricular cannot be separated from the previous management process. It included to both to those who has been involved, the location of the activity, the schedule of activities, budget funds, and undertaken monitoring process.  Keywords: Extracurricular, non academic achievement         PENDAHULUAN  Pendidikan merupakan suatu kegiatan menambah pengetahuan dan ketrampilan yang bertujuan meningkatkan kualitas sumber daya manusia, seperti yang telah tercantum dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 ayat 1, bahwa: Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.  Individu perlu diberi berbagai kemampuan dalam pengembangan berbagai hal, seperti: konsep, prinsip, kreativitas, tanggung jawab, dan ketrampilan. Dengan kata lain, bahwa individu perlu mengalami perkembangan dalam aspek kognitif, afektif, dan psikomotor. Pelaksanaan pendidikan erat kaitannya dengan kurikulum yang digunakan sebagai bentuk rencana atau program pembelajaran yang dilaksanakan di sekolah. Di dalam struktur kurikulum, seperti yang disampaikan Rusman (2011:413) terdapat tiga komponen yang dikembangkan, yaitu (1) mata pelajaran; (2) muatan lokal; dan (3) pengembangan diri. Seyogyanya kegiatan pengembangan diri dilakukan di luar jam reguler (jam efektif), melalui berbagai jenis kegiatan pengembangan diri. Salah satunya dapat dilakukan melalui kegiatan ekstrakurikuler yang ada di sekolah. Dari sebuah study banding Rumania dengan Jerman yang dilakukan oleh Emanoil dan Oana tahun 2014 ditemukan bahwa siswa Rumania yang mengikuti ekstrakurikuler dinilai lebih percaya diri dibanding siswa Jerman. Selain itu, mengikuti kegiatan ekstrakurikuler dapat memperoleh berbagai manfaat, diantaranya membentuk nilai-nilai bakat dan potensi mereka, mempersiapkan karir di masa depan, membantu pengalaman profesional, meningkatkan ketrampilan kepemimpinan, memberikan pemenuhan pribadi, mendukung sosialisasi, meningkatkan prestasi, dan lain-lain. Lembaga pendidikan, dalam hal ini sekolah, harus dapat merancang dan melaksanakan program pendidikan. Sekolah harus menyediakan fasilitas bagi peserta didik untuk mengembangkan kemampuan melalui kegiatan ekstrakurikuler yang kondusif. Sesuai dengan Peraturan Menteri Nomor 62 tahun 2014 tentang kegiatan ekstrakurikuler, pengembangan berbagai bentuk pilihan kegiatan ekstrakurikuler dilakukan dengan mengacu pada prinsip partisipasi aktif dan menyenangkan. Kondisi di lapangan saat ini menunjukkan banyak sekolah yang sudah mempunyai sistem pengelolaan ekstrakurikuler yang memadai dengan tujuan menyiapkan peserta didik untuk mencetak prestasi sesuai kemampuan mereka masing-masing dibidang non akademik. Salah satu contoh adalah di SMA Negeri 1 Nganjuk yang merupakan sekolah menengah atas di Kabupaten Nganjuk yang mempunyai pengelolaan ekstrakurikuler yang memadai. Keunikan mengenai ekstrakurikuler di SMA Negeri 1 Nganjuk ini dalam pelaksanaan program ekstrakurikuler, adalah sekolah mempunyai kegiatan tahunan yaitu program Gabungan Ekstra dimana kegiatan tersebut diikuti oleh seluruh peserta didik kelas X dan XI dengan tujuan menumbuhkan rasa kebersamaan antar peserta didik dan mengajak peserta didik untuk mengenal alam terbuka. Selain itu, setiap tahunnya masing-masing esktrakurikuler wajib untuk menampilkan pertunjukkan dalam acara Dies Natalis SMASA. Mulai dari menyanyi, drama, puisi bersambung, PBB variasi, seni pencak silat, sampai tari tradisional hingga modern. Hal ini bertujuan untuk menumbuhkan rasa disiplin dalam diri peserta didik serta melatih mereka untuk percaya diri menunjukkan kreatifitas mereka. Tidak mengherankan jika SMA Negeri 1 Nganjuk mampu meraih beberapa prestasi di bidang non akademik, diantaranya pada tahun 2015 mendapat juara 3 lomba pencak silat tanding kelas E putri tingkat provinsi, juara 1 pencak silat Nahdatul Ulama PN antar pelajar se jawa timur tahun 2016, juara 1 lomba baris berbaris tingkat jawa timur di Sidoarjo tahun 2016, juara 2 pencak silat UNS cup tahun 2016 tingkat internasional, dan masih banyak prestasi lainnya. Berdasarkan paparan diatas maka peneliti merasa tertarik untuk melakukan penelitian di SMA Negeri 1 Nganjuk dengan judul penelitian "Ekstrakurikuler Sebagai Wahana Peningkatan Prestasi Non Akademik Peserta Didik di SMA Negeri 1 Nganjuk".   METODE Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan rancangan penelitian studi kasus. Pada penelitian ini yang menjadi fokus adalah pengelolaan kegiatan ekstrakurikuler sebagai tempat untuk mengembangkan potensi peserta didik dalam meraih prestasi non akademik di SMA Negeri 1 Nganjuk. Seperti yang dikemukakan oleh Riyanto (2007:11) yang membedakan penelitian kualitatif dengan penelitian lain adalah adanya fokus terhadap makna sosial dan penekanan bahwa makna-makna sosial tersebut hanya dapat difahami dalam konteks interaksi antar individu. Penelitian ini dilakukan untuk menjabarkan kegiatan ekstrakurikuler yang ada di sekolah sehingga dapat memberikan wadah bagi peserta didik mengembangkan bakat dan minatnya. Dengan demikian kegiatan ekstrakurikuler dapat membantu siswa dalam menyalurkan bakat mereka untuk meraih prestasi. Penelitian ini dimulai dengan pembuatan instrumen yang menjadi pedoman bagi peneliti untuk melakukan penelitian. Pedoman tersebut meliputi pedoman wawancara, observasi, dan dokumentasi. Pedoman berisikan klasifikasi data berupa fokus yang telah diambil oleh peneliti, sehingga penelitian dilakukan secara runtut, dan data yang diperoleh tidak keluar dari konteks penelitian. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Nganjuk yang beralamatkan di jalan Kapten Kasihin HS. Nomor 4 Kelurahan Cangkringan Kecamatan Nganjuk, sementara lama penelitian yang dilakukan adalah dua bulan terhitung dari Mei sampai Juni tahun 2017. Pada penelitian kualitatif, kehadiran peneliti merupakan kunci dalam pengumpulan data yang valid. Tujuan dari kehadiran peneliti adalah untuk menggambarkan fenomena yang ditemukan secara jelas. Dalam penelitian ini peneliti bertindak sebagai human instrument karena peneliti merupakan instrumen utama dalam penelitian  kualitatif. Uji keabsahan data pada penelitian ini menurut Moeloeng (2012:324) pengecekan keabsahan data dalam penelitian kualitatif meliputi uji kredibilitas, transferabilitas, dependebilitas, dan konfirmabilitas.   HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini menghasilkan terkait tiga fokus utama yaitu: bentuk-bentuk program ekstrakurikuler, prestasi non akademik peserta didik, dan pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler sebagai wahana peningkatan prestasi non akademik peserta didik. 1.    Bentuk-Bentuk Program Ekstrakurikuler Di SMA Negeri 1 Nganjuk   Ekstrakurikuler adalah kegiatan di luar jam pelajaran sesuai dengan minat peserta didik. Di SMA Negeri 1 Nganjuk, kegiatan yang berkaitan dengan ekstrakurikuler dikemas dengan kegiatan harian dan kegiatan tahunan. Kegiatan harian dilakukan di dalam ruangan dan di luar ruangan sesuai dengan ekstrakurikuler yang diikuti peserta didik. Perbedaan ini dikarenakan, menyesuaikan dengan kegiatan yang dilakukan oleh masing-masing ekstrakurikuler. Hal yang serupa juga berlaku dengan kegiatan tahunan yang diikuti peserta didik. Sesuai dengan yang telah disampaikan oleh Salafiyah (2014:18) mengungkapkan bahwa ekstrakurikuler adalah kegiatan pembelajaran yang diadakan di luar proses belajar-mengajar formal, dalam maupun luar ruangan.  Kegiatan harian merupakan kegiatan rutin yang diadakan masing-masing ekstrakurikuler sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan sebelumnya. Beberapa ekstrakurikuler pun melakukan kegiatan bersama, contohnya ekstra tari dengan ekstra karawitan dan ekstra Setia hati dengan ekstra Pagar Nusa. Mereka melakukan kegiatan bersama untuk saling mendukung satu sama lain. Strategi yang dilakukan sekolah ini bertujuan agar tercipatanya kerjasama yang positif antar ekstrakurikuler dalam pegembangan diri sehingga dapat saling mengevaluasi dan memberikan masukan. Seperti yang telah disampaikan oleh Teimoornia, dkk (2011:617) mengungkapkan bahwa kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan yang dirancang untuk pelestarian motivasi dan penciptaan tantangan dalam belajar bertujuan untuk mendapatkan pengalaman dari pengaturan sekolah dan dalam kaitannya dengan mata pelajaran. Selanjutnya adalah kegiatan tahunan. Kegiatan tahunan adalah kegiatan yang dilakukan tiap tahun sesuai dengan jadwal yang telah direncanakan sebelumnya. kegiatan tersebut diikuti oleh seluruh ekstrakurikuler yang ada di SMA Negeri 1 Nganjuk yang bersifat wajib. Jenis kegiatan ekstrakurikuler yang ada di SMA Negeri 1 Nganjuk sesuai dengan pendapat Prihatin (2011:161) mengungkapkan bahwa kegiatan ekstrakurikuler dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu: a. Kegiatan esktrakurikuler yang bersifat atau berkelanjutan, yaitu jenis kegiatan esktrakurikuler yang dilaksanakan secar terus-menerus selama satu periode tertentu. Untuk menyelesaikan satu program kegiatan ekstrakurikuler ini biasanya diperlukan waktu yang lama. Dalam hal ini di SMA Negeri 1 Nganjuk adalah kegiatan harian. b. Kegiatan ekstrakurikuler yang bersifat periodik atau sesaat, yaitu kegiatan ekstrakurikuler yang dilaksanakan waktu-waktu tertentu saja. Dalam hal ini di SMA Negeri 1 Nganjuk adalah kegiatan tahunan. Sementara itu, Fares, dkk (2015:179) mengungkapkan bahwa kegiatan ekstrakurikuler yang dibagi menjadi empat kategori: (1) latihan fisik, yang termasuk gym dan kegiatan yang berhubungan dengan olahraga; (2) kegiatan yang berhubungan dengan musik seperti memainkan alat musik, berada di paduan suara atau band, atau mendengarkan musik; (3) membaca; dan (4) kegiatan sosial. Pendapat Fares, dkk di atas mendukung fakta yang ada di lapangan bahwa kegiatan ekstrakurikuler di SMA Negeri 1 Nganjuk terdiri dari beragam ekstrakurikuler. Kegiatan ekstrakurikuler yang ada di SMA Negeri 1 Nganjuk tidak lepas dari proses perencanaan yang dilakukan. Proses tersebut melibatkan kepala sekolah, waka kurikulum, waka kesiswaan, dan pembina ekstrakurikuler. Proses perencanaan membahas mengenai kegiatan apa saja yang akan dilakukan di Gastra, tujuan, manfaat, serta bagaimana alur pelaksanaannya. Proses perencanaan ini sangat penting dalam membentuk suatu program agar kegiatan mengetahui alurnya sehingga meminimalisir kegagalan program kegiatan yang dibentuk. Perencanaan yang matang memberikan dampak yang baik pula bagi tercapainya tujuan yang diharapkan. Sasaran yang dituju dari kegiatan ekstrakurikuler yang dilaksanakan adalah peserta didik. Dengan kegiatan positif yang ada diharapkan bisa meningkatkan rasa kebersamaan, kekompakan, disiplin juga kreatifitas. Peserta didik juga dilatih untuk percaya diri menunjukkan bakat mereka didepan umum, hal ini untuk menstimulus kreatifitas peserta didik untuk mengembangkan kemampuan mereka sehingga memacu semangat untuk mencetak prestasi. Sesuai dengan pendapat Manjta (2007:40) tujuan dari kegiatan ekstrakurikuler adalah agar siswa dapat memperkaya dan memperluas wawasan pengetahuan, mendorong pembinaan nilai dan sikap demi untuk mengembangkan minat dan bakat siswa.   2.                Prestasi Non Akademik Peserta Didik Di SMA Negeri 1 Nganjuk Pada Tahun Ajaran 2015 Sampai Dengan Tahun 2017  Prestasi merupakan bagian dari penilaian mengenai perkembangan peserta didik yang menjadi gambaran keberhasilan suatu instansi sekolah dalam penyelenggaraan pendidikan. Di SMA Negeri 1 Nganjuk, prestasi merupakan bagian yang tidak lepas dari tujuan penyelenggaraan pendidikan termasuk dalam penyelenggaraan kegiatan ekstrakurikuler. Sesuai dengan pendapat Nasution (1998:17) mengemukakan bahwa pretasi belajar merupakan suatu kesempurnaan yang dicapai seseorang dalam berpikir, merasa, dan berbuat. Prestasi belajar akan mencapai sempurna apabila mencakup tiga aspek, yaitu: Kognitif, afektif, dan psikomotor, sebaliknya apabila seseorang tidak dapat memenuhi ketiga aspek tersebut maka prestasi belajar belum dicapai secara sempurna atau dapat dikatakan kurang memuaskan. Beragam kegiatan yang dibentuk sekolah memiliki tujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik sehingga dapat meraih prestasi. Terbukti dari prestasi yang diraih oleh peserta didik sangat beragam. Dari dokumen yang ditemukan dari tahun 2015 sampai dengan 2017 terdapat 27 prestasi yang diraih baik dari tingkat kabupaten, provinsi, naisonal, dan internasional. Dari tahun ajaran 2015/2016 dampai dengan tahun ajaran 2016/2017, prestasi meningkat secara signifikan. Sesuai dengan Harahap (Jamarah, 1994:20) prestasi adalah penilaian pendidikan tentang perkembangan dan kemajuan siswa yang berkenaan dengan penugasan dalam pelajaran yang disajikan kepada mereka serta nilai-nilai yang terdapat dalam kurikulum. Sejalan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Cahyandaru (2013) membahas mengenai pengaruh keaktifan siswa dalam ekstrakurikuler terhadap peratasi belajar siswa kelas XI MAN Yogyakarta II ditemukan hasil bahwa ekstrakurikuler berpengaruh pada prestasi yang diraih oleh peserta didik. Diperkuat oleh penelitian yang dilakukan Natalie Fischer et. Al (2014) mengenai perspektif internasional tentang kegiatan ekstrakurikuler: kondisi efek pada pengembangan siswa, komunitas dan sekolah editorial, menemukan bahwa penyelenggaraan kegiatan ekstrakurikuler berkualitas tinggi di sekolah dapat mempengaruhi prestasi sekolah. Beberapa penelitian tersebut menunjukkan hasil yang sama dengan penelitian yang telah dilakukan peneliti mengenai kegiatan ekstrakurikuler integratif sebagai wahana peningkatan prestasi non akademik peserta didik di SMA Negeri 1 Nganjuk. Dalam pencapaian prestasi tidak lepas dari pembinaan kegiatan ekstrakurikuler yang dilakukan oleh sekolah. Pada masing-masing ekstrakurikuler di SMA Negeri 1 Nganjuk didampingi oleh pembina ekstrakurikuler yang berkompeten di bidangnya. Guru pembina merupakan bagian dari proses manajemen dimana mempermudah kepala sekolah dalam melakukan moitoring terhadap kegiatan ekstrakurikuler. Terbukti dengan keterlibatan guru pembina dalam setiap proses perencanaan, pengorganisasian, implementasi, dan monitoring terhadap kegiatan harian maupun kegiatan tahunan yang dilaksanakan. Ada beberapa hal yang perlu diketahui oleh pembina ekstrakurikuler, yaitu: (1) kegiatan harus dapat meningkatkan pengayaan peserta didik dalam aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik; (2) memberikan tempat serta penyaluran bakat dan minat sehingga peserta didik akan terbiasa dengan kesibukan-kesibukan yang bermakna; (3) adanya perencanaan serta pembinaan yang telah diperhitungkan masak-masak sehingga program ekstrakurikuler mencapai tujuan; (4) pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler oleh semua atau sebagian peserta didik.   3.       Pelaksanaan Kegiatan Ekstrakurikuler Sebagai Wahana Peningkatan Prestasi Non Akademik Peserta Didik Di Sma Negeri 1 Nganjuk  Pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler tidak lepas dari proses manajemen yang telah dilakukan sebleumnya. Pada kegiatan ekstarkurikuler di SMA Negeri 1 Nganjuk, sekolah juga melakukan perencanaan, pengorganisasian, implementasi, dan monitoring yang semua proses tersebut tidak lepas dari beberapa pihak terkait seperti kepala sekolah, waka kurikulum, waka kesiswaan, dan guru pembina ekstrakurikuler. Manajemen diperlukan agar kegiatan tertata dan tidak keluar dari tujuan yang telah ditentukan. Hal ini pula yang telah disampaikan oleh Munawwaroh (2016) dalam penelitiannya yang mengatakan bahwa dalam menjalankan tujuannya sebagai pendorong pembinaan nilai dan sikap untuk mengembangkan minat dan bakat siswa, ekstrakurikuler membutuhkan sistem manajemen. Kegiatan ekstrakurikuler tahunan yaitu gabungan ekstra diikuti oleh peserta didik kelas sepuluh dan sebelas. Lokasi kegiatan ekstrakurikuler tahunan gabungan ekstra dilakukan di Duyung Trawas hills, Mojokerto. Lokasi tersebut merupakan lokasi wisata keluarga yang menyediakan fasilitas outbound. Hawa dingin dan sejuk membuat peserta didik merasa fresh untuk melakukan kegiatan. Penentuan lokasi merupakan bagian yang penting deengan pertimbangan kenyamanan bagi peserta didik dalam melaksanakan kegiatan. Sesuai dengan pendapat Prihatin (2011:163) fasilitas atau sarana diartikan sebagai segala sesuatu yang memudahkan dan melancarkan pelaksanaan suatu usaha/kegiatan yang berupa benda atau uang. Sarana merupakan salah satu bagian penting dalam kegiatan untuk menunjang keberhasilan kegiatan yang dilaksanakan. Oleh karena itu, manajemen sarana dan prasarana termasuk ke dalam salah satu substansi manajemen pendidikan. Sudah seyogyanya sekolah menyediakan sarana yang diperlukan oleh ekstrakurikuler dalam melaksanakan aktivitasnya. Sesuai dengan pendapat dari Arikunto (Prihatin, 2011: 164) berpendapat bahwa fasilitas maupun sarana dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu: (1) fasilitas fisik, yaitu segala sesuatu yang berupa benda atau yang dapat dibendakan yang mempunyai peranan untuk memudahkan atau melancarkan suatu usaha; (2) fasilitas uang, yaitu segala sesuatu yang bersifat mempermudah suatu kegiatan sebagai akibat bekerjanya nilai uang. Anggaran yang digunakan bersumber dari anggaran komite rutin dari SPP. Anggaran tersebut untuk akomodasi, peralatan, serta kebutuhan selama kegiatan berlangsung. Jadwal pelaksanaan kegiatan tahunan ekstrakurikuler gabungna ekstra sudah tertera dalam program tahunan waka kesiswaan, dimana pelaksanaan gastra dilakukan padasaat liburan semester ganjil. Jadwal yang telah diatur sebelumnya oleh waka kesiswaan bertujuan untuk mempermudah dalam perencenaan kegiatan tersebut. Sesuai dengan pendapat Prihatin (2011:164) adanya jadwal kegiatan ekstrakurikuler akan menjadi pegangan bagi guru dalam melaksanakan tugas pembinaan, bagi peserta didik dapat menjadi pedoman dalam merencanakan dan mengikuti program ekstrakurikuler, bagi administrator mempermudah dalam memberikan dukungan sarana dan prasarana yang diperlukan dan bagi kepala sekolah mempermudah dalam mengadakan supervisi. Proses monitoring dilakukan langsung oleh kepala sekolah, waka kesiswaan, waka kurikulum, pembina ekstrakurikuler serta panitia penyelenggara, dimana dalam hal ini adalah OSIS. Sama halnya dalam proses perencanaan, proses monitoring dilakukan untuk mengawasi dengan tujuan meminimalisir hambatan yang kemungkinan ditemukan selama kegiatan berlangsung. PENUTUP A.  Simpulan Berdasarkan hasil pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Bentuk-Bentuk Program Ekstrakurikuler Di SMA Negeri 1 Nganjuk Kegiatan rutin yang dilakukan di SMA Negeri 1 Nganjuk terkait dengan ekstrakurikuler meliputi kegiatan harian dan kegiatan tahunan. Kedua kegiatan tersebut dikemas dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler integratif, dimana proses kegiatannya menggabungkan satu ektrakurikuler dengan ekstrakurikuler lainnya dalam satu kegiatan. Strategi tersebut dilakukan sebagai bentuk upaya dalam mencapai tujuan yang telah tertera pada visi dan misi sekolah. Pada proses perencanaannya, kegiatan ekstrakurikuler melibatkan kepala sekolah selaku pemangku kebijakan sekolah, waka kurikulum, waka kesiswaan, dan guru pembina ekstrakurikuler. Sementara itu, sasaran yang dituju adalah peserta didik, terutama pada pembinaan bakat dan minat peserta didik. Dengan kegiatan positif yang dilaksanakan diharapkan dapat memberikan wadah pengembangan kreatifitas sehingga melatih peserta didik untuk percaya diri dengan bakat mereka yang akan berimbas pada pencapaian prestasi peserta didik.   2.   Prestasi Non Akademik Peserta Didik Di SMA Negeri 1 Nganjuk Pada Tahun Ajaran 2015 Sampai Dengan Tahun          Prestasi yang berhasil diraih oleh peserta didik di SMA Negeri 1 Nganjuk sangat beragam, mulai dari perorangan maupun beregu, baik di tingkat kabupaten sampai internasional. Beberapa prestasi tersebut memberikan dampak positif bagi peserta didik dan sekolah. Bagi peserta didik, dengan pencapaian prestasi dapat memacu semangat untuk bersaing dan meningkatkan kualitas diri untuk meraih prestasi. Sementara itu bagi sekolah dapat meningkatkan citra baik di lingkungan sekolah dan dapat menjadi contoh bagi sekolah lain adalah bentuk kebanggaan tersendiri. Sebagai bentuk apresiasi kepada peserta didik yang telah mencetak prestasi, sekolah memberikan reward berupa piagam dan beasiswa. Selain kepada peserta didik, reward juga diberikan kepada ekstrakurikuler yang telah berhasil mengantarkan peserta didik mencetak prestasi. Peningkatan prestasi yang signifikan dari tahun ajaran 2015/2016 sampai 2016/2017 sebagai umpan balik untuk sekolah dalam evaluasi manajemen kurikulum dan manajemen kesiswaan.   3. Pelaksanaan Kegiatan Ekstrakurikuler Sebagai Wahana Peningkatan Prestasi Non Akademik Peserta Didik Di SMA Negeri 1 Nganjuk   Pelaksanaan kegiatan tidak lepas dari proses manajemen yang telah dilakukan sebelumnya. Baik mengenai siapa saja yang terlibat, lokasi kegiatan, jadwal kegiatan, anggaran dana, serta proses monitoring yang dilakukan. Pada kegiatan ekstrakurikuler harian, kegiatan dilakukan di lingkungan sekolah dengan fasilitas yang ada di sekolah dengan jadwal yang ditetapkan pada masing-masing ektrakurikuler. Sementara itu kegiatan tahunan dilakukan di luar sekolah dengan pertimbangan lokasi yang nyaman dan mendukung terlaksananya kegiatan dengan jadwal yang telah ditetapkan oleh waka kesiswaan. Pada kedua kegiatan tersebut, yang terlibat adalah kepala sekolah, waka kurikulum, waka kesiswaan, guru pembina ekstrakurikuler, dan peserta didik. Anggaran yang digunakan bersumber dari komite sekolah.   Daftar Pustaka  Cahyandaru, Handoko. 2013. Skripsi:  Pengaruh Keaktifan Siswa dalam EsktrakurikulerTerhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas XI MAN Yogyakarta II. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta. Djamarah. 1994. Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru. Surabaya: Usaha Nasional. Fares, Jawad dkk. 2015. Extracurricular activities associated with stress and burnout in preclinical medical students. Journal of Education. (online), (https://www.ncbi.nlm.nih.gov) diunduh pada 6 Februari 2017. Manjta, Willem. 2007. Profesionalisasi Tenaga Kependidikan, Manajemen Pendidikan Dan Pengajaran. Malang: Elang Mas Moleong, Lexy. 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya. Muscalu, Emanoil & Oana Dumitrascu. 2014. Determination of Students’ Satisfaction Regarding Extracurricular Activities Conducted in The University. Comparative Study Romania-Germany. Journal of Education. (online),  (http://www.google.com/search.source.id) diunduh pada 6 Februari 2017. Munawwaroh, Metias Zuhriyyatul. 2016. Skripsi: Kegiatan Ekstrakurikuler Unggulan dalam Pelaksanaan Manajemen kesiswaan di Madrasah Aliyah AL-Islam Joresan Ponorogo.Surabaya: Universitas Negeri Surabaya. Nasution, Noehi. 1998.Materi Pokok Psikologi Pendidikan.jakarta: Direktorat Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam dan Universitas Terbuka. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 62 tahun 2014 tentang Kegiatan Ekstrakurikuler Prihatin, eka, 2011. Manajemen Peserta Didik. Bandung: alfabeta Riyanto, yatim. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif Dan Kuantitatif. Surabaya: unesa university press. Rusman. 2011. Manajemen Kurikulum. Jakarta: Rajawali Pers. Salafiyah, Nafik. 2014. Significant Influences Of Violin Extracurricular Achievement To Emotional Intelligence. Journal of Education. (online), (http://id.portalgaruda.org) diunduh pada 27 Februari 2017.   Teimoornia, Mahin dkk. 2010. The implementation of Information and Communication Technology (ICT) in Extracurricular activities of Education system in Iran. Journal of Education. (online), (http://www.sciencedirect.com) diunduh pada 7 Februari 2017   Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (online), (http://sindikker.dikti.go.id/dok/UU/UU20-2003-Sisdiknas.pdf) diunduh pada 27 April 2017 
PENGARUH BIAYA DAN LOKASI TERHADAP MINAT ORANG TUA MEMILIH SEKOLAH DI SMPN 2 MANYAR GRESIK SUGIONO,
Inspirasi Manajemen Pendidikan Vol 6, No 1 (2018): Inspirasi Manajemen Pendidikan
Publisher : Inspirasi Manajemen Pendidikan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

PENGARUH BIAYA DAN LOKASI TERHADAP MINAT ORANG TUA MEMILIH SEKOLAH DI SMPN 2 MANYAR GRESIK    Sugiono Jurusan Manajemen Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Surabaya Sugionounesa@gmail.com Nunuk Hariyati Jurusan Manajemen Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Surabaya nunukhariyati@unesa.ac.id     Abstrak Abstrak: Pendidikan merupakan sebuah komponen penting dari suatu negara sebagai usaha untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Adanya pendidikan menjadi prioritas penting untuk meningkatkan taraf hidup. Tingkat kebutuhan pendidikan di Indoensia tumbuh pesat.. Penelitian bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang empengaruhi pengambilan minat orang tua memilih sekolah SMPN 2 Manyar Gresik dengan menggunakan varibel biaya dan lokasi. Jumlah sampel yang digunakan adalah 39 responden pada kelas VIII tahun ajaran 2017-2018, dengan pendekatan penelitian yang digunakan adalah kuantitatif deskriptif. Pegujian penelitian menggunakan analisis regresi berganda dengan hasil menunjukkan pada uji asumsi klasik antara lain uji Normalitas, uji Multikoliniaritas, uji Heteroskedastisitas dan uji Autokorelasi memenuhi semua uji tersebut, sehingga model regresi dalam penelitian ini memberikan hasil yang best linear unbiased estimator (BLUE). Hasil uji F atau ANOVA menunjukkan variabel biaya dan lokasi berpengaruh signifikan secara bersama-sama terhadap minat orang tua memilih sekolah SMPN 2 Manyar Gresik, sedangkan uji t menunjukkan bahwa secara individual berpengaruh siginifikan terdapat minat orang tua memilih sekolah SMPN 2 Manyar Gresik.           Adapun saran dari penelitian yang telah dilakukan adalah untuk semua pihak yang terkait yaitu kepala sekolah, dan manajemen sekolah perlu memperhatikan kebijakan yang digunakan oleh sekolah antara lain strategi biaya yang akan dibebankan kepada orang tua murid serta fasilitas sekolah yang sesuai dengan keinginan orang tua murid, supaya orang tua lebih antusias memilih sekolah SMPN 2 Manyar Gresik. Kata Kunci : minat, biaya, lokasi, sekolah   THE EFFECT OF COST AND LOCATION ON THE INTEREST OF PARENTS FOR CHOOSING SCHOOL  IN SMPN 2 MANYAR GRESIK   Abstract Abstract : Education is the important component of a country as an effort to educate the life of nation. The existence of education becomes important priority to improve the standard of living. The level of educational needs in Indonesia is growing rapidly. The purpose of this research is to know the factors that affect the interest of parents to choose SMPN 2 Manyar Gresik, with use the variables of  cost and location. The number of samples used was 39 respondents in class VIII with academic year of  2017-2018 and the research approach used was quantitative descriptive. The research used multiple regression analysis with the result showed in classical assumption test such as Normality test, Multicoliniarity test, Heteroskedasticity test and Autocorrelation test which was fulfill all the test, so the regression model in this research gives the result of best linear unbiased estimator (BLUE). The result of F or ANOVA test showed that variable both of cost and location had a significant influence on the interest of parents to choose SMPN 2 Manyar Gresik, while t test showed that as an individual variable had a significant influence on the interest of parents to choose SMPN 2 Manyar Gresik. The suggestion from the research that has been done was for all parties concerned that the principal and school management need to pay attention to the policy used by the school, among the cost strategy which will be charged to parents and school facilities must appropriate with the wishes of parents, therefore the parents are more enthusiastic to choose SMPN 2 Manyar Gresik. Keywords: interest, cost, location, school     PENDAHULUAN Pendidikan mempunyai tujuan yang tertuang dalam Pembukaan Undang-Undang Republik Indonesia tahun 1945, sebagai usaha untuk mencerdaskan kehidupan bangsa  empat pilar pendidikan tersebut antara lain: 1) Learning to know (belajar untuk mengetahui); 2) Learning to do (belajar untuk melakukan); 3) Learning to live together (belajar untuk bekerja sama); dan 4) Learning to be (belajar menjadi manusia yang utuh), yaitu proses pembelajaran yang melatih peserta didik untuk memiliki rasa percaya diri yang tinggi, sehingga dengan adanya kepercayaan yang tinggi akan menjadikan peserta didik siap dalam menghadapi permasalahan di masyarakat (Rohman dan Muslim, 2014:46). Indikasi rendahnya minat orang tua tersebut karena dipengaruhi oleh faktor biaya pendidikan. Biaya pendidikan merupakan salah satu elemen penting untuk melancarkan penyelenggaraan pendidikan, hal ini guna memfasilitasi berjalannya kebijakan program sekolah. Namun tingginya biaya pendidikan saat ini menyebabkan orang tua SMPN 2 Manyar Gresik mencari biaya sekolah yang murah, kondisi ekonomi keluarga dan biaya transportasi yang murah. Ini didukung hasil penelitian Murdopo (2013:19), bahwa terdapat hubungan yang positif antara preferensi masyarakat dalam memilih sekolah dengan biaya sekolah. Utami dan Mukodim (2012:16) juga mengungkapkan bahwa biaya berpengaruh terhadap keputusan mahasiswa. Masyarakat dalam memilih lokasi secara gasir besar memperhatikan aspek akses, visibilitas, lalu-lintas, tempat parkir, ekspansi, lingkungan, kompetisi, dan peraturan pemerintah (Sihombing, 2014:71-72). Hal ini didukung hasil penelitian Murdopo (2013:17) bahwa terdapat hubungan positif yang kuat antara lokasi yang mudah dijangkau Sekolah dengan dengan preferensi pemilihan sekolah. Utami dan Mukodim (2012:16) juga menyatakan bahwa lokasi berpengaruh terhadap keputusan mahasiswa. Bokings dkk. (2013:116) menyatakan bahwa faktor lokasi mempengaruhi 12.265% orang tua dalam memilih sekolah bagi anak. Yaacob dkk., (2015:406) menyimpulkan bahwa faktor lokasi mempengaruhi orang tua memilih untuk mendaftarkan anaknya di sekolah. Hasil berbeda ditunjukkan Tangkilisan dkk. (2014:269); Rakhmanita (2012:122); Kristiani (2016:144), bahwa lokasi berpengaruh tidak signifikan terhadap keputusan memilih sekolah. Dengan demikian, SMPN 2 Manyar Gresik masih mengalami banyak hambatan untuk pengembangan sekolah, diantaranya rendahnya minat orang tua menyekolahkan anaknya di sekolah tersebut. Hal ini karena diindikasikan dipengaruhi oleh biaya pendidikan dan lokasi dari sekolah tersebut. Berdasarkan pemaparan fenomena dan kajian empiris masih menunjukkan hasil kontradiktif. Oleh karena itu, layak dilakukan kajian yang lebih mendalam tentang pengaruh biaya dan lokasi terhadap minat orang tua dalam memilih sekolah dengan objek penelitian di SMPN 2 Manyar Gresik. Penelitian mengkaji tentang apakah biaya dan lokasi secara parsial serta apakah biaya dan lokasi berpengaruh secara bersama-sama terhadap minat orang tua dalam memilih sekolah SMPN 2 Manyar Gresik. Setiap orangtua ingin memberikan yang terbaik untuk anak-anaknya. Tidak seperti orangtua masa lalu yang mudah dalam memutuskan pilihan sekolah, orangtua masa kini cenderung hati-hati memilih untuk anaknya, karena wawasan pendidikan masyarakat yang sudah luas dan banyaknya ragam pilihan sekolah yang tersedia seperti sekolah negeri unggulan, sekolah bertaraf internasional, sekolah swasta nasional, sekolah swasta berbasis agama dan sejenisnya (Rakhmanita, 2012:114). Menurut Tim Pengembang Ilmu Pendidikan (2007:63) minat adalah sikap seseorang dalam kecenderungan untuk melakukan suatu kegiatan. Definisi lain dari minat seperti yang diungkapkan oleh Johnson (2011:37), merupakan pemahaman dasar dalam perhatian untuk melakukan suatu tindakan. Berdasarkan definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa minat merupakan suatu sikap seseorang yang timbul dari dalam diri yang merupakan kecenderungan dalam menentukan suatu tindakan atau kegiatan. Sedangkan faktor yang mempengaruhi minat masyarakat dalam menentukan pemilihan ini sebagaimana yang diungkapkan oleh Tangkilisan dkk. (2014:269-270) bahwa harga, lokasi, promosi, sarana, proses, produk dan people mempengaruhi terhadap keputusan siswa memilih sekolah. Murdopo (2013:9) menyatakan bahwa preferensi siswa dalam menentukan pilihan sekolah, dipengaruhi aspek kondisi sekolah, kondisi ekonomi, dan lokasi sekolah. Rakhmanita (2012:122) menyatakan bahwa harga, promosi, tempat, dan sarana mempengaruhi keputusan orangtua murid memilih sekolah. Bokings dkk. (2013:102) menyatakan terdapat tujuh faktor yang memengaruhi orang tua dalam memilih TK bagi anak. Faktor-faktor tersebut adalah latar belakang sosial ekonomi orang tua, lokasi, latar belakang guru, status sekolah, lingkungan, keadaan sekolah, dan faktor biaya. Kristiani (2016:91) menyatakan bahwa faktor promosi, pelayanan, produk, biaya, lokasi, dan status akreditasi mempengaruhi keputusan orang tua siswa dalam memilih sekolah. Utami dan Mukodim (2012:1); menyatakan bahwa kualitas pelayanan, biaya, lokasi dan pencitraan berpengaruh terhadap mahasiswa untuk memilih Fakultas. Penelitian lain dilakukan Yaacob dkk (2015:406), bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi orang tua saat memilih sekolah sebagai institusi pendidikan bagi anak-anaknya adalah latar belakang/status sosial, tingkat penghasilan, silabus sekolah, lingkungan sekolah, fasilitas sekolah, lokasi, kualitas dan jarak guru. Utami dan Mukodim (2012:4) mendefinisikan bahwa biaya adalah sejumlah uang yang dibayarkan atas barang dan jasa, atau jumlah nilai yang konsumen tukarkan dalam rangka mendapatkan manfaat dari memiliki atau menggunakan barang atau jasa. Menurut Tim Pengembang Ilmu Pendidikan (2007:288), biaya pendidikan merupakan anggaran yang dikeluarkan untuk kebutuhan pendidikan. Bokings dkk. (2013:110) mendefinisikan biaya pendidikan merupakan pengorbanan finansial yang dikeluarkan orang tua untuk membiayai anaknya menempuh pendidikan yang diinginkan. Tim Pengembang Ilmu Pendidikan (2007:288), mengklasifikasi biaya pendidikan menjadi: Biaya Langsung (direct cost)  Biaya Langsung merupakan biaya utama untuk meningkatkan kualitas siswa dalam pencapaian tujuan sekolah terkait dengan diri siswa secara keseluruhan. Biaya langsung ini meliputi biaya untuk proses belajar mengajar, biaya yang dianggarkan dalam RAPB Sekolah, biaya operasional, dan biaya penyusutan nilai bangunan. Biaya Tidak Langsung Biaya tidak langusng merupakan elemen atau komponen biaya yang menjadi penunjang atau pelengkap dari biaya langsung, yang dikorbankan siswa selama belajar. Pemilihan lokasi merupakan hal yang sangat penting dalam suatu bisnis usaha. Karena lokasi ini akan menentukan ramai atau tidaknya pengunjung. Lokasi yang strategis, misalnya di pinggir jalan raya akan memiliki magnet tersendiri untuk menarik pengunjung. Menurut Lupioyadi (dalam Rakhmanita (2012:115), bahwa keputusan tentang lokasi dan sistem penyampaian harus sejalan dengan strategi lembaga pendidikan secara keseluruhan.  Menurut Simamora (2003:36), bagi produsen, tempat atau lokasi adalah bagaimana mendekatkan produk kepada konsumen agar tersedia dalam tempat dan jumlah yang tepat. Sedangkan bagi konsumen, tempat atau lokasi adalah kenyamanan atau kemudahan untuk memperoleh produk. Lokasi bisadiartikansebagai saluran yang digunakan untuk produsen untuk menyalurkan produk sampai ke konsumen atau berbagai aktivitas perusahaan yang mengupayakan agar produk sampai ke tangan konsumen (Fuad, 2006:130).   METODE Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Adapun yang dimaksud dengan pendekatan kualitatif  Miles & Huberman, et al. (2014:9), menjelaskan bahwa penelitian kualitatif dilakukan melalui interaksi intens dan/atau lama dengan para peserta dalam latar alamiah untuk meneliti kehidupan luarbiasa sehari-hari dari individu, kelompok, masyarakat, dan organisasi. Adapun rancangan penelitian yang digunakan adalah studi kasus. Studi kasus merupakan metode penelitian yang dilakukan secara intensif dan mendetail terhadap suatu kasus yang memungkinkan untuk mengungkapkan atau memahami suatu hal (Prastowo, 2011:129). Pengambilan jumlah sampel dalam peneitian ini menggunakan teknik random dengan cara memilih sabjek berdasarkan acak pada jumlah siswa pada kelas VIII di SMPN 2 Manyar Gresik serta memperhitungkan minimal jumlah sampel dalam penelitian (SPSS) yaitu 30, maka peneliti menentukan jumlah sampel sebesar 39. Jadi sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebesar 39 orang tua SMPN 2 Manyar Gresik kelas VIII. Pengujian pada penelitian ini antara lain uji Validitas dan Reliabilitas  serta menggunakan uji regresi berganda antara lain uji asumsi klasik (uji normalitas, uji Multikolinieritas, uji Heterokedastisitas, dan uji Autokorelasi). Selain menguji kevalitan data dalam penelitian ini menguji seberapa  besar pengaruh variable X terhadap variabel Y yaitu dengan menguji  Koefisien Korelasi (R) dan Koefisien Determinasi (R2), uji F, dan uji T.   HASIL DAN PEMBAHASAN Penjelasan deskripsi data olahan dan hasil dari penelitian ini terdiri dari 3 komponen variabel antara lain variabel yang mempengaruhi keputusan memilih tempat Pendidikan yang sesuai dengan keinginan oran tua meliputi Biaya (X1), Lokasi (X2) dan minat orang tua memilih sekolah di SMPN 2 Manyar Gresik (Y). semua komponen variabel ini akan dijelaskan dari masing-masing variabel. Pengujian Validitas dan Reliabilitas menunjukkan bahwa hasil R hitung lebih besar dari pada R tabel yaitu diatas 0.3081, dengan hasil tersebut menunjukkan bahwa data terdistribusi dengan valid dan reabel maka dapat digunakan sebagai instrument penelitian.   A.    Pengaruh Biaya Sekolah Terhadap Minat Orang Tua Memilih Sekolah SMPN 2 Manyar Gresik Hasil penelitian secara persial dapat diketahui bahwa Biaya saekolah berpengaruh positif terhadap minat orang tua memilih sekolah SMPN 2 Manyar Gresik. Besar kecilnya biaya sekolah atau strategi biaya sekolah sangat mempengaruhi minat orang tua memilih sekolah SMPN 2 Manyar Gresik. Hasil yang bernilai positif signifikan menunjukkan bahwa minat orang tua memilih sekolah dipengaruhi oleh biaya yang ada disekolah yang harus dikeluarkan oleh orang tua, maka dengan demikian sekolah mempunyai daya tarik bagi orang tua untuk menyekolahkan anaknya disebabkan salah satu nya adalah biaya sekolah. Analisis penelitian yang dilakukan di SMPN 2 Manyar Gresik memperoleh hasil hipotesis berdasarkan hasil pengujian hipotesis biaya (X1) sebesar 0.003 < 0,05 (nilai alpha) maka dengan demikian H0 ditolak dan H1 diterima yang artinya biaya berpengaruh terhadap minat orang tua memilih sekolah SMPN 2 Manyar gresik. Hasil uji diatas menunjukkan bahwa tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Kristiani (2016:114) bahwa biaya sekolah tidak terbukti berpengaruh terhadap keputusan orang tua siswa dalam memilih sekolah dan dengan kputusan-keputusan peneapan biaya sangat mempengaruhi dalam menentukan minat orang tua dan memberikan citra baik atau buruknya sekolah. Penetapan mulai dari biaya pendaftaran sampai biaya buku dan biaya ekstrakulikuler memiliki pengaruh untuk pemasaran sekolah karena biaya terkait lengsung dengan minat orang memilih sekolah untuk menyekolahkan anaknya. Hasil jawaban dari responden mempunyai jawaban yang beragam ada yang menganggap biaya yang ada di sekolah SMPN 2 Manyar Gresik terjangkau seuai dengan pendapatan orang tua dan bahkan juga ada yang menganggap masih ragu-ragu dan kurang setuju karena memang untuk masalah biaya sekolah setiap orang tua mempunyai presepsi yang berbeda-berbeda karena setiap orang tua mempunya penilaian yang berbeda dengan jumlah biaya yang dikeluarkan. Strategi penentuan biaya oleh sekolah mempunyai peran besar dalam menarik minat orang tua karena mereka membandingkan jumlah pengeluaran dengan jumlah pendapatan. Orang tua yang tidak terlalu mempermasalahkan jumlah biaya yang harus dikeluarkan disebabkan karena orang tua membandingkan dengan manfaat atau kualitas yang diber ikan oleh sekolah sesuai dengan ekspektasi dan mutu untuk anaknya. Ciri-ciri rendahnya minat orang memilih sekolah karena salah satunya dipengaruhi oleh biaya yang akan dikeluarkan. Ilmu pengetahuan dan kecanggihan teknologi atau mutu sekolah dituntut sebagai pengembangan sumber daya, berhubungan teknologi dan mutu yang disediakan oleh sekolah memunculkan biaya dalam mengadakan fasilitas untuk murid dan sekolah mempunnyai keputusan biaya yang akan dibebankan kepada pendaftar. Harga dan nilai yang pendaftar tukarkan dalam rangka mendapatkan manfaat dari menggunakan barang atau jasa tersebut, sedangkan sekolah untuk masalah biaya adalah sejumlah nilai yang terdapat dalam barang atau jasa yang memberikan dampak secara langsung atau tidak langsung dan nilai yang dibebankan kepada pendaftar diatas biaya yanngg sesungguhnya (produksi). Biaya ekstrakulikuler sampai biaya pendaftaran di sekolah SMPN 2 Manyar Gresik pada jawaban responden dalam kusioner ada beragam jawaban, dengan kalkulasi jawaban mayoritas responden menyetujui bahwa biaya yang dibebankan kepada orang tua masih tergolong terjangkau maka dapat diartikan antara fasilitas yang disediakan dengan biaya yang dibebankan kepada orang tua ada timmbal balik yang saling menguntungkan baik dari pihak sekolah maupun pihak orang yang mendapatkan fasilitas tersebut, serta walau orang tua hanya mempertimbangkan biaya tanpa melihat fasilitas yang didapatkannya karena keterbatasan ekonomi karena orang tua yang penting anaknya sekolah maka variabel biaya bukan hanya berpengaruh besar terhadap minat orang tua memilih sekolah SMPN 2 Gresik Manyar pada golongan menengah ke atas saja melainkan biaya juga mempunyai pengaruh terhadapat minat orang tua memilih sekolah SMPN 2 Manyar Gresik. Penjelasan diatas membuktikan bahwa kebijakan sekolah dalam memutuskan jumlah biaya yang akan dibebankan kepada orang tua sangat mempunya pengaruh yang besar, hal ini dapat diartikan apabila yang dibebankan sekolah SMPN 2 Manyar Gresik kepada orang tua mulai dari dari biaya pendaftaran, ekstrakulikuler sampai pendidikan semakin turun atau seimbang dengan kualitas yang diberikan maka semakin besar minat orang tua untuk memutuskan memilih sekolah SMPN 2 Manyar Gresik, sebaliknya apabila biaya yang dibebankan oleh sekolah kepada orang tua semakin besar maka semakin menurun minat orang tua untuk memutuskan memilih sekolah SMPN 2 Manyar Gresik..   B.      Pengaruh Lokasi Sekolah Terhadap Minat Orang Tua Memilih Sekolah SMPN 2 Manyar Gresik Hasil penelitian secara persial dapat diketahui bahwa Lokasi saekolah berpengaruh positif terhadap minat orang tua memilih sekolah SMPN 2 Manyar Gresik. Jarrah tempuh bahkan traffic lalu lintas sekitar sekolah sangat mempengaruhi minat orang tua memilih sekolah SMPN 2 Manyar Gresik. Hasil yang bernilai positif signifikan menunjukkan bahwa minat orang tua memilih sekolah dipengaruhi oleh lokasi sekolah itu sendiri mulai dari jarak tempuh, strategis sampai lahan parkir yang disedikan sekolah, maka dengan demikian sekolah mempunyai daya tarik bagi orang tua untuk menyekolahkan anaknya disebabkan salah satu nya adalah lokasi sekolah. Analisis penelitian yang dilakukan di SMPN 2 Manyar Gresik memperoleh hipotesis berdasarkan hasil pengujian hipotesis lokasi (X2) sebesar 0.000 < 0,05 (nilai alpha) maka dengan demikian H0 ditolak dan H1 diterima yang artinya lokasi berpengaruh positif terhadap minat orang tua memilih sekolah SMPN 2 Manyar gresik.Berdasarkan penghitungan di atas, maka hasil penelitian tentang pengaruh lokasi tidak sejalan dengan pendapatAlma (2008:161) dalam pemilihan lokasi sekolah yang harus dipertimbangkan oleh pengambil kebijakan dalam jasa pendidikan dengan beberapa faktor berikut: 1)Akses lokasi yang mudah dijangkau dengan sarana transportasi umum; 2)Visibilitas lokasi yang dapat dilihat dari tepi jalan; 3) lokasi dan kemudahan parkir. Dari penjelasa tersebut bahwa SMPN 2 Manyar Gresik telah memenuhi faktor yang dapat dijadikan pertimbangan oleh orang tua murid. Hasil uji diatas menunjukkan bahwa tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Tangkilisan dkk. (2014:269); Rakhmanita (2012:122); Kristiani (2016:144), bahwa lokasi sekolah tidak terbukti berpengaruh terhadap keputusan orang tua siswa dalam memilih sekolah SMPN 2 Manyar Gresik, adanya perbedaan hasil pada beberapa penelitian terdahulu terdapat faktor yang mendasar yaitu pada penelitian ini terlihat dalam hasil angket menyatakan bahwa antara lokasi sekolah dengan lokasi rumah warga setempat atau wali murid dapat dikatakan ramai dengan arus kendaraan sehingga wali murid sangat memperhatikan kesalamatan dan keamanan anaknya selama perjalanan pemberangkatan dan pulang ke rumah. Penjabaran diatas maka dapat diketahui bahwa kemudahan sekolah dijangkau dengan transportasi umum atau mudah di antar oleh orang tua murid dan jarak yang dekat dengan tempat tinggal menjadi faktor yang sangat dipertimbangkan orang tua untuk menyekolahkan anaknya di sekolah SMPN 2 Manyar Gresik. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Utami dan Mukodim (2014:16) yang menyatakan bahawa lokasi berpangaruh positif terhadap keputusan mahasiswa memilih Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma Kalimalang Bekasi. Berdasarkan hasil ini dapat disimpulkanbahwa lokasi SMPN 2 Manyar Gresik telah memenuhi kriteria aspek-aspek yang dapat dijadikan pertimbangan oleh orang tua murid, hal ini secara otomatis mencerminkan bahwa lokasi akan menjadi sebab dan akibat minat orang orang tua untuk memilih sekolah SMPN 2 Manyar Gresik       C.      Pengaruh Biaya dan Lokasi Sekolah Terhadap Minat Orang Tua Memilih Sekolah SMPN 2 Manyar Gresik Penelitian ini yang dilakukan di sekolah SMPN 2 Manyar Gresik diperoleh hasil hipotesis yaitu biaya dan lokasi berpengaruh positif secara signifikan terhadap minat orang tua memilih sekolah SMPN 2 Manyar Gresik. Berdasarkan hasil uji hipotesis secara simultan menunjukkan nilai taraf signifikan sebesar 0,000 < nilai alpha 0,05 dengan demikian H0 ditolak dan H1 diterima.Hasil penelitian ini sejalan dengan peneloitianZeithalm dan Bitner (Alma,2013:154) bahwa bauran pemasaran (marketing mix)merupakanfaktor-faktor yang dikendalikan oleh organisasi penyedia jasa pendidikan yang dapat digunakan untuk memuaskan atau berkomunikasi dengan pelanggan. Faktor-faktor ini muncul sebagai variabel utama dalam kegiatan pemasaran atau rencana pemasaran. Manajemen pengelolaan yang baik oleh pihak penyedia jasa Pendidikan yaitu SMPN 2 Manyar Gresik terhadap biaya dan lokasi yang dimiliki terbukti mampu menarik konsumen jasa pendidikan untuk memilih lembaga pendidikan lingkup sekolah yakni SMPN 2 Manyar Gresik.Pengelolaan yang baik tentunya tidak terlepas dari peran berbagai pihak sekolah demi memperoleh hasil yang optimal, sehingga biaya dan lokasi menjadi alasan kuat bagi orang tua memilih sekolah SMPN 2 Manyar Gresik. Dengan strategi dan upaya yang di rencanakan untuk memaksimalkan penunjang sekolah sebagai daya tarik orang tua untuk menyekolahkan anaknya.Penjelasan tersebut selaras dengan pendapat Muhaimin, dkk (2009:117) yang menyatakan bahwa setelah mengetahui dan menerima kegiatan pemasaran yang dilakukan pihak pemasar, diharapkan masyarakat dapat mengambil keputusan sesuai dengan harapan dan target pihak penyedia jasa pendidikan. Hasil penelitian ini juga serupa dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Kristiani (2016:112) menunjukkan bahwa variabel biaya dan lokasi secara bersama-sama berpengaruh terhadap keputusan orang tua siswa dalam memilih SD Kasatriyan sebagai tempat belajar bagi putra-putrinya.Variabel-variabel yang turut mempengaruhi keputusan siswa dalam memilih SMPN 2 Manyar Gresik dapat berupa variabel yang berasal dari faktor internal maupun eksternal siswa itu sendiri. Sebagai contoh faktor internal yang dimaksud adalah motivasi, persepsi dan sikap yang ditunjukkan siswa tersebut. Sedangkan faktor eksternalnya dapat berupa pilihan keluarga, keadaan ekonomi, citra sekolah, kelompok referensi, dan lain-lain. Dengan pertimbangan lokasi sekolah, yakni dengan menganggap akses maupun visibilitas yang sangat dijadikan bahan pertimbangan memilih sekolah, maka itu artinya orang tua sangat memperhatikan faktor lokasi mulai dari jarak, ramai, keamanan sampai parkir sekolah sebagai acuan untuk menyekolahkan anaknya di SMPN 2 Manyar Gresik.Sedangkan,dengan pertimbangan harga yang matang, maka tidak akan menjadi beban apabila biaya telah disepakati oleh orang tua siswa yang menginginkan putra-putrinya mendapatkan pendidikan dengan mutu dan kualitas yang bagus serta memang sudah sesuai dengan anggaran atau rencana biaya yang disiapkan oleh orang. Berdasarkan teori dan penjabaran di atas, maka dapat disimpulkan bahwa teori sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan di SMPN 2 Manyar Gresik, dimana terdapat pengaruh secara bersama-sama antara biaya dan lokasi.Hasil penelitian ini memiliki makna jika variabel-variabel di atas dikembangkan dan ditingkatkan secara berkesinambungan, maka akan lebih menarik dan meyakinkan keputusan serta minat orang tua dalam memilih sekolah SMPN 2 Manyar Gresik   PENUTUP A.      Simpulan Berdasarkan hasil penelitian tentang pengaruh biaya dan lokasi terhadap minat orang tua memilih sekolah di SMPN 2 Manyar Gresik, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: Variabel biaya (X1) terhadap minat orang tua memilih sekolah di SMPN 2 Manyar Gresik (Y) diperoleh nilai signifikan 0,003 > alpha 0,05. Hasil tersebut menunjukkan bahwa variabel biaya berpengaruh terhadap minat orang tua memilih sekolah di SMPN 2 Manyar Gresik. Variabel lokasi (X2) terhadap minat orang tua memilih sekolah di SMPN 2 Manyar Gresik (Y) diperoleh nilai signifikan 0,000 > nilai alpha 0,05.  Hasil tersebut menunjukkan bahwa variabel lokasi berpengaruh terhadap minat orang tua memilih sekolah SMPN 2 Manyar Gresik. Pada uji F yang dilakukan secara bersama-sama antara X1 dan X2 terhadap Y diperoleh hasil nilai signifikansi yang diperoleh sebesar 0,000 < 0,05 dengan demikian H0 ditolak dan H1 diterima, artinya biaya dan lokasi secara bersama-sama terhadap minat orang tua memilih sekolah SMPN 2 Manyar Gresik.    B.      SARAN Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang telah dipaparkan di atas, peneliti menawarkan beberapa saran yang terkait dalam bahasan penelitian ini, antara lain: Berdasarkan simpulan di atas diperoleh hasil bahwa variabel biaya sekolah memiliki pengaruh siginifikan terhadap minat orang tua memilih sekolah di SMPN 2 Manyar Gresik.  Hasil tersebut menunjukkan bahwa biaya yang ditetapkan oleh sekolah memiliki faktor pengaruh besar terhadap orang tua, sehingga orang tua memilih menyekolahkan anaknya di SMPN 2 Manyar Gresik. Kebijakan biaya yang ditetapkan oleh pihak penyedia jasa pendidikan sesuai dengan rencana biaya yang harus dikeluarkan oleh orang tua untuk menyekolahkan anaknya, tetapi orang tua tidak semata-mata memilih sekolah hanyadengan biaya yang murah melainkan sesuai dengan kualitas yang baik juga. Artinya, bagi Waka bidang Humas khususnya dapat mengoptimalkan hal tersebut sebagai daya tarik sekolah untuk menarik minat orang tua untuk menyekolahkan anaknya di sekolah SMPN 2 Manyar Gresik. Berdasarkan simpulan di atas diperoleh hasil bahwa variabel lokasi sekolah memiliki pengaruh siginifikan terhadap minat orang tua memilih sekolah di SMPN 2 Manyar Gresik.  Hasil tersebut menunjukkan bahwa faktor lokasi menjadi salah satu pertimbangan orang tua memilih sekolah untuk anaknya. Lokasi sekolah  SMPN 2 Manyar Gresik sebenarnya berdekatan dengan jalan raya, artinya secara lokasi sangat strategis dan dapat memberikan kemudahan serta kenyamanan untuk kesekolah karena letaknya tidak jauh karena mudah terjangkau dengan kendaraan umum. Namun, lokasi ini jika dilihat dengan kompetito rsekolah di sekitarnya masih kalahs trategis karena SMPN 2 Manyar Gresik masuk di dalam perkampungan. Sementara yang lain, tepat di jalan rayadan tidak berbaur dengan pemukiman.  Untuk menyiasati hal ini pihak sekolah khususnya Kepala Sekolah dapat menambahkan petunjuk arah atau papan informasi yang jelas dan diletakkan diluar lingkungan perumahan, sehingga masyarakat umum dapat mengetahui letak SMPN 2 Manyar Gresik. Dengan hal tersebut dapat menjadi bahan pertimbangan sekolah untuk menarik perhatian lebih banyak lagi dari orang tua supaya menyekolahkan anaknya di sekolah SMPN 2 Manyar Gresik. Bagi peneliti yang akan melakukan penelitian dengan topic bahasan yang sama dengan penelitian ini, hendaknya menggunakan aspek dan metode yang berbeda supaya bisa melengkapi hasil penelitian ini dan agar pembahasan jadi lebih mendalam dan lebih luas, karena dengan jumlah sampel dan di tempat yang berbeda bukan tidak mungkinakan mendapatkan hasil yang berbeda dari penelitian ini. Penelitian in imasih mempunyai keterbatasan, variabel penduga masih menekankan hanya pada biaya dan lokasi saja. Sedangkan untuk meningkatkan keputusan pembelian bagi konsumen masih terdapat variabel lainnya, yang sebaiknya variabel lainnya menjadi riset lanjutan.   DAFTAR PUSTAKA Badan Pusat Statistik. (2013). http://www.bps.go.id/linkTabelStatis/view/id/1527   Bimakini.com. (2013). Pertumbuhan Lembaga Pendidikan Non-Formal, Signifikan. http://bimakini.com/index.php/news/pendidikan/item/3450-pertumbuhan-lembaga-pendidikan-non-formal-signifikan Bokings, A. J.,Srinadi, I. G. A. M., danSuciptawati, N. L. P. (2013). Faktor-Faktor yang Memengaruhi Orang Tuadalam Memilih Sekolah TK bag iAnak. JurnalMatematika, Vol. 3 No. 2, Desember 2013 Christina Widya, Utami. 2012, Manajemen Ritel Edisi 2. Jakarta: Salemba Empat Fuad, M. (2006). Pengantarbisnis. GramediaPustaka Utama. Ghozali, I. (2012). AplikasiAnalisis Multivariate dengan Program IBM SPSS. 20. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro Johnson, E. B. (2011). CTL (Contextual Teaching & Learning). Bandung: Kaifa Learning. Kristiani, N. (2016) Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Orang Tua Siswa Memilih SD Kasatriyan Surakarta. Jurnal Manajemen Maranatha, Vol.16, No.1, November 2016. Kalsum, EkaUmi. 2010. Pengaruh Strategi Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Siswa Memilih Perguruan Tinggi Swasta di Medan (Studi Kasus Fakultas Ekonomi Universitas Al-Azhar Medan). Jurnal Ilmiah Abdi Ilmu Vol.3 No.1 (online) http://library.pancabudi.ac.id diaksespada 19 Januari 2017 Muhtadi, A. (2011). Pendidikan Dan Pembelajaran Di Sekolah Rumah (Home Schooling): Suatu tinjauan teoritis dan praktis. Majalah Ilmiah Pembelajaran. Murdopo, L. (2013). Analisis Preferensi Siswa Dalam Memilih Sekolah Madrasah Aliyah di Pulang Pisau. JSM (Jurnal Sains Manajemen) ISSN, 2302-1411. Rakhmanita, A. (2012) Pengaruh Harga, Promosi, Lokasi dan Sarana Terhadap Proses Keputusan Memilih Sekolah Pada Sekolah Alam Tangerang. Widya Cipta,Vol. VII, No.2 September 2012. Rohmandan Muslim, S. (2014). Studi Implementasi Empat  Pilar Pendidikan Rekomendasi Unesco Dengan Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah Pada Standar Kompetensi Dasar Memasang Instalasi Penerangan Listrik Bangunan Sederhana Di Smk Negeri 7 Surabaya. Jurnal Pendidikan Teknik Elektro.Vol. 03 No. 03 Tahun 2014, 45-54 Sihombing, B. A. (2014). Pengaruh Lokasi, Kualitas Pelayanan Dan Retail Brand Loyalty Terhadap Kesetiaan Pelanggan Toko CV. Kawani Sarana Petualang. E-Journal Graduate Unpar, 1(1). Silalahi, Ulber. (2012). Metode Penelitian Sosial. Bandung: Refika Aditama Simamora, B. (2003). Memenangkan Pasar dg Pemasaran. Gramedia Pustaka Utama. Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta Tangkilisan, G., Oroh, S. G., &Soegoto, A. S. (2014). Bauran Pemasaran Jasa Pendidikan PengaruhnyaTerhadap Keputusan Siswa Dalam Memilih Sekolah Di Smk N 1 Manado. Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis Dan Akuntansi, 2(4). Tim Pengembang Ilmu Pendidikan. (2007). Ilmu dan Aplikasi Pendidikan I: Ilmu Pendidikan Teoretis. PT Imperial Bhakti Utama. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Pembukaan (Preambule) Utami, Murdiana dan Mukodim, Dindin (2012) (2012). Pengaruh Kualitas Pelayanan, Biaya, Lokasi Dan Pencitraan Terhadap Keputusan Mahasiswa memilih Fakultas Ekonomi Universitas Guna darma Kalimalang Bekasi. EJournal Universitas Gunadarma. Yaacob, N. A., Osman, M. M., danBachok, S. (2015). An assessment of factors influencing parents’ decision making when choosing a private school for their children: a case study of Selangor, Malaysia: for sustainable human capital. Procedia Environmental Sciences, 28 (2015) 406 – 417.      
BUDAYA SEKOLAH DI SDIT UTSMAN BIN AFFAN  SURABAYA Hotimah, Husnul
Inspirasi Manajemen Pendidikan Vol 6, No 1 (2018): Inspirasi Manajemen Pendidikan
Publisher : Inspirasi Manajemen Pendidikan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

BUDAYA SEKOLAH DI SDIT UTSMAN BIN AFFAN  SURABAYA   Husnul Hotimah 13010714019   Jurusan Manajemen Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Surabaya husnulhotimah290895@gmail.com   Nunuk Hariyati Jurusan Manajemen Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Surabaya nunukhariyati@unesa.ac.id   Abstrak Budaya sekolah memiliki peranan yang sangat penting dalam peningkatan kualitas sekolah dan menjadikan sekolah yang efektif. Pentingnya budaya sekolah karena budaya sekolah merupakan identitas bagi para personil sekolah, sehingga mudah dikenali dan menjadi pembeda antara sekolah satu dengan sekolah lainnya. Tujuan dari penelitian ini untuk mendeskripsikan dan menganalisis; 1) Profil budaya sekolah; 2) Implementasi budaya sekolah; dan 3) Upaya untuk menumbuhkembangkan dan memelihara budaya sekolah di SDIT Utsman Bin Affan Surabaya. Sumber data dalam penelitian ini adalah Kepala Sekolah, Guru, dan orang tua siswa. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif melalui  dengan rancangan studi kasus. Pengumpulan data dilakukan melalui proses wawancara, observasi, dan studi dokumentasi. Keabsahan data dilakukan melalui proses kredibilitas, transferabilitas, dependabilitas, dan konfirmabilitas. Hasil penelitian ini menemukan bahwa: (1) Aspek budaya sekolah yang telah diterapkan terangkum dalam akhalak mulia. sedangkan elemen budaya sekolah berupa fisik dapat dilihat dari perlengkapan  sarana dan prasarana, semboyan, dan tulisan-tulisan yang dipajang di tempat-tempat strategis. (2) Implementasi budaya sekolah tidak hanya dilakukan disekolah, namun budaya sekolah yang didapat diteruskan dirumah. Keterlibatan orang tua sangat dibutuhkan untuk memantau dan membimbing pelaksanaan budaya sekolah dirumah (3) Upaya untuk menumbuhkembangkan dan memelihara budaya sekolah antara lain: Sosialisasi secara rutin mengenai budaya sekolah yang ada baik untuk orang tua dan masyarakat sekitar, selalu istiqomah menjalankan program dan kegiatan pendukung budaya sekolah, terus menerus mengevaluasi program budaya sekolah yang melibatkan guru dan siswa, bekerja sama dengan KPI (Kualita Pendidikan Indonesia) untuk membantu dalam hal supervisi, memberikan imbalan/ reward kepada siswa yang berprestasi dan berperilaku positif disekolah, berkoordinasi dengan orang tua.   Kata kunci: budaya sekolah, sekolah efektif, SDIT     SCHOOL CULTURE IN SDIT UTSMAN BIN AFFAN SURABAYA   Abstract School culture has a very important role to improving the quality of schools and making the schools more effective. The necessary of school cylture is an identity for school personel, so it is people can recognize easily and make the difference to others school. The purpose of this reaseach is to describe an analyze: 1) School culture profile; 2) Implementation of school culture; 3) Attempts to cultivate and maintain the school culture in SDIT Utsman Bin Affan Surabaya. Sources of this minor thesis are principals, teachers, and the parents of students. The methodology used is a qualitative methodology through design case study. The validity of data be conducted through a credibility, transferability , dependability , and confirmability. These research, collectives the data by interview, observation, and documentation. The results of this minor thesis are: (1) Aspects of school culture that has applied can be seen by noble morals. In addition, the element of school culture can be seen from the equipment, and infrastructure equipment, slogans, and quotes at strategic places. (2) Implementation of school culture not only applied in school, but the school culture must be applied at home too. Parental involvement is needed to guide the implementation of school culture at home. (3) Efforts to foster and improve school culters include: the routine socialization of existing school culture for both parents and surrounding society, always routine to run the school programs and activities, continuously evaluating school cultural programs involving teachers and students, working with KPI (Kualita Pendidikan Indonesia)to assist in supervision, rewarding students who are achievers and positively in school, coordinating with parents.   Keywords: school culture, the effective school, SDIT           PENDAHULUAN Budaya sekolah memiliki peranan yang sangat penting dalam peningkatan kualitas sekolah dan menjadikan sekolah yang efektif. Sekolah sebagai suatu bentuk organisasi mempunyai budaya tersendiri yang membentuk corak dari sistem yang utuh dan khas. Maka dari itu suatu sekolah dituntut untuk bisa mengelola budaya yang ada, karena pembentukan dan manajemen budaya sekolah yang baik akan mendukung sekolah yang efektif dan bermutu. Peranan budaya sekolah sebagaimana ditegaskan oleh Arifin (2013:1) bahwa budaya sekolah memiliki peranan yang penting terhadap kesuksesan suatu sekolah karena beberapa alasan. Pertama, budaya sekolah merupakan identitas bagi para personil sekolah. Kedua, budaya sekolah merupakan sumber penting stabilitas dan kelanjutan penyelenggaraan pendidikan di sekolah sehingga memberikan rasa aman bagi personil sekolah. Ketiga, budaya sekolah membantu personil sekolah untuk mengintegrasikan apa yang terjadi di dalam suatu sekolah. Keempat, budaya sekolah sangat membantu menstimulasi antusiasme karyawan dalam menjalankan tugasnya. Studi tentang sekolah yang efektif membuktikan bahwa kultural atau budaya sekolah secara fundamental sangat menentukan kualitas sebuah sistem pendidikan.            Budaya sekolah sebagai nilai-nilai yang didukung bersama merupakan faktor penting yang dapat berdampak pada kegiatan sekolah, baik secara individual maupun organisasional. Hal ini tidak lain karena perilaku individu dalam organisasi pada dasarnya mencerminkan/menggambarkan bagaimana nilai-nilai yang di anutnya. Menurut Lunenburg (2004:89-90) budaya organisasi mempengaruhi kinerja pegawai, keefektifan organisasi, proses struktural organisasi serta banyak proses manajemen/administrasi antara lain motivasi, kepemimpinan, pembuatan keputusan, komunikasi, dan perubahan. Dengan demikian maka substansi budaya sekolah adalah perilaku, nilai-nilai, sikap, dan cara hidup warga sekolah yang berusaha mendinamisir lingkungan sekolah untuk mencapai tujuan sekolah. Budaya sekolah yang positif akan memberi warna tersendiri dan sejalan dengan pelaksanaan manajemen berbasis sekolah. Budaya positif tersebut antara lain: budaya jujur, budaya saling percaya, budaya bersih, budaya disiplin, budaya baca, budaya kerjasama, budaya memberi teguran dan penghargaan.                Pada sekolah Islam, nilai-nilai agama senantiasa dijadikan sumber pegangan yang melandasi perilaku, tradisi, kebiasaan, keseharian, dan simbol-simbol yang dipraktikkan oleh seluruh warga sekolah. Pimpinan dapat menciptakan budaya organisasi melalui nilai-nilai, misi dan tujuan-tujuan yang di tetapkan dan di sepakati bersama. Dengan demikian, agar sekolah dapat bertahan maka sekolah harus memiliki budaya sekolah yang tercermin dalam visi dan misi yang sesuai dengan keinginan dan harapan masyarakat. Karena budaya sekolah memberikan arah atau pedoman berperilaku di dalam sekolah, sehingga tidak dapat bertindak atau berperilaku sekehendak hati.                 Budaya yang dapat dibanggakan oleh sekolah serta sesuai dengan keinginan masyarakat pengguna layanan pendidikan, akan mendorong sekolah untuk dapat bertahan dalam menghadapi persaingan. Visi dan misi yang diimplementasikan oleh sekolah dapat menimbulkan budaya, yang selanjutnya akan menjadi sebuah ciri khas bagi sekolah tersebut. Hal ini sejalan dengan pendapat Komariah (2004: 10) yang menyatakan bahwa “Budaya positif yang berkembang di masyarakat yang bersumber dari keyakinan agama, adat istiadat dan etika dapat di jadikan nilai sebagai visi yang di rumuskan pimpinan, begitu juga visi yang di rumuskan”.                 Menurut Wirawan (2007:7) mengatakan bahwa “Setiap organisasi itu mempunyai budaya organisasi yang mempengaruhi semua aspek organisasi dan perilaku anggotanya secara individual dan kelompok. Pengaruh budaya organisasi itu akan dirasakan dan diwariskan oleh setiap orang dalam kehidupannya. Dalam hal ini organisasi pada tingkat sekolah pasti terdapat budaya yang diciptakan dan dikembangkan oleh komunitasnya. Selain itu budaya sekolah akan sangat berpengaruh pada pola interaksi seseorang ketika di dalam maupun di luar sekolah”. Misalnya saja seseorang yang merupakan siswa SD yang tidak berbasis islam pasti kesehariannya akan jauh berbeda dengan siswa SD yang merupakan murid dari SD atau sekolah dasar yang berbasis islam lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa perbedaan tersebut berakar pada perbedaan budaya sekolah yang dialaminya.                 Budaya sekolah yang ada di SDIT Utsman Bin Affan tercemin pada visi sekolah yaitu “Soleh, cinta Al quran dan berprestasi”. Visi sekolah tersebut tidak hanya sebatas tulisan namun dilakukan oleh para siswa dan warga sekolah SDIT Utsman Bin Affan, antara lain siswa berbaris sebelum masuk kelas, melestarikan sholat dhuha, siswa terbiasa sholat tepat waktu, siswa terbiasa berdoa sebelum masuk ke kamar mandi, saat di waktu senggang siswa diharuskan membaca al quran atau pergi ke perpustakaan untuk membaca. Hal-hal tersebut tidak hanya dilakukan di sekolah saja, namun SDIT Utsman Bin Affan sudah bekerjasama dengan orang tua untuk menarapkan budaya sekolah di rumah atau tetap terus melanjutkan kebiasaan yang sudah di dapat di sekolah. Para pengelola baik tenaga pendidik dan kependidikan di SDIT Utsman Bin Affan berupaya meningkatkan mutu dan keunggulan sekolah melalui strategi pada dimensi struktural dan kultural. Lembaga menyadari pentingnya pengelolaan budaya sekolah dalam mengembangkan lembaga pendidikan Islam di tengah-tengah perkembangan zaman yang semakin pesat dan persaingan yang semakin meningkat. Dari latar belakang tersebut, maka penulis bermaksud untuk melakukan penelitian dengan Judul “Budaya Sekolah di SDIT Utsman Bin Affan”. Penelitian ini dilakukan atas dasar alasan yaitu SDIT Utsman Bin Affan adalah lembaga pendidikan swasta yang dalam pengembangan mutu, sekolah tersebut menerapkan konsep budaya sekolah Islami, sehingga sekolah tersebut dapat bertahan dan bersaing dengan lembaga pendidikan lain. Berdasarkan latar belakang diatas, maka fokus dalam penelitian ini adalah sebagai berikut  : 1. Profil budaya sekolah SDIT Utsman Bin Affan Surabaya 2. Implementasi budaya sekolah di SDIT Utsman Bin Affan Surabaya 3. Upaya yang dilakukan pihak sekolah untuk menumbuhkembangkan dan memelihara budaya sekolah di SDIT Utsman Bin Affan Surabaya. METODE Penilitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan rancangan penelitian studi kasus Peneliti berpandangan bahwa untuk mengungkap substansi dan makna kebenaran dalam penelitian ini diperlukan pengamatan yang mendalam dengan latar alami (natural setting). Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian seperti perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dll., secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah dengan berusaha mengkonstruksi realitas dan memahami makna dari permasalahan  yang ada(Moleong,2011:6). Penjelasan tersebut sesuai dengan konteks dan fokus penelitian yang ingin menganalisis tentang Budaya Sekolah di SDIT Utsman Bin Affan Surabaya dengan membangun dan memahami makna yang ada. Pemilihan studi kasus berkaitan dengan penyesuaian dan kondisi permasalahan yang terjadi di lapangan karena berupa satu permasalahan dan untuk mempertahankan keutuhan dari objek yang diteliti (Ulfatin, 2015:25). Penelitian dilaksanakan di SDIT Utsman Bin Affan Surabaya adalah yang terletak di Jl. Lakarsantri Selatan No. 33, Kecamatan Lakarsantri Kota Surabaya. Menurut Moleong (2012:164).Pada penelitian ini peneliti berperan sebagai instrumen kunci peneliti yaitu sebagai pengumpul data. Menurut Lofland dan lofland (Moleong, 2012:157)  mengatakan bahwa “Sumber data utama dalam melakukan sebuah penelitian kualitatif adalah berupa kata-kata dan tindakan dan selebihnya dapat berupa dokumen arsip dan lainnya”. Sumber data dalam penelitian ini dibagi menjadi sumber data yang diperoleh dari informan, tempat penelitian, dandokumen atau catatan dari hasil penelitian. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan teknik wawancara, observasi, dan studi dokumentasi. Data yang baik adalah data yang valid dan dapat dianalisis oleh karena itu, maka diperlukan teknik-teknik untuk menggali dan mengumpulkan data tersebut. Sugiyono (2012:244) mengungkapkan bahwa analisis data adalah proses mencaridan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain sehingga dapat mudah dipahami dan temuan penelitian dapat diinformasikan kepada orang lain.Adapun dalam analisis data tersebut meliputidata data condensation, data display dan conclusion drawing/ verification. (Miles dan Hibermen, 2014:12) Sedangkan Menurut Sugiyono (2014: 273) mengungkapkan bahwa dalam pengujian keabsahan data metode kualitatif menggunakan teknik. Teknik meliputi credibility (kredibilitas), transferability (Transferabilitas), dependability  (reliabilitas), dan confirmability (objektivitas). HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil temuan penelitian di SDIT Utsman Bin Affan Surabaya berdasarkan tiga fokus penelitian, (1) Profil budaya sekolah di SDIT Utsman Bin Affan Surabaya; (2) Implementasi budaya sekolah di SDIT Utsman Bin Affan Surabaya; (3) Cara menumbuhkembangkan dan memelihara budaya sekolah di SDIT Utsman Bin Affan Surabaya yaitu: Profil Budaya Sekolah di SDIT Utsman Bin Affan Surabaya Budaya sekolah di SDIT Utsman Bin Affan Surabaya lebih menenkankan dalam hal ibadah, makna ibadah tersebut diperluas tidak hanya shalat, namun termasuk pada perilaku, akhlak, kebiasaan sehari-hari, adab, kedisiplinan, dan ketertiban.Itu semua dirumuskan pada quality assurance/penjamin mutu sekolah. Secara umum tujuan budaya sekolah di SDIT Utsman Bin Affan Surabaya yaitu untuk mencapai visi dan misi sekolah, memberikan diferensiasi sekolah terhadap sekolah lain sehingga dapat menjadi daya jual dari sekolah tersebut. Sedangkan untuk fungsi dari budaya sekolah yatu sebagai pendukung pendidikan, karena budaya sekolah nantinya akan berkaitan erat dengan karakter yang dimiliki warga sekolah tersebut sehingga dapat mendukung tercapainya visi dan misi sekolah. Aspek-aspek budaya sekolah yang ada di SDIT Utsman Bin Affan yaitu, budaya jujur, saling percaya, dan kerjasama yang termasuk kedalam akhlak mulia, yang salah satu bentuk konkritnya seperti menjamin UN 100% jujur, tidak hanya UN namun ujian sekolah juga terjamin jujur, hal tersebut ditanamkan sejak siswa berada di bangku kelas 1. Budaya membaca yang ada pada program literasi, budaya disiplin yaitu berupa datang tepat waktu ke sekolah dan mentaati tata tertib sekolah. Budaya reward dan pusnishment diberikan kepada siswa yang berprestasi dan kepada siswa yang melanggar peraturan sekolah. Sedangkan untuk budaya bersih teruskan dalam program jumat bersih, dan 6K. Hal tersebut sesuai dengan Budaya sekolah sebenarnya dapat dikembangkan terus-menerus kearah yang lebih positif. Balitbang (2003) memaparkan aspek-aspek mengenai budaya utama (core culture) yang direkomendasikan untuk dikembangkan sekolah yaitu sebagai berikut:   Budaya jujur adalah budaya yang menekankan pada aspek-aspek kejujuran pada masyarakat dan teman-teman Budaya saling percaya adalah budaya yang mengkondisikan para siswa dan warga sekolah untuk saling mempercayai orang lain Budaya kerja sama adalah budaya yang membuat orang-orang saling membantu dalam berbagai hal untuk mencapai tujuan Budaya membaca adalah budaya yang membuat seseorang menjadi gemar membaca Budaya disiplin dan efisien adalah budaya taat dan patuh terhadap nilai-nilai yang dipercayai termasuk melakukan pekerjaan tertentu yang menjadi tanggung jawabnya Budaya bersih adalah budaya yang mengajarkan tentang bagaimana menjaga kebersihan baik badan maupun lingkungan Budaya berprestasi Budaya yang menciptakan kondisi yang kompetitif untuk memacu prestasi siswa Budaya memberi penghargaan dan menegur adalah budaya yang memberikan respon dengan menyapa pada setiap orang yang ditemui. Implementasi Budaya Sekolah di SDIT Utsman Bin Affan Surabaya Implementasi budaya sekolah di SDIT Utsman Bin Affan Surabaya merupakan pelaksanaan dari rancangan budaya sekolah yang telah disusun secara sistematis pada tahap perencanaan, yang di turunkan dari visi dan misi sekolah. Budaya sekolah di SDIT Utsman Bin Affan Surabaya terdapat artifak yang dapat terlihat dari banyaknya tulisan-tulisan pendukung budaya sekolah yang berbau keislaman yang ditempel pada dinding lingkungan sekolah. Seperti kalimat  motivasi, larangan, himbauan, dan hal-hal yang harus dilakukan oleh seluruh warga sekolah. Selain itu, sekolah ini juga selalu melakukan apel pagi setiap senin, mengadakan pertemuan dengan orang tua setiap hari sabtu dan minggu yang didalamnya berisi kajian, ceramah, dan sharing mengenai aktivitas peserta didik baik disekolah maupun dirumah.  Nilai-nilai dan keyakinan-keyakinan yang ada di SDIT Utsman Bin Affan Surabaya memiliki prinsip utama yaitu menekankan segala hal dihubungkan dengan ibadah. Makna ibadah tidak hanya bermakna sholat dan mengaji, namun diperluas maknanya seperti  akhlak, kebiasaan sehari-hari, adab, kedisiplinan, prestasi dan lain-lain. Selanjutnya asumsi yaitu sesuatu yang sudah tidak diragukan lagi kebenarannya. Hal tersebut dapat terlihat dari adanya pengakuan dari wali murid/ oarang tua siswa yang juga sudah ikut terlibat dalam budaya sekolah SDIT Utsman Bin Affan Surabaya. Budaya sekolah yang di dapat di sekolah juga dilaksanakan di rumah sehingga siswa tidak hanya melakukan budaya sebagai suatu aturan disekolah, namun diharapkan hal tersebuat menjadi suatu kebiasaan yang senantiasa terus dilakukan dalam kehidupan sehari-hari. Orang tua berperan sebagai jembatan antara sekolah dan murid. Orang tua memantau dan membantu melaksanakan budaya sekolah dirumah, setelah itu dilaporkan kepada wali murid masing-masing. Adanya buku penghubung mempermudah hubungan sekolah dengan orang tua/ wali murid untuk memantau perkembangan anak baik sekolah maupun di rumah.  Selain itu, adanya grup WhatsApp yang dibuat setiap wali kelas juga membantu mempermudah dan memperlancar komunikasi dengan orang tua, seperti mengupload foto dan video mengenai kegiatan siswa dirumah maupun di sekolah. Paparan diatas sesuai dengan Stolp dan Smith (Hanum, 2011:122) membagi tiga lapisan kultur, yaitu artifak di permukaan, nilai-nilai dan keyakinan ditengah, dan asumsi di dasar. Artifak merupakan lapisan kultur sekolah yang paling mudah diamati seperti aneka ritual sehari-hari di sekolah, berbagai upacara, benda-benda simbolik di sekolah, dan ragam kebiasaan yang berlangsung di sekolah. Keberadaan kultur ini dengan cepat dapat dirasakan ketika orang mengadakan kontak dengan suatu sekolah. Lapisan kultur yang lebih dalam berupa nilai-nilai dan keyakinan-keyakinan yang ada yang ada disekolah. Hal ini menjadi ciri utama sekolah. Lapisan paling dalam kultur sekolah adalah asumsi-asumsi, yaitu simbol-simbol, nilai-nilai dan keyakinan-keyakinan yang tidak dapat dikenali, tetapi terus menerus berdampak terhadap perilaku warga sekolah.   Cara Menumbuhkembangkan dan Memelihara Budaya Sekolah di SDIT Utsman Bin Affan Surabaya Budaya sekolah ditumbuhkembangkan dan dipelihara berkaitan dengan ketercapaian implementasi budaya sekolah yang telah direncanakan sebelumnya. Upaya-upaya tersebut melibatkan beberapa pihak, ini dilakukan agar budaya sekolah di SDIT Utsman Bin Affan Surabaya relevan dengan apa yang diharapkan dengan cara menumbuhkembangkan dan memelihara budaya sekolah tersebut. Salah satu tujuan dan fungsi dari memelihara dan menumbuhkembangkan budaya sekolah di SDIT Utsman Bin Affan Surabaya adalah mempertahankan budaya yang baik dan selalu terus mengevaluasi dan membuat inovasi-inovasi sehingga visi misi dari SDIT Utsman Bin Affan tercapai. Cara menumbuhkembangkan dan memelihara budaya sekolah di SDIT Utsman Bin Affan Surabayadilakukan dengan cara istiqomah (melakukan secara terus menerus) budaya sekolah yang ada, selalu memberikan sosialisasi kepada wali murid, dan bekerjasama dengan KPI (Kualita Pendidikan Indonesia) dalam hal supervisi. Berdasarkan paparan diatas, hal serupa mengenai prinsip-prinsip yang menjadi acuan dalam pengembangan budaya sekolah yang dijelaskan oleh Daryanto (2015:17) adalah sebagai berikut: a.     Berfokus pada Visi, Misi dan Tujuan Sekolah  Fungsi visi, misi, dan tujuan sekolah adalah mengarahkan pengembangan budaya sekolah. b.     Penciptaan Komunikasi Formal dan Informal  Komunikasi merupakan dasar bagi koordinasi dalam sekolah, termasuk dalam menyampaikan pesan-pesan pentingnya budaya sekolah. Inovatif dan Bersedia Mengambil Resiko Setiap perubahan budaya sekolah menyebabkan adanya resiko yang harus diterima khususnya bagi para pembaharu. d.     Memiliki Strategi yang Jelas  Pengembangan budaya sekolah perlu ditopang oleh strategi dan program. Startegi mencakup cara-cara yang ditempuh sedangkan program menyangkut kegiatan operasional yang perlu dilakukan. Berorientasi Kinerja Pengembangan budaya sekolah perlu diarahkan pada sasaran yang sedapat mungkin dapat diukur. Sasaran yang dapat diukur akan mempermudah pengukuran capaian kinerja dari suatu sekolah. Sistem Evaluasi yang Jelas Karena itu perlu dikembangkan sistem evaluasi terutama dalam hal: kapan evaluasi dilakukan, siapa yang melakukan dan mekanisme tindak lanjut yang harus dilakukan. Memiliki Komitmen yang Kuat Banyak bukti menunjukkan bahwa komitmen yang lemah terutama dari pimpinan menyebabkan program-program tidak terlaksana dengan baik. Keputusan Berdasarkan Konsensus Ciri budaya organisasi yang positif adalah pengembilan keputusan partisipatif yang berujung pada pengambilan keputusan secara konsensus. Sistem Imbalan yang Jelas Pengembangan budaya sekolah hendaknya disertai dengan sistem imbalan meskipun tidak selalu dalam bentuk barang atau uang. Evaluasi Diri Evaluasi dapat dilakukan dengan menggunakan pendekatan curah pendapat atau menggunakan skala penilaian diri. PENUTUP Simpulan Berdasarkan hasil pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Budaya Sekolah di SDIT Utsman Bin Affan Surabaya diantaranya: a. Elemen budaya sekolah berupa fisik dapat dilihat dari perlengkapan  sarana dan prasarana, semboyan, dan tulisan-tulisan yang dipajang di tempat-tempat strategis. b. Aspek budaya sekolah yang telah diterapkanyaitu akhlak mulia yang di dalamnya terdiri dari budaya saling percaya, budaya jujur, dan budaya kerjasama, budaya literasi, budaya disiplin, budaya memberikan reward dan punishment, budaya berprestasi, dan budaya bersih. 2. Implementasi budaya sekolah di SDIT Utsman Bin Affan Surabaya tidak hanya dilakukan di sekolah, namun budaya sekolah yang telah didapatakan diteruskan dirumah. Keterlibatan orang tua sangat dibutuhkan untuk memantau dan membimbing pelaksanaanbudayasekolahdirumah. Adanya buku penghubung, pertemuan rutin,  dan aplikasi Whatsapp mempermudah komunikasi antara pihak sekolah dengan orang tua siswa. 3. Upaya pengembangan budaya sekolah yang dilakukanoleh SDIT Utsman Bin Affan Surabaya diantaranya: a. Memelihara budaya sekolah dengan cara sosialisasi secara rutin mengenai budaya sekolah yang ada baik untuk orang tuadan mayarakat sekitar, selalu istiqomah menjalankan program dan kegiatan yang menunjang budaya sekolah, terus menerus mengevaluasi program budaya sekolah yang melibatkan guru dan siswa, bekerja sama dengan KPI (KualitaPendidikan Indonesia) untuk membantu dalam hal supervisi, memberikan imbalan/ reward kepada siswa yang berprestasi berperilaku positif di sekolah, dan yang paling penting koordinasi dengan orang tua karena tanpa kerja sama dengan orang tua apa yang didapat di sekolah tidak akan berhasil. b. Menumbuhkembangkankan budaya sekolah dengan berusaha membuat inovasi-inovasi yang disesuaikan dengan visi, misi dan tujuan sekolah.   Saran Berdasarkan hasil temuan penelitian yang diperoleh, maka peneliti mengajukan beberapa saran terkait hasil penelitian yang telah dilaksanakan, saran tersebut diharapakan dapat menjadi masukan, khususnya bagi sekolah yang dijadikan tempat penelitian (SDIT Utsman Bin Affan Surabaya) dan pihak lain yang berkepentingan untuk dapat ditindak lanjuti. Adapun saran yang peneliti ajukan ditujukan bagi: 1. Kepala Sekolah Dalam membuat kebijakan sekolah, pengambilan keputusan sekolah dan pelaksanaan kegiatan yang bertujuan untuk mengembangkan budaya sekolah hendaknya bersifat fleksibel, sehingga tidak hanya ditujukan kepada sekelompok kecil warga sekolah melainkan ditujukan kepada semua warga sekolah. 2. Tenaga Pendidik / Guru a. Kerjasama antar guru diperlukan untuk mengembangkan dan memelihara budaya sekolah, tidak hanya di bebankan kepada guru-guru yang bertanggungjawab atas program/ kegiatan pendukung budaya sekolah melainkan merupakan tanggung jawab semua guru untuk bekerja sama mewujudkan sekolah yang berbudaya dan memiliki ciri khas tersendiri. b. Para guru harus memiliki rasa tanggungjawab untuk memberikan contoh teladan, dan mengingatkan kepada siswa untuk selalu melaksanakan dan memelihara budaya sekolah. Selain itu, khususnya untuk guru kelas hendaknya bisa lebih intens berinteraksi dan menjalalin komunikasi dengan orang tua sebagai upaya terlaksananya budaya sekolah dirumah, utamanya dalam keaktifan mengisi buku penghubung setiap hari. 3. Sekolah lain Hasil penelitian mengenai budaya sekolah di SDIT Utsman Bin Affan Surabaya dapat menjadi referensi untuk memperbaiki cara mengelola dan mengembangkan budaya sekolah bagi sekolah lain untuk menjadi sekolah  yang efektif. DAFTAR PUSTAKA Arifin. 2013. Implementasinilai-nilai Budaya Sekolah dalam Mewujudkan Sekolah Berkualitas. Universitas Negeri Gorontalo.   Balitbang. 2003. Pedoman Pengembangan Kultur Sekolah. Jakarta: Direktorat Pendidikan Menengah Umum, Direktorat Pendidikan Dasar Menengah, Departemen Pendidikan Nasional.   Daryanto.2015. Pengelolaan Budaya Sekolah dan Iklim Sekolah. Yogyakarta: Gava Media.   Hanum, Farida. 2011. Sosiologi Pendidikan. Yogyakarta: Kanwa Publisher.   Komariyah, Aan dan Cepi Triatna. 2010 .Visionary Leadership Menuju Sekolah Efektif.  Jakarta: Bumi Aksara.   Lunenburg, F  dan Ornstein,  A. 2004. Educational Administration: Concepts and Practices. 4th ed. Belmont: Wadsworth/ Thomson Learning.   Miles, Matthew B., dkk. 2014. Qualitative Data Analysis.: A Methods Sourcebook. Third Edition. USA: SAGE Publications.   Moleong, Lexy J.  2012.  Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.   Sugiyono. 2015. Metode Penelitian: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.   Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.   Ulfatin, Nurul. 2013. Metode Penelitian Kualitatif di Bidang Pendidikan: Teori dan Aplikasinya: Studi Kasus, Etnografi, Interaksi Simbolik, dan Tindakan pada Konteks Manajemen Pendidikan. Malang: Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Malang.   Wirawan. 2007. Budaya dan Iklim Organisasi. Jakarta: Salemba Empat.  
STRATEGI PENINGKATAN KEDISIPLINAN SISWA (STUDI DI SEKOLAH DASAR ISLAM TERPADU AT- TAQWA SURABAYA) Rahmawati, Desy
Inspirasi Manajemen Pendidikan Vol 6, No 1 (2018): Inspirasi Manajemen Pendidikan
Publisher : Inspirasi Manajemen Pendidikan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

STRATEGI PENINGKATAN KEDISIPLINAN SISWA (Studi di Sekolah Dasar Islam Terpadu At- Taqwa Surabaya) Desy Rahmawati Jurusan Manajemen Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Surabaya rahmadesy931@gmail.com   Karwanto Jurusan Manajemen Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Surabaya karwanto@unesa.ac.id   ABSTRAK Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk 1) mengetahui bentuk program dalam meningkatkan kedisiplinan siswa; 2) untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat kedisiplinan siswa di SDIT At-Taqwa Surabaya; 3) untuk mengetahui hasil peningkatan kedisiplinan siswa. Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif. Teknik pengumpulan data dengan cara wawancara semi terstruktur, observasi partisipatif, dan studi dokumentasi. Kemudian data dianalisis dengan langkah kondensasi data, penyajian data, dan verifikasi data. Dan diperiksa dengan teknik kredibilitas, dependabilitas, konfirmabilitas, dan transfermabilitas. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 1) bentuk program kedisiplinan siswa yaitu melalui program parenting, home visit, study house, buku penghubung, dan kartu kontrol siswa; 2) Faktor pendukung dan penghambat kedisiplinan siswa terdiri atas faktor dari luar maupun dari dalam yang meliputi: motivasi dari guru, kepedulian orangtua, lingkungan, dan masyarakat; 3) Hasil peningkatan Kedisiplinan siswa bisa dilihat dari nilai akhir siswa berupa rapor dan buku poin siswa, serta prestasi-prestasi yang diraih oleh siswa. Kata kunci: strategi, kedisiplinan siswa, dan program kedisiplinan siswa.   ABSTRACT Abstract: This research aims to find out 1) form of student discipline program; 2) supporting factors and inhibiting factors of student discipline program; 3) the results of students discipline improvement. This research used qualitative research. Data collection techniques by semi-structured interview, participatory observation, and documentation study. Then the data is analyzed by steps of data condensation, data presentation, and data verification. In this case the data is checked with techniques of credibility, dependability, confirmability, and transfermability. The results of this research is the 1) form of student discipline program that is through parenting program, home visit, study house, liaison book, and student control card; 2) factors supporting and inhibiting student discipline consist of factors from outside and from within which include: motivation from teachers, parental care, environment, and society. 3) The results of student discipline improvement can be seen from the final grades of students in the form of report cards and student points, as well as achievements achieved by students, be it academic or non academic. Keywords: strategy, student discipline, and student discipline program.
PENGELOLAAN PROGRAM KELAS KHUSUS BAGI PESERTA DIDIK CERDAS ISTIMEWA DI SMP NEGERI 1 SURABAYA Dwi Puspa Ayu Anjasmara, Dianita
Inspirasi Manajemen Pendidikan Vol 6, No 1 (2018): Inspirasi Manajemen Pendidikan
Publisher : Inspirasi Manajemen Pendidikan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pengelolaan Program Kelas Khusus bagi Peserta Didik Cerdas Istimewa di SMP Negeri 1 Surabaya Dianita Dwi Puspa Ayu Anjasmara Jurusan Manajemen Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Surabaya nithadianita@gmail.com     Muhamad Sholeh Jurusan Manajemen Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Surabaya Muhamadsholeh27@yahoo.co.id   Abstrak Masih jarangnya pendidikan khusus berupa program kelas khusus kepada peserta didik cerdas istimewa mengakibatkan peserta didik mengalami underachievement. Underachievent adalah kinerja yang secara signifikan berada di bawah potensinya. Layanan yang diberikan oleh sekolah seharusnya memenuhi kebutuhan peserta didik Cerdas Istimewa sehingga mereka dapat mengembangkan potensinya. SMP Negeri 1 Surabaya sebagai salah satu penyelenggara kelas khusus cerdas istimewa di Surabaya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mendeskripsikan; (1) Proses identifikasi peserta didik cerdas istimewa, (2) Pelayanan yang diberikan kepada peserta didik cerdas istimewa di SMP Negeri 1 Surabaya. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif, dengan rancangan studi kasus. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan teknik wawancara semi terstruktur, observasi partisipasi pasif, dan studi dokumentasi. Data yang diperoleh kemudian dianalisis dengan teknik kondensasi, penyajian data dan verivikasi data. Data kemudian diuji keabsahannya dengan menggunakan teknik creadibility denan triangulasi sumber, teknik dan member check, transferability, dependability, dan conformability. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa : (1) Proses identifikasi peserta didik cerdas istimewa terdapat tujuh tahap, yaitu (a) PPDB, (b) Test IQ tahap 1, (c) Surat edaran bagi orang tua untuk persetujuan test tahap 2, (d) Test IQ tahap 2, (e) Sosialisasi dengan psikolog kepada orang tua, (f) Persetujuan dari orang tua, (g) Surat keterangan sehat dari dokter. (2) Pelayanan yang diberikan kepada peserta didik cerdas istimewa yaitu, (a) program layanan enrichment, (b) Memperdalam dan memperkaya materi pembelajaran, (c) Program kegiatan wajib KTI (Karya Tulis Ilmiah) dan Jurnalistik, (d) Pelayanan kepada individu yang akan mengikuti lomba, (e) Aktivitas kurikuler, (f) Aktivitas ekstrakulikuler. Sebaiknya sekolah dapat mempertahankan kualitas pelayanan yang diberikan. Kata kunci : pengelolaan kelas khusus, anak cerdas istimewa, proses identifikasi, pelayanan untuk anak cerdas istimewa. Abstract There is still a lack of special education in the form of special classroom programs to the gifted and talented students that cause in underachievement of learners. Underachievement is a performance that is significantly below its potential. The services which are provided by schools have to suit with the needs of intelligent learners so they can develop their potential. SMP Negeri 1 Surabaya is the one of the organizers of Intelligent Classes in Surabaya.  The purpose of this research is to know and describe; (1) The process of identification of gifted and talented students, (2) Services provided to gifted and talented students in SMP Negeri 1 Surabaya. The approach used in this research is a qualitative approach, with case study design. Data collection techniques in this study are: semi-structured interviews, observation of passive participation, and documentation studies. The data obtained are then analyzed by condensation technique, data presentaation and data verification. Then the validity data will be tasted by using credibility with triangulationn of sources, technique, member check, transferability, dependability, and conformability techniques. The results of this study indicate that: (1) There are seven steos to the process of identifying gifted and talented students, namely (a) PPDB, (b) Test IQ stage-1, (c) Circular letter to parents for approval of stage 2 test, (d) Test IQ stage-2, (e) Socialization with psychologist to parent, (f) Parental consent, (g) Health certificate from doctor. (2) Services provided to gifted and talented students are, (a) enrichment service programs, (b) Deepening and enriching learning materials, (c) Compulsory program of KTI and Journalism, (d) Service to individuals who will follow the olimpiade, (e) Curicular activities, (f) Extracurricular activities. School should have to maintain the provided service quality.   Keywords : Special class room management, gifted and talented students, identification process, gifted and talented care special
LAYANAN PERPUSTAKAAN SEBAGAI STRATEGI PENINGKATAN MINAT BACA DI SMPN 26 SURABAYA ADI ISMAWATI, RATNA
Inspirasi Manajemen Pendidikan Vol 6, No 1 (2018): Inspirasi Manajemen Pendidikan
Publisher : Inspirasi Manajemen Pendidikan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

INTEGRASI KONSEP REDUCE, REUSE, RECYCLE DALAM PENGELOLAAN KANTIN APUNG DI SMP NEGERI 26 SURABAYA DhiyaUddina Astri, Afifah
Inspirasi Manajemen Pendidikan Vol 1, No 1 (2013): Inspirasi Manajemen Pendidikan
Publisher : Inspirasi Manajemen Pendidikan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

INTEGRASI KONSEP REDUCE, REUSE, RECYCLE DALAM PENGELOLAAN KANTIN APUNG DI SMP NEGERI 26 SURABAYA Afifah Dhiya’Uddina Astri Jurusan Manajemen Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Surabaya afifahdina@gmail.com   Nunuk Hariyati Jurusan Manajemen Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Surabaya nunukhariyati@unesa.ac.id Abstrak Kantin berfungsi sebagai bagian dari layanan khusus dalam menunjang pembentukan kualitas pendidikan di sekolah. Kantin menjadi tempat dimana siswa dapat melaksanakan kegiatan lain diluar kelas dengan warga sekolah lainnya. Selain untuk melaksanakan kegiatan tertentu, kantin juga merupakan tempat dimana energi, gizi siswa dan warga sekolah terisi. Kondisi kantin mempengaruhi bagaimana gambaran kualitas pendidikan dibentuk oleh sekolah, baik berupa hal akademik maupun non-akademik. SMP Negeri 26 Surabaya merupakan Sekolah Adiwiyata yang memiliki kantin sehat dan ramah lingkungan. Demi mewujudkannya sekolah mencoba mengintegrasikan konsep reduce, reuse, recycle 3(R) ke dalam pengelolaan kantin apung dimana, konsep 3(R) merupakan upaya dalam pengelolaan sampah. Penelitian ini berfokus kepada (1) proses penerapan integrasi konsep 3(R) dalam pengelolaan kantin apung, (2) kontribusi kantin apung 3(R) sebagai bentuk pembelajaran peduli lingkungan, (3) pengawasan yang dilakukan sekolah dalam terbentuknya kantin sehat. Penelitian ini menngunakan pendekatan kualitatif jenis studi kasus. Teknik pengumpulan data dengan cara observasi non partisipan, wawancara semistruktur, dan dokumentasi. Analisis data dengan model interaktif, dengan langkah-langkah antara lain kondensasi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan/verifikasi. Uji keabsahan data dilakukan dengan uji kredibilitas menggunakan triangulasi teknik dan sumber juga member check. Selain itu, uji keabsahan data juga dilakukan dengan uji transferabilitas, uji dependabilitas, dan uji konfirmabilitas. Berdasarkan temuan penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa: (1) Integrasi konsep 3(R) diterapkan pada pengelolaan kantin untuk mewujudkan kantin ramah lingkungan. (2) Membentuk sarana baru dalam proses pembelajaran dan pendidikan karakter. (3) Terbentuknya kantin sehat dibuktikan dengan adanya penciptaan lingkungan sehat dan penyediaan makanan sehat yang tidak terlepas dari langkah-langkah pengawasan dan komitmen seluruh warga sekolah. Kata kunci: integrasi, reduce, reuse, recycle, kantin sekolah. Abstract The function of canteen is as part of a special service in supporting the establishment of quality education in schools. Canteen becomes a place where students can carry out other activities outside the classroom with other schoolchildren. In addition to conducting certain activities, canteen is also a place where the energy, nutrition of students and schoolchildren is filled. The condition of the canteen affects how the picture of the quality of education is shaped by the school, both academic and non-academic. SMP Negeri 26 Surabaya is an Adiwiyata School which has a healthy and eco-friendly canteen. In order to make it happen, the school tries to integrate the concept of reduce, reuse, recycle 3(R) into the floating canteen management where, the concept 3(R) is an effort in reduce and protect of waste management. This research focused on (1) the process of applying the integration of concept 3(R) in floating canteen management, (2) contribution of floating canteen 3(R) as a form of environmental caring and eductional learning, (3) supervision and monitoring conducted by schools in order to creating healthy canteen. This research used qualitative approach of case study type. Technique of collecting data by observation, interview, and documentation. Data analysis with interactive model, with steps such as data condensation, data presentation, and conclusion/verification.. The validity of data test is done by credibility test using triangulation technique and source also member check. In addition, the data validity test is also performed with transparency test, dependability test, and confirmability test. Based on the research findings, it can be concluded that: (1) Integration of concept 3(R) applied to the canteen management to create a form of eco-friendly canteen. (2) Creates a new places as the part of educational learning and character building. (3) The establishment of healthy canteen represented by the creation of healthy environment and healthy food provision that can not be separated from the supervision and monitoring system and commitment from all school members. Keywords : integration, reduce, reuse, recycle, school canteen.