cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
Jurnal Pengajaran MIPA
ISSN : 14120917     EISSN : 24433616     DOI : -
Core Subject :
Journal of Mathematics and Science Teaching or Jurnal Pengajaran Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (JPMIPA) was founded in 1993 and published qualitative and or quantitative research concerning mathematics and science teaching. JPMIPA is published by Faculty of Mathematics and Science Education Universitas Pendidikan Indonesia (FPMIPA-UPI) in association with Indonesian Society for Science Educators (JPII), twice a year in April and October with 16 articles per number or 32 articles per year.
Arjuna Subject : -
Articles 420 Documents
PEMBELAJARAN EKOLOGI TUMBUHAN MENGGUNAKAN METODE PEMECAHAN MASALAH DENGAN BANTUAN TUTOR SEBAYA Amprasto, Amprasto; Supriatno, Bambang; Safari, Tina
Jurnal Pengajaran MIPA Vol 9, No 2 (2007): JPMIPA: Volume 9, Issue 2, 2007
Publisher : Faculty of Mathematics and Science Education, Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18269/jpmipa.v9i2.35752

Abstract

Masih rendahnya hasil belajar mahasiswa Jurusan Pendidikan Biologi dalam Mata Kuliah Ekologi Tumbuhan masih belum memuaskan. Karakteristik mata kuliah Ekologi Tumbuhan yang terkait dengan cabang ilmu lainnya menuntut mahasiswa menggunakan konsep-konsep cabang ilmu lainnya dalam mempelajari ekologi. Karakteristik tersebut menyebabkan tidak semua mahasiswa dapat memahami konsep ekologi dengan mudah. Diperkirakan apabila difasilitasi dengan metode yang memungkinkan mahasiswa menggunakan dan menghubungkan banyak konsep dapat membantu mahasiswa memahami konsep ekologi. Penelitian dilakukan dengan metode action research dalam dua siklus . Penerapan metode Pemecahan Masalah yaitu dengan mendisain praktikum sedemikian rupa sehingga masing-masing topik praktikum menjadi suatu masalah yang dipecahkan melalui observasi/penelitian sederhana diharapkan dapat mengoptimasi kemampuan mahasiswa karena sifat materi mata kuliah bersifat interdisipliner (melibatkan banyak konsep biologi lainnya) dan terkait dengan kehidupan sehari-hari, selain itu juga pelaksanaan praktikum menjadi menarik, tidak membosankan. Pelaksanaan praktikum di luar kelas, dengan tempat yang terpisah, menggunakan Tutor sebaya yang dipilih dengan kualifikasi tertentu yang berperan sebagai katalisator, dinamisator, dan motivator dalam kerja kelompok sehingga pembelajaran lebih efektif. Hasil belajar mahasiswa menunjukkan rerata nilai tes awal = 13,16; nilai tes pertama = 78,81 dan nilai tes kedua = 68,68. Meskipun sudah ada peningkatan hasil belajar, namun masih perlu ditindaklanjuti dengan penelitian lain.
PENERAPAN MODEL GUIDED INQUIRY DALAM PEMBELAJARAN INDUKSI MAGNET UNTUK MENINGKATKAN KECAKAPAN AKADEMIK DAN PRESTASI BELAJAR SISWA Adiputra, Yogaswara; Suhendi, Endi; Samsudin, Achmad
Jurnal Pengajaran MIPA Vol 18, No 2 (2013): JPMIPA: Volume 18, Issue 2, 2013
Publisher : Faculty of Mathematics and Science Education, Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18269/jpmipa.v18i2.36136

Abstract

ABSTRAKPenelitian ini dilatar belakangi oleh rendahnya kecakapan akademik dan prestasi belajar siswa di salah satu SMA Negeri di Kabupaten Subang. Hal tersebut dilihat dari metode pembelajaran yang sering digunakan dan dari nilai ujian siswa yang masih kurang dari nilai Kriteria Kelulusan Minimum (KKM), sehingga penelitian ini difokuskan pada upaya meningkatkan kecakapan akademik dan prestasi belajar siswa dengan menggunakan model guided inquiry pada pembelajaran induksi magnet. Metode penelitian yang digunakan adalah kuasi eksperimen dengan desain penelitian control group pretest-posttest design dengan teknik rotasi. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa-siswi kelas XII IPA 1 dan XII IPA 5 di salah satu SMA Negeri di Kabupaten Subang dengan jumlah siswa keduanya 86 orang yang di bagi kedalam 2 kelompok besar. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara, tes dan lembar observasi. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa kecakapan akademik dan prestasi belajar siswa secara umum mengalami peningkatan setelah diterapkannya model pembelajaran guided inquiry. Kategori peningkatan untuk aspek kecakapan akademik dan prestasi belajar termasuk kedalam kategori rendah dengan perbedaan yang tidak signifikan antara kelompok pertama dan kelompok keuda.ABSTRACTThis research is motivated by the low academic skills and student achievement in one of the City Senior High School in Subang. It is seen from the learning model that is often used, and of student test results are still below the minimum passing criteria(MPC), So, the research focused on improving academic skills and student achievement through the application of guided inquiry of learning model in magnetic induction subject. The research method used is a quasi-experimental research design with pretest-posttest control group design with the rotation technique. The sample in this study were students of class XII and XII IPA IPA 1 5 in one of the City Senior High School in Subang with the number of students who are both 86 is classified into two major groups. The data was collected through interviews, tests and observation sheet. Based on the results obtained that the academic skills and student achievement in general have increased after the implementation of guided inquiry learning model. Improving of academic skill and student achievement are included in low category with not significant difference between first and second groups.
KINERJA GURU FISIKA DALAM MEMPERSIAPKAN DAN MENGIMPLEMENTASIKAN PEMBELAJARAN FISIKA MELALUI KEGIATAN LESSON STUDY DI KABUPATEN SUMEDANG Novia, Hera; Suyana, Iyon
Jurnal Pengajaran MIPA Vol 12, No 2 (2008): JPMIPA: Volume 12, Issue 2, 2008
Publisher : Faculty of Mathematics and Science Education, Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18269/jpmipa.v12i2.35774

Abstract

Telah dilakukan penelitian deskriptif untuk mengungkapkan kinerja guru-guru dalam melaksanakankegiatan Lesson Study. Lesson Study ádalah model pembinaan profesi pendidik melalui pengkajian pembelajaran secara kolaboratif dan berkelanjutan berlandaskan prinsip-prinsip kolegalitas dan mutual learning untuk membangun komunitas belajar”( Hendayana dkk, 2006). Penelitian ini dilakukan di MGMP Fisika SMP/MTs Kabupaten Sumedang wilayah Situraja. Instrumen yang digunakan ádalah berupa format observasi dan penilaian produk. Data hasil penelitian dianalisis secara kualitatif untuk mengetahui kemampuan menganalisis masalah-masalah dan mencari solusi pembelajaran yang dihadapi, kemampuan merencanakan pembelajaran secar tertlis, kemampuan mengajar dan ketajaman mengamati akivitas siswa selama pembelajaran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar guru dapat mengemukakan permasalahan pembelajaran yang dihadapinya dan hampir semua guru berkontribusi dalam menemukan solusi masalah yang dihadapi bersama. Sebagian besar masalah yang diajukan dimulai dari materi ajar. Solusi masalah dituangkan dalam rencana pengembangan model pembelajaran. Kemampuan guru dalam merencanakan pembelajaran secara tertulis secara kolaboratif sesuai dengan prinsip pengembangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. Kemampuan guru model dalam mengimplementasikan pembelajaran secara umum sudah sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang dikembangkan, hanya di kegiatan penutup tidak sesuai dengan yang direncanakan. Semua guru dapat mengamati aktivitas pembelajaran yang berfokus pada interaksi siswa. Frekuensi aktivitas siswa yang diamati guru yang paling tinggi adalah interaksi siswa dengan bahan ajar terutama aktivitas meangkai alat percobaan. Sedangkan Frekuensi aktivitas siswa yang diamati guru yang paling rendah adalah aktivitas mengapresiasi teman yang termasuk interaksi siswa dengan siswa.
PEMBINAAN TENAGA DOSEN MIPA LPTK MELALUI PELATIHAN DALAM NEGERI Sumarno, Utari
Jurnal Pengajaran MIPA Vol 1, No 1 (1993): JPMIPA: Volume 1, 1993
Publisher : Faculty of Mathematics and Science Education, Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18269/jpmipa.v1i1.34872

Abstract

This study present a general view of inservice training dealing with the implementation of subject matter curriculum in the Teacher Education Institutions. The curriculum is a core curriculum developed by the Subject Matter Team, appointed  by the Directorate General of Higher  Education. The training was  mainly  for  the matriculation program (type A) at ITB (Bandung Institute of Technology) and some advancedcourses(type B). Data collected from the trainees  include some studies (i.e., type of inservice training, subject matter, educational backgrounds  and positions). A positive result is found from 700 trainees selected from 29 Teacher Education Institutions and who had attendedthe inservicetraining in 5 locations centers in both type A and type B programs. However, some obstacles were found also  from  the  trainees, dealingwith differences in subject matter backgrounds and English proficiencies. The obstacles were also found in the inservice  training including, the time  taken for discussions  and repetitions of  the pre-requisite materials, and thein effectiveness of the discussions and individual works.ABSTRAKStudi ini bermaksud mendapatkan gambaran mengenai pelatihan untuk menyiapkan tenaga pengajar untuk pelaksanaan Kurikulum BS LPTK yang disusun berpedoman pada Kurikulum Inti yang dikembangkan oleh Tim BS dan disahkan oleh Dirjen Dikti melalui SK no 36/DIKTl/Kep./1990, terutama untuk TPB (tipe A) di ITB dan sejumlah materi kuliah tingkat lanjut yang baru (tipe Bl di ITB dan UGM. Hasil perolehanpeserta diolah menurut beberapa tinjauan (tipe pelatihan, bidang studi, golongan dan latar belakang pendidikan peserta). Dari 700 peserta dari 29 LPTK se Indonesia, setelah mengikuti pelatihan selama tiga bulan (tersebar dalam 5 pelatihan) dua tipe pelatihan (A dan Bl diperoleh hasil positif dan adanya kendala dari berbagai pihak, baik dari calon peserta, pimpinan LPTK, TIM BS, dan pelaksana pelatihan (ITB dan UGM). Kendala yang berkaitan dengan peserta antara lain berkenaan dengan keragaman latar belakang penguasaan bidang studi, bahasa lnggris. Digunakannya sebagian waktu pelatihan untuk membahas atau mengulang materi prasyarat, belum efektifnya pelaksanaan kegiatan diskusi dan kerja mandiri merupakan kendala yang berkaitan dengan proses pelatihan. Masih adanya peserta dengan hasil yang kurang memuaskan menimbulkan masalah yang harus diatasi bersama.
MODEL PROSTAD PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI UNTUK MEMBERDAYAKAN KEMAMPUAN BERPIKIR DAN INTERAKSI KELOMPOK PESERTA DIDIK Sudarisman, Suciati
Jurnal Pengajaran MIPA Vol 19, No 1 (2014): JPMIPA: Volume 19, Issue 1, 2014
Publisher : Faculty of Mathematics and Science Education, Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18269/jpmipa.v19i1.36156

Abstract

ABSTRAKModel kooperatif sudah banyak diterapkan dalam pembelajaran biologi dalam dekade terakhir ini. Meski model tersebut cenderung berorientasi pada produk, namun karakteristiknya yang menonjolkan pada dinamika kelompok, cukup efektif diterapkan terutama untuk mengatasi rendahnya keterlibatan peserta didik akibat pembelajaran biologi yang bersifat verbal, monoton dan membosankan. Di dalam perkembangannya, pembelajaran (biologi) kini cenderung diarahkan kepada learning to know, learning to do, learning to be, dan learning to live together. Sebagai implikasinya, pembelajaran biologi seyogianya relevan dengan konstruktivisme yang tidak hanya berorientasi pada produk, tetapi yang lebih penting adalah proses. Melalui proses ilmiah peserta didik dibimbing untuk dapat melalui pengalaman langsung untuk menemukan konsep (produk) secara mandiri melalui kegiatan inkuiri. Namun dalam aplikasinya pembelajaran berbasis inkuiri cenderung membuat peserta didik kurang nyaman, karena dituntut untuk fokus dan berpikir tingkat tinggi dalam menemukan solusi pemecahan masalah. Akibatnya banyak menyita energi terutama ketika peserta didik harus melakukan proses inkuiri, sehingga terkesan pembelajaran biologi sulit, melelahkan dan kurang menarik. Model PROSTAD (PROblem Solving dan STAD) merupakan integrasi antara pembelajaran berbasis pemecahan masalah (problem solving) dengan model kooperatif tipe STAD. Melalui model PROSTAD diharapkan dapat mengakomodasi pembelajaran biologi yang menyenangkan, tetapi tetap dapat dapat mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi peserta didik. ABSTRACTCooperative models has been widely applied in the study of biology in the last decade. Although these models tend to be product-oriented, but the characteristics that highlight the dynamics of the group, quite effectively applied primarily to address the lack of involvement of the students due to the biology of verbal learning, monotonous and boring. In it’s development, teaching (biology) is now likely to be directed at learning to know, learning to do, learning to be, and learning to live together. As an implication, biology learning should relevant to constructivism is not just product-oriented, but more important is the process. Through a scientific process to be guided learners through direct experience to find a concept (product) independently through inquiry. But in inquiry-based learning applications tend to make the students less comfortable, because it is required to focus and higher-order thinking in finding solutions to solving the problem. As a result, student become tiring, especially when the students have to do the inquiry process, so impressed biology learning difficult, tiring and less interesting. PROSTAD models (PROblem Solving and STAD) is an integration between problem solving based learning with STAD cooperative models. Through PROSTAD models are expected to accommodate the learning biology fun, but still be able to develop higher-order thinking skills of learners.
PENGARUH TEMPERATUR ANNEALING TERHADAP STRUKTUR MIKRO, SIFAT LISTRIK DAN SIFAT OPTIK DARI FILM TIPIS OKSIDA KONDUKTIF TRANSPARAN ZnO:Al YANG DIBUAT DENGAN TEKNIK SCREEN PRINTING Sinaga, P.
Jurnal Pengajaran MIPA Vol 14, No 2 (2009): JPMIPA: Volume 14, Issue 2, 2009
Publisher : Faculty of Mathematics and Science Education, Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18269/jpmipa.v14i2.35791

Abstract

Film tipis ZnO:Al transparan telah dibuat dengan menumbuhkannya di atas substrat dari kaca mikroskop dengan menggunakan metode sol gel teknik screen printing. Partikel ZnO:Al dibuat dengan cara mencampurkan ZnAc dengan Aluminium nitrat nanohidrat ( Al/Zn = 1.0x10-2 ) dalam larutan etanol dan dietilen glikol (etanol/DEG = 1/3). Pasta ZnO:Al yang terbentuk dicetakkan pada substrat kaca dan masing masing di anealing pada temperatur 300 hingga 600oC. Hasil karakterisasi XRD mengindikasikan struktur kristal wurtzite ZnO dengan parameter kisi a = 3,249953 Å dan c = 5,241091 Å. Hasil pemotretan SEM memperlihatkan film oksida konduktif transparan ZnO:Al yang terbentuk memiliki struktur morfologi permukaan butiran dan berpori, dimana semakin tinggi temperatur anealing semakin besar ukuran butir. Hasil pengukuran four-point probe menunjukan bahwa resistivitas film ZnO:Al minimum ialah 0,87 Ω·cm untuk film yang dibakar pada temperatur anealing 500 ºC. Hasil pengukuran spektroskopi UV-Vis memperlihatkan semua sampel ZnO:Al memiliki transmitansi cahaya yang tinggi yaitu antara 70-90 %.
METODE KONSTRUKSI UNTUK MENYELESAIKAN MASALAH TATA LETAK FASILITAS Kusumah, Yaya Sukjaya
Jurnal Pengajaran MIPA Vol 2, No 2 (2001): JPMIPA: Volume 2, Issue 2, 2001
Publisher : Faculty of Mathematics and Science Education, Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18269/jpmipa.v2i2.34911

Abstract

The facility layout design problem is concerned with determining the location of a number of facilities which optimises a prescribed objective such as profit, cost, or distance. This problem arises in many applications; for example, in design of buildings and in plant layout design. Most approaches for solving this problem are heuristic in nature and based on graph theoretic concepts. Graph theoretically, when the objective is to maximize profit, the facility layout design problem is to determine, in a given edge weighted graph G, a maximum weight planar sub graph. In this paper, a new heuristic based on graph theoretic concepts is presented. A comparative analysis based on 3600 random test problems demonstrates the value of this algorithm.
MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH BERBANTUAN WEBSITE INTERAKTIF PADA KONSEP FLUIDA STATIS UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA KELAS XI Kurniawan, Dede Trie
Jurnal Pengajaran MIPA Vol 19, No 2 (2014): JPMIPA: Volume 19, Issue 2, 2014
Publisher : Faculty of Mathematics and Science Education, Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18269/jpmipa.v19i2.36181

Abstract

ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk menganalisis keterampilan proses sains dan penguasaan konsep siswa untuk pokok bahasan fluida statis melalui model pembelajaran berbasis masalah berbantuan website. Metode penelitian yang digunakan adalah kuasi eksperimen dengan rancangan control group pretest-posttest design. Penelitian ini dilakukan dengan melibatkan 72 siswa Kelas XI di salah satu Sekolah Menengah Atas di Cirebon pada Tahun Ajaran 2011/2012. Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data penguasaan konsep, keterampilan proses sains dan tanggapan siswa terhadap pembelajaran. Data N-gain penguasaan konsep dan keterampilan proses sains setelah dilakukan pembelajaran berbasis masalah berbantuan website diolah dengan menggunakan uji t. Hasil analisis menunjukkan bahwa N-gain penguasaan konsep adalah 0,379 dan N-gain nilai keterampilan proses sains siswa adalah 0,376 dimana kedua nilai N-gain ini termasuk dalam kategori sedang. Hasil uji t menunjukkan bahwa terdapat perbedaan penguasaan konsep dan keterampilan proses sains yang signifikan (p= 0,029 untuk penguasaan konsep dan p= 0,000 untuk keterampilan proses sains) antar dua kelompok siswa, dimana hasil ini menunjukkan bahwa pembelajaran berbasis masalah pada pokok bahasan fluida statis berbantuan website dapat meningkatkan penguasaan konsep dan keterampilan proses sains. Disamping itu pada umumnya, siswa memberikan tanggapan positif terhadap pembelajaran.ABSTRACTThe purpose of this study was to analyze students’ science process skills and conceptual mastery for static fluid subject through website-aided problem based learning model. The method used for this study was quasi experimental with control group pretest-posttest design. This study was carried out in 2011/2012 Academic Year involving 72 class XI students from one of Senior High Schools in Cirebon. The collected data were students’ science process skills and conceptual mastery, as well as students’ response toward learning. N-gain for science process skills and conceptual mastery after website-aided problem based learning model implementation were analyzed using t-test. Results showed that students’ science process skills and conceptual mastery were 0.376 and 0.379 respectively, in which it was considered as fair. t-test results suggested that there was a significant science process skills and conceptual mastery difference between two students groups (p= 0.029 for conceptual mastery and p= 0.000 for science process skills), in which these suggested that website-aided problem based learning model for static fluid subject could increase conceptual mastery and science process skills. Furthermore, students gave generally positive response toward learning.
PLANNING A LESSON TO CREATE AN EXCELLENT MATHEMATICS TEACHING Sapa’at, Asep
Jurnal Pengajaran MIPA Vol 15, No 2 (2010): JPMIPA: Volume 15, Issue 2, 2010
Publisher : Faculty of Mathematics and Science Education, Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18269/jpmipa.v15i2.35995

Abstract

The pursuit of mathematics teaching excellence is about constantly reflecting on one’s teaching practices and actively seeking improvements in teaching for the purpose of ensuring that students are learning. The three main things of mathematics teaching excellence is about being effective in teaching design and delivery, student learn best through active construction of knowledge, and teaching can only be valued when the process and outcome are made transparent. An effective instruction is indicated by designing lesson plan well. The lesson plans should be suitable to the students’ characteristics and needs. Using qualitative methods with descriptive case study as its framework, three teachers’ lesson plans of mathematics teachers at SMART Ekselensia Indonesia were analyzed using theories that were adapted from National Council of Teachers of Mathematics Professional Standards (1991). The data were gained from documentation and interview. The three teachers’ lesson plans under study showed that the aspects taken into their lesson plan might contradict what were expected. It is indication that the teachers need improvement of how to formulate lesson plans properly.
PEMAHAMAN DAN KOMUNIKASI SISWA SMP DENGAN KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI Mulyana, Endang
Jurnal Pengajaran MIPA Vol 6, No 1 (2005): JPMIPA: Volume 6, Issue 1, 2005
Publisher : Faculty of Mathematics and Science Education, Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18269/jpmipa.v6i1.34976

Abstract

Proses belajar yang dikembangkan menurut KBK diarahkan untuk mengembangkan pemahaman siswa tentang gagasan-gagasan matematika dan dapat mengkomunikasikannya dalam bentuk tulisan, grafik, diagram dalam rangka memecahkan masalah yang diberikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji proses belajar menurut KBK  dan tingkat pemahaman serta komunikasi siswa.Hasil tes terhadap dua kelompok siswa kelas 1 masing-masing satu kelas dari  SMPN yang telah melaksanakan KBK  dan satu kelas dari SMPN yang masih menggunakan kurikulim 1994; diperoleh bahwa pemahaman siswa dalam merefleksikan dan menjelaskan berpikir tentang gagasan matematika, siswa kelas KBK lebih baik dibandingkan dengan kelas Non-KBK. Sedangkan dalam memecahkan masalah (rutin), siswa Non KBK lebih baik dari pada siswa KBK. Sedangkan  pemahaman tentang menghubungkan (koneksi) gagasan dengan gagasan matematika, maupun mengembangkan penalaran, kedua kelompok memiliki kemampuan yang serupa. Dalam mengkomunikasikan pemahaman matematika siswa KBK memiliki cara yang lebih beragam dibandingkan dengan siswa non-KBK. (3)  Ketiadaan sumber (pakar atau buku) yang mengarahkan proses pembelajaran, dan tiadanya bahan ajar yang sudah dikembangkan untuk keperluan KBK, menjadi kendala utama dalam melaksanakan KBK yang sebenarnya. Sebagai implikasi dari kesimpulan di atas, perlu dikembangkan buku dikembangkan suatu bahan ajar yang sesuai dengan KBK lebih dari satu versi, serta pedoman pembelajarannya yang sesuai dengan karakteristik KBK. Kolaborasi antara dosen dari Jurusan Pendidikan Matematika dengan guru-guru matematika perlu ditingkatkan untuk mendorong terlaksananya proses belajar- mengajar yang tepat sesuai dengan KBK.

Filter by Year

1993 2025


Filter By Issues
All Issue Vol 30, No 2 (2025): JPMIPA Volume 30, Issue 2, 2025 Vol 27, No 2 (2022): JPMIPA: Volume 27, Issue 2, 2022 Vol 27, No 1 (2022): JPMIPA: Volume 27, Issue 1, 2022 Vol 26, No 2 (2021): JPMIPA: Volume 26, Issue 2, 2021 Vol 26, No 1 (2021): JPMIPA: Volume 26, Issue 1, 2021 Vol 17, No 2 (2012): JPMIPA: Volume 17, Issue 2, 2012 Vol 25, No 2 (2020): JPMIPA: Volume 25, Issue 2, 2020 Vol 25, No 1 (2020): JPMIPA: Volume 25, Issue 1, 2020 Vol 25, No 2 (2020): Jurnal Pengajaran MIPA - Oktober 2020 Vol 25, No 1 (2020): Jurnal Pengajaran MIPA - April 2020 Vol 24, No 2 (2019): JPMIPA: Volume 24, Issue 2, 2019 Vol 24, No 1 (2019): JPMIPA: Volume 24, Issue 1, 2019 Vol 24, No 1 (2019): Jurnal Pengajaran MIPA - April 2019 Vol 23, No 2 (2018): JPMIPA: Volume 23, Issue 2, 2018 Vol 23, No 1 (2018): JPMIPA: Volume 23, Issue 1, 2018 Vol 23, No 2 (2018): Jurnal Pengajaran MIPA - Oktober 2018 Vol 23, No 1 (2018): Jurnal Pengajaran MIPA - April 2018 Vol 22, No 2 (2017): JPMIPA: Volume 22, Issue 2, 2017 Vol 22, No 1 (2017): JPMIPA: Volume 22, Issue 1, 2017 Vol 22, No 2 (2017): Jurnal Pengajaran MIPA - Oktober 2017 Vol 22, No 1 (2017): Jurnal Pengajaran MIPA - April 2017 Vol 21, No 2 (2016): JPMIPA: Volume 21, Issue 2, 2016 Vol 21, No 1 (2016): JPMIPA: Volume 21, Issue 1, 2016 Vol 20, No 2 (2015): JPMIPA: Volume 20, Issue 2, 2015 Vol 20, No 1 (2015): JPMIPA: Volume 20, Issue 1, 2015 Vol 19, No 2 (2014): JPMIPA: Volume 19, Issue 2, 2014 Vol 19, No 1 (2014): JPMIPA: Volume 19, Issue 1, 2014 Vol 18, No 2 (2013): JPMIPA: Volume 18, Issue 2, 2013 Vol 18, No 1 (2013): JPMIPA: Volume 18, Issue 1, 2013 Vol 17, No 1 (2012): JPMIPA: Volume 17, Issue 1, 2012 Vol 16, No 2 (2011): JPMIPA: Volume 16, Issue 2, 2011 Vol 16, No 1 (2011): JPMIPA: Volume 16, Issue 1, 2011 Vol 15, No 2 (2010): JPMIPA: Volume 15, Issue 2, 2010 Vol 15, No 1 (2010): JPMIPA: Volume 15, Issue 1, 2010 Vol 14, No 2 (2009): JPMIPA: Volume 14, Issue 2, 2009 Vol 13, No 1 (2009): JPMIPA: Volume 13, Issue 1, 2009 Vol 12, No 2 (2008): JPMIPA: Volume 12, Issue 2, 2008 Vol 11, No 1 (2008): JPMIPA: Volume 11, Issue 1, 2008 Vol 9, No 2 (2007): JPMIPA: Volume 9, Issue 2, 2007 Vol 9, No 1 (2007): JPMIPA: Volume 9, Issue 1, 2007 Vol 8, No 2 (2006): JPMIPA: Volume 8, Issue 2, 2006 Vol 8, No 1 (2006): JPMIPA: Volume 8, Issue 1, 2006 Vol 6, No 2 (2005): JPMIPA: Volume 6, Issue 2, 2005 Vol 6, No 1 (2005): JPMIPA: Volume 6, Issue 1, 2005 Vol 5, No 2 (2004): JPMIPA: Volume 5, Issue 2, 2004 Vol 5, No 1 (2004): JPMIPA: Volume 5, Issue 1, 2004 Vol 4, No 2 (2003): JPMIPA: Volume 4, Issue 2, 2003 Vol 4, No 1 (2003): JPMIPA: Volume 4, Issue 1, 2003 Vol 3, No 1 (2002): JPMIPA: Volume 3, Issue 1, 2002 Vol 2, No 2 (2001): JPMIPA: Volume 2, Issue 2, 2001 Vol 2, No 1 (2001): JPMIPA: Volume 2, Issue 1, 2001 Vol 1, No 1 (1993): JPMIPA: Volume 1, 1993 More Issue