cover
Contact Name
Putra Afriadi
Contact Email
putraafriadi12@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
jurnal_imaji@uny.ac.id
Editorial Address
-
Location
Kab. sleman,
Daerah istimewa yogyakarta
INDONESIA
Imaji: Jurnal Seni dan Pendidikan Seni
ISSN : 16930479     EISSN : 25800175     DOI : -
IMAJI is a journal containing the results of research/non-research studies related to arts and arts education, including fine arts and performing arts (dance, music, puppetry, and karawitan). IMAJI is published twice a year in April and October by the Faculty of Languages and Arts of Universitas Negeri Yogyakarta in cooperation with AP2SENI (Asosiasi Program Studi Pendidikan Seni Drama, Tari, dan Musik se-Indonesia/Association of Drama, Dance, and Music Education Study Programs in Indonesia).
Arjuna Subject : -
Articles 364 Documents
STRUKTUR RUPA TOPENG BALI KLASIK I Wayan Suardana
Imaji Vol 4, No 1 (2006): IMAJI FEBRUARI
Publisher : FBS UNY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (258.856 KB) | DOI: 10.21831/imaji.v4i1.6703

Abstract

This study of classical Balinese masks aims at discovering and introducing the local and traditional Balinese values with a hope that the result might become input for mask development in Indonesia. The focus of the study is the mask forms, especially those related to symbols in religious belief. The data were collected from references, informants chosen proportionally through purposive sampling and notes from historic sources as well as direct field notes. The result shows that based on structure and form there is similarity between classical Balinese masks and puppets. The similarity can be seen from their dots, lines, shapes, colors, and textures. The form elements reached the peak since the fall of Majapahit. The art traditions of East Java that had gone through synthesis were continued in Bali and accumulated with the local culture. The process enriched the existing arts, producing pajegan, panca, and bobondreasan masks. The masks are used as educational media applied in Hindu religious teachings and philosophy. The characters are taken from Mahabaratha and Ramayana epics. Keywords: visual structure, classical Balinese masks
EVALUASI KURIKULUM 2014 JURUSAN PENDIDIKAN SENI TARI Ni Nyoman Seriati; Kuswarsantyo Kuswarsantyo; Marwanto Marwanto; Rumiwiharsih Rumiwiharsih
Imaji Vol 16, No 2 (2018): IMAJI OKTOBER
Publisher : FBS UNY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2520.859 KB) | DOI: 10.21831/imaji.v16i2.22734

Abstract

Tujuan Penelitian evaluasi kurikulum 2014 Jurusan Pendidikan Seni Tari untuk: (1) Mendeskripsikan hasil evaluasi kurikulum Prodi Pendidikan Seni Tari yang dibutuhkan masyarakat. (2) Mendapatkan data dari alumni/stake hoder mahasiswa untuk mengembangkan konsep kurikulum yang ideal untuk menghasilkan lulusan Prodi Pendidikan Seni Tari yang kompetitif. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Realisasi dari penelitian ini adalah riset evaluasi yang memiliki arah tujuan untuk memperoleh umpan balik dari hasil kebijakan. Objek penelitian adalah kurikulum 2014 pada Jurusan  Pendidikan Seni Tari yang akan dilihat dari isi kurikulum, sebaran mata kuliah pada setiap semester, dan diskripsi mata kuliah. Subjek penelitian ini berjumlah 30 orang yang terdiri dari  alumni Prodi Pendidikan Seni Tari dan  stake holder15  orang  dan mahasiswa Jurusan Pendidikan seni Tari15 orang. Setting penelitian  ini dilaksanakan di Jurusan Pendidikan Seni Tari  Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta. Teknik pengumpulan data dilakukan  melalui FGD pertemuan langsung dengan responden . Analisis data menggunakan analisis deskriptif kualitatif. Hasil penelitian terhadap evaluasi kurikulum 2014 Prodi Pendidikan Seni Tari mencangkup tiga bidang yaitu: (1) isi kurikulum, (2) sebaran mata kuliah, (3) deskripsi mata kuliah.Uji materi kepada alumni dan stake holder  tentang isi kurikulum  didapatkan hasil bahwa kerikulum perlu ditambahkan mata kuliah  Apresiasi Seni, sementara hasil uji materi dengan  mahasiswa dipandang perlu untuk menambahkan mata kuliah olah tubuh dan koreografi. Uji materi pada sebaran mata kuliah responden dari mahasiswa merekomendasikan untuk menempatan mata kuliah seminar pada semester tujuh. Untuk uji materi tentang deskripsi mata kuliah kepada alumni dan stake holder  diperoleh hasil untuk mencantumkan pendidikan karakter dan nasionalisme mata kuliah PKN, Kewarganegaraan, Agama. Penilaian pada mata kuliah praktik perlu dilengkapi dengan penilaian sikap. Sedangkan dari mahasiswa  diperoleh hasil untuk perlu ditambahkan tentang pengelolaan sanggar mata kuliah kewirausahaan.Kata Kunci: Evaluasi, kurikulum 2014, Prodi pendidikan Seni tari Curriculum 2014 Evaluation: Dance EducationAbstractThe purposes of this study were to: (1) describe the result of dance art education study program curriculum evaluation needed by the community; (2) get data from stake holders or alumni to develop ideal curriculum concepts to produce competitive dance arts education study program graduates. This was a qualitative study. The realization of this research was evaluation research that has a direction to get feedback from the policy results. The object of the study was curriculum 2014 in the dance art education study program that will be seen from its content, distribution of courses for each semester, and course descriptions. The subjects of the research were 30 people consisting of alumni of the dance arts education study program: 15 stakeholders and 15 students of the department of dance art education study program. Results on the evaluation of curriculum 2014 in dance art education study program consist of 3 fields: (1) the content of the curriculum; (2) course distribution; (3) course description. Material testing on the alumni and stakeholders about the content of the curriculum revealed that art appreciation course should be added in the curriculum; while material testing on the students suggested adding body training and choreography course. Material testing on the students about the course description recommended putting seminar course on the seventh semester. Then, material testing on alumni and stake holders about course description suggested adding character education and nationalism on citizenship education, citizenship, and religion courses. Scoring on practical courses need to be completed with attitude assessment. Nevertheless, material testing on students showed a need to add management of entrepreneurship courses.Keywords: Evaluation, curriculum 2014, dance art education study program
MINAT SISWA SMK JURUSAN TEATER MELANJUTKAN STUDI KE JENJANG S-1 PENDIDIKAN SENI DRAMA DI FBS UNY Sumaryadi -
Imaji Vol 8, No 2 (2010): IMAJI AGUSTUS
Publisher : FBS UNY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (690.921 KB) | DOI: 10.21831/imaji.v8i2.6720

Abstract

Penelitian ini ingin mencoba menyingkap permasalahan yang terjadi pada kehidupan seni teater/drama di sekolah, mengingat bahwa sampai dewasa ini, lembaga pendidikan formal (sekolah-sekolah umum) belum ada yang menyelenggarakan pendidikan seni drama, sebagai bagian dari pendidikan seni pada umumnya. Di sisi lain, LPTK semacam FBS UNY sampai dewasa ini belum mampu menyelenggarakan Pendidikan Seni Drama, baik dalam bentuk jurusan ataupun program studi. Untuk itu, kajian ini dimaksudkan untuk melihat bagaimana dan sejauh mana minat siswa SMK Jurusan Teater untuk melanjutkan studi ke jenjang S-1 Pendidikan Seni Drama yang berpeluang untuk dibuka di FBS UNY. Minat para siswa tersebut perlu digali agar didapatkan data tentang peluang diselenggarakannya rekrutmen mahasiswa. Penelitian ini masih membatasi diri pada siswa Jurusan Teater dari SMK Negeri I Kasihan Bantul. Kriteria mengatakan bahwa siswa dikatakan memiliki minat yang tinggi apabila siswa memiliki skor sama dengan (=) atau lebih besar () daripada mean teoritik (25). Setelah kriteria itu dipertemukan dengan data empirik yang ada, yakni skor yang diperoleh dari 29 orang siswa (responden), ternyata skor siswa bergerak dari 25 (skor empirik terendah) hingga 40 (skor empirik tertinggi). Dengan demikian, seluruh siswa yang ada (29 siswa) masuk dalam kategori “berminat” melanjutkan studi ke jenjang S-1 Pendidikan Seni Drama seandainya dibuka di Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta. Kata kunci: minat, siswa SMK, teater, pendidikan seni drama
POTRER GENERASI PASCA-NASIONAL DALAM NOVEL BURUNG BURUNG RANTAU KARYA YB MANGUNWIJAYA Anwar Efendi
Imaji Vol 3, No 1 (2005): IMAJI FEBRUARI
Publisher : FBS UNY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (13352.421 KB) | DOI: 10.21831/imaji.v3i1.6922

Abstract

TENUN GRINGSING ORELASI MOTIF, FUNGSI, DAN ARTI SIMBOLIK Sri Utami
Imaji Vol 12, No 1 (2014): IMAJI FEBRUARI
Publisher : FBS UNY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (464.126 KB) | DOI: 10.21831/imaji.v12i1.3632

Abstract

Abstrak Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan tenun gringsing, baik dari sisi korelasi motif, fungsi, maupun arti simboliknya. Hasil penelitian sebagai berikut. Kain  tenun Gringsing  terdapat  di  desa Tenganan,  Pegringsingan, Karangasem, Bali.Tenun Gringsing tergolong dalam Wastra Wali atau Kain Bebali (Kain Bali) sebagai kain sakral yang sangat sederhana baik dalam penampilan maupun pembuatannya. Berbagai kain tenunan hasil produksi masyarakat Tenganan Bali, tidak hanya digunakan sebagai pakaian saja tetapi juga dikaitkan dengan berbagai kepercayaan. Ia ikut mengiringi berbagai ritual keagamaan, adat, dan daur hidup manusia. Di samping itu, kain Bali, khususnya kain Gringsing, dipercaya sebagai sarana pengobatan. Kain ini dianggap sakral karena dipercaya dapat memberikan petuah, petunjuk, harapan, dan kesembuhan. Kesemuanya diungkapkan dengan berbagai nama, warna, corak, dan  ragam hias kain.
PEMANFAATAN SEMIOTIKA VISUAL UNTUK MEMAHAMI KARYA SENI RUPA Zulfi Hendri
Imaji Vol 2, No 1 (2004): IMAJI FEBRUARI
Publisher : FBS UNY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (11817.97 KB) | DOI: 10.21831/imaji.v2i2.6938

Abstract

A SOLUTION TO THE FINGERING PROBLEM OF BRAHMS CELLOS SONATA NO.1 OPUS 38 AND SHOSTAKOVICH CELLO SONATA OPUS 40 Asep Hidayat Wirayudha
Imaji Vol 13, No 1 (2015): IMAJI FEBRUARI
Publisher : FBS UNY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1095.035 KB) | DOI: 10.21831/imaji.v13i1.4046

Abstract

Tulisan ini lahir dari permasalahan yang dihadapi penulis ketika memainkan Sonata Cello No. 1 op.38 karya Johanes Brahms dan Sonata Cello Op 40 karya Shostakovich. Persoalan ini sering juga dihadapi dalam memainkan beberapa komposisi. Pendalaman pokok permasalahan tersebut mendorong penulis untuk merumuskan kedalam  dua pokok permasalahan, yaitu permasalahan Oktav dan Jarak Interval. Dalam hal ini permasalahan tersebut berhubungan erat dengan struktur penjarian secara anatomis penulis sendiri. Pencarian solusi permasalahan tersebut menjadi penelitian tersendiri dan selanjutnya menjadi hal yang penting bagi penulis untuk dapat berbagi pengalaman yang dijadikan studi bersama. Tulisan ini mengutamakan siasat baru mengenai kemampuan tekhnis memainkan interval  dan oktav dan persoalan jarak interval dalam kontek Sonata 
KAJIAN ESTETIK TOPENG MALANGAN (STUDI KASUS DI SANGGAR ASMOROBANGUN, DESA KEDUNGMONGGO, KEC. PAKISAJI, KAB. MALANG) Aditya Nirwana
Imaji Vol 13, No 2 (2015): IMAJI AGUSTUS
Publisher : FBS UNY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (490.769 KB) | DOI: 10.21831/imaji.v13i2.7881

Abstract

Kajian ini merupakan kajian estetik formalistik (estetik intrinsik) terhadap topeng Malangan. Dengan menggunakan konsep estetika Edmund Burke Feldman yang terdiri dari  aspek : 1) Struktur, 2) Fungsi, 3) Gaya, dan 4) Makna, maka kajian ini diharapkan mampu menjelaskan topeng Malangan ditinjau dari segi fungsi, gaya dan struktur, serta menjelaskan interaksi medium dan makna pada topeng Malangan. Dengan metodologi kualitatif, maka penarikan data menggunakan metode observasi, wawancara mendalam, dan dokumentasi. Hasil dari kajian ini ialah topeng Malangan memiliki fungsi sosial sebagai sarana seniman memperoleh penerimaan sosial, sebagai  benda yang  diciptakan untuk audiens tertentu, dan sebagai sarana mempengaruhi perilaku orang secara kolektif. Topeng Malangan memiliki fungsi fisik, sebagai souvenir, sebagai elemen estetik interior, dan sebagai salah satu properti dalam pertunjukan wayang topeng Malangan. Gaya ketepatan obyektif  dan urutan formal juga nampak pada topeng Malangan. Secara umum, terdapat 15 elemen beserta stilisasinya, yang membentuk struktur topeng Malangan, elemen tersebut terdiri dari : 1) Mata, 2) Alis, 3) Hidung, 4) Bibir, 5) Kumis, 6) Jenggot, 7) Jambang, 8) Rambut, 9) Urna, 10) Hiasan, 11) Jamang, 12) Cula, 13) Sumping, 14) Isen-isen, dan 15) Warna. Gambaran angkara murka dan kebaikan budi dijelaskan melalui interaksi antar elemen tersebut, yang dapat dipahami sebagai pertarungan antara kebaikan dan keburukan yang lazim diceritakan dalam pewayangan.
SENI LUKIS SOKARAJA: PROSES PEWARISAN DAN PEMASARANNYA DALAM KONTEKS PASAR SENI Fery Setyaningrum
Imaji Vol 14, No 1 (2016): IMAJI APRIL
Publisher : FBS UNY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1050.1 KB) | DOI: 10.21831/imaji.v14i1.9531

Abstract

            Seni lukis Sokaraja pernah menjadi perhatian publik, dalam kurun waktu yang realitif lama, yakni tahun 1960-1980an. Pada perkembangannya lukisan Sokaraja dimasyarakat pada saat ini masih tetap ada, sekalipun tidak semaju di masa jayanya. Tampaknya ada proses pewarisan yang berlanjut, pewarisan terjadi pada proses belajar nonformal dan informal. Terbukti sampai saat ini masih muncul lukisan baru yang ada di pasaran.Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan dan menganalisis karakteristik seni lukis Sokaraja, proses pewarisan dan pemasarannya dalam konteks pasar seni. Pendekatan penelitian ini adalah interdisiplin, dengan metode kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan. Pertama, ditemukan karakteristik seni lukis Sokaraja berdasarkan unsur rupa  yang hampir sama, pada lukisan dulu (raut lebih banyak dan warna lebih sedikit), sedangkan pada lukisan saat ini (raut lebih sedikit dan warna lebih banyak). Komposisi kedua lukisan hampir sama, berbeda pada irama dan dominasi, perbedaan tema lukisan dulu (alam fisik sokaraja) dengan sekarang (beranekaragam), kedua lukisan berupa aliran naturalisme. Kedua, pada pewarisan adanya empat yang mencapai enkulturasi. Berupa proses belajar melukis di sanggar dan keluarga. Ketiga, pada pemasaran adanya managemen marketing pada pelukis dan galeri. Fakta perencanaan, promosi dan pendistribusianyang ada pada pelukis dan galeri berdampak pada kondisi perkembangan pasar seni lukis Sokaraja yang makin menurun.
PERKEMBANGAN MOTIF HIAS MEDALION PADA BANGUNAN SAKRAL DI JAWA PADA ABAD IX – XVI Iswahyudi -
Imaji Vol 7, No 1 (2009): IMAJI FEBRUARI
Publisher : FBS UNY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (591.458 KB) | DOI: 10.21831/imaji.v7i1.6641

Abstract

Dalam tulisan ini akan disampaikan tentang perkembangan makna simbolik medalion. Sebagai salah satu artefak unsur hias yang terdapat pada seni bangun baik sakral maupun sekuler, ternyata medalion dapat digunakan untuk menganalisis diversifikasi budaya yang berlaku. Gagasan ini dilihat dan digarap secara diakronik-sinkronik-semiotik, yaitu menyangkut pada perkembangan struktur dan analisis visual yang menyertai, sehingga medalion secara spasial temporal momentumnya bertolak dari India dan dikembangkan di Jawa dari abad IX – XVI, kemudian dieksplanasikan dengan tinjauan estetik visual. Apabila ini benar maka dalam tulisan ini secara metodologi historiografi terbayang dapat membuktikan bahwa medalion mengalami perkembangan. Maksudnya ketika agama Hindu dan Budha mendominasi produk budaya, penciptaan medalion juga dipercanggih secara estetik, kemudian ketika beralih ke Islam penciptaan medalion juga tidak berubah bahkan mengalami perkembangan yang signifikan sehingga terjadilah lokal genius dalam perihal penciptaan medalion. Kata kunci: medalion, bangunan sakral, bermakna simbolik dan sebagai unsur hias

Page 8 of 37 | Total Record : 364