cover
Contact Name
Rokhani Hasbullah
Contact Email
rokhani.h@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
jurnaltep@yahoo.com
Editorial Address
-
Location
Kota bogor,
Jawa barat
INDONESIA
Jurnal Keteknikan Pertanian
ISSN : 24070475     EISSN : 23388439     DOI : -
Core Subject : Agriculture,
Jurnal Keteknikan Pertanian dengan No. ISSN 2338-8439, pada awalnya bernama Buletin Keteknikan Pertanian, merupakan publikasi resmi Perhimpunan Teknik Pertanian Indonesia (PERTETA) bekerjasama dengan Departemen Teknik Mesin dan Biosistem (TMB) IPB yang terbit pertama kali pada tahun 1984, berkiprah dalam pengembangan ilmu keteknikan untuk pertanian tropika dan lingkungan hayati. Jurnal ini diterbitkan dua kali setahun. Penulis makalah tidak dibatasi pada anggota PERTETA tetapi terbuka bagi masyarakat umum. Lingkup makalah, antara lain: teknik sumberdaya lahan dan air, alat dan mesin budidaya, lingkungan dan bangunan, energi alternatif dan elektrifikasi, ergonomika dan elektronika, teknik pengolahan pangan dan hasil pertanian, manajemen dan sistem informasi. Makalah dikelompokkan dalam invited paper yang menyajikan isu aktual nasional dan internasional, review perkembangan penelitian, atau penerpan ilmu dan teknologi, technical paper hasil penelitian, penerapan, atau diseminasi, serta research methodology berkaitan pengembangan modul, metode, prosedur, program aplikasi, dan lain sebagainya.
Arjuna Subject : -
Articles 10 Documents
Search results for , issue "Vol. 12 No. 1 (2024): Jurnal Keteknikan Pertanian" : 10 Documents clear
Optimasi Aliran Turbulen pada Tangki Evaporator dengan Computational Fluid Dynamics nitamiwati, ni putu dian; Solikhah, Maharani Dewi; Heryana, Yayan Heryana
Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 12 No. 1 (2024): Jurnal Keteknikan Pertanian
Publisher : PERTETA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19028/jtep.012.1.1-20

Abstract

Peningkatan kadar air dalam proses penyimpanan biodiesel merupakan permasalahan yang harus dicari solusinya. Salah satu solusi yang ditawarkan yaitu melalui penggunaan sistem dewatering biodiesel dengan teknologi vakum termal yang dapat menurunkan kadar air pada biodiesel sehingga sesuai spesifikasi yang ditetapkan. Pada penelitian ini, sistem dewatering biodiesel dengan teknologi vakum termal memiliki komponen utama yaitu tangki evaporator biodiesel. Walaupun penurunan kadar air masih sesuai standar, namun optimasi perlu terus dilakukan agar kadar air pada biodiesel <200 ppm. Penelitian ini bertujuan memperoleh aliran turbulen yang optimal dari tangki evaporator biodiesel yang dilengkapi sparger pipa dengan variasi lubang yang berbeda melalui simulasi CFD. Selain itu, simulasi ini diharapkan dapat memberikan pemahaman mengenai perilaku aliran biodiesel ketika melewati orifice plate dan sparger pipa sehingga diperoleh kondisi operasi yang terbaik. Penelitian meliputi simulasi CFD tangki evaporator biodiesel menggunakan orifice plate dan sparger pipa. Empat model yang diteliti yaitu tangki evaporator biodiesel yang dilengkapi orifice plate, sparger pipa A, sparger pipa B dan sparger pipa C. Berdasarkan hasil simulasi, tangki evaporator biodiesel yang dilengkapi sparger pipa C merupakan yang paling optimal dalam menghasilkan aliran turbulen. Hal tersebut berdasarkan sebaran kecepatan yang ditampilkan pada Re=5000, Re=10000, dan Re=50000. Dengan demikian, tangki evaporator biodiesel dengan pemasangan sparger pipa C berpotensi menurunkan kadar air lebih tinggi dibandingkan dengan pemasangan orifice plate, sparger pipa A dan sparger pipa B.
Characteristics of Mechanical Strength and Flexibility of Shallots Leaf Panjaitan, Lidia Kristina; Hermawan, Wawan; Supriyanto, Supriyanto; Triharjanto, Robertus Heru; Bahri, Sayr
Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 12 No. 1 (2024): Jurnal Keteknikan Pertanian
Publisher : PERTETA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19028/jtep.012.1.21-34

Abstract

When operating drone sprayer, such as to distribute pesticides, downwash is the major cause of damage on the plants. Therefore, understanding the mechanical properties of plants are important to be able select the proper drone to use. In this research, characteristics of leaf strength and flexibility of two types of shallots were investigated, namely the Batu Ijo and Birma varieties. Research on the characteristics of the strength and flexibility of shallots was carried out from the 3rd to the 8th week for the Batu Ijo and 9 varieties of Birma, 100 samples each week. The strength of the leaf was measured by pulling the leaf until it breaks by attaching a thread to the base of the leaf which is pulled by a force gauge device. Then to measure its flexibility by pulling the top of the leaf with the thread that is pulled until it touches the ground surface. From this research, data on the strength characteristics of the leaves of the Birma variety 29 N that is much stronger than the Batu Ijo variety 8.9 N got obtained. Meanwhile, for the flexural characteristics, the Batu Ijo variety was 5 N with pressure P 0,113 N/cm2 more flexible than the Birma variety 3.3 N with pressure P 0,087 N/cm2. The minimum bending strength of the leaves for the two varieties F is almost the same, where for the Batu Ijo variety F 0.044 N with P 0.005 N/cm2 and for Birma varety F 0.041 N with pressure P 0.009 N/cm2. Based on the characteristics of this minimum bending, it becomes the basis for optimizing the design of the drone sprayer blade.
Evaluasi Keekonomian Residue Hutan Tanaman Industri Untuk Pemenuhan Energi di Ibu Kota Negara Adiarso, Adiarso; Wijono, R. Agung; Sudjadi, Usman; Setiawan, Hari; Hermawan, Erwan
Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 12 No. 1 (2024): Jurnal Keteknikan Pertanian
Publisher : PERTETA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19028/jtep.012.1.35-56

Abstract

Dalam waktu 10 tahun terakhir laju pertumbuhan penduduk Indonesia adalah 1.25% per tahun. Dengan meningkatnya populasi Indonesia berdampak terhadap konsumsi energi nasional yang meningkat dari 3.01 barrels oil equivalent (BOE) per kapita di tahun 2013 menjadi 3.12 BOE per kapita di tahun 2020. Salah satu upaya untuk mengurangi emisi ini adalah memanfaatkan sumber energi terbarukan terutama dari sektor kehutanan. Salah satu produknya adalah biomassa atau produk dalam bentuk woodpellet. Biomass dari hasil kegiatan perkebunan karet, logging residue, dan sawn timber residue memiliki potensi energi sebesar 152 GJ per tahun. Salah satu upaya untuk mengatasi permasalahan lingkungan adalah dengan memindahkan Ibu Kota Negara ke Provinsi Kalimantan Timur. Terdapat potensi yang besar untuk memanfaatkan sektor kehutanan dalam mensuplai energi, salah satunya adalah residue dari hutan tanaman industri (HTI). Melalui studi ini akan dihitung keekonomian produk woodpellet dari residue HTI sebagai bahan baku Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa (PLTBm). Berdasarkan hasil perhitungan harga minimum wood pellet adalah Rp. 1,700/kg dan diperoleh IRR 13.1%, NPV Rp. 41 miliar, dan payback period 8.1 tahun. Dengan menggunakan input harga keekonomian wood pellet sebagai harga beli bahan baku untuk PLTBm, diperoleh harga keekonomian listrik adalah Rp. 3,000/kwh. Solusi lainnya adalah dengan memproduksi steam, dari hasil perhitungan keekonomian harga steam minimum adalah Rp. 740/kg, sehingga diperoleh keekonomian PLTBm IRR 11.4%, NPV Rp. 21.7 miliar, dan payback period 8.3 tahun.
Mapping the Potential Development of Soybenas Crops Based on Growing Degree Days Yanti, Delvi; Chatib, Omil Charmyn; Safitri, Imelda; Hasanah, Nadya Nur
Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 12 No. 1 (2024): Jurnal Keteknikan Pertanian
Publisher : PERTETA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19028/jtep.012.1.57-76

Abstract

Pertumbuhan dan hasil tanaman ditentukan oleh beberapa faktor utama yang terdiri dari tanah, iklim, dan tanaman. Pengaruh iklim terhadap pertumbuhan tanaman jauh lebih besar daripada tanah pada kondisi tertentu. Hal ini dibuktikan oleh beberapa kondisi dimana pertumbuhan vegetasi penutup yang jauh berbeda padahal tumbuh pada tanah yang sama. Waktu panen satu jenis tanaman tidak sama pada setiap tempat yang berbeda. Hal tersebut dipengaruhi oleh salah satu faktor penting yaitu derajat tumbuh harian atau derajat hari pertumbuhan Growing Degree Days (GDD). Kesesuaian wilayah untuk perkembangan suatu komoditas pertanian dapat ditentukan dengan mengetahui parameter-parameter seperti jenis tanah, kelerengan, penggunaan lahan, curah hujan, dan suhu GDD dengan menggunakan sistem informasi geografis. Penelitian bertujuan untuk menentukan kesesuaian lahan tanaman kedelai wilayah Sumatera Barat berdasarkan nilai GDD. Analisis kesesuaian lahan menggunakan metode GDD dilakukan melalui beberapa tahapan yaitu klasifikasi parameter kesesuaian lahan tanaman kedelai, pembuatan peta kesesuaian lahan tanaman kedelai secara karateristik fisik, klasifikasi nilai GDD tanaman kedelai untuk wilayah Sumatera Barat, pembuatan peta kesesuaian lahan tanaman kedelai berdasarkan nilai GDD. Lahan potensial untuk budidaya kedelai di Sumatera Barat berdasarkan kelas kesesuaian lahan, karakteristik fisik dan nilai GDD yaitu seluas 555.791,66 hektar pada kelas S1 (sangat sesuai) dan seluas 2.313.796,44 hektar pada kelas S2 (cukup sesuai). Waktu tanam yang paling optimal untuk budidaya kedelai adalah pada bulan Agustus. Kabupaten Lima Puluh Kota, Kabupaten Pasaman, Kabupaten Sijunjung, dan Kabupaten Solok memiliki lahan yang cocok untuk budidaya kedelai dengan luas lebih dari 200 ribu hektar dan berada pada daerah dengan Growing Degree Days yang sesuai bagi pertumbuhan kedelai.
Physical Characteristics of Flakes with Variations Kepok Banana Bud (Musa paradisiaca Linn.) and Mocaf Flour Rahmadhia, Safinta Nurindra; Toni, Denna Rianda; Fitriani, Aprilia
Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 12 No. 1 (2024): Jurnal Keteknikan Pertanian
Publisher : PERTETA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19028/jtep.012.1.77-92

Abstract

Yellow Kepok banana buds (KBB) are well-known for their high dietary fiber content and prospective use as functional food additives. High fiber consumption has been linked to diabetes prevention. The production of flakes derived from KBB has the potential to facilitate individuals in incorporating high-fiber food items into their daily diets. Nevertheless, the utilization of just Yellow KBB flour yields flakes that are deemed undesirable by consumers due to their firm consistency and deep hue. The substitution of Yellow KBB flour with a combination of wheat flour and mocaf has the potential to enhance the physical characteristics of the resulting flakes. The objective of this study is to assess the physical attributes of flakes derived from KBB. This particular flake was produced using a series of five distinct formulations. The present study employed a completely randomized design (CRD) with three replications. The formulas consist the proportions of wheat flour (WF), mocaf flour (MF), and Yellow Kepok banana bud (KBB). The following are the five ratios: (100%:0%:0%), (50%:50%:0%), (50%:37.5%:12.5%), (50%:25%:25%), and (50%:37.5%:12.5%). The water absorption, swelling ability, texture, and color of flakes produced from wheat, mocaf, and KBB flour were examined. The F2 sample, consisting of a composition of 50% wheat flour, 37.5% mocaf flour, and 12.5% yellow KBB flour, exhibited the highest water absorption value (63.19%) among all the samples. In addition to this, F2 can be characterized as a specimen exhibiting a relatively low level of hardness (1.63 N) and a correspondingly low fracture value (2.08 N). The F2 flakes had a much higher brightness value (37.06) in comparison to the other samples used yellow KBB flour.
Penyimpangan Iklim ENSO dan IOD di Kalimantan Tengah Serta Kaitannya dengan Produksi Kelapa Sawit Fadhil, Dary As’ad; Wirianata, Herry; Hermantoro, Hermantoro
Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 12 No. 1 (2024): Jurnal Keteknikan Pertanian
Publisher : PERTETA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19028/jtep.012.1.93-101

Abstract

Kelapa sawit merupakan tanaman perkebunan yang membutuhkan curah hujan yang merata sepanjang tahun. Curah hujan diIndonesia memiliki 3 pola yaitu pola monsoonal, equatorial dan lokal. PT. Harapan Hibrida Kalbar Sungai Bila Estate merupakan wilayah kajian penelitian ini memiliki pola curah hujan equatorial. Curah hujan dapat menyimpang dari pola kondisi iklim pada umumnya karena adanya variabilitas iklim El Nino Southern Oscillation dan Indian Ocean Dipole. Hasil koefisien korelasi pearson antara curah hujan musim Juni Juli Agustus dan September Oktober November dengan indeks El Nino Southern Oscillation sebesar -0,78** dan -0,64*. El Nino Southern Oscillation Memiliki hubungan yang kuat dan terbalik dengan curah hujan diwilayah kajian saat musim kemarau dengan nilai signifikan pada selang kepercayaan 0,01 ( Juni, Juli, Agustus) dan 0,05 (September, Oktober, November) Hasil koefisien korelasi pearson antara curah hujan musim Juni Juli Agustus dan September Oktober November dengan indeks Indian Ocean Dipole sebesar -0,4 dan -0,5. Pengaruh El Nino Southern Oscillation lebih kuat dibandingkan dengan Indian Ocean Dipole di wilayah kajian. Fase El Nino (lanina) menyebabkan curah hujan diwilayah kajian menjadi lebih rendah (tinggi) dari kondisi normal, sehingga terjadi kemarau Panjang (Kemarau basah). Produksi kelapa sawit pada jenis tanah Sandy Loam lebih fluktuatif dan lebih rentan saat terjadi kemarau panjang dibandingkan jenis tanah clay. Produksi kelapa sawit lebih dipengaruhi oleh jumlah hari hujan dibandingkan jumlah akumulasi curah hujan dalam setahun.
Penundaan Kematangan Buah Mangga Arumanis Pada Berbagai Umur Petik Menggunakan Etilen Adsorber Rahmaniar, Chairunnisa; Darmawati, Emmy; Widayanti, Siti Mariana
Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 12 No. 1 (2024): Jurnal Keteknikan Pertanian
Publisher : PERTETA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19028/jtep.012.1.102-116

Abstract

Mangga termasuk buah tropika yang bernilai ekonomi tinggi untuk diekspor. Salah satu teknologi yang dapat digunakan yaitu etilen adsorber yang diaplikasikan sesuai dengan umur petik mangga dan durasi penundaan kematangan (fase green life) yang dibutuhkan untuk ekspor. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh penggunaan etilen adsorber dan fase green life mangga terhadap mutu fisik dan eating quality mangga Arumanis pada umur petik yang berbeda, yaitu 100 (P1) dan 110 (P2) HSBM (Hari Setelah Bunga Mekar). Etilen adsorber bag (EAB) diapliaksikan pada buah mangga yang dikemas menggunakan plastik LDPE dengan berat 1.000±50g. Fase green life yang dikaji adalah 32 dan 48 hari sejak EAB di aplikasikan. Selama dalam fase green life, mangga disimpan pada suhu 13±2℃. EAB dikeluarkan dari kemasan sesuai dengan fase green life, kemudian mangga dibiarkan pada suhu ruang untuk proses pematangan alami dan dilanjutkan sampai kondisi mangga tidak dapat diterima oleh konsumen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aplikasi EAB mampu mempertahankan greenlife buah mangga dengan skenario umur simpan 32 hari. Mangga siap di konsumsi sejak hari pertama EAB dilepas. Waktu dari matang sampai dengan mangga tidak diterima panelis yaitu 4 hari, dengan demikian lama waktu 36 hari dari simpan sampai tidak layak dikonsumsi. Eating quality yang dinyatakan dengan oBrix, menunjukkan mangga yang ditunda dengan EAB menghasilkan nilai 12,3oBrix pada P1 dan 17,3oBrix pada P2.
Optimization of Nata de Coco Industrial Liquid Waste Processing Using Membrane-Based Ultrafine Bubble Diffuser Lukito, Lukito Hasta Pratopo; Thoriq, Ahmad; Ciptaningtyas, Drupadi; Rifaldhy, Muhammad
Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 12 No. 1 (2024): Jurnal Keteknikan Pertanian
Publisher : PERTETA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19028/jtep.012.1.117-127

Abstract

Industri nata de coco menghasilkan limbah cair yang apabila langsung dibuang ke badan air (sungai) tanpa pengolahan terlebih dahulu akan berpotensi mencemari lingkungan sekitar. Hasil pengujian laboratorium menunjukkan bahwa parameter BOD 1145 mg/L, COD 1737 mg/L, dan TSS 206 mg/l jauh berada diatas ambang batas yang ditetapkan oleh pemerintah. Tujuan dari penelitian ini adalah menentukan kondisi optimum perlakuan fine bubble dan micro bubble terhadap limbah cair nata de coco dalam menurunkan nilai karakteristik limbah cair nata de coco. Penelitian ini dilakukan menggunakan metode ekperimental dengan ampel uji sebanyak 40 liter dan 60 liter. Data yang dikumpulkan melalui pengamatan langsung antara lain DO, TDS, pH, Suhu yang diukur setipa 2 jam sekali sedangkan data yang dikumpulkan melalui pengujian dilaboratorium BOD, COD, dan TSS yang diuji setiap 12 jam dan 24 jam. Data selanjutnya diolah menggunakan metode Taguchi dengan tujuan memperolah optimasi perlakukan fine bubble terhadap perubahan kharakteristik limbah cair nata de coco. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi optimum terdapat pada perlakuan fine bubble dengan lama aerasi 24 jam dan volume 40 liter. Penurunan BOD didapatkan persentase penurunan terbaik sebesar 94% atau menjadi 68 mg/L. Penurunan COD didapatkan persentase penurunan terbaik sebesar 93% dan atau menjadi 121 mg/L dan TSS didapatkan persentase penurunan terbaik sebesar 69% atau menjadi 77 mg/L. Hasil tersebut sudah sesuai dengan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Baku Mutu Air Limbah.
Bahasa Inggris Adiarifia, Nissa; Budiastra, I Wayan; Mardjan, Sutrisno Suro
Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 12 No. 1 (2024): Jurnal Keteknikan Pertanian
Publisher : PERTETA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19028/jtep.012.1.128-139

Abstract

Kadar minyak dan air adalah kriteria kualitas penting dari crude palm oil (CPO) yang dihasilkan dari pengolahan buah kelapa sawit. Biasanya, kandungan tersebut ditentukan menggunakan metode kimia di laboratorium. Metode ini memakan waktu, prosedur panjang, dan bersifat merusak. Beberapa upaya telah dilakukan untuk menentukan kadar minyak dan air buah kelapa sawit secara non-destruktif menggunakan beberapa metode, termasuk Near-Infrared Spectroscopy (NIRS), tetapi hasilnya belum memuaskan. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi Artificial Neural Network (ANN) dan metode NIRS untuk memprediksi kadar minyak dan air buah kelapa sawit secara non-destruktif. Sampel yang digunakan adalah buah kelapa sawit dengan sepuluh tingkat kematangan yang diambil dari perkebunan di Bogor. Reflektansi sampel diukur dengan spektrometer NIR-Flex 500 pada panjang gelombang 1000-2500 nm. Setelah itu, kadar minyak dan air ditentukan menggunakan metode kimia. Beberapa pre-treatment spektrum NIR, yaitu normalisasi, turunan pertama savitzky-golay, kombinasi keduanya, dan standard normal variate, diterapkan. Analisis multivariat seperti PLS dilakukan, dan hasil dari factor component (FC) dijadikan input untuk model ANN. Hasilnya menunjukkan bahwa metode terbaik untuk memprediksi kadar minyak adalah kombinasi turunan pertama savitzky-golay dan pre-treatment normalisasi menggunakan PLS-ANN dengan 20 FC (R2=0.99; SEC=0,58%, RPD = 29.89; CV = 2.47%). Untuk kadar air, prediksi terbaik adalah pre-treatment variasi standard normal variate menggunakan PLS-ANN dengan 20 FC (R2=0.99; SEC=1,07%, RPD=20.68; CV=1,73%). Hasil ini menunjukkan bahwa ANN dan NIRS yang dikembangkan dapat memprediksi kadar minyak dan air buah kelapa sawit secara non-destruktif.
An Intelligent Food Recommendation System for Dine-in Customers with Non-Communicable Diseases History Imantho, Harry; Seminar, Kudang Boro; Damayanthi , Evy; Suyatma , Nugraha Edhi; Priandana, Karlisa; Ligar, Bonang Waspadadi; Seminar, Annisa Utami
Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 12 No. 1 (2024): Jurnal Keteknikan Pertanian
Publisher : PERTETA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19028/jtep.012.1.140-152

Abstract

The rising prevalence of diet-related diseases necessitates a focus on individual food selection to enhance nutrition intake and promote overall health. This study introduces a novel food recommender system utilizing artificial intelligence, specifically a genetic algorithm (GA), to intelligently match diverse nutritional needs with available food items. The research incorporates machine learning methodologies, such as collaborative and content-based filtering, to develop a recommendation model. Data from a commercial restaurant, Nutrisurvey, and the Indonesian food composition list inform the nutritional analysis of five menu items. Consumer variability, considering factors like sex, body mass index, medical conditions, and physical activity, are integrated into the GA framework for personalized food pattern matching. The presented results demonstrate the efficacy of the proposed model in offering tailored food recommendations for consumers with non-communicable diseases (NCDs), such as diabetes, hypertension, and heart disease. The multi-objective optimization technique employed in the system ensures a balance between nutritional adequacy and individual preferences. The presented GA-based approach holds promise for promoting healthier food choices tailored to individual needs, contributing to the broader goal of fostering a sustainable and personalized food system.

Page 1 of 1 | Total Record : 10


Filter by Year

2024 2024


Filter By Issues
All Issue Vol. 13 No. 4 (2025): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 13 No. 3 (2025): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 13 No. 2 (2025): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 13 No. 1 (2025): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 12 No. 3 (2024): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 12 No. 2 (2024): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 12 No. 1 (2024): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 11 No. 3 (2023): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 11 No. 2 (2023): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 11 No. 1 (2023): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 10 No. 3 (2022): Desember 2022 Vol. 10 No. 2 (2022): Agustus 2022 Vol. 10 No. 1 (2022): April 2022 Vol. 9 No. 3 (2021): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 9 No. 2 (2021): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 9 No. 1 (2021): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 8 No. 3 (2020): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 8 No. 2 (2020): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 8 No. 1 (2020): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 7 No. 3 (2019): JURNAL KETEKNIKAN PERTANIAN Vol. 7 No. 2 (2019): JURNAL KETEKNIKAN PERTANIAN Vol. 7 No. 1 (2019): JURNAL KETEKNIKAN PERTANIAN Vol. 6 No. 3 (2018): JURNAL KETEKNIKAN PERTANIAN Vol. 6 No. 2 (2018): JURNAL KETEKNIKAN PERTANIAN Vol. 6 No. 1 (2018): JURNAL KETEKNIKAN PERTANIAN Vol. 5 No. 3 (2017): JURNAL KETEKNIKAN PERTANIAN Vol. 5 No. 2 (2017): JURNAL KETEKNIKAN PERTANIAN Vol. 5 No. 1 (2017): JURNAL KETEKNIKAN PERTANIAN Vol. 4 No. 2 (2016): JURNAL KETEKNIKAN PERTANIAN Vol. 4 No. 1 (2016): JURNAL KETEKNIKAN PERTANIAN Vol. 3 No. 2 (2015): JURNAL KETEKNIKAN PERTANIAN Vol. 3 No. 1 (2015): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 2 No. 2 (2014): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 2 No. 1 (2014): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 27 No. 1 (2013): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 1 No. 1 (2013): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 26 No. 2 (2012): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 26 No. 1 (2012): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 25 No. 2 (2011): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 25 No. 1 (2011): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 24 No. 2 (2010): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 24 No. 1 (2010): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 23 No. 2 (2009): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 23 No. 1 (2009): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 22 No. 2 (2008): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 22 No. 1 (2008): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 21 No. 4 (2007): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 21 No. 3 (2007): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 21 No. 2 (2007): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 21 No. 1 (2007): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 20 No. 3 (2006): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 20 No. 2 (2006): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 20 No. 1 (2006): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 19 No. 3 (2005): Buletin Keteknikan Pertanian Vol. 19 No. 1 (2005): Buletin Keteknikan Pertanian Vol. 17 No. 2 (2003): Buletin Keteknikan Pertanian Vol. 17 No. 1 (2003): Buletin Keteknikan Pertanian Vol. 16 No. 1 (2002): Buletin Keteknikan Pertanian Vol. 15 No. 2 (2001): Buletin Keteknikan Pertanian Vol. 15 No. 1 (2001): Buletin Keteknikan Pertanian Vol. 14 No. 3 (2000): Buletin Keteknikan Pertanian Vol. 14 No. 2 (2000): Buletin Keteknikan Pertanian Vol. 14 No. 1 (2000): Buletin Keteknikan Pertanian Vol. 13 No. 3 (1999): Buletin Keteknikan Pertanian Vol. 13 No. 1 (1999): Buletin Keteknikan Pertanian Vol. 12 No. 2 (1998): Buletin Ketenikan Pertanian Vol. 12 No. 1 (1998): Buletin Ketenikan Pertanian Vol. 11 No. 1 (1997): Buletin Ketenikan Pertanian Vol. 6 No. 1 (1992): Buletin Ketenikan Pertanian More Issue