cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota surabaya,
Jawa timur
INDONESIA
IPTEK Journal of Proceedings Series
ISSN : 23546026     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Science,
IPTEK Journal of Proceedings Series publishes is a journal that contains research work presented in conferences organized by Institut Teknologi Sepuluh Nopember. ISSN: 2354-6026. The First publication in 2013 year from all of full paper in International Conference on Aplied Technology, Science, and Art (APTECS). It publish one time a year after the held of APTECS event.
Arjuna Subject : -
Articles 40 Documents
Search results for , issue "No 5 (2017): Simposium I Jaringan Perguruan Tinggi untuk Pembangunan Infrastruktur Indonesia (2016)" : 40 Documents clear
Konsep Pemodelan Durasi dan Volume Parkir untuk Berbagai Tata Guna Lahan di Kota Surabaya Anak Agung Gde Kartika; Indrasurya B Mochtar; Hera Widyastuti
IPTEK Journal of Proceedings Series No 5 (2017): Simposium I Jaringan Perguruan Tinggi untuk Pembangunan Infrastruktur Indonesia (2016)
Publisher : Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (589.503 KB) | DOI: 10.12962/j23546026.y2017i5.3111

Abstract

Both parking fee and parking tax are the potential income for most local authorities in Indonesia since they are considered as the parts of of local authority’s revenue (Pendapatan Asli Daerah, PAD). However, currently many local authorities including that in Surabaya has a problem in determining target as well as the achievement of annual parking revenue. This situation takes place due to the lack of reliable method to estimate the parking revenue including both parking fee and parking tax either on-street parking nor off-street parking.  Meanwhile, there are growing investments of public and private facilities in many capital cities of both regency and provincy including apartments, hotels, malls, campus, hospitals, convention buildings, terminals, offices,  restaurants and mixed uses in which many parking spaces will be provided to support their activities later on. The providing of new parking spaces will therefore potentially contribute to the local authorities’s revenue as the consequnces. Main variable to contribute the parking revenue are the number of parked vehicle as well as the parking duration (when progressive fee is applied). Both number of parked vehicle and parking durations for several landuses will be modelled in this Dissertation so that they can be used as references for estimating the anual parking revenue of local authotities as the part of local authorities revenue (PAD). Moreover, these models will be useful for parking facilities investors to analyse the their financial investment.
Pengembangan Infrastruktur Jaringan Jalan Rel di Surabaya Metropolitan Area Budi Rahardjo; Indrasurya B Mochtar; Hera Widyastuti
IPTEK Journal of Proceedings Series No 5 (2017): Simposium I Jaringan Perguruan Tinggi untuk Pembangunan Infrastruktur Indonesia (2016)
Publisher : Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (655.298 KB) | DOI: 10.12962/j23546026.y2017i5.3116

Abstract

Perubahan-perubahan yang terjadi pada kurun waktu akhir-akhir ini di kota Surabaya dan wilayah disekitarnya ( dikenal dengan istilah Surabaya Metropolitan Area) sangatlah pesat. Hal ini dapat dilihat dari beberapa hal antara lain adalah : banyak pembangunan bangunan hunian yang berorientasi ke arah vertikal berupa apartemen atau rusunawa yang tersebar dibeberapa lokasi, adanya pembangunan pusat-pusat belanja, peningkatan jumlah kendaraan pribadi baik roda dua atau roda empat, dan lain sebagainya.  Salah satu dampak yang terasa akibat adanya perubahan-perubahan tersebut ada pada sistem transportasi. Rencana perubahan sistem transportasi di kota Surabaya adalah melakukan perbaikan sistem transportasi publik yang berbasis pada jalan rel. Supaya didapat sistem transportasi publik berbasis jalan rel yang baik maka dilakukanlah suatu kajian dengan tujuan adalah menentukan pengembangan infrastruktur jaringan jalan rel dari yang telah ada di kota Surabaya. Hasil dari pelaksanaan kajian ini adalah tersedianya rencana sistem jaringan jalan rel yang meliputi jaringan jalan rel perkotaan, jaringan jalan rel regional di wilayah kota Surabaya serta jaringan jalan rel nasional untuk transportasi jarak jauh. 
Desain IPAL Subsurface Flow Constructed Wetland Di Rusunawa Grudo Surabaya Ahmad Safrodin; Sarwoko Mangkoedihardjo; Adhi Yuniarto
IPTEK Journal of Proceedings Series No 5 (2017): Simposium I Jaringan Perguruan Tinggi untuk Pembangunan Infrastruktur Indonesia (2016)
Publisher : Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (587.936 KB) | DOI: 10.12962/j23546026.y2017i5.3138

Abstract

Pencemaran lingkungan di Kota Surabaya terus meningkat seiring dengan perkembangan penduduk dan keterbatasan sarana sanitasi yang kurang baik. Pencemaran lingkungan ini didominasi limbah domestik sehingga perlu sistem pengolahan yang efektif dan efisien dalam mengurangi senyawa polutan. Teknologi Constructed wetland merupakan  sistem  pengolahan terkontrol yang telah didesain dan dibangun menggunakan proses alami yang  melibatkan vegetasi, media, dan  mikroorganisme untuk mengolah air limbah domestik. Teknologi ini dapat diterapkan untuk skala perumahan baik individu atau secara komunal. Rusunawa Grudo Surabaya merupakan rusun yang belum memiliki IPAL untuk mengolah greywater. Perencanaan sistem Constructed wetland di Rusunawa Grudo Surabaya mempertimbangkan aspek kuantitas dan kualitas air limbah. Kualitas air limbah domestik menunjukkan nilai COD 329,81 mg/L, BOD 182,02 mg/L; dan TSS 103,33 mg/L, sedangkan  kuantitas air limbah sebesar 33,6 m3/hari. Sistem ini terdiri dari unit ekualisasi, Subsurface Flow Constructed Wetland dengan tanaman Cyperus alternifolius, dan kolam penampung. Hasil perencanaan menghasilkan efisiensi pengolahan seluruh sistem untuk COD, BOD, dan TSS masing-masing sebesar 86%, 85%, dan 88%. Desain sistem IPAL menghasilkan luas permukaan 480 m2, kedalaman bed 0,5 m, beban pada bed (OLR) 12,75 gr BOD/m2.hari, beban hidrolik (HLR) 0,07 m3/m2.hari dengan waktu tinggal 3 hari. Kualitas efluen yang didapatkan menunjukkan nilai BOD 25 mg/L, COD 48,35 mg/L dan TSS 11,72 mg/L. Dihasilkan pula standar operasional dan perawatan IPAL serta biaya investasi seluruh sistem constructed wetland sebesar Rp. 412.007.328,00
Perbedaan Hasil Pemeriksaan Kadar PM2.5 di Kota Surabaya berdasarkan Jenis Sarana Santi Martini; Kusuma S Lestari; Kurnia D Artanti; Hario Megatsari; Sri Widati
IPTEK Journal of Proceedings Series No 5 (2017): Simposium I Jaringan Perguruan Tinggi untuk Pembangunan Infrastruktur Indonesia (2016)
Publisher : Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (226.952 KB) | DOI: 10.12962/j23546026.y2017i5.3127

Abstract

karena pencemaran baik pencemaran udara, air, dan tanah. Pencemaran udara dengan sumber polutan primer salah satunya adalah partikel debu. Partikel debu sering disebut Particulate Matter (PM) dengan berbagai ukuran. Penggolongan dibagi menjadi Total Suspended Particulate (TSP) ; PM10 ; dan PM2,5 yang berasal dari sumber organik dan anorganik. Parameter dalam mengukur paparan lingkungan yang dapat menimbulkan masalah kesehatan bagi manusia adalah pengukuran konsentrasi debu dan ukuran partikel 1-3 mikron akan masuk langsung sampai permukaan jaringan dalam paru - paru.Hasil pengukuran pada tujuh sarana menunjukkan rata – rata kadar PM2.5 melebihi konsentrasi standar (> 25 µg/m3) dan kadar tertinggi di sarana umum (75,7 µg/m3), kemudian di sarana kegiatan anak (41,9 µg/m3). Selanjutnya tertinggi ketiga di sarana transportasi (36,3 µg/m3) dan keempat di sarana kesehatan (33,1 µg/m3) serta tertinggi kelima di sarana pendidikan (25,9 µg/m3). Diantara ketujuh sarana maka sarana ibadah dan tempat kerja menunjukkan hasil pemeriksaan dibawah standart. 
Membangun Infrastruktur Layanan Keuangan Digital pada Kawasan Terluar, Tepencil, Terisolir dan Tertinggal di Provinsi Kalimantan Barat Arkanudin Arkanudin; Erdi Erdi
IPTEK Journal of Proceedings Series No 5 (2017): Simposium I Jaringan Perguruan Tinggi untuk Pembangunan Infrastruktur Indonesia (2016)
Publisher : Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (486.882 KB) | DOI: 10.12962/j23546026.y2017i5.3181

Abstract

Ketika melaksanakan kegiatan penelitian di beberapa daerah tertinggal, daerah terbelakang, kawasan perbatasan dan kawasan hutan pedalaman di Kalimantan Barat tahun 2015 yang lalu, ternyata hampir seluruh daerah yang penulis kunjungi, mulai kawasan perbatasan di Kabupaten Sambas, Bengkayang, Sanggau, Sintang dan Kapuas Hulu, atau kawasan hutan pedalaman di Kabupaten Kapuas Hulu, kawasan Tertinggal dan Daerah Terisolir di Kabupaten Kayong Utara; Provinsi Kalimantan Barat telah mendapatkan layanan “keuangan dan perbankan” secara baik; tidak saja dalam transaksi manual tetapi juga secara online yang dilakukan oleh sebuah koperasi yang lebih dikenal dengan sebutan Credit Union (CU).Seterusnya, ketika penulis masuk dalam ranah pelayanan keuangan oleh CU kepada anggotanya di beberapa daerah itu, pengurus CU di daerah yang penulis kunjungi di atas telah memastikan bahwa transaksi keuangan bagi seluruh anggota telah terlayani secara baik dan transparan. Dikatakan juga bahwa transaksi keuangan itu sesungguhnya dilakukan secara online karena terintegrasi dengan system layanan yang telah terbangun di beberapa kantor pusat CU. Sebaliknya, keadaan serupa belum mampu dilakukan oleh bank operasi di kawasan-kawasan tertinggal itu. Namun, kami tetap belum ingin membuat simpulan bahwa komitmen CU ternyata lebih hebat dan lebih kokoh dibanding komitmen Bank Indonesia (BI); apakan lagi dibanding dengan komitmen Bank Operasional (BO) yang lebih berorientasi pada bisnis.Paper ini mencoba untuk melihat kendala dalam pembangunan infrastruktur layanan keuangan digital (LKD) di Kalimantan Barat yang semestinya dapat dilakukan oleh pemerintah dalam rangka memberikan layanan public kepada masyarakat yang selama ini belum tersentuh oleh layanan bank (underbanked) dan anggota masyarakat yang pelayanan perbankannya masih sangat terbatas (unbanked). mengingat layanan LKD adalah bagian integral dari layanan public yang telah menjadi komitmen dari pemerintah di negeri ini. Bukankan kehadiran pemerintah adalah untuk melindungi segenap bangsa Indonesia. Ketika jumlah mereka tidak dianggap cukup untuk diberikan pelayanan, apakah pemerintah dengan begitu saja meninggalkan mereka dan membiarkan hak-hak sebagai warga negara tidak terpenuhi di garis batas negeri? Kalau demikian adanya, maka kehadiran pemerintah di aras batas negeri patut dipertanyakan dan bahkan keberadaan mereka dianggap tidak penting dalam struktur pembentuk ekonomi politik di negeri ini.
Hubungan Antara Penganggaran Pekerjaan Konstruksi Pemerintah dengan Kualitas dan Pemanfaatan Infrastruktur Indonesia Angga Eka Wicaksana
IPTEK Journal of Proceedings Series No 5 (2017): Simposium I Jaringan Perguruan Tinggi untuk Pembangunan Infrastruktur Indonesia (2016)
Publisher : Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (123.776 KB) | DOI: 10.12962/j23546026.y2017i5.3022

Abstract

Banyak proyek infrastruktur di Indonesia sampai saat ini belum termanfaatkan dengan baik dan berdampak pada kualitas infrastruktur terbangun. Kondisi ini secara tidak langsung akan berdampak tidak baik terhadap pembangunan sosial dan ekonomi. Banyak faktor yang mempengaruhi rendahnya pemanfaatan infrastruktur, salah satunya ditengarai berkaitan dengan penganggaran pada setiap tahunnya. Akan tetapi sampai saat ini masih sangat sedikit penelitian yang secara khusus melihat bagaimana keterkaitan antara Penganggaran Pekerjaan Konstruksi Pemerintah Dengan Kualitas dan Pemanfaatan Infrastruktur Indonesia di Indonesia. Beranjak dari kondisi ini maka makalah ini dimaksudkan untuk melakukan kajian terhadap permasalahan pada penganggaran pekerjaan konstruksi pemerintah yang memberikan pengaruh langsung maupun tidak langsung terhadap Kualitas dan Pemanfaatan Infrastruktur Indonesia. Kajian ini merupakan kajian deskriptif terhadap berbagai hasil penelitian, literatur, peraturan perundangan terkait, serta berbagai informasi yang relevan. Hasil penelusuran memperlihatkan masih terdapat berbagai permasalahan baik teknis maupun non-teknis pada penganggaran pekerjaan konstruksi pemerintah yang secara langsung maupun tidak langsung akan mempengaruhi Kualitas dan Pemanfaatan Infrastruktur Indonesia. Terdapat benang merah antara Penganggaran Pekerjaan Konstruksi Pemerintah Dengan Kualitas dan Pemanfaatan Infrastruktur Indonesia, dimana kegagalan pencapaian quality assurance ini secara tidak langsung akan mempengaruhi pemanfaatan infrastruktur terbangun. Untuk itu perlu dipastikan bahwa pengadaan pekerjaan konstruksi yang dilaksanakan terencana dengan baik serta berjalan sesuai dengan tujuan dan target yang telah ditetapkan. Karena jika kegiatan pengadaan direncanakan dan dikelola dengan baik, maka akan mudah mengidentifikasi permasalahan pada setiap tahapan pengadaan dan rekomendasi perbaikan sehingga nilai manfaat bagi masyarakat dari nilai pengadaan yang dilaksanakan akan dapat dipenuhi.
Transisi Pengelolaan Dari Sistem Paratransit Mikrolet Menuju Sistem Transit Bus Feeder Wahju Herijanto; Indrasurya B Mochtar; Achmad Wicaksono
IPTEK Journal of Proceedings Series No 5 (2017): Simposium I Jaringan Perguruan Tinggi untuk Pembangunan Infrastruktur Indonesia (2016)
Publisher : Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (972.583 KB) | DOI: 10.12962/j23546026.y2017i5.3112

Abstract

Sistem paratransit yang diterapkan pada 58 rute mikrolet Surabaya saat ini membebankan resiko finansial pada sopir. Hal ini menyebabkan sopir melakukan praktek pengaturan headway tak beraturan. Sistem transit yang akan diterapkan pada 35 rute angkutan bus feeder masa depan di Surabaya mensyaratkan adanya jadwal yang ditaati sehingga diperlukan pengelolaan yang baik, dimana hal ini memerlukan perubahan sistem pengelolaan.  Terdapat beberapa sistem pengelolaan transit yang telah diaplikasikan di berbagai kota dunia. Tujuan studi ini adalah memilih sistem pengelolaan agar tercipta penjadwalan yang ditaati, serta pengelolaan pada masa transisi agar sistem berjalan dan yang dirugikan sesedikit mungkin dengan menggunakan analisis multi kriteria. Hasilnya terpilih sistem pengelolaan sistem transit yang tepat untuk angkutan feeder di Surabaya, serta transisinya dari pengelolaan konvensional saat ini.   
Konstruksi Ulang Kebijakan Fasilitas Bea Masuk Untuk Meningkatkan Produktivitas Industri Galangan Kapal di Indonesia Edi Slamet Irianto; Haula Rosdiana; Sunaryo Sunaryo; Maria RUD Tambunan; Inayati Inayati
IPTEK Journal of Proceedings Series No 5 (2017): Simposium I Jaringan Perguruan Tinggi untuk Pembangunan Infrastruktur Indonesia (2016)
Publisher : Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (330.914 KB) | DOI: 10.12962/j23546026.y2017i5.3134

Abstract

Industri galangan kapal merupakan salah satu pilar penting dalam mewujudkan Indonesia sebagai poros maritim dunia, karena itu kebijakan insentif pajak sebagai pull factor harus didisain dengan baik agar efisien dan efektif. Salah satu insentif pajak yang diberikan pemerintah untuk mendorong daya saing industri galangan kapal adalah Bea Masuk Ditanggung Pemerintah (BMDTP). Dalam praktiknya, tidak banyak pelaku usaha yang memanfaatkan fasilitas BMDTP. Berdasarkan hasil analisis atas pengumpulan data dengan menggunakan studi literatur, studi dokumentasi dan field research berupa Focused Group Discussion, disimpulkan bahwa BMDTP yang lebih cocok sebagai spending policy dibanding sebagai tax policy, tidak sesuai dengan nature of business industri galangan kapal di Indonesia yang bersifat job order. Prosedur pengajuan BMDTP kurang selaras dengan asas ease of administration, sehingga menimbulkan cost of taxation yang tinggi. Agar insentif Bea Masuk (BM) bisa lebih efektif dan efisien (tepat waktu, tepat guna dan tepat sasaran), maka disarankan agar pemerintah mengubah kebijakan BMDTP menjadi fasilitas BM sebesar 0% (tarif preferensi) disertai dengan pengawasan yang baik namun efesien dari pemerintah. Fasilitas BM 0% hanya diberikan atas impor komponen yang belum diproduksi di dalam negeri atau volume produksi dalam negeri belum mencukupi permintaan industri galangan kapal dalam negeri. Kebijakan fasilitas bea masuk ini semestinya didesain pula dengan mempertimbangkan pertumbuhan industri pendukung atau produsen komponen (barang/ bahan) galangan kapal.
Kajian Lokasi Halte Dan Jam Operasi Angkutan Kota Malang Berdasarkan SPM 2015 (Studi Kasus : Trayek LDH, AH, DAN ADL) Gina Nabila Andriani; Laksmita Olyvia Ardiansyah; Harnen Sulistio; Achmad Wicaksono
IPTEK Journal of Proceedings Series No 5 (2017): Simposium I Jaringan Perguruan Tinggi untuk Pembangunan Infrastruktur Indonesia (2016)
Publisher : Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (228.887 KB) | DOI: 10.12962/j23546026.y2017i5.3121

Abstract

Banyaknya masyarakat yang menggunakan kendaraan pribadi dibandingkan kendaraan umum menyebabkan berbagai masalah salah satunya kemacetan. Hal tersebut disebabkan oleh kinerja pelayanan angkutan umum yang kurang memuaskan. Oleh karena itu, kajian ini dilakukan untuk mengetahui kinerja pelayanan berdasarkan Standar Pelayanan Minimal (SPM)  2015 dengan Metode Importance Performance Analysis (IPA) serta kinerja operasi angkutan kota di Kota Malang dan solusinya mengenai kinerja pelayanan dari angkutan kota terkait penempatan halte dan jam operasi di Kota Malang.Pada kajian ini didapatkan jumlah sampel sebesar 68 responden untuk setiap trayek dengan tingkat keandalan 90% (galat 10%). Terdapat 2 metode survei yang digunakan, yaitu metode survei statis dan survei dinamis. Metode yang digunakan yaitu Importance Performance Analysis (IPA), Kinerja Operasi, dan Multikriteria.Dari hasil analisis IPA diperoleh 13 atribut yang dianggap penting namun kinerjanya masih kurang sehingga menjadi prioritas utama yang mempengaruhi kepuasaan responden. Tiga atribut diantaranya  kapasitas daya angkut yang berlebihan,  ketepatan waktu perjalanan, ketersediaan halte. Untuk analisis kinerja operasional didapatkan dari faktor muat ketiga trayek masih berada dibawah standar 70% sehingga perlu adanya peningkatan kinerja. Untuk waktu antara berkisar 2-5 menit pada waktu puncak, waktu tidak puncak belum mencapai standar  yaitu 5-10 menit.  Sedangkan  kinerja pelayanan mengenai penempatan titik lokasi halte diperoleh 72 titik dengan 10 titik lokasi yang telah memiliki halte, untuk itu diperlukan peraturan dan meningkatkan  prasarana halte. Sedangkan hasil analisis jam operasi didapatkan jumlah armada yang beroperasi tidak sesuai dengan SK Dirjen sehingga perlu adanya penyesuaian jumlah armada.
Development of Parameters of Road Conditions based on Road User/Citizen Satisfaction Eliza Rosmaya Puri
IPTEK Journal of Proceedings Series No 5 (2017): Simposium I Jaringan Perguruan Tinggi untuk Pembangunan Infrastruktur Indonesia (2016)
Publisher : Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (680.091 KB) | DOI: 10.12962/j23546026.y2017i5.3174

Abstract

The study focused on the parameters of road conditions in a city road network in Indonesia. It also assessed the satisfaction level of road users/citizens within two streets in Cimahi city, Indonesia. In achieving this objective, literature reviews and opinions of 30 road users/citizens for each street were sampled using two key questions. The data collected were analysed using descriptive statistics. The analysis revealed that the satisfaction level of road users/citizens is 2.53 and 1.67 respectively, which conforms to the result of a road condition survey in the two streets. The reasons for satisfaction based on the road users’/citizens’ perspective were the good physical conditions of the road/drainage. In contrast, the reasons for dissatisfaction were unstable physical road conditions related to city maintenance activities, late/deferred maintenance and inappropriate maintenance. Road users/citizens found such maintenance activities contributed to four specific physical conditions of roads/drainage in the city: a small volume of pavement distress in scattered areas, moving road deterioration, seasonal floods and water ponds and the rapid decay of newly paved roads. The physical conditions also conform to the result of a road conditions survey for the two streets. Besides this, other physical conditions of roads/drainage contributing to unstable road conditions found by an expert are unconnected road networks due to natural disasters. The study recommended the five physical conditions of roads/drainage as a new set of parameters for road conditions for the city network in Indonesia. The new set of road condition parameters can be applied to benchmark and compare a city road condition for each parameter and also display the derived overall road performance.

Page 2 of 4 | Total Record : 40


Filter by Year

2017 2017


Filter By Issues
All Issue No 1 (2023): The 1st International Conference on Community Services and Public Policy (ICCSP) 2022 No 6 (2020): 6th International Seminar on Science and Technology 2020 (ISST 2020) No 6 (2020): 6th International Seminar on Science and Technology 2020 (ISST 2020) - IN-PRESS No 7 (2020): The 2nd International Conference on Global Development (ICODEV) 2020 No 5 (2020): The 8th International Conference on Transportation & Logistics (T-LOG 2020) No 4 (2020): 2nd Maritime Safety International Conference (MASTIC) 2020 No 2 (2020): IConISE & ACISE 2020 No 3 (2020): International Conference on Management of Technology, Innovation, and Project (MOTIP) 2 No 1 (2020): The 1st International Conference on Business and Engineering Management (IConBEM) No 1 (2019): 4th International Seminar on Science and Technology 2018 (ISST 2018) No 2 (2019): The 3rd Geomatics International Conference (GEOICON) 2018 No 4 (2019): Seminar Nasional Kimia (SENAKI) XV 2019 No 6 (2019): The 1st International Conference on Global Development (ICODEV) No 5 (2019): The 1st International Conference on Business and Management of Technology (IConBMT) No 3 (2019): International Conference on Engineering Technology Advance Science and Industrial Appli No 5 (2018): Seminar Nasional Teknologi dan Perubahan (SEMATEKSOS) 3 2018 No 2 (2018): The 2nd Conference on Innovation and Industrial Applications (CINIA 2016) No 1 (2018): 3rd International Seminar on Science and Technology (ISST) 2017 No 6 (2018): International Conference on Advanced Engineering and Technology (ICATECH) 2018 No 3 (2018): International Conference on Industrial and System Engineering (IConISE) 2017 No 4 (2018): The 3rd International Conference On Materials and Metallurgical Engineering and Technol No 6 (2017): The 3rd International Conference on Civil Engineering Research (ICCER) 2017 No 4 (2017): 2nd International Seminar on Chemistry 2016 No 3 (2017): 8th International Conference on Architecture Research and Design 2016 No 2 (2017): The 2nd Internasional Seminar on Science and Technology (ISST) 2016 No 1 (2017): The 2nd International Conference on Civil Engineering Research (ICCER) 2016 No 5 (2017): Simposium I Jaringan Perguruan Tinggi untuk Pembangunan Infrastruktur Indonesia (2016) No 1 (2015): 1st International Seminar on Science and Technology (ISST) 2015 Vol 1, No 1 (2014): International Seminar on Applied Technology, Science, and Arts (APTECS) 2013 More Issue