cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
Jurnal Manajemen Keperawatan
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Health,
Arjuna Subject : -
Articles 84 Documents
Penilaian Prestasi Kerja Perawat Dengan Sistem Komputer Sederhana Purnamawati, Fitria
Jurnal Manajemen Keperawatan Vol 3, No 1 (2015): Jurnal Manajemen Keperawatan
Publisher : Jurnal Manajemen Keperawatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kinerja perawat merupakan tindakan yang dilakukan oleh seorang perawat dalam suatu organisasi sesuai dengan wewenang dan tanggung jawabnya, tidak melanggar hukum sesuai dengan moral dan etika.Metode penilaian kinerja seorang perawat yang berstatus sebagai pegawai negeri sipil (PNS) adalah dengan menggunakan metode penilaian prestasi kerja. Penilaian prestasi kerja PNS merupakan suatu proses penilaian secara sistematis serta obyektif, terukur, akuntabel, partisipasi dan transparan yang dilakukan oleh pejabat penilai terhadap sasaran kerja pegawai (SKP) dan perilaku kerja PNS dengan bobot penilaian masing-masing unsur SKP sebesar 60% dan perilaku kerja sebesar 40%.Penilaian prestasi kerja PNS dilaksanakan oleh pejabat penilai sekali dalam 1 (satu) tahun. Untuk membantu dalam penilaian prestasi kerja perawat yang berstatus PNS, penulis mengembangkan aplikasi sederhana dengan menggunakan komputer melalui program excel, dengan menyusun SKP sebagai perencanaan awal tahun dan memasukkan realisasi kegiatan yang sudah dilakukan dan tercatat dalam logbook perawat selama 1 (satu) tahun maka secara otomatis pengukuran SKP sekaligus penilaian prestasi kerja pegawai dapat diselesaikan dengan lebih mudah dan cepat. Penilaian prestasi kerja inidiharapkan mampu menyediakan informasi yang berguna dalam pengambilan keputusan oleh pihak manajemen yang berkaitan dengan kegiatan manajemen sumber daya manusia (SDM) seperti perencanaan SDM, penarikan dan seleksi, pengembangan SDM, perencanaan dan pengembangan karir, penghargaan, promosi, pensiun serta penghentian SDM.
Barcode Technology – Assisted Medication Administration (Bcma) Tyas, Anestasia Pangestu Mei
Jurnal Manajemen Keperawatan Vol 2, No 2 (2014): Jurnal Manajemen Keperawatan
Publisher : Jurnal Manajemen Keperawatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sistem administrasi dan monitoring pemberian obat merupakan bagian penting dari praktik keperawatan. Ada beberapa tahap untuk proses pemberian obat termasuk memasukkan resep, menyalin dan verifikasi, meracik, medication administration (administrasi pemberian obat), sampai akhirnya dikonsumsi oleh pasien. Perawat memainkan peran penting dalam keselamatan pasien, terutama di area administrasi pengobatan yakni seorang perawat harus memastikan pemberian obat yang aman kepada pasien. Metode yang digunakan yakni Barcode Technology – Assissted Medication Administration (BCMA). BCMA merupakan salah satu jenis teknologi yang menggunakan alat scan untuk membandingkan barcode pada gelang pasien dengan barcode pada obat yang diresepkan, memverifikasi obat – obatan pada catatan obat elektronik sehingga mengurangi kesalahan pengobatan (medication errors) secara signifikan. Sistem BCMA terdiri dari komponen hardware dan perangkat lunak yang dapat mencakup barcode printing system (sistem pencetakan barcode) untuk gelang dan paket obat di apotek; portable scanner barcode dihubungkan ke komputer yang terletak di dekat pasien, koneksi wireless), serta aplikasi software yang menghubungkan hardware dengan database. Cara kerja BCMA didasarkan verifikasi 5 benar yakni benar pasien, benar obat, benar dosis, benar waktu, dan benar rute. Dari hasil pembahasan ditemukan evidence terbatas bahwa sistem BCMA menyediakan mekanisme yang aman untuk memberikan obat di seluruh proses, mulai dari pemesanan obat sampai pada dikonsumsi pasien. Penggunaan sistem BCMA lebih aman daripada manual sehingga dapat meningkatkan kepuasan kerja, meringankan beban kerja perawat, serta meningkatkan keselamatan pasien.
Budaya Organisasi Dan Profesionalisme Perawat Di Rumah Sakit Swasta Di Temanggung Raharjo Apriyatmoko; Eko Susilo
Jurnal Manajemen Keperawatan Vol 2, No 2 (2014): Jurnal Manajemen Keperawatan
Publisher : Jurnal Manajemen Keperawatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (292.514 KB)

Abstract

Organizational culture is one important aspect in achieving an organization’s objectives, including in influencing professionalism. PKU Muhammadiyah Hospital in Temanggung regional is assumed have strong organizational culture differently in raising the level of professionalism of the nurses. The researcher’s goal is to determine the influence of the strength of cultural organization with professionalism of nurses at PKU Muhammadiyah. The study was conducted by applied cross sectional approach with 55 nurses. The questionnaires were used for data collecting tested by management experts (content validity).The results show that there is a significant positive relation ( r = 0.445 ) between the organizational culture and profesonalism. Based on the research, it is required to develop an organizational and managerial system, from both hospitals and nursing profession in PKU Muhammadiyah hospital in developing a system, therefore the cultural values of the organization that are developed in the hospitals can be strengthened .
HUBUNGAN ANTARA SUPERVISI KEPALA RUANG DENGAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEPERAWATAN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH AMBARAWA Emanuel Agung Wirawan; Dwi Novitasari; Fiki Wijayanti
Jurnal Manajemen Keperawatan Vol 1, No 1 (2013): Jurnal Manajemen Keperawatan
Publisher : Jurnal Manajemen Keperawatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (222.59 KB)

Abstract

Pengawasan pendokumentasian asuhan keperawatan merupakan kegiatan yang penting dalam rangka mencapai hasil yang optimal. Pengawasan diperlukan sebagai sarana pembelajaran bagi orang yang diawasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara supervisi kepala ruang dengan pendokumentasian asuhan keperawatan di RSUD Ambarawa. Metode penelitian yang digunakan adalah metode korelatif kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Populasi pada penelitian ini sejumlah 81 responden perawat. Sampel perawat dengan menggunakan total populasi terhadap 81 responden. Analisis data dengan uji chi square. Hasil penelitian didapatkan supervisi kepala ruang paling banyak adalah kurang baik yaitu 37 responden (45,7%). Pendokumentasian asuhan keperawatan diketahui paling banyak adalah baik sebanyak 56 responden(69,1%). Terdapat hubungan antara supervisi kepala ruang dengan pendokumentasian asuhan keperawatan di Rumah Sakit Umum Daerah Ambarawa (p value 0,000). Saran bagi rumah sakit perlunya supervisi secara periodik terhadap pendokumentasian asuhan keperawatan karena dokumentasi merupakan aspek legal yang penting untuk mengetahui tindakan terhadap pasien dan perkembangan pada pasien yang dirawat.Kata kunci: Supervisi, pendokumentasian asuhan keperawatan
Peningkatan Softskill Perawat Melalui Kepemimpinan Transformasional Kepala Ruang Di Rsi Sultan Agung Semarang Tri Hartiti
Jurnal Manajemen Keperawatan Vol 2, No 1 (2014): Jurnal Manajemen Keperawatan
Publisher : Jurnal Manajemen Keperawatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (302.714 KB)

Abstract

Kepemimpinan transformasional merupakan kepemimpinan yang dapat diterapkan dengan karakteristik kharismatik, pengaruh idealis, motivasi inspirasional, stimulasi intelektual, serta konsiderasi individu. Softskill adalah keterampilan kecakapan hidup baik untuk diri sendiri, berkelompok atau bermasyarakat yaitu berupa keterampilan dalam berhubungan dengan orang lain (interpersonal skill) maupun keterampilan dalam mengatur dirinya sendiri (intra personal skill) agar mampu mengembangkan produktifitas kerja secara maksimal. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kepemimpinan Transformasional kepala ruang dan kemampuan softskill dari perawat pelaksana serta hubungan keduanya. Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Islam Sultan Agung, terhadap 18orang perawat sebagai kepala ruang, dan 80 orang perawat pelaksana. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah diskriptif korelasi dengan pendekatan crossectional. Hasil dari penelitian ini didapatkan 4 orang (22%) kepala ruang yang telah memiliki kemampuan kepemimpinan transformasional baik , sedangkan 14 orang (78%) belum baik, didapatkan 20 orang (25%) perawat pelaksana yang telah memiliki softskill yang baik, sedangkan 60 orang (75%) memiliki softskill yang kurang baik. Terdapat hubungan antara kepemimpinan transformasional kepala ruang dengan softskill perawat pelaksana dengan p=0,018
GAMBARAN PELAKSANAAN PERAN ADVOKAT PERAWAT DI RUMAH SAKIT NEGERI DI KABUPATEN SEMARANG Etty Nurul Afidah; Madya Sulisno
Jurnal Manajemen Keperawatan Vol 1, No 2 (2013): Jurnal Manajemen Keperawatan
Publisher : Jurnal Manajemen Keperawatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (254.694 KB)

Abstract

Advokasi merupakan peran profesional perawat untuk melakukan pembelaan dan perlindungan kepada pasien. Dalam pelaksanaannya terdapat faktor yang penghambat dan pendukung peran advokat perawat.Penelitian bertujuan untuk mengetahui gambaran pelaksanaan peran advokat di ruang rawat inap RS di Kabupaten Semarang. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologis.Pengambilan sampel dilakukan secara purposif, berjumlah 5 informan. Tehnik pengambilan data dengan wawancara mendalam. Penelitian ini menghasilkan 3 tema yaitu definisi peran advokasi perawat, pelaksanaan tindakan peran advokasi perawat dan faktor yang mempengaruhi pelaksanaan peran advokasi perawat. Definisi peran advokasi perawat yaitu tindakan perawat untuk memberikan informasi dan bertindak atas nama pasien. Pelaksanaan tindakan peran advokasi meliputi memberi informasi, menjadi mediator dan melindungi pasien. Faktor yang mempengaruhi pelaksanaannya terdiri dari faktor penghambat dan faktor pendukung. Faktor yang menjadi penghambat antara lain: kepemimpinan dokter, lemahnya dukungan organisasi, kurangnya perhatian terhadap advokasi, kurangnya jumlah tenaga perawat, kondisi emosional keluarga, terbatasnya fasilitas kesehatan dan lemahnya kode etik. Sementaraitu faktor yang mendukung meliputi: kondisi pasien, pengetahuan tentang kondisi pasien, pendidikan keperawatan yang semakin tinggi, kewajiban perawat dan dukungan instansi rumah sakit. Kesimpulandari penelitian ini adalah advokasi tidak hanya diartikan sebatas pada tindakan membela pasien tetapi juga meliputi tindakan memberi informasi, bertindak atas nama pasien, menjadi mediator dan melindungipasien. Perawat diharapkan dapat mengoptimalkan perannya sebagai advokat yaitu dengan memberikan informasi yang dibutuhkan oleh pasien, menjadi penghubung antara pasien dan tim kesehatan lain,membela hak-hak pasien dan melindungi pasien dari tindakan yang merugikan.
Discharge Planning Dalam Interdisciplinary Bedside Rounds (Sibr) Pada Perawatan Pasien Dengan Diabetes Melitus Herry Setiawan; Herry Setiawan
Jurnal Manajemen Keperawatan Vol 3, No 1 (2015): Jurnal Manajemen Keperawatan
Publisher : Jurnal Manajemen Keperawatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (351.828 KB)

Abstract

Era moderenisasi yang diikuti perubahan pola makan dan gaya hidup meningkatan kejadian penyakit degenaratif di masyarakat. Salah satu penyakit degeratif yang mengalami peningkatan baik angka mortalitas dan morbiditasnya adalah Diabetes Melitus (DM). Data di Amerika Serikat, jumlah klien DM meningkat tajam dimana terdapat 8 juta orang mengalami NIDDM, dan 1 juta orang mengalami IDDM serta lebih dari 4 juta orang yang belum terdiagnosa. Menurut data dunia, jumlah keseluruhan klien dengan DM adalah 114 juta. Perawat sebagai salah satu anggota tim kesehatan mempunyai peran penting dalam pelayanan di rumah sakit, khususnya merencanakan Discharge Planning. Tujuan: Mendesain suatu program discharge planning dalam interdisciplinary bedside rounds (SIBR) pada perawatan pasien dengan diabetes mellitus. Gagasan inovasi: Bentuk nyata dari komunikasi dan koordinasi antar disiplin ilmu kesehatan adalah penggunaan “Kartu Menuju Sehat Gula” dalam program discharge planning. Metode ini dapat memfasilitasi pelaksanaan pelayanan kesehatan yang terintegrasi antar disiplin ilmu kesehatan di rumah sakit. Diskusi: Seorang discharge planners bertugas membuat rencana, mengkoordinasikan, memonitor, memberikan tindakan dan proses kelanjutan perawatan. Pelaksanaan Discharge Planning dilaksanakan dengan memperhatikan Interdisciplinary Bedside Rounds untuk membangun komunikasi dan koordinasi yang efektif demi kualitas pelayanan kesehatan. Adanya kesempatan berkoordinasi disiplin ilmu kesehatan berimplikasi terhadap kemampuan dalam melakukan perawatan pada pasien secara holistik dan komprehensif dengan melibatkan keluarga. Keterbukaan terkait keadaan pasien akan membuat keluarga terlibat dalam perawatan post hospitalisasi, sehingga perawatan di rumah akan sejalan dengan perawatan yang dijalani di rumah sakit. Kesimpulan: Discharge planning dapat mengurangi hari perawatan, mencegah kekambuhan, meningkatkan perkembangan kondisi kesehatan dan menurunkan beban perawatan, meningkatkan kemajuan, menurunkan komplikasi penyakit, pencegahan kekambuhan, menurunkan angka mortalitas dan morbiditas serta membantu pasien untuk mencapai kualitas hidup optimum sebelum dipulangkan.
PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN DENGAN METODE DEMONSTRASI TERHADAP KEMAMPUAN MERAWAT KAKI PADA PENDERITA DIABETES MELITUS Dedy Supriadi; Eni Kusyati; Erna Sulistyawati
Jurnal Manajemen Keperawatan Vol 1, No 1 (2013): Jurnal Manajemen Keperawatan
Publisher : Jurnal Manajemen Keperawatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (272.893 KB)

Abstract

Latar Belakang: Penderita Diabetes melitus beresiko 15% terjadinya ulkus kaki diabetik. Perawatan kaki yang baik mencegah kejadian amputasi sekitar ½ sampai ¾. Tujuan: Mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan dengan metode demonstrasi terhadap kemampuan merawat kaki pada penderita Diabetes melitus.Metode: Penelitian kuantitatif jenis penelitian quasy eksperiment. Menggunakan total sampling sejumlah 22 responden. Pengumpulan data menggunakan check list. Hasil penelitian: Wilcoxon Sign Rank Test, ada perbedaan kemampuan merawat kaki pada penderitaDiabetes melitus sebelum dan setelah dilakukan pendidikan kesehatan dengan menggunakan metode demonstrasi dan menggunakan leaflet p-value = 0,003 dan 0,027 (p<0,05). Mann-Whitney Test, hasil p-value = 0,001 (p<0,05).Kesimpulan: Ada pengaruh pendidikan kesehatan dengan metode demonstrasi terhadap kemampuan merawat kaki pada penderita Diabetes melitus.Kata kunci: kemampuan merawat kaki, demonstrasi, pendidikan kesehatan
Hubungan Organisasi Lini Dan Kepuasan Kerja Perawat Dengan Komitmen Organisasi Inggerid Agnes Manoppo; Sri Rejeki; Sarah Ulliya
Jurnal Manajemen Keperawatan Vol 2, No 2 (2014): Jurnal Manajemen Keperawatan
Publisher : Jurnal Manajemen Keperawatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (367.692 KB)

Abstract

Komitmen organisasi merupakan identifikasi dan keterlibatan seseorang yang relatif kuat terhadap organisasi. Karyawan yang memiliki komitmen kuat terhadap organisasinya merupakan suatu modal dalam mencapai tujuan organisasi. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan organisasi lini, kepuasan kerja dan komitmen organisasi di Rumah Sakit Bhakti Wira Tamtama Semarang, Untuk mengetahui secara parsial hubungan antara organisasi lini dengan komitmen organisasi dan kepuasan kerja dengan komitmen organisasi serta mengetahui secara simultan hubungan organisasi lini dan kepuasan kerja perawat dengan komitmen organisasi di Rumah Sakit Bhakti Wira Tamtama Semarang. Metode penelitian survei analitik cross sectional dengan multivariat regresi berganda. sampel penelitian sebanyak 60 responden. Hasil penelitian ada hubungan yang signifikan secara simultan antara organisasi lini dan kepuasan kerja perawat dengan komitmen organisasi dengan nilai α (p = 0,004) < 0,05 dengan nilai korelasi R=0,416 dan nilai koefisien determinasi R2= 0,173sehingga variabel organisasi lini dan kepuasan kerja perawat memberikan sumbangan efektif 17,3% terhadap komitmen organisasi sedangkan 82,7% diterangkan oleh faktor lain yang tidak terangkum dalam analisis ini. Kesimpulan dari penelitian ini adalah adanya hubungan yang bermakna antara organisasi lini dan kepuasan kerja perawat dengan komitmen organisasi di Rumah Sakit Bhakti Wira Tamtama Semarang. saran meningkatkan kepuasan kerja dan nilai organisasi sehingga kualitas pelayanan rumah sakit dapat lebih baik.
Hubungan Kepemimpinan Dan Supervisi Dengan Kinerja Perawat Pelaksana Dalam Pendokumentasian Asuhan Keperawatan Mursidah Dewi; Riska Zestin
Jurnal Manajemen Keperawatan Vol 2, No 1 (2014): Jurnal Manajemen Keperawatan
Publisher : Jurnal Manajemen Keperawatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (362.4 KB)

Abstract

Kinerja perawat dalam Pelayanan keperawatan dapat dilihat dari terpenuhinya karakteristik proses keperawatan yang tergambar antara lain pada dokumentasi proses keperawatan. Pendokumentasian yang baik membutuhkan sistem manajerial keperawatan yang tepat. Kondisi ini tentu perlu didukung oleh seorang pimpinan yang mempunyai kemampuan manajerial diantaranya kepemimpinan dan supervisi untuk melaksanakan fungsi organisasi dalam aktivitas-aktivitas keperawatan. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara variabel kepemimpinan dan supervisi dengan kinerja perawat dalam pendokumentasian asuhan keperawatan. Penelitian ini dilaksanakan di RSUD H. Hanafie Muara Bungo dengan jumlah sampel sebanyak 70 perawat pelaksana. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner dan observasi langsung. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara kepemimpinan dan supervisi dengan kinerja perawat dalam pendokumentasian asuhan keperawatan (p value < 0,05). Hasil penelitian ini diharapkan menjadi masukan bagi jajaran manajerial keperawatan dan perawat pelaksana untuk mengoptimalkan perannya agar dapat memberikan kinerja yang baik dalam pendokumentasian asuhan keperawatan.