cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
Jurnal Keperawatan Medikal Bedah
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Health,
Arjuna Subject : -
Articles 36 Documents
PENGALAMAN CARE WORKER DALAM MEMENUHI KEBUTUHAN DASAR PENDERITA RETARDASI MENTAL DI PANTI ASUHAN BINA REMAJA YOGYAKARTA Mohamad Judha; Cokorda Istri
Jurnal Keperawatan Medikal Bedah Vol 1, No 2 (2013): Jurnal Keperawatan Medikal Bedah
Publisher : Jurnal Keperawatan Medikal Bedah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (225.131 KB)

Abstract

Latar Belakang : Penderita retardasi mental adalah penderita dengan keterbatasan dalam melakukan aktivitas perawatan secara mandiri. prevalensi retardasi mental di dapatkan bahwa  ringan pada anak yang berusia 5-16 tahun sebanyak 0,4%,untuk retardasi mental sedang dan berat pada kelompok usia 15-19 tahun ialah kira-kira 3-4 per 1000. Manusia memiliki kebutuhan dasar yang sama, karena kebutuhan dasar merupakan hal penting untuk meningkatkan derajat kesehatan, dalam melakukan kegiatan sehari-hari dibutuhkan orang lain, peran Care worker menjadi sangat penting.Tujuan : Untuk mengetahui bagaimana pengalaman Care Worker dalam pemenuhan kebutuhan dasar manusia pada penderita retardasi mental di Panti Asuhan Bina Remaja Yogyakarta.Metode Penelitian : Menggunakan metode pendekatan fenomenologi dengan rancangan penelitian deskriptif kualitatif.  Pengumpulan  data dilakukan  dengan  teknik wawancara. Subjek  penelitian  yang digunakan  sebanyak 3 orang. Penelitian ini dilaksanakan di Panti Asuhan  Bina Remaja Yogyakarta tepatnya di Bantarjo Donoharjo, Ngaglik Sleman, Yogyakarta.Hasil Penelitian : Menggambarkan bahwa pengasuh memenuhi berusaha memenuhi kebutuhan dasar manusia dengan  cara membuka  pintu (memfasilitasi  bernafas secara normal), mengatur  jam makan, mempersiapakan menu makanan (makan & minum), mengajarkan & menganjurkan menjaga kebersihan setelah BAB/BAK (eliminasi), mengajak senam (bergerak & posisi yang nyaman), mengatur jadwal tidur (tidur & istirahat),  memperhatikan kebersihan dan  jenis pakaian tidak dibedakan  (memilih pakaian), memberikan selimut (mempertahankan suhu), mengajarkan mandi, gosok gigi, dan keramas (menjaga kebersihan tubuh), mengamankan benda tajam dan listrik (terhindar dari bahaya), memahami ekspresi (komunikasi), membuat tempat ibadah dan memfasilitasi sarana ibadah (beribadah), membuat prakarya (beraktivitas), berjalan-jalan dan bermain pazel (rekreasi & bermain), kemandirian aktivitas sehari-hari (belajar). Kesimpulan : terdapat usaha yang dilakukan oleh Care Worker dalam usaha memenuhi kebutuhan dari penderita retardasi mental dengan memenuhi 14 kebutuhan dasar Hendersone, perlu adanya dukungan dari berbagai pihak untuk mencapai tujuan pemenuhan kebutuhan dasar tersebut.
PERBEDAAN KADAR UREUM & CREATININ PADA KLIEN YANG MENJALANI HEMODIALISA DENGAN HOLLOW FIBER BARU DAN HOLLOW FIBER RE USE DI RSUD UNGARAN Asri Setyaningsih; Dewi Puspita; M. Imron Rosyidi
Jurnal Keperawatan Medikal Bedah Vol 1, No 1 (1): Jurnal Keperawatan Medikal Bedah
Publisher : Jurnal Keperawatan Medikal Bedah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (281.54 KB)

Abstract

Hemodialisis merupakan terapi penganti untuk membantu proses kerjaginjal dengan menggunakan ginjal buatan. Hollow fiber reuse digunakan untuk mengurangi biaya hemodialisis karena faktor ekonomi. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui perbedaan kadar ureum dan kreatinin darah pada pasien yang menjalani hemodialisis dengan menggunakan hollow fiber baru dan hollow fiber reuse di Instalasi Hemodialisis Rumah Sakit Umum Daerah Ungaran. Metode penelitian yang digunakan adalah studi komparatif denganmenggunakan pendekatan kohort prospektif. Populasi responden yang menjalani hemodialisis sebanyak 22 responden. Sampel didapatkan sebanyak 15 pasien. Alat pengumpul data menggunakan lembar observasi. Analisis data yang dilakukan menggunakan uji t test. Hasil penelitian menujukkan ada perbedaan yang signifikan kadar ureumsebelum dan sesudah dilakukan hemodialisis dengan menggunakan hollow fiber new dan hollow fiber reuse dengan p value ureum sebesar 0,005. Tidak terdapat perbedaan kadar kreatinin sebelum dan sesudah dilakukan hemodialisis dengan menggunakan hollow fiber new dan reuse dengan p value sebesar 0,350. Saran bagi rumah sakit hendaknya penggunaan hollow fiber reuse padapasien yang menjalani hemodialisa, observasi terhadap kualitas penurunan kadar ureum dan kreatinin pada pasien yang menjalani hemodialisis dapat dilakukan sehingga penggunaan hollow fiber reuse dapat dilakukan secara optimal.Kata kunci: ureum, kreatinin, hollow fiber new, hollow fiber re use, hemodialisis
HUBUNGAN ANTARA TEHNIK INSERSI DAN LOKASI PEMASANGAN KATETER INTRAVENA DENGAN KEJADIAN PHLEBITIS DI RSUD AMBARAWA Ninik Lindayanti; Priyanto -
Jurnal Keperawatan Medikal Bedah Vol 1, No 2 (2013): Jurnal Keperawatan Medikal Bedah
Publisher : Jurnal Keperawatan Medikal Bedah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (267.155 KB)

Abstract

Phlebitis merupakan inflamasi vena yang disebabkan oleh iritasi kimia maupun mekanik. Lokasi pemasangan infus pada punggung tangan dapat mengganggu kemandirian pasien serta rentan terhadap phlebitis. Tehnik insersi harus dilakukan observasi secara berkala sebagai upaya pencegahan terjadinya phlebitis. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara tehnik insersi kateter intravena dan lokasi pemasangan kateter intravena dengan kejadian phlebitis di RSUD Ambarawa. Metode penelitian yang digunakan adalah korelatif dengan pendekatan kohort prospektif. Populasi dalam penelitian ini adalah 425 pasien. Sampel diambil 81 tindakan keperawatan dengan tehnik purposive sampling. Analisis data yang dilakukan adalah dengan uji Chi Square dan uji Kruskal Wallis.Hasil penelitian didapatkan ada hubungan antara tehnik insersi kateter intravena dengan kejadian phlebitis di RSUD Ambarawa (p value 0,027). Terdapat hubungan antara lokasi pemasangan kateter intravena dengan kejadian phlebitis di RSUD Ambarawa (p value 0,007). Saran bagi perawat untuk meningkatan kompetensi dalam melakukan tehnik insersi dan pemilihan lokasi  pemasangan  kateter  intravena  untuk mengurangi  terjadinya  phlebitis.  Bagi rumah  sakit  perlu diadakan penyegaran tentang prosedur tindakan termasuk pemasangan kateter intravena untuk mencegah terjadinya komplikasi tindakan yang mungkin terjadi. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang pencegahan phlebitis.
ANGKA KEJADIAN SERANGAN STROKE PADA WANITA LEBIH RENDAH DARIPADA LAKI-LAKI Fitria Handayani
Jurnal Keperawatan Medikal Bedah Vol 1, No 1 (1): Jurnal Keperawatan Medikal Bedah
Publisher : Jurnal Keperawatan Medikal Bedah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (206.113 KB)

Abstract

Latar Belakang Stroke berada di urutan ketiga sebagai penyebab kematian di dunia setelah jantung dan kanker, selain itu stroke juga merupakan penyebab kecacatan jangka panjang nomor satu di dunia. Estrogen memegang peranan penting sebagai vasodilator pembuluh darah pada wanita, sehingga wanita lebih kecil terserang stroke dari pada laki-laki. Tujuan Tujuan penelitian ini adalah untukmengetahui frekuensi kejadian serangan stroke pada laki-laki dan frekuensi kejadian stroke pada wanita, khususnya di Rumah Sakit Dr. Karyadi Semarang. Metode Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif dengan metode survei. Populasi dalam penelitian ini adalah pasien stroke di Unit Stroke dan B1 Syaraf RSUP Dr. Kariadi Semarang. Jumlah sampeld alam penelitian ini adalah 90orang. Waktu penelitian yaitu bulan Maret hingga April 2012. Analisa univariat digunakan untuk mendiskripsikan proporsi responden dengan cara distribusi frekuensi. Hak – hak subjek dalam semua disiplin ilmu harus dilindungi dengan baik. Masalah etika yang diperhatikan adalah sebagai Inform Consent, Anonimity,dan confidentialy. Hasil Hasil penelitian adalah terdapat 62 orang (68,9%) lakilaki dan 28 orang (31.1%) wanita. Kesimpulan Hal ini menujukan bahwa angka kejadian serangan stroke pada wanita lebih kecil dari pada laki-laki. Hormon-hormon pada wanita memiliki peranan dalam proteksi terhadap penyakit pembuluh darah. Namun, kecacatan setelah serangan stroke tetapdiperhatikan untuk mempertahankan kesejahteraan wanita.Kata Kunci : Serangan Stroke, Wanita, Rendah
PENGARUH MEDITASI TERHADAP KUALITAS HIDUP LANSIA YANG MENDERITA HIPERTENSI DI UNIT REHABILITASI SOSIAL WENING WARDOYO UNGARAN KABUPATEN SEMARANG Gipta Galih Widodo; Puji Purwanigsih
Jurnal Keperawatan Medikal Bedah Vol 1, No 2 (2013): Jurnal Keperawatan Medikal Bedah
Publisher : Jurnal Keperawatan Medikal Bedah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (238.703 KB)

Abstract

Hipertensi merupakan suatu kondisi penyakit kronis yang menyebabkan stres (stressful). Meditasi telah berhasil digunakan dalam perawatan dan pencegahan tekanan darah tinggi (hipertensi), penyakit jantung, stroke. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis pengaruh meditasi terhadap kualitas hidup lansia yang menderita  hipertensi  di  Unit  Rehabilitasi  Sosial  Wening  Wardoyo  Kabupaten  Semarang..  Metode penelitian adalah quasy eksperimen yang dilakukan terhadap 20 responden kelompok control dan 20 responden kelompok intervensi. Kelompok intervensi dilakukan meditasi dalam kelompok yang berisi 10 responden tiap kelompok yang dilakukan selama 7 pertemuan. Kelompok control diberikan pendidikan kesehatan tentang pengelolaan hipertensi. Analisis dilakukan uji beda pada 2 kelompok dengan menggunakan  uji  chi  square.  Hasil  penelitian  didapatkan  Kualitas  hidup  pada  kelompok  intervensi sebagian besar adalah cukup sebanyak 16 responden (80,0%), demikian juga pada kelompok kontrol responden  yang memiliki kualitas hidup sedang sebanyak 17 responden (85%). Kualitas hidup pada kelompok  intervensi  sebagian  besar  adalah  baik  sebanyak  18  responden  (90,0%),  sedangkan  pada kelompok kontrol responden yang memiliki kualitas hidup cukup sebanyak 19 responden (95%). terdapat perbedaan kualitas hidup setelah diberkan meditasi pada kelompok intervensi (p: 0,000). Rekomendasi hasil  penelitian  ini  dapat  dilanjutkan  secara  kontinu  oleh  pengelola  unit  rehabilitasi  social  untuk membantu meningkatkan kualitas hidup lansia yang berada dipanti.
PAIN MANAGEMENT IN THE CRITICAL ILL PATIENTS WITH MECHANICAL VENTILATOR: A Literature review Chanif -
Jurnal Keperawatan Medikal Bedah Vol 1, No 1 (1): Jurnal Keperawatan Medikal Bedah
Publisher : Jurnal Keperawatan Medikal Bedah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (339.844 KB)

Abstract

Pain is the most common experiences and stressors in the critically ill patients, because many sources of pain are present in critical care settings, such as acute illness, surgery, trauma, invasive equipment, nursing and medical interventions. Poor treatment of acute pain may lead to the development of serious complications which may seriously impact the patient’s functioning, quality of life, and well being. The critical nurse must understand the mechanisms, assessment, and appropriate intervention in managing pain. This study aim to describe pain experienced by critical ill patients, identify contributing factors of pain experience, the appropriate pain assessment tools among critically ill patients and critically analyze existing of evidence based interventions tomanage pain among critical ill patients with mechanical ventilator. The authors conducted a comprehensive systematic search of published literature, articles, journals related to pain management in critical ill patients. Pain in the critically ill patients difficult to assess and manage. There are many sources of pain in the critical care setting, and the effect of unrelieved pain have a significant impact on the patient’s recovery. When possible, the patient’s self-report of pain must be obtained. When the patient’s self-report is not available, behavioral indicators represent alternative measure of pain assessment (e.g., BPS, COPT) have been developed for assessment of pain in the critically ill mechanically ventilated population. Both pain management pharmacologic andnonpharmacologic can be used together in relieving pain. Using pharmacologic alone may not fully relieve all aspects of pain. Keyword: Pain management, critical patients, mechanical ventilator
BEKAM BASAH MENINGKATKAN KUALITAS HIDUP SOSIAL HUMANIORA PASIEN MIGREN Amin Samiasih; Tri Hartiti
Jurnal Keperawatan Medikal Bedah Vol 1, No 2 (2013): Jurnal Keperawatan Medikal Bedah
Publisher : Jurnal Keperawatan Medikal Bedah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (278.782 KB)

Abstract

Migren kejadiannya mulai meningkat. Kejadian terbanyak pada perempuan usia 35-45 tahun. Keadaan migren sangat mengganggu belajar, bekerja dan aktifitas sehari-hari, sehingga menurunkan kualitas hidup pasien. Bekam basah adalah teknik pengobatan komplementer, telah menurunkan nyeri pada 66% pasien nyeri kepala. Tujuan penelitian  untuk mengetahui pengaruh bekam basah terhadap kualitas hidup pasien migren. Metode penelitian adalah   quasi eksperimen, disain   one group pre test and post test design. Tempat penelitian adalah klinik bekam sinergi di wilayah Semarang teknik pengambilan sampel consecutive sampling, Hasil: Rata-rata gangguan ADL pasien Migren sebelum dilakukan bekam 73.40, termasuk Migren berdampak parah pada ADL. Hal ini menunjukkan kualitas hidup sosial humaniora buruk. Rata-rata gangguan  ADL pasien  Migren  1 minggu setelah  dilakukan bekam 52.67, termasuk Migren berdampak ringan pada ADL. Hal ini menunjukkan kualitas hidup sosial humaniora sedang. Simpulan penelitian ini ada pengaruh bekam basah terhadap kualitas hidup sosial humaniora pasien migren nilai p 0.000.
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN STATUS FUNGSIONAL PASKA OPEN REDUCTION INTERNAL FIXATION (ORIF) FRAKTUR EKSTREMITAS Ropyanto, C.B -; Sitorus R. -; Eryando T -
Jurnal Keperawatan Medikal Bedah Vol 1, No 2 (2013): Jurnal Keperawatan Medikal Bedah
Publisher : Jurnal Keperawatan Medikal Bedah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (314.769 KB)

Abstract

Fase rehabilitasi merupakan fase kemampuan fungsional berada pada tahap paling rendah dibandingkan fase lain. Pemulihan fungsi fisik menjadi prioritas dilihat dari status fungsional. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi  faktor-faktor  yang  berhubungan  dengan status  fungsional  pada paska  ORIF fraktur ekstremitas bawah. Desain penelitian adalah cross-sectional dengan 35 responden dan pengumpulan data menggunakan kuesioner. Variabel independen adalah usia, lama hari rawat, jenis fraktur, nyeri, kelelahan, motivasi, fall-efficacy, dan dukungan keluarga sementara variabel dependen adalah status fungsional. Uji ANOVA digunakan untuk data kategorik serta korelasi pearson dan spearman rho untuk data numerik. Hasil penelitian menunjukan fall-efficacy (r = -0,490 dan nilai p=0,003) merupakan faktor yang berhubungan. Model multivariat memiliki nilai p=0,015 dan jenis fraktur, nyeri, dan fall-efficacy mampu menjelaskan 28,2 % status fungsional dengan nyeri sebagai faktor yang paling besar untuk memprediksi status fungsional setelah dikontrol fall-efficacy dan jenis fraktur. Penelitian ini merekomendasikan melakukan latihan meningkatkan status fungsional terintegrasi manajemen nyeri dan fall-efficacy.
PENGARUH PEMBERIAN AIR REBUSAN DAUN JAMBU BIJI ( PSIDIUM GUAJAVA) TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS TIPE II DI DESA LEYANGAN KECAMATAN UNGARAN TIMUR KABUPATEN SEMARANG Maharani -; Rosalina -; Puji Purwaningsih
Jurnal Keperawatan Medikal Bedah Vol 1, No 2 (2013): Jurnal Keperawatan Medikal Bedah
Publisher : Jurnal Keperawatan Medikal Bedah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (384.693 KB)

Abstract

Diabetes mellitus merupakan penyakit dengan karakteristik hiperglikemia. Kondisi hiperglikemia dapat memperburuk diabetes mellitus dengan munculnya berbagai macam komplikasi penyakit lainnya. Penurunan kadar glukosa darah pada kondisi hiperglikemia dapat dilakukan dengan terapi herbal. Salah satu bentuk terapi herbal adalah dengan menggunakan terapi air rebusan daun jambu biji. Daun jambu biji ini  mengandung  tanin dan  kalsium dimana  tanin menghambat   enzim  α-glikosidase  sehingga melambatkan pelepasan glukosa dalam darah. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis pengaruh pemberian air rebusan daun jambu biji (Psidium guajava) terhadap penderita diabetes mellitus tipe II di Desa Leyangan Kec. Ungaran Timur Kab. Semarang.Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode quasi experiment. Jenis desain dalam penelitian ini non equivalent (pretest & posttest) Control group design. Populasi penelitian adalah seluruh  penderita  diabetes  mellitus  tipe  II  yang  ada  di  Desa  Leyangan  Kec.  Ungaran  Timur  Kab. Semarang sebanyak 170 orang. Jumlah sampel sebanyak 28 responden yang dibagi dalam kelompok kontrol dan intervensi. Metode pengambilan sampel dengan menggunakan tehnik populasi purposive sampling sedangkan alat pengambilan data dengan menggunakan blood glocuse test meter. Analisis data menggunakan uji parametrik t-test dependent dan independent. Uji analisis t-tes dependen dan independen menunjukkan ada pengaruh pemberian air rebusan daun jambu biji  (Psidium guajava) terhadap kadar glukosa darah pada penderita diabetes mellitus tipe II di Desa Leyangan  Kec. Ungaran Timur Kab. Semarang dengan  (p-value 0,014 < α (0,05)). Terapi air rebusan  daun  jambu  biji  dapat digunakan  sebagai alternatif intervensi  untuk penatalaksanaan  dalam menurunkan kadar glukosa darah pada penderita diabetes mellitus tipe II.
HUBUNGAN PEMASANGAN KATETER DENGAN KEJADIAN INFEKSI SALURAN KEMIH PADA PASIEN DI RUANG RAWAT INAP PENYAKIT DALAM RSUDZA BANDA ACEH TAHUN 2012 Marlina -; Roni A Samad
Jurnal Keperawatan Medikal Bedah Vol 1, No 1 (1): Jurnal Keperawatan Medikal Bedah
Publisher : Jurnal Keperawatan Medikal Bedah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (388.092 KB)

Abstract

Infeksi saluran kemih merupakan 40% dari seluruh infeksi nosokomial dan dilaporkan 80% ISK terjadi setelah instrumenisasi, terutama oleh kateterisasi. Infeksi ini terjadi akibat ketidakmampuan dalam mengendalikan maupun menghindari faktor resiko. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara pemasangan kateter dengan kejadian infeksi saluran kemih pada pasien di ruang rawat inap penyakit dalam Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin Banda Aceh 2012. Jenis penelitian adalah correlation study. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara non probability sampling menggunakan teknik purposive sampling dengan jumlah sampel sebanyak 35 perawat yang bekerja di ruang rawat inap penyakit dalam RSUDZA Banda Aceh. Pengumpulan data dengan lembar observasi yang terdiri dari 27 item pernyataan dan 2 item hasil laboratorium. Metode analisis data dengan menggunakan uji statistik Fisher Exact, hasil penelitian adalah ada hubungan antara pemasangan kateter (P-value 0,019) dengan kejadian infeksi saluran kemih di ruang rawat inap penyakit dalam RSUDZA Banda Aceh. Saran bagi perawat adalah agar dapat meningkatkan teknik  aseptik serta perawatan yang dilakukan pada kateterisasi sehingga dapat mencegah terjadinya kejadian infeksi saluran kemih akibat pemasangan kateter. Kata kunci      : Pemasangan Kateter, Infeksi Saluran Kemih,

Page 3 of 4 | Total Record : 36