cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kab. jombang,
Jawa timur
INDONESIA
Religi: Jurnal Studi Islam
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Education, Social,
Religi: Jurnal Studi Islam adalah jurnal ilmiah berkala (P-ISSN: 1978-306X; E-ISSN: 2477-8397) yang memuat tulisan konsepsional atau hasil penelitian studi keislaman yang meliputi: Hukum Islam, Pendidikan Islam, Pemikiran Islam, Ekonomi Islam dan kajian-kajian keislaman lain. Terbit berkala setiap bulan April dan Oktober. Religi: Jurnal Studi Islam diterbitkan oleh Fakultas Agama Islam Universitas Pesantren Tinggi Darul 'Ulum (Unipdu) Jombang.
Arjuna Subject : -
Articles 49 Documents
KONSEP PLURALISME AGAMA DALAM AL-QUR´AN DAN PENAFSIRANNYA Mahfudin, Agus
Religi Jurnal Religi
Publisher : Religi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (20.627 KB)

Abstract

ABSTRAK Esensi kebenaran sebuah agama sejatinya teletak pada jawabannya atas problem kemanusiaan. Sebab, sesungguhnya agama sejak awal mempunyai misi suci untuk menyelamatkan dan menuntun manusia menuju jalan kehidupan yang baik dan benar. Pluralisme adalah realitas yang betul-betul terjadi di sekitar kehidupan kita sehari-hari. Hal itu nampak pada Pluralisme Agama, Budaya, Pendidikan, Ras dan Suku. Pluralisme berbagai hal itu sebetulnya memang sebuah hal yang alami tanpa melalui rekayasa atau kehendak manusia. Maksudnya, itu adalah kehendak Tuhan sebagai pencipta manusia dan seluruh kehidupan yang ada di muka bumi. Tentunya, dengan tujuan agar perbedaan itu diambil aspek positifnya sebagai jalan pemandu untuk bekerja sama, introspeksi diri, dan tolong menolong. Maka, sejatihnya nilai-nilai Pluralisme terutama Pluralisme Agama itu memiliki akar yang cukup kuat dalam ajaran agama, terutama Islam. Pluralisme adalah bagian intrinsik dari ajaran Islam yang dalam realitas dan sejarahnya menyatu dengan ajaran monoteisme sebagai ajaran pokok dalam Islam. Untuk itu apabila Allah menghendaki niscanya menjadi umat yang tunggal, satu suku, satu bangsa, satu agama, tetapi Allah tidak menghendaki itu. Allah memang sengaja menjadikan kita bermacam-macam untuk menguji berkenaan dengan apa yang dianugerahkan dan mempersilahkan hamba-Nya berlomba-berlomba dalam kebaikan.   ABSTRACT The essence of religious truth genuinely is found in its answer for human problem. For every religion has its own secret mission to save and guide human beings to the good and right way. Pluralism is a reality happens around our daily lives. It appears in terms of religious, cultural, and educational pluralism, race and ethnic. All kinds of pluralism are natural things without any kind of engineering or human desire. It means that it´s God´s wish as the only creator of human beings and all lives in this world. Of course, on the purpose that people can find within all differences the positive sides as guidance for cooperation, introspection, and help for each other. So that, basically the pluralism values have strong roots in religious teaching, especially Islam whose reality and history are closely related to monotheism as a basic teaching in Islam. In this case, if only Allah wished, all people become one ummah, one ethnic, one nation, one religion, however Allah does not wish so. Intentionally, Allah created us in different kinds to examine what He has given and let His servants compete each other in good deeds.   Keyword: Religion Pluralism. Kata Kunci: Pluralisme Agama
STRATEGI, MEDIA DAN EVALUASI PEMBELAJARAN Hakim, Dhikrul
Religi Jurnal Religi
Publisher : Religi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (20.627 KB)

Abstract

Abstraksi: Dalam proses pembelajaran dikenal beberapa istilah yang memiliki kemiripan makna sehingga seringkali orang merasa bingung untuk membedakannya. Menjadi guru kreatif, profesional dan menyenangkan dituntut untuk memiliki kemampuan mengembangkan dan memilih strategi, metode, media  dan  evaluasi pembelajaran yang efektif. Setiap tenaga pendidik atau guru yang pekerjaan pokoknya mendidik dan mengajar harus mengerti dengan jelas tentang tujuan pendidikan.Sebab tujuan itulah yang menjadi sasaran dan  menjadi pengaruh daripada tindakan-tindakanya dalam menjalankan  fungsinya sebagai guru.  Tujuan pendidikan dan pengajaran itu juga berfungsi sebagai pemilihan dan penentuan alat-alat (termasuk strategi, metode, media dan evaluasi) yang digunakan dalam mengajar. Kata kunci: Strategi,Media dan Evaluasi   Abstract: The learning process as we known as some of the terms have similar meanings, so people are confused to distinguish. Being a teacher of creative, professional and fun are required to have the ability to develop and select strategies, methods, media and evaluation of effective learning. Any educators or teachers who work to educate and teach just have to understand clearly about the purpose education. Bacause purpose and subjected to his action influence than in its function as a teacher. The purpose of education and teaching it also serves as the selection and determination of the tools (strategies, methods, media and evaluation) are used in teaching. Keywords: Strategy, Media and Evaluation
Pemikiran Muhammad Nāşiruddīn al-Albāniy Tentang Jilbab dan Cadar Wanita Muslimah Hidayatulloh, Haris
Religi Jurnal Religi
Publisher : Religi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (20.627 KB)

Abstract

Abstract In Islam, the veil was the emphasis function to close the genitals, which cover certain body parts that are considered vulnerable and can lead to defamation. Islam requires that women must cover their body in association with men who are legally not include relative. Vast amount of literature to review the issue headscarf Muslim women with a variety of approaches from different intellectual backgrounds. For al-Albāniy discussion about Muslim women the veil is very important because it has a lot of Muslim women who are in fact deceived by the European civilization. The Muslim is finally preening by the first and reveal ignorance of their limbs before they were ashamed to show it. This phenomenon is pushing al-Albāniy to conduct a serious study on the Islamic headscarf in accordance with the Shari´a. So that Muslim women have a clear grip on the clothing in accordance with the intent syar´i, although some terms are not absolute, he made ​​only for the Muslim woman. Similarly, the veil issue, he asserts that the veil is not obligatory but sunna. And women who wear the veil means he has followed the path of the Prophet´s wives. Keyword: Jilbab, Cadar
PENGEMBANGAN PERANGKAT MODEL PEMBELAJARAN PEMEROLEHAN KONSEP (CONCEPT ATTAINMENT) UNTUK MENUNTASKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN FISIKA DI SMP Ilmi, Miftakhul
Religi Jurnal Religi
Publisher : Religi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (20.627 KB)

Abstract

Abstract   The aims of this research was to develop an concept attainment model oriented physics learning package which had criteria in validity, difficully level, readability of student’s book, other aims were to describe the teaching and learning process, student activity, student response, and student achievement. The physics learning package has been implemented using one group pretest posttest design in student of grade VIII B ( 35 Students) at SMP Unggulan Amanatul Ummah Surabaya. The analized data revealed that: the developed learning package a good category and could be used with a few revision in certain aspects. The percentage of difficully level of student’s book were 24,0 % respectively. The percentage of readability student’s book were 50,8 % respectively. The lesson plan was also good implemented. The results of students achievement had reached more than 70 classically completeness. Based on those findings, it could be concluded that concept attainment model oriented on physisc learning package of rays refraction main topic could be well implemented succesfully instudent of grade VIII B (35 Students) at SMP Unggulan Amanatul Ummah Surabaya and it could achieve the teaching learning of students achievement.   Keywords : The Development Of Learning Package, The Concept Attainment Model.
KONSEP KEPEMIMPINAN POLITIK DALAM ISLAM PERSPEKTIF MUHAMMAD SYAHRUR Makmun, Mohammad
Religi Jurnal Religi
Publisher : Religi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (20.627 KB)

Abstract

Abstrak Artikel ini merupakan hasil kajian kepustakaan untuk menjawab pertanyaan: Bagaimana pemikiran Muhammad Shahrur tentang kepemimpinan politik dalam Islam yang meliputi bentuk kepemimpinan, syarat seorang pemimpin dan prosedur pemilihan pemimpin. Data kajian ini dihimpun melalui pembacaan dan kajian teks (teks reading) dan selanjutnya dianalisis dengan pendekatan filsafat politik, metode deskriptif, dan content analysis. Hasil kajian menyimpulkan dalam pemikiran Shahrur, bentuk kepemimpinan adalah demokratis, syarat pemimpin adalah orang yang mempunyai kelebihan dari orang lain, mempunyai kekayaan dan tidak keluar dari kasih sayang dan prosedur pemilihan pemimpin dilaksanakan dengan pemilihan umum sistem perwakilan. Shahrur mengungkapkan adanya konsep negara-bangsa, bentuk kepemimpinan (kepemimpinan yang harus dihindari: tirani dan diktator, di bidang politik, kekayaan dan agama), adanya partai politik, adanya oposisi serta prosedur pemilihan pemimpin yaitu pemilihan umum dengan perwakilan. Disisi lain, Shahrur tidak menjelaskan secara detail tentang syarat pemimpin yang harus mempunyai kekayaan dan tidak menjelaskan adanya proses konvensi nasional. Abstract This article is the result of literature studies to answer the questions: How Muhammad Shahrur thinking about political leadership in the form of Islam which include leadership, requirements and procedures for the selection of a leaders. Data of this study were collected through reading and study of the text and then analyzed with the approach of political philosophy, descriptive method, and content analysis. The study results concluded in Shahrur thought, democratic form of leadership is, the requirement is a leader who has the advantage of others, have wealth and not out of compassion and leadership selection procedures implemented by the system of representation elections. Shahrur revealed the presence of the concept of nation-states, a form of leadership (leadership that must be avoided: tyranny and dictatorship, in the fields of politics, wealth and religion), a political party, the opposition leader and election procedures with representatives of the general election. On the other hand, Shahrur not explain in detail about the requirement that leaders must have the resources and do not explain the existence of national convention process Keyword: dictator, tirani, politics, leadership.
OPTIMALISASI PEMBELAJARAN MELALUI INTEGRASI KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR (Kajian Teoritis tentang Implikasi Keterampilan Dasar Mengajar dalam Pembelajaran)
Religi Jurnal Religi
Publisher : Religi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (20.627 KB)

Abstract

Salah satu kompetensi yang harus dimiliki seorang pendidik baik guru maupun dosen adalah professional.. Setiap tenaga pendidik harus mempunyai kemampuan menyampaikan materi  Sebab, sering kali terdengar  ada seorang tenaga pendidik yang sangat diakui keilmuannya namun ketika mengajar di kelas sama sekali tidak dipahami oleh peserta didik. Permasalahan tersebut muncul disinyalir karena minimnya kemampuan baik dalam ranah kognitif ataupun psikomotorik tentang keterampilan mengajar Tujuan dari Artikel ini adalah untuk memberikan kontribusi kognitif bagi pembaca khususnya bagi pendidik tentang keterampilan dasar mengajar dan implikasinya terhadap hasil pembelajaran. Untuk memperoleh gambaran dan kesimpulan tentang keterampilan dasar mengajar beserta  implikasinya, penulis menggunakan metode induktif dan deduktif sehingga perpaduan keduanya bisa memberikan gambaran kogniftif secara maksimal bagi pembaca. Dari hasil analisis penulis tentang penjabaran dari setiap keterampilan, maka diperoleh hasil bahwa keterampilan guru dalam mengajar mutlak dikuasai guru untuk memperoleh hasil yang optimal, sehingga menghantarkan kepada tujuan yang diharapkan.keterampilan tersebut adalah keterampilan membuka, menutup, menyampaikan penjelasan, pertanyaan, penguatan, memberikan variasi, membimbing kelompok kecil dan perorangan.   Keywords: Integrasi Keterampilan Dasar Mengajar, Implikasi
TANTANGAN MODERNITAS: REFORMASI DAN MODERNISASI ISLAM AWAL ABAD KE-20: TIMUR TENGAH DAN INDIA Solichin, Mujianto
Religi Jurnal Religi
Publisher : Religi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (20.627 KB)

Abstract

Abstract This paper seeks the challenge of modernity faced by Muslims in the Middle East including India and its implications in many other parts of the world of Islam. Reformism appear in the body and the birth of Islam to the surface as a response to the expansion and reaction to European glory in various fields, including a new batch problematical experienced Muslims due to the influence of global modernization in the Western world, have been slow erase economic freedom, independence and culture throughout the area of dominance of Islam. A number of key movement reformist-modernist in the Islamic Middle East and India opened the way to compromise the entrance to Western modernization in the Islamic world. Eventually become a requirement for improvement of Islam in all areas of life, political, social, economic and legal. Perhaps renewal is a way to be a peaceful Islam in harmony with that knowledge and modern education. A heritage movement is slow left of the changes and continues growing until now.   Key Words: Modernization, Reformation, Islam, West.
العوامل المؤثرة على اكتساب ونمو اللغة Azhari, Yahya
Religi Jurnal Religi
Publisher : Religi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (20.627 KB)

Abstract

Pemerolehan bahasa adalah proses manusia mendapatkan kemampuan untuk menangkap, menghasilkan, dan menggunakan kata untuk pemahaman dan komunikasi. Faktor-faktor yang mempengaruhi pemerolehan bahasa antara lain  faktor internal dan eksternal. Masa yang paling ideal dalam pemerolehan bahasa adalah masa anak-anak sampai masa remaja karena aspek behaviorism dan nativism. Pengembangan bahasa dapat dilaksanakan melalui kegiatan kognitif kebahasaan.   Kata kunci : pemerolehan bahasa, pengembangan bahasa
IMPLEMENTASI PENDIDIKAN BUDAYA DAN KARAKTER BANGSA DALAM KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) DI SEKOLAH Hakim, Dhikrul
Religi: Jurnal Studi Islam Vol 5, No 2 (2014): Oktober
Publisher : Universitas Pesantren Tinggi Darul 'Ulum (UNIPDU) Jombang Jawa Timur Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (270.327 KB)

Abstract

Pendidikan adalah suatu upaya sadar untuk mengembangkan potensi peserta didik secara optimal. Usaha sadar itu tidak boleh dilepaskan dari lingkungan peserta didik berada, terutama dari lingkungan budayanya, karena peserta didik hidup tak terpisahkan dalam lingkungannya dan bertindak sesuai dengan kaidah-kaidah budayanya. Pada prinsipnya, pengembangan budaya dan karakter bangsa tidak dimasukkan sebagai pokok bahasan tetapi terintegrasi ke dalam mata pelajaran, pengembangan diri, dan budaya sekolah. Oleh karena itu, guru dan sekolah perlu mengintegrasikan nilai-nilaiyang dikembangkan dalam pendidikan budaya dan karakter bangsa ke dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), Silabus dan Rencana Program Pembelajaran (RPP) yang sudah ada. Pendidikan budaya dan karakter bangsa perlu ditanamkan dan dikembangkan lewat dunia pendidikan, dapat diimplementasikan secara terpadu dengan kegiatan-kegiatan pendidikan di sekolah, dengan tujuan untuk mereaktualisasi konsep pendidikan budaya dan karakter bangsa di sekolah agar  dalam pelaksanaannya diterapkan ke dalam kurikulum di sekolah dan direalisasikan peserta didik dalam kehidupan sehari-hari.Education is a conscious effort to develop the potential of learners optimally. The conscious effort may not be separated from the learners’ environment, especially the cultural environment. It must be done due the students live inseparable in their environment which acted upon the rules of the culture. Basically, the development of culture and the national character are not included as the main subject but integrated into a lesson, self-development, and school culture. Therefore, the joining between the teachers and the schools will integrate the values developed in the cultural education and the national character into KTSP, syllabus and lesson plan that are available. The cultural education and the national character need to be invested and developed through education. It also  can be implemented in an integrated manner with educational activities in schools, with the aim to re-actualize the concept of culture and national character education in schools so that the implementation is applied into the curriculum at school. Hopefully it will be done by the learners in everyday life.
YURISPRUDENSI ISBAT NIKAH DALAM PASAL 7 KOMPILASI HUKUM ISLAM Huda, Mahmud
Religi: Jurnal Studi Islam Vol 5, No 1 (2014): April
Publisher : Universitas Pesantren Tinggi Darul 'Ulum (UNIPDU) Jombang Jawa Timur Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (420.876 KB)

Abstract

Pasal 7 KHI tidak memberikan definisi isbat nikah secara implisit melainkan hanya berupa ketentuan-ketentuan yang masih bersifat umum. Dengan adanya pasal ini akan memberikan peluang bagi pelaku nikah di bawah tangan atau nikah sirri> serta poligami liar untuk mendapatkan penetapan atas pernikahan yang telah dilakukan dari Pengadilan Agama. Sehingga pasal KHI ini perlu adanya pembatasan dalam penerapannya. Isbat nikah merupakan penetapan atas pernikahan yang dilakukan oleh suami-isteri. Dimana pernikahan yang dilakukan oleh para pihak telah memenuhi syarat dan rukun nikah. Hal ini dilakukan karena berkaitan dengan unsur keperdataan yang merupakan wewenang dari Pengadilan Agama. Dalam ketentuan pasal 7 KHI tentang isbat nikah terdapat kerancun dan ketidaktepatan. Sehingga pasal ini perlu adanya pembatasan dalam penerapannya agar tidak menimbulkan problem baru dalam masyarakat. Permohonan isbat nikah adalah perkawinan yang terjadi sebelum berlakunya UU No. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan, karena perkawinan yang terjadi setelah adanya Undang-undang perkawinan mengandung prinsip pencatatan perkawinan demi menjaga kemaslahatan keluarga.Article 7 KHI does not provide a definition marriage establishment  but only the common rules.  The presence of the chapter will provide opportunities for offenders to do unregistered marriage or sirri and wild polygamy to get the marriage establishment made by Religious Courts. Hence, this KHI chapter need to limit in the usage.   marriage establishment is a determination of the marriage performed by a husband and wife. It is performed by the couple husband and wife whose fulfilled the rule and requirement.  This must be done related to  the civil law which is the authority of the Islamic Court. It is important to understand that in the chapter 7 of KHI, there are ambiguity and inaccuracy. Therefore it is necessary to limit the usage to prevent the negative  implication in the society. Request of marriage establishment  occurred prior to the enactment of marriage Law number 1 1974. It is basically register the  marriage to maintain the welfare of the  family.