cover
Contact Name
Amirullah
Contact Email
amirullah8505@unm.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
jurnal.pattingalloang@unm.ac.id
Editorial Address
-
Location
Kota makassar,
Sulawesi selatan
INDONESIA
Pattingalloang : Jurnal Pemikiran Pendidikan dan Penelitian Kesejarahan
Jurnal Pattigalloang adalah Publikasi Karya Tulis Ilmiah dan Pemikiran Kesejarahan dan ilmu-ilmu sosial.
Articles 332 Documents
Sejarah Jalur Kereta Api Batavia – Bandung Via Karawang Tahun 1884-1942 Annisya Putri Utami; Abrar Abrar; Sri Martini
PATTINGALLOANG Vol. 9, No 2, Agustus 2022
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26858/jp.v9i2.35954

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perkembangan pembangunan jalur kereta api di jalur Batavia – Bandung lintas Karawang, Purwakarta, dan Padalarang dari awal dioperasikan pada tahun 1884 sampai zaman awal kedatangan Jepang di Indonesia pada tahun 1942. Metode yang digunakan adalah metode sejarah atau historis yang disajikan dalam bentuk deskriptif naratif. Adapun pengumpulan data dalam penelitian ini didapat dari arsip, buku, jurnal, dan skripsi yang berkaitan dengan topik penelitian. Hasil dari penelitian skripsi ini yaitu bahwa pembangunan jalur kereta api Batavia – Bandung dibangun oleh perusahaan kereta api milik negara Staatsspoorwegen (SS) yang diresmikan pada tahun 1884. Pembangunan jalur kereta api Batavia – Bandung ini dilatarbelakangi dengan dua alasan kepentingan utama yaitu ekonomi dan pertahanan. Awal pembangunan jalur kereta api ini dilakukan secara bertahap mulai dari pengambilan alih jalur Batavia–Karawang oleh Staatsspoorwegen dari sebuah perusahaan swasta Bataviasche Ooster Spoorweg Maatschappij (BOS), kemudian dilanjutkan dengan tahap pembangunan jalur kereta api dari Karawang hingga ke Padalarang. Dengan dioperasikannya jalur Batavia – Bandung lintas Karawang – Padalarang membuat waktu tempuh pun menjadi lebih singkat dan meningkatkan potensi ekonomi masyarakat di sekitar jalur tersebut. Hal ini sejalan dengan tujuan pembangunan kereta api oleh perusahaan negara Staatsspoorwegen yaitu untuk mensejahterakan penduduk. Namun kedatangan Jepang ke Indonesia pada tahun 1942 membuat banyak hal-hal dibidang perkeretaapian diubah. Dengan demikian berakhirlah kekuasaan kolonial Belanda di Indonesia.  The History of the Batavia – Bandung Railway Via Karawang in 1884-1942                                            AbstractThis research aims to determine the construction progress of the railway line on the Batavia – Bandung route across Karawang, Purwakarta, and Padalarang from its initial operation in 1906 until the arrival of Japan in Indonesia in 1942. The study method used by the author in this study is a historical which is presented in a descriptive-narrative form. The data collection in this research was obtained from archives, books, journals, and theses related to the research topic. The result of this research is the construction of the Batavia - Bandung railway line which was built by the state-owned railway company Staatsspoorwegen (SS) and was inaugurated in 1906. The construction of the Batavia - Bandung railway line was motivated by two main reasons, namely economic and defense. The initial construction of this railway line was carried out in stages starting from the taking over of the Batavia - Karawang line by Staatsspoorwegen from a private company Bataviasche Ooster Spoorweg Maatschappij (BOS), then continued with the construction of the railway line from Karawang to Padalarang. The operation of the Batavia - Bandung route across Karawang - Padalarang, was an effort to shorten the travel time and increases the economic growth of the people around the route. This is in line with the goal of railway construction by the state company Staatsspoorwegen, which is to improve the welfare of the population. However, the arrival of Japan in Indonesia in 1942 made many things in the railway sector change. Thus, the Dutch colonial rule in Indonesia came to an end.Keywords : Railway; Batavia, Bandung, Staatsspoorwegen
Kora-Kora Banda Naira : Dari Kapal Perang Menjadi Perahu Belang Najirah Amsi
Jurnal Pattingalloang Vol. 9 No. 3, Desember 2022
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26858/jp.v9i3.25171

Abstract

Penelitian ini Merekonstruksi kembali sejarah Kora-kora dalam pelayaran laut di Kepualaun Banda, Menjelaskan bentuk konstruksi Kora-kora menjadi kapal perang dan Mendeskripsikan perubahan Kora-kora menjadi Belang. Menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif. Metode penelitian terdiri dari empat tahap antara lain heuristk (pengumpulan data), kritik (vefirifikasi data secara intern dan ekstern), interpretasi (penafsiran) dan historiografi (penyajian data dalam bentuk tulisan). Hasil Penelitian menunjukkan bahwa asal muasal kora- kora dalam pelayaran laut di Kepulauan Banda dalam berbagai sumber disebutkan bahwa Kora- kora berasal dari Jong, kapal miliki nusantara yang ada sejak abad I Masehi. Ciri khas Jong adalah penggunaan papan-papan yang disatukan dengan pasak dari kayu. Sumber lain menyebutkan bahwa kora-kora berasal dari kolondiophonta yaitu kapal-kapal Indonesia yang bercadik bertiang dua yang menyeberangi Teluk Bengal dan terus berlayar menuju pantai timur dan barat daya India Selatan. Kora-kora dijadikan sebagai kapal perang.  Perubahan kora-kora menjadi belang berawal dari kepentingan VOC untuk menarik simpati orang-orang pribumi dengan melakukan lomba belang antar negeri. Untuk mengingat perjuangan rakyat pribumi dalam melakukan perlawanan terhadap penjajah dengan menggunakan kora-kora maka belang muncul sebagai simbol perjuangan. Belang Banda Naira terbagi menjadi dua kelompok yaitu belang adat dan belang nasional.Keywords: kora-kora, belang, kapal, Banda NairaABSTRACTThis study reconstructs the history of the Kora-kora in sea shipping in the Banda Islands, explains the shape of Kora-kora's construction into a warship and describes the transformation of Kora-kora into Belang. Using a qualitative descriptive research type. The research method consists of four stages, including heuristics (data collection), criticism (internal and external data verification), interpretation (interpretation) and historiography (presentation of data in written form). The results of the research show that the origin of the kora-kora during sea voyages in the Banda Islands, in various sources it is stated that the Kora-kora came from the Jong, a ship belonging to the archipelago which has existed since the 1st century AD. Jong's characteristic is the use of boards that are held together with wooden pegs. Another source says that the kora-kora came from the colondiophonta, namely Indonesian ships with two-masted outriggers that crossed the Bay of Bengal and continued sailing towards the east and southwest coasts of South India. Kora-Kora was used as a warship. The change from kora-kora to striped originated from the VOC's interest to attract the sympathy of native people by conducting striped competitions between countries. To remember the struggle of the indigenous people in fighting against the invaders by using kora-kora, the belang appears as a symbol of struggle. Banda Naira stripes are divided into two groups, namely traditional stripes and national stripes.Keywords:  kora-kora, striped, ship, Banda Naira
Perkembangan Perusahaan Taksi Blue Bird sebagai Penyedia Jasa Transportasi Massal di Indonesia (1970-2015) Nadyana Dwi Qoriah Perwani; Umasih Umasih; Abrar Abrar
PATTINGALLOANG Vol. 9, No 2, Agustus 2022
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26858/jp.v9i2.36016

Abstract

This study’s purpose is to explain the development of Blue Bird taxi company as the provider of mass transportation service in Indonesia between the years of 1970-2015. The research method used in this research is the history method, which consists of heuristic, verification, interpretation, and historiography. In the heuristic phase, the researcher gathered research resources from primary sources such as a book titled Sang Burung Biru, as well as newspapers that were published during the same era. The researcher also gathered writing resources from secondary sources, such as libraries’ annual reports, as well as books that are related to either transportations or companies. The result of this research shows that the Blue Bird taxi company illegally existed within the 1960s. Then, in 1972, the Blue Bird taxi officially operated in the roads of Jakarta until today.
Pemerintahan Petta To Mabburu Limanna di Kerajaan Agang Nionjo Kabupaten Barru (1597-1603) Fatma Fatma; Jumadi Jumadi; Bustan Bustan
PATTINGALLOANG Vol. 9, No 2, Agustus 2022
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26858/jp.v9i2.25477

Abstract

Pemerintahan Petta To Mabburu Limanna di Kerajaan Agang Nionjo Kabupaten Barru (1597-1603). Skripsi Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum Universitas Negeri Makassar. Dibimbing oleh Jumadi dan Bustan. Penelitian ini bertujuan untuk, memberikan gambaran mengenai sistem pemerintahan Petta To Mabburu Limanna di Kerajaan Agang Nionjo, hubungan Kerajaan Agang Nionjo dengan Kerajaan Gowa pada masa pemerintahan Petta To Mabburu Limanna, dan perkembangan Kerajaan Agang Nionjo setelah berganti nama menjadi Kerajaan Tanete. Penelitian ini bersifat deskriptif historis, dengan menggunakan empat tahapan kerja sejarah, yakni heuristik atau pengumpulan data yang diperoleh melalui studi kepustakaan, studi kearsipan, wawancara dan observasi. Selanjutnya dilakukan kritik sumber yang bertujuan untuk menentukan atau menilai sumber, kemudian diinterpretasi atau diberikan penafsiran terhadap sumber tersebut, dan yang terakhir historiografi yang merupakan pengungkapan kisah sejarah secara tertulis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Petta To Mabburu Limanna merupakan raja ke VIII di kerajaan Agang Nionjo. Dalam menjalankan sistem pemerintahannya ia dibantu oleh beberapa pejabat-pejabat kerajaan, Ia juga mampu membina dan mempertahankan hubungan baik dengan Kerajaan Gowa. Selama masa pemerintahannya pula menunjukkan kemajuan yang sangat pesat, yaitu kerajaan Agang Nionjo berganti nama menjadi Kerajaan Tanete. Perubahan nama itulah yang kemudian menyebabkan terjadinya pengembangan kerajaan secara administrasi wilayah kerajaan, selain itu datang berbagai bangsa di Tanete, diantaranya Portugis dan Malayu, dia juga yang memerintah di kerajaan Tanete yang mengangkat Palili (kerajaan bawahan) Tanete. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa selama masa pemerintahan Petta To Mabburu Limanna ia mampu menunjukkan kemajuan yang sangat pesat, yaitu kerajaan berganti nama dari Agang Nionjo menjadi Tanete, kemudian datang berbagai bangsa ke Tanete serta raja pertama yang mengangkat Palili (kerajaan bawahan) Tanete.Kata Kunci: Pemerintahan, Petta To Mabburu Limanna, Agang Nionjo AbstractGovernment of Petta To Mabburu Limanna in the Kingdom of Agang Nionjo, Barru Regency (1597-1603). Thesis of the Faculty of Social Sciences and Law, Makassar State University. Supervised by Jumadi and Bustan. This study aims to provide an overview of the government system of Petta To Mabburu Limanna in the Agang Nionjo Kingdom, the relationship between the Agang Nionjo Kingdom and the Gowa Kingdom during the reign of Petta To Mabburu Limanna, and the development of the Agang Nionjo Kingdom after changing its name to the Tanete Kingdom. This research is historical descriptive, using four stages of historical work, namely heuristics or data collection obtained through library research, archival studies, interviews and observations. Furthermore, source criticism is carried out which aims to determine or assess the source, then interpreted or given an interpretation of the source, and finally historiography which is the disclosure of historical stories in writing. The results showed that Petta To Mabburu Limanna was the VIII king of the Agang Nionjo kingdom. In carrying out his system of government he was assisted by several royal officials, he was also able to foster and maintain good relations with the Kingdom of Gowa. During his reign also showed very rapid progress, namely the kingdom of Agang Nionjo changed its name to the Kingdom of Tanete. The name change then led to the development of the kingdom in terms of the administration of the kingdom, besides that there were various nations in Tanete, including the Portuguese and Malays, he also ruled in the Tanete kingdom who raised the Palili (subordinate kingdom) of Tanete. Based on the results of the study, it can be concluded that during the reign of Petta To Mabburu Limanna he was able to show very rapid progress, namely the kingdom changed its name from Agang Nionjo to Tanete, then various nations came to Tanete and the first king to appoint Palili (subordinate kingdom) Tanete.Keywords: Government, Petta To Mabburu Limanna, Agang Nionjo 
Peran Harun Tohir dalam Operasi Klandestin Pada Konfrontasi Indonesia-Malaysia di Singapura (1965-1968) Muhammad Danang Prabowo; Agus Setiawan
Jurnal Pattingalloang Vol. 9 No. 3, Desember 2022
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26858/jp.v9i3.39265

Abstract

 Konfrontasi Indonesia-Malaysia merupakan peristiwa sejarah yang disebabkan karena pemerintahan Republik Indonesia di bawah Presiden Soekarno menolak pembentukan negara federasi Malaysia pada 31 Agustus 1963. Bagi Soekarno hal tersebut merupakan penghinaan terhadap cita cita revolusi Indonesia sebagaimana Federasi Malaysia merupakan bentukan Inggris dan produk dari paham Neo-Kolonialisme Imperialisme yang Bung Karno sangat tentang. Oleh karenanya, Soekarno menyerukan “Ganyang Malaysia” dan mengerahkan kekuatan militer Indonesia untuk menggempur Malaysia dengan cara membuka pendaftaran calon sukarelawan. Salah satu di antara orang yang mendaftarkan diri adalah Harun Tohir. Kelak, beliau akan melaksanakan operasi bersifat klandestin yang akan membawa dampak besar terhadap Singapura. Tujuan penelitian ini adalah untuk memahami peran Harun dalam operasi klandestin pada konfrontasi Indonesia-Malaysia dan dampak dari operasi Harun Tohir di Singapura pada masa konfrontasi. Selain itu, penelitian ini akan menggunakan pendekatan sejarah dan akan memakai metode sejarah yang terdiri dari empat tahapan, yakni heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi. Untuk tahap heuristik, sumber yang diperoleh merupakan sumber primer yang berupa dokumen dari Pusat Penerangan Marinir, sedangkan sumber sekunder diperoleh dari buku dan jurnal dengan topik serupa serta wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Harun Tohir melakukan operasi klandestin dengan cara menyusup ke wilayah Singapura dan melakukan peledakkan terhadap gedung Macdonald House. Hal tersebut dilakukan dalam rangka membuat Malaysia dan sekutunya menjadi geger. Akibat aksinya, beliau tertangkap dan dihukum oleh Pemerintah Singapura berupa hukuman mati. Hal inilah yang membuat pemerintah Indonesia sampai bernegosiasi dengan pemerintah Singapura dalam rangka membebaskan Harun Tohir bersama rekannya Usman Janatin dari jeratan hukuman mati.Kata Kunci : Harun Tohir; konfrontasi Indonesia-Malaysia; operasi Klandestin; Abtract Indonesia-Malaysia confrontation was a historical event that caused by Republic of Indonesia’s government under President Soekarno reject the formation of Federal State of Malaysia on 31st August 1963. For Soekarno, such thing was an insult towards the dream of Indonesian revolution as Malaysian Federation was formed by the British and a product of Neo-colonialism and imperialism that Soekarno against. Therefore, Soekarno exclaims “Destroy Malaysia” and deploy Indonesian military power in order to defeat Malaysia by opening a recruitment for volunteer’s candidate. One of the people that registered himself was Harun Tohir. Later, he would conduct a clandestine operation that brought big effect towards Singapore. The purpose of this research is to understand Harun's role in clandestine operation during the Indonesia-Malaysia confrontation and the impact of Harun Tohir's operation in Singapore during the confrontation. In addition, this study will use a historical approach and will use historical method that consist of four steps which are heuristics, criticism, interpretation, and historiography. For the heuristic step, the sources obtained are primary sources in the form of documents from the Marine Corps Information Center, while secondary sources are obtained from books and journals with similar topics and interviews. The research results showed that Harun Tohir carried out a clandestine operation by infiltrating to Singapore territory and exploding the Macdonald House building. This was done in order to make Malaysia and its allies become agitated. As a result of his actions, he was arrested and sentenced by the Government of Singapore in form of death penalty. This is what prompted the Indonesian government to negotiate with the Singaporean government in order to save Harun Tohir and his colleague Usman Janatin from the death penalty.Keywords: Harun Tohir; Indonesia-Malaysia confrontation; Clandestine operation
Jejak Sejarah Lapangan Udara Kemayoran 1940-1985 Muhammad Taufiq Nurwansyah
PATTINGALLOANG Vol. 9, No 2, Agustus 2022
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26858/jp.v9i2.35967

Abstract

AbstractThis research aims to explain the situation of Kemayoran airfield when it was used as a military airfield from when it was first inaugurated in 1940 until its operational discontinuation in 1985. The research method used in this study is the historical method which consists of heuristics, verification, interpretation and historiography. Researchers at the heuristic stage collect both primary sources in the form of newspapers that have been published from 1935 to 1940 such as Bataviaasch Nieuwsblad and secondary sources such as books related to Kemayoran. The results of the research show that after the construction of the Kemayoran airfield which was carried out since 1934 and was completed in 1940, Kemayoran became an international aviation hub for KLM and KNILM, but since 1941 Kemayoran began to be used by VVC to train fighter pilots to prepare in case of war. When the second world war in the Pacific erupted, Kemayoran, which received several attacks from Japan, was used by the Allies as a base for fighter aircraft and also as an evacuation site. After the second world war, Kemayoran was reused by the Allies as one of the airfields that facilitated the rescue of APWI. Kemayoran was then integrated into the air defense system of the Indonesian Air Force's Kohanud, namely the Air Defense Wing 300. The history of the Kemayoran airfield began to end when the government through the Jakarta International Airport project moved flight operations to Cengkareng international airport.Key Words : Airfield, Airplane, Indonesian Air Force, Kemayoran
Eksistensi Musik Death Metal Di Jakarta (1989-2000) Muhammad Safani; Nur'aeni Marta; Djunaidi Djunaidi
PATTINGALLOANG Vol. 9, No 2, Agustus 2022
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26858/jp.v9i2.35480

Abstract

Penelitian dengan judul Eksistensi Musik Death Metal Di Jakarta 1989-2000 bertujuan untuk mengetahui mengenai perkembangan aliran musik death metal di Jakarta. Dalam penelitian ini digunakan metode historis dengan tahapan heuristik, kritik sumber, interpretasi, dan historiografi. Hasil penelitian ini menginformasikan bahwa eksistensi musik death metal di Jakarta dimulai sejak berdirinya band Grausig pada tahun 1989. Kemudian dari tahun 1991-1998 terbentuk sebanyak 23 band beraliran death metal. Pada awal berdirinya band-band tersebut masih memainkan lagu-lagu milik band death metal mancanegara. Pada tahun 1993 berdiri tempat bersejarah bernama Poster Café yang menjadi venue rutin diselenggarakannya penampilan band-band death metal di Jakarta. Selama periode tersebut juga banyak sekali event-event perguruan tinggi dan sekolah yang menghadirkan band-band beraliran death metal. Kelahiran fanzine di Jakarta ditandai oleh beredarnya fanzine bernama Brainwashed Zine sejak  September 1996. Pada tahun 1999 terjadi perubahan arah penulisan lirik lagu-lagu death metal, yang sebelumnya membahas “setan”, menjadi lagu-lagu bertemakan kritik sosial-politik. Perubahan tersebut terjadi akibat pemerintah otoriter Orde Baru. Pada tahun 2000 terbentuk label rekaman Rottrevore Records. Label tersebut melahirkan standard baru bagi eksistensi musik death metal di Jakarta. Standard baru tersebut adalah label rekaman harus menjadi wadah yang profesional bagi band-band death metal yang dinaunginya.  Dapat disimpulkan bahwa lirik-lirik lagu death metal di Jakarta tidak hanya bertemakan “setan”, tetapi ada juga lirik-lirik lagu yang bertemakan kritik sosial-politik.Kata kunci : Eksistensi, Musik, Death Metal di Jakarta Abtract The research entitled The Existence of Death Metal Music in Jakarta 1989-2000 aims to find out about the development of death metal music in Jakarta. In this research, the historical method is used with heuristic stages, source criticism, interpretation, and historiography. The results of this study inform that the existence of death metal music in Jakarta began with the founding of the band Grausig in 1989. Then from 1991-1998 formed as many as 23 death metal bands. At the beginning of their establishment, these bands still played songs belonging to foreign death metal bands. In 1993, a historic place called Poster Café was established, which is a regular venue for performances by death metal bands in Jakarta. During this period, there were also many college and school events that featured death metal bands. The birth of a fanzine in Jakarta was marked by the circulation of a fanzine called Brainwashed Zine since September 1996. In 1999 there was a change in the direction of writing lyrics for death metal songs, which previously discussed “devil”, into songs with the theme of socio-political criticism. These changes occurred as a result of the authoritarian New Order government. In 2000 the record label Rottrevore Records was formed. The label gave birth to a new standard for the existence of death metal music in Jakarta. The new standard is that record labels must become a professional forum for death metal bands under their umbrella.  It can be concluded that the lyrics of death metal songs in Jakarta are not only themed "devil", but there are also song lyrics with the theme of socio-political criticism.Keywords : death metal, poster café, rottrevore records 
Pengembangan Media Pembelajaran Replika Berbahan Makanan Pada Materi Artefak Di Indonesia Untuk Siswa Kelas X Jurusan Tata Boga SMK Muhammadiyah 3 Singosari Fahmi fahmi; Slamet Sujud Purnawan Jati; Ronal Ridho'i
Jurnal Pattingalloang Vol. 9 No. 3 Desember 2022
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26858/jp.v9i3.36738

Abstract

Permasalahan-permasalahan yang dialami oleh siswa SMK Jurusan Tata Boga di SMK Muhammadiyah 3 Singosari antara lain siswa merasa bosan dan mengantuk pada saat matapelajaran berlangsung. Selain itu perhatian terhadap guru minim sehingga mengakibatkan siswa memiliki aktivitas sendiri seperti bermain handphone saat kegiatan pembelajaran berlangsung. Demi mengatasi permasalahan-permasalahan di atas, peneliti kemudian membuat Pengembangan Media Pembelajaran Replika Berbahan Makanan pada Materi Artefak prasejarah di Indonesia untuk Siswa Kelas X Jurusan Tata Boga SMK Muhammdiyah 3 Singosari. Pada penelitian dan pengembangan ini peneliti memakai model dari Sugiyono dengan 10 langkah-langkahnya. Replika berbahan makanan ini akan diuji kevalidan dan kelayakannya untuk digunakan dalam matapelajaran sejarah di sekolah. Media ini memperoleh persentase kevalidan materi sebesar 98% dan kevalidan media sebesar 100%. Kelayakan media pada uji kelompok kecil sebesar 91% dan kelayakan pada kelompok besar 91%. Dengan demikian media pembelajaran replika berbahan makanan dapat digolongkan sebagai media pembelajaran yang valid dan layak. Kata Kunci: Media Pembelajaran, Replika Berbahan Makanan, Sejarah.Development of Learning Media Made from Food Replicas on Artifact Materials in Indonesia for Class X Students in the Department of Culinary at SMK Muhammadiyah 3 SingosariAbtract The problems experienced by students of the Culinary Department at SMK Muhammadiyah 3 Singosari include students feeling bored and sleepy during the lessons. In addition, attention to the teacher is minimal, resulting in students having their own activities such as playing cellphones during learning activities. In order to overcome the problems above, The Researchers then Developed the Development of Food Replica Learning Media on Artifact prasejarah in Indonesia for Class X Students of the Culinary Department at SMK Muhammdiyah 3 Singosari. In this research and development, the researcher uses the model from Sugiyono with 10 steps. This culinary made replica will be tested for validity and suitability for use in history lessons at school. This media obtained a percentage of material validity of 98% and media validity of 100%. The feasibility of the media in the small group test was 91% and the feasibility in the large group was 91%. Thus the replica learning media made from culinary can be classified as a valid and appropriate learning media. Keywords : Learning Media, Food Replicas, History. 
KRL Rheostatik : Angkutan Kereta Listrik di Jabodetabek (1977 – 1988) Ahmad Mulhaim Raichan; Humaidi Humaidi; Nur Aeni Marta
PATTINGALLOANG Vol. 9, No 2, Agustus 2022
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26858/jp.v9i2.31949

Abstract

Tulisan ini mengkaji sejarah pembangunan infrastruktur kereta api di Jabotabek pada masa Orde Baru yang dimana dari masa sebelum dan sesudahnya mengalami pasang – surut setiap perkembangannya. Kajian dalam artikel ini berisikan tentang dinamika peristiwa yang membawa perkembangan kereta api di Jabotabek dari zaman akhir Orde Lama hingga Orde Baru. Dimulai dari kondisi perkembangan perkeretaapian di Jabotabek pada era Orde Lama dan segala keterpurukannya hingga memasuki pergantian rezim pemerintahan menjadi Orde Baru yang menjadi tonggak sejarah perkembangan perkeretaapian dan dinamika sosial kawasan Jakarta dan sekitarnya. Pada masa Orde Baru dimulai dari pengembangan kawasan urban di Jabotabek, peremajaan sarana kereta api komuter Jabotabek, pembangunan infrastruktur untuk meningkatkan kapasitas penumpang urban di Jabotabek dari pembangunan jalur ganda, pembangunan jalur layang, perluasan jaringan kereta api, pembangunan sarana pendukung, dan lain – lain. Selain itu dalam penulis juga akan menjelaskan perkembangan perkeretaapian yang dikembangkan dalam negeri seperti pembuatan kereta api listrik (KRL) dalam negeri yang dikembangkan oleh Industri Nasional Kereta Api (INKA) yang turut menjadi bagian dalam modernisasi sarana perkeretaapian di Jabotabek.
Pengaruh Model Flipped Classroom Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Pada Pembelajaran Sejarah Siswa SMAI Almaarif Singosari Malang Nahdia Riza Sania; Joko Sayono; Moch. Nurfahrul Lukmanul Khakim
PATTINGALLOANG Vol. 9, No 2, Agustus 2022
Publisher : Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Fakultas Ilmu Sosial

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26858/jp.v9i2.35703

Abstract

Tujuan ditulisnya artikel ini adalah untuk memaparkan pengaruh model flipped classroom terhadap kemampuan berpikir kritis pada pembelajaran sejarah siswa kelas X SMAI Almaarif Singosari Malang. Alasan penelitian ini dilaksanakan adalah bersumber pada permasalahan yang didapatkan ketika pengamatan awal, yaitu aspek berpikir siswa pada pembelajaran sejarah masih berada pada tingkat pengetahuan dan menghafal belum pada aspek berpikir kritis. Selama proses pembelajaran sejarah sebenarnya mengarahkan siswa untuk memaknai serta memahami peristiwa sejarah. Melalui hal tersebut, upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa adalah dengan diterapkannya model flipped classroom pada pembelajaran sejarah. Metode penelitian yang dipilih adalah metode kuantitatif jenis kuasi ekperimen dengan desain kelompok kontrol tidak setara. Teknik pengumpulan data memakai instrumen tes dengan bentuk soal pilihan ganda beralasan. Teknis analisis data dilakukan dengan uji normalitas, uji homogenitas, dan uji t. Hasil penelitan menunjukkan bahwa peningkatan data nilai kelas eksperimen pada nilai pre-test ke nilai post-test yaitu meningkat sebesar 53,29 % dengan nilai gain 22,68. Berbeda dengan data nilai kelas eksperimen, data nilai kelas kontrol mengalami peningkatan sebesar 32,27 % pada nilai pre-test ke nilai post-test-nya dengan nilai gain 13,07. Berdasarkan analisis data, didapatkan hasil thitung 4,135 > ttabel 2,012 dengan sig. 0,000 < sig α 0,05. Melalui hal tersebut kesimpulan yang didapatkan adalah model flipped classroom berpengaruh terhadap kemampuan berpikir kritis siswa kelas eksperimen.