cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota bogor,
Jawa barat
INDONESIA
Articles 427 Documents
PENYAKIT BERCAK DAUN PADA TANAMAN EKALIPTUS Ngatiman Ngatiman; Illa Anggraeni
Jurnal Penelitian Hutan Tanaman Vol 3, No 3 (2006): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1554.392 KB) | DOI: 10.20886/jpht.2006.3.3.183-191

Abstract

Di areal hutan tanaman PT. Surya Hutani Jaya Sebulu, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, tanaman Eucalyptus urophylla Blake, umur 3 tahun dan 5 tahun terserang penyakit bercak daun. Akibat penyakit tesebut  daun-daun rontok dan tanaman kering meranggas.Tujuan penelitian adalah  untuk mengetahui jenis pathogen dan gejala yang ditimbulkannya serta persentase kejadian penyakit pada E. urophylla. Penelitian dilakukan di lapangan (untuk mengamati gejala, persentase kejadian penyakit), kemudian dilanjutkan di laboratorium Kelti Perlindungan dan Pengaman Hutan, Puslitbang Hutan Tanaman Bogor untuk identifikasi patogen bercak daun. Kegiatan identifikasi merupakan suatu proses mencocokkan secara umum dan membandingkan ciri-ciri yang didapat secara makroskopis maupun mikroskopis dengan ciri-ciri yang ada dalam referensi.  Hasil identifikasi temyata penyakit bercak daun pada E. urophylla umur 3 dan 5 tahun disebabkan oleh fungi Macrophoma  sp. Persentase kejadian penyakit pada E. urophylla umur 3 tahun sebesar 57 ,46% dengan intensitas serangan 7,08%, sedangkan persentase kejadian penyakit pada umur 5 tahun sebesar 40,15% dengan intensitas serangan 4,61 %. 
AKURASI METODE UJI CEPAT DALAM MENDUGA MUTU FISIOLOGIS BENIH DAMAR Muhammad Zanzíbar; Nanang Herdiana
Jurnal Penelitian Hutan Tanaman Vol 7, No 4 (2010): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (282.761 KB) | DOI: 10.20886/jpht.2010.7.4.181-189

Abstract

Metoda standar pengujian mutu fisiologis benih adalah uji perkecambahan (uji langsung), namun waktunya relatif lama. Metode pengujian tidak langsung (uji cepat) dapat menjadi pilihan untuk mendapatkan informasi yang cepat, akurat dan efisien, yaitu dianalisis berdasarkan proses metabolisme serta kondisi fisik. Penelitian ini bertujuan untuk menduga mutu fisiologis kelompok benih damar secara cepat menggunakan uji tetrazolium, hidrogen peroksida, eksisi embrio dan belah. Hasil uji t dan analisis korelasi daya berkecambah diperoleh bahwa masing-masing metoda uji cepat dapat digunakan sebagai pengganti uji perkecambahan langsung. Persamaan dugaan daya berkecambah, adalah : uji tetrazolium : Y = 1,0319x + 4,3975 (r2 : 90%), uji hidrogen peroksida : Y = 0,9072x + 9,1285 (r 2 : 92,7%), uji eksisi embrio : Y = 0,9474x + 10,749 (r2 : 92,8%) dan uji belah :Y = 0,8957x + 6,7977 (r2 : 91,6%).
EFEKTIVITAS PEMUPUKAN TERHADAP PERTUMBUHAN TERUBUSAN KILEMO (Litsea cubeba L. Persoon) YANG DIPANGKAS Enny Widyati
Jurnal Penelitian Hutan Tanaman Vol 12, No 1 (2015): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (392.697 KB) | DOI: 10.20886/jpht.2015.12.1.11-22

Abstract

Kilemo merupakan salah satu tanaman penghasil minyak atsiri. Bagian tanaman yang dapat diekstrak minyaknya adalah daun dan kulit kayunya. Kebutuhan pasar masih dipasok dari hutan alam dengan menebang pohon untuk diambil kulitnya. Oleh karena itu perlu peningkatan pasokan melalui budidaya. Peningkatan produksi daun dapat dilakukan melalui pemangkasan dan pemupukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas pemupukan terhadap pertumbuhan terubusan tanaman kilemo yang dipangkas. Pupuk organik tergranulasi buatan pabrik, pupuk daun  mengandung  unsur-unsur  mikro,  NPK  (15:15:15)  dan  kontrol  diberikan  pada  tanaman  setelah  satu  bulan pemangkasan. Perlakuan diberikan dalam rancangan acak lengkap dengan jumlah unit perlakuan masing-masing 15 pohon  diulang  3  kali.  Untuk  mengetahui  respon  pemupukan  dilakukan  penghitungan  jumlah,  panjang  dan pendugaan total berat (produksi) terubusan terubusan pada hari ke-15, 30, 60, 90 dan 120 hari setelah pemangkasan.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa pupuk organik merupakan perlakuan yang paling efektif dalam meningkatkan jumlah, panjang dan total berat (produksi) terubusan. Pupuk organik 500 g/batang dapat meningkatkan jumlah terubusan 116%, panjang terubusan 99% serta total berat (produksi) terubusan 475% dibanding kontrol.  Perlakuan ini  dapat  meningkatkan  ketersediaan  N,  P,  K  dan  P  total  dalam  tanah.  Ketersediaan  unsur-unsur  hara  tersebut berkaitan sangat erat dalam meningkatkan jumlah, panjang dan total berat (produksi) terubusan sampai tiga bulan setelah pemupukan.
KARAKTERISTIK MORFO-FISIOLOGI DAUN DAN BENIH TEMBESU DARI 5 POPULASI DI JAWA BARAT DAN SUMATERA SELATAN Yulianti Bramasto; Dede Jajat Sudrajat
Jurnal Penelitian Hutan Tanaman Vol 15, No 1 (2018): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (597.496 KB) | DOI: 10.20886/jpht.2018.15.1.1-15

Abstract

ABSTRACTTembesu (Fagraea fragrans Roxb.) is a multipurpose indigenous species in Indonesia that can grow well on various types of site, such as in the dry land, temporary waterlogged or permanent waterlogged land. The purpose of this study was to examine the morpho-physiological characteristics of leaves, fruits, and seeds of tembesu from five populations in South Sumatra and Western Java. Analysis of variance with completely randomized design was used to discern the characters among the five populations (Kemampo, Sungai Pinang, Kota Raya, Dago, and Carita). The results showed that all of the morpho-physiological characteristics of leaves, fruits, and seeds were significantly different among populations. Severalvariables of agro-climate significantly correlated with leaves, fruits, and seeds characteristics indicating the environment’s influence. Most of the charaters had higher environment coefficient of variances than genotypic coefficient of variances which revealed a high environment contributions. Based on the characteristics of leaves, fruits, and seeds, the populations can be grouped in two, i.e. the first group consisted of the population from South Sumatra (Kemampo, Sungai Pinang, Kota Raya) and the second group from the population of Western Java (Dago and Carita). The investigation has important practical implications for genetic resources management and future breedingprograms of tembesu.Key words: Fragraea fragrans, morphology, site grow, viabilityABSTRAKTembesu (Fagraea fragrans Roxb.) merupakan salah satu jenis multiguna asli Indonesia yang mampu  tumbuh pada berbagai tipe lahan, seperti lahan kering, lahan tergenang sementara dan selalu tergenang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui keragaman karakteristik morfo fisiologi daun, buah, dan benih tembesu dari lima populasi di Sumatera Selatan dan Jawa Bagian Barat. Analisis ragam dengan menggunakan rancangan acak lengkap digunakan untuk mengidentifikasi perbedaan karakteristik daun, buah, dan benih tembesu dari lima populasi (Kemampo, Sungai Pinang, Kota Raya, Dago, dan Carita). Hasil penelitian menunjukkan seluruh karakter morfo-fisiologis daun, buah, dan benih tembesu berbeda nyata antar populasi. Beberapa variabel agro-iklim berkorelasi dengan karakteristik daun, buah, dan benih yang memberi indikasi adanya pengaruh lingkungan selain genetik. Sebagian besar karakteristik daun, buah, dan benih memiliki nilai koefisien keragaman lingkungan yang lebih besar dibandingkan koefisien keragaman genetik yang menunjukkan besarnya kontribusi lingkungan. Berdasarkan karakteristik daun, buah, dan benih, dari lima populasi yang diuji terdapat dua kelompok, yaitu kelompok pertama, populasi Sumatera Selatan  (Kemampo, Sungai Pinang, Kota Raya) dan kelompok kedua populasi Jawa Bagian Barat (Dago dan Carita). Penelitian mempunyai implikasi praktis yang penting untuk pengelolaan sumber daya genetik dan program pemuliaan tembesu ke depan.Kata kunci : Fagraea fragrans, morfologi, tempat tumbuh, viabilitas   
TEKNIK PENYIMPANAN SEMAI KAYU BAWANG ( Dysoxylum moliscimum ) MELALUI PEMBERIAN ZAT PENGHAMBAT TUMBUH DAN PENGATURAN NAUNGAN Dida Syamsuwida; Aam Aminah
Jurnal Penelitian Hutan Tanaman Vol 8, No 3 (2011): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jpht.2011.8.3.147-153

Abstract

Kayu bawang (Dysoxylum moliscimum) adalah salah satu jenis pohon hutan yang dikenal memiliki benih dengan viabilitas yang cepat menurun dalam beberapa hari, sehingga penyimpanan benih untuk jenis ini masih menjadi kendala. Dengan demikian, perlu dilakukan penelitian penyimpanan semai dengan Dysoxylum moliscimum) menggunakan metode 'pertumbuhan lambat' (slow growth). Tujuan penelitian adalah mengetahui pengaruh beberapa bahan pengatur tumbuh, kondisi simpan dan umur semai pada saat penyemprotan terhadap pertumbuhan semai jenis kayu bawang selama penyimpanan. Bahan pengatur tumbuh yang digunakan adalah paklobutrazol, NaCl dan akuades sebagai kontrol. Kondisi tempat simpan terdiri dari naungan berat, naungan sedang dan naungan ringan. Sedangkan umur semai pada saat penyemprotan adalah 1, 2 dan 3 bulan  Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap pola faktorial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor yang menghambat pertumbuhan semai secara efektif sehubungan dengan upaya penyimpanan selama 6 bulan adalah penyemprotan semai umur 3 bulan dibawah kondisi naungan berat (T 25 0C, RH96 %, intensitas cahaya 650 lux) dan penerapan larutan NaCl 0,5%. Kondisi ini dapat menekan pertumbuhan tinggi dan diameter rata-rata sebesar 59,13 % serta memberikan persen hidup sebesar 95%.
KANDUNGAN LOGAM BERAT PADATUMBUHAN, TANAH, AIR, IKAN DAN UDANG DI HUTAN MANGROVE N. M. Heriyanto
Jurnal Penelitian Hutan Tanaman Vol 8, No 4 (2011): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jpht.2011.8.4.197-205

Abstract

Analisis kandungan logam berat pada mangrove, tanah, air, ikan dan udang dilakukan pada bulan Oktober sampai dengan November 2010. Tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui jenis mangrove yang paling baik dalam menyerap polutan logam berat (Mg, Zn, Cd dan As) dan kandungan polutan dalam tanah, air, ikan dan udang yang hidup di perairan mangrove tersebut. Lokasi penelitian di hutan mangrove Cilacap, Jawa Tengah dan Taman Nasiona lAlas Purwo Banyuwangi, Jawa Timur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada umumnya akumulasi terbesar Mg pada bagian daun dan akar, Zn terakumulasi pada bagian akar dan daun sedangkan Cd pada bagian daun dan akar,As pada bagian daun dan batang mangrove yang dekat dengan sumber pencemar. Dalam menyerap zat pencemar jenis (Forsk.) Vierh. lebihbaikdari Blumedan C.B.Rob.,hal ini ditunjukkan oleh aku mulasi zat tersebut pada bagian pohon. Akumulasi dari keempat logam berat disubstrat terkonsentrasi pada jarak 0-500 m dari sumber pencemar yaitu Zn dan Cd 2.262,96 ppm dan 5,8 ppm di Cilacap;51,31 ppm dan 3,5 ppmdi TNAP. Kandungan Mg diperairan dermaga wisata TNAP akumulasinya sebesar 5.841,5ppm lebih tinggi dibandingkan dengan di Cilacap. Kandungan zat pencemar Mg terbesar terakumulasi pada udang yaitu sebesar 82,63 ppm, ikan blanak sebesar 60,30 ppm di lokasi sekitar kilang minyak Cilacap. Akumulasi Mg pada udang lebih besar (sepuluhkali) dibandingkan dengan udang yang terdapat di TNAP, ikan bl anak kandungan zat pencemar Mg4,5kali lebih besar di Cilacap dibandingkan dengan TNAP
AKTIVITAS INSEKTISIDA BINTARO ( Cerbera odollam Gaertn) TERHADAP HAMA Eurema spp. PADA SKALA LABORATORIUM Sri Utami
Jurnal Penelitian Hutan Tanaman Vol 7, No 4 (2010): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (269.951 KB) | DOI: 10.20886/jpht.2010.7.4.211-220

Abstract

Salah satu permasalahan yang dihadapi dalam budidaya sengon (Paraserianthes falcataria) adalah serangan hama. Eurema spp. merupakan salah satu hama utama yang menyerang tanaman sengon baik pada skala persemaian maupun lapangan. Terdapat banyak teknik pengendalian yang bisa dilakukan untuk mengendalikan hama Eurema spp. Salah satunya yaitu pengendalian dengan memanfaatkan tanaman yang berpotensi sebagai insektisida nabati. Tujuan penelitian ini adalah mengkaji pengaruh ekstrak bintaro dalam mengendalikan serangga hama Eurema spp. pada skala laboratorium. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak bintaro memberikan pengaruh signifikan terhadap mortalitas dan penghambatan perkembangan serangga hama Eurema spp. Ekstrak biji bintaro mempunyai efek insektisidal paling kuat dibandingkan dengan ekstrak daging buah dan daun bintaro. Ekstrak biji bintaro menyebabkan mortalitas larva Eurema spp. sebesar 90%, keberhasilan pembentukan pupa dan imago masing-masing sebesar 16,67% dengan waktu yang dibutuhkan 1,7 hari lebih lama dibandingkan dengan kontrol. Diduga kandungan kimia yang terdapat di dalam ekstrak bintaro mampu memberikan efek insektisidal terhadap hama Eurema spp.
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENENTU DALAM PENINGKATAN KONDISI SOSIAL EKONOMI PETANI HUTAN RAKYAT DI KABUPATEN CIAMIS Budiman Achmad; Dian Diniyati; Eva Fauziyah; Tri Sulistyati Widyaningsih
Jurnal Penelitian Hutan Tanaman Vol 12, No 1 (2015): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (611.821 KB) | DOI: 10.20886/jpht.2015.12.1.63-79

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi sosial ekonomi petani yang mempengaruhi perkembangan hutan rakyat dan untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat meningkatkan kondisi sosial ekonomi petani. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan Juli 2010 di Desa Ciomas, Kalijaya dan Kertaharja, Kabupaten Ciamis. Data dikumpulkan dengan teknik wawancara terhadap enam puluh responden yang dipilih secara sengaja, kemudian ditabulasikan dan dianalisa secara diskriptif kualitatif. Faktor yang mempengaruhi sosial ekonomi petani terdiri atas umur,  pendidikan,  ukuran  keluarga,  status  kependudukan,  penghasilan  dan  kepemilikan  lahan.  Hasil  penelitian menunjukkan bahwa umur petani didominasi oleh umur produktif menengah dan tua (40 sampai dengan 59 tahun) dengan tingkat pendidikan setara kelas 1 sampai dengan 2 SMP. Pendapatan petani di Desa Kalijaya dan Desa Kertaharja mayoritas berasal dari usaha hutan rakyat, sementara itu pendapatan petani di Desa Ciomas mayoritas berasal dari sektor jasa. Pendapatan petani di Ciomas menyebar tidak merata, sedangkan di Kalijaya dan Kertaharja terdistribusi cukup merata. Faktor-faktor yang secara nyata mempengaruhi peningkatan kondisi sosial ekonomi petani di Ciomas adalah tingkat pendidikan, sedangkan di Kertaharja dan Kalijaya adalah tingkat pendidikan dan jumlah anggota keluarga.
KAJIAN TATA NIAGA KAYU RAKYAT DI PULAU JAWA BAGIAN BARAT Rachman Effendi
Jurnal Penelitian Hutan Tanaman Vol 8, No 4 (2011): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jpht.2011.8.4.251-258

Abstract

Kebutuhan kayu di Pulau Jawa bagian barat khususnya Jawa Barat, DKI. Jakarta dan Banten, saat ini diperoleh dari hutan rakyat (HR), Hutan Tanaman Industri (HTI) dan HutanAlam (HA). Ketika pasokan kayu bulat yang berasal dari hutan alam produksi mengalami penurunan sementara pasokan kayu dari HTI belum dapat diandalkan, maka hutan rakyat diharapkan dapat berperan penting sebagai pemasok kayu baik untuk kebutuhan industri dalam negeri maupun ekspor. Peredaran kayu rakyat di pulau Jawa bagian barat, masih belum dapat diketahui sehingga dilakukan kajian mengenai tata niaga peredaran kayu. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji rantai tata niaga dan distribusi pemasaran kayu rakyat di bagian barat Pulau Jawa yaitu Jawa Barat, DKI Jakarta dan Banten. Penelitian ini dilaksanakan selama satu tahun mulai bulan Juli sampai dengan November 2009 di Jawa Barat, DKI Jakarta dan Banten. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, rantai tata niaga kayu rakyatdi Jawa Barat, DKI Jakarta dan Banten terdiri dari 6 (enam) saluran yaitu: 1) Petani-konsumen akhir; 2) Petani-pedagang perantara-konsumen akhir,3) Petani-pedagang perantara-industr ipengolahan kayu4) Petani-industri penggergajian-pedagang kayu-industri pengolahan kayu konsumen akhir, 5) Petani-pedagang perantara-pedagang kayu industri pengolahan kayu-konsumen akhir. Kayu yang diperdagangkan adalah kayu akasia, afrika, mahoni, jati, sengon, gmelina dan kayu durian, sedangkan berdasarkan hasil perhitungan marjin pemasaran, dari ke lima saluran tersebut saluran yang memiliki distribusi margin keuntungan paling besar adalah saluran satu. Kondisi tersebut terjadi karena saluran satu merupakan saluran terpendek dan petani langsung menjual kayu kekonsumen akhir tanpa melalui perantara.
PEMANFAATAN TEGAKAN Acacia auriculiformis SEBAGAI POHON PENAUNG DAN INANG TANAMAN CENDANA (Santalum Album Linn) I Komang Surata
Jurnal Penelitian Hutan Tanaman Vol 7, No 5 (2010): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (101.046 KB) | DOI: 10.20886/jpht.2010.7.5.241-251

Abstract

Tegakan acasia (Acacia auriculiformis) adalah salah satu alternatif yang dapat dimanfaatkan sebagai pohon penaung dan inang cendana. Penggunaan acasia sebagai pohon penaung atau inang yang terlalu rapat dan dalam waktu yang lama akan menurunkan pertumbuhan tanaman cendana karena persaingan akan semakin meningkat, oleh sebab itu pada kerapatan penaung dan umur tertentu perlu dilakukan pengurangan penutupan tajuk salah satunya dengan cara pemangkasan cabang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pengurangan penutupan tajuk A. auriciliformis sebagai pohon penaung dan inang dengan cara pemangkasan cabang terhadap pertumbuhan tanaman cendana. Penanaman cendana dilakukan di bawah tegakan A. auriculiformis hasil dari tanaman reboisasi yang telah berumur 5 tahun dengan kerapatan tegakan 6 x 6 m dan tajuknya mulai menutup. Penelitian disusun dalam Rancangan Acak Berblok dengan perlakuan pemangksan cabang tegakan A. auriculiformis : 0 %, 25 %, 50 %, 75 %, 100 % per pohon yang dilakukan pada umur 2 tahun setelah tanam dan selanjutnya setiap tahun dilakukan pemangkasan terubusan cabang sampai umur 8 tahun. Perlakuan terdiri dari 3 blok dan setiap blok terdiri dari 25 ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada umur 8 tahun pemangkasan cabang pohon penaung atau inang nyata meningkatkan tinggi, diameter, dan persen hidup tanaman cendana masing-masing 45 %, 48 %, dan 107 %. Persen hidup tanaman cendana paling baik dihasilkan pada perlakuan pemangkasan cabang umur 3 tahun sebanyak 76 % dan umur 8 tahun 91 %. Pemangkasan cabang dapat meningkatkan temperatur udara 14 % dan intensitas cahaya matahari 53 %. Intensitas cahaya matahari nyata meningkatkan persen hidup tanaman cendana.

Filter by Year

2004 2023


Filter By Issues
All Issue Vol 20, No 1 (2023): Jurnal Penelitian Hutan Tanaman Vol 19, No 2 (2022): Jurnal Penelitian Hutan Tanaman Vol 19, No 1 (2022): Jurnal Penelitian Hutan Tanaman Vol 18, No 2 (2021): Jurnal Penelitian Hutan Tanaman Vol 18, No 1 (2021): Jurnal Penelitian Hutan Tanaman Vol 17, No 2 (2020): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 17, No 1 (2020): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 16, No 2 (2019): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 16, No 1 (2019): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 15, No 2 (2018): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 15, No 1 (2018): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 14, No 2 (2017): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 14, No 1 (2017): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 13, No 2 (2016): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 13, No 1 (2016): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 12, No 3 (2015): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 12, No 3 (2015): Jurnal Penelitian Hutan Tanaman Vol 12, No 2 (2015): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 12, No 2 (2015): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 12, No 1 (2015): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 12, No 1 (2015): Jurnal Penelitian Hutan Tanaman Vol 11, No 3 (2014): Jurnal Penelitian Hutan Tanaman Vol 11, No 3 (2014): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 11, No 2 (2014): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 11, No 1 (2014): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 1, No 1 (2014): JPHT Vol 10, No 4 (2013): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 10, No 4 (2013): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 10, No 3 (2013): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 10, No 2 (2013): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 10, No 2 (2013): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 10, No 1 (2013): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 10, No 1 (2013): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 9, No 4 (2012): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 9, No 4 (2012): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 9, No 3 (2012): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 9, No 3 (2012): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 9, No 2 (2012): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 9, No 2 (2012): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 9, No 1 (2012): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 9, No 1 (2012): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 8, No 5 (2011): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 8, No 5 (2011): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 8, No 4 (2011): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 8, No 4 (2011): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 8, No 3 (2011): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 8, No 3 (2011): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 8, No 2 (2011): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 8, No 2 (2011): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 8, No 1 (2011): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 8, No 1 (2011): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 7, No 5 (2010): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 7, No 4 (2010): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 7, No 3 (2010): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 7, No 2 (2010): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 7, No 1 (2010): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 6, No 5 (2009): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 6, No 4 (2009): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 6, No 3 (2009): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 6, No 2 (2009): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 6, No 1 (2009): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 5, No 3 (2008): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 5, No 2 (2008): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 5, No 1 (2008): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 4, No 2 (2007): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 4, No 1 (2007): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 3, No 3 (2006): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 3, No 2 (2006): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 3, No 1 (2006): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 2, No 3 (2005): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 2, No 2 (2005): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 2, No 1 (2005): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 1, No 1 (2004): JPHT More Issue