cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota adm. jakarta selatan,
Dki jakarta
INDONESIA
Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian
Published by Kementerian Pertanian
ISSN : 02161192     EISSN : 25414054     DOI : -
Core Subject : Agriculture,
Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian (J.Pascapanen) memuat artikel primer yang bersumber dari hasil penelitian pascapanen pertanian. Jurnal ini diterbitkan secara periodik dua kali dalam setahun oleh Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.
Arjuna Subject : -
Articles 258 Documents
KOMBINASI PATI SUKUN TERMODIFIKASI OSA (OCTENYL SUCCINIC ANHYDRIDE) DAN LESITIN SEBAGAI PENSTABIL EMULSI MINYAK DALAM AIR Sri Haryani Anwar; Miranda Antasari; Dian Hasni; Novi Safriani; Syarifah Rohaya; Christina Winarti
Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 14, No 3 (2017): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian
Publisher : Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jpasca.v14n3.2017.124-133

Abstract

Produk pangan berbasis emulsi seperti susu, mayonnaise, salad dressing dan margarin sangat diminati masyarakat. Emulsi biasanya distabilkan oleh surfaktan, protein dan polisakarida. Pati termasuk biopolimer polisakarida yang berperan penting sebagai penstabil, namun harus dimodifikasi terlebih dahulu untuk memperbaiki sifat fisiko-kimianya. Penelitian bertujuan untuk menguji peranan pati sukun termodifikasi OSA (Octenyl Succinic Anhydride) sebagai penstabil emulsi minyak dalam air (m/a) bersama-sama dengan lesitin sebagai surfaktan. Desain penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap Faktorial dua faktor, yaitu penambahan pati sukun OSA (1% dan 2%) serta konsentrasi minyak (25% dan 40%) dengan tiga kali ulangan. Pati sukun terlebih dahulu dikarakterisasi dengan mengukur kadar air, abu, serat, protein, dan kadar lemak sebelum dan setelah modifikasi serta pengukuran derajat substitusi (DS). Adapun parameter kestabilan emulsi yang diuji meliputi pengukuran viskositas, penghitungan nilai creaming index (CI), dan emulsifying activity (EA) selama penyimpanan 10 hari. Analisa proksimat menunjukkan nilai yang tidak jauh berbeda antara pati sebelum dan sesudah modifikasi kecuali kadar protein yang menurun secara signifikan dari 5,25 % menjadi 3,50% setelah pati dimodifikasi. Nilai derajat substitusi pati sukun modifikasi adalah 0,0243. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kedua perlakuan berpengaruh sangat nyata terhadap viskositas dan nilai CI, dimana peningkatan konsentrasi OSA dan minyak menurunkan nilai CI namun meningkatkan viskositas emulsi yang dihasilkan. Penyimpanan emulsi selama 10 hari menunjukkan bahwa peningkatan konsentrasi pati OSA dan minyak meningkatkan nilai EA yang membuktikan bahwa pemisahan emulsi dapat diminimalkan selama penyimpanan. Emulsi yang paling stabil (nilai EA 100%) diperoleh dari perlakuan terbaik yaitu konsentrasi 2% pati OSA dan 40% minyak.
Alteration of coconut sap quality due to the addition of natural preservatives Anna Sulistyaningrum; Tri Yanto; Rifda Naufalin
Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 12, No 3 (2015): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian
Publisher : Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jpasca.v12n3.2015.137-146

Abstract

Coconut sap is easily fermented during storage, so it is necessary to add preservative. Farmers usually use a solution of lime with mangosteen rind to preserve the sap. The availability of these preservatives are limited, so many farmers used synthetic preservatives like sodium metabisulfite. Some natural preservatives that can be used as an alternative to extend the shelf life of coconut sap were betel leaves, clove leaves, guava leaves, secang wood, and tea leaves. These materials have bioactive components that possess antimicrobial activity.This research was aimed to 1) determine the effect of types and concentration of natural preservatives to preserve freshness of coconut sap and brown sugar qualities, 2) determine the effect of the storage time on the quality of coconut sap. The research consisted of two stages and used experimental method with Randomized Block Design. The treatment of first stage included the type of natural preservative (M), consentration of preservative (K), and storage duration (L), while the second stage consisted of the best three natural preservatives from first stage (S) and concentration of preservatives (R). The results of this research showed that the coconut sap that was added with clove leaves (M4) with concentration of 4.5% (K1) gave highest pH value, levels of sucrose, sensory value, and inhibition of both the storage of 4 and 8 hours, followed by guava leaves (M5) and mangosteen rind (M1). Brown sugar is added three types of preservatives showed that no difference on water content, ash content, reduction sugar and total sugar content. These parameters meet SNI standard, except ash content only mangosteen rind and clove leaf that meets SNI standard. PERUBAHAN KUALITAS NIRA KELAPA AKIBAT PENAMBAHAN PENGAWET ALAMINira kelapa mudah terfermentasi selama penyimpanan, oleh karena itu diperlukan proses pengawetan. Petani biasanya menggunakan larutan kapur dengan kulit manggis untuk mengawetkan nira. Ketersediaan dari pengawet tersebut terbatas, sehingga banyak petani yang menggunakan bahan pengawet sintetis seperti natrium metabisulfit. Beberapa pengawet alami yang dapat dijadikan sebagai alternatif untuk memperpanjang umur simpan nira antara lain daun sirih, daun cengkeh, daun jambu biji, kayu secang, dan daun teh. Bahan-bahan tersebut memiliki komponen bioaktif yang mempunyai aktivitas antimikroba. Penelitian ini bertujuan untuk 1) mengetahui pengaruh jenis dan konsentrasi bahan pengawet alami dalam mempertahankan kesegaran nira dan kualitas gula merah, 2) mengetahui pengaruh lama penyimpanan terhadap kualitas nira kelapa. Penelitian ini terdiri dari dua tahap dan dilakukan dengan menggunakan metode eksperimen Rancangan Acak Kelompok (RAK). Perlakuan pada tahap pertama meliputi jenis pengawet alami (M), konsentrasi pengawet (K) dan lama simpan (L), sedangkan pada tahap kedua meliputi tiga jenis pengawet alami terbaik dari tahap pertama (S) dan konsentrasi pengawet (R). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa nira yang ditambah pengawet daun cengkeh (M4) dengan konsentrasi 4,5% (K1) memberikan nilai pH, kadar sukrosa, nilai sensori dan mempunyai daya hambat tertinggi baik pada penyimpanan 4 dan 8 jam, diikuti oleh pengawet daun jambu biji (M5) dan kulit manggis (M1). Gula merah yang ditambahkan dengan ketiga jenis pengawet terbaik tidak menunjukkan perbedaan terhadap kadar air, kadar abu, kadar gula reduksi dan kadar gula total. Ketiga parameter memenuhi standar SNI, kecuali kadar abu hanya pengawet kulit manggis dan daun cengkeh yang memenuhi standar SNI.
PENGARUH PENAMBAHAN BERBAGAI MODIFIKASI SERAT TANDAN KOSONG SAWIT PADA SIFAT FUNGSIONAL BIODEGRADABLE FOAM Nfn. Etikaningrum; Joko Hermanianto; Evi Savitri Iriani; Rizal Syarief; Asep Wawan Permana
Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 13, No 3 (2016): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian
Publisher : Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jpasca.v13n3.2016.146-155

Abstract

Pengembangan biofoam sebagai alternatif pengganti styrofoam telah banyak dilakukan. Bahan utama dalam pembuatan biofoam adalah pati murni, namun biofoam yang dihasilkan masih bersifat rapuh dan mudah menyerap air. Oleh karena itu adonan biofoam perlu ditambahkan bahan lain diantaranya plasticizer, pati modifikasi, polimer sintetis dan serat. Salah satu serat alam yang cukup potensial yaitu tandan kosong sawit (TKS). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pembuatan biofoam dari serat yang dimodifikasi dengan beberapa metode yang berbeda serta dengan konsentrasi yang berbeda sehingga dapat menghasilkan biofoam dengan karakteristik terbaik. Proses pembuatan biofoam dilakukan menggunakan teknik thermopressing dengan mencampurkan tapioka, Polivinil alcohol (PVA) dan dan jenis modifikasi STKS (selulosa tandan kosong sawit), NSTKS (nanoselulosa tandan kosong sawit) dan SATKS (selulosa asetat tandan kosong sawit) dengan konsentrasi serat (1%, 3% dan 5%). Karakterisasi biofoam meliputi daya serap air, kuat tekan, densitas, kristalinitas, titik leleh (Tm) dan morfologi. Jenis modifikasi NSTKS dan SATKS pada konsentrasi tinggi menghasilkan nilai daya serap air tinggi, kuat tekan rendah dan densitas rendah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa STKS 5% dapat menurunkan daya serap air, meningkatkan densitas dan kuat tekan.English Version AbstractEffect of Addition Various Modification Empty Fruit Bunches Fiber on Functional Properties of Biodegradable FoamBiodegradable foam as alternative to styrofoam has been developed with pure starch as the main ingredient, but biofoam produced is still fragile and easyly absorbs water. Therefore, other materials such as plasticizer, modified starch, synthetic polymers and fiber need to be added into dough formulation. One of the natural fibers of considerable potential is oil palm empty fruit bunches (EFB). The purpose of this study was determine the effect of incorporation of different concentration of fibers modified with several different methods on the biofoam characteristics. Biofoam was prepared by mixing tapioca, polyvinyl alcohol (PVA), and various modification of EFB, namely STKS (empty fruit bunches cellulose), NSTKS (empty fruit bunches nanocellulose) and SATKS (empty fruit bunches cellulose acetate) by thermopressing technique. Each type of cellulose was added in three different concentrartion (1%, 3%, and 5%). Biofoam characterization included water absorbtion capacity, compressive strength, density, crystalinity, melting point (Tm) and morphology. Biofoam made from NSTKS and SATKS with high concentration have high water absorb capacity, low compressive strenght and density. The results showed that the addition of STKS at a concentration of 5% decreased water absorbtion capacity and, increased density and compressive strength.
Effect of Sodium Metabisulphite Soaking and Types of Starter on Physicochemical Character of Modified Breadfruit Flour Dian Histifarina; Adetiya Rachman
Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 13, No 1 (2016): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian
Publisher : Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jpasca.v13n1.2016.21-27

Abstract

Breadfruit flour is largely determined by the treatment during processing. Breadfruit contains quite high phenolic substances, so it can turn brown when it contacts with air. Moreover, the flour from alternatives food sources including breadfruit generally has more inferior in functional quality compare to wheat flour. Chemical modification with sodium metabisulphite and biological modification by fermentation can be done to improve the quality of breadfruit flour. The research objective was to determine the effect of concentration of sodium metabisulphite and types of starters on the characteristics of modified breadfruit flour. The research started from April 2013 to September 2013 at the Laboratory of Mechanization and Agricultural Technology (MTHP) Assessment Institute for Agricultural Technology (AIAT) West Java and Processing Laboratory of Pasundan University Bandung, using Factorial Completely Randomized Design 2 factors (3 types of starter and 2 soaking treatment), repeated 3 times. The parameters observed were physical properties (yield and whiteness), chemical properties (moisture content, ash content, and protein content), and functional properties (amylography). The results showed that the modified breadfruit flour produced has a yield ranging from 7.22 to 30.64% and moisture contents of 2.57 to 7.05%; Fermentation treatment with Bimo-CF starter and sodium metabisulphite produced the best physicochemical properties of breadfruit flour (moisture content 4.47%, ash content 2.28%, protein content 3.91%, and whiteness 77.13%). PENGARUH PERENDAMAN NATRIUM METABISULFIT DAN JENIS STARTER TERHADAP KARAKTER FISIKOKIMIA TEPUNG SUKUN TERMODIFIKASIPengolahan sukun menjadi tepung sukun sangat ditentukan oleh tahapan proses pengolahannya. Sukun mengandung zat fenolik cukup tinggi, sehingga apabila sudah kontak dengan udara dapat berubah menjadi coklat. Selain itu, tepung dari bahan pangan alternatif termasuk sukun umumnya memiliki mutu fungsional dibawah tepung terigu. Modifikasi proses pengolahan secara kimia dengan sodium metabisulfit (SMS) maupun secara biologis melalui fermentasi dapat dilakukan untuk memperbaiki dan meningkatkan mutu tepung sukun. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan bahan perendam dan jenis starter terhadap karakteristik tepung sukun termodifikasi. Rancangan yang digunakan adalah RALF (Rancangan Acak Lengkap Faktorial) dengan 2 faktor (jenis starter 3 taraf dan perendaman 3 taraf), diulang 3 kali. Parameter yang diamati meliputi sifat fisik (rendemen dan derajat putih), sifat kimia (kadar air, kadar abu, dan kadar protein), dan sifat fungsional (amilograf). Hasil penelitian menunjukkan bahwa tepung sukun termodifikasi yang dihasilkan memiliki rendemen berkisar antar 7,22 – 30,64% pada kadar air 2,57-7,05%; Perlakuan perendaman dalam sodium metabisulfit (SMS) dan fermentasi dengan starter bimo-CF menghasilkan sifat fisiko kimia tepung sukun terbaik (kadar air 4,47%, kadar abu 2,28% kadar protein 3,91 dan derajat putih 77,13%).
DOSIS BLANSIR UNTUK MEMPERPANJANG UMUR SIMPAN DAGING BUAH KELAPA KOPYOR Muhammad Yusuf Antu; Rokhani Hasbullah; Usman Ahmad
Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 13, No 2 (2016): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian
Publisher : Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jpasca.v13n2.2016.91-98

Abstract

Kelapa kopyor adalah salah satu jenis kelapa eksotik yang memiliki nilai ekonomi tinggi. Teknologi penyimpanan daging buah segar kelapa kopyor belum tersedia. Daging buah kelapa kopyor cepat mengalami kerusakan, yang ditandai dengan cepat berkembangnya mikroba pembusuk. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan dosis blansir dalam memperpanjang umur simpan daging buah kelapa kopyor. Buah kelapa kopyor diperoleh dari populasi kelapa kopyor Kalianda Lampung Selatan, dan dikemas menggunakan kemasan plastik polypropylene (PP). Perlakuan yang digunakan adalah dosis blansing : 0 menit (tanpa blansir), 5 menit dan 10 menit suhu 75 oC. Daging kelapa kopyor di blansir pada suhu 75 oC selama 5 menit, 10 menit, dan tanpa blansir. Karakteristik mutu yang diamati adalah total padatan terlarut (TPT), pH, asam lemak bebas (ALB), total mikroba, indeks kecerahan, dan uji organoleptik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa blansir 10 menit mampu mempertahankan mutu hingga penyimpanan 7 hari suhu kamar. Hal ini ditunjukkan dengan nilai asam lemak bebas dan total mikroba masih dibawah ambang batas, serta hasil evaluasi sensori warna, aroma, serta rasa masih dalam kisaran suka.
Teknik Produksi Dan Purifikasi Pediosin Paf-11 Dari Pediococcus Acidilactici F-11 Tri Marwati; Nur Richana; Eni Harmayani; Endang S Rahayu
Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 9, No 1 (2012): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian
Publisher : Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jpasca.v9n1.2012.11-17

Abstract

Pediosin PaF-11 dari Pediococcus acidilactici F-11 berpotensi sebagai pengawet pangan karena kemampuannya dalam mengendalikan pertumbuhan bakteri pembusuk pangan. Efektivitas purifikasi diperlukan dalam aplikasi pediosin PaF-11 pada industri pangan. Untuk itu dilakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui aktivitas pediosin PaF-11 selama proses inkubasi sel P. acidilactici F-11 dan meningkatkan efektivitas purifikasi pediosin PaF-11. Perlakuan yang dicobakan pada proses purifikasi yaitu adsorpsi dan desorpsi pada pH yang bervariasi dan penambahan biomassa sel mati dari P. acidilactici F-11 pada konsentrasi yang bervariasi selama proses adsorpsi. Aktivitas antibakteri pediosin PaF-11 diuji dengan metode difusi agar menggunakan bakteri indikator Lactobacillus pentosus LB42. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pediosin PaF-11 yang diproduksi dengan menggunakan kultur awal P. acidilactici F-11 sebanyak 10% dengan lama inkubasi 16 jam mempunyai aktivitas 2000 AU/ml. Pediosin PaF-11 yang dihasilkan P. acidilactici F-11 dengan kultur awal 1% dan purifikasi pada pH adsorpsi pH 6,5 dan pH desorpsi 2,0 memiliki aktivitas tertinggi yaitu 1500AU/ml, dibandingkan perlakuan pH yang lain. Aktivitas pediosin PaF-11 yang dihasilkan dari proses purifikasi tanpa penambahan biomassa sel mati yaitu 1500AU/ml, sedangkan dengan penambahan biomassa sel mati 3, 6 dan 11 kali dari konsentrasi awal menjadi 3000AU/ml. Hal ini berarti bahwa dengan penambahan biomassa sel mati P. acidilactici F-11 dengan 3 kali konsentrasi awal mampu meningkatkan pediosin PaF-11 yang diperoleh.
PENGARUH PENAMBAHAN GULA TERHADAP KARAKTERISTIK BUBUK INSTAN DAUN SIRSAK (ANNONA MURICATA L.) DENGAN METODE KRISTALISASI Bambang Haryanto
Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 14, No 3 (2017): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian
Publisher : Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jpasca.v14n3.2017.163-170

Abstract

Tanaman sirsak (Annona muricata L.), yang juga dikenal dengan sebutan nangka sebrang merupakan tanaman tropis dan sudah tidak asing lagi bagi masyarakat Indonesia. Tanaman ini mempunyai manfaat besar bagi kehidupan manusia, yaitu sebagai tanaman buah yang syarat dengan gizi. Dalam industri makanan, sirsak dapat diolah menjadi selai buah, sari buah, sirup dan dodol sirsak. Tujuan dari penelitian ini adalah pengaruh jumlah gula terhadap karakteristik serbuk instan sari daun sirsak dengan menggunakan metode kristalisasi, dan mendapatkan jumlah gula terbaik sebagai pengkristal untuk menghasilkan serbuk instan sari daun sirsak yang terbaik. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah jumlah gula sebagai pengkristal berpengaruh terdapat karakteristik serbuk instan daun sirsak dengan metode kristalisasi dan terdapat jumlah gula terbaik sebagai bahan penambah pada pembuatan bubuk instan daun sirsak dengan metode kristalisasi. Jumlah gula sebagai pengkristal berpengaruh nyata terhadap rendemen, tingkat kelarutan, kadar air, warna dan rasa serbuk instan daun sirsak. Jumlah gula sebagai pengkristal yang menghasilkan serbuk instan daun sirsak terbaik diperoleh pada perlakuan penambahan gula 300 gr/liter jus daun sirsak) dengan rendemen 66.68 %, Kelaruran sebesar 68,877%, Kadar Air 3,53% warna 4,10 (coklat) dan rasa 3,40 (Manis segar).
Minimalisasi Biaya Transportasi Pada Sistem Pasokan Salak Pondoh (Salacca Edulis, Reinw.Cv.) Di Kabupaten Sleman, Yogyakarta Agus Supriatna Somantri; Retno Utami; Wisnu Broto
Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 10, No 1 (2013): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian
Publisher : Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jpasca.v10n1.2013.17-26

Abstract

Salak pondoh saat ini menjadi komoditas prospektif bagi petani di Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Permintaan Salak dari negara-negara importir setiap tahunnya terus meningkat sehingga kualitas, kuantitas, kontinuitas dan bahkan komitmen setiap pemasok mutlak diperlukan. Salah satu isu penting dalam rantai pasokan agribisnis salak adalah pengelolaan salak dari petani ke asosiasi yang belum efisien dan terstruktur dengan baik, sehingga perlu dikaji secara mendalam dengan melibatkan para pelaku rantai pasokan. Penelitian ini bertujuan untuk meminimalkan biaya transportasi dan implikasinya terhadap manajemen transportasi yang terkait dengan waktu panen salak. Metode yang digunakan adalah Spanning Tree Minimum (MST) dan Linear Programming Fuzzy (FLP). Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan FLP untuk analisis biaya transportasi lebih rendah dari pada menggunakan Linear Programming konvensional, meskipun ada beberapa batasan sistem yang dilanggar. Biaya transportasi minimum untuk Mitra Turindo dan Prima Sembada setiap tahunnya masing-masing sebesar Rp547.522.200 dan Rp.422.030.200, dan fungsi keanggotaannya masing-masing adalah 0,9 dan 0,8.
SIFAT FISIKO-KIMIA DAN KANDUNGAN SERAT PANGAN GALUR-GALUR HARAPAN KEDELAI nFN Ratnaningsih; Erliana Ginting; M Muchlish Adie; Didik Harnowo
Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 14, No 1 (2017): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian
Publisher : Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jpasca.v14n1.2017.35-45

Abstract

Informasi sifat fisiko-kimia biji kedelai diperlukan sebagai data dukung dalam deskripsi varietas unggul untuk melengkapi keunggulanvarietas yang dilepas disamping keunggulan agronomisnya. Penelitian ini mengidentifikasi sifat fisiko-kimia dan kandungan seratpangan biji dari sepuluh galur harapan kedelai. Varietas unggul Anjasmoro dan Wilis yang banyak ditanam masyarakat digunakansebagai pembanding. Biji kedelai kering selanjutnya dianalisis sifat fisik (dimensi biji, warna, bobot 100 biji, densitas kamba), kimia(proksimat), dan kandungan serat pangannya. Enam galur kedelai memiliki diameter equivalen lebih besar dari varietas pembanding.Galur G 511 H/Anjasmoro-1-6 memiliki ukuran biji terbesar (17,84 g/100 biji), lebih besar daripada varietas pembanding Anjasmoro.Kesepuluh galur kedelai berwarna kuning hingga kuning kehijauan dengan oHue 125,76 – 130,98ᵒ dan nilai Chroma 23,59 – 28,38dengan kadar air berkisar 6,74 – 8,95%, kadar abu 5,53 – 5,98% bk, protein 36,44 – 40,55% bk, dan lemak 17,52 – 21,80% bk. Tigagalur kedelai yang kadar proteinnya ≥ 40% bk, yakni G 511 H/Argom//Argom-2-1, K X IAC 100 – 1004, dan K X IAC 100 – 997,sesuai untuk bahan baku tahu dan isolat protein. Kandungan total serat biji kedelai berkisar antara 5,56 – 8,58% dengan serat panganlarut 1,52 – 3,28% dan serat pangan tak larut 3,58 – 6,09%. G 511 H/Anjasmoro–1–2 merupakan galur harapan yang direkomendasikanuntuk dilepas sebagai sumber serat pangan.
Characterics of Freeze Dried Jack Bean Yogurt Powder with Maltodextrin as Coating Material Mohamad Djali; Herlina Marta; Sylvia Harnah
Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 13, No 1 (2016): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian
Publisher : Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jpasca.v13n1.2016.28-35

Abstract

Jack bean has the potential to be developed as food products. One of them is yogurt, but the shelf life of yogurt is short. The attempt to increase the shelflife of yogurt is making yogurt powder using freeze drying by adding maltodextrin as coating material. This study aims to determine the exact concentration of maltodextrin in order to produce jack bean yogurt powder with good characteristics and organoleptic characteristics that prefer by panelists. This study using experimental method with randomized group design consisted six treatments and repeated four times respectively. The treatments were maltodextrin concentration 5, 10, 15, 20, 25 and 30 % (w/v). The results showed that jack bean yogurt powder with maltodextrin concentration 5 % (w/v) has the best characteristics and organoleptic characteristics preferred by panelists based on the analysis of water content 3,47 % wb, soluble time at 31,71 seconds, hygroscopicity 14,82 %, titrable acic 0,69 %, viscocity 277,50 cP, organoleptic characteristic in colour 4,03 (like), aroma 3,15 (slightly like), taste 3,42 (slightly like), viscocity by vision 3,80 (like), viscocity by mouth sense 3,42 (slightly like), overall apperance 3,87 (like), yield 18,33 %, protein content 14,15% wb and total acid bacteria 2,34×1010 CFU/mlKARAKTERISTIK YOGURT BUBUK KACANG KORO PEDANG DENGAN BAHAN PENYALUT MALTODEKSTRINKacang koro pedang memiliki potensi untuk dijadikan sebagai produk olahan pangan. Salah satu produk olahan kacang koro pedang adalah yogurt, tetapi yogurt memiliki umur simpan pendek. Salah satu upaya untuk meningkatkan umur simpan yogurt adalah pembuatan yogurt bubuk melalui pengeringan beku dengan penambahan maltodekstrin sebagai bahan penyalut. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan konsentrasi maltodekstrin yang tepat agar dihasilkan yogurt bubuk kacang koro pedang hasil pengeringan beku dengan karakteristik yang baik dan sifat organoleptik yang disukai panelis. Penelitian ini dilakukan dengan metode percobaan menggunakan Rancangan Acak Kelompok yang terdiri dari enam perlakuan, yaitu konsentrasi maltodekstrin 5, 10, 15, 20, 25 dan 30 % (b/v) yang diulang sebanyak empat kali. Hasil penelitian menunjukkan bahwa yogurt bubuk kacang koro pedang dengan perlakuan penambahan maltodekstrin 5 % (b/v) menghasilkan karakteristik terbaik dan sifat organoleptik yang disukai panelis dengan nilai kadar air 3,47 % bb, waktu larut 31,71 detik, tingkat higroskopisitas 14,82 %, total asam tertitrasi 0,69 %, viskositas 277,50 cP, kesukaan warna 4,03 (suka), kesukaan aroma 3,15 (agak suka), kesukaan rasa 3,42 (agak suka), kesukaan kekentalan berdasarkan penglihatan 3,80 (suka), kesukaan kekentalan indera mulut 3,42 (agak suka), kesukaan kenampakan keseluruhan 3,87 (suka), rendemen 18,33 %, protein 14,15 % bb, dan total bakteri asam laktat 2,34×1010 CFU/ml.

Page 8 of 26 | Total Record : 258


Filter by Year

2004 2021


Filter By Issues
All Issue Vol 18, No 3 (2021): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 18, No 2 (2021): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 18, No 1 (2021): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 17, No 3 (2020): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 17, No 2 (2020): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 17, No 1 (2020): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 16, No 3 (2019): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 16, No 2 (2019): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 16, No 1 (2019): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 15, No 3 (2018): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 15, No 2 (2018): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 15, No 1 (2018): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 14, No 3 (2017): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 14, No 2 (2017): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 14, No 1 (2017): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 13, No 3 (2016): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 13, No 2 (2016): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 13, No 1 (2016): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 12, No 3 (2015): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 12, No 2 (2015): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 12, No 1 (2015): Journal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 12, No 1 (2015): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 11, No 2 (2014): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 11, No 1 (2014): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 10, No 2 (2013): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 10, No 1 (2013): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 9, No 2 (2012): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 9, No 1 (2012): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 9, No 1 (2012): Jurnal Pascapanen Pertanian Vol 8, No 2 (2011): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 8, No 1 (2011): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 7, No 2 (2010): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 7, No 1 (2010): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 6, No 2 (2009): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 6, No 1 (2009): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 5, No 2 (2008): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 5, No 1 (2008): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 4, No 2 (2007): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 4, No 1 (2007): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 3, No 2 (2006): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 3, No 1 (2006): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 2, No 2 (2005): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 2, No 1 (2005): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 1, No 1 (2004): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian More Issue