cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota adm. jakarta selatan,
Dki jakarta
INDONESIA
Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian
Published by Kementerian Pertanian
ISSN : 02161192     EISSN : 25414054     DOI : -
Core Subject : Agriculture,
Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian (J.Pascapanen) memuat artikel primer yang bersumber dari hasil penelitian pascapanen pertanian. Jurnal ini diterbitkan secara periodik dua kali dalam setahun oleh Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.
Arjuna Subject : -
Articles 258 Documents
Designing Packed Palm Cooking Oil Distribution at Traditional Market in Jakarta Using Fuzzy Clustering Teja Primawati Utami; Syamsul Ma’arif; Yandra Arkeman; Liesbetini Hartoto
Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 12, No 3 (2015): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian
Publisher : Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jpasca.v12n3.2015.105-114

Abstract

Referring to the Indonesian National Standard number 7709 year 2012 that palm cooking oil should be fortified with vitamin A, so that the distribution process required packaging to protect Vitamin A. Besides packaging palm cooking oil can make the content hygiene. Packaged cooking oil was distributed from the factory to the traditional market directly. In accordance with Regulation of the Minister of Industry of the Republic of Indonesia Number 87 year 2013 on the application of ISO palm olein is mandatory and Trade Minister Regulation number 80 year 2013 on compulsory packaging cooking oil, so need a mechanism to bulk cooking oil distribution.Simple packaging in the traditional market of producers to effective and efficient consumer. The purpose of this paper is to design a system of distribution of cooking oil from producers to consumers in traditional markets by creating a central cluster calls distribution center. Design models created using fuzzy clustering method. The results of this study create 15 clusters of traditional markets in Jakarta.Merujuk pada Standar Nasional Indonesia nomor 7709 tahun 2012 bahwa minyak goreng sawit perlu ditambahkan vitamin A, sehingga dalam proses distribusinya diperlukan pengemasan untuk melindungi Vitamin A tersebut. Tujuan pengemasan minyak goreng curah ke kemasan sederhana juga dilakukan untuk menjaga higienitas dan melindungi konsumen dari praktek pengoplosan. Sesuai dengan Peraturan Menteri Perindustrian Republik Indonesia nomor 87 tahun 2013 tentang pemberlakuan SNI minyak goreng sawit secara wajib dan Peraturan Menteri Perdagangan nomor 80 tahun 2013 tentang minyak goreng wajib kemasan, maka diperlukan suatu mekanis pendisribusian minyak goreng curah ke kemasan sederhana di pasar tradisional dari produsen ke konsumen yang efektif dan efisien. Tujuan dari makalah ini adalah mendesain sistem distribusi minyak goreng dari produsen ke konsumen di pasar tradisional dengan cara membuat klaster yang otomatis ditentukan sentral distribusinya. Desain model dibuat dengan menggunakan metode Fuzzy clustering. Hasil dari penelitian ini adalah terdapat 15 klaster pasar tradisional di Jakarta dengan masing-masing satu sentra distribusi.
PENGARUH KONSENTRASI NaOH DAN ENZIM SELULASE: XILANASE TERHADAP PRODUKSI BIOETANOL DARI TONGKOL JAGUNG Abdullah Bin Arif; Agus Budiyanto; Wahyu Diyono; Maulida Hayuningtyas; Nur Richana; Tri Marwati
Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 13, No 3 (2016): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian
Publisher : Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jpasca.v13n3.2016.107-114

Abstract

Pencarian bahan energi alternatif yang tidak berkompetisi dengan pangan dan pakan sangatlah perlu dan mendesak untuk dipikirkan. Biomassa lignoselulosa merupakan salah satu sumber energi yang potensial. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mendapatkan perlakuan konsentrasi NaOH dan enzim selulase: xilanase yang optimum untuk produksi bioetanol dari tongkol jagung. Penelitian dilakukan pada bulan Januari 2014 sampai Nopember 2014 di Laboratorium Mikrobiologi dan Kimia Balai Besar Litbang Pascapanen Pertanian dan Pusat Penelitian Kimia LIPI. Bahan baku yang digunakan adalah tongkol jagung. Terdapat empat tahapan dalam penelitian ini, yang meliputi: 1). Karakteristik bahan baku, 2). Optimasi pengaruh perlakuan dosis NaOH pada proses delignifikasi terhadap perubahan karakteristik bahan serbuk tongkol jagung, rancangan percobaan pada tahapan ini yaitu rancangan acak lengkap (RAL) 1 faktor. 3). Optimasi pengaruh penambahan enzim selulase dan xilanase terhadap produksi bioetanol skala 500 g bahan baku, pada tahapan ini terdapat dua perlakuan penambahan perbandingan dosis enzim selulase: xilanase yang berbeda yaitu 1:1 % dan 2:2 %, analisis statistik yang digunakan pada tahapan ini yaitu analisis uji t-student. 4). Optimasi proses produksi bioetanol skala 50 kg bahan baku. Hasil penelitian menunjukkan bahwa teknologi produksi bioetanol dari tongkol jagung yaitu dengan cara serbuk tongkol jagung dilakukan pretreatment menggunakan larutan NaOH 10% dan dipanaskan menggunakan autoklaf dengan suhu 120-130 oC selama 20 menit. Selanjutnya bahan hasil delignifikasi dilakukan proses hidrolisis dan sakarifikasi menggunakan enzim xilanase:selulase dengan perbandingan 1 : 1. Proses selanjutnya yaitu proses fermentasi selama 3 hari dengan cara ditambahkan Saccharomyces cereviciae sebanyak 1%. Bioetanol yang dihasilkan sebanyak 14,65% dari total serbuk tongkol jagung yang digunakan dengan kadar alkohol 83,3%.English VersionEffect of NaOH Concentration and Cellulose:Xilanase Enzymes For Bioethanol Production From Corn cob.The effort to search an alternative for energy materials that do not compete with food and feed is necessary and urgent to think about. Lignocellulosic biomass is one potential source of energy. The aim of this study is to obtain treatments NaOH concentration and cellulase:xylanase enzymes that optimum for bioethanol production from corn cobs.. The study was conducted in January until November 2014 at the Laboratory of Microbiology and Chemistry at Indonesian center for Agricultural Postharvest Research and Development and Indonesian Center for Chemical Research of LIPI. The raw material is corn cob. There were four stages in this study: 1). Characteristics of raw materials, 2). Optimization of pretreatment effect NaOH dose on delignification process to change the characteristics of corn cob powder, experimental design at this stage is completely randomized design (CRD) 1 factor 3). Optimization effect of cellulase and xylanase enzymes to bioethanol production scale 500 g of raw materials, there are two treatment concentration of enzymes cellulase:xylanase ie 1: 1% and 2: 2%, statistical analysis that used in this stage is the analysis of t-student test. 4). Optimization of the process of bioethanol production scale 50 kg of raw material. The results showed that the production of bioethanol from corncobs that is the way to do pretreatment of corncob powder using 10% NaOH solution and heated using autoclave at temperature of 120- 130 oC for 20 minutes. Furthermore, the resulted material from delignification was procced to saccharification and hydrolysis process using enzyme xylanase: cellulase with ratio of 1:1. The bioethanol produced was 14.65% from total corn cob powder used with alcohol content of 83.3%.
STUDI SIFAT FISIKOKIMIA DAN FUNGSIONAL PADI LOKAL (MAYANG PANDAN) PADA BERBAGAI TINGKAT DERAJAT SOSOH Erico Febriandi; Sri Widowati; Rizal Sjarief
Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 14, No 2 (2017): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian
Publisher : Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jpasca.v14n2.2017.79-87

Abstract

Mayang Pandan adalah padi merah lokal Bangka Belitung yang banyak dikonsumsi warga lokal, baik dalam bentuk pecah kulit ataupun disosoh. Namun hingga saat ini belum ada penelitian yang mengkaji sifat fisikokimia tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sifat fisikokimia, sifat fungsional dan organoleptik. Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan acak lengkap dengan 4 perlakuan derajat sosoh (DS) (0% sebagai kontrol, 80, 90, dan 100%). Dari hasil penelitian diketahui bahwa DS 0 % memiliki nilai kadar lemak, protein, karbohidrat, antosianin, Vitamin B1, dan daya cerna pati secara berturut-turut yaitu 3,69 %, 9,84 %, 84,87%, 364,20 ppm, 0,40 mg/100g, dan 45,05%. Untuk DS yang memiliki nilai gizi yang paling mendekati DS 0% adalah DS 80 %, dengan nilai kadar lemak, protein, karbohidrat, antosianin, Vitamin B1, dan daya cerna pati secara berturut-turut yaitu 1,99%, 9,48 %, 87,64%, 102,19 ppm, 0,20 mg/100g, dan 47,50%. Hasil uji organoleptik Mayang Pandan dengan derajat sosoh 80 % memiliki rasa yang paling disukai panelis. Hal ini menunjukkan Mayang Pandan berpotensi sebagai padi lokal unggul bila dibandingkan dengan Aek Sibundong.
Formulasi Pembuatan Flake Berbasis Talas Untuk Makanan Sarapan (Breakfast Meal) Energi Tinggi Dengan Metode Oven Ermi Sukasih; nFN Setyadjit
Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 9, No 2 (2012): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian
Publisher : Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jpasca.v9n2.2012.70-76

Abstract

Produk sereal sarapan siap santap merupakan salah satu produk pangan yang cukup digemari oleh masyarakat. Sereal dapat dibuat dari umbi-umbian sebagai sumber karbohidrat, dicampur kacang-kacangan sebagai sumber protein, atau dapat juga dicampur dengan buah sebagai sumber serat dan vitamin. Pemilihan bahan untuk formulasi campuran (komposit) merupakan hal penting untuk dapat menghasilkan produk yang baik. Talas, kacang hijau dan pisang merupakan kombinasi yang baik untuk bahan pembuatan sereal sarapan. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan breakfast meal berbasis talas, kacang hijau dan pisang dengan energi tidak kurang dari 300 kkal yang disukai. Formulasi dilakukan secara bertahap, meliputi formulasi tepung komposit dilanjutkan dengan formulasi flake. Flake yang dihasilkan diuji peringkat. Hasil terbaik adalah flake yang dibuat dari tepung komposit 90% dicampur dengan susu bubuk 5%, dan santan dengan perbandingan antara tepung komposit : dan santan. Perbandingan antara tepung komposit dan santan 1:1. Flake ini mempunyai kadar air 2,34%, abu 2,36%, lemak 20,08%, protein 19,86%, kalori 479,66 kkal/100g, serat kasar 6,11%, serat pangan 8,07%, dan indeks kelarutan 0,0141 g/ml.
KARAKTERISTIK TEPUNG JEWAWUT (FOXTAIL MILLET)VARIETAS LOKAL MAJENE DENGAN PERLAKUAN PERENDAMAN Anna Sulistya Ningrum; nFN Rahmawati; Muhammad Aqil
Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 14, No 1 (2017): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian
Publisher : Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jpasca.v14n1.2017.11-21

Abstract

Jewawut (Foxtail Millet) merupakan sumber karbohidrat, mempunyai aktivitas antioksidan, kaya kandungan vitamin dan mineral, serta memiliki kandungan serat pangan yang tinggi. Pengolahan jewawut dalam bentuk tepung lebih memudahkan dalam aplikasi serta memiliki daya simpan yang lebih lama. Proses perendaman dalam pembuatan tepung dilaporkan dapat memperbaiki karakteristik tepung jewawut. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mempelajari pengaruh lama perendaman terhadap karakteristik fisik, kimia dan organoleptik tepung jewawut. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan 6 perlakuan (perendaman 0 jam, 1 jam, 2 jam, 3 jam, 4 jam dan 5 jam) dan diulang 4 kali. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin lama perendaman menurunkan kadar air, kadar abu, pH, dan densitas kamba sedangkan rendemen dan kadar asam lemak bebas meningkat. Perendaman menyebabkan berkurangnya kekerasan biji sehingga rendemen meningkat,tekstur tepung yang dihasilkan lebih halus serta kadar air menurun. Tepung dengan lama perendaman 4 jam menghasilkan karakteristik fisik, kimia dan organoleptik yang terbaik dengan nilai rendemen 99,94%; densitas kamba 0,61 g/ml; pH 6,65; kadar air 6,23%; kadar abu 1,46% dan ALB 1,152%. Hasil analisis awal menunjukkan tepung jewawut memiliki kadar serat pangan yang tinggi yaitu 8,21% dan kandungan amilosa yang rendah 6,96%-9,29 (sehingga bersifat lengket, dan tingkat pengembangan rendah). Tepung jewawut dengan karakteristik fisikokimia yang terbaik diharapkan dapat diaplikasikan dalam berbagai produk olahan, sehingga dapat mengurangi konsumsi terigu.
Production Of Malto-Oligosaccharides From Cassava Cultivar Kuning Nanik Rahmani; Ade Andriani; nFN Yopi; Sri Hartati
Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 12, No 3 (2015): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian
Publisher : Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jpasca.v12n3.2015.147-155

Abstract

Characteristic the physic-chemical of Indonesia cassava starch from four cultivated varieties has been conducted for maltooligosaccharide production. Result of proximate analysis of the extracted starch indicated that the extracted starch was quite pure. The purity of the extracted starch was visually confirmed by microscopic analysis by using SEM micrographs at 2500X magnifications show that the integrity of the granules starch as intact. Based on the amylopectin and amylase content showed that one of cultivated variety of cassava, cultivated variety Kuning contain the amylopectin higher than amylase was compared with the other cultivated variety. The next focus research was analysis potential of starch from cultivated variety Kuning for maltooligosaccharide production by enzymatic hydrolysis by ?-amylase from marine bacterium Brevibacterium sp. The optimum hydrolysis condition for cultivated variety Kuning was obtained substrate concentration 4.5% (b/v), comparison of substrate: enzyme 1:2, temperature reaction 30oC with reducing sugars concentration of 13.359 ppm. The hydrolysis products of cassava starch cultivated variety Kuning were maltooligosaccharides mixture, yielding maltose, maltotriose, maltotetraose, maltopentaose. This result showed that cassava starch of cultivated varieties Kuning potential for maltooligosaccharides production. PRODUKSI MALTOOLIGOSAKARIDA DARI UBI KAYU VARIETAS KUNINGKarakteristik fisiko kimia karbohidrat dari empat varietas kultivar asal Indonesia dilakukan untuk melihat potensinya sebagai bahan baku untuk produksi maltooligosakarida. Analisa proksimat karbohidrat hasil ekstraksi dari keempat varietas kultivar ubi kayu mengindikasikan bahwa karbohidrat yang dihasilkan cukup murni. Kemurnian dari karbohidrat tersebut terlihat setelah dikonfirmasi dengan analisa mikrokospis dengan menggunakan mikroskop electron SEM dengan pembesaran 2500X yang menunjukkan bahwa granulanya utuh. Berdasarkan kadar amilopektin dan amilosa menunjukkan bahwa salah satu varietas kultivar ubi kayu yaitu varietas Kuning mengandung amilopektin lebih tinggi dibandingkan kadar amilosanya jika dibandingkan dengan tiga varietas kultivar lainnya. Fokus penelitian selanjutnya adalah analisa potensi karbohidrat varietas kultivar Kuning tersebut untuk produksi maltooligosakarida dengan hidrolisis enzimatis oleh ?-amylase dari Brevibacterium sp. Kondisi optimum hidrolisis dari varietas kultivar Kuning diperoleh pada konsentrasi substrat 4.5% (b/v), perbandingan substrat dan enzim 1:2, suhu reaksi 30oC dengan kadar gula reduksi yang diperoleh 13.359 ppm. Produk hidrolisis dari ubi kayu varietas kultivar Kuning adalah berupa campuran maltooligosakarida yang terdiri atas maltose, maltotriose, maltotetraose, maltopentaose. Hasil ini menunjukkan bahwa karbohidrat ubi kayu dari varietas kultivar Kuning mempunyai potensi untuk digunakan sebagai bahan baku untuk produksi maltooligosakarida.
PENGARUH PENAMBAHAN STARTER MIKROBA SERTA PEMERASAN PULP TERHADAP KONDISI FERMENTASI DAN MUTU BIJI KAKAO (Theobroma cacao L.) S. Joni Munarso; Kun Tanti Dewandari; Zahra Haifa
Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 13, No 3 (2016): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian
Publisher : Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jpasca.v13n3.2016.156-166

Abstract

Telah dilakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan starter mikroba (Acetobacter aceti, Lactobacillus plantarum dan Saccharomyces cereviceae) serta pemerasan pulp terhadap fermentasi dan mutu biji kakao. Penelitian menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola faktorial 3x5 dengan dua kali ulangan. Faktor pertama adalah fermentasi yaitu fermentasi biji kakao secara spontan (F1), Fermentasi biji kakao dengan penambahan A. aceti, L. plantarum dan S. cereviciae (F2), Fermentasi biji kakao dengan perlakuan pemerasan pulp serta penambahan A. aceti, L. plantarum dan S. cereviciae (F3). Sedangkan faktor kedua adalah lama fermentasi (H1, H2, H3, H4 dan H5). Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan starter meningkatkan konsentrasi etanol pada saat fermentasi dan meningkatkan kadar asam asetat, tetapi menurunkan konsentrasi asam oksalat pada biji kakao. Penambahan starter disertai pemerasan pulp menghasilkan biji kakao dengan kadar asam asetat sebesar 0,47%, sedangkan biji kakao tanpa pemerasan kadar asam asetat 0,49%. Penambahan starter disertai pemerasan pulp menghasilkan mutu biji kakao terbaik dengan karakteristik sebagai berikut: skor nilai uji belah tertinggi (379 dari 400), mutu fisik (Golongan mutu A) serta memenuhi persyaratan mutu SNI 2008 No. 2323 tentang biji kakao dengan rasio jumlah per berat biji sebanyak 88 biji/100g; nilai pH 4,93; kadar asam asetat 0,47%, kadar lemak 34,90%, kadar air 4,47%, kadar serat kasar 3,66% dan kadar abu 4,82% dengan waktu fermentasi selama 5 hari.English Version AbstractEffect of Starter Culture Addition and Depulping on The Fermentation and Quality of Cocoa Beans (Theobroma cacao L.)S Joni Munarso, Kun Tanti Dewandari, and Zahra Haifa. 2016. Effect of Starter Culture Addition and Depulping on The Fermentation and Quality of Cocoa Beans (Theobroma cacao L.). The aimed of this study was to investigate the effect of starter culture addition (Acetobacter aceti, Lactobacillus plantarum, and Saccharomyces cerevisiae) with depulping on the fermentation and quality of cocoa beans. The experimental design of this study was conducted using a 3×5 factorial Completely Randomized Design (CRD) with duplicate replication. The first factor was fermentation condition included spontaneously fermented cocoa beans (F1), fermentation of cocoa beans with the addition of A. aceti, L. plantarum and S. cereviciae (F2), Fermented cocoa beans with depulping and addition of A. aceti, L. plantarum and S. Cereviciae (F3). The second factor was time of fermentation. The result revealed that starter addition increased ethanol concentration on the fermentation process, increased acetate acid, and citric acid concentratio, meanwhile oxalic acid decreased on cocoa beans during 5 days of fermentation. Depulping caused a slight decrease in acetic acid concentration at the end of fermentation with value of 0,47%, meanwhile the sample of cocoa beans without depulping treatment had acetic acid concentration of 0,49%. Starter culture addition and depulping treatment resulted the best characteristic of cocoa beans which visualized by the largest amounts of cut test score (379 of 400), physical quality (Grade A) and completed SNI No. 2323-2008 requirements with total beans/100 g ratio of 88 beans/100g; pH values of 4,93; acetic acid concentrations of 0,47%, content of fat 15,12%, moisture 4,47%, crudefiber 3,66% and total ash 4,82% after 5 days fermentation.
Application of starch-based edible coating enriched with lemongrass oil as antimicrobials to improve shelf life of red-bell pepper nFN Widaningrum; nFN Miskiyah; Christina Winarti
Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 13, No 1 (2016): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian
Publisher : Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jpasca.v13n1.2016.11-20

Abstract

Red-bell peppers (Capsicum annuum var. Athena) is a perishable vegetable, so it is necessary to improve its shelf life. The edible coating technology can potentially be used to increase shelf life and improve microbiological quality of paprika. This study aimed to determine the effect of sago starch-based coating material with incorporation of natural antimicrobial lemongrass oil on the characteristics of red-bell pepper during storage at 20 and 8°C. The study included preparation of sago starch-based coating material with the addition of lemongrass oil as antimicrobial, their application on red-bell pepper and analysis of physical properties as well as the total microbial during storage. The research design used was factorial completely randomized design consisting of two factors (concentration of lemongrassoil as an antimicrobial and dipping time) with three replications. The results showed that the best treatment was dipping of red-bell peppers into coating formula containing lemongrass oil 0.2% for 5 minutes and storing at 8°C. This treatment provided enhancement of red-bell pepper shelf life up to 7 days with the acceptable total microbials and quite fresh conditions. APLIKASI BAHAN PENYALUT BERBASIS PATI SAGU DAN ANTIMIKROBA MINYAK SEREH UNTUK MENINGKATKAN UMUR SIMPAN PAPRIKA (Capsicum Annum Var. Athena) MERAHPaprika (Capsicum annuum var. Athena) termasuk jenis bahan pangan yang mudah rusak, sehingga diperlukan upaya untuk meningkatkan umur simpannya. Teknologi bahan penyalut potensial digunakan untuk meningkatkan masa simpan dan memperbaiki mutu mikrobiologis paprika. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh penggunaan bahan penyalut berbasis pati sagu dengan inkorporasi antimikroba alami minyak sereh terhadap karakteristik paprika merah selama penyimpanan pada suhu 20 dan 8° C. Penelitian meliputi pembuatan bahan penyalut berbasis pati sagu dengan penambahan minyak sereh sebagai antimikroba, aplikasinya pada paprika merah, dan analisis sifat fisik serta total mikrobanya selama penyimpanan. Rancangan penelitian yang digunakan yaitu rancangan acak lengkap pola faktorial yang terdiri atas dua faktor (konsentrasi minyak sereh sebagai antimikroba dan lama pencelupan) serta dilakukan sebanyak tiga kali ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan terbaik adalah perlakuan paprika merah dengan pencelupan selama 5 menit dalam formula bahan penyalut yang ditambah minyak sereh sebagai antimikroba pada konsentrasi 0,2% dan disimpan pada suhu 8 °C. Pada perlakuan tersebut, paprika merah mampu meningkat masa simpannya sampai 7 hari dengan jumlah total mikroba yang masih dapat diterima dan kondisi yang cukup segar.
KARAKTERISTIK TEPUNG UMBI DALUGA (Cyrtosperma merkussi)), WONGKAI (Dioscorea sp), KOLEREA (Colocasia, sp), DAN LONGKI (Xanthosoma, sp) ASAL SULAWESI UTARA, substitusi terigu untuk pangan pokok Meivie Lintang; Payung Layuk; G H Joseph
Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 13, No 2 (2016): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian
Publisher : Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jpasca.v13n2.2016.83-90

Abstract

Umbi lokal Daluga (Cyrtosperma merkussi), Kolerea (Colocasia sp), Longki (Xanthosoma sp) dan Wongkai (Dioscorea sp) merupakan sumber bahan pangan alternatif potensial di Sulawesi Utara yang belum terinformasi secara utuh karakteristiknya, sehingga perlu adanya karakterisasi komposisi kimia dan fisik tepung. Tujuan penelitian adalah mendapatkan sifat fisikokimia dari tepung umbi lokal dan produk yang dapat dikembangkan. Penelitian dilakukan di Laboratorium Diseminasi BPTP Sulawesi Utara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kandungan pati tepung Daluga, Kolerea, Longki dan Wongkai saling berbeda nyata dengan kisaran jumlah kandungan pati, amilosa dan amilopektin berturut turut adalah 42.7-49,51%, 15-27.47%, dan 16-27%. Nilai kecerahan tepung Longki, Daluga, Kolerea dan Wongkai berbeda satu dengan yang lain dengan nilai kecerahan paling tinggi dan nilai indeks browning terendah adalah tepung umbi Longki. Tepung kolerea paling potensial dikembangkan sebagai sumber tepung-tepungan dibandingkan tepung Longki, Daluga dan Wongkai, karena mempunyai potensi rendemen tepung 31,2%, mengandung pati paling tinggi sebesar 49,51%, dan protein sebesar 3,47%, serta mengandung amilosa kedua tertinggi sebesar 25,74.
Fermentasi Kultur Campuran Bakteri Asam Laktat Dan Pemanasan Otoklaf Dalam Meningkatkan Kadar Pati Resisten Dan Sifat Fungsional Tepung Pisang Tanduk (Musa Paradisiaca Formatypica) Betty Sri Laksmi Jenie; Reski Praja Putra; Feri Kusnandar
Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 9, No 1 (2012): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian
Publisher : Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jpasca.v9n1.2012.18-26

Abstract

Modifikasi pati pisang dilakukan dengan fermentasi menggunakan kultur campuran Lactobacillus plantarum kik dan L. fermentum 2B4 dan perlakuan pemanasan otoklaf pada suhu 121ºC selama 15 menit. Tujuan penelitian adalah untuk menentukan waktu optimal fermentasi irisan pisang, perbandingan kultur campuran L. plantarum kik dan L. fermentum 2B4 (1 : 1; 2 : 1; 3 : 1) dan mengevaluasi sifat fungsional tepung pisang. Fermentasi selama 72 jam pada suhu ruang merupakan waktu optimal berdasarkan jumlah bakteri asam laktat, nilai pH, total asam tertitrasi dan aktivitas amilase. Pembentukan pati resisten hanya dipengaruhi oleh pemanasan otoklaf, dimana peningkatan kadar pati resisten mencapai dua kali lipat (13.22%). Proses fermentasi menggunakan kultur campuran L. plantarum kik dan L. fermentum 2B4 dengan rasio 2:1 diikuti pemanasan otoklaf, berhasil menurunkan daya cerna pati tepung pisang (56.45%) dan memiliki kadar amilosa yang tidak berbeda nyata dengan tepung pisang kontrol. Kombinasi proses modifikasi ini juga berhasil meningkatkan kadar serat pangan (15.91%) dan menurunkan indeks glikemik prediktif secara in vitro (61.40) dibandingkan tepung pisang kontrol. Tepung pisang modifikasi ini juga menunjukkan sifat prebiotik berdasarkan kemampuan dalam mendukung pertumbuhan tiga kandidat probiotik (L. plantarum sa28k, L. fermentum 2B4 dan L. acidophilus).

Page 9 of 26 | Total Record : 258


Filter by Year

2004 2021


Filter By Issues
All Issue Vol 18, No 3 (2021): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 18, No 2 (2021): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 18, No 1 (2021): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 17, No 3 (2020): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 17, No 2 (2020): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 17, No 1 (2020): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 16, No 3 (2019): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 16, No 2 (2019): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 16, No 1 (2019): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 15, No 3 (2018): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 15, No 2 (2018): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 15, No 1 (2018): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 14, No 3 (2017): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 14, No 2 (2017): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 14, No 1 (2017): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 13, No 3 (2016): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 13, No 2 (2016): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 13, No 1 (2016): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 12, No 3 (2015): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 12, No 2 (2015): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 12, No 1 (2015): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 12, No 1 (2015): Journal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 11, No 2 (2014): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 11, No 1 (2014): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 10, No 2 (2013): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 10, No 1 (2013): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 9, No 2 (2012): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 9, No 1 (2012): Jurnal Pascapanen Pertanian Vol 9, No 1 (2012): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 8, No 2 (2011): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 8, No 1 (2011): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 7, No 2 (2010): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 7, No 1 (2010): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 6, No 2 (2009): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 6, No 1 (2009): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 5, No 2 (2008): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 5, No 1 (2008): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 4, No 2 (2007): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 4, No 1 (2007): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 3, No 2 (2006): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 3, No 1 (2006): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 2, No 2 (2005): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 2, No 1 (2005): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 1, No 1 (2004): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian More Issue