cover
Contact Name
Arifa Chan
Contact Email
uppublikasi@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
uppublikasi@gmail.com
Editorial Address
-
Location
Kota adm. jakarta selatan,
Dki jakarta
INDONESIA
Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar
Published by Kementerian Pertanian
ISSN : 23561297     EISSN : 25287222     DOI : -
Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar (JTIDP) published by Indonesian Center for Estate Crops Research and Development is a peer-reviewed and open access journal that publishes significant and important research from area of agricultural science on industrial and beverage crops.
Arjuna Subject : -
Articles 407 Documents
Emisi Gas Rumah Kaca dan Cadangan Karbon pada Perkebunan Kopi Organik dan Konvensional di Kabupaten Badung, Bali Ika Ferry Yunianti; I.D.A Yona Aprianthina; Rina Kartikawati; Eni Yulianingsih
Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar Vol 8, No 1 (2021): Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jtidp.v8n1.2021.p9-18

Abstract

Coffee is a commodity that has an important role in the national economy. Currently, coffee cultivation is threatened by climate change caused by global warming due to increased green house gas (GHG) emissions. The organic  plantation model is a farming model that is considered to increase soil and crop productivity, reduce GHG emissions, and increase carbon sequestration effectively. The study was aimed to estimate GHG emissions and carbon stocks in organic and conventional coffee plantations in Badung Regency, Bali Province and  Laboratory in Balai Penelitian Lingkungan Pertanian, Pati, Jawa Tengah Province, in July 2018. The study was conducted in smallholder coffee plantations in Badung Regency and the analysis was carried out at Laboratory of Indonesian Agricultural Environtment Research Institute. This study used a survey method, while the sampling used a purposive sampling method in organic and conventional coffee plantation. GHG emissions measurement was carried out with a close chamber method by simultaneously the carbon stocks measurement was carried out with the non-destructive method for plant biomass and destructive for understorey. The results showed that organic and conventional coffee plantations emitted GHG by 20.71 and 39.75 ton CO2e ha-1 and stored carbon stock by 227.56 and 288.31 ton CO2e  ha-1, respectively. The differences in GHG emissions and carbon stocks are partly due to differences in management system and the diversity of plant. The management system of the organic coffee plantation should be improved to support handling of the impacts of climate change in Bali Province.
Pengaruh Tingkat Kematangan Buah terhadap Kehilangan Hasil dan Mutu Green Bean Kopi Robusta Taufik Hidayat; Prasetyo Prasetyo; Fahrurrozi Fahrurrozi
Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar Vol 8, No 2 (2021): Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jtidp.v8n2.2021.p67-78

Abstract

 Kopi Robusta Kepahiang telah mendapatkan sertifikat Indikasi Geografis (IG). Upaya untuk mempertahankan mutu kopi beras dilakukan dengan menerapkan teknologi panen yang baik. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi pengaruh tingkat kematangan buah saat dipanen terhadap kehilangan hasil akibat serangan penggerek buah kopi (PBKo) dan mutu kopi beras. Penelitian dilaksanakan pada bulan Desember 2019 sampai Agustus 2020 di Desa Bukit Sari, Kecamatan Kabawetan, Kabupaten Kepahiang, Provinsi Bengkulu. Tingkat kematangan buah kopi yang dipanen dibuat menjadi 3 kategori, yaitu: merah (K1), kuning kemerahan (K2), dan hijau kekuningan (K3). Parameter yang diamati adalah buah terserang PBKo, rendemen, mutu fisik kopi beras dan kandungan kimianya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat serangan PBKo tertinggi terjadi pada buah panen merah sebesar 34,33%, sedangkan rendemen tertinggi pada buah panen hijau kekuningan sebesar 20,52%. Persentase kehilangan hasil akibat serangan PBKo tertinggi terjadi pada buah merah sebesar 30,23%. Mutu fisik dan kandungan kimia yang terbaik diperoleh pada buah panen merah.
Analisis Antropometri dan Biomekanik Penggunaan Mesin Pemetik Daun Teh Tipe GT 120 Ochiai Andika Herianto Simarmata; Kralawi Sita; Totok Herwanto; Ahmad Thoriq
Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar Vol 7, No 3 (2020): Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jtidp.v7n3.2020.p149-162

Abstract

Application of tea harvest mechanization can increase work productivity, cost efficiency, and reduce the amount of starch loss in tea leaves. The problem is that the harvester machines that are operated in most tea plantations in Indonesia are imported. The harvester machine operators have the potential to experience skeletal, muscular, and peripheral nerve disorders called Musculoskeletal Disorders (MSDs). This study aims to evaluate the design of the type GT 120 Ochiai tea leaf harvester machine based on operator anthropometry and to find the operator's working posture during the tea picking process that needs immediate improvement. Anthropometric data were collected through measurements of the operator's body dimensions, while biomechanical data were collected through video recordings of the work-movements of all operators in operating the machine with a land slope of 5o – 10oand a land slope of 35o–40o at a plant height of 75 cm to 110 cm. Data analysis was performed using the REBA (Rapid Entire Body Assessment) and OWAS (Ovako Working Posture Analysis) methods. The results showed that the design of the type GT 120 Ochiai engine was in accordance with the operator's anthropometry. The results of REBA analysis show that there is a high work risk when operating the harvester machine, namely in the land conditions with a slope of 35o – 40o with a plant height above 100 cm and when moving the sacks of the harvest to a temporary shelter. Meanwhile, according to the results of the OWAS analysis, it is necessary to take corrective action as soon as possible, namely the position of operator 3 and operator 4 and it is necessary to change the position of operator 1 and operator 2. Based on the results of the REBA and OWAS analysis, it is better if the operator’s work shift changes in machine operation with the slope of the land 35o – 40o.
Peningkatan Mutu dan Keekonomian Kopi Arabika Melalui Penyangraian Kompleks Maulid, Muhammad Rifqi; Purwanto, Eko Heri; Mardawati, Efri; Harahap, Budi Mandra; Saefudin, Saefudin
Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar Vol 8, No 1 (2021): Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jtidp.v8n1.2021.p19-36

Abstract

Peningkatan mutu dan keekonomian merupakan hal yang sangat penting untuk meningkatkan nilai ekspor kopi di Indonesia. Kopi Arabika Sigarar Utang yang merupakan salah satu jenis kopi terbaik di Indonesia dapat ditingkatkan nilai tambahnya melalui penyangraian kompleks yang merupakan metode penyangraian terbaik. Penelitian dilakukan di Balai Penelitian Tanaman Industri dan Penyegar (Balittri), Sukabumi, Jawa Barat, mulai Januari sampai November 2020, dengan tujuannya untuk: (1) mengevaluasi pengaruh temperatur awal dan derajat penyangraian terhadap kualitas biji kopi Arabika Sigarar Utang, dan (2) mengevaluasi neraca massa dan kelayakan ekonomi pada perlakuan penyangraian terbaik. Percobaan dilakukan dengan rancangan acak lengkap faktorial, 2 faktor, dan 2 ulangan. Faktor pertama adalah temperatur awal yang terdiri dari 2 taraf, yaitu: temperatur 185 oC dan 210 oC. Faktor kedua adalah derajat sangrai yang terdiri dari 2 taraf, yaitu: derajat ringan-sedang dan derajat sedang-gelap. Peubah yang diamati adalah kadar air, kadar abu, densitas kamba, nilai brix, total asam tertitrasi, pH, aktivitas antioksidan, dan kadar kafein. Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode penyangraian kompleks dengan temperatur awal 210 oC dan derajat penyangraian ringan-sedang menghasilkan mutu kopi Sigarar Utang yang diperoleh dari Kebun Percobaan Gunung Putri, Balittri, paling mendekati mutu I SNI 01-3542-2004. Biji kopi sangrai yang dihasilkan memiliki cita rasa istimewa (skor 86,51) sehingga dapat memberikan nilai tambah yang tinggi. Nilai kelayakan ekonomi produksi sangat meyakinkan sehingga layak untuk diadopsi oleh industri kopi skala kecil-menengah.
Pengaruh Bobot dan Perendaman Bulbil Terhadap Viabilitas dan Pertumbuhan Porang (Amorphophallus muelleri Blume) Saefudin, Saefudin; Syakir, Muhammad; Sakiroh, Sakiroh; Herman, Maman
Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar Vol 8, No 2 (2021): Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jtidp.v8n2.2021.p79-86

Abstract

Permasalahan yang sering muncul dalam pengadaan benih adalah dalam pemilihan benih yang memiliki mutu fisiologis yang tinggi. Bahan tanam porang (Amorphophallus muelleri Blume) umumnya berupa bulbil yang memiliki ukuran bervariasi dengan masa dormansi 4-5 bulan. Salah satu upaya untuk mematahkan dormansi benih adalah dengan melakukan perendaman. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ukuran bobot bulbil dan lama perendaman terhadap viabilitas dan pertumbuhan benih porang. Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan Pakuwon, Balittri, Sukabumi mulai September-Desember 2020. Rancangan yang digunakan adalah petak terpisah dengan 3 ulangan. Petak utama adalah ukuran bobot bulbil yang terdiri atas 3 kategori: (1) ukuran besar (12,66-16,96 g/benih), (2) sedang (10,41-11,53 g/benih), dan (3) kecil (5,63-7,11 g/benih).  Anak petak adalah lama perendaman dalam air yang terdiri atas 4 taraf: 0 jam (tanpa perendaman), serta perendaman selama 2 jam, 4 jam, dan 6 jam. Peubah yang diamati meliputi: viabilitas benih, panjang tangkai daun, dan bobot segar tanaman umur 2 bulan setelah semai. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat interaksi antara bobot bulbil porang dengan lama perendaman terhadap semua peubah yang diamati. Bulbil dengan bobot yang berukuran besar dan sedang menghasilkan viabilitas dan panjang tangkai daun yang lebih tinggi dibandingkan dengan bulbil yang berukuran kecil, sedangkan bobot segar tanaman yang tertinggi dihasilkan oleh bobot bulbil yang berukuran besar. Hasil korelasi menunjukkan bahwa semakin tinggi viabilitas benih, maka semakin panjang tangkai daun, dan semakin meningkat bobot segar tanaman.
Perubahan Biokimia dan Indikator Vigor Benih Kakao pada Lima Taraf Lamanya Penyimpanan Iing Sobari; Sumadi Sumadi; Santi Rosniawaty; Edi Wardiana
Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar Vol 7, No 3 (2020): Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jtidp.v7n3.2020.p163-178

Abstract

Selama masa penyimpanan, benih kakao mengalami berbagai proses yang akan berpengaruh terhadap kandungan cadangan makanannya dan akan berdampak terhadap kapasitas perkecambahan dan vigor benih. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perubahan biokimia dan vigor benih kakao setelah disimpan maksimum 4 minggu dengan selang waktu 1 minggu. Percobaan dilakukan di Laboratorium Terpadu dan rumah kaca Balittri, Sukabumi, Jawa Barat, mulai bulan Oktober sampai Desember 2019. Rancangan penelitian yang digunakan adalah acak lengkap dengan lima taraf perlakuan lamanya waktu penyimpanan benih yang diulang lima kali. Kelima perlakuan tersebut yaitu:(a) benih tanpa disimpan,(b) benih disimpan 1 minggu, (c) benih disimpan 2 minggu, (d) benih disimpan 3 minggu, dan (e) benih disimpan 4 minggu. Parameter yang diamati selama penyimpanan adalah perubahan biokimia benih dan banyaknya benih yang berkecambah, sedangkan selama perkecambahan adalah indikator vigor benih. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyimpanan benih kakao selama 1-4 minggu menyebabkan penurunan kandungan lemak benih, sedangkan asam lemak bebas, protein, dan persentase benih berkecambah meningkat. Sampai umur 21 hari setelah semai, penyimpanan benih meningkatkan daya hantar listrik, tetapi menurunkan kecepatan tumbuh, potensi tumbuh maksimum, viabilitas, dan panjang hipokotil. Benih yang disimpan selama satu minggu masih memiliki vigor yang baik (viabilitas 80%), sedangkan benih yang disimpan selama 2-4 minggu menurun tingkat vigornya (viabilitas maksimum sekitar 54,4%).
Pengujian Umur Simpan Kopi Arabika Bubuk Pada Jenis Kemasan dan Suhu Simpan Yang Berbeda Elsera Br Tarigan; Edi Wardiana; Handi Supriadi
Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar Vol 8, No 1 (2021): Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jtidp.v8n1.2021.p37-48

Abstract

Coffee is a beverage that is widely consumed around the world. Proper packaging and storage temperature may extend shelf life of ground coffee. The study aimed to analyze the shelf life of ground Arabica coffee stored in different packaging types and temperature, conducted at smallholder coffee plantations in Garut Regency and the Integrated Laboratory of Indonesian Industrial and Beverage Crops Research Institute, Sukabumi, from June to August 2018. A completely randomized design in factorial was used with 3 factors and 2 replications. The first factor was the packaging type  which consisted of 3 types: thick alumunium  foil 65m (AF65), thick alumunium  foil 130m (AF130), and thick lamination 114m (L144). The second factor was the storage temperature which consisted of 3 levels: 25 oC, 35 oC, and 45 oC, while the third factor was the storage period which consisted of 5 levels: coffee unstored, and coffee stored for 2 weeks, 4 weeks, 6 weeks, and 8 weeks. The variables observed were the water and fat content, and the analysis of shelf life was carried out using the ASLT (Accelerated Shelf Life Test) method. The results showed that during storage, the water content increased, whereas the fat content decreased. Fat content is a critical variable in determining the shelf life of coffee. The coffee in AF130 packaging has longer shelf life than in AF65 and L144. To extend the shelf life of coffee packaged in AF130 and L144 is best kept at 45 oC whereas coffee in AF65 packaging  is ideally at 25 oC.
Peningkatan Kualitas Lemak Kakao dengan Penambahan Ekstrak Kulit Biji Kakao Tarigan, Elsera Br; Utami, Febriska Ditiea; Malahayati, Nura; Purwanto, Eko Heri
Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar Vol 8, No 3 (2021): Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jtidp.v8n3.2021.p121-128

Abstract

Kulit biji kakao (Theobroma cacao L.) merupakan limbah kakao yang memiliki potensi sebagai antioksidan karena mengandung senyawa bioaktif. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengetahui kandungan polifenol ekstrak kulit biji kakao menggunakan tiga jenis pelarut, dan (2) mengetahui pengaruh penambahan ekstrak kulit biji kakao terhadap perubahan mutu lemak kakao. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Terpadu Balai Penelitian Tanaman Industri dan Penyegar (Balittri), Sukabumi, Jawa Barat, mulai bulan Desember 2020 hingga Januari 2021. Penelitian menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan perlakuan pelarut metanol 80%, etanol 96%, dan etil asetat 96%. Ekstrak dari ketiga pelarut kemudian diaplikasikan dalam lemak kakao yang telah disimpan selama 12 bulan (kontrol) dengan volume: 0,5; 1,5; dan 2,5 ml/50 ml lemak kakao. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak kulit kakao menggunakan pelarut etanol dan metanol memiliki nilai total fenolik dan kapasitas antioksidan yang tidak berbeda nyata.  Ekstrak yang menggunakan pelarut metanol memiliki nilai total fenolik dan kapasitas antioksidan paling besar dibandingkan dua pelarut lainnya, masing-masing 29,27±2,45 mgGAE/g dan 19,55±5,52 mgGAEAC/g. Jenis pelarut ekstrak tidak berbeda nyata dalam kemampuannya menurunkan bilangan asam dan bilangan peroksida, tetapi semakin banyak ekstrak pelarut yang ditambahkan maka semakin menurunkan nilai bilangan asam dan peroksida. Penambahan ekstrak 2,5 ml pada lemak kakao yang telah disimpan 12 bulan dapat menurunkan bilangan asam dan bilangan peroksida hingga di bawah nilai lemak baru yang diproses. 
Karakteristik Fisikokimia dan Sensoris Kopi Arabika Menoreh dengan Teknik Seduhan Cold Brew Amri, Aldicky Faizal; Taqiyuddin, Muhammad; Atmaka, Windi; Herawati, Ervika Rahayu Novita
Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar Vol 8, No 3 (2021): Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jtidp.v8n3.2021.p173-182

Abstract

Kopi adalah salah satu minuman yang paling banyak didistribusikan dan dikonsumsi di dunia. Kopi umumnya diseduh dengan air panas, namun seiring dengan berkembangnya industri kopi, proses penyeduhan kopi juga bisa menggunakan air dingin. Teknik seduhan tersebut disebut cold brew. Informasi mengenai karakteristik cold brew masih sedikit, sehingga perlu dilakukan studi terkait karakteristik minuman cold brew khususnya dengan kopi lokal Indonesia. Penelitian ini menggunakan kopi Arabika Menoreh sebagai obyek utama penelitian. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik fisikokimia dan sensoris kopi Arabika Menoreh dengan teknik seduhan cold brew. Penelitian diawali dengan penyangraian kopi menjadi tiga jenis yaitu light (T = 193 oC, t = 5 menit), medium (T = 208 oC, t = 7 menit), dan dark (T = 223 oC, t = 13 menit). Selanjutnya, kopi digiling menjadi dua jenis ukuran gilingan (medium dan coarse). Pembuatan sampel formulasi minuman cold brew dilakukan dengan waktu ekstraksi 8 jam. Analisis sensoris dilakukan berdasarkan metode SCA. Analisis data sensoris dilakukan untuk menentukan tiga formulasi terbaik sesuai profil sangrai, kemudian dilanjutkan dengan analisis fisikokimia. Sampel cold brew terbaik yang diperoleh dari penelitian ini adalah kopi Arabika Menoreh medium-coarse dengan nilai parameter sensoris tertinggi yaitu aroma, acidity, aftertaste, dan sweetness. Nilai pH, asam klorogenat, dan beberapa asam organik berpengaruh terhadap asiditas (keasaman). Asam laktat berpengaruh terhadap nilai body dan kadar kafein relatif stabil pada masing-masing sampel. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai acuan diversifikasi produk kopi Arabika Menoreh.
Evaluasi Cendawan Endofit Asal Tanaman Karet untuk Mengendalikan Colletotrichum gloeosporioides Patogen Penyakit Gugur Daun Colletotrichum Rita Harni; Khaerati Khaerati; Edi Wardiana
Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar Vol 8, No 3 (2021): Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jtidp.v8n3.2021.p129-140

Abstract

Penyakit gugur daun Colletotrichum yang disebabkan oleh Colletotrichum gloeosporioides merupakan penyakit penting pada tanaman karet. Akibat infeksi C. gloeosporioides dapat menurunkan produksi 7%-45%. Pengendalian menggunakan cendawan endofit sangat menjanjikan karena dapat menekan inokulum dan kolonisasi patogen, menginduksi ketahanan tanaman, dan dapat memicu pertumbuhan tanaman. Tujuan penelitian mengevaluasi beberapa isolat cendawan endofit asal karet dalam mengendalikan C. gloeosporioides patogen penyebab gugur daun Colletotrichum. Penelitian dilakukan di laboratorium dan rumah kaca Balai Penelitian Tanaman Industri dan Penyegar (Balittri), Sukabumi, mulai Maret sampai November 2018. Isolat cendawan endofit dari tanaman karet diuji daya hambat dan mekanisme kinerjanya terhadap C. gloeosporioides secara in vitro di laboratorium dan pada bibit karet di rumah kaca. Pengamatan dilakukan terhadap daya hambat, masa inkubasi, jumlah bercak, keparahan penyakit, dan pertumbuhan tanaman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa cendawan endofit secara in vitro mampu menekan pertumbuhan C. gloeosporioides dengan daya hambat sebesar 64,17% - 86,67%. Isolat yang memiliki daya hambat tinggi (>80%) adalah  CEPR.19, CEPR.6, CEBPM.21, DTJE.1, dan DMJE.27. Hasil pengamatan pada bibit karet diperoleh tiga isolat yang potensial mampu mengendalikan C. gloeosporioides yaitu CEBPM.21, CEPR.19, dan DTJE.1 dengan penekanan keparahan penyakit berturut-turut sebesar 68,57%; 67,88%, dan 60,20% dengan mekanisme kerjanya menginduksi ketahanan, antibiosis, kompetisi, dan hiperparasit.

Filter by Year

2011 2022


Filter By Issues
All Issue Vol 9, No 1 (2022): Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar Vol 8, No 3 (2021): Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar Vol 8, No 2 (2021): Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar Vol 8, No 1 (2021): Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar Vol 7, No 3 (2020): Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar Vol 7, No 2 (2020): Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar Vol 7, No 1 (2020): Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar Vol 6, No 3 (2019): Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar Vol 6, No 2 (2019): Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar Vol 6, No 1 (2019): Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar Vol 5, No 3 (2018): Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar Vol 5, No 2 (2018): Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar Vol 5, No 1 (2018): Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar Vol 4, No 3 (2017): Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar Vol 4, No 2 (2017): Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar Vol 4, No 1 (2017): Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar Vol 3, No 3 (2016): Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar Vol 3, No 2 (2016): Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar Vol 3, No 1 (2016): Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar Vol 2, No 3 (2015): Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar Vol 2, No 2 (2015): Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar Vol 2, No 1 (2015): Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar Vol 1, No 3 (2014): Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar Vol 1, No 3 (2014): Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar Vol 1, No 2 (2014): Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar Vol 1, No 2 (2014): Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar Vol 1, No 1 (2014): Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar Vol 1, No 1 (2014): Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar Vol 4, No 3 (2013): Buletin Riset Tanaman Rempah dan Aneka Tanaman Industri Vol 4, No 3 (2013): Buletin Riset Tanaman Rempah dan Aneka Tanaman Industri Vol 4, No 2 (2013): Buletin Riset Tanaman Rempah dan Aneka Tanaman Industri Vol 4, No 2 (2013): Buletin Riset Tanaman Rempah dan Aneka Tanaman Industri Vol 4, No 1 (2013): Buletin Riset Tanaman Rempah dan Aneka Tanaman Industri Vol 4, No 1 (2013): Buletin Riset Tanaman Rempah dan Aneka Tanaman Industri Vol 3, No 3 (2012): Buletin Riset Tanaman Rempah Dan Aneka Tanaman Industri Vol 3, No 3 (2012): Buletin Riset Tanaman Rempah Dan Aneka Tanaman Industri Vol 3, No 2 (2012): Buletin Riset Tanaman Rempah Dan Aneka Tanaman Industri Vol 3, No 2 (2012): Buletin Riset Tanaman Rempah Dan Aneka Tanaman Industri Vol 3, No 1 (2012): Buletin Riset Tanaman Rempah Dan Aneka Tanaman Industri Vol 3, No 1 (2012): Buletin Riset Tanaman Rempah Dan Aneka Tanaman Industri Vol 2, No 3 (2011): Buletin Riset Tanaman Rempah dan Aneka Tanaman Industri Vol 2, No 2 (2011): Buletin Riset Tanaman Rempah Dan Aneka Tanaman Industri Vol 2, No 2 (2011): Buletin Riset Tanaman Rempah Dan Aneka Tanaman Industri More Issue