cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota mataram,
Nusa tenggara barat
INDONESIA
JURNAL PENELITIAN KEISLAMAN
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Education,
Jurnal Penelitian KeIslaman adalah jurnal ilmiah yang diterbitkan oleh Pusat Penelitian dan Penerbitan LP2M IAIN Mataram, terbit setahun dua kali.
Arjuna Subject : -
Articles 97 Documents
KONSEP DAN INTERPRETASI AYAT-AYAT GENDER DALAM WACANA SOSIAL POLITIK Al Ayubi, Syafiuddin
JURNAL PENELITIAN KEISLAMAN Vol 11, No 2 (2015): (Juli)
Publisher : LP2M IAIN Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Studi ini menelaah konsep gender yang diusung para feminis, dan melakukan telaah terhadap penafsiran ayat-ayat al-Qur’an yang dijadikan landasan dalam menyuarakan konsep-konsep gender yang berkaitan dengan bidang sosial dan politik. Penelitian ini menggunakan pendekatan hermeneutik yang bersifat tematis. Langkah awal yang digunakan dengan cara menjelaskan konsep gender yang diusung, kemudian menguraikan ayat-ayat al-Qur’an yang menjadi sumber perdebatan, dan konteks yang mempengaruhi, serta pandangan Islam secara umum terhadap konsep gender. Setelah itu, penulis menguraikan penafsiran ayat-ayat al-Qur’an yang dijadikan dasar atas konsep gender dalam bidang politik. Hasil analisis terhadap beberapa penafsiran terhadap ayat-ayat yang berkaitan dengan gender menunjukkan bahwa anggapan para feminis yang menyatakan bahwa sumber-sumber diskriminasi terhadap perempuan dalam masyarakat Islam tidak berasal dari ajaran dasar agama, melainkan lebih pada kesalahan penafsiran dan pemahaman terhadap agama. Oleh karena itu, beberapa reformis Islam kontemporer menekankan keharusan untuk melakukan pembaharuan terhadap pemahaman keagamaan, sehingga nilai-nilai yang terkandung dalam ajaran dasar agama dapat terus-menerus diterapkan dan sesuai dengan konteks yang ada. Al-Qur’an selalu mengajarkan akan kesetaraan dan persamaan kedudukan bagi setiap muslim baik laki-laki maupun perempuan di segala bidang dalam aspek kehidupan; bidang ekonomi, sosial, politik, pendidikan, dan lainnya. this study reveals the concept of gender which is held by the feminists, and this study also discusses the interpretations of verses in al–Qur’an which become the foundation for the feminists to advocate concept of gender in politic and social realm. This research applies thematically hermeneutic approach. The first step of this research is making an explanation through explaining concept of gender which is held by the feminist and then deciphering the verses in al-Qur’an of which becoming the source of debates; this research also reveals the context that influences of the verses, and also Islam weltanschauung upon the concept of gender. The second is the writer deciphers the interpretation of verses in al–Qur’an of which are made to be political ground for the concept of gender. The result of the analysis upon these verses dealing with concept of gender is assumption of the feminists who said that woman abuse in Islam society is not originally coming from basic Islamic teaching but the abuse is coming from an erroneous interpretation of Islamic teaching. Some contemporary Islamic reformers therefore emphasize an obligation to reform such erroneous understanding in order to apply the right values and teaching of Islam. This effort also becomes the way to continually adjust the existing context with Islamic teaching. al–Qur’an invariably teaches the equality of every Muslim before Allah, both men and women in every aspects of human lives; such as in politics, economy, social, education, etc.
OPTIMALISASI PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI SENTRALISASI NILAI KARAKTER RELIGIUS DALAM KURIKULUM 2013 Sultoni, Achmad; Alfan, Alfan; Maksum, Ali
JURNAL PENELITIAN KEISLAMAN Vol 12, No 2 (2016): (Juli)
Publisher : LP2M IAIN Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pemerintah Indonesia mengimplementasikan Kurikulum 2013 untuk mengatasi persoalan karakter dan moral bangsa Indonesia. Implementasi dari Kurikulum 2013 tentunya menghadapi beberapa kendala. Salah satunya adalah masalah teoritis yang menempatkan karakter agama dan karakter sosial dalam posisi yang sama, dan juga aspek skill dan kognitif. Ini bertentangan dengan Islam yang menempatkan pembelajaran agama sebagai dasar bagi nilai-nilai sosial serta aspek skill dan kognitif. Sebagai hasilnya, permasalahan ini menjadikan rintangan bagi implementasi Kurikulum 2013 karena menghasilkan siswa-siswa yang sekuler. Oleh karena itu menjadi penting untuk memformulasikan konsep dan juga implementasi Kurikulum 2013 yang memusatkan pada nilai-nilai agama dalam rangka mengoptimalkan pendidikan karakter. Melalui pendekatan kualitatif dan juga metode penelitian pustaka dengan analisis deskriptif, maka temuan dalam penelitian ini adalah: 1) pemusatan nilai Kurikulum 2013 dilakukan melalui integrasi nilai-nilai agama dengan ilmu alam serta sosial dan sebaliknya yang keduanya berada dalam kurikulum dengan aktivitas yang lebih banyak, 2) ada beberapa cara untuk mengimplementasikan Kurikulum 2013 diantaranya adalah: mendesain KI-KD dan pokok pelajaran, pemilihan metode dan media, dan juga peran dari guru.
ABORSI DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM Etika, Nurul
JURNAL PENELITIAN KEISLAMAN Vol 11, No 2 (2015): (Juli)
Publisher : LP2M IAIN Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

praktik aborsi yang cenderung semakin meluas memiliki dampak, baik dari aspek kesehatan, psikologi, maupun sosial. Merespon fenomena ini, dalam Islam, terdapat perdebatan terhadap status hukum aborsi. Penelitian ini termasuk penelitian kepustakaan (library research), dengan pendekatan multi approaches, sosiologis, psikologis, medis, dan sosiologi hukum. Dengan menggunakan jenis dan pendekatan ini, menunjukkan bahwa bagi empat mazhab menyepakati bahwa aborsi adalah tindakan yang diharamkan. Oleh karena itu, aborsi pada umumnya adalah tindakan kejam, bertentangan dengan nilai-nilai kemanusiaan, bertentangan dengan hukum dan ajaran agama. Tetapi keharaman hukum ini tidak mutlak karena praktik aborsi terjadi berdasarkan beberapa pertimbangan kondisi yang menyertainya. Sehingga pada satu sisi, praktik aborsi dibolehkan. Akan tetapi tetap saja praktik aborsi ini menimbulkan dampak negatif bagi pelakunya terutama di bidang kesehatan yang memicu terjadinya pendarahan, gangguan pada rahim bahkan tidak sedikit yang berujung dengan kematian. Selain itu, aborsi juga berdampak pada aspek sosial dan psikologi seperti stress, gangguan kejiwaan dan tingginya angka kematian dalam masyarakat. Abortion practice inclines to be wider among the people and it has some impacts in healthy, psychology, or social to the person who does it. In order to respond such phenomena, Islam has much debate dealing with legal status of abortion. This research is library research with multi approaches; sociology, psychology, medics, and legal sociology. Through applying such approaches, this research reveals that four major schools in Islam are in agreement in condemning and proscribing abortion practice and considering it as a forbidden practice in Islam. Therefore abortion is a cruel action, and contradicts to humanity values, and also law and religion teaching. However, the forbidden status of abortion is not absolute due to some considerable reasons attach to such practice. Therefore in one occasion abortion is allowed. This practice however has negative effect to its subject, mostly to the health of its subject such as bleeding, womb disease, and even it is ended to the death of its subject. Moreover, abortion also has a serious impact to social life and psychology such as stress, mental disorder, and the increasing of mortality among the people.
SIHIR DALAM PERSPEKTIF WAHBAH ZUHAYLI KAJIAN TERHADAP TAFSIR AL-MUNIR QS. AL-BAQARAH AYAT 102 Muttaqin, Muhamad Zaenal
JURNAL PENELITIAN KEISLAMAN Vol 11, No 1 (2015): (Januari)
Publisher : LP2M IAIN Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kajian ini membahas tentang perspektif Wahbah Zuhayli> tentang sihir. Hal ini dapat diketahui dari interpretasinya terhadap surah al-Baqarah ayat ke-102 yang terdapat pada kitab tafsirnya yang berjudul Tafsi>r al-Muni>r fi> al-‘Aqi>dah wa al-Syari>’ah wa al-Manh}a>j. Tulisan ini termasuk ke dalam penelitian kepustakaan. Di samping itu, tulisan ini menggunkan dua metode untuk memperoleh pengetahuan tentang Zuhayli>. Kedua metode tersebut digunakan secara bersamaan. Pertama, biografis, untuk menjelaskan tentang kehidupan, lingkungan serta sosio-kultural yang melatar belakangi tokoh tersebut. Kedua, taksonomis, untuk menjelaskan tentang gagasan dan pemikirannya yang tertuang dalam Tafsi>r al-Muni>r fi> al-‘Aqi>dah wa al-Syari>’ah wa al-Manh}aj mengenai sihir. Secara umum, Zuhayli> memiliki metode penafsiran ayat ah}ka>m khusunya tentang ayat sihir relatif sama dengan mufassir-mufassir yang terdahulu. Akan tetapi, Zuhayli> dalam penafsirannya memiliki karakter tersendiri yang ia sesuaikan dengan keahliannya dan mencoba menyesuaikan penafsirannya dengan kondisi dan tununan zaman, sehingga tafsirnya memberikan kontribusi dalam menjawab persoalan umat di era modern ini.this study discusses about witchcraft from a perspective of Wahbah Zuhayli. This study reveals the interpretation of Surah Al Baqarah verses 102 within the exegesis book entitled Tafsir al-Munir al’-Aqidah wa al-Syariah wa al–Manh}aj. This research applies library research. This research also applies two methods in order to obtain knowledge about Zuhayli. These two methods applied in the same time. The first is biographic in which this method is applied to explain about the life, environment, and socio cultural of the actor. The second is taxonomies in order to explain ideas and thought about witchcraft written in Tafsir al Munir al’-Aqidah wa al-Syariah wa al –Manh}aj. Generally, Zuhayli@ has similar method in interpreting the meaning of verses about witchcraft with other mufassir – mufassir before him. However, Zuhayli in his own interpretation has his own character in which he tries to get his interpretation accustomed to the condition and situation of the people nowadays, so his interpretation gives contribution to answer the problem faced by the people.
BEREBUT AKSES MENUJU SURGA (Relasi Gender dalam Ritual Keagamaan di Lombok) Jumarim, Jumarim
JURNAL PENELITIAN KEISLAMAN Vol 12, No 2 (2016): (Juli)
Publisher : LP2M IAIN Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sepanjang sejarah kemanusiaan, agama, adat, negara selalu menjadi panggung sosialisasi dan internalisasi bias gender dalam bingkai budaya patriarki, sekalipun, Menurut Nasaruddin Umar, al-Qur’an memiliki perspektif ke arah kesetaraan dan keadilan gender. Masyarakat Sasak, dalam meniti hidup dan kehidupan tak terhindar untuk melaksanakan seremoni dan ritual keagamaan, minimal sebanyak 8 kali dalam bentuk begawe, baik begawe pati maupun begawe urip. Apapun bentuk, jenis dan cakupan begawe dalam tradisi Sasak, mesti diawali dan diakhiri dengan proses ritual keagamaan berupa tahlilan, syarakalan dan do’a. Setiap ritual keagaman pada masyarakat Sasak, dikonstruksi secara sosial sebagai wilayah sakral, sehingga membatasi pelakunya hanya bagi pihak yang memiliki jenis kelamin laki-laki dan mengebirikan jenis kelamin lainnya, perempuan. Padahal dari sisi potensi dan keterampilan emperik, perempuan senantiasa mampu menjalankan apapun bentuk dan jenis peran yang selama ini dikonstruksi sebagai wilayah yang hanya terjangkau oleh pihak laki-laki, terutama dalam domain agama atau wilayah sosial yang beridmensi ritual keagamaan. Penelitian yang menggunakan kualittaifdeskriptif tentang peran majelis taklim Miftahul Jannah menunjukkan adanya pergeseran dan perebutan wilayah dengan aksi yang ditopang skill keagamaan dan moral terpuji dan istikamah, sehingga dipercaya publik untuk menjadi pemeran utama dalam beragam jenis sosial-budaya berdimensi ritual keagamaan di Mataram dan sekitarnya. Bahkan, di tangan perempuan, pelaksanaan ritual keagamaan menemukan kekayaan maknanya, di luar seremoni, yaitu, ketaatan kepada Allah (ibadah), kesetiaan kepada sumai dan orangtua (berdoa), refreshing dari kepenatan urusan domestik dan bahkan memiliki dimensi ekonomis sekaligus.
PENGEMBANGAN BUKU CERITA ANAK BERBASIS KARAKTER ISLAMI DI MI AL-HIDAYAH TARIK SIDOARJO Nuzulia, Nuril
JURNAL PENELITIAN KEISLAMAN Vol 12, No 1 (2016): (Januari)
Publisher : LP2M IAIN Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pendidikan karakter sendiri merupakan usaha untuk mendidik anak agar mereka dapat mengambil keputusan dengan bijak dan mempraktikkannya dalam kehidupan sehari-hari sehingga mereka dapat memberikan kontribusi yang positif kepada lingkungannya. Lemahnya karakter bangsa Indonesia dapat disaksikan di lingkungan sekitar. Budaya korupsi, nepotisme, kolusi, hilangnya rasa malu, maraknya ketidak jujuran, dan pelemahan potensi anak bangsa. Salah satu strategi pendidik dalam hal ini orang tua, guru, dan orang dewasa disekitar anak, untuk menanamkan nilai moral yang sesuai dengan nilai sosial yaitu dengan menggunakan cerita. Dalam pengembangan buku cerita ini, pengembang menggunakan model desain pengembangan Borg & Gall. Pengembangan ini menghasilkan buku cerita untuk siswa kelas 1 MI Al-Hidayah Sidoarjo. Produk pengembangan ini diujicobakan melalui beberapa tahap secara berurutan yakni (1) validasi ahli materi, (2) validasi ahli media, (3) validasi menurut guru, (4) uji coba lapangan. Tanggapan penilaian ahli materi terhadap buku cerita berbasis karakter islami adalah 82 % dengan kualifikasi baik. Tanggapan penilaian ahli media terhadap buku cerita berbasis karakter islami adalah 86 % dengan kualifikasi sangat baik. Tanggapan penilaian ahli pembelajaran terhadap buku cerita berbasis karakter islami adalah 98 % dengan kualifikasi sangat baik. Tanggapan penilaian uji coba lapangan terhadap buku cerita berbasis karakter islami adalah 88 % dengan kualifikasi sangat baik. Dengan demikian, penggunaan buku cerita ini dapat membantu meningkatkan keefektifan dan kemenarikan pembelajaran dan membantu mempermudah siswa dalam membentuk karakter islami.
MODEL MANAJEMEN KELAS DALAM PEMBENTUKAN AKHLAK KARIMAH DI FITK IAIN MATARAM Arifin, Syamsul
JURNAL PENELITIAN KEISLAMAN Vol 11, No 2 (2015): (Juli)
Publisher : LP2M IAIN Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Semakin merosotnya kualitas moralitas bangsa Indonesia hingga saat ini sebagai dampak dari melemahnya fungsi vital pendidikan, yakni pembentukan akhlak. Pembelajaran di kelas sebagai inti dan bentuk nyata dalam pendidikan formal menjadi poros persoalan utamanya, terutama dari aspek manajemen yang tidak berpijak secara kokoh di atas nilai-moral ideal. Penelitian kualitatif ini mengunakan pendekatan fenomenologi didukung oleh analisis teori pendidikan nilai (value education). Berdasarkan analisis berbagai faktor yang mempengaruhi, dihasilkan desain model manajemen kelas yang dipandang efektif mengembangkan akhlak peserta didik dengan unsur-unsur sebagai berikut: (1) Agama (Islam), ideologi Pancasila, dan budaya lokal menjadi sumber nilai-moral; (2) Sisdiknas menjadi landasan pendidikan akhlak; (3) komitmen lembaga terhadap pengembangan akhlak yang tertuang dalam visi dan misi, program dan kebijakan pimpinan, kurikulum dan silabus; (4) pendidik sebagai live model dan agent attitude change menggunakan pendekatan sosial emotional climate; (5) sejumlah nilai-moral tercantum dalam persiapan pembelajaran; (6) proses pembelajaran bukan hanya sekedar tranformation of knowledge event, tetapi juga emoting, spritualizing, dan valuing melalui eksplorasi dan pendayagunaan potensi nilai-moral; dan (7) habituasi nilai-moral di dalam dan di luar kelas dalam lingkungan kampus. Indonesian moral quality has been shrinking for times as an impact of weakened education function namely the development of akhlak. Learning process in the class is the core and real manifestation of formal education becoming the main problem, especially in management aspects which do not concretely lay it foundation on idealistic moral values. This qualitative research applies phenomenology approach supported by analysis of value education. Based on the analyses there are some factors which influence, and are generated from class management recognized as effective ways to develop the akhlak of students. The natures of such factors are (1) Religion (Islam), Pancasila ideology, and local culture to be the sources of moral values; (2) National education system to be the foundation for akhlak education (3) the commitment of education institutions embodied in vision and mission, program and policies of the stake holder, curriculum and syllabuses: (4) Educator (on this occasion is lecturer) as a live model and agent of attitude change applies social emotional climate approach; (5) some moral values are inscribed in learning preparation; (6) learning process is not merely a transformation of knowledge event, but also a form of emoting, spiritualizing, and valuing through exploration and utilizing moral values; (7) making a habit of moral values both inside and outside the class inside campus environment.
MODERNISASI SISTEM MANAJEMEN DAN KURIKULUM PONDOK PESANTREN Al Idrus, Ali Jadid
JURNAL PENELITIAN KEISLAMAN Vol 12, No 2 (2016): (Juli)
Publisher : LP2M IAIN Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pesantren sebagai lembaga pendidikan memiliki tujuan untuk menanamkan nilai-nilai keimanan, kebangsaan dan kemasyarakatan dengan mempertahan eksistensi tradisi pesantren dalam mengembangkan kemampuan, pengetahuan, dan keterampilan peserta didik untuk menjadi ahli ilmu agama Islam (mutafaqih) dan atau menjadi muslim yang memiliki keterampilan atau keahlian untuk membangun kehidupan Islami di masyarakat. Tujuan pesantren ini tidak terlepas dari faktor sejarah, sosiologis, psikologis maupun kebudayaan bangsa Indonesia khususnya. Pondok pesantren memiliki peran yang sangat penting dalam: (1) pengembangan kehidupan beragama (dinniyah), berbangsa (wathaniyah), dan bermasyarakat (basyariyah), (2) mempersiapakan generasi Islam Ahlussunnah Wal Jama’ah, (3) Lembaga pendidikan yang memberikan pelayanan, pegabdian serta sebagai inspirator, (4) Lembaga pendidikan yang memberikan keteladanan, pioneer serta educator, dan (5) Menjadi lembaga pendidikan yang modern, professional dan proposional. Modernisasi sitem merupakan bagian dari ibadah kepada Allah maupun untuk sesama manusia, karena ibadah maka selalu didasari oleh nilai-nilai Islam yang terkandung dalam Al-Qur’an dan Al Hadits. Selain itu petunjuk-petunjuk yang telah diberikan para sahabat, tabi’in sampai dengan para ulama’ shaleh yang kemudian di lanjutkan sebagai nilai dalam menghadapi globalisasi. Selanjutnya dari hasil observasi juga diperoleh gambaran bahwa pengembangan pendidikan sebagai tempat kaderisasi, militansi, intelektualitas, dan mutu yang berdaya saing berdasarkan Al-Qur’an dan Al Hadist serta melanjutkan perjuangan para ulama’ Ahlussunnah Wal Jama’ah dengan cara mempertahankan tradisi-tradisi pesantren.
MANAJEMEN PENDIDIKAN LIFE SKILL UNTUK MENINGKATKAN KEMANDIRIAN SANTRI DI PONDOK PESANTREN NURUL QARNAIN JEMBER Mukni’ah, Mukni’ah
JURNAL PENELITIAN KEISLAMAN Vol 11, No 2 (2015): (Juli)
Publisher : LP2M IAIN Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Memperkuatdirinya sebagai lembaga yang mandiri, kini pesantren melakukan pengembangan life skill bagi para santrinya. Bagaimana manajemen yang diterapkan merupakan aspek penting yang menjadi fokus studi ini. Beberapa unsur manajemen yang dijadikan fokus adalah penyususnan rencana dan desain pendidikan life skill, model pembelajaran life skill, dan evaluasi program pendidikan life skill. Melalui penelitian kualitatif, hasil penelitian menunjukkan bahwa penyusunan rencana dan desain life skill di Pondok Pesantren Nurul Qarnain Jember dilaksanakan dengan menggunakan tiga perencanan: pertama melibatkan orang-orang yang berkompeten dan atau orang-orang yang dapat memembantu kelancaran pelaksanaan program pesantren; kedua menentukan program pendidikan yang sesuai dengan minat dan bakat; danketiga, dalam menyelenggarakan pendidikan tersebut di atas didukung oleh sarana dan prasarana (fasilitas) yang memadai. Sedangkan model pembelajaran life skill dilaksanakan melalaui dua kegiatan: pertama kegiatan murni pondok pesantren yang meliputi aktifitas murni pondok pesantren meliputi sholat berjamaah, ngaji, sholat sunah dan aktiftas yang mencerminkan nilai life skill; dan kedua aktifitas ekstra pondok yang meluputi kegiatan agrobisnis, pertanian, menjahit, tenun, sulam, kopontren dan keterampilan elektro. Sedangkan pola model pembelajaran life skill menggunakan penedaktan klasikal dan non klasikal, dan evaluasi pendidikan life skill menggunakan model pengawasan langsung. Strengthening itself as an independent institution, boarding school nowadays develops life skill experiences for its students. How are management institutionalized is an important aspect in this study. Some elements which are made to be the focus of this study are the arrangement of plan and education design for life skill experience, life skill learning model, and evaluation of life skill learning. Through qualitative research this study reveals that plan arrangement and plan design of life skill experience in Nurul Qarnain Boarding School Jember are conducted through three planning; the first is engaging competent people and/ or people who are able to determine the success of Nurul Qarnain Boarding School Jember program; the second is determining education program based on the interest and the talent of the students; the lasts is in carrying out life skill education it is necessary to support it with a considerable facilities. Meanwhile model of life skill education is carrying out through Islamic boarding school activities such as prayers in the mosque, reading Al –Qur’an, and sunnah prayers and others activities which inscribed life skill experiences within; and the second is extra activity of the boarding school such as agribusiness, agriculture, sewing, weaving, embroidering, boarding school economic cooperation and electrical skills. While the pattern of life skill learning model is through applying classical and non classical approach, and the evaluation is through direct evaluation model
KEPEMIMPINAN INSTRUKSIONAL-TRANSFORMASIONAL DALAM AKTUALISASI NILAI-NILAI ISLAMI PERSPEKTIF WSD DI MA NW HIKMATUSYSYARIEF SALUT Fitriani, M. Iwan
JURNAL PENELITIAN KEISLAMAN Vol 11, No 1 (2015): (Januari)
Publisher : LP2M IAIN Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pendidikan berbasis religius dalam perspektif pendidikan Islam adalah lembaga pendidikan yang pendirian dan penyelenggaraannya didorong oleh hasrat untuk mengejewantahkan nilai-nilai Islami. Nilai-nilai Islami tersebut menjadi basis dalam menyelenggarakan pendidikan Islam baik dari segi input, process, output maupun outcome. Salah satu unsur penting dalam mewujudkan nilai-nilai Islami tersebut dalam seluruh komponen pendidikan di madrasah adalah Kepala Madrasah. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif jenis studi kasus dengan menempatkan MA NW Hikamtusysyarif sebagai kasus. Penelitian ini menunjukkan bahwa model kepemimpinan instruksional transformasional dengan whole school development approach, berhasil diaktualisasi dalam pengembangan pendidikan berbasis religius terwujud dalam nilai-nilai rabbaniyyah yang terdiri dari nilai ikhlas, tawakkal, sabar, syukur sebagai manifestasi nilai mathi (ketaatan vertikal) dan nilai-nilai insaniyyah yang terwujud dalam nilai kesederhanaan, kebersamaan, ijtihad, tawadlu’, shilaturrahim, istiqamah dan sabar sebagai manifestasi nilai mathi’ (ketaatan sosial). Nilai-nilai tersebut terwujud dalam aktivitas-aktivitas religius dan simbol-simbol islami. Penerapan whole school development approach yaitu pengintegrasian unsur-unsur internal sistem pendidikan madrasah dengan unsur eksternal seperti orang tua, masyarakat, para ahli ataupun lembaga pendidikan lainnya melalui partnership atau colaboration. Education based on religiosity in Islamic education perspective is education institution which its establishment and its implementation are driven by desire to institutionalize Islamic values. Islamic values become the basis in carrying out Islamic education either on its input, process, output or outcome. One of the most important things in institutionalizing all those Islamic values into all education components in Madrassa is Headmaster. This research applies is qualitative studies in which put MA NW Hikmatusysyarief as an object of case study. This research shows that instructional – transformational leadership with whole school development approach is successfully implemented in developing education based on religiosity. It is incarnated in rabbaniyah values; sincerity, resignation, patient, and thankful. These values become manifestation of mathi (vertical obedience) and insaniyyah values embodied in simplicity, togetherness, ijtihad, tawadhu, shilaturrahim, istiqamah, and patient as a manifestation of mathi’ (social obedience). These values are materialized in religious activity and Islamic symbols. The implementation of whole school development approach is an integration of internal elements of Madrassa education system with external elements;parents, society, pundits and other education institution through partnership or collaboration.

Page 9 of 10 | Total Record : 97