cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota kendari,
Sulawesi tenggara
INDONESIA
JITRO (Jurnal Ilmiah dan Teknologi Peternakan Tropis)
Published by Universitas Halu Oleo
ISSN : 24067489     EISSN : 24069337     DOI : -
Core Subject : Health,
Jurnal Ilmu dan Teknologi Peternakan Tropis (JITRO) adalah jurnal ilmiah mempublikasikan hasil penelitian dan review bidang peternakan.
Arjuna Subject : -
Articles 471 Documents
Pengembangan Usaha Ternak Ayam Pedaging Sistem Kemitraan Bagi Hasil Berdasarkan Aksesibilitas Peternak Terhadap Sumber Daya Amam Amam; Zaenal Fanani; Budi Hartono; Bambang Ali Nugroho
Jurnal Ilmu dan Teknologi Peternakan Tropis Vol 6, No 2 (2019): JITRO, Mei
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (282.964 KB) | DOI: 10.33772/jitro.v6i2.5578

Abstract

Sistem kemitraan bagi hasil adalah sistem kerjasama yang dilakukan oleh dua orang atau lebih (antar-peternak) atau peternak sebagai pelaksana yang menjalankan usaha budi daya yang dibiayai atau dimiliki oleh perusahaan peternakan dan/atau perusahaan di bidang lain. Tujuan penelitian yaitu melakukan pemetaan sumber daya yang dapat diakses peternak dan model pengembangan usaha ternak ayam pedaging sistem kemitraan bagi hasil. Penelitian dilakukan pada bulan Januari-Juni 2018. Sebanyak 44 peternak ayam pedaging sistem bagi hasil di Kabupaten Malang, Jawa Timur. Analisis data menggunakan teknik SEM (Structural Equation Model) dengan SmartPLS 2.0. Hasil penelitian menunjukkan bahwa akses peternak terhadap sumber daya dan SDM peternak berpengaruh terhadap pengembangan usaha ternak ayam pedaging sistem bagi hasil sebesar 68,3%. Kesimpulan penelitian ini yaitu sumber daya yang dapat diakses peternak ayam pedaging sistem kemitraan bagi hasil adalah sumber daya finansial, teknologi, fisik, ekonomi, lingkungan, dan sosial. Peranan sumber daya tersebut penting untuk pengembangan usaha ternak.
Pemetaan Potensi Sumberdaya Lahan Hijauan Pakan Ternak Sapi Bali di Kecamatan Tinanggea Kabupaten Konawe Selatan Musram Abadi; La Ode Nafiu; Jufri Karim
Jurnal Ilmu dan Teknologi Peternakan Tropis Vol 6, No 1 (2019): JITRO, Januari
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1006.3 KB) | DOI: 10.33772/jitro.v6i1.8203

Abstract

ABSTRAK   Tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi dan memetakkan potensi sumberdaya lahan hijauan pakan ternak (HPT) di Kecamatan Tinanggea Kabupaten Konawe Selatan. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskripsi kualitatif dan analisis SIG. Lokasi penelitian ini adalah Kecamatan Tinanggea, yang memiliki sumberdaya lahan potensial untuk dikembangkannya hijauan pakan ternak (HPT). Metode pengumpulan data menggunakan metode survey melalui pengambilan sampel tanah pada setiap wilayah yang telah ditetapkan, selanjutnya melakukan pemetaan wilayah yang memiliki potensi untuk pengembangan hijauan pakan ternak (HPT). Hasil penelitian ini diperoleh berdasarkan evaluasi kesesuaian lahan yang dilakukan di Kecamatan Tinanggea Kabupaten Konawe Selatan dengan menggunakan metode pencocokan (matching) antara data karakteristik dan kualitas lahan dengan kriteria kesesuaian lahan (persyaratan tumbuh tanaman yang dievaluasi) dengan kategori sangat sesuai, yaitu lahan untuk tanaman rumput gajah seluas 31,85 hektar, lahan untuk tanaman leguminosa seluas 21,50 hektar, dan lahan untuk tanaman rumput lapangan seluas 184,26 hektar.Kata Kunci: hijauan pakan ternak, pemetaan, sumberdaya lahanABSTRACTThis study aimed to identify and map the potential of forage land resources in Sub-district Tinaggea, Konawe Selatan Regency.  Analysis method used in this research was qualitively descriptive analysis and Geographic Information System (SIG).  This research was conducted in Sub-district Tinanggea where the land resources are very potential to be improved as the pasture area.  Method of collecting data used survey method by collecting the soil samples in each determined areas, and then mapping the areas that have the potential for expanding the forage land. Result of the study was obtained based on evaluation of land suitability conducted in Sub-district Tinanggea, Konawe Selatan Regency by using matching method among characteristic data and land quality with the land suitability criteria (growth requirement of evaluated grass) in the very appropriate category including the land for elephant grass as large as 31.85 hectare, leguminosae as large as 21.50 hectare, and grass field as large as 184.26 hectare.Keywords: forage, land resources, mapping
Analisis Kelayakan dan Manajemen Usaha Peternakan Sapi Perah Penerima Kredit Simpan Pinjam di Koperasi SAE Pujon Fahmi Arief; Nenny Hariyani; Soeharsono Soeharsono; Widya Paramitha Lokapirnasari; Mirni Lamid; Anam Al Arif
Jurnal Ilmu dan Teknologi Peternakan Tropis Vol 6, No 3 (2019): JITRO, September
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (217.742 KB) | DOI: 10.33772/jitro.v6i3.7513

Abstract

ABSTRAK                                                                        Penelitian bertujuan untuk mengetahui analisis sistem manajemen usaha peternak sapi perah penerima kredit modal usaha di KUD SAE Pujon terhadap kelayakan usaha peternakan sapi perah dan analisis kelayakan usaha anggota peternakan sapi perah penerima kredit modal usaha di Koperasi SAE Pujon. Penelitian ini merupakan penelitian eksploratif. Penentuan lokasi dan 30 responden berdasarkan metode purposive sampling dari total semua peternak penerima kredit modal usaha yang ada di Koperasi SAE Pujon. Pengumpulan data dilakukan dengan cara teknik kuisoner, dokumentasi dan teknik wawancara.   Jumlah ternak, jumlah produksi dan harga jual susu, kredit modal usaha dan manajemen peternakan adalah variabel bebas dan analisis kelayakan usaha adalah variabel tergantung. Indikator dari sistem manajemen yaitu manajemen bibit, pakan, kandang dan kesehatan. Indikator analisis kelayakan usaha yaitu break event point (BEP) unit, break event point (BEP) harga dan benefit cost ratio (B/C Ratio). Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Hubungan SDA dan pelaksanaan kerja berpengaruh terhadap analisa usaha dalam persamaan (AU = -0,267*SDA + 0,226*PK), kemudian hubungan kredit simpan pinjam dan analisa usaha berpengaruh terhadap kelayakan usaha dalam persamaan (AKLU = 0,794*BP + 0,260*KSP).Kata Kunci: analisis kelayakan, kredit usaha, sistem manajemen, sumber daya alamABSTRACTThe cooperative also provides supporting facilities, one of which is a cooperative providing credit to the community. The study aimed to determine the analysis of the business management system of dairy farmers who received venture capital loans at KUD SAE Pujon on the feasibility of dairy farming businesses and an analysis of the business feasibility of members of the dairy farm recipients of business capital at SAE Pujon Cooperative. This research is exploratory. Location determination and 30 respondents based on the purposive sampling method of the total all farmers receiving business capital loans at the SAE Pujon Cooperative. Data collection is done by questionnaire techniques, documentation and interview techniques. The number of livestock, the amount of production and the selling price of milk, business capital credit, and livestock management are independent variables and the business feasibility analysis is a dependent variable. Indicators of the management system are the management of seeds, feed, pens, and health. Business feasibility analysis indicators are break event points (BEP) units, break event points (BEP) prices and benefit-cost ratio (B/C Ratio). The results showed that: (1) The relationship of natural resources and work implementation had an effect on business analysis in the equation (AU = -0.267 * SDA + 0.226 * PK), then the relationship between savings and loans and business analysis had an effect on business feasibility in the equation (AKLU = 0.794 * BP + 0.260 * KSP).Keywords: capital loans, feasibility analysis, management system, natural resources
Pengaruh Penambahan Mikroenkapsulasi Minyak Kanola Terhadap Performa, Kecernaan Nutrien, dan Profil Asam Lemak Rumen Domba Vishara Sekar Fadhilah; I Komang Gede Wiryawan; Sri Suharti
Jurnal Ilmu dan Teknologi Peternakan Tropis Vol 6, No 3 (2019): JITRO, September
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (540.964 KB) | DOI: 10.33772/jitro.v6i3.8138

Abstract

ABSTRAK      Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki pengaruh dari pemberian pakan yang mengandung mikroenkapsulasi minyak kanola pada konsumsi, kecernaan nutrien, dan performa pertumbuhan pada domba. Lima belas domba garut jantan dengan rataan bobot badan awal 20.17 ± 4.65 kg digunakan dalam rancangan acak kelompok (RAK) pada periode pemeliharaan selama 100 hari dengan 3 perlakuan dan 5 kelompok sebagai ulangan. Perlakuan yang digunakan adalah P0 (kontrol / hijauan: konsentrat = 60:40), P1 (P0 mengandung 4% minyak kanola), dan P2 (P0 mengandung 4% mikroenkapsulasi minyak kanola). Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan untuk performa, konsumsi dan kecernaan nutrien. Suplementasi minyak kanola murni maupun terenkapsulasi sebagai sumber energi dalam ransum domba, menghasilkan pertambahan bobot badan harian (PBBH) dan efisiensi penggunaan pakan yang terbaik. Proporsi asam lemak tak jenuh pada perlakuan suplementasi mikroenkapsulasi minyak kanola 8% lebih tinggi dibandingkan dengan kontrol. Perlakuan minyak kanola murni meningkatkan (P<0.05) proporsi asam stearat (C18:0) dibandingkan perlakuan lainnya. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa suplementasi 4% mikroenkapsulasi minyak kanola di dalam ransum, selaian menghasilkan PBBH dan efisiensi pakan terbaik juga mampu melindungi asam lemak tak jenuh (ALTJ) dari proses biohidrogenasi rumen tanpa mengganggu konsumsi dan kecernaan nutrient ransum.Kata kunci: konsumsi, kecernaan, mikroenkapsulasi, minyak kanola, performaABSTRACTThe aim of this study was to investigate the effects of feeding diets with microencapsulation of canola oil on intake, nutrient apparent digestibility, and growth performance of lambs. Fifteen male garut lambs with an initial average body weight of 20.17 ± 4.65 kg were used in a randomized block design (RBD) for a 100-days feeding period with 3 treatments and 5 groups as replication. The treatments were P0 (control/forage:concentrate = 60:40), P1 (P0 contained 4% of canola oil), and P2 (P0 contained 4% of microencapsulated canola oil). The results showed that there was no difference in the growth performance, intake, and digestibility of nutrients. The best of average daily gain (ADG) and feed efficiency results from the supplementation of pure canola oil or encapsulated canola oil in diets. The proportion of unsaturated fatty acids in the supplementation of microencapsulated canola oil treatment was 8% higher than control. The treatment of canola oil supplementation increased (P<0.05) the proportion of stearic acid (C18:0) compared to other treatments. Thus, it can be concluded that supplementation of 4% of microencapsulated canola oil, besides produced the best of ADG and feed efficiency, was also able to maintain unsaturated fatty acids from the rumen biohydrogenation process without detrimental effects on nutrient intake and digestibility in lambs.    Keywords: canola oil, digestibility, intake, microencapsulation, performance
Performa Ayam Sentul yang Diberi Ransum Mengandung Indigofera zollingeriana Asep Suherman; Yudhi Mahmud; Wiwik Ambasari; Iman Hernaman; Hani Yuhani; Rukmantoro Salim
Jurnal Ilmu dan Teknologi Peternakan Tropis Vol 7, No 1 (2020): JITRO, Januari
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (395.998 KB) | DOI: 10.33772/jitro.v7i1.8590

Abstract

ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk memanfaatkan Indigofera zollingeriana dalam ransum terhadap kinerja ayam sentul. Seratus empat puluh empat ekor ayam Sentul dialokasikan ke dalam 6 perlakuan dan 4 ulangan. Unggas tersebut dipelihara dari mulai day old chick (DOC) sampai umur 3 minggu dengan diberi ransum BR 501 CP, selanjutnya selama 7 minggu diberi ransum perlakuan. Ransum perlakuan tersebut adalah 1) R1 = ransum komersial (Sinta SP 22), 2) R2 = ransum yang biasa digunakan peternak, 3) R3 = ransum mengandung Indigofera zollingeriana 20% tanpa jagung, 4) R4 = ransum mengandung Indigofera zollingeriana 10%, 5) R5 = ransum mengandung Indigofera zollingeriana 15%, 6) R6 = ransum mengandung Indigofera zollingeriana 20% dan mengandung jagung. Penelitian menggunakan rancangan acak lengkap dan data yang terkumpul dianalisis dengan uji Duncan. Hasil menunjukkan bahwa konsumsi dan konversi ransum tidak menunjukan perbedaan yang nyata, tapi pertambahan bobot badan tertinggi (P<0,05) dicapai pada R1 dengan bobot badan akhir sebesar 833,25 g pada umur 10 minggu. Ransum R4 yang mengandung Indigofera zollingeriana 10% menghasilkan pertambahan bobot badan yang sama dengan R1 dengan bobot akhir penelitian sebesar 722 g. Kesimpulan Indigofera zollingeriana sebanyak 10% dapat diberikan dalam ransum ayam sentul.Kata kunci:  ayam sentul, performa, Indigofera zollingerianaABSTRACTThis study was aimed to utilize Indigofera zollingeriana in diets on the performance of sentul chicken. One hundred and fourty four sentul chickens were allocated into 6 treatments and 4 repetitions. This poultry was kept from DOC until the age of 3 weeks with BR 501 CP diets, next for 7 weeks fed treatment diets. The treatment diet was 1) R1 = commercial diet (Sinta SP 22), 2) R2 = diet commonly used by breeder, 3) R3 = diet containing Indigofera zollingeriana 20% without maize, 4) R4 = diet containing Indigofera zollingeriana 10%,  5) R5 = diet containing Indigofera zollingeriana 15%, 6) R6 = diet containing Indigofera zollingeriana 20% and containing maize. The study used a complete randomized design and the collected data were analyzed by Duncan test. The results showed that the consumption and conversion of diets did not show any significant difference, but the highest body weight gain (P <0.05) was achieved in R1 with final bodyweight of 833.25 g at 10 weeks. The R4 diet containing 10% Indigofera zollingeriana resulted in the same weight gain as R1 with the final weights of 722 g. Conclusion Indigofera zollingeriana as much as 10% can be given in sentul chicken diets.Keywords: performance, Indigofera zollingeriana, sentul chicken
Pengaruh Metode Thawing Terhadap Kualitas Fisik dan Kimia Daging Sapi Beku Dian Ari Prehatini; Sri Widya Lestari; Dyah Triasih
Jurnal Ilmu dan Teknologi Peternakan Tropis Vol 7, No 1 (2020): JITRO, Januari
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (435.414 KB) | DOI: 10.33772/jitro.v7i1.8547

Abstract

ABSTRAKTujuan penelitian ini untuk mengetahui metode thawing yang terbaik dalam proses penyegaran kembali daging beku, ditinjau dari kualitas fisik dan kimia daging sapi beku. Materi yang digunakan adalah daging sapi beku bagian LD (Longissimus dorsi) yang telah disimpan dalam freezer bersuhu -19oC selama lebih dari 12 bulan. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Perlakuan yang diberikan adalah metode thawing P1 (refrigerator 3-5oC), P2 (ruangan terbuka 27oC), P3 (air mengalir 25oC), dan P4 (waterbath 30-40oC). Hasil analisis statistik menunjukan bahwa perbedaan metode thawing berpengaruh (P<0,05) terhadap kualitas fisik dan kimia. Metode thawing yang paling baik karena memberikan pengaruh kerusakan fisik yang paling sedikit adalah metode thawing dengan udara ruang karena mempunyai keempukan yang paling empuk dibandingkan metode thawing lainnya. Sedangkan metode thawing yang paling baik karena pemberikan pengaruh kerusakan kimia paling sedikit adalah metode thawing dengan udara dingin karena dapat mempertahankan kadar protein dalam daging dan memiliki kadar air yang rendah.Kata kunci: daging beku, kualitas fisik, kualitas kimia, suhu, thawingABSTRACTThe purpose of this study was to determine the best thawing method in the process of refreshing frozen meat, in terms of the physical and chemical quality of frozen beef. The material used is LD frozen beef (Longissimus dorsi) which has been stored in a freezer temperature of -19oC for more than 12 months. This study uses a completely randomized design (CRD). The treatments given are the thawing method P1 (3-5oC refrigerator), P2 (27oC open space), P3 (25oC running water), and P4 (30-40oC water bath). The results of statistical analysis showed that the difference in the thawing method affected (P<0.05) on physical and chemical quality. The best thawing method because it provides the least physical damage effect is the thawing method with room air because it has the softest tenderness compared to other thawing methods. While the best thawing method is because the least effect of chemical damage is the cold air thawing method because it can maintain the protein content in meat and has a low water content.Keywords: frozen meat, chemical quality, physical quality, temperature, thawing
Evaluasi Kualitas Telur Itik Talang Benih dengan Jenis Daun dan Lama Penyimpanan yang Berbeda Jekson Fresli; Wismalinda Rita; Nur Hidayah
Jurnal Ilmu dan Teknologi Peternakan Tropis Vol 6, No 3 (2019): JITRO, September
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (160.455 KB) | DOI: 10.33772/jitro.v6i3.6382

Abstract

ABSTRAK                                                                        Tujuan penelitian ini mengetahui jenis daun dan lama penyimpanan terbaik pada kualitas telur itik talang benih konsumsi. Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan acak lengkap (RAL) pola faktorial dengan 2 faktor dan 3 kali ulangan. Faktor pertama yaitu jenis daun (daun sirsak dan jambu biji) dan faktor kedua yaitu lama penyimpanan (0, 15, dan 30 hari). Parameter yang diamati yaitu warna kuning telur, albumen indeks, yolk indeks, dan haugh unit. Data dianalisis menggunakan ANOVA dan perbedaan antara perlakuan diuji lanjut dengan uji DMRT. Hasil penelitian menunjukan bahawa tidak ada interaksi antara jenis daun dan lama penyimpanan terhadap warna kuning telur, albumen indeks, yolk indeks, dan haugh unit. Daun sirsak lebih mampu mempertahankan warna kuning telur dibandingkan daun jambu biji (P<0,05), namun tidak berbeda nyata (P>0,05) terhadap albumen indeks, yolk indeks, dan haugh unit. Lama penyimpanan sangat berpengaruh nyata (P<0,01) terhadap warna kuning telur, albumen indeks, yolk indeks, dan haugh unit. Dapat disimpulkan bahwa daun sirsak memiliki kemampuan lebih baik dalam mempertahankan warna kuning telur itik talang benih. Penyimpanan telur sebaiknya dilakukan sampai batas 15 hari karena albumen indeks, yolk indeks, dan haugh unit memiliki mutu 2.Kata Kunci: daun, itik talang benih, kualitas telur, lama penyimpananABSTRACTThe amis of this study to determine the type of leaves and the best storage time for the quality of talang benih duck’s egg consumption. The research was design in factorial completely randomized design with 2 factors and 3 replications. The first factor is type of leaves (soursop and guava) and the second factor is storage time (0, 15 and 30 days). Variables observed were yolk color, albumen index, yolk index, and haugh unit. Data were analyzed using ANOVA and differences between treatments were tested by DMRT test. The results showed that there was no interaction between leaves type and storage time for yolk color, albumen index, yolk index, and haugh unit. Soursop leaves are more able to maintain the color of egg yolk than guava leaves (P <0.05), but not significantly different (P>0.05) to the albumen index, yolk index, and haugh unit. Storage time had strong significant effect (P<0.01) on egg yolk color, albumen index, yolk index, and haugh unit. It is concluded that soursop leaves have a better ability to maintain the color of duck egg yolk. Egg storage time should be carried out up to 15 days because albumen index, yolk index, and haugh unit had quality 2.Key words: egg quality, leaves, storage time, talang benuh duck
Substitusi Kuning Telur dengan Lesitin Kedelai sebagai Pengencer Semen dalam Mempertahankan Kualitas Spermatozoa Kerbau Penyimpanan 5°C Nifsu Sabaan; Chairussyuhur Arman; Enny Yuliani; Maskur Maskur
Jurnal Ilmu dan Teknologi Peternakan Tropis Vol 6, No 3 (2019): JITRO, September
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (566.966 KB) | DOI: 10.33772/jitro.v6i3.8173

Abstract

ABSTRAKPengencer konvensional berbasis kuning telur yang bersumber dari hewan membawa risiko kontaminasi mikroba dan menghalangi jarak pandang pemeriksaan spermatozoa di bawah mikroskop. Penelitian ini dilaksanakan` untuk menilai apakah substitusi kuning telur dengan lesitin kedelai di dalam pengencer berbasis-tris dapat mempertahankan kualitas spermatozoa kerbau lumpur pada penyimpanan 5°C selama 120 jam. Ejakulat dari 3 ekor kerbau umur 3-4 tahun dengan bobot badan 450-500 kg ditampung dengan menggunakan vagina buatan.Semen diencerkan dengan pengencer konvensional yang mengandung 20% kuning telur (kontrol) dan pengencer lesitin dengan konsentrasi1%, 2%, 3% dan 4%(perlakuan) dan disimpan pada 5°C selama 120 jam. Parameter spermatozoa dinilai pada interval 0, 72, dan 120 jam setelah semen yang diencerkan disimpan 5°C.Persentase motilitas dan spermatozoa normal tidak berbeda nyata (P<0,05) antara pengencer 1% lesitin dan kontrol. Namun pengencer 1% lesitin mampu mempertahankan kedua parameter tersebut setelah penyimpanan 5°C selama 120 jam. Persentase viabilitas, keutuhan membran dan tudung akrosom spermatozoa pada pengencer 1% lesitin dibandingkan pengencer kontrol lebih tinggi (P<0,05) dari pengencer perlakuan 2, 3, dan 4% lesitin. Disimpulkan bahwa pengencer 1% lesitin dapat menyubstitusi pengencer konvensional berbasis kuning telur untuk penyimpanan semen kerbau pada 5ºC selama 120 jam.Kata kunci: kuning telur, lesitin, pengencer, semen cair, semen kerbauABSTRACTConventional egg yolk-based diluent animal origin carries the risk of microbial contamination and interference with microscopic examination. This study was conducted to assess whether substitution of egg yolk with soy lecithin in tris-based diluents can maintain the quality of buffalo spermatozoa stored at 5°C for 120 h. Ejaculate from 3 buffaloes aged 3-4 years and body weight of 450-500 kg was collected using an artificial vagina. Semen was diluted with diluent containing 20% egg yolk (control) and diluent with concentrations of lecithin 1%, 2%, 3% and 4% (treatment). Spermatozoa parameters were assessed at intervals of 0, 72 and 120 h after the diluted semen was stored at 5°C for 120 h. The percentages of motility and normal spermatozoa did not differ significantly (P<0.05) between 1% lecithin and control diluents. However, 1% of lecithin was able to maintain both parameters after stored at 5°C for 120 h. The percentages of viability, membrane integrity and functional acrosome of spermatozoa in 1% lecithin were higher (P<0.05) than control and the other three treatment diluents. In conclusion, 1% of lecithin diluent could substitute conventional egg yolk-based diluent for the storage of buffalo semen at 5ºC for 120 h.Keywords: buffalo semen, egg yolk, lecithin, diluents, liquid semen
Karakteristik Fermentasi Rumen dan Keseimbangan Nitrogen Domba yang Diberi Minyak Kanola Murni dan Terenkaspulasi Mawar Mawar; Sri Suharti; I Komang Gede Wiryawan
Jurnal Ilmu dan Teknologi Peternakan Tropis Vol 6, No 3 (2019): JITRO, September
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (482.527 KB) | DOI: 10.33772/jitro.v6i3.8147

Abstract

ABSTRAK                                                            Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh minyak kanola tanpa proteksi dan terenkapsulasi pada karakteristik fermentasi rumen. di domba garut jantan. Penelitian menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) dengan rancangan 3 perlakuan dan 5 kelompok sebagai ulangan. Perlakuan terdiri dari P0 (kontrol/pakan ternak:konsentrat = 60:40), P1: P0 (mengandung minyak kanola 4% dari total ransum); P2: P0 (mengandung mikroenkapsulasi minyak kanola 4% dari total ransum). Bahan pelapis yang digunakan dalam produk mikroenkapsulasi memiliki komposisi 50% maltodekstrin dan 50% gum arab. Data dianalisis menggunakan analisis sidik ragam. Hasil penelitian menunjukkan penambahan minyak kanola bebas maupun minyak kanola proteksi pada ransum sangat nyata (P<0,01) menurunkan populasi protozoa. Sintesis protein bakteri, NH3, retensi nitrogen, dan kadar BUN sangat nyata meningkat (P<0,01) pada pemberian minyak kanola bebas. Sementara penurunan terjadi pada pemberian minyak kanola terenkaspulasi dibandingkan kontrol. Namun, penambahan 4% minyak kanola bebas dan terenkapsulasi tidak signifikan mempengaruhi populasi bakteri total dan VFA. Dapat disimpulkan bahwa penambahan minyak kanola tanpa proteksi memberikan produksi NH3, BUN, dan SPM tertinggi di rumen serta minyak kanola dalam bentuk bebas dan terenkaspulasi mampu menurunkan pertumbuhan protozoa rumen yang merupakan predator bakteri tetapi tidak dapat menstimulasi pertumbuhan populasi bakteri rumen.Kata Kunci: mikroenkapsulasi, minyak kanola, rumen, spm, total bakteriABSTRACTThis experiment aimed to investigate the effects of unprotected and microencapsulated canola oil on rumen fermentation characteristics in Garut young rams. The design of experiment was using randomized block design (RBD) with 3 treatments and 5 groups as replication. The treatments were T0 (control/forage:concentrate = 60:40), T1 = T0 (Contain canola oil 4% total diet), T2 T0 (Contain microencapsulated canola oil (4% total diet). Coating materials composition used in microencapsulation were 50% maltodextrin and 50% arabic gum. The data were analyzed by using analysis of variance (ANOVA). The results showed that addition either protected or unprotected of canola oil on diet significantly (P<0.05) decreased rumen protozoa population. Microbial protein synthesis (MPS), NH3 nitrogen retention, and BUN were significantly (P<0.01) increased in unprotected canola oil meanwhile was decreased in the microencapsulated. Nonetheless, addition 4% of protected or unprotected canola oil did not significantly affect total bacterial population and VFA. It is concluded that addition of the unprotected canola oil gave the highest production of NH3, BUN, and MPS in rumen. In addition, the use of unprotected and microencapsulation of canola oil reduced the population of protozoa which are the predators of bacteria, but could not stimulate the growth population of rumen bacteria.Keywords: beef, diversification, development strategy, population
Keragaman Sifat Kualitatif pada Sapi Silangan PO dan Belgian Blue Menggunakan Analisis Komponen Utama Jakaria Jakaria; Fuadi Zulkipli; Edwar Edwar; Mokhamad Fakhrul Ulum; Rudy Priyanto
Jurnal Ilmu dan Teknologi Peternakan Tropis Vol 7, No 1 (2020): JITRO, Januari
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (592.628 KB) | DOI: 10.33772/jitro.v7i1.8675

Abstract

The purpose of this study was to determine the diversity of qualitative traits in PO, Belgian Blue and PO-Belgian Blue crosses using principal component analysis. The total samples of cattle used were 36 consisting of 8 heads Belgian Blue (4 males and 4 females), 17 heads Belgian PO-Belgian cross-breed (11 males and 6 females) and 11 PO heads (all females)). The diversity of qualitative traits observed were 17 characteristics namely plain body-color (WTP), combination body-color (WTK), horned (MT), humped (MP), sagging (MG), black tail tip color (WUEH), white tail tip color (WUEH), black eyelash color (WBMH), white eyelash color (WBMP), circle hair head (PRK), circle hair back (PRP), circle hair bracket (PRB), black nail color (WKH), nail color white (WKP), double muscle (PG), black muzzle (WMH) and white muzzle (WMP). Qualitative data were analyzed descriptively by calculating the proportion value, while the determinant variables of each breed were analyzed using the principal component analysis method (AKU) with the Minitab version 7 program. The results showed that the characteristics of qualitative traits in PO, Belgian Blue, and PO-Belgian Blue cross-breed cattle have a high diversity. PO and Belgian Blue cattle breeds can be clearly distinguished based on the characteristics of qualitative traits, whereas PO-Belgian Blue crossbred cattle have clusters that are close to PO cattle clusters. Found character traits for each cattle breed in both PO, Belgian Blue, and PO-Belgian Blue cross-breed. There are three characteristics of qualitative traits possessed in each cow nation, namely the variable circle hair head (PRK), circle hair back (PRP) and horned characters (MT). Based on the results obtained that the qualitative traits in cattle can be used as a distinguishing character between PO, Belgian Blue, and PO-Blue Belgian cross cattle breeds.