cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota kendari,
Sulawesi tenggara
INDONESIA
JITRO (Jurnal Ilmiah dan Teknologi Peternakan Tropis)
Published by Universitas Halu Oleo
ISSN : 24067489     EISSN : 24069337     DOI : -
Core Subject : Health,
Jurnal Ilmu dan Teknologi Peternakan Tropis (JITRO) adalah jurnal ilmiah mempublikasikan hasil penelitian dan review bidang peternakan.
Arjuna Subject : -
Articles 471 Documents
Kualitas Post Thawing Spermatozoa Kambing Peranakan Etawa (PE) pada Suhu 37oC dengan Waktu yang Berbeda Enike Dwi Kusumawati; Syam Rahadi; Sutantri Nurwathon; Dyah Lestari Yulianti
Jurnal Ilmu dan Teknologi Peternakan Tropis Vol 6, No 2 (2019): JITRO, Mei
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (297.414 KB) | DOI: 10.33772/jitro.v6i2.7152

Abstract

ABSTRAKPenelitian ini dilakukan di laboratorium Fakultas Peternakan Universitas Kanjuruhan. Materi Penelitian yang digunakan adalah semen kambing PE beku yang didapatkan dari Balai Besar Inseminasi Buatan (BBIB) Singosari Kabupaten Malang. Metode penelitian yang digunakan adalah metode percobaan dengan rancangan acak lengkap (RAL). Perlakuan thawing menggunakan air dengan suhu 37°C selama 7, 15, dan 30 detik dengan 10 kali ulangan. Variabel yang diamati yaitu motilitas, viabilitas, dan abnormalitas spermatozoa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa motilitas dan viabilitas perlakuan pencairan waktu 30 detik pada 37°C (P3) memberikan hasil terbaik adalah motilitas tertinggi 35%, viabilitas tertinggi 65,88%, dan abnormalitas terendah dengan pencairan 30 detik pada 37°C (P3) 18,392% . Namun, perlakuan tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan (P>0,05) pada motilitas dan viabilitas tetapi memberikan perbedaan yang sangat signifikan pada abnormalitas (P<0,01). Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa perlakuan lama thawing mempengaruhi motilitas, viabilitas, dan abnormalitas spermatozoa.Kata Kunci: kambing, motilitas, peranakan etawa, spermatozoa, viabilitasABSTRACTThis study was carried out in the laboratory of Animal Husbandry Faculty Kanjuruhan University. The research material used was frozen sperm PE goat obtained from the Center for Artificial Insemination (BBIB) Singosari Malang. The research method used was an experimental method with a completely randomized design (CRD). The thawing treatment uses water with a temperature of 37 °C for 7, 15, and 30 seconds with 10 replications. The variables observed were motility, viability, and abnormalities of sperm.The result showed that time thawing treatment of 30 seconds at 37°C (P3) was the highest average motility 35%, the highest average viability 65,881%, and the lowest average abnormality with thawing 7 seconds at 37°C (P1) 18,392%. However, the treatment didn’t show significant different (P>0,05) on motility and  viability but it gave highly significant different on abnormality (P<0,01). The conclusion of this research is that the treatment of time thawing influence motility, viability and increase abnormality.Keywords: abnormality, etawa filial, goat, motility, sperm, viability
Pengaruh Pemberian Kombinasi Probiotik dan Tepung Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi) Terhadap Kecernaan dan Energi Metabolis pada Ayam Pedaging Bintang Putri; Osfar Sjofjan; Irfan H. Djunaidi
Jurnal Ilmu dan Teknologi Peternakan Tropis Vol 6, No 2 (2019): JITRO, Mei
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (317.713 KB) | DOI: 10.33772/jitro.v6i2.6502

Abstract

ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian kombinasi probiotik dan tepung belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi) terhadap kecernaan dan energi metabolis pada ayam pedaging. Metode yang digunakan adalah metode percobaan dengan Rancangan Acak Lengkap dari 4 perlakuan dan 5 ulangan. Perlakuan terdiri dari P0(-) = pakan kontrol, P1 = probiotik 0,8% + tepung belimbing wuluh 0,25%, P2 = probiotik 0,8% + tepung belimbing wuluh 0,50%, P3 = probiotik 0,8% + tepung belimbing wuluh 0,75%. Variabel yang diukur pada penelitian ini meliputi kecernaan bahan kering (KcBK), kecernaan protein kasar (KcPK), energi metabolis (AME) dan energi metabolis terkoreksi nitrogen (AMEn). Data dianalisis menggunakan ANOVA dan dilanjutkan dengan Uji Jarak Berganda Duncan. Hasil dari penelitian ini adalah pemberian penambahan kombinasi probiotik dan tepung belimbing wuluh memberikan pengaruh tidak berbeda nyata (P>0,05) pada KcBK, KcPK, AME, dan AMEn, namun jika dilihat secara numerik penambahan kombinasi probiotik dan tepung belimbing wuluh pada pemberian presentase 0,75% memberikan hasil terbaik. Kesimpulan dari penelitian ini adalah kombinasi probiotik dan tepung belimbing wuluh dapat digunakan sebagai alternatif antibiotik pada pakan.Kata Kunci:acidifier, energi metabolis, kecernaan, probiotik, tepung belimbing wuluhABSTRACTThe purpose of this research to determine the effect of the combination of probiotics and Averrhoa bilimbi on digestibility and metabolic energy in broilers. The method was field experiment using Completely Randomize Design with 4 treatments and 5 replications. The treatments were consist of P0 (-) = control feed, P0 (+) = antibiotic (bacitracin), P1 = probiotic 0.8% + Averrhoa bilimbi0.25%, P2 = probiotic 0.8% + Averrhoa bilimbi0, 50%, P3 = probiotic 0.8% + Averrhoa bilimbi0.75%. The measured variables were dry matter digestibility, crude protein digestibility, apparent metabolizable energy (AME) and nitrogen corrected apparet metabolizable energy (AMEn). The data were analyzed by ANOVA and continued by Duncan’s Multiple Range Test (DMRT). The result of this research showed that the addition of probiotic and Averrhoa bilimbi combination were not significantly effects (P>0,05) on dry matter digestibility, crude protein digestibility, apparent metabolizable energy (AME) and nitrogen corrected apparet metabolizable energy (AMEn), but if when viewed numerically the combination of probiotic and Averrhoa bilimbi the addition of 0,75% gived the best result. The conclusion of this research was combination of probiotic and Averrhoa bilimbi can be used as an alternative antibiotic in feed.Keywords: acidifier,Averrhoa bilimbi, digestibility, probiotic, metabolizable energy
Analisis Tingkat Pengetahuan, Sikap, dan Motivasi Peternak Sapi dalam Adopsi Teknologi Inseminasi Buatan di Sumbawa Barat Muhyidin Muhyidin; Chairussyuhur Arman; Lalu Ahmad Zaenuri
Jurnal Ilmu dan Teknologi Peternakan Tropis Vol 6, No 3 (2019): JITRO, September
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (131.072 KB) | DOI: 10.33772/jitro.v6i3.6529

Abstract

ABSTRAK                                                            Upaya pengembangbiakan sapi melalui penerapan inseminasi buatan (IB) dengan semen beku terbukti berhasil meningkatkan produktivitas sapi potong di Provinsi NTB. Namun tingkat adopsi teknologi IB oleh peternak sapi di Kabupaten Sumbawa Barat selama lebih dari 10 tahun masih rendah. Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh hubungan antara pengetahuan, sikap dan motivasi peternak sapi dalam adopsi teknologi IB. Penelitian ini adalah deskriptif korelatif dengan metode wawancara tatap muka, rancangan cross sectional dengan bantuan kuesioner terstruktur dari 84 responden. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan Spearman Rho. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 90,5% responden mengetahui manfaat teknologi IB dan hanya 8,4% responden yang tidak mengetahui manfaat teknologi IB. Sebanyak 60-70% responden mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan IB dan tanda-tanda estrus yang diketahui dari keluarnya lendir dari vulva, warna merah vagina dan sapi menjadi gelisah. Sekitar 70% responden tidak memahami waktu yang tepat untuk inseminasi serta peralatan yang digunakan untuk IB. Semua responden setuju dengan program IB, namun, tidak ingin memiliki keterampilan dalam melakukan IB. Disimpulkan bahwa tingkat pengetahuan, sikap dan motivasi responden secara umum cukup baik dalam upaya untuk mengadopsi teknologi IB dan ada hubungan positip dan signifikan (p<0,05) antara pengetahuan, sikap dan motivasi.Kata Kunci: adopsi, inseminasi buatan, peternak sapi, teknologi ABSTRACTImproving cattle productivity in NTB by breeding using AI technology has been successful. In West Sumbawa District AI has been used for over 10 years, however, the level of its adoption is still low. The study was conducted to obtain the relationships between knowledge, attitude, and motivation of cattle farmers in the adoption of AI technology. A survey approach was used in this study and a questionnaire was developed to gather the data. The sample size for cattle farmers was 84. Data were analyzed using Spearman Rho. About ninety-five respondents apprehended the benefits of AI technology and only 8.4% did not know. Around 60-70% of respondents understood factors that affected the success of AI and recognized signs and characteristics of oestrus. About 70% of respondents did not understand the fixed time for insemination as well as the equipment used for AI. All respondents agreed with the AI program, however, they did not prefer to have skills in carrying out AI. In conclusion, the level of knowledge, attitude and motivation of respondents in general was quite good in the effort to adopt AI technology and there were positive and significant (p<0.05) relationships between knowledge, attitude, and motivations.Keywords: adoption, artificial insemination, cattle farmers, technology
Partisipasi Tenaga Kerja Keluarga Usaha Ternak Sapi Potong Skala Kecil Studi Kasus di Kecamatan Tumpang, Kabupaten Malang Jawa Timur Umi Wisaptiningsih; Budi Hartono; Jaisy Aghniarahim Putritamara
Jurnal Ilmu dan Teknologi Peternakan Tropis Vol 6, No 3 (2019): JITRO, September
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (176.876 KB) | DOI: 10.33772/jitro.v6i3.7228

Abstract

ABSTRAK                                                            Tujuan penelitian adalah untuk menganalisis curahan tenaga kerja terhadap usaha sapi potong, analisis produktivitas teknik tenaga kerja dan faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas teknik tenaga kerja usaha peternakan skala kecil. Lokasi penelitian di kecamatan Tumpang, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Jumlah responden 90 peternak. Analisis data menggunakan Structural Equation Model (SEM), software yang digunakan warpPLS 5.0. Hasil penelitian menunjukkan bahwa curahan kerja anggota keluarga (suami, istri dan anak) sebanyak 4 jam/hari. Curahan tenaga kerja non keluarga sebanyak 0,08 jam/hari yang digunakan untuk menncari hijauan. Produktivitas teknis usahaternak sapi potong tidak efisien dan Tingkat partisipasi anak terhadap usahaternak sapi potong 11%. Model partisipasi tenaga kerja keluarga, jumlah kepemilikan ternak dan partisipasi anak terhadap usaha sapi potong memiliki pengaruh terhadap produktivitas teknis. Tingkat partisipasi anak dalan usahaternak sapi potong memiliki pengaruh positif terhadap produktivitas teknis tenaga kerja.Kata Kunci: curahan tenaga kerja, partisipasi anak, produktivitas tenaga kerja, usaha sapi potongABSTRACTThe research objective was to analyze the outpouring of labor for beef cattle business, the analysis of labor engineering productivity and the factors that influence the productivity of small-scale livestock business labor techniques. Research location in Tumpang sub-district, Malang Regency, East Java. The number of respondents 90 farmers. Data analysis using the Structural Equation Model (SEM), the software used warpPLS 5.0. The results showed that the workflow of family members (husband, wife and children) was 4 hours/day. Non-family labor was as much as 0.08 hours/day used to search forage. The technical productivity of beef cattle business was inefficient and the level of children's participation in the beef cattle business is 11%. The model of family labor participation, the number of livestock ownership and child participation in the beef cattle business influence technical productivity. The level of participation of children in beef cattle business has a positive influence on the Technical Productivity of Labor.Keywords: beef cattle business, child participation, labor productivity, the outpouring of labor
Efek Silang Dalam Terhadap Ukuran Tubuh Kerbau Murrah Muhammad Ary Syaputra; Sayed Umar; Asep Gunawan
Jurnal Ilmu dan Teknologi Peternakan Tropis Vol 6, No 3 (2019): JITRO, September
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (598.162 KB) | DOI: 10.33772/jitro.v6i3.7602

Abstract

ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh silang dalam terhadap  ukuran tubuh kerbau murrah. Penelitian ini dilaksanakan di BPTU-HPT Siborong-borong dan di peternakan masyarakat Kabupaten Deli Serdang yaitu Desa Tanjung Garbus dan Desa Amplas Tambak Rejo. Penelitian ini menggunakan 41 ekor   ternak kerbau murrah terdiri dari 23 ekor  betina dan 18 ekor jantan (umur 1-4 bulan) dan data silsilah ternak kerbau murrah. Variabel yang diamati adalah koefisien silang dalam, ukuran populasi efektif, laju silang dalam, dan pengaruh silang dalam terhadap ukuran tubuh kerbau murrah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai koefisien silang dalam di BPTU-HPT Siborong- borong dan Deli serdang  adalah 0,218 dan 0,062. Ukuan populasi efektif kerbau murrah di Sumatera Utara sebesar 61 ekor dengan laju silang dalam per generasi sebesar 0,81%. Disimpulkan bahwa inbreeding yang terjadi di BPTU-HPT Siborong-borong dan Deli Serdang berpengaruh terhadap ukuran tubuh yaitu nilai rataan tinggi pundak, panjang badan, lingkar dada, lebar dada, dalam dada, tinggi pinggul, lebar pinggul, panjang pinggang, dan lebar pinggang.Kata kunci: kerbau murrah, koefisien silang dalam, laju silang dalam, ukuran populasi efektif, ukuran tubuh  ABSTRACTThis study was aimed to identify the effect of inbreeding on the body size of murrah buffalo. The research was done in the BPTU-HPT Siborong-borong and the community farm of Deli Serdang Regency (Tanjung Garbus village and Amplas Tambak Rejo village). The sample of murrah buffalo used 41 heads consist of females and males as many as every 23 and 18 heads (age of 1-4 months) and data of murrah buffalo pedigree. The variables measurement were inbreeding coefficient, effective population size, rate of inbreeding and the affect of inbreeding to body size of murrah buffalo. The results showed that the coeficient of the inbreeding coefficient in the BPTU-HPT Siborong–borong and Deli Serdang were 0.218 and 0.062. The effective population size of murrah buffalo in North Sumatra is 61 heads, with the rate of inbreeding per generation were 0.81 percents. It could be concluded that inbreeding that occurred in BPTU-HPT Siborong-borong and Deli Serdang the value of shoulder height, body length, chest circumference, chest width, chest depth, hip height, hip width, waist length, and waist width.Keywords: body size, effective population size, inbreeding coefficient, murrah buffalo, rate of inbreeding
Kajian In Vitro Kecernaan Fraksi Serat Hijauan Tropis pada Media Cairan Rumen Kambing Marselinus Hambakodu; Alexander Kaka; Yessy Tamu Ina
Jurnal Ilmu dan Teknologi Peternakan Tropis Vol 7, No 1 (2020): JITRO, Januari
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (591.22 KB) | DOI: 10.33772/jitro.v7i1.8907

Abstract

ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kecernaan NDF, kecernaan ADF dan kecernaan hemiselulosa pada hijauan pakan tropis secara in vitro. Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah 8 jenis pakan hijauan tropis dan cairan rumen kambing PE berfistula yang diberi pakan dengan kandungan PK 12% dan TDN 62%. Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap 8 perlakuan pakan dan 3 ulangan. Perlakuan terdiri dari P1 = turi (Sesbania grandiflora), P2 = nangka (Artocarpus heterophyllus), P3 = pisang (Musa acuminate), P4 = mangga (Mangifera indica L.), P5 = gamal (Gliricidia sepium), P6 = mahoni (Swietenia mahagoni (L.) Jacq.), P7 = kaliandra (Calliandra calothyrsus) dan P8 = lamtoro (Leucaena leucocephala). Data dianalisis menggunakan ANOVA taraf 5%, dan dilanjutkan dengan uji Duncan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kecernaan NDF, kecernaan ADF, dan kecernaan hemiselulosa berbeda nyata (P<0,05). Hijauan pakan tropis lamtoro, kaliadra dan gamal memiliki kecernaan NDF, kecernaan ADF lebih tinggi dibandingkan turi, nangka, pisang, mangga, dan mahoni, namun kecernaan hemiselulosa kaliandra, manga dan lamtoro tertinggi. Kesimpulan, hijauan Leucaena leucocephala, Calliandra calothyrsus, dan Gliricidia sepium memiliki kecernaan NDF tertinggi (70,34%; 66,26% dan 62,29%), dan kecernaan ADF tertinggi (53,79%; 48,08%; dan 58,91%), namun kecernaan hemiselulosa tertinggi adalah Calliandra calothyrsus, Mangifera indica L, dan Leucaena leucocephala (18,18%; 17,80% dan 16,55%).Kata kunci: in vitro, hijauan tropis, kecernaan, serat ABSTRACTThis research was conducted to evaluate neutral detergent fiber digestibility, acid detergent fiber digestibility, and hemicellulose digestibility on tropical browse plants in vitro. The materials used in this research were 8 types of tropical forages and rumen fluid from Etawa Crossbreed goat fistulated with CP 12 % and 62 % TDN. The experimental design used was the completely randomized design of 8 feed treatments and 3 replications. Treatments consisted of P1 = Sesbania grandiflora, P2 = Artocarpus heterophyllus, P3 = Musa acuminata, P4 = Mangifera indica L., P5 = Gliricidia sepium, P6 = Swietenia mahagoni (L.) Jacq, P7 = Calliandra calothyrsus, and P8 = Leucaena leucocephala. Data were analyzed using ANOVA 5%, and continued by Duncan test. The results of the study showed that neutral detergent fiber digestibility, acid detergent fiber digestibility, hemicellulose digestibility were significantly (P<0.05). Tropical forages of Leucaena leucocephala and Gliricidia sepium were highest neutral detergent fiber digestibility (70,34% and 62,29%), and highest acid detergent fiber digestibility (57,14% and 58,91%), with hemicellulose digestibility (64,10% and 65,00%).Keywords: digestibility, fiber, tropical browse plants, in vitro
Hematologi Anak Domba Garut Prasapih yang Diberi Milk Replacer Terformulasi Minyak Ikan Lemuru dan Minyak Canola Fajar Nurani; Asep Sudarman; Lilis Khotijah
Jurnal Ilmu dan Teknologi Peternakan Tropis Vol 6, No 3 (2019): JITRO, September
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (153.791 KB) | DOI: 10.33772/jitro.v6i3.7555

Abstract

ABSTRAK                                                            Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pemberian milk replacer yang mengandung minyak ikan lemuru dan canola terhadap hematologi anak domba Garut prasapih. Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap (RAL) dengan tiga perlakuan dan enam ulangan. Anak domba prasapih dengan bobot badan berkisar 2,3±0,42 kg dibagi secara acak ke dalam kandang individu dan mendapatkan perlakuan P0 = susu domba yang berasal dari susu induk domba, P1 = milk replacer terformulasi susu sapi + kuning telur + minyak ikan + premix, dan P2 = milk replacer terformulasi susu sapi + kuning telur + minyak ikan + minyak canola + premix. Parameter yang diamati adalah hematologi yang terdiri atas kadar hemoglobin, hematokrit, eritrosit dan leukosit. Data hasil penelitian dianalisis sidik ragam. Hasil penelitian menunjukan bahwa milk replacer yang diformulasi minyak ikan lemuru, dan atau minyak canola tidak berbeda terhadap hematologi anak domba prasapih dibandingkan dengan kontrol. Kesimpulan penelitian ini adalah minyak ikan lemuru dan atau minyak canola sebagai sumber lemak dapat digunakan dalam milk replacer domba tanpa adanya pengaruh negatif terhadap gambaran hematologi anak domba.Kata kunci: anak domba garut prasapih, hematologi, minyak canola, minyak ikan lemuru, milk replacerABSTRACTThe study aimed to evaluate the effect of a milk replacer containing lemuru fish oil and canola oil on hematology of Garut twin lambs before weaning. The study used a completely randomized design (CRD) with three treatments and six replicates. The pre-weaning lamb with average 2,3 ± 0,42 kg of body weight, which were randomly divided into individual pen with P0 = milk sourced from mother milk, P1 = milk sourced from milk replacer, cow milk+ lemuru fish oil + yolk + premix, P2 = milk sourced from milk replacer, cow milk + lemuru fish oil+canola oil+yolk+ premix. Measurements were taken on levels of hemoglobin, hematocrit, erythrocyte, and leukocyte. Data were analyzed using analysis of variance. The results show that the milk replacer containing lemuru fish oil and or canola oil was similar to blood hematology of preweaning lambs compared to control. It was concluded that lemuru fish oil and canola oil can use in milk replacer without any negative effect on the blood hematology.Keywords: canola oil, hematology, lemuru fish oil, milk replacer, pre-wearing garut lam
Pengaruh Kewirausahaan Terhadap Pertumbuhan Usaha Peternakan Ayam Broiler Pola Mandiri di Kabupaten Lima Puluh Kota Ridha Yatni; Rachmat Pambudy; Burhanuddin Burhanuddin
Jurnal Ilmu dan Teknologi Peternakan Tropis Vol 6, No 3 (2019): JITRO, September
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (503.772 KB) | DOI: 10.33772/jitro.v6i3.7301

Abstract

ABSTRAK                                                                        Sumatera barat yang merupakan salah satu sentra produksi peternakan ayam broiler. Selain itu daging ayam broiler merupakan konsumsi tertinggi daripada daging sapi maupun daging ayam kampung. Namun pada tahun 2017 terjadi penurunan produksi ayam broiler sebesar 0,21 persen. Hal ini menggambarkan adanya masalah aktivitas kewirausahaan terutama pada peternakan mandiri yang lebih rentan terhadap ketidakstabilan harga dipengaruhi oleh daya produksi, inovasi dan daya saing dalam melakukan usahanya. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh aktivitas kewirausahaan terhadap pertumbuhan usaha peternakan mandiri. Metode analisis yang digunakan adalah Partial Least Square (PLS). Data primer diperoleh dari wawancara menggunakan kuisioner. Data sekunder diperoleh dari literatur terkait. Hasil penelitian menujukan daya produksi dan daya saing tidak berpengaruh signifikan. Sedangkan inovasi berpengaruh signifikan sebesar 0.368. Artinya penting adanya usaha yang inovasi dan kreatif seperti penggunaan metode berproduksi baru. Variabel laten aktivitas kewirausahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan usahanya sebesar 0.330.  Saran agar pemerintah dapat mempercepat pertumbuhan usaha dengan mengadakan pelatihan dan penyuluhan yang mendorong pertumbuhan usaha dilihat dari pendapatan dan skala usaha.Kata Kunci: inovasi, partial least square (PLS), peternakan ayam broiler, pertumbuhan usaha, pola mandiriABSTRACTWest Sumatra which is one of the centers of broiler chicken production. In addition broiler chicken meat is the highest consumption than beef or chicken meat. But in 2017 there was a decrease in broiler chicken production by 0.21 percent. This illustrates the problem of entrepreneurial, especially in independent farms which are more susceptible to price instability influenced by the power of production, innovation, and competitiveness in doing business. Therefore this study aims to analyze the influence of entrepreneurial activity on the growth of independent livestock businesses. The analysis method used is PLS. Primary data were obtained from interviews using questionnaires. Secondary data were obtained from the relevant literature. The results of the research addressing the power of production and competitiveness have no significant effect. While innovation has a significant effect of 0.368. It means that there is an innovation and creative effort such as the use of new production methods. The latent variable of entrepreneurial has a positive and significant effect on business growth of 0.330. Suggestions that the government can accelerate business growth by holding training and counseling that encourage business growth seen from income and business scale.Keywords: broiler, business growth, independent pattern, innovation, PLS
Optimasi Molase dan Tibicos sebagai Media Fermentasi dalam Memproduksi Nutraceutical Feed Additive Menggunakan Response Surface Methodology (RSM) Mustofa Hilmi; Anis Usfah Prastujati
Jurnal Ilmu dan Teknologi Peternakan Tropis Vol 7, No 1 (2020): JITRO, Januari
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (693.061 KB) | DOI: 10.33772/jitro.v7i1.8441

Abstract

ABSTRAK Molase merupakan hasil samping industri gula tebu yang biasa digunakan dalam proses fermentasi. kandungan molase seperti sukrosa bisa digunakan media pertumbuhan bakteri asam laktat dan yeast sebagai sumber probiotik ternak. Optimasi parameter fermentasi molase memegang peranan yang penting dalam keberhasilan dalam menghasilkan komponen bahan organik, disamping jenis mikroorganisme yang digunakan. Penambahan konsentrasi inokulum (tibicos), konsentrasi molase, dan lama fermentasi menjadi hal yang utama untuk dioptimasi agar bakteri asam laktat dan asam organik  dihasilkan optimal dan waktunya efisien menggunakan response surface methodology (RSM). Metode RSM berguna untuk menentukan nilai-nilai perlakuan (molase, tibicos, lama fermentasi dengan respon optimal terdiri dari 15 perlakuan faktorial bertujuan untuk menentukan variabel tetap dan variabel bebas. Penambahan tibicos dan lama fermentasi berpengaruh signifikan (P<0,05) terhadap jumlah bakteri asam laktat, namun interaksi antara konsentrasi molase dan kosentrasi tibicos (P<0,05) memberikan pengaruh yang signifikan terhadap respon pada tingkat probabilitas 95%. Interaksi kosentrasi tibicos dan lama fermentasi (P<0,05) memberikan pengaruh yang signifikan terhadap jumlah bakteri asam laktat. hasil optimasi, diperoleh nilai optimum kosentrasi molase 12,5%, Kosentrasi tibicos 10% dan waktu fermentasi 36 jam. Kondisi optimum tersebut diprediksi menghasilkan bakteri asam laktat dan prosentasi asam laktat sebesar 7,30333 log CFU/ml dan 0,386667%.Kata kunci: fermentasi, molase, tibicos, RSMABSTRAK Molasses is a by-product of the cane sugar industry which is commonly used in the fermentation process. Molasses such as sucrose can be used as a growth media for lactic acid bacteria and yeast as a source of animal probiotics. Optimization of molasses fermentation parameters plays an essential role in the success in producing components of organic matter, in addition to the types of microorganisms used. The RSM method is useful for determining treatment values (molasses, tibicos, fermentation time with optimal responses consisting of 15 factorial treatments aimed at determining fixed variables and independent variables. The addition of tibicos and fermentation time has a significant effect (P<0.05) on the number of bacteria lactic acid, but the interaction between the concentration of molasses and the concentration of tibicos (P<0.05) has a significant influence on the response at a probability level of 95%. Lactic acid optimization results obtained the optimum value of molasses concentration 12.5%, tibicos concentration 10% and fermentation time of 36 hours. The optimum conditions are predicted to produce lactic acid bacteria and lactic acid percentage of 7.30333 log CFU/ml and 0.386667 %.Keywords: fermentation, molasses, tibicos, RSM
Perbaikan Mutu Genetik Melalui Sistem Grading Ternak dalam Upaya Menunjang Program Pemuliaan Berbasis Digital Apri Irianto; Asep Gunawan; Muladno Muladno
Jurnal Ilmu dan Teknologi Peternakan Tropis Vol 7, No 1 (2020): JITRO, Januari
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (37.174 KB) | DOI: 10.33772/jitro.v7i1.8693

Abstract

ABSTRAKPengembangan sapi potong di Indonesia telah berkembang dibeberapa daerah dengan menerapkan teknologi dan inovasi peternakan melalui Sekolah Peternakan Rakyat (SPR). Penelitian ini bertujuan memperbaiki mutu genetik sapi PO melalui seleksi berdasarkan sistem grading untuk pembibitan dan perbanyakan sapi, serta melakukan pemantauan perkembangannya dengan program digitalisasi. Penelitian dilakukan melalui pendataan kuantitatif dan kualitatif dengan sistem wawancara langsung ke para peternak menggunakan kuisioner. Parameter penelitian diantaranya karakteristik eksternal, silsilah sapi, dan ukuran tubuh seperti bobot badan dan lingkar dada. Analisis data menggunakan Analisis  Deskriptif dan pendugaan model regresi linier. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah sapi di Desa Sekaran  lokasi Sekolah Peternakan Rakyat sebanyak 971 ekor dengan populasi terbanyak di dusun Ngantru yaitu sebesar 82%. Sistem perkawinan  sapi yang sering diterapkan yaitu kawin suntik (inseminasi buatan) sebesar 94% dan 6% dengan perkawinan alami. Produktivitas sapi PO cukup tinggi dengan ukuran lebar dada berkisar 154–165 cm dan bobot badan berkisar 282–309 kg. Body condition score (BCS) sapi PO berada pada kisaran 2–3 di skala 5. Sistem grading menunjukkan bahwa sapi PO banyak tergolong dalam grade A sebesar 58%. Sapi PO di Desa Sekaran memiliki potensi yang besar untuk dijadikan sumber bibit dan perbanyakan populasi karena telah memiliki sistem grading yang baik .Kata kunci : Desa Sekaran, digitalisasi, sapi PO, seleksi, sistem grading                                                            ABSTRACT             The development of beef cattle in Indonesia has developed in several regions by implementing animal husbandry technology and innovation through the Sekolah Peternakan Rakyat (SPR). This study aims to improve the genetic quality of PO cattles through selection based on grading systems for cattle breeding and propagation, as well as monitoring their development with a digitization program. The study was conducted with a direct interview system to farmers using a questionnaire. The research parameters included external characteristics, genealogy of cattle, and body size such as body weight and chest size. Data analysis using descriptive statistic and regression analysis. The results showed that the total of cattle in Sekaran Village was 971 with the largest population in the Ngantru approximately 94%. The cattle mating system were conducted using  artificial insemination and naturally bred were  94% and 6%, respectively.  PO cattle productivity is high with chest width measurements from 154–165 cm and body weights from 282-309 kg. The body condition score of PO cattles is in the range of 2-3 on a scale of 5. The grading system shows that many PO cattles were classified in grade A was 58%.  PO cattles in Sekaran Village have great potential to be used as a source animal genetic resources of PO breeding center.Keywords : grading system, digital, PO cattle, Sekaran village, selection