cover
Contact Name
Suriana
Contact Email
suriana0568@gmail.com
Phone
+6285396691601
Journal Mail Official
biowallacea@uho.ac.id
Editorial Address
alan H.E.A. Mokodompit, Kampus Baru, Jurusan Biologi Fakultas MIPA Universitas Halu Oleo Kendari
Location
Kota kendari,
Sulawesi tenggara
INDONESIA
BioWallacea Journal of Biological Research
Published by Universitas Halu Oleo
ISSN : 23556404     EISSN : 26856360     DOI : https://doi.org/10.1234/1234
Core Subject : Health, Agriculture,
BioWallacea : Jurnal Penelitian Biologi (Journal of Biological Research) telah memiliki ISSN 2355-6404 (print) dan ISSN 2685-6360 (online) yang merupakan salah satu jurnal nasional dan diterbitkan oleh Jurusan Biologi FMIPA Universitas Halu Oleo. Jurnal ini fokus pada ilmu biologi dan serumpun. Jurnal BioWallacea menerima naskah-naskah terbaik dari penulis yang bersifat asli hasil penelitian maupun telaah (review). Naskah ditulis dengan baik untuk setiap topik berkaitan dengan biologi yang berkembang saat ini serta bidang-bidang lain, termasuk: Penelitian Ekologi Fisiologi Ekofisiologi Taksonomi Botani Zoologi Mikrobiologi Biologi Laut Ilmu terapan berkaitan dengan ilmu Biologi seperti Bioteknologi, Biokimia, dan Biologi Sel serta Molekuler. Penelitian yang berkaitan isu lingkungan, termasuk Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL).
Articles 157 Documents
Bioaktivitas Metabolit Sekunder Batang Kayu Paliasa (Kleinhovia hospital Linn) dengan Uji BST (Brine Shrimp Lethality Test) dan Daya Hambatnya Pada Sel Leukimia P-388 Imran Imran; A. Noor; N.H. Soekamto; Megawati Megawati; Laode Abdul Kadir
BioWallacea : Jurnal Penelitian Biologi (Journal of Biological Research) Vol 7, No 2 (2020): Biodiversitas on Asian Wallacea
Publisher : University of Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1061.193 KB) | DOI: 10.33772/biowallacea.v7i2.14883

Abstract

This research aimed to find out the isolates of secondary metabolites in stem wood of paliasa (Kleinhovia hospital Linn) and their bioactivities with brine shrimp test (BST) and growth inhibition of leukemia murine cell P-388. Sample was macerated by methanol solvent and evaporated till concentration. Furthermore, macerate then was extracted by using n-hexane, and methylene chloride solvent. For finding pure compound, fraction component was purified with FCC and recrystallization methods. Determination of compound used analysis of IR spectroscopy. Bioactivity test was determined toward fifty percent lethality concentration (LC50) of brine shrimp (Artemia salina) and growth inhibition (IC50) of leukemia murine cell tumor P-388. The secondary metabolite of compounds (1) have LC50 112,2 µg/ml and IC50 0 µg/ml, compounds (2) LC50 54,74 µg/ml and IC50 56,0 µg/ml, compounds (3) LC50 9,50 µg/ml and IC50 14,2 µg/ml, and compounds (4)  LC50 37,99 µg/ml and IC50 76,0 µg/ml and compound. This results showed that all compounds have moderate bioactivity against both test materials. This indicates that the compounds found can be useful as anti-tumor leukemia P-388. Kata kunci: Kleinhovia hospital Linn, secondary metabolite, bioactivities  ABSTRAK                                                                                         Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui isolat metabolit sekunder pada batang kayu paliasa (Kleinhovia hospital Linn) dan bioaktifitasnya dengan Brine shrimp test (BST) dan daya hambanya terhadap pertumbuhan sel leukemia P-388. Sampel dimaserasi dengan pelarut metanol dan diuapkan sampai terkonsentrasi. Selanjutnya maserat diekstraksi menggunakan pelarut n-heksana dan metilen klorida. Untuk mencari senyawa murni, komponen fraksi dimurnikan dengan FCC dan metode rekristalisasi. Penentuan senyawa menggunakan analisis spektroskopi IR. Uji bioaktivitas ditentukan terhadap konsentrasi letalitas lima puluh persen (LC50) udang air asin (Artemia salina) dan daya hambat pertumbuhan (IC50) tumor sel leukemia tikus P-388. Metabolit sekunder senyawa (1) memiliki LC50 112,2 µg / ml dan IC50 0 µg / ml, senyawa (2) LC50 54,74 µg / ml dan IC50 56,0 µg / ml, senyawa (3) LC50 9, 50 µg / ml dan IC50 14,2 µg / ml, dan senyawa (4) LC50 37,99 µg / ml dan IC50 76,0 µg / ml. Hasil penelitian ini menunjukkan semua senyawa  memiliki bioaktivitas yang moderat terhadap kedua bahan uji. Hal ini mengindikasikan bahwa senyawa hasil temuan dapat bermanfaat sebagai anti tumor leukemia P-388. Key words: Kleinhovia hospital Linn, metabolit sekunder, bioaktivitas
Analisis Urutan Asam Amino Daerah Barcode Melitaea didyma (Lepidoptera);Eksplorasi Keragaman Genetik dari GenBank; WFH di Masa Pandemi Covid 19 Suriana Suriana; Abd. Muis
BioWallacea : Jurnal Penelitian Biologi (Journal of Biological Research) Vol 7, No 2 (2020): Biodiversitas on Asian Wallacea
Publisher : University of Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1392.442 KB)

Abstract

Melitaea didyma is a butterfly that lives in grassland habitats that have sexual dimorphism.  Female butterflies are bright orange with brown dotted on their wings both on the dorsal and ventral sides, while males are bright red with brown dotted. These butterflies are widely studied molecularly, because of their diversity in morphologic traits and are considered as species cryptic. This research is an exploratory study, which explores the genetic diversity of Melitaea didyma butterflies through analysis of the diversity of amino acid sequences of animal barcode regions from data available on Genbank. A total of 253 cytochrome amino acid sequences cytochrome C oxidase subunit 1 of the Melitaea butterfly were the alignment step by step according to their origin samples. The results of the alignment then re-aligned to compare and analyze the amino acid diversity with amino acid sequences from different origin samples. The different amino acids are analyzed their position and biochemical properties. The results showed that the amino acid sequence in the Melitaea didyma was less diverse. Of the 219 amino acids compared, only 3% (7 different amino acids). One amino acid is at the NH2 end, two in the internal loop, one in the external loop, and three in the transmembrane section. Amino acids in the internal and external loops are hydrophilic, while amino acids in the transmembrane are hydrophobic. Transmembrane amino acids are in the regions/zones M3, M4, and M5. Phylogenetic tree reconstructed based on 219 amino acid sequences of Melitaea didyma with the p-distance model, showed compatibility with the reconstructed phylogenetic tree using cytochrome C oxidase subunit I gene sequences; COI is an animal barcode sequence.Keywords: Melitaea didyma, amino acid sequence, phylogenetic tree, animal barcode, GenBank Melitaea didyma merupakan kupu-kupu yang hidup pada habitat padang rumput dan tempat dengan tumbuhan berbunga;  memiliki dimorfisme seksual; kupu-kupu betina berwarna oranye terang dengan beragam corak berupa burik-burik berwarna coklat pada sebagain besar sayapnya baik pada sisi dorsal maupun pada sisi ventralnya, sedangkan jantan berwarna merah terang dengan burik coklat. Kupu-kupu ini banyak dikaji secara molekuler, karena keberagamannya dan dianggap sebagai suatu spesies yang sedang mengalami perkembangan evolusioner.  Penelitian ini merupakan penelitian eksplorasi, yaitu mengesplorasi keragaman genetic kupu-kupu Melitaea didyma melalui analisis keragaman urutan asam amino daerah barcode hewan dari data yang tersedia pada Genbank.  Sebanyak 253 sekuen asam amino sitokrom sub unit 1 kupu-kupu Melitaea didyma di aligment secara bertahap sesuai dengan asalnya. Hasil aligment kemudian dialigment lagi untuk membandingkan dan menganalisa keragamanan asam aminonya dengan sekuen asam amino dari tempat yang berbeda. Asam-asam amino berbeda dianalisis posisi dan sifat biokimianya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sekuen asam amino pada kupu-kupu Melitaea didyma kurang beragam. Dari 219 asam amino yang dibandingkan, hanya 3% (7 asam amino berbeda). Satu asam amino berada pada ujung NH2, 2 pada loop internal, 1 pada loop eksternal, dan 3 pada bagian transmembrane. Asam amino yang berada pada loop internal dan eksternal bersifat hidrofilik, sedangkan asam amino yang berada pada bagian transmembrane bersifat hidrofobis. Asam amino transmembrane berada pada daerah/zona M3, M4 dan M5. Pohon kekerabatan yang direkonstruksi berdasarkan 219 sekuen asam amino Melitaea didyma dengan model p-distance, menunjukkan kesesuaian dengan pohon kekerabatan yang direkonstruksi menggunakan sekuen nukleotida sitokrom oksidase c sub unit I; COI yaitu sekuen barcode hewan .Kata kunci: Melitaea didyma, sekuen asam amino daerah barcode, pohon kekerabatan, barcode hewan, GenBank.
Hand Sanitizer Berbahan Alami Non Alkohol sebagai Alternatif Pencuci Tangan Efraim Samson; Cecilia Anna Seumahu
BioWallacea : Jurnal Penelitian Biologi (Journal of Biological Research) Vol 8, No 1 (2021): BioWallacea : Jurnal Penelitian Biologi (Journal of Biological Research)
Publisher : University of Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (816.674 KB) | DOI: 10.33772/biowallacea.v8i1.17540

Abstract

Hand Sanitizer dinilai lebih praktis dalam hal mencuci tangan, terutama ditengah kondisi pandemi virus Corona (Covid-19) dengan anjuran rajin mencuci tangan. Hal inilah yang mendorong terciptanya ide untuk pembuatan Hand Sanitizer berbahan alami (non alkohol) dari tumbuhan atau tanaman, yang murah, aman, serta mudah dijangkau oleh seluruh kalangan masyarakat.Tahapan penelitian dimulai dari sterilisasi alat, preparasi sampel, formulasi, pengujian daya antibakteri dan toksisitas, serta pengamatan karakterisasi dan stabilitas. Uji daya antibakteri menggunakan metode difusi sumuran dengan jenis bakteri, Salmonella typhi dan Staphylococcus aureus, yang ditentukan melalui nilai diameter zona hambat yang dihasilkan. Kemudian, untuk uji toksisitas menggunakan mencit sebagai hewan uji dengan parameter pengamatan, yakni aktivitas gerak dan gejala efeks samping. Sedangkan untuk pengamatan karakterisasi dan stabilitas, diamati melalui parameter warna, bau, tekstur, dan fase yang terbentuk.Hasil penelitian menunjukkan bahwa daya antibakteri dari sediaan formula Hand Sanitizer alami non alkohol, yang ditunjukan melalui zona hambat yang terbentuk, memiliki daya antibakteri yang termasuk dalam kategori kuat hingga sangat kuat bahkan lebih baik bila dibandingkan dengan kelompok kontrol positif A. Hasil uji toksisitasnya pun menunjukkan bahwa masing-masing sediaan formula Hand Sanitizer tidak bersifat toksik (aman). Selanjutnya, untuk hasil pengamatan karakterisasi, menunjukkan bahwa sediaan formula Hand Sanitizer berwarna hijau dan hijau kecoklatan, aroma baunya tetap khas aroma daun sirih bercampur Jeruk dan Madu serta teksturnya tetap cair, tidak ada pembentukan fase pemisahan dan tidak berbuih.Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa keempat  sediaan formula Hand Sanitizer yang dihasilkan melalui penelitian ini, dapat dijadikan sebagai produk Hand Sanitizer
Efek Rebusan Sereh (Cymbopogon citratus) Terhadap Kadar Glukosa dan Profil Lipid Tikus Wistar Diabetes Barinta Widaryanti; F Linda Tripramatasari
BioWallacea : Jurnal Penelitian Biologi (Journal of Biological Research) Vol 8, No 1 (2021): BioWallacea : Jurnal Penelitian Biologi (Journal of Biological Research)
Publisher : University of Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (881.558 KB) | DOI: 10.33772/biowallacea.v8i1.16071

Abstract

Diabetes mellitus adalah kelainan metabolisme yang ditandai dengan hiperglikemia. Kenaikan prevalensi diabetes menjadi ancaman yang serius di dunia. Oleh karena itu  perlu pengaturan pengobatan yang sesuai untuk meningkatkan kualitas hidup. Penggunaan natural produk untuk terapi diabetes telah banyak dikembangkan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efek rebusan  sereh terhadap kadar glukosa darah dan profil lipid pada tikus diabetes yang diinduksi aloksan 150 mg/kg bb single dose. Duapuluh empat tikus wistar jantan dengan usia 8 minggu dibagi menjadi empat kelompok: kelompok tikus normal, tikus diabetes, tikus diabetes dengan perlakuan glibenklamid dan tikus diabetes dengan perlakuan sereh 0.9 ml/200 g berat badan. Rebusan sereh diberikan secara oral selama 14  hari pada tikus diabetes. Kadar glukosa darah, HDL, LDL, trigliserida dan total kolesterol  diukur menggunakan metode enzimatik kolorimetrik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rebusan sereh mampu menurunkan kadar glukosa darah, LDL, kolesterol total, meningkatkan kadar HDL, namun tidak berpengaruh terhadap kadar trigliserida. Gambaran histologi pankreas menunjukkan perbaikan sel. 
Indeks Eritrosit Pada Wanita Obesitas Ika Sartika; Resky Ana Abadi; Mardiana Mardiana
BioWallacea : Jurnal Penelitian Biologi (Journal of Biological Research) Vol 8, No 1 (2021): BioWallacea : Jurnal Penelitian Biologi (Journal of Biological Research)
Publisher : University of Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (72.997 KB) | DOI: 10.33772/biowallacea.v8i1.16559

Abstract

Obesitas merupakan faktor resiko yang diakui secara luas untuk penyakit kardiovaskuler, anemia dan berbagai gangguan metabolisme seperti diabetes tipe II. Obesitas telah menjadi epidemik diseluruh dunia dan prevalensinya terus meningkat pada tingkat yang cepat di berbagai populasi dan di semua kelompok umur. Penyebab meningkatnya obesitas diantaranya yaitu perkembangan teknologi dengan penggunaan kendaraan bermotor dan berbagai media elektronik memberi dampak berkurangnya aktifitas fisik yang akhirnya mengurangi keluaran energi. Obesitas berkaitan dengan anemia karena penimbunan lemak dan inflamasi kronis di jaringan adiposa dapat menurunkan penyerapan zat besi. Penurunan kadar hemoglobin pada darah diikuti dengan perubahan indeks sel darah merah yaitu MCV, MCH, dan MCHC.Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif untuk melihat korelasi obesitas terhadap indeks eritrosit. Populasi dalam penelitian ini adalah perempuan obesitas. Sampel dalam penelitian ini adalah perempuan obesitas dengan menggunakan teknik purposive sampling sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi yang telah ditetapkan. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 50 orang yang dibagi dalam dua kelompok yaitu kelompok obesitas sebanyak 25 orang dan kelompok non-obesitas sebanyak 25 orang. Berdasarkan hasil analisis, tidak ada perbedaan indeks eritrosit antara obesitas dan non-obesitas. Hal ini dikarenakan obyek yang diukur masih dewasa muda sehingga respon kronis belum terjadi.
Pemanfaatan Surfaktan Limbah Laundry yang dikombinasikan dengan Ekstrak Serai sebagai Anti Nyamuk Aedes aegypti Linn ST Aisyah Humaerah; Maming Maming; Syahribulan Syahribulan
BioWallacea : Jurnal Penelitian Biologi (Journal of Biological Research) Vol 8, No 2 (2021): Biodiversitas Wallacea
Publisher : University of Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (353.222 KB) | DOI: 10.33772/biowallacea.v8i2.19481

Abstract

This atudy aims to compare the effect of Aedes aegypti mosquito repellent formulations from laundry wastewater combined with various concentrations of lemongrass extract (Cymbopogon nardus L) as an Aedes aegypti mosquito repellent and to prove the effectiveness of mosquito repellent through lethal concentration (LC50) and lethal time (LT50). This study uses an experimental method with a complete randomized plan (RAL) in January-May 2021 at the Laboratory of the Environmental Service, Takalar district and Lab. ILK Entomology Dept. Biology of Hasanuddin University. Formulation of Aedes aegypti mosquito repellent is sample F1 (6:2), F2 (6:1), F3 (6:1.5), F4 (6:0.5) between laundry wastewater and lemongrass extract with an observation time of 8 hours. This study used 300 Aedes aegypti mosquitoes for 3 replications with concentrations of lemongrass extract (8%, 17.5%, 20% and 25%). The ANOVA results showed a significance of P (0.014) < (0.05) which means that the Aedes aegypti mosquito repellent formulation from laundry wastewater combined with various concentrations of lemongrass extract had a very significant effect and the result of the probit analysis found that the value LC50 was 15.04% and an LT50 was 9, 87 minutes. So it can be concluded that the laundry waste combined with various concentrations of lemongrass extract has different effects on the mortality of Aedes aegypti with a level of poison that is quite toxic to the Aedes aegypti mosquito.
Analisis Kandungan Hemiselulosa, Selulosa dan Lignin Pelepah Aren (Arenga pinnata merr.) Berdasarkan Variasi Umur Wa Ode Nanang Trisna Dewi; Fitria Dewi; Ardiansyah Ardiansyah; Hijria Hijria; Wa Ode Sitti Ilmawati
BioWallacea : Jurnal Penelitian Biologi (Journal of Biological Research) Vol 8, No 1 (2021): BioWallacea : Jurnal Penelitian Biologi (Journal of Biological Research)
Publisher : University of Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1335.846 KB) | DOI: 10.33772/biowallacea.v8i1.16626

Abstract

Abstract Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukkan kadar kandungan hemiselulosa, selulosa dan lignin tanaman aren (Arenga pinnata Merr.) berdasarkan variasi umur di Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara. Metode pengambilan data menggunakan metode pengamatan langsung dimana peneliti langsung mengamati dan mengambil sampel ke lokasi tempat tumbuhnya tanaman Aren (Arenga pinnata Merr.) di Kota Kendari. Untuk analisisnya menggunakan metode analisis Gravimetri. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kandungan hemiselulosa pada tanaman aren umur satu tahun rata-rata sebesar 34,27%, dua tahun sebesar 31,61% dan tiga tahun sebesar 27,72%, selanjutnya kandungan selulosa pada tanaman aren umur satu tahun rata-rata sebesar 23,15%, dua tahun sebesar 24,87% dan tiga tahun sebesar 26,53% dan kandungan lignin pada tanaman aren umur satu tahun rata-rata sebesar 18,82%, selulosa sebesar 21,09% dan lignin sebesar 23,70%. Keywords : Aren, hemiselulosa, selulosa, lignin, gravimetri
Cryopreservation Effects on Consensus Criteria of Human Mesenchymal Stem Cells: A Review Dewi Hambar Sari; Sri Suciati Ningsih
BioWallacea : Jurnal Penelitian Biologi (Journal of Biological Research) Vol 8, No 2 (2021): Biodiversitas Wallacea
Publisher : University of Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (884.059 KB) | DOI: 10.33772/biowallacea.v8i2.18112

Abstract

Broad range applications of human mesenchymal stem cells (MSCs) neccesitate the best way to preserve MSC. Cryopreservation is the only one applicable methods for MSCs storage, which consists of vitrification and slow freezing cryopreservation. However, there is a lack of standard procedure of cryopreservation. Different freezing steps and cryo-mediums are often used, which may impact on MSCs characteristics. This article aims to evaluate the impact of cryopreservation on consensus criteria of MSCs derived from various tissues, which consists of surface morphology, differentiation capacity, and surface marker expression. Twenty-nine in vitro studies were analyzed, and their results organized according to the cell attributes they asses. This review shows that there are various procedures of slow-freezing cryopreservation. Our findings show that a temperature reduction rate of -1oC / min is the most suitable for MSC cryopreservation, and combination of DMSO and FBS in addition of growth medium is still the most used cryomedium in slow freezing cryopreservation. Whereas, in vitrification, combination of ethylene glycol, Ficoll, and sucrose is used as cryoprotective agents. In conclusion, our results show that although there are variations in slow-freezing cryopreservation, there is no significant effect on MSC either morphology, surface marker expression (positive markers consists of CD105, CD90, CD73; and negative markers consists of CD45, CD34, CD14 or CD11b, CD19, and HLA-DR), or differentiation capability (adipogenic, chondrogenic, and osteogenic). Whereas, vitrification effects could not be clearly defined yet, because of a limited number of studies.Key Words: Cryopreservation, Slow-Freezing, Vitrification, MSC characteristiccs, MSC storage
Analisis Klorofil Planlet (Spathoglottis plicata) Bl Plantlet Terhadap (Fusarium oxysporum) Gardis Andari; Endang Nurcahyani; Adrianus Adrianus
BioWallacea : Jurnal Penelitian Biologi (Journal of Biological Research) Vol 8, No 2 (2021): Biodiversitas Wallacea
Publisher : University of Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1207.172 KB)

Abstract

Orchids are ornamental plants that are in great demand by Indonesians, their prices are also very high. There are disturbances that occur in the growth of orchids, namely root rot and leaf spot. Fusarium wilt disease caused by Fusarium oxysporum is an important disease because it becomes an obstacle in the quality and production of orchids. The death rate of orchids in the United States caused by Fusarium oxysporum reaches more than 50% of the total number of orchids and this disease is difficult to control using fungicides. One of the efforts to control fusarium wilt disease safely, effectively, efficiently, and without negative impacts is by using high yielding varieties through tissue culture. Tissue culture applications using fusaric acid (AF) are widely used for in vitro selection of many plants. Plants infected with impacting materials will provide a resistance response (Induced resistance) and function to maintain plant survival, especially in warding off the attack of dangerous pathogens. The aim of this study is the specific expression character ofplantlets Spathoglottis plicata resulting from induced resistance to F. oxysporum based on total chlorophyll content, chlorophyll a chlorophyll b. The research method used tissue culture. The overall results of the study on chlorophyll a, clrophil b and total chlorophyll increased and were significantly different. In the control, the chlorophyll a content was 1.722 ± 1.1309E-02, chlorophyll b was 0.585 ± 2.5537E-02 and total chlorophyll was 2.309 ± 2.7503E-02. The chlorophyll a content in the 10 ppm treatment was 2.157 ± 4.7393E-02, the chlorophyll b was 1.470 ± 1.3237E-02, and the total chlorophyll was 3.625 ± 1.0504E-01. The chlorophyll a, b and total content increased in the 20 ppm treatment, namely chlorophyll a 2.834 ± 5.8198E-03, chlorophyll b 2.582 ± 1.8300E-03, total chlorophyll 5.413 ± 8.1599E-03. Chlorophyll a, b and total chlorophyll increased in 30 ppm treatment, namely chlorophyll a 3.297 ± 2.9527E-04, chlorophyll b 3,966 ± 9.1400E-03 and total chlorophyll of 7,258 ± 6.1367E-03. In the 40 ppm treatment, the content of chlorophyll a, b and total chlorophyll increased significantly, namely in chlorophyll a 3.957 ± 1.8898E-02, chlorophyll b 5.642 ± 3.6749E-01 and total chlorophyll of 9.592 ± 2.2269E-01 so it can be concluded that Chlorophyll a, b, and total chlorophyll content in ground orchid plantlet leaves that were resistant to Fusarium oxysporum increased compared to controls with higher concentrations of fusaric acid given ABSTRAK Anggrek merupakan tanaman hias yang banyak diminati oleh masyarakat indonesia, harganya juga sangat tinggi. Terdapat gangguan yang terjadi pada pertumbuhan tanaman anggrek, yaitu penyakit busuk akar dan bercak daun. Penyakit layu fusarium disebabkan Fusarium oxysporum merupakan penyakit penting karena menjadi salah satu kendala dalam kualitas dan produksi tanaman anggrek. Tingkat kematian tanaman anggrek di Amerika Serikat yang disebabkan oleh Fusarium oxysporum mencapai lebih dari 50% dari jumlah tanaman anggrek dan penyakit ini sulit dikendalikan dengan menggunakan fungisida. Salah satu usaha untuk mengendalikan penyakit layu fusarium dengan aman, efektif, efisien, tidak menimbulkan dampak negatif yaitu dengan menggunakan varietas unggul melalui kultur jaringan. Aplikasi kultur jaringan menggunakan Asam fusarat (AF) banyak digunakan untuk sleksi in vitro pada banyak tanaman. Tanaman yang diinfeksi bahan pengimbas akan memberikan respon ketahanan (Induced resistance) dan berfungsi untuk mempertahankan kelangsungan hidup tanaman, khususnya dalam menangkal serangan patogen yang berbahaya  Tujuan penelitian ini adalah Karakter ekspresi spesifik planlet Spathoglottis plicata hasil induce resistance terhadap F. oxysporum berdasarkan kandungan klorofil total, klorofil a klorofil b. Metode penelitian menggunakan kultur jaringan. Hasil penelitian secara keseluruhan pada klorofil a, klrofil b dan klorofil total mengalami peningkatan dan berbeda nyata. Pada kontrol  kandungan klorofil a yaitu 1,722 ± 1.1309E-02, klorofil b 0,585 ± 2.5537E-02  dan klorofil total 2,309 ± 2.7503E-02. Kandungan klorofil a pada perlakuan10 ppm yaitu 2,157 ± 4.7393E-02 , pada klorofil b 1,470 ± 1.3237E-02, dan pada klorofil total yaitu 3,625 ± 1.0504E-01. Kandungan klorofil a, b dan total mengalami peningkatan pada perlakuan 20 ppm yaitu klorofil a 2,834 ± 5.8198E-03 , klorofil b 2,582 ± 1.8300E-03 , klorofil total 5,413 ± 8.1599E-03. Pada klorofil a, b dan klorofil total mengalami peningkatan pada perlakuan 30 ppm yaitu pada klorofil a 3,297 ± 2.9527E-04, klorofil b 3,966 ± 9.1400E-03 dan klorofil total yaitu 7,258 ± 6.1367E-03. Pada perlakuan 40 ppm, kandungan klorofil a,b dan klorofil total mengalami peningkatan yang berbeda nyata yaitu pada klorofil a 3,957 ± 1.8898E-02 , klorofil b 5,642 ± 3.6749E-01dan klorofil total yaitu 9,592 ± 2.2269E-01  sehingga dapat disimpulkan bahwa kandungan klorofil a, b, dan klorofil total pada daun planlet anggrek tanah yang tahan terhadap Fusarium oxysporum mengalami peningkatan dibandingkan kontrol dengan semakin tinggi konsentrasi asam fusarat yang diberikanKey words: in vitro, klorofil, Spathoglottis plicata
Efek Antifertilitas Ekstrak Mangrove Bruguiera gymnorrhiza Lamk. Terhadap Kualitas Spermatozoa Mencit (Mus musculus L.) Jamili Jamili; Wa Ode Harlis; Suriana Suriana; Siska Pratiwi
BioWallacea : Jurnal Penelitian Biologi (Journal of Biological Research) Vol 8, No 2 (2021): Biodiversitas Wallacea
Publisher : University of Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (459.995 KB) | DOI: 10.33772/biowallacea.v8i2.23681

Abstract

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui efek antifertilitas ekstrak mangrove Bruguiera gymnorrhiza terhadap kualitas spermatozoa mencit (Mus musculus L.). 24 ekor mencit dibagi dalam 4 kelompok perlakuan yaitu : Kontrol, DN (ekstrak daun), KB (ekstrak kulit batang) dan BH (ekstrak buah) mangrove 20 mg/bb. Ekstrak diberikan secara oral setiap hari selama 34 hari. Pada hari ke-35 mencit dibius dengan klorofom selanjutnya dikorbankan dan dilakukan pengambilan cauda epididymis untuk pengamatan kualitas spermatozoa mencit. Parameter kualitas spermatozoa yang diamati yaitu persentase morfologi spermatozoa abnormal, persentase viabilitas spermatozoa dan persentase motipitas spermatozoa. Data dianalisis dengan ANOVA dan uji BNT (α=0,05%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian ekstrak mangrove  Bruguiera gymnorrhiza secara signifikan menurunkan kualitas spermatozoa  mencit. Penurunan motilitas terbanyak terjadi pada DN (20,6%)  dibandingkan dengan KB (83,1%) dan BH (80,3%). Persentase rata-rata morfologi spermatozoa normal pada semua perlakuan adalah kontrol  (85,1%), DN (15,1%), KB (58,8%) dan BH (62,5%). Persentase rata-rata viabilitas spermatozoa mencit hidup adalah kontrol (81,5%), DN (24,6%), KB (17,1%) dan BH (24,1%). Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ekstrak mangrove Bruguiera gymnorrhiza memiliki efek antifertilitas karena menyebabkan penurunan kualitas spermatozoa dengan meningkatkan persentase morfologi spermatozoa abnormal, persentase viabilitas dan menurunkan persentase motilitas spermatozoa.Kata kunci : Ekstrak, Bruguiera gymnorrhiza, Motilitas Spermatozoa, Morfologi Spermatozoa, Viabilitas Spermatozoa Antifertility Effects Mangrove Extract Bruguiera gymnorrhiza Lamk. Against Spermatozoa Quality of Mice (Mus musculus L.) ABSTRACTThe purpose of this study was to determine the antifertility effect of Bruguiera gymnorrhiza mangrove extract on the sperm quality of mice (Mus musculus L.). 24 mice were divided into 4 treatment groups, namely: control, DN (leaf extract), KB (bark extract) and mangrove fruit extract (BH) 20 mg/ww. The extract was administered orally every day for 34 days. On the 35th day, the mice were anesthetized with chloroform, then sacrificed and the cauda epididymis was taken to observe the sperm quality of the mice. The parameters of spermatozoa quality observed were the percentage of abnormal spermatozoa morphology, the percentage of spermatozoa viability and the percentage of spermatozoa motility. Data were analyzed by ANOVA and BNT test (α=0,05%). The results showed that the administration of Bruguiera gymnorrhiza mangrove extract significantly reduced the sperm quality of mice. The greatest decrease in motility occurred in DN (20.6%) compared to KB (83.1%) and BH (80.3%). The average percentage of normal spermatozoa morphology in all treatments was control (85.1%), DN (15.1%), family planning (58.8%) and BH (62.5%). The average percentage of spermatozoa viability of live mice was control (81.5%), DN (24.6%), KB (17.1%) and BH (24.1%). From the results of the study, it can be concluded that the mangrove extract of Bruguiera gymnorrhiza has an antifertility effect because it causes a decrease in the quality of spermatozoa by increasing the percentage of abnormal spermatozoa morphology, the percentage of viability and decreasing the percentage of spermatozoa motilityKeyword : Extracts, Bruguiera gymnorrhiza, Motility Spermatozoa, Morphology Spermatozoa, Viability Spermatozoa