Psikodimensia: Kajian Ilmiah Psikologi			
            
            
            
            
            
            
            
            PSIKODIMENSIA is a scientific study that contains the results of research, thought and dissemination that aims to improve research, reviews and applications in the field of psychology. As a forum, communication media, and scientific development, the editorial received a contribution to the article that leads to improvement and development of psychology.
            
            
         
        
            Articles 
                270 Documents
            
            
                        
            
                                                        
                        
                            Gambaran Work-Life Balance pada Wanita Single Parent yang Bekerja 
                        
                        Daniel Lie; 
Elisabet Hana Megumi; 
Agnes Zaneta; 
Pavelin Mapela Barasih Zalukhu; 
Riani Gianti; 
Roland Bonggo Pribadi                        
                         PSIKODIMENSIA Vol 21, No 2: Desember 2022 
                        
                        Publisher : Universitas Katolik Soegijapranata 
                        
                             Show Abstract
                            | 
                                 Download Original
                            
                            | 
                                
                                    Original Source
                                
                            
                            | 
                                
                                    Check in Google Scholar
                                
                            
                                                                                            
                                | 
                                    DOI: 10.24167/psidim.v21i2.4656                                
                                                    
                        
                            
                                
                                
                                    
Indonesia memiliki banyak pekerja wanita berstatus single parent yang mencari nafkah sambil mengurus rumah tangga. Melihat banyaknya jumlah pekerja single mother terus bertambah, sampai saat ini belum ada penelitian mengenai Work-Life Balance (WLB) pada single mother yang bekerja dan menjadi ibu rumah tangga. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana gambaran WLB pada single mothers yang memiliki peran ganda. Sebuah penelitian sebelumnya ditemukan telah meneliti WLB dengan partisipan yang hanya berfokus pada ekspatriat, sehingga peneliti ingin mengkritisi penelitian menjadi lebih spesifik pada gender wanita. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan grounded theory pada sembilan wanita single parent yang bekerja untuk mengeksplorasi definisi, tantangan, dan dukungan dari WLB. Hasil penelitian ini menemukan suatu keunikan bahwa wanita single parent berperan ganda yang anaknya masih berada di fase early childhood dan middle childhood merasa dapat mencapai WLB. Sedangkan bagi seorang wanita single parent berperan ganda yang anaknya sudah di fase adolescence merasa bahwa WLB mereka belum seimbang. Meski begitu, seluruh partisipan tetap merasa bahagia dan nyaman dalam menjalani kehidupan, berkat kehadiran anak, keluarga, dan lingkungan sekitar yang mendukungnya.
                                
                             
                         
                     
                    
                                            
                        
                            Kepribadian (Big Five Personality) dan Burnout Pada Karyawan Bekerja dari Rumah (Working From Home/WFH) Era Pandemi Covid-19 
                        
                        Lidia Kastanya; 
Putu Aninditha Veera Lakshmi; 
Stevina Cuangganatha                        
                         PSIKODIMENSIA Vol 21, No 2: Desember 2022 
                        
                        Publisher : Universitas Katolik Soegijapranata 
                        
                             Show Abstract
                            | 
                                 Download Original
                            
                            | 
                                
                                    Original Source
                                
                            
                            | 
                                
                                    Check in Google Scholar
                                
                            
                                                                                            
                                | 
                                    DOI: 10.24167/psidim.v21i2.4605                                
                                                    
                        
                            
                                
                                
                                    
Pandemi Covid-19 membuat seluruh aspek kehidupan mengalami perubahan. Kehidupan pekerjaan juga turut terdampak pandemi. Hal ini membuat pekerja harus menyesuaikan diri dengan aturan-aturan baru. Namun tidak semudah itu menyesuaikan diri. Ada juga yang mengalami kendala dengan perubahaan ini. Penelitian ini ingin menguji perbedaan burnout yang dialami oleh karyawan yang menjalani work from home (WFH) selama pandemi dan burnout yang dialami karyawan karena gaya kerja yang baru. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dan dilakukan dengan memberikan skala Maslach Burnout Inventory-General Survey serta skala Big Five Personality (BFI) kepada 154 karyawan di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi.  Hasil penelitian menunjukan adanya hubungan positif antara beberapa aspek dalam BFI yaitu domain neuroticism dan openess to experience dengan burnout (p=0,000). Sedangkan aspek lainnya menunjukan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara extraversion, conscientiousness, dan agreeableness dengan burnout pada karyawan yang menjalani WFH. Hal ini menunjukan bahwa beberapa aspek tipe kepribadian menghasilkan burnout dan beberapa tipe kepribadian tidak menghasilkan burnout.
                                
                             
                         
                     
                    
                                            
                        
                            Efektivitas Metode Brain Gym dalam Menurunkan Tingkat Stres Mahasiswa yang Menghadapi Pembelajaran Daring 
                        
                        Andi Cahyadi; 
Robik Anwar Dani; 
Marcella Mariska Aryono                        
                         PSIKODIMENSIA Vol 21, No 2: Desember 2022 
                        
                        Publisher : Universitas Katolik Soegijapranata 
                        
                             Show Abstract
                            | 
                                 Download Original
                            
                            | 
                                
                                    Original Source
                                
                            
                            | 
                                
                                    Check in Google Scholar
                                
                            
                                                                                            
                                | 
                                    DOI: 10.24167/psidim.v21i2.4243                                
                                                    
                        
                            
                                
                                
                                    
Stres dapat hal-hal yang terkait dengan akademik, khususnya ketika menghadapi pembelajaran daring. Penelitian ini bertujuan melihat efektivitas metode brain gym dalam menurunkan stres pada mahasiswa yang menghadapi pembelajaran daring. Penelitian ini menggunakan one group pre-test and post-test design tanpa menggunakan kelompok kontrol. Perlakuan diberikan sebanyak lima sesi dalam dua minggu, dan masing-masing sesi diberikan jeda satu hari sebelum pelaksanaan sesi berikutnya. Subjek yang diambil dalam penelitian ini adalah 10 mahasiswa yang kuliah di Madiun, dan memiliki tingkat stres yang tergolong dalam kategori tinggi. Hasil ini didapat melalui pre-test dengan menggunakan skala DASS-II. Setelah treatment selesai, maka akan dilakukan pengukuran ulang (post-test) dengan menggunakan alat ukur yang sama. Analisis menggunakan wilcoxon signed rank test menunjukkan perbedaan yang signifikan (p 0,05). Dapat disimpulkan bahwa hipotesis penelitian diterima, yaitu terdapat perbedaan tingkat stres pada mahasiswa sebelum dan setelah diberikan metode brain gym.
                                
                             
                         
                     
                    
                                            
                        
                            Gambaran Penyebab Mahasiswa Enggan Mencari Bantuan Profesional di Masa Pandemi Covid-19 
                        
                        Lucia Hernawati                        
                         PSIKODIMENSIA Vol 21, No 2: Desember 2022 
                        
                        Publisher : Universitas Katolik Soegijapranata 
                        
                             Show Abstract
                            | 
                                 Download Original
                            
                            | 
                                
                                    Original Source
                                
                            
                            | 
                                
                                    Check in Google Scholar
                                
                            
                                                                                            
                                | 
                                    DOI: 10.24167/psidim.v21i2.4764                                
                                                    
                        
                            
                                
                                
                                    
Mahasiswa menjadi segmen yang rawan mengalami gangguan kesehatan mental karena berada pada fase transisi peran dari remaja akhir menuju dewasa. Salah satu hal yang memengaruhi keberhasilan dalam mengelola masalah kesehatan mental di masa pandemi Covid-19 adalah perilaku mencari bantuan pada profesional (konselor, psikolog, psikiater). Banyak mahasiswa enggan mencari bantuan pada profesional saat menghadapi permasalahan di masa pandemi Covid-19. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penyebab mahasiswa enggan mencari bantuan pada professional di masa pandemi Covid-19. Penelitian kualitatif ini melibatkan delapan orang mahasiswa yang saat ini sedang kuliah di empat universitas di kota Semarang. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penyebab utama keengganan mahasiswa mencari bantuan pada profesional adalah kurangnya dukungan sosial dalam bentuk informational support, instrumental support, dan emotional support. Terdapat sikap yang negatif terhadap pemberian bantuan profesional pula, mahasiswa merasa masalah yang dialaminya tidak serius maka cukup dibicarakan dengan teman, pacar, atau keluarga, tidak perlu mencari bantuan pada profesional.
                                
                             
                         
                     
                    
                                            
                        
                            Pelatihan Daring untuk Mengurangi Perilaku Prokrastinasi Akademik Selama Pandemi COVID-19 pada Siswa SMP Laki-Laki 
                        
                        Mifta Sugesti; 
Efriyani Djuwita                        
                         PSIKODIMENSIA Vol 21, No 2: Desember 2022 
                        
                        Publisher : Universitas Katolik Soegijapranata 
                        
                             Show Abstract
                            | 
                                 Download Original
                            
                            | 
                                
                                    Original Source
                                
                            
                            | 
                                
                                    Check in Google Scholar
                                
                            
                                                                                            
                                | 
                                    DOI: 10.24167/psidim.v21i2.4857                                
                                                    
                        
                            
                                
                                
                                    
Salah satu cara untuk menekan laju penularan virus COVID-19 adalah dengan memindahkan kegiatan belajar-mengajar di sekolah menjadi pembelajaran jarak jauh (PJJ). Pemberlakuan PJJ, meski memiliki berbagai keuntungan, namun juga mempengaruhi performa akademik siswa, salah satunya perilaku prokrastinasi. Penelitian ini dilakukan untuk melihat apakah pelatihan daring kelompok berbasis Cognitive Behavior Therapy dapat secara efektif mengurangi perilaku prokrastinasi pada siswa, khususnya siswa SMP laki-laki. Terdapat 4 partisipan (usia 12–14 tahun) yang mengikuti pelatihan ini. Pemilihan partisipan secara accidental sampling, lalu diseleksi yang memiliki skor Irrational Procrastination Scale (IPS) di kategori ’tinggi’ untuk dapat mengikuti pelatihan. Mereka mengikuti 7 sesi pelatihan daring yang setiap sesinya berdurasi 50–70 menit. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif quasi-eksperimen dengan pengambilan data dilakukan pada saat pre-test, post-test, dan follow up (sebulan setelah pelatihan selesai dilakukan). Data kemudian dianalisis menggunakan Friedman’s Test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelatihan kelompok berbasis CBT daring secara signifikan dapat membantu siswa SMP laki-laki mengurangi perilaku prokrastinasi (ꭓ22= 6,53, p 0,05).
                                
                             
                         
                     
                    
                                            
                        
                            Gambaran Resiliensi Perempuan Penyintas Kekerasan dalam Rumah Tangga 
                        
                        Muhamad Kaisar; 
Yudi Kurniawan                        
                         PSIKODIMENSIA Vol 21, No 2: Desember 2022 
                        
                        Publisher : Universitas Katolik Soegijapranata 
                        
                             Show Abstract
                            | 
                                 Download Original
                            
                            | 
                                
                                    Original Source
                                
                            
                            | 
                                
                                    Check in Google Scholar
                                
                            
                                                                                            
                                | 
                                    DOI: 10.24167/psidim.v21i2.4669                                
                                                    
                        
                            
                                
                                
                                    
Kekerasan terhadap perempuan adalah tindakan yang melanggar hak asasi manusia. Salah satu bentuk kekerasan terhadap perempuan terjadi di lingkungan rumah tangga. Kekerasan dalam rumah tangga adalah perilaku yang dipelajari mencakup perbuatan, perkataan kasar kepada seseorang dengan adanya unsur ancaman, kekuatan, kekerasan fisik, seksual, ekonomi, emosional dan lisan. Responden dalam penelitian ini berjumlah empat orang penyintas yang direkomendasikan oleh lembaga bantuan hukum yang berfokus pada penanganan kasus terhadap perempuan dan anak. Penelitian ini bertujuan untuk memahami gambaran resiliensi pada perempuan penyintas kekerasan dalam rumah tangga. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Data dalam penelitian ini diambil dengan teknik observasi dan wawancara mendalam. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa resiliensi muncul sebagai interaksi antara faktor risiko dan faktor protektif. Keempat responden mampu resilien dengan mengoptimalkan aspek dukungan sosial dan kemampuan adaptasi yang baik terhadap masalah yang dihadapi. Faktor protektif yang dimiliki oleh responden adalah hubungan yang dilandasi kepercayaan, tanggung jawab, inisiatif, pengembangan keterampilan diri, dan kemantapan identitas. Penelitian ini memiliki kebaruan terkait perspektif informan yang berasal dari pendamping perempuan korban kekerasan domestik.
                                
                             
                         
                     
                    
                                            
                        
                            Pengaruh Modal Psikologis terhadap Kesejahteraan Subjektif Karyawan Sales Start-Up di PT. X 
                        
                        Kornelius Rio; 
Zamralita Zamralita; 
Daniel Lie                        
                         PSIKODIMENSIA Vol 21, No 2: Desember 2022 
                        
                        Publisher : Universitas Katolik Soegijapranata 
                        
                             Show Abstract
                            | 
                                 Download Original
                            
                            | 
                                
                                    Original Source
                                
                            
                            | 
                                
                                    Check in Google Scholar
                                
                            
                                                                                            
                                | 
                                    DOI: 10.24167/psidim.v21i2.4649                                
                                                    
                        
                            
                                
                                
                                    
PT. X merupakan perusahaan start-up yang bergerak di bidang teknologi keuangan. Keberhasilan yang didapat tidak terlepas dari karyawan sales yang menjadi ujung tombak. Karyawan sales menunjukkan berbagai emosi mulai dari emosi positif sampai emosi yang Tidak sedikit pula yang puas atas kehidupannya dan bangga. Hal tersebut disebut sebagai kesejahteraan subjektif. Dalam mengerjakan tugasnya, karyawan sales memiliki keyakinan, mempunyai tujuan, dan merasa optimis akan hidupnya. Kondisi tersebut disebut sebagai modal psikologis. Dengan demikian, penelitian ini dilakukan untuk meneliti pengaruh modal psikologis terhadap kesejahteraan subjektif pada 271 karyawan sales yang bekerja di PT. X. Hipotesis pada penelitian ini adalah modal psikologis memiliki pengaruh secara signifikan terhadap kesejahteraan subjektif pada karyawan sales start-up di PT. X. Teknik sampling yang digunakan adalah convenience sampling. Alat ukur yang digunakan untuk mengukur kesejahteraan subjektif adalah Satisfaction With Life Scale yang dikembangkan oleh Diener dkk. (1985) dan The Positive and Negative Affect Schedule yang dikembangkan oleh Watson dan Clark (1988). Sedangkan untuk modal psikologis menggunakan Psychological Capital Questionnaire dari Luthans dkk. (2007). Hasil regresi menunjukkan bahwa modal psikologis berpengaruh secara signifikan terhadap kesejahteraan subjektif (β=0.630, F=176.779, t=13.296, p0.05).
                                
                             
                         
                     
                    
                                            
                        
                            Family-Supportive Supervisor Behavior dan Work Engagement Di Era Pandemi 
                        
                        Deri Natria; 
Arum Etikariena                        
                         PSIKODIMENSIA Vol 21, No 2: Desember 2022 
                        
                        Publisher : Universitas Katolik Soegijapranata 
                        
                             Show Abstract
                            | 
                                 Download Original
                            
                            | 
                                
                                    Original Source
                                
                            
                            | 
                                
                                    Check in Google Scholar
                                
                            
                                                                                            
                                | 
                                    DOI: 10.24167/psidim.v21i2.4858                                
                                                    
                        
                            
                                
                                
                                    
Era pandemi mengubah lingkungan kerja karyawan menjadi lebih banyak dilakukan di rumah, hal ini menimbulkan pertanyaan apakah terdapat perubahan work engagement karyawan. Work engagament merupakan faktor yang penting dalam organisasi. Interaksi lingkungan kerja mempengaruhi work engagement karyawan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana mekanisme hubungan tidak langsung family-supportive supervisor behavior, work-family enrichment, dan work engagement selama era pandemi yang dimoderasi work-family culture. Data diperoleh dari pegawai instansi pemerintah yang berlokasi di Jakarta dan menerapkan work from home ataupun sistem kerja hybrid, dengan masa kerja minimal satu tahun di bawah atasan yang sama. Pengambilan data dilakukan menggunakan convenience sampling, dengan N = 174 (64,9 persen perempuan, usia rata-rata 36,5 tahun). Dalam penelitian ini, analisis regresi dengan Hayes PROCESS model 14 digunakan sebagai metode analisis. Hasil studi mendukung adanya efek moderasi work-family culture pada hubungan tidak langsung family-supportive supervisor behavior pada work engagement melalui work-family enrichment. Untuk meningkatkan work engagement di era pandemi ini, organisasi dapat menerapkan program yang meningkatkan family-supportive supervisor behavior, mengurangi work-family enrichment, dan meningkatkan work-family culture.
                                
                             
                         
                     
                    
                                            
                        
                            Hubungan antara Dukungan Sosial Daring dan Kepribadian Lima Besar dengan Adiksi Media Sosial 
                        
                        Tiek Budysan; 
Hartanti Hartanti                        
                         PSIKODIMENSIA Vol 21, No 2: Desember 2022 
                        
                        Publisher : Universitas Katolik Soegijapranata 
                        
                             Show Abstract
                            | 
                                 Download Original
                            
                            | 
                                
                                    Original Source
                                
                            
                            | 
                                
                                    Check in Google Scholar
                                
                            
                                                                                            
                                | 
                                    DOI: 10.24167/psidim.v21i2.4686                                
                                                    
                        
                            
                                
                                
                                    
Adiksi media sosial adalah penggunaan dan pemantauan media sosial secara berlebihan, yang tampak dalam penggunaan kompulsif dengan mengorbankan aktivitas lain. Penelitian bertujuan melihat ada tidaknya hubungan antara dukungan sosial daring dan kepribadian lima besar pada adiksi media sosial. Penelitian ini merupakan studi kuantitatif korelasional, yang dilakukan pada para pengguna media sosial di Surabaya yang berusia 18–40 tahun. Partisipan dalam penelitian ini berjumlah 105 orang, yang didapat melalui teknik sampling insidental. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah Bergen’s Social Media Addiction Scale (BSMAS), Big Five Inventory-2 (BFI-2) versi Indonesia, dan Online Social Support Scale (OSSS). Hasil analisis regresi menunjukkan bahwa dukungan sosial daring dan kepribadian lima besar berpengaruh secara bersama-sama pada adiksi media sosial (p0.01). Hasil korelasi parsial menunjukkan bahwa hanya variabel dukungan sosial daring (r=0.510, p0.01) dan dimensi kepribadian neuroticism (r=0,372, p0.01) yang memiliki korelasi dengan adiksi media sosial. Keempat dimensi kepribadian yang lain tidak memiliki korelasi pada adiksi media sosial
                                
                             
                         
                     
                    
                                            
                        
                            Hubungan Kepemimpinan Etis, Budaya Organisasi, dan Kepercayaan Afektif dalam Membentuk Akuntabilitas Karyawan 
                        
                        Tara Swasti Pinintasih; 
Alice Salendu                        
                         PSIKODIMENSIA Vol 21, No 2: Desember 2022 
                        
                        Publisher : Universitas Katolik Soegijapranata 
                        
                             Show Abstract
                            | 
                                 Download Original
                            
                            | 
                                
                                    Original Source
                                
                            
                            | 
                                
                                    Check in Google Scholar
                                
                            
                                                                                            
                                | 
                                    DOI: 10.24167/psidim.v21i2.4633                                
                                                    
                        
                            
                                
                                
                                    
Akuntabilitas  merupakan hal yang penting dan lumrah dituntut oleh organisasi pada karyawannya, karena membuat karyawan bertanggung jawab pada pekerjaannya. Akuntabilitas penting agar karyawan mengerjakan tugasnya dengan optimal, namun masih minim penelitian anteseden organisasional akuntabilitas karyawan (Pearson Sutherland, 2017), terutama anteseden budaya organisasi dan kepercayaan. Studi ini bertujuan untuk mengetahui peran budaya kolaboratif dan kepercayaan afektif dalam menjelaskan hubungan kepemimpinan etis dan akuntabilitas karyawan. Alat ukur penelitian ini adalah skala kepemimpinan etis (2005), skala budaya kolaboratif (2004), skala kepercayaan afektif (2010), dan skala akuntabilitas karyawan (2003). Responden penelitian ini adalah 107 karyawan dari suatu organisasi pendidikan di Sumatera Utara. Pengolahan data dilakukan dengan SPSS PROCESS Hayes model 5. Hasil menunjukkan bahwa budaya kolaboratif dapat memediasi secara penuh hubungan kepemimpinan etis dan akuntabilitas karyawan. Selain itu kepercayaan afektif dapat menjadi moderator antara kepemimpinan etis dan akuntabilitas karyawan. Sebagai implikasi organisasi perusahaan baiknya menguatkan kualitas pemimpin etis, pemimpin memperkuat penerapan budaya kolaboratif dan membangun kepercayaan afektif dengan karyawannya, sehingga dapat membentuk rasa akuntabilitas karyawan dengan optimal.