p-Index From 2020 - 2025
8.812
P-Index
This Author published in this journals
All Journal Psikologika : Jurnal Pemikiran dan Penelitian Psikologi Jurnal Psikologi Journal of Educational, Health and Community Psychology Persona: Jurnal Psikologi Indonesia Jurnal Psikologi Psikodimensia: Kajian Ilmiah Psikologi The Indonesian Journal of Occupational Safety and Health Jurnal Pengukuran Psikologi dan Pendidikan Indonesia (JP3I) INSAN Jurnal Psikologi dan Kesehatan Mental Jurnal Psikologi Ulayat: Indonesian Journal of Indigenous Psychology Jurnal Ecopsy Inquiry: Jurnal Ilmiah Psikologi Jurnal Psikologi Teori dan Terapan Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia JURNAL DIVERSITA JEMA: Jurnal Ilmiah Bidang Akuntansi dan Manajemen Ganaya: Jurnal Ilmu Sosial dan Humaniora Psychopolytan (Jurnal Psikologi) Psikostudia : Jurnal Psikologi Journal Psikogenesis Jurnal Psikologi : Jurnal Ilmiah Fakultas Psikologi Universitas Yudharta Pasuruan Psychocentrum Review Dinasti International Journal of Education Management and Social Science ANIMA Indonesian Psychological Journal Jurnal Penelitian Pendidikan, Psikologi Dan Kesehatan (J-P3K) Budapest International Research and Critics Institute-Journal (BIRCI-Journal): Humanities and Social Sciences Jurnal Kependidikan: Jurnal Hasil Penelitian dan Kajian Kepustakaan di Bidang Pendidikan, Pengajaran dan Pembelajaran Psyche 165 Journal Jurnal Transformasi Administrasi Annals of Human Resource Management Research Jurnal Humaniora dan Ilmu Pendidikan Psycho Idea Makara Human Behavior Studies in Asia Gadjah Mada Journal of Psychology (GamaJoP) Jurnal Indonesia Sosial Sains Eduvest - Journal of Universal Studies EcoProfit : Sustainable and Environtment Business
Claim Missing Document
Check
Articles

PERBEDAAN PERILAKU KERJA INOVATIF BERDASARKAN KARAKTERISTIK INDIVIDU KARYAWAN Etikariena, Arum
Jurnal Psikologi Vol 17, No 2 (2018): Oktober 2018
Publisher : Faculty of Psychology, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (340.651 KB) | DOI: 10.14710/jp.17.2.107-118

Abstract

In recent years, research on innovation in organizations, particularly innovative work behaviors, has developed considerably. The objective of the study were to examine the role of individual characteristics such as age, gender, educational background, ethnic’s background, tenure and length in current position which presumably would have an impact on the formation of innovative work behaviors. The study is quantitative study with non-experimental design, conducted on 279 respondents working in a Syariah Bank and a television company. The measuring tool used is the Innovative Work Behavior Scale. Demographic data were asked to be completed in the questionnaire. Data were analyzed using t-test, one-way Anova, and crosstabs analysis. The results show that innovative work behavior differs significantly based on age (χ2(3, 276) = 17.54; p < .001), educational background (χ2 (4, 275) = 8.18; p = .04), and tenure (χ2(2, 277) = 6.98; p = 0.03), but has no significant difference based on gender (χ2(2, 277) = 1.68; p = .20), ethnic background (χ2(13, 266) = 8.12; p = .78) and length in the current position (χ2(3, 276) = 3.81; p = .15). Thus, the results of this study will contribute to enrich the knowledge about innovative work behavior in Indonesia. Furthermore, this result will also be a consideration for dealing with employees to encourage innovative work behavior.
PERAN GAYA PEMECAHAN MASALAH DALAM HUBUNGAN KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL DENGAN PERILAKU KERJA INOVATIF Setyowati, Setyowati; Etikariena, Arum
JURNAL DIVERSITA Vol 5, No 2 (2019): JURNAL DIVERSITA DESEMBER
Publisher : Faculty of Psychology, Universitas Medan Area

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1015.44 KB) | DOI: 10.31289/diversita.v5i2.2857

Abstract

Inovasi merupakan aspek yang memperkuat sebuah organisasi bertahan di tengah maraknya persaingan bisnis dalam menarik perhatian dan menjaga kesetiaan masyarakat. Perilaku kerja inovatif yang ditampilkan anggota organisasi inilah yang memberikan kekuatan bagi organisasi untuk terus memberikan inovasi yang terbaik. Perilaku kerja inovatif ini tidak dapat lepas dari peranan pemimpin di dalam nya. Pemimpin dengan tipe kepemimpinan transformasional memberikan ketertarikan tersendiri dalam kemampuannya mewujudkan perilaku kerja inovatif. Pemahaman kemampuan kepemimpinan transformasional dalam menumbuhkan perilaku kerja inovatif perlu memperhatikan gaya pemecahan masalah yang dimiliki anggota organisasi. Penelitian ini akan melihat apakah gaya pemecahan masalah memoderasi hubungan kepemimpinan transformasional dengan perilaku kerja inovatif. Metode penelitian menggunakan survei melalui kuesioner. Teknik analisis dalam penelitian ini adalah analisis moderasi. Sampel dalam penelitian ini adalah karyawan di Indonesia dengan pengambilan sampel secara non-probability sampling. Jumlah sampel penelitian ini adalah 173 orang. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa gaya pemecahan masalah asosiatif dan bisosiatif tidak memoderasi hubungan kepemimpinan transformasional dengan perilaku kerja inovatif. Kemungkinan penyebab menjadi diskusi dalam penelitian ini.
THE ROLE OF THE WORK-FAMILY CONFLICT IN THE RELATIONSHIP BETWEEN WORK-FAMILY CULTURE AND EMPLOYEE WELL-BEING Putri, Hilda Elsa; Etikariena, Arum
Jurnal Psikologi Vol 19, No 3 (2020): September 2020
Publisher : Faculty of Psychology, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jp.19.3.257-268

Abstract

This study aims to determine whether the work-family conflict plays a role as a mediator in the relationship between work-family culture and employee well-being. Data were gathered from three automotive company branches in Lampung, Indonesia using purposive sampling, with N = 165 (80% male; average age 25 years, SD = 7.90). The analysis method for this study was a simple mediation test with Hayes’ (2013) PROCESS macro. The result of the study showed that there were no significant positive effects of work-family culture on employee well-being, t(162) = .29, p = .76. On the other hand, work-family culture had significant effects on work-family conflict (a = .58) and work-family conflict had significant effects on employee well-being (b = .61). In line with the research hypothesis, there was an indirect relationship between work-family culture and employee well-being through work-family conflict as a mediator (ab = .35). We used the perceived organizational support (POS) theory as a framework and spillover theory to interpret the results. The findings of this study provide insights that it pays off to invest in a work-family culture because such culture is expected to give optimum advantages on well-being at work.
Apakah pemberdayaan pembelajar dapat mendukung kemampuan inovatif mahasiswa? Pengujian korelasional dan komparatif Aurelia, Fatina Zahra; Etikariena, Arum
Persona:Jurnal Psikologi Indonesia Vol 10 No 1 (2021): Juni
Publisher : Faculty of Psychology Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (313.312 KB) | DOI: 10.30996/persona.v10i1.4121

Abstract

AbstractCompetition between companies relies on innovations from their employees. The potential of innovative employees could be developed since they were college students. One of the many ways to see their potential is by looking at how they perceive their capabilities, impacts, and means in academic settings, also known as learner empowerment. This study aims to look at the relationship between Learner Empowerment and Innovative Work Behavior in University of Indonesia college students. Participants of this research are 539 students above freshman year, gathered using the convenience sampling technique. The instrument used are the Innovative Work Behavior Scale by Janssen (2000) (? = 0,88) and the Learner Empowerment Scale by Frymier dkk. (1996) (? = 0,87), both instruments are adapted accordingly to suit the participants for this research. Analysis techniques used are Pearson's Correlation, Independent Sample T-Test, and One-way ANOVA. Results showed that there's a positive significant relationship between learner empowerment and innovative work behaviour. Dimensions of learner empowerment (meaningfulness, competence, impact) also have significant relationships to innovative work behaviour, with impact as the strongest determinant. Further research can explore other factors that explain the relationship between these two variables.Keywords: College Students; Correlational Research; Innovative Work Behavior; Learner Empowerment AbstrakPersaingan antar perusahaan pada masa ini membutuhkan ide inovatif dari karyawannya. Kemampuan inovatif karyawan dapat dikembangkan sejak individu masih menjadi mahasiswa. Salah satunya dengan bagaimana mahasiswa mempersepsikan kemampuan, potensi, dan peran yang dimilikinya dalam lingkungan belajar, dikenal sebagai pemberdayaan pembelajar. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara pemberdayaan pembelajar dengan perilaku kerja inovatif pada mahasiswa Universitas Indonesia. Partisipan penelitian merupakan 539 mahasiswa yang berada di atas semester 3, didapatkan melalui teknik convenience sampling. Alat ukur yang digunakan merupakan Innovative Work Behavior Scale dari Janssen (2000) (? = 0,88) dan Learner Empowerment Scale dari Frymier dkk. (1996)  (? = 0,87) yang diadaptasi menyesuaikan target partisipan penelitian. Teknik analisis yang digunakan adalah Pearson Correlation, Independent Sample T-Test, dan One-way ANOVA. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif dan signifikan antara Pemberdayaan Pembelajar dan Perilaku Kerja Inovatif. Ketiga dimensi pemberdayaan pembelajar (meaningfulness, competence, impact) juga secara signifikan berhubungan dengan perilaku kerja inovatif, dengan dimensi impact sebagai penentu terkuat. Penelitian lanjutan dapat mencari faktor yang mampu menjelaskan hubungan kedua variabel ini.Kata kunci: Mahasiswa; Pemberdayaan Pembelajar; Penelitian Korelasional; Perilaku Kerja Inovatif
The Influence of Organizational Climate on Innovative Work Behaviour Etikariena, Arum; Kalimashada, Shanindya Bias Imaji
Jurnal Psikologi Vol 20, No 1 (2021): April 2021
Publisher : Faculty of Psychology, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jp.20.1.22-34

Abstract

This study discusses about the effect of organization climate on innovative work behaviour. The respondents ofthis study were 124 employees who work in a mining company which implement innovation. This research wasa quantitative research and used Innovative Work Behaviour Scale by Janssen (2000) and Organizational ClimateMeasurement by Patterson et al. (2005). The data analysis technique used multiple regression analysis. The resultshowed that there was an influence of organizational climate on innovative behavior in the workplace by 12.1%,R2 = .121; F(1, 122) = 16,721, p < .05.The results also showed from the three dimensions of organizational climate,only two has significant effects, they are flexibility & innovation, t(120) = 2.433, p < .05, and outward focus,t(120) = 2.113, p < .05. Dimension which not significantly affect innovation work behaviour is reflexivity, t(120)= -.143, p = .886. The implications of this study can be considered by organizations to develop a supportiveorganizational climate so that employees feel comfortable to display innovative work behaviors and at the endwill ultimately have a positive impact for the organization.
Perilaku Kerja Inovatif dan Efikasi Diri Kreatif pada Mahasiswa Salsabiah Firdausiah; Arum Etikariena
Psikologika: Jurnal Pemikiran dan Penelitian Psikologi Vol. 26 No. 1 (2021)
Publisher : Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya Universitas Islam Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20885/psikologika.vol26.iss1.art4

Abstract

Sekarang ini perusahaan membutuhkan karyawan dengan perilaku kerja inovatif. Oleh karena itu, sangat penting untuk mempersiapkan mahasiswa sebagai calon tenaga kerja agar memilikinya. Akan tetapi, penelitian tentang perilaku kerja inovatif pada mahasiswa serta variabel yang berhubungan dengannya masih jarang dilakukan, khususnya di Indonesia. Penelitian korelasional ini kemudian dilakukan dengan tujuan untuk melihat hubungan antara efikasi diri kreatif dan perilaku kerja inovatif pada mahasiswa. Responden berjumlah 539 mahasiswa jenjang S1 di Universitas Indonesia dan merupakan mahasiswa yang minimal sedang menempuh semester empat. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan teknik statistik Pearson Correlation. Peneliti menemukan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara efikasi diri kreatif dan perilaku kerja inovatif pada mahasiswa, r (538) = .67, p = .00 (p < .01, one-tailed). Effect size untuk analisis ini termasuk large effect karena r > .50. Hasil penelitian ini bisa memberikan manfaat berupa menambah literatur tentang perilaku kerja inovatif pada mahasiswa.Kata Kunci: efikasi diri kreatif, mahasiswa, perilaku kerja inovatifInnovative Work Behavior and Creative Self Efficacy on College StudentAbstractRecently companies need employees with innovative work behavior. Therefore, it is very important to prepare students as employee candidates to own this behavior since they are still in college. However, research on innovative work behavior among college students and the variables associated with it is still quite few, especially in Indonesia. This correlational research was then conducted to look at the relationship between creative self-efficacy and innovative work behavior among college students. The respondents were 539 undergraduate students at Universitas Indonesia, at least in fourth semester. This research is a quantitative study, using the Pearson Correlation statistical technique. It argues that there is a positive and significant relationship between creative self-efficacy and innovative work behavior among college students, r (538) = .67, p = .00 (p < .01, one-tailed). The effect size is quite large, because it has r > .50. This result might contribute in adding literature on innovative work behavior among college students.Keywords: college student, creative self-efficacy, innovative work behavior
Keseimbangan Kehidupan-Kerja, Komitmen Organisasi, dan Perilaku Kewargaan Organisasi Karyawan Bank Syariah Ghaisa Marin Hartono; Arum Etikariena
Psikologika: Jurnal Pemikiran dan Penelitian Psikologi Vol. 26 No. 2 (2021)
Publisher : Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya Universitas Islam Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20885/psikologika.vol26.iss2.art9

Abstract

PT Bank Syariah XYZ is currently working to improve company efficiency by bringing out the organizational citizenship behavior of its employees. Organizational citizenship behavior is an initiative behavior of employees, beyond their required job duties. Based on social exchange theory, organizational citizenship behavior can be generated if there is an equal two-way exchange between employees and the organization. Previous studies also shown that by giving employees an opportunity to get a work-life balance, employee commitment to the organization will increase and leads to the emergence of organizational citizenship behavior among them. Therefore, this study aims to examine the effect of work-life balance on employee organizational citizenship behavior through the role of organizational commitment as a mediator. This research is a quantitative study using an adaptive questionnaire: OCB-C short version from Spector et al. (2010), the work-life balance scale from Hill et al. (2001), and Organizational Commitment from Mowday (1979). Respondents were 154 permanent employees of PT Bank Syariah XYZ Head Office. The analysis results by PROCESS Hayes showed the coefficient value = .42; p < .05; R2 = 28%; 95% CI [.25, .60]. This means that organizational commitment acts as a complete mediator on the effect of work-life balance on organizational citizenship behavior with a proportion of 28% of the total effect of the model. The results of this study are expected to provide insight for the organization to creat more positive work behavior by implementing proactive policies that can minimize conflicts between work and personal life
PERAN MODERASI DARI STRESS KERJA PADA HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI KERJA DAN KESEJAHTERAAN KARYAWAN DI TEMPAT KERJA Athifa An Umillah; Arum Etikariena
Inquiry: Jurnal Ilmiah Psikologi Vol 9 No 2 (2018)
Publisher : Universitas Paramadina

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (15.568 KB)

Abstract

ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk menelaah peranan stress kerja sebagai variabel moderasi dalam hubungan motivasi kerja dan kesejahteraan karywan di tempat kerja. Partisipan penelitian ini berjumlah 200 karyawan swasta, berumur 25-49 tahun dan sudah bekerja minimal dua tahun. Peneliti menggunakan salah satu teknik penentuan sampel non-probabilitas, yaitu convenience sampling. Penelitian ini mengadaptasi alat ukur Workplace Well-being Index (WWBI) yang mencakup dimensi core affect, ekstrinsik dan intrinsik. Selain itu juga ada alat ukur Motivation at Work Scale (MAWS) dengan empat dimensi, yaitu Intrinsic Motivation, Introjection Regulation, Identification Regulation, dan External Regulation. Sedangkan stress kerja diukur melalui Job Stress Scale (JSS) yang terdiri dari empat dimensi yaitu job stress scale role expectation conflict, coworker support, dan work-life balance. Teknik analisis yang dilakukan adalah moderasi menggunakan macro model 1 (Hayes, 2013). Hasil analisis data hipotesis mempunyai nilai (p) 0.0204, yang berarti (p)<0.05. Stress kerja terbukti memoderasi hubungan antara motivasi kerja dan kesejahteraan karyawan di tempat kerja. Nilai koefisien β -.01 dan nilai t hitung -2.34 menunjukkan bahwa stress kerja berperan sebagai variabel moderator yang memperlemah pengaruh motivasi kerja pada kesejahteraan karyawan di tempat kerja. 
TUNTUTAN KERJA DAN STRES KERJA PADA KARYAWAN SWASTA: PERAN MEDIASI MOTIVASI KERJA Dina Ramadhani; Arum Etikariena
Inquiry: Jurnal Ilmiah Psikologi Vol 9 No 2 (2018)
Publisher : Universitas Paramadina

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (892.904 KB)

Abstract

Stres merupakan istilah yang tidak asing di dalam kehidupan. Kondisi ini bisa dialami oleh siapa pun dan dimana pun, termasuk di tempat kerja. Stres kerja dapat disebabkan beberapa hal, diantaranya beban kerja yang berlebihan, hubungan dengan atasan atau rekan kerja yang buruk, gaji yang terlalu rendah, dan waktu kerja yang terlalu panjang. Stres kerja memiliki hubungan dengan tuntutan kerja dan juga motivasi kerja. Penelitian ini bertujuan mengukur pengaruh tuntutan kerja dengan stres kerja dengan dimediasi oleh motivasi kerja. Penelitian dilakukan terhadap karyawan swasta dengan kriteria berusia 25-55 tahun, memiliki pengalaman kerja minimal dua tahun, tingkat pendidikan minimal S1, dan bukan pekerja shift/magang/lapangan. Alat ukur yang digunakan untuk mengukur variabel stres kerja adalah Job Stress Scale (22 item). Variabel tuntutan kerja diukur dengan dimensi tantangan (challenge) sebanyak 6 item dan rintangan (hindrance) sebanyak 5 item. Variabel motivasi kerja diukur dengan The Motivation at Work Scale (MAWS) yang terdiri dari 12 item. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kusioner yang disebar secara online menggunakan google form.  Jumlah responden yang diolah datanya sebanyak 192 orang. Data dianalisis dengan analisis regresi berganda menggunakan Process Macro Hayes. Hasil penelitian menunjukkan motivasi kerja memediasi hubungan antara tuntutan kerja dengan stres kerja (β= 0.06, SE= 0.02, 95% CI [0.10; 0.02]). Implikasi teoritis dan praktis dari penelitian ini adalah dapat menjadi informasi baru bahwa motivasi kerja menjadi variabel moderator terhadap pengaruh tuntutan kerja terhadap stres kerja dan organisasi dapat mengambil langkah untuk mengurangi stres kerja karyawan dengan melakukan intervensi terhadap tuntutan kerja yang ada.
Bagaimana Persepsi Dukungan Organisasi dan Perilaku Kerja Inovatif Saling Terkait? Peran Mediasi Keterlekatan Kerja Ellysabeth Ayuni; Arum Etikariena
Jurnal Online Psikogenesis Vol 8, No 1 (2020): Juni
Publisher : Lembaga Penelitian Universitas YARSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24854/jps.v8i1.1260

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk melihat peran mediasi keterlekatan kerja pada hubungan antara persepsi dukungan organisasi dan perilaku kerja inovatif. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif korelasional dan data diperoleh dari 281 karyawan sebuah perusahaan milik negara di Indonesia yang sedang melakukan inovasi. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini ialah Innovative Work Behavior Scale (Janssen, 2000), Survey of Perceived Organizational Support (Neves Eisenberger, 2014) dan Job Embeddedness Scale (Lee dkk., 2004). Pengujian hipotesis mediasi dilakukan menggunakan macro PROCESS Hayes dan ditemukan bahwa keterlekatan kerja memediasi secara penuh hubungan antara persepsi dukungan organisasi dan perilaku kerja inovatif (indirect effect = 0,139, Boot SE = 0,031, CI [0,083, 0,207]; direct effect = 0,054, Boot SE = 0,063, CI [-0,070, 0,179]). Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa hubungan persepsi dukungan organisasi dan perilaku kerja inovatif dimediasi oleh keterlekatan kerja.