cover
Contact Name
Khoirul Huda
Contact Email
khoirulhuda@unipma.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
agastya@unipma.ac.id
Editorial Address
-
Location
Kota madiun,
Jawa timur
INDONESIA
AGASTYA: JURNAL SEJARAH DAN PEMBELAJARANNYA
ISSN : 20878907     EISSN : 25022857     DOI : -
Agastya: Jurnal Sejarah dan Pembelajarannya is a biannual journal, published by Universitas PGRI Madiun on January and July, with regitered number ISSN 2087-8907 (printed), ISSN 2502-2857 (online). Agastya provides a forum for lecturers, academicians, researchers, practitioners, to deliver and share knowledge in the form of empirical and theoretical research articles on historical education and learning.
Arjuna Subject : -
Articles 8 Documents
Search results for , issue "Vol 14, No 1 (2024)" : 8 Documents clear
Political and trade of the Malacca sultanate and the ming dynasty XV-XVI century Darmawan, Budi; Nazra, Endah Regita Cahyani; Rahmawati, Fitri; Hasibuan, Nur Anisah
AGASTYA: JURNAL SEJARAH DAN PEMBELAJARANNYA Vol 14, No 1 (2024)
Publisher : UNIVERITAS PGRI MADIUN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25273/ajsp.v14i1.18633

Abstract

This research was conducted due to the significance of the Malacca Strait's role as a trading center, connecting the Ming Dynasty in China with various regions, which led to economic growth and cultural interaction in Malacca. The main focus of the research lies on the political and trade interdependence between the Sultanate of Malacca and the Ming Dynasty during the 15th-16th centuries. The author employs the historical methods of heuristics, source criticism, data interpretation and historiography to conduct an in-depth analysis of historical records and artifacts, with the aim of holistically investigating the political and trade interrelationships between the Ming Dynasty and the Malacca Sultanate. The research reveals that diplomatic visits and mutually beneficial trade strengthened the relationship between Malacca and China. Facing threats from Siam and Majapahit, Malacca sought refuge from the Ming Dynasty, and began a close relationship. Notably, the visit of Chinese envoy Yin C'ing in 1403 paved the way for the arrival of Admiral Cheng Ho in 1409, which strengthened diplomatic relations. This relationship not only protected Malacca, but also facilitated its thriving trade. Malacca became a trading hub, offering China access to spices, while the Ming Dynasty provided military protection. The interdependence between Malacca and China in the 15th century underscores that their relationship not only fostered political security, but also increased trade and cultural exchange in the region.
Benturan islam di pedalaman Jawa dalam memori babad alit dan babade nagara Patjitan Surur, Misbahus
AGASTYA: JURNAL SEJARAH DAN PEMBELAJARANNYA Vol 14, No 1 (2024)
Publisher : UNIVERITAS PGRI MADIUN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25273/ajsp.v14i1.17306

Abstract

Kajian ini mengulas pertemuan antara penyebar islam dari Demak dengan masyarakat lokal di pedalaman Jawa. Khususnya Ponorogo dan Pacitan abad 15 hingga awal abad 16, melalui memori babad alit dan babade nagara Patjitan. Dakwah Islam digambarkan menimbulkan benturan. Selama ini tidak banyak informasi sejarah di abad awal dan krusial di persebaran Islam di wilayah pedalaman. Karena menyorot keberhasilan batoro katong, kurang mengelaborasi awal sebaran islam, termasuk hambatan dan peran tokoh lain dari Pacitan. Persebaran islam di Brang Wetan memaparkan peran kiai ageng muhammad besari dengan pesantren Gebang Tinatarnya sesudah masa batoro katong. Upaya menerjemahkan babad tersebut merupakan kabar baik untuk mengisi kekosongan informasi. Metode menggunakan pendekatan sejarah dengan memilih topik, pengumpulan sumber, verifikasi, interpretasi dan penulisan melalui sumber atas dua babad. Penelitian menemukan benturan penyebar islam dengan masyarakat lokal sebab ketegangan agama, juga motif ekonomi dan politik merupakan pengaruh konflik internal antar keluarga sejak akhir kerajaan Majapahit, yaitu setelah perang paregreg. Pertemuan islam dengan masyarakat lokal lalu menghasilkan karakter islam khas pedalaman, berupa adaptasi corak islam dengan tradisi setempat.
The role of local history in strengthening national identity in the era of society 5.0 Danugroho, Agus
AGASTYA: JURNAL SEJARAH DAN PEMBELAJARANNYA Vol 14, No 1 (2024)
Publisher : UNIVERITAS PGRI MADIUN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25273/ajsp.v14i1.18745

Abstract

National identity is a crucial element in building unity within a country, and history plays a central role in shaping that identity. However, sometimes the focus on national history can overlook local cultural roots and heritage that are integral to the larger national identity. An Merdeka curriculum that incorporates local history is an important instrument in linking national history with local cultural roots. Although the challenges of integrating local history are many, the resulting benefits, including an appreciation of cultural diversity, local pride, and a deeper understanding of national identity, provide a strong basis for continuing this endeavor. The type of research used is qualitative. The results of this study show the importance of local history in reinforcing national identity. The integration of local history in the curriculum not only deepens students' knowledge, but also provides a stronger foundation for shaping a national identity that is inclusive, values diversity, and strengthens the bond between local and national identity.
Pembelajaran sejarah di Madrasah Aliyah berbasis budaya literasi digital Setyaningsih, Wahyu; Chandra, Lutfiana; Kurnianingrum, Ratna
AGASTYA: JURNAL SEJARAH DAN PEMBELAJARANNYA Vol 14, No 1 (2024)
Publisher : UNIVERITAS PGRI MADIUN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25273/ajsp.v14i1.12138

Abstract

Siswa MAN Kota Magelang mempunyai smartphone, namun frekuensi penggunaannya hampir 70 % untuk sosial media dan game online. Ini menunjukkan pemahaman literasi digital rendah, padahal belajar sejarah perlu berliterasi. Apalagi ketika masih masa pandemi yang rata-rata siswa dituntut untuk belajar melalui berbagai platform digital, khususnya pembelajaran sejara. Tujuan penelitian adalah guna mengetahuai desain dan bentuk pembelajaran sejarah berbasis literasi digital pada masa pendemi di MAN Kota Magelang; Metode penelitian menggunakan R&D dengan objek materi sejarah Indonesia. Pengumpulan data melalui observasi, wawancara dengan forum FGD, dokumentasi dan arsip. Hasil penelitian menunjukkan melalui kesadaran budaya literasi digital dapat menjadi solusi efektif dalam penyampaian materi dan makna dari sejarah, meskipun keterbatasan waktu dan ruang tatap muka di kelas selama pandemi. Penelitian ini juga memberikan bukti empiris bahwa kesadaran budaya literasi digital berdampak penting dalam peningkatan pemahaman materi dan nilai sejarah sehingga perlu pengembangan produk digital yang beragam untuk dapat diterapkan dalam proses pembelajaran sejarah.
Kajian historis carok di Madura pada masa kolonialisme Belanda Hafida, Melina Nur; Wijaya, Daya Negri; Agung, Dewa Agung Gede; Widiadi, Aditya Nugroho
AGASTYA: JURNAL SEJARAH DAN PEMBELAJARANNYA Vol 14, No 1 (2024)
Publisher : UNIVERITAS PGRI MADIUN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25273/ajsp.v14i1.18568

Abstract

Secara historis pada abad 18 M carok dilakukan sebagai upaya melawan kolonialisme. Carok di simbolkan dengan cerulit sebagai perlawanan. Bagi Belanda celurit disimbolkan sebagai para jagoan. Lalu kesewenangan Belanda ingin membeli lahan seluas-luasnya dengan harga murah melalui carik rembang dengan cara licik untuk memenuhi keinginan. Keresaan ini menimbulkan ketidakadilan hingga muncul penggagalan carik rembang oleh Sakera. Selanjutnya Belanda mengutus salah satu jagoan pabrik untuk membunuh sakera, sehingga masyarakat tergerak menentang. Namun, Belanda melakukan adu domba hingga membuat citra celurit maupun Madura menjadi negatif. Sebelum melakukan Carok terdapat persyaratan khusus yang harus terpenuhi terlebih dahulu. Penelitian ini bertujuan mengkaji dari sisi historis pemaknaan carok di Madura pada masa kolonialisme Belanda dengan menggunakan metode historis. Tahapan metode historis diantaranya heuristik, kritik, interpretasi, historiografi. Heuristik berupa primer keterangan dari informan dan sekunder buku dan journal dengan kata kunci Madura dan carok. Tahap kritik data primer dan sekunder diseleksi secara intern untuk mengetahui kredibilitas dan autensitas sumber Pada tahap intepretasi menggunakan teori identitas budaya struart hall. Hasil penelitian ini istilah carok pertama kali dikenal dan dilakukan oleh masyarakat Madura pada masa kolonialisme Belanda. Awal mula dilakukan carok untuk menentang dan melakukan perlawanan terhadap Belanda. Pada masa sekarang carok dianggap sebagai identitas budaya masyarakat Madura.
Pembelajaran sejarah maritim melalui media Banten harbour untuk peningkatan kesadaran multikultural Nuhiyah, N; Supriatna, Nana; Yulifar, Leli
AGASTYA: JURNAL SEJARAH DAN PEMBELAJARANNYA Vol 14, No 1 (2024)
Publisher : UNIVERITAS PGRI MADIUN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25273/ajsp.v14i1.14698

Abstract

Pembelajaran Sejarah maritim dapat menjadi sebuah langkah startegis bagi Indonesia untuk memahami dan menghargai keberagaman di Indonesia. Hadirnya Aplikasi Banten Harbour menjadi sebuah inovasi guna membumikan multiklturalisme Indonesia melalui sudut pandang historis serta penyajiannya melalui media pembelajaran yang kekinian, yaitu aplikasi android yang kini tengah digandrungi oleh siswa dan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam kehidupan kita di era revolusi 4.0. Artikel ini membahas bagaimana efektivitas aplikasi banten Harbour dalam meningkatkan kesadaran multikultural siswa. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan desain The one group pre-test post-test design. Analisis data dilakukan dengan statistik deskriptif dan statistik inferensial. Hasil penelitian ini menujukkan bahwa terdapat penggunaan Aplikasi Banten Harbour selama 12 pertemuan telah memengaruhi perubahan hasil pre-test dan post-test kesadaran multikultural siswa dan penggunaan Aplikasi Banten Harbour terbukti efektif dalam meningkatkan kesadaran multikultural siswa dibuktikan melalui Uji Wilxocon dan Uji N Gain. Peningkatan kesadaran multikultural siswa juga terlihat pada perubahan siswa yang mengurangi sikap diskriminasi terhadap sesame teman, saling menghargai Bahasa daerah masing-masing dan semakin memahami berbagai perbedaan budaya melalui pembelajaran berbasis Aplikasi Banten Harbour ini. Selain itu, Aplikasi Banten Harbour juga dapat memotivasi siswa dalam belajar sejarah dan menjadikan pembelajaran sejarah lebih menyenangkan.
Kerusakan hutan jati di Jawa oleh eksploitasi VOC, 1611-1796 Salsabila, Faza
AGASTYA: JURNAL SEJARAH DAN PEMBELAJARANNYA Vol 14, No 1 (2024)
Publisher : UNIVERITAS PGRI MADIUN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25273/ajsp.v14i1.15041

Abstract

Di Pulau Jawa, hutan jati tersebar di berbagai daerah dan dikenal sebagai hutan tertua dengan pengelolaan hutan yang terbaik di Indonesia. Sejak abad ke-12, tepatnya masa kerajaan Singasari dan Majapahit, kayu jati dimanfaatkan sebagai pembangunan kota dan bahan pembuatan kapal-kapal sebagai sarana transportasi dan armada angkatan laut. Namun, seiring berjalannya waktu, pemanfaatan tersebut justru menimbulkan eksploitasi pada hutan jati. Eksploitasi hutan jati di Jawa semakin meningkat ketika VOC berhasil menguasai sebagian hutan di pesisir utara pulau Jawa dengan melakukan penebangan paksa, memungut hak kayu jati dari penguasa-penguasa lokal, dan memberikan upah rendah pada para pekerja. Melalui metode penelitian sejarah yang terdiri dari empat tahapan, yaitu heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi, tulisan ini mengkaji lebih lanjut kegiatan eksploitasi hutan jati di Jawa yang dilakukan VOC demi memenuhi kebutuhan mereka seperti industri pembuatan kapal dan penjualan ke pasar internasional. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa kegiatan eksploitasi oleh VOC mengakibatkan banyaknya hutan jati yang menghilang di daerah pesisir utara Jawa, merusak hutan di area bekas tebangan, dan memiskinkan rakyat di sekitar hutan. Puncak kerusakan ini terjadi bersamaan dengan bangkrutnya VOC pada tahun 1796.
Perubahan gunung kunci dari fungsi benteng pertahanan menjadi taman hutan raya, 1917-2023 Mutawally, Anwar Firdaus; Dienaputra, Reiza D.
AGASTYA: JURNAL SEJARAH DAN PEMBELAJARANNYA Vol 14, No 1 (2024)
Publisher : UNIVERITAS PGRI MADIUN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25273/ajsp.v14i1.16717

Abstract

Penelitian ini bertujuan menelusuri perkembangan fungsi benteng gunung kunci di Kabupaten Sumedang. Selama ini dikenal masyarakat karena unsur mistis, sehingga belum banyak yang mengetahui sisi historis maupun upaya konservasi alam. Diperlukan kajian ilmiah yang membahas gunung kunci dari segi sejarah maupun konservasi alam. Fokus penelitian adalah perkembangan gunung kunci mulai benteng pertahanan pada masa kolonial hingga menjadi taman hutan raya pada masa kemerdekaan. Metode sejarah digunakan dalam penelitian ini dengan empat tahap yakni heuristik, kritik, interpretasi dan historiografi. Penulis mendapatkan data sejarah dari perpustakaan, lembaga kearsipan, sumber daring, lokasi benteng dan koleksi pribadi. Sumber penelitian dari dokumen, buku, jurnal, laporan penelitian, prasasti dan sumber lisan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa gunung kunci bermula sebagai benteng pertahanan pada 1917. Hal ini dilakukan sebagai bentuk preventif pemerintah kolonial untuk menghindari serangan dari luar atau pemberontakan. Perubahan fungsi benteng dari infrastruktur pertahanan. Di mulai sejak tahun 1960-an dengan utilisasi gunung kunci sebagai kawasan hutan produksi pinus. Sejak tahun 1977 menjadi objek wisata yang dibuka bebas untuk pengunjung. Pada tahun 2004, beserta Gunung Palasari ditetapkan statusnya menjadi taman hutan raya di Indonesia.

Page 1 of 1 | Total Record : 8