Claim Missing Document
Check
Articles

PERISTIWA 1 OKTOBER 1965 SEBAGAI PUNCAK PERGOLAKAN POLITIK DI TAHUN 1950-AN Agung, Dewa Agung Gede
Jurnal Sejarah dan Budaya Vol 3, No 2 (2010): Desember
Publisher : Jurnal Sejarah dan Budaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (17.515 KB)

Abstract

Abstract: Main assumption that PKI ( IndonesianCommunis Party ) as single factor behind the October 1st, 1965 tragedy becoming formal law decision nowadays in Indonesia. Tracing this tragedy need an understanding into politics structure applied from year 1950 until 1965 in Indonesia. Learning history are based on continuity and chronological so it has applied on this tragedy. This tragedy popular with G30S/PKI and relevant with historical event such as Liberal Democracy Periods (1950 – 1957) and Guided Democracy Periods (1957 – 1965). G30S/PKI are accumulate tragedy caused by political interest on that period
SENSUALITAS FILM HOROR INDONESIA 1971-1993 ahmad muthohar; Dewa Agung Gede Agung; Arif Subekti
PATTINGALLOANG Vol. 8, No. 3 Desember 2021
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26858/jp.v8i3.24913

Abstract

Artikel ini menganalisis tentang masalah sensualitas dalam film horor Indonesia sejak tahun 1971 sampai tahun 1993. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penyebab film horor Indoesia yang diproduksi pada kurun waktu 1971-1993 banyak mengandung adegan-adegan sensual di dalamnya. Selain itu juga menjelaskaan faktor penyebab dan faktor yang memengaruhi munculnya fenomena tersebut. Penelitian ini dilakukan dengan menggunaan metode penelitian sejarah mulai dari pemilihan topik, heuristic, verifikasi, interpretasi, dan historiografi. Munculnya fenomena tersebut disebabkan oleh beberapa faktor seperti gempuran film impor sehingga produsen film nasional harus bersaing dengan cara apapun, kemudian didukung dengan longgarnya regulasi sensor pada masa tersebut, yang lebih tertarik pada penyensoran ideologi dan ancaman stabilitas politik nasional, juga ditambah masuknya tv satelit sehingga masyarakat lebih memilih menonton acara tv di rumah. Juga film horor dianggap menyasar penonton dewasa dan jarang ditonton oleh anak-anak. Kata Kunci : Film; Horor; Adegan Sensual
PEMBELAJARAN SEJARAH DI ERA REVOLUSI INDUSTRI 4.0 Dewa Agung Gede Agung
Jurnal Pendidikan Sejarah Indonesia Vol 4, No 1 (2021)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17977/um0330v4i1p1-8

Abstract

Industrial Revolution 4.0 influences historical learning both in substance and in the learning process. This development starts from materials, methods, media, innovative learning models, and especially substances that often cause controversy. The development of technology causes a variety of historical information easily obtained. History lessons should follow these developments, although not all of them have a positive impact on students, history teachers, and historians. They must be able to be selective in responding to various developments in the availability of historical information. Collaboration and elaboration between history and other fields of science are necessary to see various changes and developments in society.  History needs to be viewed in a multiperspective manner rather than a mono perspective. Thus, the learning history will provide comprehensive and integrated information that produces the total history. Therefore, this paper provides an alternative way of learning history in the Era of Industrial Revolution 4.0.
PEMAHAMAN AWAL TERHADAP ANATOMI TEORI SOSIAL DALAM PERSPEKTIF STRUKTURAL FUNGSIONAL DAN STRUKTURAL KONFLIK Dewa Agung Gede Agung
Jurnal Sejarah dan Budaya Vol 9, No 2 (2015): Desember
Publisher : Jurnal Sejarah dan Budaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (626.862 KB) | DOI: 10.17977/sb.v9i2.4998

Abstract

Abstrak. teori struktural fungsional dan teori struktural konflik adalah dua diantara berbagai teori sosiologi yang ada. Dua teori tersebut dipandang masih relevan dalam melihat suatu realitas sosial dan peristiwa historis. Namun demikian, tidak ada ilmu yang abadi setelah diketemukan bukti-bukti terbaru. Inilah yang dikenal dengan istilah “anomali” Kuhn, bahkan Popper mengajukan “falsifikasi” untuk mengatasi kemacetan epistemologis. Begitu juga dengan kedua aliran tersebut, bahwa selalu ada kritik dalam rangka penyempurnaan, bahkan menolak teori yang ada sebelumnya karena dianggap tidak sesuai dengan perkembangan keilmuan atau dianggap kurang kritis dalam melihat masalah-masalah sosial. Tulisan ini mencoba melakukan anatomi teori pada teori struktural fungsional Talcott Parson dengan Robert King Merton, dan struktural konflik Karl Marx dengan Ralf Dahrendorf.Kata-kata kunci: anatomi teori, teori struktural fungsional, teori struktural konflikAbstract. Theories of structural functionalism and structural conflict are two of the existed sociological theories. Both theories are seemed to be relevant to look at a social reality and the historical event. However, there is no immortal science after the newest fact is found. This is well known as Kuhn’s anomaly. Even, Popper argues the term of falsification to cope the epistemological gap. Both two school of thoughts gain some criticisms in completing or in refusing the previous theory. This is caused by the previous theories which are not fit with the development of science or which are claimed uncritically to look at the social problems. This article tries to organize both theories of structural functionalism between Talcott Parson and Robert King Merton; and of structural conflict between Karl Marx and Ralf Dahrendorf.Keywords: anatomy of theory, theory of structural functionalism, theory of structural conflict
Pengembangan Media ECHA (Elaboration, Cover Song, Historycal Content, Audio Visual) Berbasis Vlog Dalam Pembelajaran Sejarah Eka Dian Susanti; Ari Sapto; Dewa Agung Gede Agung
Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, dan Pengembangan Vol 5, No 3: MARET 2020
Publisher : Graduate School of Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17977/jptpp.v5i3.13252

Abstract

Abstract: Vlog-based ECHA is a learning medium that was developed by adjusting the character and needs of students in sitory subjects. ECHA consists of elaboration, cover song, historycal content, and audio visual. It means that the media elaborates the song that the lyrics have changed with historycal material in the form of audio visual. ECHA media was developed with vlogs to faciltate teacher and student access that can later be used independently. The result of the trial show that this product development is pratical and can increase motivation in class XI IPS 3 SMA Negeri 1 Sumberpucung.Abstrak: ECHA berbasis Vlog merupakan media pembelajaran yang dikembangkan dengan menyesuaikan karakter dan kebutuhan siswa dalam mata pelajaran Sejarah. ECHA terdiri dari kata elaboration, cover song, historycal content, and audio visual. Asrtinya adalah media yang mengolaborasikan lagu yang telah diubah liriknya dengan materi Sejarah dalam bentuk audio visual. Media ECHA dikembangkan dengan Vlog untuk memudahkan akses guru maupun siswa yang nantinya juga dapat digunakan secara mandiri. Hasil dari uji coba menunjukkan bahwa produk pengembangan ini praktis dan dapat meningkatkan motivasi kelas XI IPS 3 di SMA Negeri 1 Sumberpucung.
Pengaruh Model Pembelajaran Kuantum Tipe TANDUR terhadap Minat Belajar Siswa Kelas X Dya Fatkhiyatur Rohimah; Blasius Suprapta; Dewa Agung Gede Agung
Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, dan Pengembangan Vol 4, No 9: SEPTEMBER 2019
Publisher : Graduate School of Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (464.062 KB) | DOI: 10.17977/jptpp.v4i9.12744

Abstract

Abstract: Education in this globalization era is no longer teacher-centered, but student-centered. Students must be more active in the learning process, as constructivistic learning theories. This theory bases the learning process on students who construct their own knowledge. So the teacher's role is not too dominant but still provides guidance during the learning process. Through the TANDUR type quantum learning model students, besides building their own knowledge, also explore learning material and associate it with real life. So the learning process will be more fun, interesting, and arouse students' interest in learning.Abstrak: Pendidikan di era globalisasi saat ini bukan lagi berorientasi pada guru, namun berfokus kepada siswa. Siswa harus lebih aktif dalam proses pembelajaran, sebagaimana terdapat dalam teori belajar konstruktivistik. Teori ini mendasarkan proses pembelajaran pada siswa yang mengonstruk sendiri pengetahuannya. Sehingga peran guru tidak terlalu dominan tapi tetap memberikan bimbingan selama proses pembelajaran. Melalui model pembelajaran kuantum tipe TANDUR, siswa dapat membangun sendiri pengetahuannya juga mengeksplorasi materi pembelajaran dan mengaitkannya dengan kehidupan sebenarnya. Dengan demikian, proses belajar mengajar akan semakin menyenangkan, menarik serta membangkitkan minat belajar siswa.
KEBHINEKAAN: SEBUAH RETORIKA? Dewa Agung Gede Agung
Sejarah dan Budaya : Jurnal Sejarah, Budaya, dan Pengajarannya Vol 12, No 1 (2018)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (599.645 KB)

Abstract

Secara nasional maupun lokal, keragaman tidak bisa dihindari, baik keragaman agama, budaya, etnis dan sebagainya. Keragaman merupakan keniscayaan dalam sebuah masyarakat post-kolonial seiring dengan meningkatnya intensitas komunikasi global. Semua orang sadar akan semua itu, karena sudah terdapat pada lambang negara yang bertuliskan “Bhineka Tunggal Ika”. Istilah ini bukan saja diposisikan sebagai jargon politik sebagai satu nation, tetapi seharusnya menjadi pedoman yang merupakan hasil renungan pendiri bangsa berdasarkan kondisi objektif dari negara Indonesia. Peningkatan tensi konflik semboyan Bhineka Tunggal Ika yang bernuansa SARA baik yang bersifat manifest maupun latten, membuktikan belum dihayati dan diaplikasikannya makna dari istilah tersebut, artinya baru dalam tatanan “retorika”. Perilaku kebhinekaan tidak perlu diretorikakan dengan bahasa yang indah, karena seseorang bisa berkata-kata bijak, tetapi belum tentu bisa berperilaku bijak. Nationally and locally, diversity can not be avoided, whether the diversity of religious, cultural, ethnic and so forth. Diversity is a necessity in a post-colonial society as the intensity of global communications increases. Everyone is aware of it all, because it already exists on the state symbol that reads "Bihneka Tunggal Ika". This term is not only positioned as a political jargon as a nation, but should be a guide which is the result of the founders' reflection based on the objective condition of the Indonesian state. Increasing the tension of conflicts of the Bhineka Tunggal Ika (Unity in Diversity) slogan, both manifest and latten, proves that they have not yet appreciated and applied the meaning of the term, meaning new in the "rhetorical" order. Behavior diversity does not need to be re-fabricated in a beautiful language, because one can speak wisely, but not necessarily be able to behave wisely. DOI: http://dx.doi.org/10.17977/um020v12i12017p19
Pemahaman Awal Terhadap Anatomi Teori Sosial Dalam Perspektif Struktural Fungsional Dan Struktural Konflik Dewa Agung Gede Agung
Sejarah dan Budaya : Jurnal Sejarah, Budaya, dan Pengajarannya Vol 9, No 2 (2015)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (626.862 KB) | DOI: 10.17977/um020v9i22015p162-170

Abstract

KERAGAMAN KEBERAGAMAAN (SEBUAH KODRATI KEHIDUPAN BERBANGSA DAN BERNEGARA BERDASARKAN PANCASILA) Dewa Agung Gede Agung
Sejarah dan Budaya : Jurnal Sejarah, Budaya, dan Pengajarannya Vol 11, No 2 (2017)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (421.418 KB)

Abstract

Abstrak: Kehadiran berbagai agama di Indonesia merefleksikan agar umat beragama tidak saling menganiaya orang lain. Akan tetapi, agama yang mengajarkan perdamaian tidak jarang dijadikan legitimasi untuk mengganggu, memusuhi, dan memusnahkan umat lain. Di Indonesia, konflik antar umat beragama telah menjadi rahasia umum, dalam kondisi seperti ini ajaran agama dapat dijadikan sebagai alat pembenar bagi pemeluknya untuk melakukan tindakan permusuhan dan pembunuhan terhadap pemeluk agama lain. Kenyataan ini sangat bertentangan dengan esensi ajaran agama itu sendiri yang selalu mengajarkan cinta kasih dan perdamaian.Masyarakat Indonesia adalah masyarakat majemuk dengan pemeluk agama yang beragam. Belum lagi perbedaan suku dan ras, bisa jadi faktor ini juga berpotensi memperkeruh suasana konflik agama. Namun demikian, kemungkinan diatas bisa jadi tidak terbukti apabila masyarakat dan bangsa Indonesia mampu menumbuhkan sikap empati terhadap perbedaan tersebut.Kata-kata Kunci: bangsa dan negara, empati, empat konsensus dasarAbstract: The presence of religions in Indonesia reflects that the religious people do not violate each other. However, religion teaching peace is become a legitimation to disturb, to hate, and to genocide the other religious people. In Indonesia, a conflict between religions have been a public secret, in this condition the teaching of religion could be a tool to right and to legitimate the killing of other religions. This fact is contradicted with the essence of the religion’s teaching that is to teach love other people and peace. Indonesian society is a multicultural society with various religions. Nevertheless, the related explanation will not affect if society could grow the character of emphaty to any difference.   Keywords: nation and state, emphaty, four basic consencus
Pengaruh media pembelajaran sejarah film Guru Bangsa Tjokroaminoto terhadap kemampuan berpikir kritis siswa kelas X MIPA A2 SMA Negeri 3 Malang Safira Putri Andriani; Dewa Agung Gede Agung; Arif Subekti
Historiography: Journal of Indonesian History and Education Vol 1, No 4 (2021)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1081.443 KB) | DOI: 10.17977/um081v1i42021p419-429

Abstract

This article aims to evaluate the influence of the use of historical movies as a learning medium on students' critical thinking abilities. The historical movie used in this study is Guru Bangsa Tjokroaminoto. This research is a pre-experimental quantitative study with one-group pretest-posttest design. The samples in this study were 30 students of X MIPA A2 3rd Senior High School Malang. Wilcoxon test results showed improvements and differences in students' critical thinking ability. Students' critical thinking ability increased by 26 percent with an average of 67.33 to 90.67. It can be concluded that use of the Guru Bangsa Tjokroaminoto movie as a learning medium has an influence on improving students' critical thinking skill. Artikel ini memiliki tujuan untuk menjelaskan adanya pengaruh penggunaan film sejarah sebagai media pembelajaran terhadap kemampuan berpikir kritis siswa. Film sejarah yang digunakan pada penelitian ini yaitu film Guru bangsa Tjokroaminoto. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif pra-eksperimen dengan desain one-group pretest-post-test design. Sampel dalam penelitian ini yaitu 30 siswa kelas X MIPA A2 SMA Negeri 3 Malang. Dari hasil uji Wilcoxon menunjukkan adanya peningkatan dan perbedaan hasil kemampuan berpikir kritis siswa. Peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa sebesar 26 persen dengan rata-rata dari 67.33 menjadi 90.67. Dapat diambil kesimpulan bahwa penggunaan film Guru bangsa Tjokroaminoto sebagai media pembelajaran memberikan pengaruh terhadap peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa.