cover
Contact Name
Tohir Zuhdi
Contact Email
tohirz@iainpurwokerto.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
a.sunhaji@gmail.com
Editorial Address
-
Location
Kab. banyumas,
Jawa tengah
INDONESIA
Jurnal Kependidikan
ISSN : 2355018X     EISSN : 25984845     DOI : -
Core Subject : Education,
Focus Jurnal Kependidikan is a periodical publication of scientific articles containing education. Scope Jurnal Kependidikan welcome papers from academicians on theories, philosophy, conceptual paradigms, academic research, as well as religion practices.
Arjuna Subject : -
Articles 159 Documents
PENDIDIKAN KARAKTER DI INDONESIA: ANTARA ASA DAN REALITA Purnomo, sutrimo
Jurnal Kependidikan Vol 2, No 2 (2014)
Publisher : Kelompok Kajian Pendidikan Ikatan Alumni IAIN Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (376.081 KB)

Abstract

The implementation of character education for a nation is an absolute thing that must be realized, including in Indonesia. This is because the purpose of education is to form the character of the noble human being. A nation that has qualified generation supported with their good morals will be a great nation, be upheld by other nations, and become a prosperous nation. Character development was nationally declared by Susilo Bambang Yudhoyono in 2010 with the hope that the quality of Indonesian human character would increase. Over time, however, it turns out that the reality is far from the hope. Many immoral conducts are conducted by students. This indicates that the implementation of character education in Indonesia has not been entirely successful. The problem is actually not on the values of the characters that are offered, but it is on the process of conveying and transferring the character that needs to be repaired and upgraded in order to be more effective. In addition, all educators and people in general need to understand the urgency and the concept of character education in order to have clear and definite direction when implementing this character education. Therefore, there should be an effective character education as an alternative solution in dealing with problems of character education in this country. This is really needed to achieve its goal to create a good quality young people both in moral and intellectual and to achieve nation dignity. Pelaksanaan pendidikan karakter bagi suatu bangsa merupakan hal mutlak yang harus diwujudkan termasuk Indonesia, karena tujuan dari pendidikan karakter adalah untuk membentuk insan yang berakhlak mulia. Ketika suatu bangsa memiliki generasi yang berkualitas yakni dengan akhlak mereka yang baik, maka bangsa tersebut akan menjadi bangsa yang besar, dijunjung tinggi oleh bangsa lain, dan menjadi bangsa yang sejahtera. Pembangunan Karakter secara nasional dideklarasikan oleh Susilo Bambang Yudhoyono pada tahun 2010 dengan harapan kualitas karakter manusia Indonesia semakin meningkat. Namun seiring berjalannya waktu ternyata realita berbicara lain. Justru kini banyak terjadi tindakan amoral yang pelakunya berasal dari kalangan pelajar. Hal ini mengindikasikan bahwa pelaksanaan pendidikan karakter di Indonesia belum sepenuhnya berhasil. Permasalahannya bukan pada nilai-nilai karakter yang ditawarkan, akan tetapi proses menyampaikan dan mentransfer karakter itulah yang perlu diperbaiki dan ditingkatkan agar dapat berjalan dengan efektif. Selain itu, setiap pendidik atau masyarakat pada umumnya perlu untuk memahami urgensi dan konsep pendidikan karakter agar pada saat mentransfer karakter tersebut telah memiliki arah yang jelas dan pasti. Oleh karena itu, perlu dilakukan pendidikan karakter yang efektif sebagai solusi alternatif dalam menghadapi permasalahan pendidikan karakter di negeri ini sehingga tujuan pendidikan karakter yang diharapkan yakni demi tercipta generasi muda yang berkualitas baik secara moral maupun intelektual serta bisa menjadi bangsa yang bermartabat dapat tercapai.
PERAN MODEL JARINGAN KTSP DAN KURIKULUM 2013 DALAM MENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN DI SEKOLAH Winarsih, Sri
Jurnal Kependidikan Vol 2, No 1 (2014)
Publisher : Kelompok Kajian Pendidikan Ikatan Alumni IAIN Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (590.967 KB)

Abstract

Curriculum network is a system of cooperation between central and local government and among the local divisions in developing curriculum which meets the local characteristics, need, and progress. The implementation of curriculum networking model and the policy of KTSP (Curriculum in each Institution Level) is expected to produce output that can satisfy the stake holders and are welcome in job market to meet the need of the society. To achieve such a condition, the improvement of academic qualification and competency of teachers as the agents of education can be realized through self-study, formal study, training, and in service training. Curriculum 2013 is issued to solve some problems that could not be solved in Curriculum 2006. For that reason, the government issued a new policy to implement Curriculum 2013, which has new structure and standard of competency. Jaringan kurikulum merupakan suatu sistem kerjasama antara pusat dan daerah,dan antar unsur di daerah dalam mengembangkan kurikulum yang sesuai dengan karakteristik, kebutuhan, dan perkembangan daerah. Implementasi model jaringan kurikulum dan kebijakan KTSP di harapkan mendapatkan out put yang memuaskan pelanggan pendidikan, dan bisa di terima di pasaran kerja sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Agar mendapatkan out put yang memuaskan maka diperlukan Peningkatan dan pengembangan kualifikasi akademik dan kompetensi guru sebagai pelaksana pendidikan dapat dilakukan melalui pembelajaran mandiri, studi lanjut ataupun pelatihan, dan pemberdayaan dalam tugas (in service training). Perubahan kurikulum 2013 bermula dari permasalahan-permasalahan yang belum bisa di pecahkan dalam kurikulum 2006. Pada akhirnya pemerintah membuat kebijakan baru dengan memberlakukan kurikulum 2013 yangmemiliki struktur dan standar kompetensi yang baru.
EFEKTIFITAS KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL PESANTREN BAGI PENINGKATAN MUTU LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM Afandi, Rahman
Jurnal Kependidikan Vol 1, No 1 (2013)
Publisher : Kelompok Kajian Pendidikan Ikatan Alumni IAIN Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (380.144 KB)

Abstract

Leadership plays a privotal role in an organization or institution. Leadership does not only play a role in directing and organizing the organization members’ potentials in order to achieve its objectives or goals set out by the organization. In addition, the leadership also plays a key role in arranging the rythm of theorganization’s movement. The significance of leadership can aslo be found in the world of pesantren. As an organization, educational succes rate in pesantren is also affected by types, kinds and styles of leadership. This paper offers concept of transformational leadership as a means of advancing pesantrens. Kepemimpinan memegang peranan sangat penting dalamsebuah organisasi atau institusi. Kepemimpinan tidak hanya berperan dalam mengarahkan dan mengorganisir potensi-potensi yang dimiliki oleh anggota organisasi yang dipimpinnya untuk meraih cita-cita atau tujuan yang telah dirumuskan bersama, akan tetapi lebih dari itu, kepemimpinan juga memegang peranan kunci dalam mengatur ritme gerak organisasi. Urgensi kepemimpinan juga berlaku dalam duniapesantren. Layaknya sebuah organisasi, tingkat keberhasilanpendidikan di pesantren sangat dipengaruhi oleh tipe, jenis, dan gaya kepemimpinannya. Tulisan ini menawarkan konsep kepemimpinan transformasional sebagai media untuk memajukan pesantren.
KINERJA PENDIDIKAN MENENGAH DI INDONESIA DALAM MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN Winarsih, Sri
Jurnal Kependidikan Vol 2, No 2 (2014)
Publisher : Kelompok Kajian Pendidikan Ikatan Alumni IAIN Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (491.886 KB)

Abstract

Education is an "investment". Education is the process of forming the basis of the fundamental capabilities, both related to cognitive (intellectual) and emotional power (feeling), which is directed to human nature and to each other. Problems of teachers in secondary education in Indonesia are as follows. (1) Lack of teachers: deployment of teachers in Indonesia is not in accordance with the needs in each educational unit; there is a tendency surplus of teachers in certain areas, while other areas (outside Java) are lack of teachers. (2) The qualifications of teachers: many teachers have not their minimal education qualifications (S1 degree). (3) Academic competence and qualifications: the results of the competency test conducted on random teachers in 2004 are not satisfactory. (4) Unsuitable education background: Many teachers teach subjects that are not in accordance with their educational background. In order that the planning formulated at the national level is supported and implemented in the education ranks below, it is recommended to implement an optimal management, "Planning Philosophy", asdepicted in the "Sustainable development planning pentagon" in this article. Pendidikan merupakan suatu ”investasi”. Pendidikan merupakan proses pembentukan kemampuan dasar yang fundamental, baik menyangkut daya pikir (daya intelektual) maupun daya emosional (perasaan) yang diarahkan kepada tabiat manusia dan kepada sesamanya. Permasalahan Tenaga Pendidik di Pendidikan menengah di Indonesia adalah: (1) kekurangan guru. Penyebaran guru di Indonesia tidak sesuai dengan kebutuhan di setiap satuan pendidikan, terdapat kecenderungan surplus guru di daerah tertentu, sementara di daerah lainnya (di luar Jawa) kekurangan guru. (2) kualifikasi guru, masih banyak guru yang kualifikasi pendidikannya belum S1. (3) kualifikasi kompetensi akademik. Berdasarkan hasil uji kompetensi yangdilakukan terhadap guru secara random pada tahun 2004, hasilnya belum memuaskan. (4) Ketidaksesuaian latar belakang pendidikan dengan mata ajar. Agar perencanaan yang dirumuskan di tingkat pusat terdukung dan terlaksana pada jajaran pendidikan di bawahnya, direkomendasikan agar menerapkan manajemen secara optimal, “Planning Philosophy” sebagaimana tergambar dalam “Sustainable development planning pentagon” dalam artikel ini.
ENDIDIKAN ISLAM DALAM USAHA MENGATASI KEMISKINAN Kholis, Nur
Jurnal Kependidikan Vol 2, No 2 (2014)
Publisher : Kelompok Kajian Pendidikan Ikatan Alumni IAIN Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (419.067 KB)

Abstract

Education is an absolute necessity for humans because through education they will acquire higher and exalted position. A country or region will be able to progress and develop if the people having higher knowledge and education. Therefore, education has a really significant role to overcome poverty. As we know, poverty is a common phenomenon in the community. It is a condition where the minimum physical needs for a normal life, especially food and health, cannot be achieved for a relatively long period of time. Poverty can be a very bad thing and give negative impacts on the survival of a person or the public. For that reason, to build a strong community and a strong need to be equipped with education. Pendidikan merupakan suatu keharusan dan mutlak bagi manusia, karena melalui pendidikan manusia akan memperoleh kedudukan atau derajat yang mulia. Negara atau wilayah akan dapat maju dan berkembang jika manusia sebagai penduduknya memiliki pengetahuan atau pendidikan yang tinggi. Kemiskinan merupakan hal yang sudah tidak asing lagi di lingkungan masyarakat. Kemiskinan adalah suatu kondisi di mana pemenuhan kebutuhan fisik minimum untuk suatu kehidupan normal khususnya makanan dan pemeliharaan kesehatan tidak cukup secara terus menerus atau berlangsung dalam periode waktu yang relatif lama. Kemiskinan dapat menjadi hal sangat buruk atau berdampak negatif terhadap kelangsungan hidup seseorang maupun masyarakat. Oleh karena itu, untuk membangun masyarakat yang kokoh dan kuat perlu dibekali dengan adanya pendidikan. Dengan demikian pendidikan dapat mengatasi adanya kemiskinan.
MODEL EVALUASI SIARAN RADIO EDUKASI DARI RADIO MITRA HINGGA PENDENGAR Innayah, Innayah
Jurnal Kependidikan Vol 2, No 1 (2014)
Publisher : Kelompok Kajian Pendidikan Ikatan Alumni IAIN Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (297.555 KB)

Abstract

This study is aimed to find out the significance of a radio broadcasting evaluation, the method of educational radio broadcasting, and the strategy of broadcasting evaluation for radio partner of BPMRP Pustekkom (The Center of Communication Technology) of the Ministry of Education and Cultures. This study uses a descriptive analysis. The evaluation is carried out to understand the development of the broadcasting, to identify its audience categories, to monitor the audiences, to take the audience data, to meet to audiences, and to survey the audiences. The study shows that the evaluation of radio broadcasting is of important to carry out in order to re-examine a program proposal that is already arranged beforehand. The evaluation is also important to find out the success and the failure of a program.
PENDIDIKAN DALAM UPAYA MEMAJUKAN TEKNOLOGI Nurkholis, Nurkholis
Jurnal Kependidikan Vol 1, No 1 (2013)
Publisher : Kelompok Kajian Pendidikan Ikatan Alumni IAIN Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (365.78 KB)

Abstract

Education in Indonesia should be able to play an important role in this global era. For that reason, education must be able to prepare Indonesian people to face this global era. One of the problems in education that should be solved is how to find a teaching model that can improve the quality of human resources. One of the best ways to do so is by introducing and developing science and technology in the early period of formal education since students are the human resources for future generation. Pendidikan diIndonesia harus dapat berperan serta positifdalam era globalisasi ini, kita tidak ingin hanya menjadi obyek dan bulan-bulanan bangsa lain.Oleh sebab itu kita harus mempersiapkan diri sedini mungkin untuk menyongsong era tersebut, salah satu alternatif adalah mempersiapkan sumber daya manusia melalui proses pendidikan. Masalah utama yang harus dijawab dalam adalah model pengajaran apa yang dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia dalam rangka menyongsong era globalisasi. Salah satu jalan yang terbaik adalah memperkenalkan dan mengembangkan IPTEK( Ilmu Pengetahuan dan Teknologi ) secara dini dalam pendidikan formal karena anak didik kita merupakansumber daya manusia dimasa yang akan datang.
MANAJEMEN GURU MODEL GUARDIAN ANGEL MENURUT MUNIF CHATIB Khasanah, Ni’matul
Jurnal Kependidikan Vol 2, No 2 (2014)
Publisher : Kelompok Kajian Pendidikan Ikatan Alumni IAIN Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (681.582 KB)

Abstract

The background of this research is the fact that the management of improving teacher‟s professionalism is still not effective. The role of teacher as planner, implementer, and developer of curriculum is also not optimal. Management of teachers is needed because teachers have a significant role in the success of learning process. This research was aimed at knowing Guardian Angel‟s concept of teacher management suggested by Munif Chatib and how it develops according to him. The implementation of Guardian Angel model of teacher management was presented through a testimony and direct interviews with Guardian Angel‟s trainees. This research used qualitative approach by studying Munif Chatib‟s books and direct interviews. Data were analyzed with content analysis, which included: (1) literary study of Munif Chatib‟s books, (2) description of Guardian Angel model of teacher management by Munif Chatib. This research found that (1) the concept of Guardian Angel teacher management uses humanistic approach, especially in regard to schedules of consultation, teaching strategies, and assessment through four kinds of teacher reports, including reports of morals, creativity, lesson plan, and student‟s learning results; (2) the basis used is the cornerstone of the scientific human resources and philosophical foundation that teachers carry out the work of teaching, which includes planning, teaching, evaluating, and learning. The first three points are teacher‟s obligations, while the last is their right. Penelitian ini dilatarbelakangi adanya keprihatinan manajemenpeningkatan profesionalitas guru yang belum berjalan efektif. Peranan guru sebagai perencana, pelaksana dan pengembang kurikulum yang belum optimal. Manajemen guru diperlukan mengingat bahwa peran guru amat signifikan bagi setiap keberhasilan proses pembelajaran.Penelitian ini mengungkap tentang manajemen guru Guardian Angel menurut Munif Chatib. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsep manajemen guru model Guardian Angel menurut Munif Chatib, dan berkembangannya Guardian Angel dalam pemikiran Munif Chatib. Implementasi manajemen guru model Guardian Angel dihadirkan melalui testimoni dan wawancara langsung dengan peserta pelatihan Guardian Angel. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, dengan melakukan kajian terhadap buku - buku karya Munif Chatib dan wawancara langsung. Teknik anaisis data content analysis. Analisis meliputi: (1) kajian pustaka buku-buku karya Munif Chatib, (2) mendeskripsikan manajemen guru model Guardian Angel dalam pemikiran Munif Chatib.Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) konsep model manajemen guru Guardian Angel menggunakan pola pendekatan manajemen humanis, terutama dalam jadwal konsultasi, strategi mengajar dan penilaian melalui empat rapor guru, yaitu rapor akhlak, rapor kreativitas, rapor lesson plan dan rapor hasil belajar siswa (2) landasan yang digunakan adalah landasan keilmuan sumber daya manusia dan landasan filosofi bahwa profesi guru mengemban pekerjaan manajemen, yaitu perencanaan , mengajar dan mengevaluasi dan belajar. Tiga hal pertama difahami sebagai kewajiban, sedangkan belajar dimaknai sebagai hak bagi seorang guru (3) Guardian Angel sebagai manajemen quality control yang meliputi: lesson plan, konsultasi, observasi dan umpan balik.
PENDIDIKAN BUDI PEKERTI ( Integrasi Nilai Moral Agama dengan Pendidikan Budi Pekerti ) Su’dadah, Su’dadah
Jurnal Kependidikan Vol 2, No 1 (2014)
Publisher : Kelompok Kajian Pendidikan Ikatan Alumni IAIN Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (300.264 KB)

Abstract

National educational orientations that tend to ignore the development of value dimension have inflicted students both individually and collectively. The problem that arises is that the students will know much about anything but they are lack of system of values, attitudes, interests and positive appreciation of what they know. The students will experience an unbalanced intellectual development compared to their maturity of personality, wherein this condition can bring out a figure who is less concerned with the surrounding environment and susceptible to distortion of value. As a result, the students will practice moral offense easily, because the value system that should become a benchmark for standardized everyday behaviors is not so sturdy. By reflecting on the limited efforts of the educational institutions to equip the students with moral values nowadays, a number of people committed to providing character education. Character education as a part of religious education aims to develop values, attitudes and behaviors of students who bring out noble characters. Orientasi pendidikan Nasional yang cenderung melupakan pengembangan dimensi nilai, telah merugikan peserta didik secara individual maupun kolektif. Tendensi yang muncul adalah, peserta didik akan mengetahui banyak tentang sesuatu, namun ia menjadi kurang memiliki sistem nilai, sikap,minat maupun apresiasi secara positif terhadap apa yang diketahui. Anak akan mengalami perkembangan intelektual tidak seimbang dengan kematangan kepribadian sehingga melahirkan sosok spesialis yang kurang peduli dengan lingkungan sekitarnya dan rentan mengalami distorsi nilai, sebagai dampaknya, peserta didik akan mudah tergelincir dalam praktik pelanggaran moral karena sistem nilai yang seharusnya menjadi standar dan patokan berperilaku sehari-hari belum begitu kokoh.Bercermin pada keterbatasan upaya lembaga pendidikan dalam membekali nilai-nilai moral peserta didik selama ini telah mengilhami munculnya komitmen dari sejumlah kalangan untuk memberikan pendidikan budi pekerti. Pendidikan budi pekerti sebagai bagaian yang memperkaya pendidikan agama bertujuan untuk mengembangkan nilai, sikap dan prilaku siswa yang memancarkan akhlak mulia / budi pekerti.
HIDDEN CURRICULUM PADA SISTEM PENDIDIKAN SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) PURWOKERTO TAHUN 2013 Yahya, Muhammad Slamet
Jurnal Kependidikan Vol 1, No 1 (2013)
Publisher : Kelompok Kajian Pendidikan Ikatan Alumni IAIN Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (490.362 KB)

Abstract

Hidden curriculum refers to all matters influncing the teaching and learning process. This means that hidden curriculum contains practices and educational results not explicitly stated in the written curriculum.This is a field research conducting in STAIN (State College on Islamic Studies) of Purwokerto in 2013. This research used sociological and antrophological approach. The other aproach used in this research was fenomenology and symbolic interactionalism. This is a grounded research in which all analysis were based on data and factsfound in the field. Data were collected through observation, interview, and documentation. Data were analyzed with descriptive qualitative analysis. Hidden curriculum results from the practice of lecturing in which some lecturers do not refer to the curse outline. Hidden curriculum influnced by ideal dimension can be seen from thewill to improve the institution and competency of lecturers andstudents. Behavioral dimension is not influenced by ideal dimension, but it is a cultural expression which is relatively common and spontaneous. Materials of hidden curriculum which are relatively unplanned in the ideal dimension are those which are already customized and out of awareness. Hidden Curriculum menunjuk kepada segala sesuatu yangdapat berpengaruh di dalam berlangsungnya proses pengajaran dan pendidikan yang mungkin dapat meningkatkan atau mendorong atau bahkan melemahkan usaha pencapaian tujuan pendidikan. Dengan kata lain hidden curriculum menunjuk pada praktek dan hasil pendidikan yang tidak diuraikan dalam kurikulum terprogram atau petunjuk kurikulum kebijakan lembaga pendidikan. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research). Dengan tempat penelitian di Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Purwokerto Tahun 2013. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pendekatan sosiologis–antropologis.Pendekatan lainya yang bisa dikembangkan yaitu pendekatan fenomenologis-interaksi simbol. Pendekatan ini berasumsi bahwa pengalaman manusia ditengahi oleh penafsiran.Penelitian ini bersifat grounded research dengan mendasarkan semua analisa pada data dan fakta yang diperoleh di lapangan. Metode pengumpulan datanya adalah metode observasi,metode wawancara, metode dokumentasi. Metode analisa data yang digunakan analisis data kualitatif4, dengan teknik deskriptifanatilis Hidden curriculum dalam perkuliahan terjadi karena beberapa dosen masih menggunakan cara perkuliahan tanpa mengacu padasilabus Satuan Acara Perkuliahan. Hidden curriculum yang digerakkan oleh dimensi ide, dapat dilihat dari keinginan pengembangan kapasitas kelembagaan dan kemampuan dosen dan mahasiswa. Dimensi perilaku yang tidak digerakkan oleh dimensi ide, tapi sabagai ekspresi cultural yang relatif telah membudaya dan tidak disadari. Bentuk hidden curriculum pada dimensi material yang relative tidak direncanakan dalam dimensi ide adalah bentuk material yang telah mentradisi danrelative tidak disadari.

Page 1 of 16 | Total Record : 159