cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota cirebon,
Jawa barat
INDONESIA
Diya Al-Afkar: Jurnal Studi al-Quran dan al-Hadis
ISSN : 23030453     EISSN : 24429872     DOI : -
Core Subject : Education,
Diya al-Afkar adalah jurnal ilmiah yang memfokuskan studi al-Quran dan al-Hadis. Jurnal ini menyajikan karangan ilmiah berupa kajian ilmu-ilmu al-Quran dan al-Hadis, penafsiran/pemahaman al-Quran dan al-Hadis, hasil penelitian baik penelitian pustaka maupun penelitian lapangan yang terkait tentang al-Quran atau al-Hadis, dan/atau tinjauan buku. Jurnal ini diterbitkan secara berkala dua kali dalam setahun.
Arjuna Subject : -
Articles 227 Documents
Kerusakan di Bumi Dalam Alquran: Kajian Tafsir Tematik dalam Tafsir Anwar al-Tanzil wa Asrar al-Ta’wil Karya al-Baydawi Nur Rofiq; Didi Junaedi; Muhammad Maimun
Diya Al-Afkar: Jurnal Studi al-Quran dan al-Hadis Vol 6, No 01 (2018): Juni
Publisher : IAIN Syekh Nurjati Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (251.362 KB) | DOI: 10.24235/diyaafkar.v6i01.2804

Abstract

This study is based on the increasing environmental destruction in this world, like forests in Indonesia are getting smaller, floods, and coral reef damage. Besides that, social behavior damage impacts the surrounding environment. The attitude of dishonesty, oppression, hedonism and others also adds to the list of damage on this earth. The Qur'an has mentioned that thi universe is destined for mankind. Therefore, God has created man as His-khalifah on earth, and given the responsibility for it. Therefore, good and bad the environment is depends on human behavior because humans have also been given a mind is not given to other living beings. 
Konseptualisasi Kemiskinan Dan Penindasan Perspektif Farid Esack Hasby, Guntur; Maimun, Mumammad; Zain, Luqman
Diya Al-Afkar: Jurnal Studi al-Quran dan al-Hadis Vol. 5 No. 01 Juni 2017
Publisher : Diya Al-Afkar: Jurnal Studi al-Quran dan al-Hadis

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (32.482 KB) | DOI: 10.24235/sqh.v5i01.2010

Abstract

Conceptualization Interpretation Studies Farid Esack In the book Qur’anLiberation And Pluralism An Islamic Perspective Of Interreligious Solidarity Against oppression About Verses Poverty The Quran is an indication of human life guidelines that would follow, it is not only related to the issue of ubudiyah but also social problems such as poverty which we will discuss the contents of this paper. In the life of modern society can not be separated from the problems that often become the color in the life of society itself. One of the many problems facing humans is the problem of poverty. The problem of poverty is as old as human age itself and the implications of the problem can involve all aspects of human life. In this issue has been widely discussed theories of poverty, including Farid Esack in book the Qur’an, Liberalism, and Pluralism: An Islamic Perspective of Interreligious Solidarity Against oppression describes the oppression that is one of the causes of their poverty.In this paper the problem under study is poverty caused by oppression. The purpose of this research is to suggest that poverty is caused by certain factors, and the solution to the problem. For that main reference in the discussion is karaya one of the leading figures of the Quran interpreter Farid Esack.The method used is a literature study, or better known as research libraries in other words the author uses the method of collecting and analyzing data. This study refers to the study in which the object is written by qualitative method.The results of this study relate to the suppression of a party to another party with a certain background of interest for an interest that benefits some parties regardless of the perceived consequences of others. The solution can be taken as a conclusion justice, hijrah, jihad, prohibition practice of riba , ban the practice of moneylenders, landlords removal system, alms. After all that can be accomplished, then the life of humanity based on equality in the eyes of human beings, and avoid the values of oppression.Keywords: Quran, Poverty, Oppression, and Liberation
Hakikat Manusia dalam Tafsir Maqal Fi al-Insan: Dirasah Qur‘aniyyah Karya Bint al-Shati‘ Mutawakkil Faqih; Adib Adib; Lukman Zain
Diya Al-Afkar: Jurnal Studi al-Quran dan al-Hadis Vol 6, No 01 (2018): Juni
Publisher : IAIN Syekh Nurjati Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (241.875 KB) | DOI: 10.24235/diyaafkar.v6i01.2800

Abstract

Manusia adalah ciptaan Tuhan yang memiliki keunikan sendiri dari berbagai aspek. Bahkan kata manusia secara luas dalam Alquran dapat ditemukan berbagai istilah, di antaranya; katakhalifah, nas, bashar, insan serta bani adam. Semua bentuk kata yang telah disebutkan tentu mengandung historitas, kontekstualitas serta eksistensi yang berbeda. Contohnya artimanusia dengan kata insan oleh beberapa mufassir dijelaskan dengan sangat bervariasi, ada yang cenderung kepada sisi kelemahan manusia dari segi nafsu syahwat seks, kesenangan dunia dan mengarahkan penafsirannya terhadap bentuk fisik/tubuh. Sehingga arti manusia sering mengundang perdebatan dalam upaya mencari makna dan memahaminya secara tepat. Berdasarkan fenomena tersebut, penulis merasa tertarik untuk mengkaji hakikat manusia dalam Alquran dengan memfokuskan kajian penafsiran manusia dalam tafsir Maqal Fi al-Insan Dirasah Qur‘aniyyah Karya Bint al-Shatī‘. Dengan mengkaji pemikiran Bint al-Syath’ tersebut, diharapkan dapat memberikan pemahaman mengenai hakikat manusia secara lebih tepat, serta untuk mengetahui bagaimana metode dan implikasi penafsiran Bint al-Syātī’ tentang manusia khususnya jika dikaitkan dengan kontekstual.
Makna Zauj Dalam Tafsir Kementerian Agama RI (Analisis Strukturalisme Linguistik). Alfiyah, Laela
Diya Al-Afkar: Jurnal Studi al-Quran dan al-Hadis Vol. 5 No. 01 Juni 2017
Publisher : Diya Al-Afkar: Jurnal Studi al-Quran dan al-Hadis

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (32.482 KB) | DOI: 10.24235/sqh.v5i01.2006

Abstract

Fenomena berpasangan belakangan marak di Indonesia. Dimulai dari trend couple di media sosial, permasalahan rumah tangga dalam film Wanita Berkalung Sorban, hingga jumlah kenaikan angka KDRT di Indonesia. Al-Qur’an menyebutkan kata zauj dalam 68 ayat, tersebar dalam 43 surah, dengan bentuk kata berbeda. Satu di antaranya menggunakan kata zawajnakaha, zawajnahum, yuzawwijuhum, zuwwijat, zauj, zaujan, zaujaka, zaujuhu, zaujaha, zaujani, zaujina, zaujaini, azwaj, azwajan, Al-Azwaj, Azwajah, Azwajika, Azwajukum, Azwajuhum, Azwajahunna, Azwajina. Salah satu produk Kementerian Agama RI adalah Tafsir Kementerian Agama RI dalam tiga edisi 1973-1989, 1990-1995, dan edisi disempurnakan 2003-2007. Hasil karya tafsir tersebut didistribusikan ke seluruh pelosok negeri melalui bidang Bimas Islam Kementerian Agama RI di seluruh kota di Indonesia agar masyarakat mempunyai pedoman tafsir bahasa Indonesia.Tujuan dari penelitian ini adalah 1) Mengkaji lebih dalam kata zauj dalam Al-Qur’an yang diterjemahkan dan ditafsirkan oleh Kementerian Agama RI, 2) memberikan gambaran kemanfaatan analisis teori strukturalisme linguistik dalam terjemah dan tafsir ayat-ayat yang mengandung kata zauj.Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang menghasilkan data berbentuk uraian deskriptif. Adapun metode yang digunakan untuk mengumpulkan data yakni; metode observasi, wawancara, studi dokumentasi dan studi kepustakaan. Teknik analisis data pada penelitian ini adalah analisis deskriptif kualitatif, yakni analisis data berupa kata-kata dan bukan berupa angka.Hasil penelitian ini, melalui penerapan analisis strukturalisme linguistik memuat; Penelusuran sinkronis terjemah kata zauj dalam Al-Qur’an Tafsir Kementerian Agama RI tahun 2010 menggunakan 3 macam kelompok redaksi: 1) zauj diterjemahkan dengan pasangan, 2) zauj diterjemahkan dengan isteri, 3) zauj diterjemahkan dengan selain pasangan dan isteri. penerjemahan kata zauj menggunakan kata pasangan sebanyak 30 kali, isteri sebanyak 33 kali, dan selain dari pasangan dan isteri seperti perempuan-perempuan (lain), menganugerahkan, dipertemukan, macam tumbuh-tumbuhan, tanam-tanaman, golongan, berjenis-jenis, serupa, serta teman sejawat, masing-masing sebanyak satu kali, kecuali kata golongan diulang sebanyak 2 kali dalam ayat-ayat tertentu.Secara diakronis penerjemahan kata zauj mengalami perubahan makna dalam 11 surah. Sedangkan tafsir kata zauj secara diakronis menunjukkan adanya 10 penafsiran menggunakan perspektif laki-laki, dan 1 surah menggunakan perspektif gender pada permulaannya. Analisis sintagmatis mengarahkan kata zauj pada pemaknaan isteri, analisisparadigmatis mengarahkan zauj pada makna isteri, suami, dan pasangan, dan analisis relasi asosiatif mengarahkan zauj pada makna pasangan.Kata Kunci: Tafsir Kemenag RI, Strukturalisme Linguistik, Sinkronis, Diakronis, Sintagmatik, Paradigmatik, Relasi asosiatif.
Metode Jarh wa al-Ta’dil Kelompok Mutashaddid dan Mutasahil (Telaah Pemikiran Yahya ibn Ma‘in dan al-Turmudhi Perspektif Sosiologi Pengetahuan) Ahmad Irsyad Al Faruq; Lukman Zain; Ahmad Faqih Hasyim
Diya Al-Afkar: Jurnal Studi al-Quran dan al-Hadis Vol 6, No 01 (2018): Juni
Publisher : IAIN Syekh Nurjati Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (257.825 KB) | DOI: 10.24235/diyaafkar.v6i01.2805

Abstract

Jarh wa al-Ta’dil is one of important sience in ‘ulum al-hadith. It is because by this science, we can determine the status of rawi, whether their riwayah can be accepted or not. But, the statements of a critic (naqid) to rawi are different. There are three categories of them, called mutashaddid, mutawassit, and mutasahil. Those different categories, of course, did not just appear. Those appeared because of sosio-historical context. Yahya ibn Ma’in and al-Turmudhi are two ciritcs of hadis who represent mutashaddid and mutasahhil. The analysis implementation of Peter L Berger’s knowledge sociology toward the consept of jarh wa al-ta’dil of Yahya ibn Ma’in an al-Turmudhi makes a conclusion that both of their thought about jarh wa al-ta’dil as the both sides of sosio-hisorical conditions and their individual attitude on it. This case is based on three knowledge sociology dialectics process of Peter Berger, including externalisation,  objectivation, and internalization. The externalisation process is influenced by; a) the government conditions, b) the scientific development, c) ‘ulum al-hadith, d) jarh} wa al-ta’dil, and e) the relationship with their teachers. Whereas, the objectifation dan internalization process influenced by; a) their attitude to the government, b) language (alfaz) and works, and c) their tendencies caused by their teachers’s influence. 
HUKUM PEMIMPIN IDEAL DALAM PERSPEKTIF HADIS Samudra, Samudra
Diya Al-Afkar: Jurnal Studi al-Quran dan al-Hadis Vol 6, No 02 (2018): Desember
Publisher : Diya Al-Afkar: Jurnal Studi al-Quran dan al-Hadis

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24235/sqh.v6i02.3472

Abstract

Perkembangan zaman akan membawa pengaruh yang luar biasa terhadap keadaan negara dan msyarakat, seperti waktu dekat akan adanya pemilihan peminpin akan segera dimulai baik pemimpin tingkat pusat maupun tingkat daerah. Ternyata pemilihan pemimpin sekarang ini sepertinya dijadikan ajang perjudian yang luar biasa dikarenakan setiap parpol menunjuk salah satu kadernya untuk jadi orang nomor satu di negara kita. Pemimpin ideal dalam anjuran islam seharusnya dapat termasuk di dalam arti penolong, karena pemimpin bertugas melindungi orang-orang yang dipimpinnya dan berusaha menolong serta menyelamatkan mereka saat kesulitan dan bencana menimpa, karena pemimpinlah yang bertanggung jawab atas segala hal yang ada dan yang terjadi dalam wilayahnya serta ihwal orang-orang yang dipimpinnya. Seorang pemimpin dipilih adalah untuk memimpin anggota kelompoknya untuk dapat mewujudkan tujuan bersama.
WACANA STUDI HADIS DI INDONESIA: STUDI ATAS HERMENEUTIKA HADIS MUHAMMAD SYUHUDI ISMAIL Anggoro, Taufan
Diya Al-Afkar: Jurnal Studi al-Quran dan al-Hadis Vol 6, No 02 (2018): Desember
Publisher : Diya Al-Afkar: Jurnal Studi al-Quran dan al-Hadis

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24235/sqh.v6i02.3468

Abstract

Muhammad Syuhudi Ismail merupakan salah seorang tokoh hadis berpengaruh di Indonesia. Pemikirannya dalam hal memahami hadis yang populer dengan “Kontekstualisasi hadis” merupakan hermeneutika hadis Muhammad Syuhudi Ismail yang khas, karena turut melibatkan aspek ijtihād dalam memahaminya. Gagasan memahami hadisnya tergolong kontekstualis, karena selain melibatkan analisis kebahasaan didalamnya, juga melakukan analisis historis hadis. Oleh karena itu pola analisis teks, konteks, dan kontekstualisasi terlihat dalam pemahaman hadis Muhammad Syuhudi Ismail ini. Ketiga circle hermeneutik tersebut tampak diaplikasikan dengan melihat hadis yang menjadi obyek kajiannya.
INSPIRASI QUR’ANI; PARADIGMA HUBUNGAN ANTAR AGAMA Lutfi, Achmad
Diya Al-Afkar: Jurnal Studi al-Quran dan al-Hadis Vol 6, No 02 (2018): Desember
Publisher : Diya Al-Afkar: Jurnal Studi al-Quran dan al-Hadis

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24235/sqh.v6i02.3473

Abstract

Fenomena pluralitas agama telah menjadi fakta sosial yang harus dihadapi masyarakat modern. Fenomena demikian bagi masyarakat yang belum terbiasa dan belum memiliki pengalaman dalam berkoeksistensi damai, tentu akan menimbulkan problematika sendiri, sehingga memaksa para ahli dari berbagai disiplin ilmu untuk memformulasikan suatu solusi atau pendekatan dalam merespon problematika tersebut. Hal ini terutama karena fungsi utama agama sejatinya teletak pada jawabannya atas problem kemanusiaan. Relasi antar umat beragama yang harmonis menjadi tujuan yang mendesak untuk direalisasikan. Sehingga sangat penting untuk mencari titik temunya agar dapat saling hidup berdampingan dengan damai dan harmonis. Al-Qur’an telah mengisyaratkan kepada umat manusia mengenai titik temu antar umat beragama. Dalam al-Qur’an terdapat ayat-ayat yang menekankan tentang prinsip pluralisme agama.
MEMAHAMI HADIS MISOGINIS DALAM PERSPEKTIF HERMENEUTIKA PRODUKTIF HANS GADAMER Muhtador, Mohammad
Diya Al-Afkar: Jurnal Studi al-Quran dan al-Hadis Vol 6, No 02 (2018): Desember
Publisher : Diya Al-Afkar: Jurnal Studi al-Quran dan al-Hadis

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24235/sqh.v6i02.3469

Abstract

Tulisan ini mengkaji tentang hadis misoginis dengan menggunakan heremenutika Hans Gadamer. Tersebarnya hadis misoginis dalam literatur Islam telah berdampak negatif pada eksistensi perempuan dalam wilayah privat dan publik, dimana hadis-hadis tersebut dipahami secara tekstual-patrial yang menguntungkan kaum laki-laki. Pada wilayah ini dibutukan pembacaan baru untuk menggali makna kemanusiaan sebagaimana Nabi Muhammad diutus untuk perubahan moral. Teori hermeneutika digunakan supaya menemukan nilai yang tersembunyi dibalik teks dan pemahaman. Penelitian ini merupakan kajian pustaka yang menggali data dari literatur untuk menemukan gambaran dalam pembacaan hadis misoginis. Sehingga dapat disimpulkan bahwa hermeneutika digunakan untuk meretas kesenjangan dalam memahami hadis misoginis, hadis misoginis merupakan hasil dari interaksi Nabi dengan konteks pada masanya dan hadis misoginis masih terbuka untuk dimaknai dengan ragam pendekatan dan teori yang memungkinkan untuk menemukan nilai moral yang terkandung di dalamnya.
HADIS-HADIS JIHAD DALAM PEMAHAMAN KELOMPOK JAMA’AH TABLIGH PERUMNAS KOTA CIREBON Hartati, Hartati
Diya Al-Afkar: Jurnal Studi al-Quran dan al-Hadis Vol 6, No 02 (2018): Desember
Publisher : Diya Al-Afkar: Jurnal Studi al-Quran dan al-Hadis

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24235/sqh.v6i02.3474

Abstract

Realita bilangan hari dalam khuruj Jamaah Tabligh mengandung makna “puasa” menahan diri dari segala perhiasan dan kesenangan dunia. Walaupun pada kenyataannya seorang pemimpin khuruj  tidak memaksa atau memberi  hukuman bagi anggota yang tidak kuat khuruj selama ketetapan itu. Hal ini  menunjukan bahwa Jama’ah Tabgligh yang berada di Perumnas tergolong mempunyai aliran pemahaman yang damai, adem, tidak radikal.  Ini dibuktikan dengan pernyataan bahwa mereka yang khuruj hanya kuat 10  hari pun tetap mendapatkan keutamaan berdakwah dan mendapatkan pahala khuruj.   

Page 5 of 23 | Total Record : 227