cover
Contact Name
Iche Andriyani Liberty
Contact Email
iche.aliberty@gmail.com
Phone
+6281215461615
Journal Mail Official
mksfkunsri@gmail.com
Editorial Address
Editorial Office Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya Jl. Dr. Moehammad Ali Kompleks RSMH Palembang 30126, Indonesia Telp. 0711-316671, Fax.: 0711-316671 Email:mksfkunsri@gmail.com
Location
Kab. ogan ilir,
Sumatera selatan
INDONESIA
Majalah Kedokteran Sriwijaya
Published by Universitas Sriwijaya
ISSN : 08523835     EISSN : 26850486     DOI : https://doi.org/10.36706/mks.v52i4
Core Subject : Health,
Majalah Kedokteran Sriwijaya (MKS) is published by Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya since 1962. MKS is a peer-reviewed, multidisciplinary and scientific journal which publishes all areas regarding medical sciences. The covered research areas as follows : Microbiology Pathology Surgery Ophthalmology Gynecology and Obstetrics Psychiatry Anesthesia Pediatrics Orthopedics Anatomy Physiology Biochemistry Pharmacology Biophysics Endocrine and Metabolism Mental Health Forensic Medicine Medical Education Research Methodology Medical Ethics Nursing Community Medicine Public Health
Articles 229 Documents
HubunganIndeks Massa Tubuhdengan Range of Motion Sendi Panggul dan Fleksi Lumbal pada Siswa Laki-Laki SMA Xaverius 1 Palembang Muhammad Ma'ruf Agung; Tri Suciati; Indri Seta Septadina
Majalah Kedokteran Sriwijaya Vol 50, No 2 (2018): Majalah Kedokteran Sriwijaya
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36706/mks.v50i2.8546

Abstract

Range of Motion (ROM) merupakan ukuran gerak yang tersedia pada sendi untuk pergerakan antar-segmental tertentu. Nilai ROM menggambarkan fleksibilitas suatu sendi. Semakin besar nilai ROM dari suatu sendi, maka semakin rendah pula kemungkinan sendi dapat mengalami cedera.Salah satu faktor yang menyebabkan penurunan ROM adalah adanya peningkatan IMT (Indeks Massa Tubuh) pada seseorang akibat adanya akumulasi beban yang berlebihan. Bila peningkatan nilai IMT terjadi pada remaja, maka resiko terjadinya patah tulang khususnya sendi yang menopang tubuh seperti sendi panggul dan lumbal akan meningkat bahkan bila dibiarkan kelebihan berat badan akan meningkatkan resiko penyakit degeneratif pada sendi. Hal ini melatarbelakangi untuk dilakukannya penelitian tentang hubungan Indeks Massa Tubuh pada siswa laki-laki Sekolah Menengah Atas Xaverius 1 Palembang dengan nilai Range of Motion sendi panggul dan fleksi lumbal. Penelitian ini merupakan penelitian observasi analitik dengan menggunakan desain potong lintang. SampelpenelitianiniadalahsebagiansiswaSekolahMenengahAtasXaverius 1 Palembang kelas X, XI, dan XII. Total dari subjek penelitian adalah 84 siswa.TerdapatIMT normal (42 siswa), obesitas (15 siswa), Overweight (23 siswa), danUnderweight (4 siswa).Terdapathubungan signifikanIMT dengan ROM sendi panggul dan fleksi lumbal (endorotasi panggul p value 0,032, eksorotasi panggul p value 0,000, abduksi panggul p value 0,007, adduksi panggul p value 0,031, fleksi panggul p value 0,000, ekstensi panggul p value 0,028, dan fleksi lumbal p value 0,000). Terdapathubungansignifikan IMT dengan ROM sendi panggul dan fleksi lumbal.
Sindrom Epilepsi Pada Anak Risa Vera; Mas Ayu Rita Dewi; Nursiah Nursiah
Majalah Kedokteran Sriwijaya Vol 46, No 1 (2014): Majalah Kedokteran Sriwijaya
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36706/mks.v46i1.2687

Abstract

Insiden epilepsi belum diketahui secara pasti, namun epilepsi paling sering terjadi pada masa bayi dan anak. Pada yahun 1981, International League of Epilepsy (ILAE) membuat klasifikasi epilepsi berdasarkan tipe kejang yaitu kejang parsial, kejang umum dan kejang yang tak terklasifikasi. Dengan menggunakan klasifikasi ini, diagnosis lebih mudah ditegakkan. Namun kelemahannya, seorang pasien bisa saja mengalami beberapa jenis kejang sekaligus, baik terjadi bersamaan maupun pada waktu yang berlainan, sehingga diagnosis epilepsi menjadi kurang tepat dan terapi menjadi tidak adekuat. Untuk lebih mempertajam diagnosis, pada tahun 1989 ILAE merevisi klasifikasi epilepsi menjadi sindrom epilepsi berdasarkan sekumpulan tanda dan gejala yang muncul bersamaan dalam suatuserangan epilepsi . Dengan menggunakan sistem klasifikasi ILAE tahun 1989, diagnosis epilepsi menjadi lebih tepat dan tatalaksana yang  diberikanpun menjadi lebih  terarah. Dengan demikian prognosis penyakit akan lebih baik dan kualitas hidup penderita epilepsi menjadi lebih optimal
Hubungan Obesitas Dengan Kejadian Endometriosis di RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang Maryam Hanina; Amir Fauzi; Ratih Krisna
Majalah Kedokteran Sriwijaya Vol 50, No 4 (2018): Majalah Kedokteran Sriwijaya
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36706/mks.v50i4.8570

Abstract

Endometriosis didefinisikan sebagai keberadaan jaringan mirip kelenjar dan stroma endometrium di luar kavum uteri.Obesitas diduga memiliki pengaruh terhadap timbulnya endometriosis.Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan obesitas dengan kejadian endometriosis. Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan desain cross sectional dengan quota sampling.Kelompok kasus adalah pasien endometriosis yang berjumlah 45 orang, sedangkan kelompok bukan kasus adalah pasien vulvovaginitis.Data diolah serta dilakukan analisis univariat dan bivariat dengan uji Chi-square menggunakan SPSS.Distribusi obesitas terbanyak pada pasien endometriosis adalah  (71,1%).  Berdasarkan uji Chi-square didapatkan hubungan yang bermakna antara  obesitas dengan kejadian endometriosis (p=0,018, OR=2,813 dan CI95%=1,177-6,721). Terdapat hubungan antara obesitas dengan kejadian endometriosis di RSUP DR. Mohammad Hoesin Palembang Periode 1 Januari 2015-31 Desember 2016. 
Prevalensi dan Faktor Risiko Penyakit Ginjal Kronik di RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang Tahun 2012 Sundari Hervinda; Novadian Novadian; R.M. Suryadi Tjekyan
Majalah Kedokteran Sriwijaya Vol 46, No 4 (2014): Majalah Kedokteran Sriwijaya
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36706/mks.v46i4.2719

Abstract

Penyakit ginjal kronik (PGK) merupakan salah satu masalah kesehatan dunia karena prevalensinya terus meningkat, tidak hanya menyebabkan gagal ginjal tetapi juga menyebabkan komplikasi kardiovaskular dan kematian, serta sebagian besar baru terdiagnosis pada derajat akhir. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi dan faktor risiko PGK di RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang tahun 2012. Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik observasional dengan pendekatan cross sectional. Data diambil dengan cara mencatat rekam medik pasien, meliputi umur, jenis kelamin,  riwayat hipertensi, diabetes melitus, infeksi saluran kemih, batu saluran kemih, lupus eritematosus sistemik, kadar ureum dan kreatinin serum. Laju filtrasi glomerulus dihitung menggunakan formula Modification of Diet in Renal Disease. Selanjutnya data dianalisis menggunakan uji Chi-square dan regresi logistik. Didapatkan Prevalensi PGK di RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang sebesar  61% dengan  8,7% derajat 3a; 4,7% derajat 3b; 6,3% derajat 4; dan 41,3% derajat 5. PGK banyak pada perempuan (53%) dibanding laki-laki (47%)  dan meningkat seiring dengan pertambahan usia. Terdapat hubungan yang signifikan antara PGK dengan riwayat hipertensi (p=0,000, OR=3,292, CI95%2,029-5,343), diabetes melitus (p=0,000, OR=3,679, CI95%=1,945-6,958), infeksi saluran kemih (p=0,004, OR=4,678, CI95%=1,589-13,777) dan batu saluran kemih (p=0,011, OR=4,926, CI95%=1,435-16,907).
C-KIT EXPRESSION IN VARIOUS DEGREES OF HISTOPATHOLOGY DIFFERENTIATION OF RETINOBLASTOMA IN MOHAMMAD HOESIN HOSPITAL PALEMBANG Rusdianto Rusdianto; Keisha Devita Primananda
Majalah Kedokteran Sriwijaya Vol 52, No 2 (2020): Majalah Kedokteran Sriwijaya
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36706/mks.v52i2.11978

Abstract

Retinoblastoma is a malignant intraocular neoplasm in pediatric which composed of embyonic tumour cells from retinoblasts of neuroepithelial origin with a relative incidence of 3% of all pediatric tumours. Histopathology examination can confirmed the diagnosis of retinoblastoma. Immunohistochemical staining with C-kit antibody can be used to identify the expression of C-kit in paraffin block of retinoblastoma sample.This study was conducted to identify C-kit expresion in various degrees of histopathology differentiation’s retinoblastoma in Mohammad Hoesin Hospital Palembang.. A descriptive study used on the paraffin blocks of 19 cases retinoblastoma in RSUP dr. Mohammad Hoesin from January 2012- July 2017. The degree of histopathologic differentiation and invasion of retinoblastoma was investigated by Hematoksilin-Eosin stain, and the C-kit expression stained by immunohistochemistry using antibody C-kit ready to use. Data was being presented in tabular form to identify C-kit expression. Retinoblastoma which expressed C-kit in this study are 63,16% among all sample. C-kit expressions were detected in 25% well differentiated, 50 % moderately differentiated, and 25% poorly differentiated of histopathological differentiation degree, also in 50% sample with optic nerve invasion and 58,33% in scleral invasion. C-kit expression was negative in 36,84% sample. In this study, C-kit expression was found more than half in retinoblastoma sample.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Terjadinya Missed Opportunities Vaksinasi Program Pengembangan Imunisasi (PPI) pada Anak Berusia Kurang dari Tiga Tahun di Kecamatan Sukarame Palembang Almira Nur Amalia; Yulia Iriani; Hertanti Indah Lestari
Majalah Kedokteran Sriwijaya Vol 49, No 1 (2017): Majalah Kedokteran Sriwijaya
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36706/mks.v49i1.8319

Abstract

Segala kontak dengan pelayanan kesehatan dimana anak tetap tidak mendapatkan vaksinasi yang dibutuhkan padahal anak tersebut memenuhi syarat untuk divaksinasi disebut missed opportunities vaksinasi (MOV). MOV terbukti menjadi salah satu penyebab rendahnya cakupan imunisasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui angka kejadian dan faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya MOV di Kecamatan Sukarame sebagai salah satu kecamatan di Kota Palembang dengan cakupan imunisasi rendah. Penelitian dengan model potong lintang dilakukan di pelayanan kesehatan primer milik pemerintah di Kecamatan Sukarame. Dilakukan wawancara pada 134 orang tua/wali dari anak yang berusia kurang dari 3 tahun yang datang ke pelayanan kesehatan. Kartu imunisasi dilihat untuk menentukan status imunisasi anak. Faktor yang mempengaruhi terjadinya MOV dibagi menjadi tiga, yaitu orang tua, petugas kesehatan, dan sistem imunisasi. Uji chi-square digunakan untuk analisis statistik.  Didapatkan 71(53%) anak berstatus imunisasi lengkap sesuai jadwal, 42 (31,3%) lengkap tidak sesuai jadwal, 15 (11,2%) tidak lengkap, dan 6 (4,5%) belum pernah mendapatkan imunisasi. Lima puluh satu (38,1%) mengalami missed opportunities yang berkaitan dengan faktor sistem imunisasi (47%) dan faktor petugas kesehatan (43%). Anak dengan orang tua yang tidak memiliki akses ke media informasi lebih banyak mengalami missed opportunity dibanding orang tua yang memiliki akses [RP : 2,57(IK95%:1,475-4,431)]. Lebih dari sepertiga anak mengalami MOV. Faktor terbesar yang mempengaruhi MOV adalah sistem imunisasi dan petugas kesehatan. Oleh karena itu, peningkatan sistem imunisasi dan pelatihan tentang imunisasi secara berkala perlu dilakukan agar dapat meningkatkan cakupan imunisasi.
Association of Smoking Habit With Nasopharyngeal Carcinoma Stage in ENT-HN Policlinic RSUP DR. Mohammad Hoesin Palembang Kemas Muhammad Alwan Dwiputra; Dwi Handayani; Denny Satria Utama
Majalah Kedokteran Sriwijaya Vol 51, No 2 (2019): Majalah Kedokteran Sriwijaya
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36706/mks.v51i2.8537

Abstract

Karsinoma nasofaring (KNF) adalah tumor ganas yang berada dibagian mukosa rongga nasofaring yang disebabkan oleh banyak faktor, salah satu faktornya adalah merokok. Kebiasaan merokok meningkatkan kepekaan terhadap terjadinya KNF. Merokok menyebabkan terjadinya mutasi gen p53, gen p53 memegang peranan terhadap kerusakan DNA sel dengan jalan menghambat progresi sel. Hilangnya fungsi gen p53 menyebabkan hilangnya kontrol pada siklus sel, sehingga terjadi proliferasi sel-sel sehingga besar peluangnya untuk menjadi sel kanker. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan kebiasaan merokok dengan stadium karsinoma nasofaring.Penelitian ini adalah studi observasional analitik dengan rancangan cross sectional. Sampel adalah pasien poliklinik THT-KL dan rekam medik pasien karsinoma nasofaring di RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang bulan Januari 2017-Desember 2018.Sampel penelitian ini berjumlah 70 kasus.Hasil penelitian ini akan disajikan dalam bentuk tabel dan narasi.Dari 70 kasus pasien KNF didapatkan semua penderita adalah laki-laki (100%), kelompok usia ?50 tahun (52,9%), pekerjaan non PNS (90%), alamat diluar Palembang (82,9%), keluhan utama benjolan pada leher (42,9%) dan stadium 4 (81,4%). Hasil uji Fisher’s Exact Test tidak terdapat hubungan yang bermakna antara jenis rokokdengan stadium KNFdinyatakan oleh p value=0,067, terdapat hubungan yang bermakna antara jumlah konsumsi rokokdengan stadium KNFdinyatakan oleh p value=0,042 dan tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia mulai merokokdengan stadium KNFdinyatakan oleh p value=1,000.Hasil uji korelasi pada pasien KNFmenunjukkan bahwa jumlah rokok (p= 0,043)merupakan faktor determinan terjadinya stadium KNFdanjenis rokok (p= 0,198) bukan merupakan faktor determinan terjadinya stadium KNF. Terdapat hubungan yang bermakna antara kebiasaan merokok dengan stadium KNF.
HUBUNGAN KARAKTERISTIK KLINIS DAN KEPARAHAN PRURITUS UREMIK PADA PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK YANG MENDAPAT HEMODIALISIS Shalini Nadarajah; Inda Astri; Yulia Farida Yahya
Majalah Kedokteran Sriwijaya Vol 50, No 3 (2018): Majalah Kedokteran Sriwijaya
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36706/mks.v50i3.8561

Abstract

Pruritus uremik yang merupakan sensasi yang mengarahkan keinginan untuk menggaruk, yang sering terjadi pada pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisis.Pruritus uremik sering merupakan masalah utama bagi pasien dengan penyakit ginjal stadium akhir  dan sering terjadi pada 10-85% pasien hemodialisis.Kondisi ini lebih umum pada lelaki yang tidak bekerja.Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan karakteristik klinis pruritus uremik pada pasien gagal ginjal kronik yang mendapat hemodialisis. Diambel sampel 92 orang pasien gagal ginjal kronik yang mendapat hemodialisis dari tahun 2014-2016 dengan metode consecutive sampling. Data diperoleh dari rekam medik pasien pruritus uremik di RSUP Palembang tahun 2014-2016. Diambil sampel 90 orang pasien pruritus uremik yang mendapat hemodialisis dari tahun 2014-2016 dengan metode consecutive sampling. Data diperoleh dari rekam medik pasien PU di RSUP Palembang tahun 2014-2016. Analisis data dilakukan dengaan menggunakan tabel distribusi frekuensi dan uji statistik chi-square test dan Odd ratio serta korelasi rank spearman. Pasien PU paling banyak merasakan gatal sedang yaitu 41 pasien (45.6%), di dominasi oleh laki-laki yaitu 59 pasien (65.6%), paling banyak terjadi pada usia 59 sampai 66 tahun yaitu 22 pasien (24.4%), paling banyak melakukan cuci darah pada tahun 2015 yaitu 39 pasien (43.3%), dan semua pasien mendapat durasi hemodialisis 1 sampai 5 tahun dengan frekuensi 2 kali seminggu.Hasil uji statistik pada penelitian ini menunjukkan tidak terdapat hubungan tingkat keparahan PU dengan jenis kelamin sedangkan nilai korelasi yang diperoleh adalah 0.018 yang tergolong korelasi sangat lemah dan tidak signifikan secara statistic
Prevalensi Depresi pada Narapidana di Lembaga Permasyarakatan Anak Rhapsody Karnovinanda; Tri Suciati
Majalah Kedokteran Sriwijaya Vol 46, No 4 (2014): Majalah Kedokteran Sriwijaya
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36706/mks.v46i4.2712

Abstract

Depresi merupakan suatu gangguan afektif, yang pada umumnya ditandai dengan hilangnya minat atau kegembiraan dan berkurangnya energi sehingga mudah lelah dan berkurangnya aktivitas. Masa remaja merupakan periode rentan untuk gejala depresi berkembang dan angka depresi lebih tinggi didapati pada remaja yang menjadi narapidana. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi dan tingkat depresi menurut usia, tingkat pendidikan, lama hukuman dijatuhkan, dan tempat tinggal pada narapidana di Lembaga Pemasyarakatan Anak Kelas IIA Palembang tahun 2013. Penelitian ini bersifat observasional deskriptif dengan rancangan cross sectional. Penelitian dilakukan pada bulan Juli-Desember 2013. Dari 151 narapidana, didapatkan sampel penelitian sebanyak 122 narapidana yang memenuhi kriteria inklusi. Data didapat dari hasil pengisian kuesioner Beck Depression Inventory II. Prevalensi depresi pada narapidana adalah 75,4%, dengan tingkat depresi berupa depresi minimal (tidak depresi) 24,6%, depresi ringan 28,7%, depresi sedang 38,5%, dan depresi berat 8,2%. Berdasarkan usia, kelompok usia remaja awal paling banyak mengalami depresi, yaitu 100%. Sedangkan berdasarkan tingkat pendidikan, kelompok tidak tamat SD paling banyak terkena depresi, yaitu 85,0%. Pada lama hukuman dijatuhkan, kelompok vonis 7-12 bulan paling banyak terkena depresi, yaitu  88,0%. Lalu, menurut tempat tinggal, narapidana yang sebelumnya tinggal di Palembang yang paling banyak mengalami depresi, yaitu 76,2%.Terdapat 75,4% narapidana yang mengalami depresi dengan tingkat depresi yang paling banyak terjadi adalah depresi sedang. Kelompok yang paling banyak terkena depresi adalah kelompok usia remaja awal, kelompok tidak tamat SD, kelompok vonis 7-12 bulan, dan narapidana yang sebelumnya tinggal di Palembang.
Preterm Labor Predictors: Maternal Characteristics, Ultrasound Findings, Biomarker, and Artificial Intelligence Nuswil Bernolian; Chairil Anwar; Cindy Kesty
Majalah Kedokteran Sriwijaya Vol 52, No 1 (2020): Majalah Kedokteran Sriwijaya
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36706/mks.v52i1.11429

Abstract

The identification of risk factors for preterm labor is an important predictor. The risk factors for preterm labor can be maternal characteristics, namely maternal obstetric history, maternal body mass index and weight gain, multiple pregnancy, maternal infections, periodontal disease, maternal vitamin D deficiency, and lifestyle. Nowadays, various accurate diagnostic methods have been developed to diagnose preterm labor, namely ultrasound (cervical length, cervical consistency, uterocervical angle, and fetal adrenal gland) and biomarkers (IL-6 and IL-8 in cervicovaginal fluid, Placental Alpha Microglobulin-1 (PAMG-1), and Insulin-Like Growth Factor Binding Protein-1 (IGFBP-1), Vascular Endothelial Growth Factor (VEGF), Placental Growth Factor (PGF), Soluble VEGF Receptor-1 (sFlt-1), High Mobility Group Box-1 (HMGB1), and calponin. Artificial Intelligence was developed to predict preterm labor, namely in the form of ultrasound software which is capable of detecting cervical funneling processes ranging from resembling the T, Y, V, and U-shaped. This software is expected to be easily used by general practitioners and obstetricians and gynecologists, especially those who work in rural areas.  

Page 5 of 23 | Total Record : 229


Filter by Year

2014 2023


Filter By Issues
All Issue Vol 55, No 1 (2023): Majalah Kedokteran Sriwijaya Vol 54, No 4 (2022): Majalah Kedokteran Sriwijaya Vol 54, No 3 (2022): Majalah Kedokteran Sriwijaya Vol 54, No 2 (2022): Majalah Kedokteran Sriwijaya Vol 54, No 1 (2022): Majalah Kedokteran Sriwijaya Vol 53, No 3 (2021): Majalah Kedokteran Sriwijaya Vol 53, No 2 (2021): Majalah Kedokteran Sriwijaya Vol 53, No 1 (2021): Majalah Kedokteran Sriwijaya Vol 52, No 4 (2020): Majalah Kedokteran Sriwijaya Vol 52, No 3 (2020): Majalah Kedokteran Sriwijaya Vol 52, No 2 (2020): Majalah Kedokteran Sriwijaya Vol 52, No 1 (2020): Majalah Kedokteran Sriwijaya Vol 51, No 4 (2019): Majalah Kedokteran Sriwijaya Vol 51, No 3 (2019): Majalah Kedokteran Sriwijaya Vol 51, No 2 (2019): Majalah Kedokteran Sriwijaya Vol 51, No 1 (2019): Majalah Kedokteran Sriwijaya Vol 50, No 4 (2018): Majalah Kedokteran Sriwijaya Vol 50, No 3 (2018): Majalah Kedokteran Sriwijaya Vol 50, No 2 (2018): Majalah Kedokteran Sriwijaya Vol 50, No 1 (2018): Majalah Kedokteran Sriwijaya Vol 49, No 4 (2017): Majalah Kedokteran Sriwijaya Vol 49, No 3 (2017): Majalah Kedokteran Sriwijaya Vol 49, No 2 (2017): Majalah Kedokteran Sriwijaya Vol 49, No 1 (2017): Majalah Kedokteran Sriwijaya Vol 47, No 2 (2015): Majalah Kedokteran Sriwijaya Vol 47, No 1 (2015): Majalah Kedokteran Sriwijaya Vol 46, No 4 (2014): Majalah Kedokteran Sriwijaya Vol 46, No 3 (2014): Majalah Kedokteran Sriwijaya Vol 46, No 2 (2014): Majalah Kedokteran Sriwijaya Vol 46, No 1 (2014): Majalah Kedokteran Sriwijaya More Issue