cover
Contact Name
Eny Puspani
Contact Email
jurnaltropika@unud.ac.id
Phone
+62361-222096
Journal Mail Official
jurnaltropika@unud.ac.id
Editorial Address
Fakultas Peternakan Universitas Udayana Kampus UNUD, Bukit Jimbaran Badung, Bali
Location
Kota denpasar,
Bali
INDONESIA
Jurnal Peternakan Tropika
Published by Universitas Udayana
ISSN : jurnaltr     EISSN : 27227286     DOI : https://doi.org/10.24843/JPT
Core Subject : Health,
Jurnal Peternakan Tropika (JPT) was published by the Faculty of Animal Husbandry, Udayana University. Jurnal Peternakan Tropika (JPT) is published regularly, three times a year, in January-April, May-August, and September - December. Jurnal Peternakan Tropika (JPT) summarizes various manuscripts in the field of animal husbandry such as nutrition, production, reproduction, post-harvest (processing and technology) and socio-economic fields of livestock. Open manuscripts for lecturers and researchers related to the field of animal husbandry, and open to S1, S2 and S3 students, by following the rules set by Jurnal Peternakan Tropika (JPT).
Arjuna Subject : Umum - Umum
Articles 718 Documents
Pengaruh Penggantian Ransum Komersial dengan Tepung Limbah Kecambah Kacang Hijau Difermentasi terhadap Sistem Pencernaan Itik Bali Jantan Maulana A.; I M. Suasta; D. P. M. A. Candrawati
Jurnal Peternakan Tropika Vol 8 No 2 (2020): Vol. 8 No. 2 Tahun 2020
Publisher : Animal Science Study Program, Faculty of Animal Husbandry, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (767.078 KB) | DOI: 10.24843/JPT.2020.v08.i02.p01

Abstract

Limbah kecambah kacang hijau merupakan bagian dari kecambah kacang hijau yang sudah tidak dimanfaatkan lagi dalam proses produksi, bahkan biasanya terbuang sia-sia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggantian ransum komersial dengan tepung limbah kecambah kacang hijau difermentasi terhadap sistem pencernaan itik bali jantan. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan tiga perlakuan dan lima ulangan. Perlakuan yang diberikan yaitu; P0 (ransum komersial 100%), P1 (penggantian 12,5% ransum komersial dengan tepung limbah kecambah kacang hijau difermentasi) dan P2 (penggantian 25% ransum komersial dengan tepung limbah kecambah kacang hijau difermentasi). Variabel yang diamati dalam penelitian ini adalah persentase berat tembolok, persentase berat proventrikulus, persentase berat ventrikulus, persentase berat hati, persentase berat pankreas, persentase berat empedu, persentase berat usus halus dan panjang usus halus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggantian 12,5% dan 25% ransum komersial dengan tepung limbah kecambah kacang hijau difermentasi berpengaruh nyata (P<0,05) meningkatkan persentase berat tembolok dengan P1 dan P2 masing-masing sebesar 40,90% dan 86,36% lebih tinggi dari perlakuan ransum komersial 100% (P0), tetapi berbeda tidak nyata (P>0,05) terhadap terhadap persentase berat proventrikulus, persentase berat ventrikulus, persentase berat hati, persentase berat pankreas, persentase berat empedu, persentase berat dan panjang usus halus. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa penggantian 12,5% dan 25% ransum komersial dengan tepung limbah kecambah kacang hijau difermentasi meningkatkan persentase berat tembolok, tetapi memberikan hasil yang sama terhadap persentase berat proventrikulus, persentase berat ventrikulus, persentase berat hati, persentase berat pankreas, persentase berat empedu, persentase berat dan panjang usus halus. Kata kunci : Limbah kecambah kacang hijau, itik bali jantan, fermentasi, sistem pencernaan
DISTRIBUSI LEMAK ABDOMINAL ITIK BALI JANTAN YANG DIBERI RANSUM MENGANDUNG DAUN PEPAYA Atmaja IG.P.W; Siti NW; Ariana IN.T
Jurnal Peternakan Tropika Vol 2 No 3 (2014)
Publisher : Animal Science Study Program, Faculty of Animal Husbandry, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (138.09 KB)

Abstract

Penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan tepung daun pepaya dalam ransum komersial terhadap distribusi lemak abdominal itik bali jantanyang telah dilakukan di Kediri Tabanan, dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 4 perlakuan dan 5 ulangan yaitu Ransum komersial 100% sebagai kontrol (A), ransum komersial 98% + 2% tepung daun pepaya (B), ransum komersial 96% + 4% tepung daun papaya (C), ransum komersial 94% + 6% tepung daun papaya (D). Peubah yang di amati adalah lemak bantalan, lemak mesenterium, lemak empedal, dan lemak abdomen. Hasil penelitian menunjukan bahwa pemberian tepung daun papaya dalam ransum itik bali jantan dari 2 - 6%  nyata (P<0,05) dapat menurukan distribusi lemak bantalan dan lemak abdomen. Pemberian tepung daun papaya 2- 6% tidak  nyata (P>0,05) menurunkan distribusi lemak mesenterium dan empedal.
PENURUNAN EMISI POLUTAN SAPI BALI YANG DIBERI PAKAN LIMBAH PERTANIAN MELALUI PEMBERIAN BIOSUPLEMEN BAKTERI LIGNOSELULOLITIK UNGGUL RUMEN DAN RAYAP Wibawa A. A. P. P.; I G. L. O. Cakra; I M. Mudita; I. B. G. Partama
Jurnal Peternakan Tropika Vol 5 No 3 (2017)
Publisher : Animal Science Study Program, Faculty of Animal Husbandry, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (323.296 KB)

Abstract

A Research had been carried out to reduce the pollutant emission of Bali cattle fed basal diet based on agricultural waste (fermented rice straw) through given selective rumen and termites lignocellulolytic bacteria biosupplement. Twelve Bali cattle were used in this experiment. Three selective inocullant (BR23T14; BR24T13; BR34T12) which result first research 2015 were used in this research for production biosupplement. This experimen used a Randomized Block Designed with four treatments and three blocks. The first treatment was basal diet based on agricultural waste with biosupplement without selective inocullant (A), while the other three treatments were fed biosupplement produced with first superior inocullant/BR23T14 (B), fed biosupplement produced with second superior inocullant/BR24T13 (C), and fed biosupplement third superior inocullant/BR34T12 (D). The result showed that fed biosupplement superior lignocellulolytic bacteria inoculant has reduce (P<0,05) rumen methane emmission based on totally VFA, concentration and production of fecal amonia, concentration and production urine amonia. Fed first superior biosupplement (treatment B) has lowest pollutant emmission on bali cattle fed agricultural waste basal diet Key word: Bali Cattle, Fermentation, Local Waste, Rumen Liquor
Panduan Bagi Penulis Tim Penyusun eJPT 2016
Jurnal Peternakan Tropika Vol 4 No 1 (2016)
Publisher : Animal Science Study Program, Faculty of Animal Husbandry, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (101.185 KB)

Abstract

-
Evaluasi Penggunaan Asap Cair pada Bakso Sapi Melalui Pendekatan Indikator Hedonik Silaban M.; I N.S Miwada; S. A Lindawati
Jurnal Peternakan Tropika Vol 6 No 3 (2018)
Publisher : Animal Science Study Program, Faculty of Animal Husbandry, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (703.749 KB)

Abstract

This study aims to determine the concentration of liquid smoke that is appropriate to be used in the manufacture of beef meatballs which taste smoke by identifying the response of panelists to smoke meatballs. This research was conducted at the Animal Husbandry and Microbiology Technology Laboratory, Faculty of Animal Husbandry, Udayana University located at Jalan P.B Sudirman, Denpasar. This study lasted for two months. The beef meatballs used in this study were obtained from PT. The smell of Rasaprima Ambassadors located on Jalan By Pass Ngurah Rai No. 555x, Denpasar, Bali, Indonesia, amounting to 1 kg. Liquid smoke that is used is special liquid smoke from food obtained from distillation or condensation of coconut shell steam. This liquid smoke is obtained from liquid smoke companies located in Jember, East Java. The study design used a simple randomized complete design (RAL) with five treatments which included P1 (concentration of liquid smoke 0%), P2 (concentration of liquid smoke 0.5%), P3 (concentration of liquid smoke 1.0%), P4 (concentration liquid smoke 1.5%), and P5 (concentration of liquid smoke 2.0%). The variables observed in this study include the value of organoleptic test. Data analysis in this study used Non-Parametric analysis (Kruskal-Wallis), if there were significant differences between treatments (P <0.05), then continued with the Mann Whitney Test with the help of SPSS 16.0 program. The results of the evaluation of the use of liquid smoke in beef meatballs through this hedonic indicator approach showed a significant effect (P <0.05) on the variable of aroma compared to other variables such as color, texture, flavor, and overall acceptance. Based on the results of this study it can be concluded that the concentration of liquid smoke is 0.5% and 1.5% which is most acceptable to the panelist senses to changes in the concentration of liquid smoke. Keywords: Liquid Smoke, Concentration, Beef Meatballs, Panelists
Pengaruh Pemberian Probiotik Melalui Air Minum Terhadap Bobot dan Potongan Karkas Broiler Prawira I. N; I M. Suasta; I P. A. Astawa
Jurnal Peternakan Tropika Vol 7 No 3 (2019): Issue 7 No. 3 - 2019
Publisher : Animal Science Study Program, Faculty of Animal Husbandry, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (725.328 KB) | DOI: 10.24843/ejpt.2019.v07.i03.p01

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji bobot karkas dan potongan karkas broiler yang diberi probiotik melalui air minum. Dilaksanakan di kandang milik Bapak I Made Arcana yang berlokasi di Desa Candikusuma, Jembrana, selama 4 minggu. Penelitian dilaksanakan dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari empat perlakuan, yaitu: P0 (Air minum tanpa tambahan probiotik sebagai kontrol), P1 (Air minum + probiotik sebanyak 0,5 ml/ 1 liter), dan P2 (Air minum + probiotik sebanyak 1 ml/ 1 liter), dan P3 (Air minum + probiotik sebanyak 1,5 ml/ 1 liter). Masing-masing perlakuan terdiri dari empat ulangan dan setiap ulangan menggunakan 20 ekor DOC strain CP 707 dengan berat badan rata-rata 49,27 ± 0,90 g. Variabel yang diamati adalah bobot potong, bobot karkas, persentase karkas, serta persentase karkas bagian dada, paha atas, paha bawah, sayap, dan punggung. Hasil penelitian menunjukan bahwa perlakuan P1, P2 , dan P3 dapat meningkatkan bobot potong, bobot karkas dan persentase karkas, secara statistik berbeda nyata (P<0,05). Sedangkan persentase dada, persentase paha atas, persentase paha bawah, persentase punggung dan persentase sayap secara statistik menunjukan hasil berbeda tidak nyata (P>0,05). Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpukan bahwa pemberian probiotik (EM-4) pada level 0,5 – 1,5 ml/ 1 liter air minum mampu meningkatkan bobot potong, bobot karkas, dan persentase karkas, serta berpengaruh tidak nyata terhadap potongan karkas ayam broiler umur 4 minggu. Kata kunci: Probiotik, Broiler, Karkas, Persentase Karkas.
PENINGKATAN PEMBERIAN GAMAL SEBAGAI SUMBER RUMEN DEGRADABLE PROTEIN (RDP) DALAM RANSUM YANG MENGANDUNG JERAMI PADI TERHADAP UTILITAS NITROGEN SAPI BALI Pramusinto F.D; Suryani N.N; Budiasa IK.M
Jurnal Peternakan Tropika Vol 3 No 2 (2015): E-Journal Peternakan Tropika Vol 3 No 2
Publisher : Animal Science Study Program, Faculty of Animal Husbandry, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (356.583 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui utilitas nitrogen pada sapi bali yang diberi gamal sebagai rumen degradable protein (RDP) dalam ransum yang mengandung jerami padi.Percobaan menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) terdiri dari 4 perlakuan ransum dengan 3 kelompok berat badan sebagai ulangan. Berat badan sapi bali jantan yang digunakan 181 – 265 kg. Keempat perlakuan ransum adalah (A) : 45% rumput gajah + 0% jerami padi + 15% gamal + 10% kaliandra + 30% konsentrat; (B) : 30% rumput gajah + 10% jerami padi + 20% gamal + 10% kaliandra + 30% konsentrat; (C) : 15% rumput gajah + 20% jerami padi + 25% gamal + 10% kaliandra + 30% konsentrat; (D) : 0% rumput gajah + 30% jerami padi + 30% gamal + 10% kaliandra + 30% konsentrat. Peubah yang diamati adalah Biological Value (BV), Net Nitrogen Utilization (NNU), dan Protein Efisiensi Ratio (PER). Hasil penelitian menunjukkan bahwa NNU perlakuan C (17,70%) nyata berbeda (P<0,05) dibanding perlakuan A, tetapi berbeda tidak nyata (P>0,05) dibanding perlakuan B dan D. PER perlakuan C (1,14 g/ekor/hari) nyata lebih tinggi (P<0,05) dibanding perlakuan A dan B, namun berbeda tidak nyata (P>0,05) dengan perlakuan D. BV perlakuan C (25,61%) tertinggi di antara semua perlakuan (A, B, dan D), namun berbeda tidak nyata (P>0,05). Berdasarkan hasil yang diperoleh dari penelitian ini dapat diambil kesimpulan bahwa peningkatan pemberian 25% gamal sebagai RDP dalam ransum yang mengandung 20% jerami padi mampu memberikan pengaruh nyata terhadap konsumsi N, retensi N, NNU, dan PER pada sapi bali, kecuali BV yang memberikan pengaruh tidak nyata.
RESPON RUMPUT LOKAL PADA PEMBERIAN BERBAGAI DOSIS PUPUK UREA Rifais A.; A. A. A. S. Trisnadewi; I W. Wirawan
Jurnal Peternakan Tropika Vol 6 No 2 (2018): May - August 2018
Publisher : Animal Science Study Program, Faculty of Animal Husbandry, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (371.384 KB)

Abstract

This study aimed to obtain information the response of grass Leersia hexandra Sw, Heteropogon contortus, and Chloris barbata at various dosage of urea and its interactions. This research was conducted at greenhouse in Sading Village, Mengwi Sub-district, Badung Regency, Bali. The study lasted for 10 weeks, using completely randomized design (CDR) split plot pattern consists of three main plot grass of Leersia hexandra sw, Heteropogon contortus, and Chloris barbata, then four subplots / subplots consist of urea fertilizer various dosages of 0 kg/ha (D0), 50 kg/ha (D1), 100 kg/ha (D2) and 150 kg/ha (D3) so there are 12 treatment combinations repeated four time so that there where 48 unit experiment. Variables observed were growth, production and characteristics plants. Results of the research significant interaction between the grass kind and fertilizer dosage to leaf area variable. HD3 treatment combination gives the highest while LD0 treatment combination gives the lowest of growth and production of local grass and urea fertilizer dosage. Showed kind of local grass significantly effect to leaf of number, tiller of number, leaf dry weight, stem dry weight, all forage dry weight, all forage dry wight with root dry weight and leaf area. The provision of urea fertilizer was significant effect to all variables except for plant height, root dry weight and dry weight of leaf ratio with stems ratio.Based on the result of research it can be concluded that there was local grass Heteropogon contortusgive the best result compared to the type off grass Leersia hexandra Sw and Chloris barbatain fertilazition urea. Urea fertilizer dosage 150 kg/ha give the best response of local grass. There was a significant interaction between the grass type and the fertilizer dosage leaf area. Keywords: local grass, urea, dosage, growth, production
DIMENSI TUBUH SAPI BALI YANG DIPELIHARA DI TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR SUWUNG DENPASAR DAN SENTRA PEMBIBITAN SAPI BALI DI SOBANGAN Awang A. K.; I N. T Ariana; N. L. P. Sriyani
Jurnal Peternakan Tropika Vol 4 No 2 (2016)
Publisher : Animal Science Study Program, Faculty of Animal Husbandry, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1668.026 KB)

Abstract

This study aimed to determine differences in body dimensions of Bali cattle raisedon Suwung landfill Denpasar and thoseraised in Bali Cattle Breeding Center in Sobangan. Each treatment consisted of 20 cows, so the research materials amounted to 40 cows with weights of 250-300 kg, aged 2-3 years. The variables observed in this study were body weight, gumba height, back height, body length, hip width and chest circumference. The results showed that gumba height, back height, hip width and chest circumference of cows raised in Sobangan were larger than those raisedon a landfill but statistically did not show significantly different results (P>0.05) while body weight and body length of cows raised in Sobangan were larger than those raisedon the landfill, and statistically they were significantly different (P<0.05).
TINGKAT CEMARAN MIKROBA PADA DAGING BABI LANDRACE PERSILANGAN YANG DIBERI PENAMBAHAN SEKAM PADI PADA RANSUM MENGANDUNG LIMBAH HOTEL KERING Elisabeth P.W; Ariana IN.T; Lindawati S.A
Jurnal Peternakan Tropika Vol 2 No 3 (2014)
Publisher : Animal Science Study Program, Faculty of Animal Husbandry, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (409.284 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Tingkat Cemaran Mikroba daging babi landrace persilangan yang diberi penambahan sekam padi pada ransum mengandung limbah hotel kering, sehingga kualitas daging dapat diketahui masih layak atau tidaknya daging untuk dikonsumsi. Penelitian ini dilakukan selama 3 bulan (23 Oktober – 23 Desember 2012). Dengan menggunakan babi persilangan Landrace x Yorkshire berjenis kelamin jantan yang sudah dikastrasi sebanyak 24 ekor dengan umur 2 bulan dan berat badan 26,15±0,73 kg. Desain percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 4 pelakuan dan 6 ulangan. Perlakuan yang dicobakan yaitu ransum tanpa sekam padi (R0), ransum mengandung 10% sekam padi (R1), ransum mengandung 20% sekam padi (R2) dan ransum mengandung 30% sekam padi (R3). Peubah yang diamati yaitu tingkat cemaran mikroba Total Plate Count (TPC), Coliform, dan Esherichia Coli. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemberian sekam padi dalam ransum mengandung limbah hotel masih dalam batas keamanan pangan (layak dikonsumsi), dengan kisaran Total Mikroba/TPC sebesar 2,14 – 3,50 x 104 cfu/ g ; Total Coliform sebesar 0,93 – 2,00 x 101 cfu/g ; dan Total E.coli sebesar 0,43 - 0,83 x 101 cfu/g.

Page 3 of 72 | Total Record : 718