Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

PERBANDINGAN EFEK KOMBINASI MANUVER EPLEY DAN BRANDTDAROFF DENGAN MANUVER EPLEY TERHADAP PERBAIKAN DERAJAT KLINIS BENIGN PAROXYSMAL POSITIONAL VERTIGO BPPV Meryana*, A. Kurnia Bintang**, Muh. Akbar**, Susi Aulina**, Yudy Goysal**, Arifin Limoa***
NEURONA Vol 28 No. 3 April 2011
Publisher : Neurona Majalah Kedokteran Neuro Sains

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

INTRODUCTION BENIGN PAROXYSMAL POSITIONAL VERTIGO BPPV IS THE COMMONEST CAUSE O VERTIGO CASES THE MAIN THERAPY OF BPPV IS OTOLITH REPOSITION WITH EPLEY MANEUVER BRANDTDAROFF MANEUVER ALSO CAN BE PERFORMED AS CENTRAL HABITUATION EXERCISE
HUBUNGAN ANTARA KADAR LIPID DARAH DENGAN DERAJAT HERNIASI DISKUS INTERVERTEBRALIS Elsa Ana Purika,* Susi Aulina,* Audry Devisanty Wuysang,* Andi Alfian Zainuddin**
NEURONA Vol. 36 No. 2 Maret 2019
Publisher : Neurona Majalah Kedokteran Neuro Sains

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

INTRODUCTION INTERVERTEBRAL DISC HERNIATION IDH IS ONE OF THE COMMON CAUSES OF LOW BACK PAIN LBP HIGH LEVEL OF BLOOD LIPIDS IS A RISK FACTOR FOR ATHEROSCLEROSIS AND RESPONSIBLE AS THE CAUSE OF DECREASED BLOOD SUPPLY TO THE INTERVERTEBRAL DISCS WHICH BASICALLY HAS MINIMAL VASCULARIZATION THUS IT IS ESTIMATED THAT THERE IS A RELATIONSHIP BETWEEN BLOOD LIPID LEVELS AND IDH
HUBUNGAN KADAR MAGNESIUM DENGAN VOLUME HEMATOMA DAN DERAJAT KLINIS PASIEN PERDARAHAN INTRASEREBRAL Bhetaria Santoso,* Amiruddin Aliah,* Susi Aulina*
NEURONA Vol. 37 No. 3 Juni 2020
Publisher : Neurona Majalah Kedokteran Neuro Sains

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

INTRODUCTION HIGH SERUM MAGNESIUM LEVELS AT HOSPITAL ADMISSION ARE ASSOCIATED WITH A SMALL VOLUME OF INCOMING HEMATOMA WITH A LOWER NATIONAL INSTITUTES OF HEALTH STROKE SCALE NIHSS SCORE
KONTRIBUSI POLIMORFISME 1513 AC GEN P2X 7 TERHADAP KERENTANAN TUBERKULOSIS EKSTRAPULMONER Susi Aulina, Irawan Yusuf, Suryani As’ad, Rizalinda Sjahril
NEURONA Vol 31 No. 2 Maret 2014
Publisher : Neurona Majalah Kedokteran Neuro Sains

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

INTRODUCTION TUBERCULOSIS TB IS A GLOBAL HEALTH PROBLEM A COMPLEX INTERACTION BETWEEN MYCOBACTERIUM TUBERCULOSIS GENOTYPE ENVIRONMENT AND HOST GOVERN THE DEVELOPMENT OF TB DISEASE BUT THE GENETIC VARIATION POLYMORPHISM IS LIKELY TO BE POLYGENIC IN NATURE THE MOST COMMON IDENTIFIED IS THE 1513 AC P2X7 GENE POLYMORPHISM
PENGARUH TEKNIK INJEKSI STEROID DENGAN TUNTUNAN ULTRASONOGRAFI TERHADAP LUARAN KLINIS PASIEN CARPAL TUNNEL SYNDROME Mariana Sutopo,* Yudy Goysal,* David Gunawan Umbas,* Susi Aulina, Louis Kwandou,* Andi Alfian Zainud
NEURONA Vol. 36 No. 1 Desember 2018
Publisher : Neurona Majalah Kedokteran Neuro Sains

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

INTRODUCTION CARPAL TUNNEL SYNDROME CTS IS THE MOST COMMON ENTRAPMENT NEUROPATHY IN THE UPPER EXTREMITY AND ONE OF THE DISEASES THAT CAUSES DISABILITY THEREBY REDUCING PRODUCTIVITY THIS STUDY PURPOSE IS TO DETERMINE THE EFFECT OF STEROID INJECTION TECHNIQUES WITH AND WITHOUT ULTRASOUND GUIDANCE ON CLINICAL OUTCOMES IN PATIENTS WITH CTS
GAMBARAN ELEKTROENSEFALOGRAM PASIEN KEJANG PASCA STROKE (POST STROKE SEIZURE) Handayani, Fitriah; Aulina, Susi
Healthy Tadulako Journal (Jurnal Kesehatan Tadulako) Vol. 3 No. 2 (2017)
Publisher : Universitas Tadulako

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (135.655 KB) | DOI: 10.22487/htj.v3i2.45

Abstract

Stroke merupakan kondisi yang terjadi jika pasokan darah ke otak terputus akibat penyumbatan ataupecahnya pembuluh darah. Stroke terjadi 16,9 juta orang di seluruh dunia setiap tahunnya. Kasus kejangterjadi pada lebih 1/3 dari kasus stroke. Kejadian stroke berasosiasi dengan peningkatan insidens sebesar23 – 35 kali lebih tinggi untuk terjadinya kejang. Post stroke seizure (PSS) merupakan episode konvulsiyang terjadi baik tunggal atau multiple setelah stroke yang diperkirakan karena kerusakan otak yangirreversible atau reversible. Sedangkan post stroke epilepsy adalah konvulsi setelah stroke yang terjadiminimal 2 bangkitan tanpa provokasi dengan jarak antar bangkitan lebih dari 24 jam. Klasifikasi PSSterbagi atas early post stroke seizure dimana kejang terjadi onset 2 minggu awal pasca stroke, dan late(delayed) post stroke seizure jika kejang terjadi onset setelah 2 minggu pasca stroke. Gelombangelekstroensefalografi (EEG) kejang pasca stroke yang paling sering ditemukan adalah generalized slowwave, focal slowing, focal sharp and slow waves, periodic lateralized epileptiform discharges (PLEDs),tetapi 5,1% pasien memiliki EEG normal. Pemberian anti konvulsan untuk mencegah kejang berulangdirekomendasikan oleh European Guideliness of The European Stroke Organization (Class I, Level A).sedangkan pemberian profilaksis tidak direkomendasikan (Class IV, GCP).
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN KEPATUHAN TENAGA KESEHATAN DALAM MEMUTUSKAN RANTAI PENULARAN COVID-19 DI PUSKESMAS KRUENG BARONA JAYA KABUPATEN ACEH BESAR Susi Maulina; Riyan Mulfianda; Saiful Riza
Jurnal Ilmu Keperawatan Vol 9, No 1 (2021): Jurnal Ilmu Keperawatan (JIK) Volume IX No.1 Januari-Juni 2021
Publisher : Jurnal Ilmu Keperawatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Peran tenaga kesehatan dalam masalah covid-19 yaitu melakukan koordinasi lintas program di Puskesmas. Tenaga kesehatan tentunya dapat memutuskan rantai penularan covid-19 dengan cara meningkatkan pengetahuan baik secara mandiri maupun bersama teman dalam bekerja. Pengetahuan yang didapatkan tenaga kesehatan tentunya akan berdampak baik pada kepatuhan tenaga kesehatan dalam memutuskan rantai penularan covid-19. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan dengan kepatuhan tenaga kesehatan dalam memutuskan rantai penularan covid-19. Penelitian ini termasuk jenis penelitian deskriptif korelasi dengan desain cross sectional study. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh tenaga kesehatan yang berjumlah 89 orang. Adapun teknik pengambilan sampel secara total sampling dimana mengambil keseluruhan dari total populasi sehingga sampel dalam penelitian ini sebanyak 89 orang. Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Krueng Barona Jaya pada tanggal 15 – 28 Maret tahun 2021. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 62 responden yang memiliki tingkat pengetahuan baik sebagian besar yaitu 39 responden (62,9%) patuh dalam memutuskan rantai penularan covid-19. Adapun dari 21 responden yang memiliki tingkat pengetahuan cukup sebagian besar yaitu  19 responden (90,5%) tidak patuh dalam memutuskan rantai penularan covid-19. Kemudian dari 6 responden yang memiliki tingkat pengetahuan kurang semuanya tidak patuh dalam memutuskan rantai penularan covid-19. Berdasarkan uji stastistik didapatkan p-value = 0,000 (p 0.05) sehingga dapat disimpulkan ada hubungan tingkat pengetahuan dengan kepatuhan tenaga kesehatan dalam memutuskan rantai penularan covid-19. Diharapkan kepada tenaga kesehatan untuk meningkatkan pengetahuan dan kepatuhan dengan cara menerapkan protokol kesehatan dalam memutuskan rantai penularan covid-19.
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN KEPATUHAN TENAGA KESEHATAN DALAM MEMUTUSKAN PENULARAN COVID-19 susi maulina; Riyan Mulfianda; Saiful Riza
Idea Nursing Journal Vol 12, No 2 (2021): Idea Nursing Journal
Publisher : Fakultas Keperawatan-Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52199/inj.v12i2.22121

Abstract

Peran tenaga kesehatan dalam masalah covid-19 yaitu melakukan koordinasi lintas program di Puskesmas. Tenaga kesehatan tentunya dapat memutuskan rantai penularan covid-19 dengan cara meningkatkan pengetahuan baik secara mandiri maupun bersama teman dalam bekerja. Pengetahuan yang didapatkan tenaga kesehatan tentunya akan berdampak baik pada kepatuhan tenaga kesehatan dalam memutuskan rantai penularan covid-19. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan dengan kepatuhan tenaga kesehatan dalam memutuskan rantai penularan covid-19. Penelitian ini termasuk jenis penelitian deskriptif korelasi dengan desain cross sectional study. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh tenaga kesehatan yang berjumlah 89 orang. Adapun teknik pengambilan sampel secara total sampling dimana mengambil keseluruhan dari total populasi sehingga sampel dalam penelitian ini sebanyak 89 orang. Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Krueng Barona Jaya pada tanggal 15 – 28 Maret tahun 2021. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 62 responden yang memiliki tingkat pengetahuan baik sebagian besar yaitu 39 responden (62,9%) patuh dalam memutuskan rantai penularan covid-19. Adapun dari 21 responden yang memiliki tingkat pengetahuan cukup sebagian besar yaitu 19 responden (90,5%) tidak patuh dalam memutuskan rantai penularan covid-19. Kemudian dari 6 responden yang memiliki tingkat pengetahuan kurang semuanya tidak patuh dalam memutuskan rantai penularan covid-19. Berdasarkan uji stastistik didapatkan p-value = 0,000 (p 0.05) sehingga dapat disimpulkan ada hubungan tingkat pengetahuan dengan kepatuhan tenaga kesehatan dalam memutuskan rantai penularan covid-19. Diharapkan kepada tenaga kesehatan untuk meningkatkan pengetahuan dan kepatuhan dengan cara menerapkan protokol kesehatan dalam memutuskan rantai penularan covid-19.
Studi Penerapan Good Manufacturing Practices (GMP) Pada Produksi Manisan Pala Susi Maulina Dewi; Lia Anggraeni
Jurnal sosial dan sains Vol. 2 No. 4 (2022): Jurnal Sosial dan Sains
Publisher : Green Publisher Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (458.138 KB) | DOI: 10.59188/jurnalsosains.v2i4.386

Abstract

LatarBelakang: Usaha Dianti merupakan industri rumah tangga (home industry) manisan pala yang telah mendistribusikan produknya ke beberapa kota di Aceh. Luasnya pemasaran produk yang diproduksi perlu ditunjang dengan pengendalian mutu produk yang baik. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa kesesuaian praktek penerapan GMP yang sudah diterapkan di Usaha Dianti dengan standar GMP yang ditetapkan oleh pemerintah serta mengamati aspek-aspek GMP yang perlu diperbaiki dalam proses produksi manisan pala di usaha ini. Metode: Metode penelitian yang dipakai adalah pengumpulan data primer melalui observasi dan wawancara. Hasil: Secara umum, industri manisan pala Usaha Dianti sudah menerapkan GMP dalam kegiatan produksinya. Namun demikian, masih ada 3 aspek yang perlu dilakukan perbaikan yaitu terkait fasilitas bangunan, kesehatan dan higiene karyawan, serta pemeliharaan higiene dan sanitasi. Kesimpulan: Usaha Dianti telah berupaya untuk menerapkan GMP dalam seluruh tahapan produksi. Namun demikian, masih ada beberapa aspek yang belum cukup memenuhi standar GMP. Aspek tersebut meliputi perbaikan fasilitas bangunan agar lebih tertutup sehingga mampu mencegah masuknya cemaran dari luar, penerapan higiene karyawan dengan memperketat aturan penggunaan atribut personal hygiene seperti celemek, masker dan sarung tangan saat melakukan kegiatan produksi serta penerapan sanitasi yang lebih baik khususnya dalam pengendalian hama pencemar.
EFEK NEUROPROTEKTIF BRAIN-DERIVED NEUROTROPHIC FACTOR (BDNF) DENGAN TINGKAT DEPRESI PASCA STROKE ISKEMIK : STUDI CROSS SECTIONAL Minarti, Deri Lidya; Bintang, Andi Kurnia; Akbar, Muhammad; Aulina, Susi; Bahar, Ashari; Idris, Irfan
Healthy Tadulako Journal (Jurnal Kesehatan Tadulako) Vol. 10 No. 3 (2024)
Publisher : Universitas Tadulako

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22487/htj.v10i3.1246

Abstract

Latar belakang dan tujuan: Brain Derived Neurotrophic Factor (BDNF) berperan penting dalam melindungi saraf, plastisitas otak, terutama setelah kerusakan sistem saraf pusat. Efek neuroprotektif BDNF dengan tingkat depresi pasca stroke iskemik perlu dikaji lebih mendalam. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kadar BDNF dengan tingkat depresi pasca stroke iskemik. Metode: Penelitian ini merupakan jenis penelitian analitik observasional dengan menggunakan desain cross-sectional. Total sampel 41 orang subyek yang memenuhi kriteria inklusi. Kadar BDNF seum dukur dengan menggunakan metode ELISA. Tingkat depresi diukur menggunakan skor HDRS. Data yang terkumpul kemudian dianalisis dengan menggunakan uji statistik. Hasil: Berdasarkan hasil analisis, diperoleh p = 0,000 (p<0,05) dengan nilai r = -0,573, bahwa terdapat efek neuroprotektif kadar BDNF serum dengan tingkat depresi pasca stroke iskemik.Terdapat korelasi negatif kadar BDNF serum dengan tingkat depresi pasien pasca stroke iskemik. Kesimpulan : Terdapat efek neuroprotektif kadar BDNF serum dengan tingkat depresi pasca stroke iskemik. Semakin rendah kadar BDNF serum maka semakin berat tingkat depresi pasca stroke iskemik.