Articles
The Problem of Non-Communicable Disease Service Policy During Covid -19 in Indonesia and Malaysia
Budiarsih, Budiarsih;
Mangesti, Yovita Arie;
Chaidar, Muhammad;
Che Ngah, Anisah
Al-Risalah Vol 22 No 2 (2022): December 2022
Publisher : Fakultas Syariah UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi, Indonesia
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.30631/alrisalah.v22i2.1270
This research aims to highlight the problem of NCD during the Covid -19 pandemic. In both Indonesia and Malaysia, NCDs are the number one killer that has caused tremendous stress on the healthcare system. Policies that focused on Covid only at that time created new problems for NCD. Restrictions on coming to the hospital made NCD patients not helped or try to treat themselves, this certainly had a negative and positive impact on NCD patients during Covid 19 in Indonesia and Malaysia. The research method used in this study is a socio-legal approach by examining various primary and secondary sources in the form of comparative studies with sources of legislation, books, journals, and online sources as well as interviews conducted at random among NCD patients to measure their response during the pandemic. Covid -19. The findings show that policies and management in Indonesia and Malaysia for NCD patients during COVID -19 have a negative and positive impact. Learning from the pandemic, both countries need to make regulations or laws during a pandemic or epidemic emergency so that people are protected.
Aspek Hukum Dalam Penggunaan Ramuan Herbal oleh Tenaga Kesehatan: Tanggung Jawab dan Perlindungan Pasien
Wardhana, Nabilah;
Budiarsih, Budiarsih
SEIKAT: Jurnal Ilmu Sosial, Politik dan Hukum Vol. 3 No. 6 (2024): SEIKAT: Jurnal Ilmu Sosial, Politik dan Hukum, Desember 2024
Publisher : LPPM Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi 45 Mataram
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
Penggunaan ramuan herbal di Indonesia, sebagai bagian integral dari praktik kesehatan tradisional, semakin meningkat seiring dengan kesadaran masyarakat akan kesehatan. Namun, tantangan terkait keamanan, kualitas, dan efektivitas ramuan herbal juga muncul. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perlindungan hukum bagi pasien dalam penggunaan ramuan herbal serta mekanisme pertanggungjawaban hukum tenaga kesehatan. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian hukum normatif, yang melibatkan analisis dokumen hukum dan regulasi terkait, termasuk Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2023 tentang Kesehatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa meskipun kerangka hukum yang ada telah memberikan landasan yang kuat untuk pengaturan obat herbal, tantangan implementasi dan pemahaman oleh tenaga kesehatan masih perlu diatasi. Penelitian ini merekomendasikan peningkatan sosialisasi dan edukasi terkait peraturan kesehatan serta penguatan mekanisme pengawasan. Dengan demikian, diharapkan perlindungan hukum bagi pasien dalam penggunaan ramuan herbal dapat terwujud secara efektif dan berkelanjutan di Indonesia.
LAW ENFORCEMENT AGAINST POLICE OFFICERS INVOLVED IN DRUG ABUSE BASED ON JUSTICE VALUES
Budiarsih, Budiarsih;
Sushanty, Vera Rimbawani
YURIS: Journal of Court and Justice Vol. 3 Issue 4 (2024)
Publisher : jfpublisher
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.56943/jcj.v3i4.662
Drug abuse in Indonesia is a serious problem that not only involves the general public, but also law enforcement officials, including the police. This study aims to find out the punishment in deciding cases of criminal acts of narcotics abuse by members of the Police and what are the obstacles faced in the investigation process against members of the National Police who commit crimes of narcotics abuse. This research includes normative juridical research with descriptive research type. Sources of data in this study using library research, field as well as secondary data and primary data. Data analysis uses qualitative. Based on the results of the discussion, it can be concluded that the process of law enforcement against members of the police who are ensnared in cases of criminal acts of drug abuse is in accordance with the applicable laws and regulations, where in the enforcement process both are carried out at the police level (investigation and investigation stages), at the prosecutor's level (the prosecution stage) up to the judicial level (judge's decision), the whole is the same as if the general public committed the crime of narcotics abuse. The legal process against the police is in accordance with Article 29 Paragraph (1) of Law No. 2/2002 concerning the Indonesian National Police. The process of enforcing the police professional code of ethics for members of the police who are caught in criminal cases of narcotics abuse has not been carried out to the fullest extent possible where the police do not directly take firm action against members who are caught in criminal cases of narcotics abuse, as if the police are still protecting their members and it is considered that after their members have been tried in court general court and found guilty of committing a narcotic crime.
Analisis Hukum Praktik Aborsi oleh Tenaga Medis.
Rozaq, Nafisa Putri;
Budiarsih, Budiarsih
Yustitiabelen Vol. 11 No. 1 (2025): Januari, 2025
Publisher : Universitas Tulungagung
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.36563/yustitiabelen.v11i1.1382
Penelitian ini berfokus pada tindakan aborsi yang dilakukan akibat dari tindak pidana perkosaan atau tindak pidana kekerasan lainnya. Hal ini menjadi fokus utama kajian karena terdapat kekaburan norma dikarenakan banyaknya masyarakat yang masih belum mengerti mengenai bahaya yang dilakukan akibat praktik aborsi yang ilegal. Peraturan Pemerintahan No. 28 Tahun 2024 diundangkan sebagai tolak ukur pemerintahan untuk menjadikan praktik aborsi ilegal yang hanya dilakukan di pelayan kesehatan tingkat lanjut yang sesuai dengan peraturan menteri. Namun belum ditegaskan kembali dimana saja yang hanya dapat dilakukan pelayanan aborsi tersebut. Nyatanya banyak masyarakat yang masih melakukan aborsi di klinik kecil atau yang tidak memiliki izin. Hal ini perlu dipertegas kembali dikarenakan pelayanan aborsi menurut Peraturan Pemerintahan No. 28 Tahun 2024 hanya dapat diberikan oleh tim pertimbangan. Tim pertimbangan tersebut diketuai oleh Komite Medik, dan beranggotakan tenaga medis yang memiliki kompetensi dan kewenangan. Karena tim pertimbangan dibentuk pimpinan dari fasilitas kesehatan tingkat lanjut dan tim pertimbangan diketuai oleh komite medik rumah sakit dengan setidaknya satu tenaga medis yang memiliki kewenangan dan kompetensi. Penelitian ini mempunyai tujuan untuk mengetahui Bagaimana analisis hukum praktik aborsi oleh tenaga medis didasarkan Peraturan Pemerintahan No. 28 tahun 2024. Hasil penelitian diharapkan tidak menjadikan tindakan aborsi akibat dari pemerkosaan menjadi tindakan yg ilegal, melainkan korban juga dapat perlindungan dan mendapat psikis di psikologi dikarenakan akibat dari pemerkosaan dapat menyebabkan trauma psikologis, trauma fisik maupun emosional.
Implementation Double-Track System Criminal Sanctions and Rehabilitation Against Narcotic Abusers
Chaidar, Muhamad;
Budiarsih, Budiarsih
SASI Volume 28 Issue 3, September 2022
Publisher : Faculty of Law, Universitas Pattimura
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.47268/sasi.v28i3.974
Introduction: The application of sanctions is regulated in Law no. 35 of 2009 concerning Narcotics, which tends to impose criminal sanctions, does not have an impact, in fact there are more narcotics abusers. In accordance with the mandate of Law no. 35 of 2009 concerning narcotics, addicts and victims of narcotics abuse are entitled to rehabilitation, both medical rehabilitation and social rehabilitation. In general, addicts and victims of narcotics abuse have not been able to access rehabilitation services, especially addicts and victims of narcotics abuse who are in prisons or detention centers.Purposes of the Research: focus of the formulation in this research is How to Analyze the Meaning of Medical Rehabilitation Obligations for Narcotics Addicts?.Methods of the Research: The method used in this research is the normative juridical method and the law approach as well as the conceptual approach. They are in medical rehabilitation and/or social rehabilitation institutions.Results of the Research: Researchers suggest to the Government and the DPR to add explanations for narcotics addicts in Article 54 of Law Number 35 of 2009 concerning Narcotics, by including the amount of medical rehabilitation financing provided to narcotics addicts in Law Number 35 of 2009 concerning Narcotics. Prior to the promulgation of the amount of medical rehabilitation financing, regarding the provision of medical rehabilitation for narcotics addicts it will be easier to implement, and for the public to increase participation in the prevention of narcotics addicts and accessibility to the settlement of litigation and non-litigation cases.
BALANCING BIOMEDICAL ETHICS AND LEGAL PROTECTION: DOCTOR’S SHIELD IN PERFORMING MEDICAL ACTIONS
Fernando, Bella Agatha;
Budiarsih, Budiarsih
Jurnal Sosial Humaniora Sigli Vol 6, No 2 (2023): Desember 2023
Publisher : Universitas Jabal Ghafur
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.47647/jsh.v6i2.1691
In order to protect themselves from the possibility of being accused of criminal acts of malpractice, doctors perform a condition called defensive medicine; situation when doctors being extremely selective about their patients. Patients believe that every failure in medical practice is the consequence of a doctor's actions, which are labeled as malpractice or medical carelessness. This condition is fueled by the rising number of allegations made against doctors. The objective of this research is to establish how Beauchamp's bioethical ideas apply to the legal protection of doctor. This research is a normative legal research, which uses statute approach and conceptual approach. From this study, the writer found that doctors who have performed their tasks in line with moral standards, ethical standards, and operational standards are entitled to legal protection. The doctor is not liable if a medical risk occurs. Legal protection with the principles of bioethics provide a framework for ensuring that doctor-patient interactions can proceed fairly, with dignity and respect for human values.Keywords: legal protection, doctor, medical actions, bioethical principles, biomedical ethics
PERLINDUNGAN HUKUM TERADAP PASIEN YANG MEMPEROLEH PELAYANAN KESEHATAN BERBASIS ONLINE
Asad Awaluddin, Muhammad;
Warka, Made;
Budiarsih, Budiarsih
Akrab Juara : Jurnal Ilmu-ilmu Sosial Vol. 4 No. 5 (2019)
Publisher : Yayasan Azam Kemajuan Rantau Anak Bengkalis
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
One part of telemedicine is the existence of a website-based health clinic service then written online clinic, in this online clinic patients can consult with doctors through the internet about the disease problems suffered by patients and even doctors can diagnose the patient's condition without doing anamesis and examination directly physical, but also can buy drugs directly from the online clinic with the advice of doctors who diagnose the patient concerned and the delivery of the drug was carried out by express delivery services. So it is interesting to study how the responsibility of doctors who have provided health services online if the patient receives a loss. The type of research I use is normative juridical, i.e. legal research conducted by examining library materials or secondary data. Normative legal research is carried out on laws and regulations relating to legal protection of patients who obtain online-based health services. This research is a kind of analytical descriptive research, which describes the applicable laws and regulations or positive law related to legal theory and practice of implementing positive law in society.
KEDUDUKAN MANTAN NARAPIDAN DALAM MENGIKUTI PILKADA PASCA PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI NOMOR 56/PUU-XVII/2019
Taufik, Achmad;
Suhartono, Slamet;
Budiarsih, Budiarsih
Akrab Juara : Jurnal Ilmu-ilmu Sosial Vol. 4 No. 5 (2019)
Publisher : Yayasan Azam Kemajuan Rantau Anak Bengkalis
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
Pemilihan Kepala Daerah secara langsung yang dipilih oleh rakyat, Penyelenggaraan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) sejatinya merupakan bagian penting kehidupan bernegara Indonesia di era Reformasi. Pilkada secara lansung juga diharapkan bisa menghasilkan kepala daerah yang memiliki akuntabilitas lebih tinggi kepada rakyat. Pilkada langsung adalah wujud nyata dari pembentukan demokrasi di daerah. Kepala daerah dan wakil kepala daerah dipilih dalam satu pasangan calon yang dilaksanakan secara demokratis berdasarkan asas langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil. setiap hak warga negara dijamin oleh undang-undang sebagaimana di atur dalam UU No. 12 tahun 2005 tentang Pengesahan International Convenant on Civil and Political Rights, (Konvenan Hak-hak Sipil dan Politik. Salah satu pemenuhan syarat sebagia calon kepala daerah diantara tertuang dalam putusan nomor 56/PUU-XVII/2019, yaitu bagi calon kepala daerah yang telah selesai menjalani masa pidana diharuskan menunggu waktu selama 5 (lima) tahun untuk dapat mengajukan diri menjadi calon Kepala Daerah.
PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PENUMPANG PESAWAT UDARA ATAS KETERLAMBATAN PENERBANGAN PADA BADAN USAHA ANGKUTAN UDARA
Hanggoro, Yuristo Ardhi;
Warka, Mare;
Budiarsih, Budiarsih
Akrab Juara : Jurnal Ilmu-ilmu Sosial Vol. 4 No. 5 (2019)
Publisher : Yayasan Azam Kemajuan Rantau Anak Bengkalis
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
Dalam konteks pengangkutan sebagai sebuah perjanjian, maka keterlambatan penerbangan merupakan sebuah peristiwa hukum yang selalu membawa dampak kerugian terhadap konsumen. Kerugian atas keterlambatan penerbangan tersebut kemudian menimbulkan konsekuensi hukum terutama bagi Badan Usaha Angkutan Udara atau pengangkut (carrier) terhadap penumpang dan pemilik barang, baik sebagai para pihak dalam perjanjian maupun sebagai konsumen. Sehingga menarik untuk diteliti bagaimana bentuk perlindungan hukum bagi penumpang pesawat udara atas keterlambatan penerbangan pada Badan Usaha Angkutan Udara. Penelitian ini menggunakan metode penelitian yuridis normatif, berdasarkan asas-asas hukum, dan Peraturan Perundang-undangan yang berkaitan dengan perlindungan hukum penumpang pesawat udara. Perlindungan hukum terhadap penumpang sebagai konsumen yang dirugikan akibat keterlambatan penerbangan menurut Undang-Undang Penerbangan dan PM 89 Tahun 2015 dapat dibuktikan dengan tiket penumpang. Meskipun telah terdapat instrumen hukum berupa peraturan formil terkait perlindungan hukum dan tanggung jawab Badan Usaha Angkutan Udara, namun hal tersebut belum sepenuhnya menjamin hak-hak penumpang pesawat udara yang dirugikan akibat keterlambatan penerbangan..
ANALISIS YURIDIS PUTUSAN NO. 16/Pdt.G/2011/PN.BJN TENTANG PERALIHAN JUAL BELI YANG DILAKUKAN DENGAN PURA-PURA (SCHIJN HANDELING)
Masrofin, Muhammad;
Warka, Made;
Budiarsih, Budiarsih
Akrab Juara : Jurnal Ilmu-ilmu Sosial Vol. 4 No. 5 (2019)
Publisher : Yayasan Azam Kemajuan Rantau Anak Bengkalis
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui berbagai konflik kepentingan di bidang pertanahan menyebabkan timbulnya sengketa kepemilikan dan penguasaan hak atas tanah baik antar perorangan maupun badan hukum serta Instansi Pemerintah. Permasalahan hukum yang dikemukakan dalam penelitian ini adalah duduk perkara dan pertimbangan hakim dalam Putusan No. 16/Pdt.G/2011/PN.BJN Tentang Peralihan Jual Beli yang Dilakukan dengan Pura-pura (Schijn Handeling) dan analisis yuridis Putusan No. 16/Pdt.G/2011/PN.BJN Tentang Peralihan Jual Beli yang dilakukan dengan pura-pura tersebut. Untuk menjawab permasalahan diatas, penelitian ini menggunakan jenis penelitian yuridis normatif yang mengkaji dan menganalisa substansi peraturan Perundang-undangan atas pokok permasalahan dengan menggunakan metode pendekatan konseptual, pendekatan perundang-undangan, dan pendekatan kasus. Serta menggunakan teknik analisis bahan hukum dengan interpretasi gramatikal dan interpretasi analogis. Bahan hukum yang digunakan terdapat tiga macam, yaitu bahan hukum primer, sekunder, dan tersier.